Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAPA SAWIT
PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN DI
BELAKANG NAMA-NAMA MEREK BESAR
2 SKANDAL BESAR MINYAK KELAPA SAWIT: PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN DI BELAKANG NAMA-NAMA MEREK BESAR
Visi kami agar setiap orang menikmati semua hak yang tertuang
dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan standar HAM
internasional lainnya.
© Amnesty International 2016 Perempuan yang dipekerjakan sebagai pekerja harian lepas pada
sebuah perkebunan milik perusahaan pemasok Wilmar, menyemprotkan
Except where otherwise noted, content in this document is licensed under bahan-bahan kimia tanpa perlengkapan perlindungan
a Creative Commons (attribution, non-commercial, no derivatives, © Amnesty International
international 4.0) license.
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/legalcode
For more information please visit the permissions page on our website:
www.amnesty.org
amnesty.org
SKANDAL BESAR MINYAK KELAPA SAWIT: PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN DI BELAKANG NAMA-NAMA MEREK BESAR 3
DAFTAR ISI
1. RINGKASAN EKSEKUTIF 4
2. METODOLOGI 13
3. LATAR BELAKANG 17
9. PARA PEMBELI WILMAR DAN KEGAGALAN MEREKA DALAM MENGHORMATI HAK ASASI MANUSIA 93
Tampak dari udara perkebunan sawit PT Perkebunan Milano di Sumatera Utara. Perusahaan ini adalah anak perusahaan Wilmar Internasional.
© Amnesty International
Ketiga pemasok adalah PT Sarana Prima Multi Niaga segar dari pohonnya, yang bisa setinggi 20 meter. Untuk
(SPMN), PT Abdi Budi Mulia (ABM) dan PT Hamparan pohon kelapa sawit yang lebih kecil hingga setinggai tiga
Masawit Bangun Persada (PT Hamparan), bagian dari meter, pemanen menggunakan tiang yang lebih pendek
BEST Group, yang memasok Wilmar. Wilmar, SPMN, dan dengan pemotong besar (dodos) diujungnya. Tandan buah
semua kecuali satu pembelinya yang dihubungi Amnesty segar dimasukkan ke gerobak dan dibawa ke titik pengumpul,
International, adalah anggota RSPO. seringnya melalui jalanan yang tidak rata.
mereka perlu semprot pada barisan tanaman yang mereka dimiliki oleh dua anak perusahaan Wilmar (PT Daya
perlu siangi, dan sebagainya. Misalnya, di PT Milano, anak Labuhan Indah, PT Milano) dan tiga pemasok Wilmar
perusahaan Wilmar, pekerja harus menyemprot Sembilan (ABM, SPMN, dan PT Hamparan). Pekerja yang dipekerjakan
tangki bahan kimia setiap hari. Pekerja lainnya memiliki oleh perusahaan ini memberitahu periset Amnesty
target menyebar 15-17 karung pupuk. Jika mereka tidak International bahwa mereka melihat anak bekerja di
memenuhi target, ia akan tetap dibayar upah hariannya perkebunan, membantu orang tua mereka. Karena takut
namun kerja yang belum diselesaikan ditambahkan ke bisa kehilangan pekerjaan jika membahas isu ini, para
target hari berikutnya. orang tua menjadi gugup ketika diwawancarai tentang
pekerja anak. Periset mewawancarai lima anak yang
Target yang harus dicapai pekerja ditentukan oleh masing- membantu ayah mereka dan juga mewawancarai ayah
masing perusahaan dan sepertinya ditetapkan secara mereka. Mereka mewawancarai lima orang ayah lainnya,
sewenang-wenang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang merupakan pemanen, dan mereka mendeskripsikan
ketimbang berdasarkan kalkulasi realistik berapa banyak bagaimana anak mereka bekerja membantu di perkebunan.
yang seorang pekerja bisa lakukan dalam jam kerja mereka.
Konsekuensi tidak memenuhi target beragam dalam anak Beberapa anak mulai bekerja dari usia delapan tahun
perusahaan Wilmar yang berbeda serta pemasoknya yang dan semua berusia di bawah 15 tahun. Kebanyakan anak
diinvestigasi Amnesty International dan tergantung sektor membantu orang tua mereka di sore hari, setelah jam
kategori pekerja. Pekerja bisa mendapati upah mereka sekolah, dan pada akhir pekan atau saat liburan. Namun,
dikurangi bila gagal memenuhi target mereka, dalam beberapa anak putus sekolah dan bekerja di kebanyakan
beberapa kasus mengakibatkan upah mereka jatuh di hari. Anak-anak mengangkat beban berat, karena mereka
bawah upah minimum, atau hilangnya pembayaran ‘bonus’
harus mengangkut karung berisi biji sawit dan beberapa
walau jam kerja telah melebihi batasan waktu kerja. Pekerja
anak menggunakan gerobak penuh berisi tandan buah
jarang dibayar lembur untuk kerja lebih yang dilakukan.
segar yang berat melalui jalanan yang tidak rata dan
jembatan sempit. Mereka beresiko cedera akibat gerakan
yang berulang-ulang, mengangkat beban berat dan bekerja
perkebunan yang diinvestigasi Amnesty International B mengatakan pada periset: “Saya telah membantu ayah
mengatakan mereka mendapatkan bantuan dari pasangan saya setiap hari selama dua tahun [sejak B berusia 12
mereka, anak, atau lainnya dalam memenuhi pekerjaan tahun]. Saya belajar hingga kelas enam di sekolah. Saya
tertentu. putus sekolah untuk membantu ayah karena dia tidak bisa
bekerja sendirian lagi, Saya khawatir karena belum selesai
Hukum Indonesia melarang siapapun mempekerjakan atau sekolah. ... saya ingin kembali sekolah, saya keluar karena
melibatkan anak (setiap orang berusia di bawah 18 tahun) ayah saya sakit dan saya harus membantu.”
dalam bentuk-bentuk terburuk pekerjaan. Bentuk-bentuk
terburuk pekerjaan bagi anak termasuk jam kerja yang C, anak berusia 10 tahun, putus sekolah seteleh kelas dua
berbahaya bagi kesehatan, keamanan atau moral anak; ini dan membantu ayahnya bekerja di perusahaan pemasok
diatur dalam Keputusan Menteri. Anak berusia antara 13 Wilmar. Ia telah membantu ayahnya sejak berusia delapan
dan 15 diperbolehkan melakukan ‘kerja ringan’, yang tidak tahun. Ayahnya, K, berkata: “Saya dapat bonus dari buah
mengganggu perkembangan fisik, mental, atau sosial brondolan yang jatuh karenanya anak-anak bantu saya.
mereka. Usia minimum untuk bekerja adalah 15 tahun Saya tidak bisa memenuhi target bila tidak laukan ini...
namun semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, mandor melihat anak saya membantu. Mandor berkata
keselamatan, atau moral anak dilarang hingga usia 18 tahun. bagus anak membantu saya. [Manajer senior] ... datang
ketika anak saya membantu dan ia tidak mengatakan
Amnesty International mendokumentasikan bukti apapun. Ia tidak keluar dari mobilnya, Ia meneriakkan
keterlibatan anak di kerja berbahaya di perkebunan yang perintah dari dalam mobilnya ke mandor.”
Keterlibatan anak dalam pekerjaan ini bertentangan dengan Praktik-praktik kerja anak perusahaan dan pemasok Wilmar,
hukum hak asasi manusia Indonesia dan internasional, terutama penerapan target tinggi dan penalti, telah
termasuk pelarangan melibatkan anak berusia di bawah 18 mengakibatkan anak bekerja. Dengan mempekerjakan
tahun dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk pada anak, anak berusia di bawah 15 tahun perusahaan diduga
serta melanggar kebijakan perusahaan Wilmar itu sendiri. melakukan pelanggaran hukum sebagaimana tertuang
dalam Pasal 185 Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Amnesty International menulis surat kepada semua Perusahaan juga telah melanggar Pasal 74 dan karenanya
perusahaan tersebut dan memberikan bukti organisasi melakukan pelanggaran hukum berdasarkan Pasal 183 UU
atas adanya pekerja anak. Wilmar merespon Amnesty Ketenagakerjaan karena pelibatan anak berusia di bawah
International dengan mengatakan: “Pekerja anak tidak 18 tahun dalam pekerjaan yang membahayakan kesehatan
memiliki tempat di operasi Wilmar, dan merupakan dan keselamatan mereka.
persyaratan yang tidak bisa ditawar oleh pemasok kami”.
Perusahaan mengatakan “kurangnya akses atas pendidikan
dan pengasuhan anak adalah alasan utama kenapa ini
terjadi” dan menunjukkan investasinya dalam menyediakan KERJA PAKSA
pendidikan dasar dan fasilitas pengasuhan anak. Ia
menyatakan pengawas perkebunan dan manajer mendirikan Indonesia adalah negara pihak dalam Konvensi Kerja Paksa
pengumuman yang menyatakan pekerja anak dilarang, dan International Labour Organization (ILO) dan telah
menjalankan patroli rutin untuk memantau pekerja anak. mengadopsi Konvensi tersebut dalam legislasi nasional.
“Ketika kehadiran pekerja anak terdeteksi, terutama saat Kerja paksa didefinisikan oleh Konvensi dan Hukum
Liburan sekolah, saat para pekerja membawa anak mereka Indonesia sebagai “segala bentuk kerja dan jasa yang
ke perkebunan karena tidak ada yang menjaga mereka di dilakukan seseorang di bawah ancaman sanksi atau
rumah, peringatan keras diberikan kepada pekerja untuk hukuman yang mana pekerja tidak memiliki kebebasan
tidak membawa anak ke lokasi kerja. Tindakan disipliner untuk menyepakati pelaksanaan pekerjaan tersebut secara
diberikan kepada pelanggar berulang.” sukarela.”
Tanggapan Wilmar kepada Amnesty International Perusahaan bisa menghukum pekerja karena gagal
mengabaikan sepenuhnya peran yang dimainkan Wilmar memenuhi target, melakukan pekerjaan tertentu untuk
dalam praktik bisnisnya dalam menciptakan dan kesalahan di pekerjaan mereka (misalnya, karena memanen
melanggengkan kondisi yang mengarah kepada adanya buah yang belum matang). Dalam kebanyakan kasus,
pekerja anak di perkebunannya. Wilmar tidak mengakui penalti memiliki dimensi finansial dan pekerja bisa
dampak upah rendah dan penggunaan target serta menghadapi pengurangan upah atau bonus tahunan atau
hukuman untuk kerja tertentu sebagai faktor penyebab harus merelakan jatah kerja sehari atau jatah cuti. Pekerja
yang membuat para orang tua membawa anak untuk harian lepas terutama sekali rentan karena mereka bisa
bekerja dengan mereka. Perusahaan malah berusaha diskorsing (berhenti bekerja selama sehari atau lebih atau
memindahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada orang dilepas selamanya) jika mereka gagal memenuhi target.
tua. Tanggapan Wilmar juga gagal mengakui para staf Sebagian besar penalti, yang bisa diberikan berdasarkan
pengawas membolehkan keberlangsungan pekerja anak diskresi perusahaan, serta kurang jelasnya informasi
dan perusahaan mendapat untung dari pekerjaan yang dan transparansi tentang pengurangan upah, membuat
dilakukan para anak. Bukti yang dikumpulkan Amnesty pekerja rentan terhadap tekanan dari pengawas, yang bisa
International mendemonstrasikan bagaimana Grup Wilmar memaksakan kerja dengan ancaman kehilangan upah atau
bertanggungjawab dalam pelibatan anak dalam bentuk- kehilangan pekerjaan.
bentuk terburuk pekerjaan di perkebunan yang dimiliki
oleh Grup Wilmar. Amnesty International mendokumentasikan kasus-kasus
para mandor mengancam pekerja perempuan di unit
TSH Resources, perusahaan induk dari SPMN, adalah perawatan tanaman dengan ancaman tidak dibayar atau
satu-satunya pemasok Wilmar yang menanggapi namun mengurangi upah mereka dalam rangka memaksakan kerja
tidak membahas bukti-bukti yang disajikan oleh Amnesty terhadap mereka. U bekerja sebagai pekerja harian leaps
International. di unit perawatan tanaman di PT Milano. Ia mengatakan:
“Targetnya [menyebar pupuk] 15-17 karung... jika aku jika hujan turun dalam kurun waktu tertentu dalam sehari.
tidak mencapai target, mereka terus memintaku bekerja Semua perusahaan karenanya diduga melanggar Pasal 90
namun tidak membayar jam kerja tambahan atau diberikan UU Ketenagakerjaan, yang melarang perusahaan membayar
premi (bonus). Saya harus menyelesaikan semua karung di bawah upah minimum, dan k arenanya telah melakukan
sebelum bisa pulang. Sekitar tiga bulan lalu, temanku dan pelanggaran hukum berdasarkan Pasal 185.
aku mengatakan pada mandor kami kelelahan and ingin
pulang. Mandor mengatakan kepada kami jika tidak mau
bekerja, pulanglah dan jangan kembali lagi.” Periset
Amnesty International menemukan SPMN dan PT
BATASAN JAM KERJA DAN LEMBUR
Hamparan, pemasok Wilmar, mewajibkan pekerja bekerja
Di semua anak perusahaan dan pemasok Wilmar yang
diluar jam kerja normal dan melebihi batasan jam
diinvestigasi Amnesty International, pemanen bekerja
lembur yang diatur dalam hukum Indonesia, hanya agar dengan jam kerja yang panjang, melebihi batasan 40 jam
bisa mendapatkan upah minimum mereka. Komite ahli per minggu yang ditetapkan berdasarkan hukum Indonesia.
ILO mengatakan jenis praktik kerja seperti ini masuk Pada masa puncak musim panen, setelah hujan, pekerja
kategori kerja paksa. bekerja lama untuk mendapatkan bonus. Di musim ketika
buahnya jarang, terutama ketika musim kemarau, pekerja
bekerja lebih lama untuk memenuhi target namun tidak
mendapatkan cukup. Pemanen yang dipekerjakan anak
DIBAYAR DI BAWAH UPAH perusahaan Wilmar mengatakan mereka bekerja hingga
MINIMUM DAN SECARA SEWENANG- 10-11 jam sehari, sedangkan mereka yang bekerja untuk
pemasok wilmar mendeskripsikan bekerja 10-12 jam per
WENANG TIDAK DIUPAH hari. Jam kerja panjang ini adalah kekhawatiran besar,
terutama memperhatikan sifat kerja oleh pemanen yang
Pasal 17 dari Keputusan Menteri Tenaga kerja No. 7/2013 berat secara fisik. Beberapa pekerja juga bekerja di hari
menyatakan Tenaga Kerja ‘Borongan’ tidak boleh dibayar minggu dalam upaya mendapatkan uang untuk cukup
di bawah upah minimum harian atau bulanan yang bertahan hidup atau menutup target yang belum tercapai.
berlaku. Sebagaimana ditekankan di atas, dua pemasok Amnesty International mendokumentasikan kasus pekerja
Wilmar, SPMN dan PT Hamparan menggunakan sistem bekerja 12 jam sehari, tujuh hari seminggu, untuk
kerja borongan. Misalnya, H, yang bekerja untuk SPMN, pembayaran di bawah upah minimum legal. Pemanen
diberikan target mengumpulkan 24 karung buah sawit yang dipekerjakan PT Milano, anak perusahaan Wilmar,
brondolan dalam rangka mendapatkan upah Rp 84.116 menawarkan tambahan bayaran, dikenal sebagai kontanan,
(US$6). Ia mengatakan: “ketika mengumpulkan buah untuk bekerja di hari minggu. Mereka dibayar Rp 40.000
jatuh, paling banyak bisa kumpulkan 18 karung jadi hanya (US$ 3) per ton tandan buah segar yang mereka kumpulkan
dibayar 3.300 Rupiah per karung... sulit mengumpulkan ketimbang membayar upah lembur, seperti disyaratkan
satu karung buah brondolan... pinggangku sakit karena oleh hukum Indonesia. Investigasi Amnesty International
membungkuk mengambil buah tersebut”. Walau melakukan mengungkap lima perusahaan tersebut diduga melanggar
pekerjaan sehari penuh ia hanya dibayar Rp 59.400 Pasal 78 UU Ketenagakerjaan. Ini mensyaratkan perusahaan
(US$4), sangat jauh di bawah upah minimum harian membayar upah lembur tertentu untuk bekerja di luar jam
sebesar Rp 84.116. Pekerja lain juga mengkonfirmasi kerja, untuk membatasi jumlah lembur yang bisa dilakukan
mereka dibayar di bawah upah harian atau bulanan pekerja, dan untuk memenuhi kondisi tertentru terkait
minimum ketika tidak memenuhi target mereka. Pekerja lembur. Pemanen bisa mendapatkan bonus yang bagus
yang terlibat dalam pekerjaan penyemprotan tanaman ketika musim panen, khususnya, ketika buah banyak.
tidak dibayar sama sekali atau dibayar setengah hari, jika Walau bonus untuk melebihi target bisa menjadi kondisi
turun hujan di waktu tertentu, walau pekerjaan mereka yang positif dan yang banyak dihargai oleh para pekerja,
hampir selesai saat itu. hal ini tidak menutupi risiko pelanggaran yang terjadi
karena penerapan target tersebut dan telah didokumentasikan
Amnesty International menemukan bukti bahwwa anak Amnesty International. Mereka juga bisa menutupi fakta
perusahaan Wilmar, PT Milano dan PT Daya Labuhan Indah, bahwa pekerjaan ini membutuhkan dua orang pekerja,
dan para pemasoknya ABM, SPMN dan PT Hamparan tidak karena pemanen sering mendapatkan bantuan dari istri
membayar pekerjanya upah minimum harian jika mereka atau anak. Bonus terkait target seharusnya menjadi
tidak memenuhi target yang ditetapkan perusahaan tau tambahan dan tidak menggantikan upah lembur.
DAN KONDISI KERJA YANG SEHAT atau menyebar pupuk. Beberapa perusahaan gagal
menyediakan peralatan, sementara yang lainnya tidak
mengganti perlengkapan, seperti sepatu bot, masker,
Perkebunan minyak kelapa sawit menggunakan serangkaian
sarung tangan, apron, dan kacamata, ketika perlengkapan
pestisida dan herbisida untuk mengontrol hama dan
ini sudah usang. Sebagai tambahan, Amnesty International
tanaman hama. Perkebunan menggunakan sejumlah besar
menemukan pekerja yang berurusan dengan atau
pupuk untuk memperbaiki hasil. Organisasi lingkungan
menyemprotkan bahan kimia tidak mendapatkan informasi
hidup telah menekankan risiko kontaminasi ke tanaman
yang cukup tentang bahan kimia yang mereka kelola atau
lain, tanah dan air tanah akibat bahan kimia dalam produk
risiko kesehatan khusus yang terkait dengan bahan kimia
tersebut.
ini. Pekerja mendeskripsikan efek negatif kesehatan
setelah terpapar bahan kimia tersebut. Amnesty International
Satu bahan kimia kontroversial semacam itu, yang
mendokumentasikan beberapa cedera serius pada pekerja,
digunakan sebagai herbisida (untuk mengontrol tanaman
termasuk kasus Yohanna yang bekerja di SPMN dan
hama), adalah paraquat diklorida (paraquat). Paraquat
mukanya terciprat Gramoxone, mengakibatkan kerusakan
adalah bahan kimia sangat beracun, yang memaparkan
serius di mata dan syaraf penglihatannya. Yohanna
risiko ancaman kesehatan serius. Paraquat memiliki satu
mengatakan kepada para periset: ”Saya tidak bisa melihat
dari nilai racun akut tertinggi di antara herbisida komersial
melalui mata, Saya mengalami pusing di sebagian kepala,
dan bisa mengakibatkan keracunan setelah pencernaan,
ketika ini terjadi, matanya terasa bengkak. Saya masih
penghirupan atau pemaparan terhadap kulit; penggunaannya
sedikit pusing”. Keterlambatan dalam mendapatkan
telah dilarang di Uni Eropa dan dibatasi di beberapa
perawatan yang dibutuhkan Yohanna memperburuk
negara lainnya.Kementerian Pertanian Indonesia mengatur
kondisinya.
paraquat sebagai pestisida untuk penggunaan terbatas.
Hanya orang yang telah mendapat pelatihan khusus dan
Kebanyakan anak perusahaan dan pemasok Wilmar
tersertifikasi yang boleh menggunakan paraquat.
menyediakan pemeriksaan darah bagi pekerja yang terpapar
dengan bahan kimia namun hasilnya tidak dibagikan
Pada tahun 2008, Wilmar berkomitmen menghapus secara
kepada para pekerja. Pekerja yang hasil pemeriksaan
bertahap penggunaan paraquat di operasinya dan menyatakan
darahnya menunjukkan anomali diberitahu ada masalah
telah mencapainya pada tahun 2011. Ia mensyaratkan
dengan darahnya namun tidak diberikan salinan hasil
pemasoknyan berhenti menggunakan paraquat pada akhir
pemeriksaan. Mereka yang menunjukkan kelainan hanya
tahun 2015. Periset Amnesty International menemukan
dipindahkan ke pekerjaan lain tanpa mengetahui arti hasil
bukti penggunaan herbisida berbasis paraquat oleh pemasok
darah mereka. Ini mengakibatkan para pekerja sangat
Wilmar, terutama SPMN. Penilaian sertifikasi RSPO dari
khawatir dengan kesehatan mereka.
SPMN yang dilakukan pada Juli 2015 mengkonfirmasi
perusahaan tersebut menggunakan paraquat namun pihak
manajemen perusahaan menyatakan rencana pengurangan
penggunaannya. Periset kami mengkonfirmasi melalui DISKRIMINASI JENDER
foto-foto yang baru diambil pada bulan Oktober 2016 and
wawancara bahwa SPMN terus menggunakan paraquat. Laporan ini menekankan adanya pola diskriminasi
Dalam tanggapannya ke Amnesty International, TSH mempekerjakan perempuan sebagai pekerja harian lepas,
Resources, perusahaan induk SPMN, tidak menyangkal tidak menjadikannya pekerja tetap dan menyangkal mereka
penggunaan paraquat atau gramoxone (herbisida berbasis dari manfaat seperti jaminan keamanan seperti asuransi
paraquat). Staf di PT Hamparan, pemasok Wilmar lainnya, kesehatan dan pension. Pekerja di unti perawatan
mengatakan perusahaan menggunakan Gramoxone dan tanaman, yang hampir seluruhnya perempuan, terus
herbisida berbasis paraquat lainnya. Seorang pekerja di menjadi pekerja lepas walau telah bekerja di perusahaan
ABM, yang mencampur bahank kimia yang disemprot para selama bertahu-tahun. Anak perusahaan dan pemasok
pekerja, menyatakan perusahaanya menggunakan Gramoxone. Wilmar mempekerjakan beberapa pekerja harian lepas
sebagai pemanen, namun sebagian besar pemanen – yang mendokumentasikan beberapa pelanggaran serius
hampir seluruhnya laki-laki- dipekerjakan dengan kontrak ketenagakerjaan. Agrupación de Fabricantes de
sebagai pekerja tetap. AceitesMarinos (AFAMSA), Colgate-Palmolive, Elevance
Renewabe Sciences, The Kellogg Company (Kellogg’s),
Amnesty International menanyakan kepada semua pekerja
Nestlé, dan Reckitt Benckiser mendapatkan minyak sawit
di semua perusahaan dan para staf pengawas yang
dari kilang penyulingan yang asal minyak sawitnya berasal
diwawancarainya terkait apakah ada perempuan yang
secara langsung, atau setidaknya, dicampur dengan
dipekerjakan sebagai pekerja tetap oleh perusahaan.
minyak sawit dari perkebunan yang kedapatan ada
SPMN hanyalah perusahaan yang mempekerjakan
perempuan dengan kontrak tetap dan bekerja di pelanggaran berat hak ketenagakerjaan. Sangat besar
perkebunan dan dalam kapasitas sebagai pengawas. kemungkinan Unilever dan Procter &Gamble, yang
Periset berulangkali diberitahu oleh semua pekerja dari mengkonfirmasi mereka mendapatkan minyak sawit dari
semua perusahaan bahwa perempuan hanya dipekerjakan operasi Wilmar di Indonesia, mendapatkan minyak sawit
sebagai pekerja harian lepas dan bekerja di perawatan dari kilang penyulingan yang mana minyak sawitnya
tanaman. Ada beberapa pengecualian tertentu, termasuk dipasok langsung, atau setidaknya, dicampur dengan
perempuan yang dipekerjakan di kantor administrasi
minyak sawit dari perkebunan yang kedapatan ada
sebagai pekerja tetap.
pelanggaran berat hak ketenagakerjaan. Semua kecuali
satu dari perusahaan ini menjadi anggota Roundtable on
Staf pengawas di beberapa perusahaan yang diwawancarai
Sustainable Palm Oil (RSPO), dan mereka mengaku
Amnesty International mengkonfirmasi bahwa perempuan
yang bekerja di lapangan tidak menjadi pekerja tetap. N, menggunakan “minyak sawit berkelanjutan” di website
yang bekerja sebagai pengawas di pemasok Wilmar atau label produk mereka. Tidak satupun perusahaan
mengatakan: “Saya tidak tahu kenapa ini. Beberapa yang dikontak Amnesty International menyangkal
perempuan di kantor adalah pekerja tetap. Pekerja di pelanggaran terjadi, namun tidak satupun menyediakan
lapangan bekerja lebih keras dari yang bekerja di kantor contoh tindakan yang dilakukan dalam mengatasi
karenanya saya tidak tahu kenapa mereka tidak dijadikan pelanggaran hak ketenagakerjaan dalam operasi Wilmar.
pekerja tetap.” Wilmar, ABM dan PT Hamparan belum
menyediakan penjelasan yang masuk akal dan objektif
Sebagai pembeli minyak dari Wilmar, perusahaan tersebut
atas kegagalan mereka menyediakan pekerjaan tetap bagi
memiliki kewajiban untuk memastikan jalur rantai
mayoritas pekerja perempuan yang bekerja di perkebunan
pasokannya bebas dari pelanggaran seperti pekerja anak
mereka.
dan kerja paksa. Ini adalah standar internasional yang
sudah diterima luas. Amnesty International menghubungi
setiap pembeli untuk menanyakan tanggapan mereka atas
PERUSAHAAN MANUFAKTUR temuan organisasi ini dan mencari informasi uji tuntas
MEREK BESAR YANG MEMBELI (due diligence) apa yang telah mereka lakukan untuk
MINYAK SAWIT WILMAR DARI atas pasokan minyak sawit mereka. Tidak satupun dari
perusahaan tersebut sadar adanya pelanggaran tersebut
INDONESIA hingga dihubungi Amnesty International, yang dengan
sendirinya menunjukkan uji tuntas mereka tidak memadai.
Menggunakan data ekspor dan informasi yang Risiko pelanggaran ketenagakerjaan di perkebunan sawit
dipublikasikan oleh Wilmar, Amnesty International di Indonesia sudah diketahui; LSM telah menyediakan
melacak minyak sawit dari perkebunan yang diinvestigasinya informasi yang terpublikasi dan Wilmar sendiri menyatakan
dari kilang penyulingan Wilmar di Indonesia lalu ke bahaw kebijakan “Tanpa Eksploitasi” belum tercapai pada
sembilan perusahaan makanan dan barang rumah tangga akhir 2015. Mengetahui risiko tersebut hadir, adalah tugas
global. Archer Daniels Midland Company (ADM) membeli pembeli untuk memeriksa apakah minyak sawit yang
minyak sawit dari pabrik yang mendapatkan pasokan mereka beli diproduksi dalam kondisi yang eksploitatif.
dari perkebunan tempat Amnesty International Setiap perusahaan menyediakan sejumlah informasi
mereka telah teridentifikasi maka praktik ini bisa menjadi tanpa dampak buruk ke lingkungan hidup dan sosial.
Wilmar dan sebagain besar pembelinya sangat mengandalkan
peringatan keras bagi pembeli, layak diinvestigasi atas
keanggotaan dan sertifikasi RSPO sebagai bukti uji tuntas
dampaknya. Beberapa dari perusahaan tersebut menolak
dan penghormatan HAM. Investigasi Amnesty International
tuduhan Amnesty International bahwa mereka gagal
mengungkap RSPO berlaku sebagai perisai yang memantulkan
melakukan uji tuntas hak asasi manusia yang memadai.
pemeriksaan lebih luas bagi Wilmar dan praktik perusahaan
Teks lengkap respon perusahaan tersebut bisa ditemukan
lainnya. Implementasi dan pengawasan kriteria RSPO
sebagai lampiran laporan ini. sangat lemah dan berdasarkan sistem penilaian yang
dangkal. Amnesty International juga menemukan
Sebagai tambahan kegagalan menjalankan uji tuntas yang perusahaan yang membeli dari Wilmar terlalu mengandalkan
memadai, perusahaan barang konsumsen yang membeli sistem sertifikasi RSPO, terutama untuk memeriksa kondisi
minyak sawit Wilmar mendemonstrasikan kurangnya di tingkat perkebunan. Tiga dari lima penanem kelapa
transparansi. Amnesty International mengirim daftar sawit yang diinvestigasi Amnesty International disertifikasi
produk konsumen yang memasukkan minyak sawit sebagai sebagai memproduksi minyak sawit “berkelanjutan”
komponen, dan menanyakan apakah barang-barang berdasarkan RSPO, walaupun para periset menemukan
tersebut berunsurkan minyak sawit dari operasi Wilmar di pelanggaran berat di perkebunan mereka. Sementara
Indonesia. Reckitt Benckiser mengkonfirmasi bahan dari perusahaan barang konsumen besar mengaku minyak sawit
yang mereka gunakan di produknya sebagai “berkelanjutan”,
sawit bersumber dari Wilmar digunakan untuk membuat
investigasi Amnesty International menyangkal klaim ini.
sabun batangan. Kellog mengkonfirmasi minyak sawit
Keanggotaan RSPO dan penilaian sertifikasi tidak bisa dan
yang bersumber dari kilang penyulingan Wilmar yang
seharusnya tidak dijadikan bukti kepatuhan terhadap hak
teridentifikasi digunakan untuk membuat keripik Pringles
asasi manusia para pekerja.
yang dibuat dan didistribusikan di Cina oleh perusahaan
gabungannya dengan Wilmar. Colgate-Palmolive dan
Nestlé mengatakan tidak ada dari produk yang ada di
daftar Amnesty International berisikan minyak sawit dari KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
operasi Wilmar di Indonesia. Mereka tidak mengatakan
produk mana yang menggunakannya, walau kedua Wilmar, beserta anak perusahaannya PT Milano dan PT
perusahaan mengakui menerima minyak sawit dari kilang Daya Labuhan Indah, serta para pemasoknya, ABM, SPMN
penyulingan yang oleh Amnesty International ditemukan dan PT Hamparan telah melanggar hak pekerja atas
terkait dengann perkebunan yang diinvestigasi di laporan kondisi kerja, kesehatan dan jaminan sosial yang adil dan
menguntungkan. Wilmar, dan perusahaan yang membeli
ini. Dua perusahaan lainnya (Unilever dan Procter &
darinya, tidak mempunyai proses uji tuntas memadai
Gamble) tidak mengkonfirmasi dari daftar produk yang
untuk mengidentifikasi, mencegah, memitiasi serta
berisikan minyak sawit dari operasi Wilmar di Indonesia
mempertanggungjawabkan bagaimana mereka akan
namun mereka tidak memperbaiki daftar tersebut.
mengatasi dampak buruk HAM yang terkait dengan operasi
Perusahaan konsumen lainnya memberikan tanggapan
bisnis mereka. Wilmar gagal menjalankan uji tuntas yang
yang tidak jelas atau tidak sama sekali. Kurangnya memadai bagi pemasoknya. Semua pembeli yang
transparansi terkait produk konsumen ini mengkhawatirkan, diinvestigasi gagal melakukan uji tuntas HAM yang layak
menunjukkan perusahaan tidak menghargai hak konsumen terkait dengan minyak sawit yang berasal dari Wilmar.
dalam membuat keputusan terinformasi dan berusaha Semua perusahaan mendapatkan keuntungan dari, dan
melindungi diri mereka sendiri dari produknya dari berkontribusi atas, pelanggaran serius ketenagakerjaan di
pemeriksaan yang sah. rantai produksi minyak kelapa sawit mereka.
Indonesia memiliki kerangka hukum umum yang relative Pendekatan berbasiskan kepatuhan pada sertifikasi RSPO
kuat tentang hak pekerja, namun pemerintah perlu secara tidaklah memadai dalam memastikan penghormatan atas
mendesak mengatasi celah yang kritis dalam perlindungan hak asasi manusia para pekerja. Perusahaan harus bisa
terkait kerja paksa, pekerja lepas, dan isu-isu lain yang menjalankan pemeriksaan fisik - tidak hanya mengandalkan
diidentifikasi oleh Amnesty International. Berdasarkan jaminan pihak lain, sebuah proses yang tidak menyediakan
informasi yang dikumpulkan oleh Amnesty International, mereka tingkat pengetahuan dan jaminan demi membuat
beberapa perusahaan diduga melanggar hukum Indonesia komitmen kepada pelanggannya.
dan berpotensi melakukan serangkaian tindak kriminal.
Pemerintah gagal mengawasi secara memadai dan Baik perusahaan yang memproduksi barang konsumen
menegakkan hukum ketenagakerjaannya untuk mencegah yang menggunakan minyak sawit dan pemerintahan di
dan memulihkan pelanggaran. Indonesia melanggar negara yang produknya dijual harus memastikan konsumen
kewajibannya untuk melindungi rakyatnya dari pelanggaran bsia membeli barang berlabelkan minyak kelapa sawit
atas hak-hak mereka. “tersertifikasi” atau “berkelanjutan” dengan keyakinan
penuh. Kini konsumen diminta untuk mengandalkan
Mengatasi pelanggaran hak ketenagakerjaan yang berat skema sukarela yang tidak meyakinkan. Perusahaan harus
dan sistematik di perkebunan kelapa sawit membutuhkan jauh lebih transparan dan pemerintah harus bertindak
komitmen luas oleh Wilmar, pemasoknya, dan perusahaan berdasarkan kepentingan konsumen dengen mensyaratkan
yang membeli dari Wilmar. Praktik kerja yang berlangsung transparansi. Sebuah industri minyak kelapa sawit yang
di perkebunan yang dijalankan oleh anak perusahaan benar-benar transparan hanya bisa tercapai jika perusahaan
Wilmar dan pemasoknya, seperti penggunaan upah borongan, - dari pemilik perkebunan hingga mereka yang membuat
penalti, pengaturan kerja lepas, penggunaan bahan kimia hasil akhir produk untuk dijual ke konsumen– menjalankan
berbahaya yang menciptakan risiko bagi keselamatan semua tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi tantangan
pekerja, harus dihapus atau diperbaiki secara substansial yang dihadapi industri. Pelanggaran ketenagakerjaan
dalam rangka menghapus pelanggaran HAM yang berat dan sistematik yang didokumentasikan Amnesty
teridentifikasi di laporan ini. Wilmar harus memastikan International telah terjadi di perkebunan minyak kelapa
perubahan ini dilakukan secepatnya. sawit di Indonesia selama bertahun-tahun. Ini adalah
hasil langsung dari bagaimana bisnis dijalankan. Dominasi
Perusahaan yang membeli minyak kelapa sawit dari Wilmar Wilmar di sektor minyak sawit berarti perusahaa memiliki
harus mengatasi kekurangan berat dalam proses uji tuntas kekuatan besar untuk mengatur parameter produksi
mereka. Tidak satupun mengidentifikasi pelanggaran minyak sawit dan memastikan kondisi yang melindungi
ketenagakerjaan yang terdokumentasi dalam laporan ini dari pelanggaran. Selaras dengan ini, pembeli Wilmar –
sebelum dihubungi oleh Amnesty International. Perusahaan banyak dari mereka perusahaan merek konsumen
yang ingin mengakhiri pelanggaran harus secara mendasar terkenal- telah, secara individual dan kolektif, memiliki
mengubah cara berpikir dan praktik mereka. Perubahan kekuatan untuk mensyaratkan Wilmar menjalankan
tersebut termasuk melakukan pengawasan dan investigasi perubahan di perkebunannya dan mereka yang dari
yang didesain untuk mendeteksi pelanggaran ketenagakerjaan. perusahaan lain yang memasoknya.
mengambil prioritas pada besar perusahaan-perusahaan minyak kelapa sawit dari salah satu kilang penyulingan
barang konsumsi yang merupakan anggota RSPO. Untuk yang dipasok langsung oleh pabrik yang mengambil bahan
penelitian awal, para peneliti memilih lima negara utama mentah dari perkebunan yang tengah diselidiki.
di mana perusahaan-perusahaan barang konsumsi anggota
RSPO tersebut memiliki pabrik atau membuka kantor dengan Para peneliti melakukan tinjauan terperinci pada dokumen-
tujuan untuk melacak ekspor ke lima negara tersebut. dokumen perusahaan yang terbuka bagi masyarakat termasuk
di antaranya kebijakan, keberlanjutan dan laporan kemajuan
Di dalam situs internetnya, Wilmar membuka data lainnya, serta laporan penilaian sertifikasi RSPO pada
mengenai kilang penyulingan serta daftar pabrik pengolahan perkebunan yang tengah diselidiki. Amnesty International
kelapa sawit yang memasok setiap kilang penyulingan menjalin komunikasi dengan Wilmar, para pemasok, serta
tersebut. Amnesty International telah mengidentifikasi 12 perusahaan yang terdaftar mengenai temuan dari
pabrik mana yang dipasok langsung oleh perkebunan penyelidikan Amnesty International.
yang diselidiki oleh para peneliti. Profundo mendapatkan
data ekspor dari bea cukai Indonesia dan data Amerika Wilmar, AFAMSA, ADM, Colgate-Palmolive, ConAgra,
Serikat untuk melacak ekspor perusahaan-perusahaan Elevance, Kellogg, Mars, Mondelēz International, Nestlé,
Wilmar melalui pelabuhan yang paling dekat dengan kilang Procter & Gamble, Reckitt Benckiser, dan Unilever telah
penyulingan menuju lima negara yang dipilih. Amnesty memberikan tanggapan pada upaya komunikasi Amnesty
International sendiri juga memeroleh dan menganalisis International. Sedangkan dari tiga pemasok, hanya TSH
beberapa data ekspor tambahan. Hanya sedikit ekspor Resources Berhad yang menanggapi Amnesty International.
ke pelanggan Wilmar yang dapat terkonfirmasi dengan Tanggapan dari para perusahaan ini dicantumkan dalam
menggunakan data ekspor karena Wilmar cenderung untuk Lampiran I dan dalam website Amnesty International.
mengirimkan barang melewati badan usaha milik Wilmar
lain, bukan langsung ke pembeli. Dengan bantuan dari konsultan hukum, Amnesty International
mengidentifikasi dan menilai ketentuan hukum tenaga kerja
Amnesty International melakukan analisis lebih lanjut Indonesia yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit.
dengan menggunakan data terbaru yang diterbitkan oleh
Wilmar dan menemukan kilang penyulingan milik Wilmar Amnesty International telah membagikan temuannya pada
mana saja yang menerima minyak sawit dari pabrik pemerintah Indonesia.
yang dipasok oleh perkebunan kelapa sawit yang tengah
diselidiki. Melalui informasi dan ekspor data ini, Amnesty Amnesty International berterima kasih kepada Sawit Watch,
International menelusuri perpindahan minyak kelapa sawit Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan
dari perkebunan yang tengah diselidiki menuju kilang Tengah, Organisasi Penguatan dan Pengembangan Usaha-
penyulingan dan pelabuhan hingga sampai ke sejumlah Usaha Kerakyatan (OPPUK), dan Rainforest Action Network
negara di mana perusahaan yang teridentifikasi memiliki (RAN) untuk saran dan bantuan mereka. Amnesty International
koneksi ke Wilmar telah membangun fasilitas pabrik. 12 juga ingin berterima kasih kepada semua pekerja yang
perusahaan yang terpilih melalui penelitian dan analisis telah mau diwawancarai oleh para penelitinya.
awal ekspor adalah: Agrupación de Fabricantes de
AceitesMarinos (AFAMSA), Archer Daniels Midland Company
(ADM), Colgate-Palmolive, ConAgra, Elevance Ilmu
Terbarukan (Elevance), Kellogg Perusahaan (Kellogg),
Mars, Mondelēz International, Nestlé, Procter & Gamble,
Reckitt Benckiser, dan Unilever. Amnesty International
mengirimkan surat kepada masing-masing perusahaan
tersebut yang berisi permintaan untuk mengkonfirmasi
apakah benar mereka adalah pelanggan Wilmar yang
pabrik dan/atau perkebunannya selama ini memasok
minyak sawit yang mereka beli serta nama-nama pelabuhan
yang mereka gunakan untuk menerima pengiriman minyak
kelapa sawit dari Wilmar. Jika perusahaan-perusahaan ini
mengakui bahwa mereka adalah pelanggan dari Wilmar
dan menggunakan minyak kelapa sawit yang bersumber Tanda pengumuman di perkebunan sawit Wonosari PT Daya Labuhan
dari Indonesia, Amnesty International akan meminta mereka Indah di Sumatera Utara. PT Daya Labuhan Indah adalah anak
perusahaan Wilmar. © Amnesty International
untuk mengkonfirmasi apakah mereka menggunakan
PT Perkebunan Milano (PT Milano), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Wilmar di Indonesia, adalah perusahaan
yang menanam kelapa sawit serta memproduksi minyak sawit.6 Perusahaan ini masuk dalam daftar anak perusahaan yang
dianggap penting dalam Laporan Tahunan Wilmar. Perusahaan ini adalah salah satu dari delapan anak Indonesia yang
disebutkan dalam Laporan Tahunan Wilmar. PT Milano memiliki empat lahan perkebunan kelapa sawit dan pabrik di
Sumatera Utara. PT Perkebunan Milano telah disertifikasi oleh RSPO.
PT Daya Labuhan Indah, anak perusahaan Wilmar di Sumatera Utara, adalah perusahaan yang menanam kelapa sawit serta
memproduksi minyak kelapa sawit.7 Wilmar memiliki 95% saham PT Daya Labuhan Indah.8 PT Daya Labuhan Indah memiliki
pabrik dan dua perkebunan di Sumatera Utara. PT Daya Labuhan Indah ini telah disertifikasi oleh RSPO.
PT Sarana Prima Multi Niaga (SPMN), yang berbasis di Kalimantan Tengah, merupakan anak perusahaan Indonesia dari
TSH Resources Berhad. Perusahaan ini menanam kelapa sawit dan memproduksi minyak kelapa sawit. TSH Resources
Berhad (TSH) adalah perusahaan Malaysia yang juga anggota RSPO. TSH memiliki 90% saham PT SPMN9, yang juga telah
disertifikasi oleh RSPO. SPMN memiliki pabrik dan perkebunan. Wilmar telah mengkonfirmasi PT SPMN sebagai pemasok
dalam dokumen terbuka di situs internetnya yang berisi penelusuran rantai pasokan.
PT Abdi Budi Mulia (ABM), yang berbasis di Sumatera Utara, adalah perusahaan milik perorangan yang menanam kelapa
sawit, dan yang juga memproses serta memproduksi minyak sawit.10 Wilmar telah mengkonfirmasi bahwa ABM ini adalah
salah satu pemasoknya.
PT Hamparan Masawit Bangun Persada (PT Hamparan), yang terletak di Kalimantan Tengah, adalah perusahaan yang
menanam kelapa sawit.11 Perusahaan ini adalah satu dari empat perusahaan penanam kelapa sawit di Indonesia yang dimiliki
oleh BEST Group. Baik PT Hamparan maupun BEST Group terdaftar sebagai pemasok Wilmar, tetapi dalam surat balasan
pada Amnesty International, Wilmar menegaskan bahwa mengambil minyak kelapa sawit dari PT Batara Elok Semesta
Terpadu, salah satu kilang penyulingan di Indonesia yang dimiliki oleh BEST Group. PT Batara Elok Semesta Terpadu
adalah anggota RSPO dan dipasok oleh perkebunan yang dimiliki oleh BEST Group.12
2. Wilmar International, Wilmar in Asia: Annual Report (Wilmar di Asia: Laporan Tahunan) 2015, hlm. 1.
3. Wilmar International, Wilmar in Asia: Annual Report 2015, hlm. 14, 32.
4. Wilmar International, Wilmar in Asia: Annual Report 2015, hlm. 16.
5. Wilmar International, Wilmar in Asia: Annual Report 2015, hal . 1, 5.
6. BPS-Statistics Indonesia, Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit 2015, hlm. 39, 88 dan 94.
7. BPS, Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit 2015, hlm. 38.
8. Wilmar International, Wilmar in China: Annual Report 2009, hlm. 173.
9. TSH memiliki 90% saham kepemilikan di PT Sarana Prima Multi Niaga, dan memegang saham melalui perusahaan Induk (holding), berbasis di Singapura, Jatoba
International Pte. Ltd. TSH menyatakan dalam laporan tahunannya bahwa 10% dari PT Sarana Prima Multi Niaga dimiliki oleh pemegang kepentingan yang tidak
mempunyai kontrol. Lihat TSH Resources Berhad, Annual Report 2015, hlm. 128.
10. BPS, Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit 2015, hlm. 87.
11. BPS, Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit, hlm. 294.
12. Lihat http://bestindustrygroup.com/news.php?id=1 (diakses terakhir pada 22 November 2016).
Di dalam sebuah pasar swalayan. Kira-kira 50% dari produk-produk umum yang dijual memiliki minyak sawit dan bahan-bahan berasal dari minyak sawit.
© Amnesty International
3. LATAR BELAKANG diperkirakan bahwa jumlah ini akan berlipat ganda pada
tahun 2020.14 Indonesia adalah produsen minyak sawit
terbesar di dunia dengan hasil produksi 35 juta ton minyak,
diikuti oleh Malaysia, yang memproduksi minyak sawit
PERANNYA DALAM KEHIDUPAN Kelapa sawit dianggap sebagai tanaman penghasil minyak
KITA SEHARI-HARI unggulan karena ia tak memerlukan lahan yang luas dan
membutuhkan lebih sedikit pupuk dan pestisida. Sektor
Minyak sawit dan bahan-bahan berbasis minyak sawit kelapa sawit adalah sumber pendapatan yang signifikan
ditemukan pada sekitar 50% dari produk konsumen bagi pemerintah Indonesia, khususnya melalui pajak
umum.13 Selain dimanfaatkan sebagai minyak goreng, ekspor.16 Namun, ekspansi perkebunan kelapa sawit yang
minyak sawit juga bisa ditemukan dalam banyak produk pesat di Indonesia telah mengakibatkan meluasnya
makanan seperti roti kemasan, sereal sarapan, margarin,
deforestasi yang dapat membahayakan spesies satwa liar.17
cokelat, es krim, biskuit, dan makanan ringan. Ia juga
digunakan dalam deterjen rumah tangga, shampo, krim, Ekspansi ini didorong oleh meningkatnya permintaan
sabun, lipstik, dan bahan bakar bio untuk mobil dan global atas minyak nabati untuk digunakan sebagai bahan
pembangkit listrik. makanan dan selainnya, termasuk sebagai bahan bakar bio.18
13. Green Palm, ‘What is palm oil used for’, http://greenpalm.org/about-palm-oil/what-is-palm-oil/what-is-palm-oil-used-for (diakses 23 Oktober 2016).
14. The Guardian, ‘From rainforest to your cupboard: the real story of palm oil’, www.theguardian.com/sustainable-business/ng-interactive/2014/nov/10/palm-oil-rain-
forest-cupboard-interactive.
15. Sumber: IndexMundi, www.indexmundi.com/agriculture/?commodity=palm-oil, (diakses 23 Oktober 2016).
16. K. Obidzinski, ‘Fact File – Indonesia world leader in palm oil production’, 8 Juli 2013, CIFOR, http://blog.cifor.org/17798/fact-file-indonesia-world-lead-
er-in-palm-oil-production?fnl=en. Fact file menyatakan: “Sektor kelapa sawit, khususnya produksi CPO, adalah sumber penting bagi pendapatan Negara. Sumber
utama pemasukan dari sektor ini adalah pajak ekspor; yang meliputi 0 persen (jika harga acuan ekspor kurang dari $ 500 per ton) hingga 25 persen (ketika harga
acuan domestik lebih dari $ 1300 per ton), menurut World Bank.Pada tahun 2008, CPO telah menghasilkan $12.4 miliar dari hasil ekspor; pada tahun yang
sama, pemerintah mendapat pemasukan sekurangnya $1 miliar dari pajak ekspor.”
17. Friends of the Earth, Greasy palms: The social and ecological impacts of large-scale oil palm plantation development in Southeast Asia, Friends of the Earth,
Januari 2005.
18. World Bank and International Finance Corporation, The World Bank Group Framework and IFC Strategy for Engagement in the Palm Oil Sector, 31 Maret 2011,
hlm. 11 - 13, tersedia di: http://www.ifc.org/wps/wcm/connect/industry_ext_content/ifc_external_corporate_site/agribusiness/reSumbers/palmoil_strategydocument
(diakses 17 November 2016).
Perkebunan Kelapa sawit dikembangkan dengan cara LSM. Pada tahun 2007, RSPO mengembangkan satu
membabat hutan dan ditanam di atas lahan gambut, perangkat kriteria lingkungan dan social yang digunakan
mengakibatkan kerugian besar keanekaragaman hayati sebagai sertifikasi produsen minyak sawit. RSPO memiliki
dan pelepasan emisi gas rumah kaca.19 Sebuah penelitian pengaruh yang signifikan terhadap pembeli minyak sawit,
yang diterbitkan dalam jurnal Science pada tahun 2013 terbukti dengan disuspensinya perusahaan Malaysia, IOI
mencatat bahwa pada tahun 2000 hingga 2012, Indonesia Group, pada bulan April 2016 karena tak memenuhi kriteria
kehilangan lebih dari enam juta hektar hutan primer – area lingkungan RSPO.25 Banyak perusahaan multinasional
setengah ukuran Inggris. 20
Pada tahun 2014, sebuah terkemuka menyingkirkan IOI Group dari daftar pemasoknya
penelitian yang diterbitkan dalam Nature Climate Change setelah itu.26 Namun, beberapa LSM menunjukkan bebera-
menemukan bahwa Indonesia memiliki angka tertinggi pa kelemahan kriteria dan sistem sertifikasi RSPO. Mereka
hilangnya hutan primer tropis di dunia.21 Greenpeace juga menunjukkan keengganan RSPO untuk benar-benar
menganalisis peta Kementerian Perhutanan Indonesia menegakkan standarnya secara ketat.27 Anggota RSPO
tahun 2013 dan menyatakan bahwa sektor kelapa sawit
terhitung berjumlah sekitar 40% dari produksi minyak
adalah penyebab tunggal terbesar dari deforestasi antara
sawit global.28 RSPO telah menyertifikasi 11.45 juta ton
tahun 2009 dan 2011. Deforestasi ini mengancam hutan
(17%) dari minyak sawit yang diproduksi di seluruh dunia.29
yang menjadi habitat kunci bagi harimau sumatera dan
orangutan di Sumatera dan Kalimantan.22
19. P. Pacheco, ‘Zero deforestation in Indonesia: Pledges, politics and palm oil’, http://blog.cifor.org/39085/zero-deforestation-in-indonesia-pledges-poli-
tics-and-palm-oil?fnl=en, 7 Januari 2016 (diakses 17 November 2016).
20. M. C. Hansen, P. V. Potapov, et. al., ‘High-Resolution Global Maps of 21st-Century Forest Cover Change’, Science, 15 November 2013, Volume 342, Edisi 6160,
hlm. 850 – 853 dan N. Sizer, M. Hansen, dan R. Moore,‘New High-Resolution Forest Maps Reveal World Loses 50 Soccer Fields of Trees Per Minute’, www.wri.
org/blog/2013/11/new-high-resolution-forest-maps-reveal-world-loses-50-soccer-fields-trees-minute, 14 November 2013 (diakses 17 November 2016).
21. B. A. Margano, P. V. Potapov, S. Turubanova, F. Stolle, dan M. C. Hansen, ‘Primary forest cover loss in Indonesia over 2000 – 2012’, Nature Climate Change,
diterbitkan daring 29 Juni 2014, tersedia di: www.umdrightnow.umd.edu/sites/umdrightnow.umd.edu/files/nclimate2277-aop_2.pdf (diakses 17 November 2016).
22. Greenpeace, Licence to Kill: How deforestation for palm oil is driving Sumatran tigers towards extinction, Greenpeace, Oktober 2013, hlm. 4 – 7.
23. Lihat M. Colchester dan S. Chao (eds.), Conflict or Consent? The oil palm sector at a crossroads, Forest Peoples Programme, Sawit Watch and TUK Indonesia,
November 2013.
24. Lihat misalnya, Tenaganita and Pesticide Action Network (PAN) Asia and the Pacific, Poisoned and Silenced: A Study of Pesticide Poisoning in the Plantations,
Maret 2002, E. B. Skinner, ‘Indonesia’s Palm Oil Industry Rife With Human-Rights Abuses’, http://www.bloomberg.com/news/articles/2013-07-18/indonesias-
palm-oil-industry-rife-with-human-rights-abuses, 20 Juli 2013, International Labour Rights Forum (ILRF) dan Sawit Watch, Empty Assurances: The human cost of
palm oil, 14 November 2013, OPPUK, Rainforest Action Network dan ILRF, The Human Cost of Conflict Palm Oil, Juni 2016.
25. RSPO, ‘Notice to RSPO Members on the suspension of IOI Group’s Certification, 1 April 2016, tersedia di: www.rspo.org/news-and-events/announcements/notice-
to-rspo-members-on-the-suspension-of-ioi-groups-certification. Pencekalan Grup IOI dihapuskan pada 8 Agustus 2016. Lihat RSPO, ‘Update on the status of IOI
Group’s Certification’, 5 Agustus 2016, tersedia di: www.rspo.org/news-and-events/announcements/update-on-the-status-of-ioi-groups-certification, (diakses 18
November 2016).
26. J. Murray, ‘Multinationals drop palm oil supplier as sustainability certifications start to bite’, Business Green, 6 April 2016, tersedia di:http://www.businessgreen.
com/bg/analysis/2453623/multinationals-drop-palm-oil-supplier-as-sustainability-certifications-start-to-bite (diakses 19 November 2016).
27. Environmental Investigation Agency (EIA) and Grassroots, Who watches the Watchmen? Auditors and the breakdown of oversight in the RSPO, November 2015,
Greenpeace, Certifying Destruction: Why consumer companies to go beyond the RSPO to stop forest destruction, September 2013. Lihat juga P. Castka, dan D.
Leaman (eds), Certification and Biodiversity – How voluntary certification standards impact biodiversity and human livelihoods, Policy Matters, Issue 21, Septem-
ber 2016,International Union for Conservation of Nature and Natural Resource.
28. Greenpeace, Certifying Destruction: Why consumer companies to go beyond the RSPO to stop forest destruction, September 2013, hlm. 1.
29. RSPO, ‘Impacts’,http://www.rspo.org/about/impacts, diperbaharui pada 30 September 2016, (diakses pada 19 November 2016).
30. Food and Agriculture Organization (FAO), ‘Oil Palm’, www.fao.org/docrep/005/Y4355E/y4355e03.htm, (diakses terakhir pada 17 November 2016). Minyak sawit
membutuhkan iklim tropis basah dengan temperatur andtara 24 hingga 32 derajat celsius sepanjang tahun. Ini berarti pertumbuhannya secara umum terbatas
pada sekitar lintang 10 derajat ke utara dan selatan dari garis khatulistiwa, pada ketinggian di bawah 700 meter.
31. GreenPalm, ‘What is palm oil?’, http://greenpalm.org/about-palm-oil/what-is-palm-oil(diakses terakhir pada 17 November 2016).
32. J. W. van Gelder, Greasy Palms: European buyers of Indonesian palm oil, Friends of the Earth, Maret 2004, hlm. 4.
33. GreenPalm, ‘What is palm oil?’, http://greenpalm.org/about-palm-oil/what-is-palm-oil(diakses terakhir pada 17 November 2016).
pabrik pengolahan sawit dalam jangka 24 jam setelah dikirim ke tempat penggerusan untuk menghasilkan CPKO.
dipanen untuk segera diproses. Oleh karena itulah biasanya Sisa buah sawit kemudian diperas untuk diambil minyak
lokasi pabrik pengolahan dekat dengan perkebunan sawit. mentahnya. Minyak ampas biji ini digunakan dalam industri
Di pabrik, tandan buah segar disterilkan dan ditebah, dan pakan ternak. Lihat diagram 1 untuk ringkasan sistem
buah sawit dipisahkan dari bijinya. Biji sawit kemudian proses pembuatan minyak sawit.
Pabrik minyak kelapa sawit. © Amnesty International Para pekerja memuat tandan buah segar. © Amnesty International
Biji-biji buah sawit Minyak Kernel Mentah Kilang Penyulingan RBD PKO
(CPKO) INDUSTRI KIMIA DAN
LAINNYA
Tempat Pemerosesan
Minyak Sawit
TANDAN BUAH Sterilisasi, Pengirikan,
SEGAR (FFB) Pemerasan (pabrik atau
kilang penyulingan minyak
sawit mentah/CPO) Tempat pemerosesan Asam Lemak, Asam Alkohol,
oleokimia Ester, Gliserin, AO
Kilang
INDUSTRI DETERJEN
Minyak Sawit Mentah (CPO)
Penyulingan DAN KOSMETIK
RBD Olein
Sumber informasi: Profundo
CPO dan CPKO diangkut ke kilang penyulingan dimana ‘Identitas terjaga’ (identity preserved), minyak sawit yang
minyak diproses lebih lanjut menjadi minyak goreng; sumbernya disertifikasi dan dapat diidentifikasi dipisahkan
lemak khusus (digunakan dalam coklat, kembang gula, dari minyak sawit biasa dalam seluruh rantai pasokan. Jika
kosmetik dan produk lainnya); oleokimia (senyawa kimia sebuah perusahaan tak menerapkan minyak sawit yang
yang berasal dari minyak seperti gliserin); dan biodiesel memiliki ‘identitas terjaga’, ia akan menerima minyak sawit
(bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari minyak nabati dari berbagai perkebunan dan pabrik kilang penyulingan.
atau lemak).34 Kilang penyulingan minyak sawit Wilmar dan kilang-kilang
dari perusahaan turunannya kebanyakan disertifikasi
Wilmar, dengan apa yang disebutnya sebagai “vertically sebagai ‘Jumlah Seimbang’ (mass balance) dan ‘Catat dan
integrated business model” (model bisnis terintegrasi klaim (book & claim).39
vertikal),35 beroperasi di setiap tahapan sistem proses
dan distribusi minyak sawit. Wilmar memiliki perkebunan
dan pabrik pengolahannya sendiri dimana tandan buah
sawit segar diproses. Wilmar memiliki kilangnya sendiri di PEKERJA PERKEBUNAN SAWIT
Indonesia dimana CPO dan CPKO diproses lebih lanjut.
Kilang-kilang ini juga menangguk CPO and CPKO dari Menurut World Bank Group pada tahun 2011, sektor
pabrik non-Wilmar (yang disebut oleh Wilmar sebagai kelapa sawit menyerap tenaga kerja sebanyak enam juta
pemasok pihak ketiga). Lokasi kilang penyulingan minyak orang di seluruh dunia dan sekitar dua hingga tiga juta
biasanya dekat dengan pelabuhan dimana minyak sawit pekerja di Indonesia.40 Akibat rendahnya mekanisasi,
bisa langsung dikirim ke tujuan berikutnya. Wilmar memiliki perkebunan kelapa sawit yang besar menyerap lebih banyak
perusahaan pengiriman seperti Yihai Kerry International pekerja dibanding perkebunan skala besar lainnya.41
Trading Co. Ltd yang melakukan pengiriman minyak sawit Kebanyakan pekerjaan yang berhubungan dengan industri
dan produk minyak sawit lainnya ke seluruh dunia. kelapa sawit biasanya berkutat di penanaman dan pemanenan
Perusahaan ini memiliki kilang penyulingan di belahan buah, dibanding pemerasan dan kilang penyulingan (lihat
dunia lainnya dimana minyak sawit dapat diolah lebih diagram 1). Membersihkan dan mempersiapkan lahan
lanjut. 36
Wilmar menjual minyak sawit dan sejenisnya ke untuk pembibitan, penanaman, pemupukan dan mengatur
banyak perusahaan lain dan ia juga memproduksi dan tanaman dan pepohonan, serta memanen buah sawit adalah
memasarkan produk konsumsi seperti minyak goreng, pekerjaan padat karya. Kebanyakan dari pekerjaan ini
sabun, dan deterjen.37 dilakukan oleh para pekerja secara manual.42
Karena minyak sawit adalah komoditas cair, ia diramu Perkebunan sawit yang besar terletak di tempat terpencil
dalam berbagai tahapan proses. The Roundtable on dan pelosok Indonesia. Wilayah perkebunan terbesar
Sustainable Palm Oil mengidentifikasi empat model rantai berada di pulau Sumatera dan Kalimantan. Perusahaan-
pasokan. 38
Pada salah satu model rantai pasokannya, yakni perusahaan yang bergerak di perkebunan sawit sangat
bergantung pada pekerja migran dalam negeri dari daerah jatuh dari pohon dan menaruhnya ke tempat
lain. Banyak dari pekerja migran domestik ini yang dibawa pengumpulan untuk kemudian dikirim ke pabrik.
ke Sumatera dan Kalimantan sebagai bagian dari program 3. Transportasi – pengangkut dan supir mengambil
transmigrasi pemerintah Indonesia yang kontroversial. tandan buah segar yang telah dipanen, mengangkutnya
Di bawah program ini, yang pada awalnya dimulai oleh secara manual ke truk kecil dan mengirimnya ke
pemerintah kolonial Belanda namun berlanjut hingga saat pabrik dimana mereka akan diproses. Pabrik-pabrik
ini dalam skala yang lebih kecil, jutaan warga yang tak ini biasanya terletak dekat perkebunan sawit. Supir
memiliki tanah dibayar oleh pemerintah untuk pindah ke mengirim CPO dan CPKO yang sudah diekstrak ke
pulau-pulau yang penduduknya sedikit. Kebanyakan dari kilang penyulingan dimana minyak tersebut akan
warga ini berasal dari Jawa dan Bali dan disebut sebagai diproses lebih lanjut untuk membuatnya menjadi
“transmigran”. Pekerja migran baru maupun lama sering-
43
minyak goreng.
kali bekerja di perkebunan sawit, khususnya di Kalimantan
Tengah, provinsi yang memiliki jumlah penduduk paling Buruh juga bekerja di pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit
sedikit di Indonesia. 44
Pekerjaan alternatif sangatlah dalam perkebunan, namun pengolahan adalah proses yang
terbatas di wilayah terpencil ini, yang didominasi oleh sangat terotomatisasi,46 dan seperti yang telah disinggung
perkebunan sawit. sebelumnya, mayoritas pekerja di perkebunan kelapa sawit
dipekerjakan untuk menanam dan memanen buah sawit.
47. Pasal 56, Undang-Undang 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan). Pasal 1, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Kep.100/Men/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
48. Pasal 10, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.100/Men/VI/2004.
Tampak dari udara perkebunan sawit PT Perkebunan Milano di Sumatera Utara. Perusahaan ini adalah anak perusahaan Wilmar Internasional.
© Amnesty International
49. PT Hamparan adalah satu dari empat penanam buah kelapa sawit yang dimiliki oleh BEST Group. Baik PT Hamparan mau pun BEST Group tidak tercatat sebagai
pemasok Wilmar, namun dalam surat menanggapi Amnesty International, Wilmar mengkonfirmasi ia mendapatkan minyak sawit dari PT Batara Elok SemestaTerpa-
du, sebuah kilang penyulingan di Indonesia yang dimiliki oleh BEST Group. PT Batara Elok Semesta Terpadu menerima minyak kelapa sawit dari perkebunan yang
dimiliki BEST Group berdasarkan informasi dari laman web BEST Group, lihat http://bestindustrygroup.com/news.php?id=1 (diakses terakhir pada 22 November 2016).
untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa dari target upah minimum provinsi dan tiap-tiap kota juga dapat
hari sebelumnya.52 menentukan upah minimum untuk sektor usaha tertentu.56
Ada perbedaan yang besar mengenai besaran upah minimum
Sedangkan target kerja pada supir dan pemuat ditetapkan di seluruh wilayah Indonesia. Misalnya, pada tahun 2015
dengan mengacu pada berat buah-buahan yang mereka upah minimum di Jakarta adalah Rp 2,7 juta (US $ 199),
muat atau mereka angkut.53 dua setengah kali lebih besar dari Jawa Tengah, provinsi
dengan upah minimum terendah pada tahun itu.57
UPAH MINIMUM DAN UPAH LEMBUR Gubernur Kalimantan Tengah menetapkan upah minimum
pada tahun 2015 pada angka Rp 1.896.367 Indonesia
Hukum Indonesia menetapkan batasan atas jam kerja (40 (US $ 139) per bulan dan upah minimum untuk sektor
jam seminggu) dan lembur (maksimal tiga jam per hari atau perkebunan pada angka Rp 1.999.185 (US $ 147). Kedua
14 jam per minggu. 54
Hukum Indonesia juga menentukan besaran upah minimum yang ditetapkan oleh Gubernur
pembayaran yang harus diterima oleh pekerja untuk pekerjaan ini lebih rendah dari angka yang oleh dewan pengupahan
lembur (satu setengah sampai tiga kali upah per jam). 55
provinsi,58 ini dianggap sebagai jumlah uang yang diperlukan
50. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Sumatera Utara, Oktober dan November 2015.
51. Semua nilai tukar mata uang dalam laporan ini dari Rupiah Indonesia ke Dollar Amerika Serikat dihitung menggunakan www.xe.com/ucc, nilai tukar per tanggal 23
November 2016.
52. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Sumatera Utara, Oktober dan November 2015.
53. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja dan staf pengawas, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
54. Pasal 77 dan 78, UU Ketenagakerjaan.
55. Pasal 11, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.
56. Pasal 88 dan 89, UU Ketenagakerjaan.
57. The Economist, ‘Stage set for stormy minimum-wage negotiations’, 1 Oktober 2015, tersedia pada: http://country.eiu.com/Pasal.aspx?Pas-
alid=1153548699&Country=Indonesia&topic=Economy (diakses terakhir pada 17 November 2016).
58. Pasal 89 dan 98, UU Ketenagakerjaan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Nomor 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan
Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 2/2016 tentang Kebutuhan Hidup Layak.
bagi seseorang untuk mendapatkan 'standar minimum fakta bahwa satu keluarga dengan dua anak menghabiskan
kebutuhan hidup yang layak’: angkanya adalah Rp sekitar Rp 1,8 juta (US $ 132) hanya untuk biaya makan
2.254.000 (US $ 166) per bulan. 59
Upah minimum harian seluruh anggota keluarga. Dia juga mencatat bahwa harga
adalah Rp 84.611 (US $ 6). makanan di toko-toko perkebunan 40% - 50% lebih mahal
dibandingkan dengan harga di kota.61
Di Sumatera Utara, upah minimum tahun 2015 adalah
Rp1.625.000 (US $ 120) sedangkan upah minimum
sektoral adalah Rp 2.250.000 (US $ 167). KONSEKUENSI ATAS TIDAK TERPENUHINYA TARGET
Pada semua perusahaan yang diselidiki Amnesty Interna- Ada perbedaan konsekuensi atas tidak terpenuhinya target
tional, para pekerja unit perawatan tanaman dan pemanen pada berbagai anak perusahaan Wilmar dan pada pemasok
jarang mendapatkan bayaran kerja lembur untuk tamba- yang diteliti oleh Amnesty International serta pada kategori
han jam kerja mereka. Perusahaan membayar pemanen pekerja. Para pekerja bisa mendapatkan pemotongan gaji
dengan dasar target bobot tandan buah segar yang mereka jika gagal memenuhi target, yang dalam beberapa kasus
perlu kumpulkan dan memberikan 'bonus' jika para menyebabkan gaji para pekerja ini jatuh di bawah upah
pekerja bisa memenuhi atau melampaui bobot tersebut. minimum, atau penghapusan 'bonus' meskipun jam kerja
Target yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan yang panjang lebih dari batas jam kerja.
dan, secara umum, target harian dan bulanan diatur
sedemikian rupa sehingga pekerja perlu mencapai target Di SPMN, salah satu pemasok Wilmar, para pemanen dan
harian dan bulanan tersebut agar bisa mendapatkan upah pekerja yang bekerja di pemeliharaan tanaman dibayar
minimum. Pihak keluarga sangat bergantung pada 'bonus' dengan menghitung upah borongan untuk pekerjaan yang
yang diterima pemanen saat ia bisa melebihi target agar dilakukan. Upah borongan terjadi ketika pekerja dibayar
bisa memeroleh cukup uang untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan unit pekerjaan yang dilakukan (misalnya jumlah
keluarga. Jika dalam keluarga para pekerja ini hanya ada pohon dipangkas) bukannya dibayar berdasarkan waktu
salah satu atau dua orang dengan penghasilan senilai upah yang dihabiskan untuk pekerjaan tersebut.62 Misalnya,
minimum yang tidaklah cukup untuk memenuhi biaya setiap pekerja memiliki target penyebaran 18 karung
hidup seluruh anggota keluarga, maka para pekerja kelapa kotoran (pupuk) per hari. Jika ia selesai menyebarkan
sawit ini akan berjuang sungguh-sungguh demi memenuhi semua karung, maka sang pekerja dibayar sesuai upah
target. Pekerja yang tinggal di salah satu perkebunan yang minimum harian di Kalimantan Tengah. Jika ia tidak selesai
diselidiki oleh Amnesty International mengatakan bahwa melakukan target pekerjaannya, maka perusahaan akan
harga bahan pokok di toko-toko di dalam atau di dekat mengurangi jumlah bayarannya berdasar setiap karung yang
perkebunan lebih mahal karena posisinya jauh dari pasar belum ia sebarkan (dia hanya akan dibayar pro rata untuk
utama.60 Misalnya, salah satu perkebunan yang diteliti karung yang telah ia sebar). Jika seorang pekerja berhasil
oleh Amnesty International berjarak sekitar 100 km dari melebihi target dan menyebar karung kotoran dalam jumlah
kota terdekat. Para pekerja membutuhkan waktu sekitar yang lebih banyak dari target hariannya, maka ia akan
dua setengah jam dengan mengendarai sepeda motor dibayar sejumlah uang untuk setiap karung tambahan yang
untuk sampai ke kota. Salah seorang aktivis yang meng- telah disebar.63 Sedangkan pada jenis pekerjaan tertentu
umpulkan informasi mengenai biaya hidup keluarga yang seperti membersihkan jalur tanaman, pekerja di SPMN
bekerja di perkebunan di Kalimantan Tengah menemukan menerima upah harian tetap.
64. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Sumatera Utara, Oktober 2015.
65. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah, Februari and November 2015.
66. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Sumatera Utara, November 2015.
67. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Sumatera Utara, Oktober dan November 2015.
68. Wawancara Amnesty International, rincian dirahasiakan untuk melindungi identitas.
69. Wawancara Amnesty International, rincian dirahasiakan untuk melindungi identitas.
banyak demi memenuhi target yang sama meskipun hanya bagian dari BEST Group yang merupakan perusahaan
ada lebih sedikit buah yang bisa dikumpulkan. Seperti pemasok Wilmar.
dibahas lebih rinci di bawah, pekerja bagian perawatan
– B, who works for PT Hamparan, part of the BEST
tanaman dihitung tidak mendapatkan bayaran harian jika
Group which supplies Wilmar.70
pada hari tersebut turun hujan dari pagi hari dalam jangka
waktu tertentu. Hal ini terjadi karena seolah-olah hujan
telah membersihkan atau menawarkan bahan kimia yang
telah disemprotkan pada tanaman dan cara seperti ini
PEKERJAAN FISIK YANG BERAT
tampaknya akan diterapkan pada pekerja yang tidak mampu
Pekerjaan yang dilakukan para pemanen dan pekerja
memenuhi target mereka.
pemeliharaan tanaman adalah pekerjaan fisik yang sangat
berat. Para pemanen menggunakan tiang panjang baja
“Apa yang kami inginkan adalah bahwa jika kami bekerja
(egrek) dengan sepucuk sabit pada ujungnya dengan berat
selama tujuh jam, maka kami akan dibayar sesuai upah
sekitar 12 kg, untuk memotong daun dan cabang pohon
harian namun jika kami bekerja lebih dari itu maka mereka
sawit, dan kemudian memotong tandan buah sawit, dari
membayar kami untuk [tambahan] kerja yang kita lakukan.
pohon yang mungkin tingginya mencapai 20 meter. Untuk
Sekarang bahkan jika kami bekerja 10 jam atau sepanjang
pohon-pohon sawit kecil dengan tinggi tiga meter, pemanen
hari, kami tidak bisa mendapatkan upah harian ... jika kami
menggunakan tiang pendek dengan pahat besar (dodos) di
menyemprot sampai jam 11 dari pagi hari dan kemudian
ujungnya. Setiap tandan buah sawit dapat memiliki berat
turun hujan –maka kami tidak akan mendapatkan bayaran
mulai 15 sampai 25 kg sedangkan pemanen harus memuat
untuk hari itu karena apa yang telahkami semprotkan telah
tandan buah segar ke atas gerobak dan lalu membawanya
encer dan sia-sia. Kami tidak bisa memprediksi alam. Jika
ke tempat pengumpulan. Para pemanen ini harus sering
kami bekerja sampai 12 siang dan lalu turun hujan, maka
menjalankan gerobak berat yang penuh dengan buah sawit
kami tidak akan dibayar karena racun tidak akan efektif
di medan yang tidak rata serta di jembatan sempit yang
atau kurang efektif. Kami harus melakukan pekerjaan itu lagi
menghubungkan daerah-daerah panen dengan jalan raya.
dan baru kami akan dibayar. Kami tidak dibayar tambahan
untuk bekerja lebih, kami hanya mendapat upah harian.
E, seorang pemanen yang bekerja pada salah satu
perusahaan pemasok Wilmar mengatakan: "Pekerjaan ini
Pemanen harus memenuhi berbagai kriteria: jumlah
benar-benar sulit bagi saya dikarenakan kondisi lapangan.
tandan buah segar - 185ffb untuk tanaman yang 2005/2006
[185 (ffb - fresh fruit branches) tandan buah segar untuk Selama musim hujan, baris tanaman terisi dengan air dan
pohon yang ditanam pada tahun 2005 atau 2006] - untuk kami tidak bisa membawa buah dengan gerobak dorong
mendapatkan Rp 80.000 [upah harian]. Jika mereka tidak dan saat berjalan, kaki kami terjebak oleh gambut dan
bisa memenuhi target itu, maka gaji mereka akan dipotong sangat sulit bagi kami untuk berjalan. Kami harus memanen
dan beberapa orang bekerja lebih hingga sore hari. buah dan mengumpulkan buah yang jatuh. Jika daerah
Perusahaan akan melihat jumlah tanaman dalam satu are di sekitar pohon bersih, maka akan lebih mudah bagi
dan kemudian memutuskan berapa banyak orang yang kita, jika ada rumput, maka akan sulit bagi kami untuk
diperlukan untuk mengumpulkan buah dan jumlah ini mengumpulkan buah. Kami harus memotong tandan buah
digunakan untuk menentukan berapa banyak buah yang dekat dengan batang, dan hal itu sulit sekali. Kami harus
harus dikumpulkan oleh pekerja (ini disebut tingkat membawa buah ke titik pengumpulan. Sangat sulit untuk
frekuensi panen). Jika mereka tidak mendapatkan jumlah memanen buah jika tandan buah dikelilingi oleh cabang.
buah yang seharusnya mereka, maka mereka akan Saya harus memotong cabang-cabang pohon untuk bisa
mendapatkan pemotongan gaji. mencapai buah. Saya harus meletakkan semua cabang
yang telah saya potong dengan berjajar. Saya harus
Jumlah buah yang dapat mereka kumpulkan didasarkan memotong daun dan menempatkan dedaunan tersebut
pada hasil, jika hasilnya rendah, maka diperlukan waktu sejajar. Saya mengumpulkan buah sawit ke dalam karung
lebih lama untuk mengumpulkan buah. Apa yang kami dan lalu menempatkannya dalam gerobak serta membawanya
inginkan adalah bahwa kami dibayar upah harian untuk jam ke titik pengumpulan. Titik pengumpulan berada 150
kerja yang kami lakukan. Di pabrik, orang dibayar lebih jika meter dari pohon terjauh. Wilayah kerja saya seluas dua
mereka bekerja lembur "-. B, yang bekerja untuk PT Hamparan, hektar.”71
70. Wawancara Amnesty International dengan B, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
71. Wawancara Amnesty International dengan E, Kalimantan Tengah, November 2015.
Pemanen menggunakan dodos (gagang pendek dengan pahat yang digunakan untuk memanen buah-buah dari pohon-pohon yang tingginya hingga tiga
meter). © Amnesty International
Seorang perempuan menyebarkan pupuk pada sebuah perkebunan yang Para pekerja dapat menghadapi sanksi keuangan atau
diselidiki Amnesty International di Sumatera Utara, nama perusahaan hukuman lainnya seperti menerima peringatan lisan atau
dirahasiakan demi keamanan pekerja. © Nama dirahasiakan
tertulis jika mereka gagal menyelesaikan tugas-tugas ini.74
72. Sebagai contoh lihat, Y. Guan NG, et. al., ‘The prevalence of musculoskeletal disorder and association with productivity loss: A preliminary study among labour
investing manual harvesting activities in palm oil plantations’, Industrial Health, Volume 52, 2014.
73. Sebagai contoh lihat, E. H. Sukardarin, et. al., ‘Investigation of Ergonomics Risk Factors for Musculoskeletal Disorders among Oil Palm Workers using Quick Expo-
sure Check (QEC)’, Advanced Engineering Forum, Volume 10, 2013.
74. Wawancara Amnesty International dengan pekerja dan staf pengawas, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
Jika seorang pekerja mendapat surat peringatan alih-alih peringatan lisan, maka bonus tahunan75 mereka bisa jadi akan
dipotong. Setelah surat peringatan ketiga, seorang pekerja dapat dipindah ke posisi lain atau dipecat.76
Hukuman tambahan yang diterapkan oleh anak perusahaan dan pemasok Wilmar termasuk:77
• Jika seorang pekerja memanen buah sawit yang masih mentah, maka anak perusahaan Wilmar dan SPMN, pemasok
Wilmar, akan mengurangi Rp 5.000 (US $ 0,4) dari total upah sang pekerja. Sedangkan ABM, pemasok Wilmar lain,
memberikan potongan Rp 10.000 (US $ 0,7).
• Pekerja ABM dapat didenda Rp 5.000 (US $ 0,4) jika mereka tidak mengumpulkan biji buah sawit yang jatuh.
• Pada anak perusahaan Wilmar, pekerja mungkin diminta untuk menyerahkan jatah cutinya sebanyak satu hari atau
jika ia adalah buruh harian lepas, maka ia akan diminta menyerahkan hitungan kerja seharian, jika seorang pekerja
tidak memotong tanaman yang tumbuh di batang pohon sawit. Jika seorang pekerja datang terlambat untuk menerima
pengarahan pagi sebanyak tiga kali berturut-turut, maka ia akan dipulangkan dan kehilangan gaji satu hari.
Seperti yang akan dibahas kemudian di bab ini, berbagai hukuman yang dapat jatuh sesuai keinginan majikan membuat para
pekerja rentan terhadap tekanan dari pengawas mereka yang juga bekerja di bawah ancaman kehilangan upah atau pekerjaan.
78. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
79. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
80. US$ 199.
81. Wawancara Amnesty International dengan J, Sumatera Utara, Oktober 2015.
82. Wawancara Amnesty International dengan T, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
83. Surat Wilmar International kepada Amnesty International, per tanggal 17 Oktober 2016.
Beberapa pekerja perempuan juga mengatakan bahwa setelah pukul dua siang, Anda bisa melihat istri para
mereka meminta suami atau pekerja laki-laki lainnya pemanen 'membantu mereka untuk mengumpulkan buah
untuk membantu mereka mencapai target mereka agar agar jumlah buah yang mereka kumpulkan semakin banyak.
mereka tidak kehilangan gaji, meskipun kasus ini jarang Bisa jadi istri bekerja di bagian pemeliharaan tetapi ia
terjadi. Misalnya, E, yang bekerja pada salah satu anak akan datang dan membantu suami setelah menyelesaikan
perusahaan Wilmar sebagai buruh harian lepas di unit jam kerjanya. Jarang sekali mereka tidak membantu suami
pemeliharaan tanaman mengatakan bahwa dia membayar mereka. Selama satu tahun, mereka tidak membantu
sejumlah uang rokok pada seorang pekerja laki-laki untuk suami mereka hanya selama tiga sampai empat bulan,
membantunya memenuhi target saat suaminya sedang ketika ketika pohon-pohon sawit kurang berbuah [para
tidak bisa membantu. 84
istri membantu suami mereka sepanjang tahun, selain tiga
sampai empat bulan di panen rendah] ... Jelas terlihat
N, mantan pengawas yang bekerja pada salah satu pada akhir bulan bahwa orang-orang yang mendapatkan
perusahaan pemasok Wilmar mengatakan: "Biasanya bantuan memperoleh upah lebih.”85
84. Wawancara Amnesty International dengan E, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
85. Wawancara Amnesty International dengan N, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
86. Pasal 74, UU Ketenagakerjaan.
87. Pasal 74 (2) (d) and (3), UU Ketenagakerjaan.
88. Keputusan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi No. Kep-235/Men/2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral
Anak.
89. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak.
ILO telah mengidentifikasi berbagai bahaya yang terkait dengan pekerjaan umum di bidang pertanian, termasuk di antaranya
potensi masalah kesehatan akibat membawa beban berat atau karena menyiangi rumput dan waktu panen, risiko penggunaan
alat tajam, dan terpapar cuaca ekstrim.96 Kebanyakan penelitian terbaru berpusat pada dampak kesehatan dari paparan
pestisida. Catatan ILO: "Meskipun tidak diteliti dengan baik, paparan pestisida jangka panjang pada tingkat rendah telah
dikaitkan dengan masalah kesehatan kronis pada anak-anak, seperti kanker dan masalah kesehatan reproduksi ... Hal yang
cukup mengkhawatirkan adalah studi yang menunjukkan bahwa perkembangan saraf anak-anak dipengaruhi oleh paparan
pestisida.”97
ILO juga telah mengidentifikasi bahaya keamanan dan kesehatan tertentu dalam kaitannya dengan anak-anak yang bekerja
di perkebunan kelapa sawit. Di antarnya termasuk risiko tertimpa cabang buah; luka akibat alat pemotong; lecet kulit karena
kontak dengan buah kelapa sawit dan duri; kerusakan mata karena kejatuhan dedaunan sawit; keracunan dan efek kesehatan
jangka panjang dari penggunaan pestisida atau karena terpapar pestisida; cedera muskuloskeletal karena gerakan berulang
dan mengangkat atau membawa beban berat atau canggung; tingginya tingkat paparan sinar matahari yang dapat
menyebabkan kanker kulit dan kelelahan akibat panas; jam kerja yang panjang; stres; dan risiko racun ular dan gigitan
serangga (terutama nyamuk dan ulat api, hama kelapa sawit). Penggunaan dodos dan egrek untuk memanen tandan buah
memberikan banyak tekanan pada sistem muskuloskeletal.98 Menteri Indonesia Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan
penelitian percontohan mengenai bentuk-bentuk berbahaya pada pekerja anak di sektor perkebunan kelapa sawit. Menteri
mewawancarai 75 pekerja anak berusia antara sembilan hingga 17 tahun. Di antara temuan lainnya, para pekerja anak ini
menyampaikan bahwa: beban rata-rata adalah 10 kilogram dan dibawa pada jarak lebih dari 250 meter; hampir 75% tidak
memiliki sarung tangan, dan sebagian besar telah menderita luka, goresan dan lecet; hampir 90% tidak memiliki pelatihan
sebelum bekerja; 68% mengalami kelelahan akibat panas pada "tingkat stres akibat panas yang berat"; dan waktu kerja
rata-rata lebih dari empat jam per hari, tanpa waktu istirahat yang teratur.99
93. Pasal 1, Konvensi ILO tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, 1999 (No. 182).
94. Pasal 2, Konvensi ILO tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, 1999 (No. 182).
95. Pasal 3 (d), Konvensi ILO tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, 1999 (No. 182).
96. ILO, Children in Hazardous work: What we know, what we need to do, 2011, hlm. 21 - 22, tersedia pada: www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@dgreports/@
dcomm/@publ/documents/publication/wcms_155428.pdf (diakses terakhir pada 14 September 2016).
97. ILO, Children in Hazardous work: What we know, what we need to do, 2011, hlm. 23, tersedia pada: www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@dgreports/@dcomm/@
publ/documents/publication/wcms_155428.pdf (diakses terakhir pada 14 September 2016).
98. ILO, International Programme on the Elimination of Child Labour Safety and Health Fact Sheet: Hazardous Child Labour in Agriculture – Oil Palm, Maret 2004,
hlm. 1.
99. ILO, ‘Child labour in plantation’, tersedia pada: www.ilo.org/jakarta/areasofwork/WCMS_126206/lang--en/index.htm (diakses terakhir pada 14 September 2016).
100. Wawancara Amnesty International dengan X, Sumatera Utara, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan untuk melindungi keselamatan pekerja.
X dan keluarganya yang membantu pekerjaannya sebagai pemanen pada sebuah anak perusahaan Wilmar. Anak laki-lakinya yang berusia 14 tahun, B
telah putus sekolah untuk membantunya secara penuh. Anak-anaknya yang berusia 10 dan 12 tahun, J dan M, membantunya pada siang hari setelah
pulang dari sekolah. © Amnesty International
Para peneliti Amnesty International mewawancarai keluarga Saya bekerja dari pukul 08:00 sampai 16:00. Kami
X saat ia dibantu oleh B anaknya yang berusia 14 tahun bekerja dari Senin sampai Sabtu. Saya memotong buah
yang telah putus sekolah demi membantu X dan juga oleh dengan menggunakan dodos [tiang pendek dengan pahat],
J dan M, anaknyayang berusia 10 dan 12 tahun. B, anak saya mengangkut buah menggunakan gerobak dorong, lalu
yang berusia 14 tahun, mengatakan: "saya telah membantu saya mengumpulkan buah yang jatuh, saya membuang
ayah saya setiap hari selama sekitar dua tahun [sejak B cabang-cabang, saya menata buah di tempat pengumpulan.
berusia 12 tahun]. Saya bersekolah sampai kelas enam. Pekerjaan ini melelahkan. Menggunakan dodos itu sulit
Saya meninggalkan sekolah untuk membantu ayah saya sekali, saya belajar menggunakannya dari ayah saya.
karena dia tidak bisa bekerja lagi. Dia sakit. Saya bingung Telapak tangan saya sakit dan lengan saya lelah dan juga
karena saya belum menyelesaikan sekolah. ... Saya ingin sakit. Mandor setiap hari bertanya pada saya apakah blok
kembali ke sekolah, saya putus sekolah karena ayah saya saya selesai atau tidak. Pada saat saya mulai bekerja,
sakit dan saya harus membantunya. mandor memerintahkan saya untuk menempatkan buah
yang jatuh ke dalam karung. Kerani setiap hari menanyai
Saya membantu ayah dari pagi sampai malam. Saya saya berapa banyak buah yang telah saya kumpulkan? Mereka
bergabung dengan pengarahan pagi pada pukul 7. Saya tidak pernah bertanya mengapa saya tidak bersekolah. Ada
bertemu mandor di sana. Mandor satu, asisten dan anak-anak lain seusia saya yang mengikuti pengarahan
manajer semua datang untuk pengarahan pagi ketika aku pagi. Saya telah mengikuti pengarahan pagi setiap hari
berada di sana. Mandor, mandor satu, asisten dan [petugas [kerja] selama dua tahun terakhir.
yang memeriksa dan membuat catatan dari jumlah atau
bobot buah] kerani datang setiap hari. Manajer datang Saya menyesal putus sekolah. Saya ingin kembali bersekolah
setiap minggu. agar lebih cerdas. Saya ingin menjadi guru.”101
101. Wawancara Amnesty International dengan B, Sumatera Utara, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan untuk melindungi keselamatan anak.
102. Wawancara Amnesty International dengan C, lokasi, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan demi keselamatan.
103. Wawancara Amnesty International dengan K, lokasi, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan untuk keselamatan pekerja.
104. ILO, International Programme on the Elimination of Child Labour Safety and Health Fact Sheet: Hazardous Child Labour in Agriculture – Oil Palm, Maret 2004, hlm. 1.
Seorang anak membawa kereta sorong penuh dengan buah sawit yang berat melewati sebuah jembatan sempit pada sebuah perusahaan yang diselidiki di
Sumatera Utara. Nama perusahaan dan tempat dirahasiakan untuk keselamatan. © Amnesty International
105. Wawancara Amnesty International dengan E, lokasi, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan untuk melindungi keselamatan pekerja.
D, anak E yang berusia 12 tahun mengatakan pada J, seorang anak berusia 10 tahun, mengatakan: "Saya
Amnesty International: membantu dia [ayahku] sampai jam empat atau lima sore.
Tangan saya terasa sakit saat saya mendorong gerobak.
"Saya bersekolah dan saya sekarang kelas enam. Saya Saya telah bertemu dengan mandor dan dia berkata bahwa
membantu ayah setiap hari mulai dari Senin sampai kamu baik karena kamu bekerja mengambil buah yang
Sabtu, mulai pukul dua hingga enam sore. Ayah saya jatuh. Kami mengakhiri sekolah pukul dua belas siang dan
bekerja sampai pukul enam sore untuk mengambil buah kami pergi membantu ayah. Kami juga membantu ayah
yang jatuh. Pekerjaan mengambil buah tidaklah sulit tapi saat akhir pekan.
ada cacing kecil (fireworm) yang menggigit saya. Saya
meletakkan buah ke dalam karung dan membawanya ke ... Kami melewatkan sekolah selama dua minggu untuk
tempat pengumpulan. Saya tidak bisa membawa karung membantu ayah kami bekerja saat ia jatuh sakit. Guru
penuh jadi saya membawa setengah karung. Dengan memperingatkan kami dan bertanya mengapa kamu tidak
akhirnya saya bisa mengumpulkan 10 karung penuh. bersekolah? Saya bilang pada mereka kalau saya bekerja.”108
Pekerjaan yang paling sulit adalah untuk mengumpulkan
semua buah yang jatuh yang tersebar di mana-mana. Saya M, yang berusia 11 tahun, mengatakan: "Saya mengerjakan
tidak memakai sarung tangan dan rasanya sakit sekali saat PR saya saat malam hari atau saat larut malam. Pekerjaan
mengambil buah-buah yang jatuh itu. Saya tidak memakai di kebun tidak sulit tetapi kadangmelelahkan. Pekerjaan
sepatu, saya memakai sandal. Saya tetap bekerja saat hujan membuang cabang adalah pekerjaan yang paling sulit
dan licin sekali. Saya pernah terpeleset saat membawa karena cabang memiliki duri. Punggung saya sakit ketika
karung. Kadang-kadang saya jatuh dan badan saya memar saat saya memakai gerobak dorong. Saya telah bertemu
namun tidak ada perdarahan atau luka.
mandor hampir setiap minggu”.109
J dan M, saudara B (B telah diceritakan di atas, ia putus Beberapa pemanen enggan mengakui bahwa mereka
sekolah demi membantu ayahnya untuk bekerja penuh dibantu anak-anaknya. P, pemanen yang bekerja untuk
waktu), mengatakan kepada para peneliti bahwa mereka salah satu anak perusahaan Wilmar, mengatakan bahwa ia
membantu ayah mereka, X, yang bekerja sebagai pemanen membawa empat orang anaknya yang berusia antara 5-8
pada anak perusahaan Wilmar, setiap hari sepulang tahun sekali atau dua kali dalam satu bulan. Ia menga-
sekolah. J dan M berkata bahwa mereka mengumpulkan takan anak-anaknya bermain dengan buah yang jatuh
buah yang jatuh, membantu X membuang cabang, serta meskipun rekan-rekannya mengatakan bahwa P membawa
membawa buah sawit ke tempat pengumpulan dengan anak-anaknya secara teratur untuk membantunya meng-
menggunakan gerobak dorong. umpulkan buah yang jatuh.111
106. Wawancara Amnesty International dengan D, lokasi dan tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
107. Wawancara Amnesty International dengan E, lokasi dan tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
108. Wawancara Amnesty International dengan J, lokasi dan tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
109. Wawancara Amnesty International dengan M, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
110. Wawancara Amnesty International dengan O, lokasi, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan demi keselamatan.
111. Wawancara Amnesty International dengan P dan pekerja lainnya, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
Pekerja lain yang diwawancarai oleh Amnesty International dan jika terjadi kecelakaan, maka perusahaan tidak akan
menegaskan bahwa bahwa mereka ada di lokasi saat staf bertanggung jawab. G juga mengatakan bahwa perusahaan
bagian pengawasan serta pihak manajemen berkunjung tidak meminta pekerja agar membawa istri atau anak-anak
dan melihat anak-anak yang bekerja satu bagian dengan mereka, tetapi perusahaan juga tidak menghentikan pekerja
orang tua mereka lantas para staf ini tidak mengambil yang membawa anak istrinya. Ia mengatakan bahwa
tindakan apapun. B, yang bekerja sebagai pengawas pada istrinya yang bekerja sebagai buruh harian lepas di bagian
salah satu perusahaan pemasok Wilmar, mengatakan: pemeliharaan tanaman telah membantunya mengumpulkan
"Dalam hampir setiap perkebunan, anak-anak membantu buah yang jatuh tapi ia tidak membawa putrinya untuk
orang tua melakukan pekerjaan mereka, setiap hari. bekerja karena pekerjaan di kebun ia anggap berbahaya.115
Mereka tidak dibayar tetapi mereka membantu orang tua
mereka. Saya di perkebunan ... dan masih ada anak-anak Anak-anak berusia hingga delapan tahun yang bekerja
membantu orang tua mereka memanen ... Seorang pekerja di perkebunan yang dimiliki dan dioperasikan oleh anak
dibantu oleh anaknya yang berusia 10 tahun ... Si anak itu perusahaan dan pemasok Wilmar berada jauh di bawah
tidak bersekolah ... Mandor tahu bahwa si anak membantu usia minimum kerja di Indonesia. Dari lima anak yang
orang tuanya.”112 Seorang perempuan yang bekerja di diwawancarai Amnesty International telah memulai bekerja
bagian pemeliharaan tanaman pada salah satu perusahaan di perkebunan saat sebelum mereka berusia 15 tahun.
pemasok Wilmar lainnya mengatakan bahwa ia melihat Amnesty International juga diberitahu mengenai ke-
seorang anak berusia 14 tahun tengah membantu pemanen beradaan anak-anak lain berusia di bawah dan di atas 15
lain saat ia sedang membantu suaminya yang merupakan tahun yang bekerja di perkebunan. Anak-anak yang saat
seorang pemanen saat di sore hari. R, yang bekerja sebagai ini berusia antara 15 sampai 18 tahun tidak boleh terlibat
pemanen pada salah satu anak perusahaan Wilmar berkata dalam pekerjaan di perkebunan karena adanya bahaya
pada peneliti: "Setiap hari, ada [dua atau tiga] pekerja dan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan anak-anak
[di unit saya] membawa anak-anak mereka [menurut ini. Pekerjaan yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit
perkiraannya, anak-anak ini berusia sekitar 17 tahun] benar-benar tidak dapat dianggap termasuk dalam
bahkan di pagi hari, meskipun mereka tidak ikut pengarahan pengecualian bagi pekerjaan ringan untuk anak-anak
pagi. Jika ada tamu, mereka diberitahu oleh mandor untuk berusia 13 sampai 15 tahun berdasarkan Pasal 69 UU
menyembunyikan diri mereka. Salah seorang asisten Ketenagakerjaan. Keterlibatan anak-anak bertentangan
pernah melihat anak-anak ini tetapi ia pura-pura tidak dengan hukum Indonesia dan hak asasi manusia
tahu. Saya ada di lokasi ketika seorang asisten datang dan internasional, termasuk larangan keterlibatan anak-anak
melihat anak-anak bekerja dengan orang tua dan lalu ia di bawah usia 18 dalam bentuk pekerjaan terburuk untuk
tidak mengatakan apa-apa. Ada beberapa papan peringatan anak, serta kebijakan perusahaan Wilmar sendiri.
di perkebunan ini yang mengatakan bahwa anak-anak
tidak boleh bekerja.”113 Seorang pemanen di salah satu
anak perusahaan Wilmar lain juga mengatakan bahwa
teman-temannya membawa anak-anaknya pada hari-hari TANGGAPAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN KEPADA
kerja untuk membantu mengumpulkan buah-buahan AMNESTY INTERNATIONAL
yang jatuh. Ia berkata bahwa ia melihat orang membawa
anak-anaknya untuk membantu mereka tiap akhir pekan. Amnesty International mengirimkan surat kepada Wilmar
Ia juga menyatakan bahwa para mandor dan asisten berserta ketiga pemasoknya dan menyampaikan ringkasan
lapangan melihat anak-anak itu bekerja tapi mereka tidak temuannya secara terperinci. Hanya Wilmar dan TSH
mengatakan apa-apa.114 Resources, perusahaan induk SPMN yang menanggapi.
G, seorang pemanen yang dipekerjakan oleh salah satu Wilmar menanggapi Amnesty International dan berkata:
anak perusahaan Wilmar berkata pada para peneliti bahwa "Pekerja anak tidak memiliki tempat dalam operasi Wilmar,
ia mendengar seorang mandor memberitahu pekerja dan merupakan persyaratan mutlak bagi perusahaan
bahwa perusahaan tidak memperbolehkan pekerja untuk pemasok kami". Wilmar menunjukkan "kurangnya akses ke
membawa anak-anak di bawah usia minimum ke kebun pendidikan dan perawatan anak adalah salah satu alasan
112. Wawancara Amnesty International dengan B, lokasi, tanggal dan nama perusahaan dirahasiakan untuk keselamatan.
113. Wawancara Amnesty International dengan R, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
114. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
115. Wawancara Amnesty International dengan G, Sumatera Utara, Oktober 2015.
utama mengapa hal ini terjadi" dan Wilmar berinvestasi Wilmar seharusnya tidak menghukum orang tua atas
dalam hal penyediaan pendidikan dasar serta fasilitas kegagalan perusahaan itu sendiri. Perusahaan perlu
perawatan anak. Wilmar menyatakan bahwa pengawas bertanggung jawab atas tindakan dan kelalaiannya sendiri
perkebunan dan manajer telah memasang papan peringatan dan mengatasi faktor-faktor penyebab sehingga orang tua
yang berisi larangan pada pekerja anak, dan melakukan tidak perlu membawa anak-anak mereka untuk turut bekerja
patroli rutin untuk memantau keberadaan pekerja anak. demi mendapatkan uang yang cukup bagi keluarga.
"Saat kehadiran anak terdeteksi, khususnya pada saat
liburan sekolah ketika beberapa pekerja membawa TSH Resources, perusahaan induk SPMN, adalah satu-
anak-anak mereka ke perkebunan karena tidak ada yang satunya di antara perusahaan pemasok Wilmar, yang
menjaga anak-anak mereka di rumah, peringatan keras memberikan tanggapan pada Amnesty International.
telah diberikan kepada para pekerja untuk tidak membawa Perusahaan ini menyatakan bahwa hanya tenaga kerja
anak-anak ke tempat kerja. Tindakan disipliner akan yang berusia di atas 18 tahun ke atas yang dipekerjakan,
diambil terhadap pelanggar yang mengulanginya.”116 bahwa ada pengawasan sehari-hari untuk memastikan
bahwa tidak ada anak-anak bekerja di lapangan, dan bahwa
Tanggapan Wilmar pada Amnesty International sepenuhnya larangan ini juga dikomunikasikan secara teratur saat
mengabaikan praktik bisnis Wilmar dalam menciptakan pengarahan pagi.117 TSH Resources tidak membahas bukti
dan mempertahankan kondisi yang menyebabkan adanya yang disajikan oleh Amnesty International.
pekerja anak di perkebunannya. Wilmar tidak mengakui
adanya dampak dari rendahnya tingkat upah minimum,
dikombinasikan dengan penggunaan target dan hukuman
POTENSI PELANGGARAN PIDANA OLEH PERUSAHAAN
untuk tugas-tugas tertentu, yang merupakan faktor penyebab
orang tua membawa anak-anaknya untuk membantu mereka.
Amnesty International mengajukan bukti yang
Wilmar alih-alih mencoba untuk melimpahkan tanggung
terdokumentasi bahwa ada anak-anak di bawah usia 15
jawab hanya pada orang tua, laki-laki dan perempuan,
yang bekerja untuk Wilmar dengan bayaran yang rendah tahun bekerja di perkebunan milik PT Daya Labuhan
dan dengan ancaman kehilangan upahnya jika target kerja Indah, PT Perkebunan Milano, PT Abdi Budi Mulia, PT
tidak terpenuhi. Tanggapan Wilmar juga tidak mengakui Sarana Prima Multi Niaga, dan PT. Hamparan Masawit
bahwa staf pengawas turut membolehkan para pekerja anak BangunPersada. Praktik kerja perusahaan-perusahaan
terus bekerja dan perusahaan juga telah mendapatkan manfaat ini khususnya dalam hal penggunaan target tinggi serta
dari hasil kerja yang telah dilakukan para pekerja anak. adanya hukuma telah mengakibatkan adanya pekerja anak.
Amnesty Internationaljuga mendokumentasikan bukti
Usaha yang dilakukan Wilmar untuk mencoba melimpahkan bahwa staf pengawas menyadari adanya pekerja anak.
tanggung jawab perusahaan untuk mencegah adanya Adanya pekerja anak ini bertentangan dengan Pasal 68
pekerja anak di perkebunannya kepada orang tua Undang-Undang Ketenagakerjaan yang melarang 'pengusaha'
bertentangan dengan standar internasional tentang bisnis
untuk mempekerjakan anak-anak (di bawah usia 18 tahun
dan hak asasi manusia yang mewajibkan perusahaan untuk
menurut Undang-Undang dan di bawah usia 15 tahun
mengenali dampak dari praktik bisnis mereka. Usaha ini
menurut Keputusan Menteri118). Ketentuan Pasal 73 ini
juga menunjukkan kurangnya niat Wilmar untuk bertindak
menunjukkan bahwa hubungan kerja harus diasumsikan
bahkan saat dihadapkan pada bukti.
jika anak-anak ditemukan di tempat kerja kecuali ada
Terlepas dari upaya untuk membingkai ulang masalah ini, bukti yang menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja.
bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Amnesty International Perusahaan-perusahaan ini diduga melakukan kejahatan
menunjukkan bahwa Wilmar Group bertanggung jawab berdasarkan Pasal 185 UU Ketenagakerjaan.119 Perusahaan-
atas keterlibatan anak-anak dalam bentuk-bentuk terburuk perusahaan ini juga mungkin telah melanggar Pasal 74
pekerja anak di perkebunan milik Wilmar Group. karena keterlibatan anak-anak di bawah usia 18 tahun di
116. Surat Wilmar International kepada Amnesty International, per tanggal 17 Oktober 2016.
117. Tanggapan TSH Resources Berhad kepada Amnesty International, diterima pada 18 November 2016.
118. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 235/2003.
119. Pasal 185 menyatakan “Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam” Article 68: “dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling sedikit Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan maksimum Rp 400.000.000 (empat ratus juta
rupiah)” [US$7.369 – US$29.451].
pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan mendefinisikan tanggung jawab 'pengusaha' yang dapat
mereka dan perusahaan-perusahaan tersebut telah menjadi individu, kemitraan atau perusahaan, yang
melakukan suatu kejahatan berdasarkan Pasal 183 UU didefinisikan sebagai setiap bentuk usaha yang
Ketenagakerjaan 120
. mempekerjakan pekerja.121 Pelanggaran didefinisikan
sebagai 'barang siapa melanggar' ketentuan tertentu di
Suatu badan hukum perusahaan dapat dikenakan pidana bawah Undang-Undang dan karenanya mencakup individu
di bawah hukum yang ada di Indonesia meskipun KUHP pengusaha maupun individu bisnis.122 Sehingga sebuah
(Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) yang ada hanya perusahaan dapat dikenakan pidana di bawah Undang-
mencakup individu. Undang-undang Ketenagakerjaan Undang Ketenagakerjaan.
Hak ini juga dijamin di bawah berbagai Konvensi yang diadopsi oleh ILO yang menetapkan standar terperinci sehubungan
dengan upah minimum, kesehatan dan keselamatan kerja, jam kerja dan istirahat, kerja paruh waktu, perlindungan saat
kehamilan, dan lain-lain.123
PEMBAYARAN DI BAWAH UPAH Pasal 17 dari Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
7/2013 mengatur bahwa pekerja yang dengan upah
MINIMUM DAN PENOLAKAN borongan tidak boleh mendapatkan bayaran di bawah
PEMBAYARAN SECARA SEMENA- upah minimum harian atau bulanan yang berlaku. Seperti
dijelaskan sebelumnya, SPMN, salah satu perusahaan
MENA pemasok Wilmar, beralih pada sistem kerja dengan pemupah
borongan mulai tahun 2014. Ini berarti karyawan SPMN
Kebijakan perusahaan Wilmar menjelaskan perusahaan serta hanya dibayar secara pro rata untuk pekerjaan yang mereka
perusahaan pemasok/sub-kontraktor harus menjamin semua pekerja lakukan seperti pemanenen tandan buah segar atau
dibayar upah yang sama dengan atau melebihi standar upah minimum.124 penyemprotan bahan kimia.125 Untuk beberapa jenis
120. Pasal 183 menyatakan: “(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74, dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah).”
121. Pasal 1(5) (6) dan (15). Pasal 1(4) mendefinisikan pemberi kerja sebagai "orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mem-
pekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.”
122. Sebagai contoh lihat Pasal 185, dijabarkan di atas.
123. Ini termasuk, menyebut beberapa diantaranya: Konvensi Keselamatan dan Kesehatan di sektor Agraria (the Safety and Health in Agriculture Convention), 2001
(No, 184), Kovensi Sistem Penentuan Upah Minimum (Minimum Wage-Fixing Machinery Convention), 1986 (No. 26), Konvensi Penentuan Upah Minimum
(Minimum Wage Fixing Convention), 1970 (No. 131), Konvensi Kerja Paruh Waktu (Part-Time Work Convention), 1994 (No. 175), dan Konvensi Perlindungan Ibu
Hamil (Maternity Protection Convention) 2000 (No. 183).
124. Wilmar International, No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy, 5 Desember 2013.
125. Wawancara Amnesty International dengan pekerja, Kalimantan Tengah, Februari and November 2015. Amnesty International mendapatkan salinan surat edaran,
per tanggal 12 June 2014, dari Asisten General Manager yang menyatakan upah pekerja dibayar berdasarkan kerja menaburkan pupuk, mengangkut tandan buah
segar dan perawatan.
pekerjaan, pekerja SPMN masih menerima upah harian Kenyataan ini dikonfirmasi oleh pekerja bidang pemeliharaan
tetap. H, seorang pekerja tetap di unit pemeliharaan lain yang menggambarkan bagaimana mereka dibayar di
tanaman SPMN mengatakan pada peneliti Amnesty bawah upah minimum harian atau bulanan ketika mereka
International bahwa sebelum tahun 2014 ia dibayar sesuai tidak bisa memenuhi target.128 F, adalah seorang pekerja
tetap SPMN yang bekerja di bagian pemeliharaan tanaman.
upah minimum bulanan provinsi Kalimantan Tengah. Ia
Ia menggambarkan bagaimana ia hanya dibayar Rp 1,6
tidak ditugaskan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
juta per bulan karena ia kerap tidak bisa memenuhi target-
tertentu dan mandor akan menunjukkan padanya
nya. Ini berarti bahwa F dibayar Rp 500.000 lebih rendah
tugas apa yang perlu ia lakukan pada hari itu, mulai dari upah minimum bulanan provinsi Kalimantan Tengah,
mengumpulkan buah yang jatuh hingga menyemprotkan meskipun dia bekerja penuh selama sebulan. F juga
bahan kimia atau menyebarkan pupuk. Karena sistem menjelaskan bagaimana ia harus mencari air untuk
telah berubah, ia menggambarkan bagaimana ia mendapat dicampur ke dalam bahan kimia untuk menyemprot tanaman
di bawah upah minimum harian saat dia ditugaskan untuk (pekerja diberikan bahan kimia dalam botol kecil tapi
mengumpulkan buah yang jatuh. Ia diberikan target untuk harus menemukan air sendiri sebagai campuran bahan
kimia tersebut). Ia mengambil air dari parit di ladang, dan
mengumpulkan 24 karung berisi buah yang jatuh dengan
ia menghadapi kesulitan untuk menemukan air ketika musim
bayaran Rp 84.116. Ia berkata: "ketika saya mengambil
kering. F berjuang untuk bertahan hidup dengan gaji yang
buah yang jatuh, maksimal saya hanya bisa mengumpulkan
didapat dan ia harus mengambil pekerjaan tambahan. F
18 kantong jadi saya hanya dibayar Rp 3.300126 per kantong. mengatakan bahwa: "Biasanya saya menghabiskan lebih
... Sangat sulit bagi saya untuk mengumpulkan satu banyak, sekitar Rp 500.000 atau Rp 600.000129 untuk
karung penuh buah yang jatuh. ... Punggung bawah saya makan, sisanya saya habiskan untuk biaya pendidikan
sakit saat saya harus membungkuk untuk mengambil buah anak bungsu saya. Gaji saya sekarang tidak lagi cukup
yang jatuh". Meskipun bekerja sehari penuh, ia hanya bagi saya dan keluarga jadi saya mengambil pekerjaan
dibayar Rp 59.400 (US $ 4), jauh di bawah upah sampingan seperti mencuci dan memasak untuk keluarga
minimum harian Rp 84.116 (US $ 6) pada tahun 2015.127 lain. Saya juga melakukan praktik pijat sehingga saya bisa
mendapatkan cukup uang untuk hidup selama satu bulan.130
yang berlaku di provinsi Kalimantan Tengah.131 Kasus-kasus juga berakibat pada para pekerja lepas yang dibayar
ini menggambarkan target tidak realistis yang ditetapkan sewenang-wenang. Para pekerja perempuan di bagian
PT Hamparan membuat pekerja rentan menghadapi pemeliharaan tanaman di ABM, salah satu perusahaan
pelanggaran seperti upah jauh di bawah upah minimum. pemasok Wilmar di Sumatera Utara, menggambarkan
bagaimana mereka tidak dibayar sama sekali jika mereka
Pekerja SPMN dan PT Hamparan menggambarkan tidak memenuhi target mereka, jika turun hujan atau jika
bagaimana mereka tidak dibayar sama sekali atau hanya peralatan yang mereka gunakan mengalami kerusakan
dibayar setengah hari untuk pekerjaan yang mereka di beberapa titik saat jam kerja. Z, yang bekerja sebagai
lakukan jika terjadi hujan pada waktu tertentu dalam buruh harian lepas di ABM, mengatakan kepada Amnesty
sehari. Hal ini tampaknya terjadi karena hujan dianggap International bahwa ia harus pulang tanpa menerima upah
membersihkan atau mencairkan bahan kimia yang telah harian saat penyemprot yang ia gunakan rusak setelah
semprotkan pada tanaman dan kebijakan ini tampaknya dipakai menyemprot sebanyak 4 sampai 5 tangki. Ia tidak
akan diberlakukan pada pekerja yang tidak bisa memenuhi menerima bayaranatas pekerjaan yang telah ia lakukan dan
target atau tidak melakukan pekerjaan sama sekali. H yang ia justru disuruh pulang. Z mengatakan: "Keadaan seperti
bekerja di SPMN mengatakan: "Pengarahan pagi dilakukan ini terjadi satu sampai dua kali dalam sebulan. Saat hujan,
pada pukul lima pagi dan kami mulai bekerja pada pukul penyemprot tidak bekerja dengan baik dan setelah saya
enam pagi. Jika turun hujan pada pukul sepuluh pagi atau pakai menyemprot enam sampai tujuh tangki, dan kemudian
setelahnya, maka kami akan dibayar untuk apa yang telah penyemprot itu rusak. ... Saya merasa kesal dan patah hati
kami lakukan. Dan jika turun hujan sebelum waktutersebut, karena saya telah bekerja sedemikian keras”.134
maka kami tidak akan dibayar”. Amnesty International
diberitahu oleh para pekerja dan staf pengawas bahwa J, perempuan lain yang merupakan buruh harian lepas
adalah tugas asisten lapangan untuk memutuskan apakah pada bagian pemeliharaan tanaman di ABM, mengatakan:
pekerja dibayar atau tidak pada saat turun hujan. Jadi "Jika hujan turun pukul 10:00 maka saya disuruh pulang
misalnya, F yang bekerja di SPMN berkata pada peneliti dan saya tidak mendapatkan bayaran untuk hari itu. ...
bahwa ia dibayar upah kerja setengah hari saat turun Jika saya tidak dapat mencapai target saya, maka tidak
hujan tapi H dan pekerja lainnya mengatakan bahwa ada gaji." Menurut J, rata-rata selama enam tahun terakhir,
mereka tidak dibayar sama sekali.132 setidaknya ada dua sampai tiga hari per bulan di mana ia
bekerja tetapi tidak dibayar. J mengatakan kondisi ini bisa
ILO memberikan penekanan: "Agar adil dan efektif, sistem meningkat lebih serius menjadi dua sampai tiga hari per
upah borongan harus transparan, memberikan penghargaan minggu saat musim hujan di mana ia hanya dibayar atas
pada pekerja sesuai dengan kesulitan dan kualitas pekerjaan pekerjaan yang ia lakukan jika hujan turun setelah pukul
mereka, dan memastikan bahwa pekerja termotivasi untuk 10:30.135
mendapatkan bayaran yang secara substansial lebih dari
upah minimum. Jika mayoritas pekerja tidak berhasil Para pekerja bagian pemeliharaan tanaman di PT Milano,
memeroleh upah minimum, berarti tingkat upah borongan anak perusahaan Wilmar di Sumatera Utara, juga mengatakan
diatur terlalu rendah, dan usaha para pekerja dihargai kepada para peneliti bahwa mereka tidak dibayar atas
terlalu rendah.”133 Tingkat upah borongan SPMN dan PT pekerjaan yang mereka lakukan jika turun hujan sebelum
Hamparan ditetapkan pada tingkat yang membuat pekerja atau pada pukul 09:00. U, seorang buruh harian lepas,
mendapat bayaran di bawah upah minimum, yang mana mengungkapkan pada peneliti Amnesty International: "Jika
hal ini bertentangan dengan Pasal 17 Keputusan Menteri saya telah menyemprot dan hujan datang sebelum 09:00,
Tenaga Kerja No. 7/2013. maka saya tidak akan dibayar. ... Jika hujan turun pada
pukul 09:00 sampai 12:00, maka mereka akan membayar
Isu-isu ini tidak asing lagi bagi SPMN dan PT Hamparan saya tapi saya harus datang lagi hari esoknya dan lalu
atau hanya berhubungan dengan penggunaan sistem upah mengulang pekerjaan tersebut. Jika Anda tidak datang,
borongan oleh dua perusahaan tersebut. Praktek pada Anda tidak akan dibayar." U lalu bertanya peneliti, "ketika
beberapa anak perusahaan dan pemasok Wilmar lainnya kita bekerja selama satu atau dua jam, apakah kita harus
131. Wawancara Amnesty International dengan P dan pekerja lainnya, Kalimantan Tengah, Februari and November 2015.
132. Wawancara Amnesty International dengan pekerja, Kalimantan Tengah, November 2015.
133. ILO, Minimum Wage Policy Guide, undated, hlm. 10, tersedia pada: www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---ed_protect/---protrav/---travail/documents/genericdocu-
ment/wcms_508526.pdf (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
134. Wawancara Amnesty International dengan Z, Sumatera Utara, Oktober 2015.
135. Wawancara Amnesty International dengan J, Sumatera Utara, Oktober 2015.
dibayar? Kami tidak tahu apa-apa, kami hanya pekerja.”136 upah borongan yang ditargetkan dalam jangka waktu jam
Sebagaimana dicatat dalam contoh sebelumnya, Amnesty kerja yang ditetapkan yaitu 7 jam, maka pengamatan pada
International mendokumentasikan keadaan di mana para gerak pekerja dan catatan produktivitas sehari-hari turut
pekerja PT Daya Labuhan Indah tidak dibayar atas menjadi pertimbangan ... Upah borongan juga ditinjau
pekerjaan harian yang mereka lakukan jika mereka tidak dan diubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebijakan
bisa memenuhi target untuk satu hari. Mereka harus upah minimum nasional. f. Upah minimum dipantau dan
menyelesaikan suatu pekerjaan pada hari berikutnya dan diperiksa setiap bulan. Pekerja yang tidak bisa memenuhi
hanya dibayar untuk satu hari meskipun mereka telah batas upah minimum akan dikonsultasikan. Alasan tidak
bekerja selama dua hari, sehingga secara efektif mereka mencapai upah minimum juga akan dicatat. g. Dalam
kehilangan upah minimum sebanyak satu hari. kasus di mana pekerja tidak bisa mencapai upah minimum
karena keadaan yang tidak terkendali misalnya karena
hasil panen yang rendah atau cuaca yang buruk, maka
biasanya pihak Manajemen lah yang akan menentukan
TANGGAPAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN KEPADA pemenuhan bayaran bagi para pekerja.”137
AMNESTY INTERNATIONAL
Tanggapan yang dilontarkan oleh TSH Resources nampaknya
Amnesty International mengirimkan surat kepada Wilmar mengakui adanya beberapa karyawan yang tidak mencapai
serta ketiga perusahaan pemasok dan menyajikan ring- upah minimum. Tanggapan TSH Resources juga menunjukkan
kasan temuan secara rinci. TSH Resources, perusahaan bahwa ketika seorang pekerja belum mampu untuk
induk SPMN, dan Wilmar memberikan tanggapan. mendapatkan upah minimum dengan sistem upah
borongan, karena keadaan di luar kuasa mereka seperti
TSH Resources, perusahaan induk SPMN, adalah satu- hasil panen rendah atau cuaca buruk, mereka tidak akan
satunya perusahaan yang memberikan tanggapan pada dibayar dengan upah minimum harian secara otomatis.
Amnesty International. TSH menyatakan: "a. Sistem Sebaliknya, manajemen akan menentukan berapa banyak
pembayaran borongan telah dilaksanakan sejak tahun uang yang bisa mereka dapatkan. Investigasi Amnesty
2011. Sistem ini adalah praktek umum di sebagian besar International menemukan bahwa tingkat upah borongan
industri kelapa sawit tetapi satu-satunya yang menjadi yang ditetapkan oleh SPMN membuat para pekerjanya
pembeda adalah unit pengukuran b. Tujuan sistem upah berusaha untuk memenuhi target yang sangat tinggi demi
borongan adalah untuk menghilangkan pemborosan serta mendapatkan upah minimum, dan menghadapkan para
untuk menghargai kinerja pekerja. Sebagai imbalannya, pekerja ini pada resiko tidak mendapatkan bayaran sesuai
pekerja memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih upah minimum, bahkan ketika mereka telah bekerja sehari
atau di atas upah minimum. c. Untuk menentukan tingkat penuh atau selama satu bulan.
Amnesty International menghargai transparansi Wilmar yang membuka penilaian tersebut bagi masyarakat. Namun, dalam
pandangan Amnesty International, fakta bahwa Wilmar perlu untuk melakukan penilaian internal mengenai pelanggaran
langsung yang terkait dengan praktik dan isu-isu yang sepenuhnya di bawah kontrol perusahaan seperti upah, target, dan alat
pelindung diri menunjukkan kegagalan perusahaan untuk menghormati hak asasi manusia saat menjalankan perusahaan tersebut.
POTENSI PELANGGARAN PIDANA OLEH PERUSAHAAN harian dan mereka telah bekerja selama beberapa jam atau
bekerja selama jam kerja mereka secara penuh, namun
Pasal 90 UU Ketenagakerjaan melarang pengusaha tidak mereka tidak mendapatkan upah minimum harian.
membayar upah lebih rendah daripada upah minimum Karenanya, semua perusahaan tersebut mungkin telah
dan Tenaga Kerja Keputusan No. 7/2013 menjelaskan melanggar Pasal 90 dari Undang-Undang Ketenagakerjaan
bahwa pekerja yang menggunakan sistem upah borongan yang melarang pengusaha membayar upah lebih rendah
tidak boleh dibayar di bawah upah minimum harian atau dari upah minimum dan para perusahaan tersebut mungkin
bulanan yang berlaku. juga telah melakukan berdasarkan Pasal 185.139
138. Wilmar International, Internal Assessment Report on Human and Labour Rights Issues in Sumatera Utara, 16 September 2016, tersedia pada: www.wilmar-inter-
national.com/sustainability/wp-content/uploads/2016/11/Internal-Assessment-Report-on-Human-and-Labour-Rights-Issues-in-North-Sumatra.pdf (diakses terakhir
pada 22 November 2016).
139. Pasal 185 dijabarkan di atas.
Kopi dari sebuah slip gaji seorang pemanen yang bekerja di PT Milano, Sumatera Utara, Juli 2015. Upah yang dibawa pulang Rp 1.841.396. © Pribadi
Kopi dari sebuah slip gaji seorang pekerja harian lepas yang bekerja di PT Daya Labuhan Indah, Sumatera Utara. Upah yang dibawa pulang Rp
1.610.000 untuk bekerja selama 20 hari di September 2015. © Pribadi
Para pemanen yang bekerja di sebuah perusahaan pemasok Wilmar. Seperti hampir semua pemanen yang diwawancarai Amnesty International, ia bekerja
untuk jam kerja yang panjang dan bergantung pada keluarganya untuk membantunya menyelesaikan pekerjaannya. © Amnesty International
140. PT Daya Labuhan Indah mempunyai praktik yang lebih baik terkait hal ini karena walau informasi tidak tertulis di slip gaji, pemanen mengatakan pada Amnesty
International mereka diperbolehkan melihat catatan di buku mandor yang mencatat jumlah tandan buah segar yang dikumpulkan, berat dari yang dikumpulkan
dan berat rerata bulanan dari buah tersebut.
BATAS JAM KERJA DAN LEMBUR utama karena mempertimbangkan pekerjaan yang
dilakukanoleh para pemanen tersebut adalah pekerjaan
fisik dan adanya risiko cedera muskuloskeletal.144
Menurut kebijakan perusahaan Wilmar, perusahaan berikut pemasoknya/
sub-kontraktor harus memastikan bahwa para pekerjanya tidak
bekerja lebih dari enam puluh (60) jam per minggu, termasuk lembur; PERUSAHAAN MENGABAIKAN PERATURAN
bahwa jam lembur dikerjakan atas dasar sukarela; dan bahwa pekerja MENGENAI KERJA LEMBUR
memiliki setidaknya satu hari libur dalam tujuh hari.141
Pemanen yang bekerja di SPMN, salah satu pemasok Wilmar,
mengatakan kepada peneliti bahwa mereka biasanya
KERJA MELAMPAUI BATAS JAM KERJA bekerja tujuh hari seminggu saat musim produksi buah
rendah demi memenuhi target mereka. Para pemanen ini
Pada semua anak perusahaan Wilmar serta perusahaan- dibayar dengan menggunakan sistem upah borongan untuk
perusahaan pemasok yang diselidiki oleh Amnesty tandan buah segar yang mereka kumpulkan. N mengatakan
International, para pemanen bekerja selama dalam durasi bahwa para pemanen biasanya bekerja 11 atau 12 jam
waktu yang lama, melebihi batas 40 jam per minggu yang setiap hari dan ia juga menyoroti rendahnya bayaran dari
ditetapkan oleh hukum Indonesia.142 Pemanen mulai perusahaan. Untuk pohon-pohon sawit yang ditanam pada
bekerja antara 05:30 hingga 06:20. Mereka juga harus tahun 2005, seorang pemanen dibayar Rp 52.000 (US
menghadiri apel pagi, di mana mereka diberi pengarahan oleh $ 4) per satu ton tandan buah segar yang dikumpulkan
mandor dan asisten lapangan, sebelum mereka berangkat dan meningkat menjadi Rp 70.000 (US $ 5) per satu ton
ke wilayah kerja mereka di mana mereka memanen buah untuk buah-buahan dari pohon yang ditanam pada tahun
sawit. Para pemanen ini bekerja enam hari selama 2007. Ini berarti bahwa pemanen harus mengumpulkan
seminggu, yang jika mengacu pada peraturan hukum maka 1,5 ton buah yang mana merupakan jumlah yang sangat
berarti jika mereka mulai bekerja pada 06:00, mereka besar dari pohon yang ditanam pada tahun 2005 agar ia
hanya perlu bekerja tujuh jam setiap harinya dan mereka bisa menerima upah minimum harian. V mengatakan pada
bisa berhenti bekerja pada pukul 13:00 (jika tidak ada peneliti bahwa pemanen biasanya harus bekerja pada hari
istirahat apapun). Namun perusahaan menghitung jam Minggu, yang berarti ia bekerja tujuh hari selama satu
kerja para pemanen ini dimulai pada saat mereka sampai minggu, demi mendapatkan gaji minimum bulanan sebesar
di wilayah kerja mereka dan bukan dimulai pada saat Rp 2,1 juta (US $ 155).145
pengarahan pagi, meskipun kehadiran di apel tersebut
adalah persyaratan wajib. Oleh karena itu, jam kerja resmi
dianggap mulai pukul 07:00 hingga 14:00 bagi pemanen
yang bekerja di anak perusahaan Wilmar di Sumatera
Utara. Para pekerja di perusahaan pemasok mengatakan
bahwa mereka mulai bekerja lebih awal; pengarahan pagi
mereka dimulai pada pukul 05:30. Pada musim panen
raya saat musim penghujan, para pekerja akan bekerja
selama berjam-jam untuk berupaya mendapatkan bonus.
Di musim tatkala produksi buah kurang, terutama saat
musim kemarau, pekerja bekerja lebih lama lagi demi
memenuhi target mereka, namun mereka tidak mendapatkan
banyak uang. Pemanen yang bekerja di anak perusahaan
Wilmar di Sumatera Utara disebutkan bekerja antara 10
Sistem kerja borongan bagi para pemanen di SPMN yang dibayar
hingga 11 jam per hari, sedangkan pemanen yang bekerja dengan per kg buah sawit yang mereka panen berdasarkan umur pohon
untuk pemasok Wilmar di Sumatera Utara dan Kalimantan yang ditanam. Para pemanen memerlukan 1,5 ton buah sawit yang
Tengah disebutkan bekerja antara 10 hingga 12 jam per dipanen dari pohon yang ditanam pada 2005 untuk memenuhi upah
minimum per hari. © Pribadi
hari.143 Durasi jam kerja yang panjang menjadi kekhawatiran
Para pemanen yang bekerja di PT Hamparan mengatakan kesejahteraan yang sama dengan orang yang bekerja di
bahwa mereka sering bekerja 11 sampai 12 jam untuk bisa perusahaan lain. Sehingga di usia tua saya kelak, saya
mendapatkan Rp 80.000 (US $ 5,8). Para pemanen ini bisa melihat anak-anak saya mendapatkan pendidikan yang
mengatakan pada peneliti bahwa mereka dulu bekerja pada lebih tinggi dan tidak berakhir seperti saya”.147
hari Minggu dan mendapatkan bayaran untuk pekerjaan
mereka di hari Minggu tersebut namun perusahaan telah S dibayar sesuai berat buah yang dikumpulkan dan ia
mengubah kebijakannya pada bulan Januari 2015.146 digambarkan mendapat bayaran sekecil Rp 50.000 (US $
3,7) untuk tujuh jam kerja di hari Minggu. Upah S di hari
Pemanen yang bekerja di PT Milano, anak perusahaan Minggu jauh lebih kecil dari upah yang ia terima sebagai
Wilmar di Sumatera Utara, ditawari untuk mendapatkan
bayaran lembur. Upah S di hari Minggu ini juga lebih
pembayaran tambahan yang disebut sebagai kontanan jika
rendah dari upah minimum harian. Hari Minggu adalah hari
mereka bekerja di hari Minggu. Mereka dibayar Rp 40.000
libur dalam satu pekan, menurut Menteri Transmigrasi
(US $ 3) per satu ton tandan buah segar yang mereka
dalam Surat Keputusan mengenai Kerja Lembur. Para
kumpulkan dan uang kontanan ini bukanlah uang lembur.
pekerja seharusnya menerima dua kali gaji per jam untuk
tujuh jam pertama dan tiga sampai empat kali gaji per jam
S adalah seorang pemanen di PT Milano. Ia berkata:
untuk jam kedelapan dan kesembilan saat mereka bekerja
“Saya bekerja sejak pukul 06:15 selama tujuh jam tapi di hari Minggu.148 Ini berarti bahwa para pekerja seharusnya
jam kerja saya bergantung pada target, kadang-kadang menerima setidaknya dua kali upah minimum harian
saya bekerja sampai pukul 16:00 karena kita dipaksa untuk bekerja di hari Minggu alih-alih menerima bayaran
untuk mendapatkan 60 TBS [tandan buah segar] per hari. yang kurang dari upah minimum harian sebagaimana yang
Jika kami tidak bisa memenuhi target, maka buah jatuh diterima oleh S.
kami [buah jatuh yang dikumpulkan oleh para pekerja]
akan digunakan untuk menghitung target. ... Manajemen Seperti disebutkan sebelumnya, hukum Indonesia juga
tidak menganggap pertambahan jam kerja saya sebagai memiliki beberapa batasan pada kerja lembur. Setiap kerja
kerja lembur. Manajemen memberitahu bahwa kami lembur harus disepakati dengan pekerja secara tertulis,
memiliki target 60 TBS dan kami tidak pernah mendapatkan tidak boleh melebihi tiga jam dalam sehari atau 14 jam
catatan mengenai waktu kerja tambahan kami. ... Saya dalam sepekan dan pengusaha harus memberikan bayaran
takut ketika saya tidak memenuhi sasaran maka mandor kerja lembur bagi para pekerjanya.149 Pengusaha diminta
akan marah pada saya. Saya takut dipecat. Saya merasa untuk memastikan bahwa para pekerja mendapatkan
ketika saya kehilangan bonus buah jatuh maka saya merasa kesempatan untuk beristirahat secara cukup. Pengusaha
seperti sedang dijajah. Saya bekerja keras untuk itu. Saya juga harus menyediakan makanan dan minuman setidaknya
mandi keringat untuk itu. ... Jam kerja terpanjang saya
sebesar 1.400 kalori jika kerja lembur dilaksanakan
bekerja adalah dari mulai pukul 06:15 sampai pukul
selama tiga jam atau lebih.150 Beberapa anak perusahaan
16:00 dengan istirahat 20 menit untuk makan siang. Saya
dan perusahaan pemasok Wilmar tidak memberikan upah
seorang laki-laki yang sudah menikah, jadi betapa pun
lembur bagi para pekerja pemanen untuk tambahan jam
sulitnya, saya tetap harus melakukan pekerjaan ini.
bekerja mereka selama seminggu. Perusahaan-perusahaan
ini hanya mengandalkan sistem bonus. Untuk kerja lembur
Saat bekerja di hari Minggu, saya mendapatkan Rp
50.000 untuk bekerja sepanjang hari - selama tujuh jam. di hari Minggu, SPMN dan PT Milano memberikan bayaran
Saya bekerja sejak pukul 08:00 hingga pukul 16:00. Saya sesuai dengan berat buah yang dikumpulkan dan tidak
tidak mendapatkan hari libur sebagai ganti kerja di hari memberikan bayaran per jam sebagaimana diatur oleh
Minggu tersebut. Perusahaan memaksa kami untuk hukum. Lembur tidak disetujui secara tertulis, pekerja
mengambil buah jatuh [pada hari Minggu] tetapi kami tidak disediakan makanan atau minuman dan kerja lembur
tidak mendapatkan bayaran untuk itu. sering melebihi batasan 14 jam kerja, terutama saat para
pekerja bekerja pada hari Minggu.151 Surat Keputusan Menteri
Bagi saya pribadi, saya ingin kesejahteraan yang lebih baik, Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 102/2004 mengatur
saya ingin gaji yang layak. ... Saya ingin mendapatkan bahwa pekerja yang bekerja berdasar sistem upah borongan
146. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah, November 2015.
147. Wawancara Amnesty International dengan S, Sumatera Utara, Oktober 2015.
148. Pasal 11, Keputusan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Nomor Kep.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.
149. Pasal 78, UU Ketenagakerjaan. Pasal 6, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 102/2004.
150. Pasal 7, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 102/2004.
151. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
juga harus mendapatkan uang lembur. Upah bulanan bonus yang berbeda. Para pemuat dan pengemudi yang
bagi pekerja yang dibayar berdasar sistem upah borongan bekerja di anak perusahaan Wilmar menyoroti bagaimana
ditentukan berdasarkan upah rata-rata yang mereka terima mereka bekerja lebih lama dalam seminggu (sampai 12
selama 12 bulan sebelumnya dan rata-rata upah tersebut jam per hari) dan juga pada hari Minggu, tanpa hari libur
tidak boleh berada di bawah upah bulanan regional.152 pengganti. Q, yang bekerja di unit transportasi PT Milano,
mengatakan: "Saat musim panen raya, maka kami tetap
Undang-undang Ketenagakerjaan mewajibkan majikan untuk
bekerja di hari libur dan juga Minggu, jika ada buah tersisa
memberikan periode istirahat dan cuti bagi pekerjanya
yang harus diangkut, maka kami harus bekerja di hari
berupa setengah jam masa istirahat setelah bekerja selama
empat jam dalam sehari dan hari libur selama satu sampai Minggu. Dalam empat bulan musim panen raya ada rotasi
dua dalam satu pekan berdasarkan apakah pekerja bekerja pemanen di mana mereka kembali ke awal blok, tetapi jika
selama enam atau lima hari selama sepekan.153 Namun, rotasi pemanan itu tidak terjadi, maka kami harus melakukan
para pekerja PT Milano dan SPMN yang bekerja di hari kontanan. Kami sering bekerja selama empat minggu
minggu tidak mendapatkan hari libur dan banyak pemanen berturut-turut. Periode kerja tanpa istirahat terpanjang
mengatakan kepada Amnesty International bahwa mereka kami adalah tiga bulan. Perusahaan tidak menawarkan
bekerja sampai tiga bulan tanpa hari libur saat musim satu hari libur setelah kami bekerja sepanjang pekan.
panen raya.154 B, yang bekerja sebagai pemanen di PT
Milano, mengatakan: "Kami kehabisan uang di akhir bulan
Kami belum menghitung upah per jam kami. Kami tahu
dan kemudian saya melakukan kontanan. ... Saya telah
bahwa hukum Indonesia hanya mengizinkan maksimal 40
diperingatkan oleh mandor bahwa pemanen tidak boleh
jam kerja sehingga kami telah meminta perusahaan untuk
melakukan kontanan. Ia berkata pada saya jika Anda ingin
memberikan upah lembur tetapi perusahaan berkata bah-
tetap bekerja di sini, ikutilah apa kata perusahaan. Saya
biasanya melakukan kontanan tetapi saya merasa tidak wa mereka tidak mau memberikan lembur dan hanya akan
enak badan hari itu. Periode kerja terpanjang saya adalah memberikan kontanan. Kami mengangkat masalah ini
kerja tanpa istirahat selama tiga bulan”.155 pada GM [General Manager] ketika ada pertemuan untuk
perundingan bersama dan ia bilang bahwa ia tidak ingin
Pemuat dan pengemudi yang mengangkut tandan buah segar memberi bayaran lembur. ... Peristiwa ini terjadi pada
ke pabrik dan kilang penyulingan menggunakan sistem tahun 2013.156
152. Pasal 9.
153. Pasal 79. UU Ketenagakerjaan.
154. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Oktober, dan November 2015.
155. Wawancara Amnesty International dengan B, Sumatera Utara, Oktober 2015.
156. Wawancara Amnesty International dengan Q, Sumatera Utara, Oktober 2015.
POTENSI PELANGGARAN PIDANA OLEH seseorang di bawah ancaman hukuman dan ketika
PERUSAHAAN seseorang tersebut tidak menawarkan diri secara sukarela.”159
PT Milano dan PT Sarana Prima Multi Niaga mungkin mereka tidak bisa memenuhi target mereka. Pengusaha
juga telah melanggar Pasal 79 UU Ketenagakerjaan dapat menghukum pekerja jika mereka gagal melakukan
karena tidak memberikan kesempatan bagi para pekerja tugas-tugas tertentu atau jika mereka melakukan kesalahan
mereka untuk mengambil waktu istirahat dan waktu cuti dalam pekerjaan mereka (misalnya saat memetik buah
dan kedua perusahaan ini mungkin juga telah melakukan yang masih mentah). Dalam kebanyakan kasus, hukuman
pelanggaran pada Pasal 187 Undang-Undang tersebut. yang diberikan memiliki dimensi finansial dan pekerja
menghadapi kemungkinan pemotongan gaji atau pemotongan
bonus tahunan atau mungkin juga harus dipulangkan lebih
awal di hari kerja atau diharuskan melepas jatah cuti. Buruh
KERJA PAKSA harian lepas juga sangat rentan karena mereka dapat
'dihanguskan' dan berhenti dari bekerja untuk satu hari
Kebijakan perusahaan Wilmar menyatakan bahwa perusahaan, atau lebih atau membiarkan pergi sama sekali jika mereka
pemasok atau sub-kontraktor tidak boleh menggunakan atau gagal menemui sasaran.
mempromosikan penggunaan tenaga kerja paksa dan akan mengambil
tindakan yang tepat demi mencegah penggunaan tenaga kerja paksa Sejumlah besar hukuman yang dapat diterapkan sesuai
dalam aktivitas mereka. Perusahaan harus melakukan tindakan kemauan pemberi kerja serta kurangnya kejelasan dan
pemulihan ketika ditemukan adanya kasus tenaga kerja paksa atau transparansi tentang potongan upah membuat pekerja
perdagangan manusia untuk memastikan korban mendapatkan rentan terhadap tekanan dari pengawas mereka yang
layanan yang ada untuk menerima bantuan dan dukungan.157 sebenarnya juga bekerja di bawah ancaman kehilangan
upah atau kehilangan pekerjaan.
Indonesia merupakan negara peratifikasi Konvensi Kerja
Paksa ILO, 1930, dan telah mengadopsi Konvensi Amnesty International mendokumentasikan beberapa
tersebut dalam hukum nasional. 158
Dalam Konvensi dan kasus tatkala para mandor mengancam pekerja perempuan
dalam hukum Indonesia, kerja paksa didefinisikan sebagai bagian pemeliharaan tanaman tidak mendapat bayaran
"semua pekerjaan atau pelayanan yang didapatkan dari atau mendapatkan potongan gajiatas pekerjaan mereka.
A yang bekerja sebagai buruh harian lepas di unit akan menganggap saya hanya bekerja untuk setengah hari
pemeliharaan tanaman di PT Milano mengatakan: "Targetnya saat saya tidak bisa memenuhi target”.165
adalah [untuk menyebar] 15 hingga 17 karung ... Jika
saya tidak bisa menyelesaikan target saya, maka mereka Kasus-kasus ini, serta situasi di mana pekerja harus
akan meminta saya untuk tetap bekerja namun saya tidak mengulangi pekerjaan yang telah mereka lakukan karena
akan dibayar atas tambahan waktu bekerja atau saya tidak turunnya hujan pada waktu tertentu, di bawah ancaman
akan mendapatkan premi [bonus]. Saya harus menyebar bahwa mereka tidak akan mendapatkan bayaran jika
semua karung sebelum saya berangkat. Sekitar tiga bulan tidak mau mengulangi pekerjaannya, bisa berujung pada
lalu, saya dan teman saya berkata pada mandor kalau kami pekerjaan paksa karena pekerjaan tersebut dilaksanakan
sudah sangat lelah dan ingin pulang. Mandor berkata pada di bawah ancaman hukuman dan para pekerja tidak lagi
kami jika kalian tidak ingin bekerja, pulang saja ke rumah menawarkan diri untuk bekerja secara sukarela.
dan tidak usah datang lagi. Pekerjaan ini adalah pekerjaan
yang sulit karena targetnya mengerikan. Kami harus Komite Ahli ILO menyatakan: "Pada beberapa kasus,
mengerjakan 17 karung. Medannya yang kami hadapi ketakutan akan pemecatan mendorong pekerja untuk
sangat sulit karena jalannya menanjak dan kami harus bekerja dengan jam kerja lembur jauh melampaui apa yang
berjalan naik dan turun. Medan yang kami hadapi berupa diperbolehkan oleh undang-undang nasional ... Dalam
lahan gambut dan ada tonggak pohon di mana-mana. kasus lain, di mana remunerasi berdasarkan pada target
Kaki, tangan, dan punggung saya sakit setelah melakukan produktivitas, pekerja bisa diwajibkan untuk bekerja di luar
pekerjaan tersebut”.162 jam kerja normal, karena hanya dengan demikian mereka
bisa memeroleh upah minimum ... Berkenaan karena
Z, yang bekerja di PT Daya Labuhan Indah, salah satu masalah ini diangkat di hadapan Komite oleh berbagai
anak perusahaan Wilmar, sebagai buruh harian lepas pada serikat pekerja, ... Komite telah mengamati bahwa meskipun
bagian pemeliharaan tanaman menggambarkan bagaimana pekerja secara teori dapat menolak untuk bekerja melampaui
ia tidak bisa memenuhi target dan tidak bisa menyelesaikan jam kerja normal, mereka tetap menghadapi kerentanan
pekerjaannya karena ada terlalu banyak pekerjaan untuk ia karena dalam praktiknya para pekerja ini mungkin tidak
lakukan. Pada hari berikutnya, Z berkata kepada mandor memiliki pilihan lain dan wajib bekerjamelampaui jam
saat pengarahan pagi bahwa ia tidak bisa menyelesaikan kerja normal demi mendapatkan upah minimum atau
pekerjannya. Z berkata bahwa tidak akan ada pekerjaan untuk mempertahankan pekerjaan mereka, atau keduanya.
baru untuk hari itu karena ia harus menyelesaikan bebean Komite menganggap bahwa dalam kasus-kasus di mana
pekerjaan hari sebelumnya agar bisa mendapatkan bayaran. suatu pekerjaan atau layanan jasa dijalankan dengan
Ia bekerja selama dua hari tetapi hanya mendapatkan memanfaatkan kerentanan pekerja, di bawah ancaman
bayaran untuk satu hari.163 N bekerja sebagai buruh harian hukuman, pemecatan atau pembayaran upah di bawah
lepas pada bagian pemeliharaan tanaman di PT Hamparan. tingkat minimum, eksploitasi seperti ini terjadi karena
Ia mengungkapkan pada peneliti: "Mandor bilang pada buruknya kondisi pekerjaan dan kondisi ini memaksakan
saya untuk tetap bekerja jika tidak, maka kamu tidak akan pekerja untuk bekerja di bawah ancaman hukuman di
dibayar. Jangan mengeluh saat kamu dapat gaji bulanan. mana kondisi ini memerlukan perlindungan dari Konvensi,
Saya harus memenuhi target di hari berikutnya dan saya yang menurut istilah 'kerja paksa atau kerja wajib' berarti
tidak akan dibayar untuk pekerjaanpad hari itu [ketika saya semua pekerjaan atau pelayanan yang dilaksanakan oleh
tidak memenuhi target]”.164 setiap orang di bawah ancaman hukuman dan di mana
orang tersebut tidak menawarkan dirinya secara sukarela.
U, yang bekerja sebagai buruh harian lepas dalam Pada kasus tersebut, Komite telah meminta penerapan
pemeliharaan tanaman di ABM, mengatakan: "Saya memiliki langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan
sakit rematik dan sakit pada sendi lutut... Mandor akan kepatuhan pada Konvensi demi melindungi pekerja di
meneriaki saya jika saya tidak bisa memenuhi target. Saya sektor yang bersangkutan, termasuk maquila, perkebunan,
harus bekerja dengan menahan rasa sakit, jika tidak mandor dan sektor pelayanan publik.”166
162. Wawancara Amnesty International dengan A, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
163. Wawancara Amnesty International dengan Z, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
164. Wawancara Amnesty International dengan N, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
165. Wawancara Amnesty International dengan U, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
166. ILO, General Survey concerning the Forced Labour Convention, 1930 (No. 29), and the Abolition of Forced Labour Convention, 1957 (No. 105), International
Labour Conference, 96th Session, 2007, paras 133 – 134, hlm. 71, tersedia pada: www.ilo.org/ilc/WCMS_089199/lang--en/index.htm (diakses terakhir pada 23
September 2016)
Sistem pengupahan yang berbasis target, ditambah dengan akan mendapatkan upah harian bahkan ketika saya telah
berbagai hukuman yang dapat diterapkan sesuai kemauan bekerja lebih lama.”169
pemberi kerja, serta ketidakjelasan sistem pembayaran,
mempermudah staf perusahaan untuk mengeksploitasi Para pemanen serta para pekerja lainnya di bagian transportasi
kerentanan para pekerjanya. Staf perusahaan menggu- juga menggambarkan tekanan yang diberikan oleh pengawas
nakan ancaman hukuman, termasuk ancaman tersirat mereka serta ancaman yang diberikan, baik secara terang-
maupun tersurat mengenai hilangnya hak atau penggunaan terangan atau halus, agar mereka mengambil pekerjaan
ancaman pemecatan untuk membuat para pekerjanya tambahan atau agar mereka bekerja lebih lama. E, yang
bekerja lebih lama. bekerja di bagian transportasi PT Milano, berkata: "Kami
bisa berkata tidak untuk bekerja ekstra tetapi kami akan
X, yang bekerja sebagai pemanen di ABM, salah satu menerima intimidasi. Jadi jika anda menolak untuk
perusahaan pemasok Wilmar, berkata: "Saya takut sanksi. bekerja selama dua hari, mereka mungkin mengganti para
Upah saya telah dipotong berkali-kali, bahkan bulan ini pekerja pemuat. Mandor berkata saat pengarahan pagi
saja upah saya sudah dipotong tiga kali. Saya bekerja itu jika anda tidak bekerja dengan serius, jika anda tidak
lebih lama karena saya takut mereka akan memotong gaji mampu melakukannya, berikan kunci kontak anda
saya. Bulan ini target meningkat ... Saya tidak berhasil atau kirimkan surat pengunduran diri. Mereka juga
[memenuhi target itu] ..., Saya tidak bisa bekerja lagi dan memerintahkan untuk menyelesaikan pekerjaan hari itu -
gaji saya dipotong [sepertujuh] ... Pada hari Rabu dan karena anda tetap harus menyelesaikan pekerjaan harian
Jumat saya bekerja sampai pukul 17:00. Saya berhasil sebelum anda mengundurkan diri ". Seorang pemanen
memenuhi target tapi saya dipaksa untuk bekerja lebih. yang bekerja pada anak perusahaan yang sama, PT Milano,
Mandor bertanya apakah saya telah memenuhi target mengatakan bahwa: "Saya telah diperingatkan oleh mandor
saya, saya bilang kalau saya telah bisa memenuhinya pekerja pemanen karena tidak melakukan kontanan
tapi ia meminta saya untuk bekerja lebih lama agar saya [melakukan pekerjaan tambahan untuk mendapatkan
mendapatkan bonus. Saya harus berkata ya, jika saya bayaran tambahan secara tunai]. Mandor itu berkata jika
berkata tidak, maka mandor itu akan mempersulit urusan kamu ingin tetap bekerja di sini, ikutilah kata perusahaan.
saya di masa depan berkaitan dengan hal-hal seperti akses Saya biasanya melakukan kontanan tetapi hari itu saya
kesehatan saya. Karena saya bekerja sendiri, saya sering sedang merasa tidak enak badan”.170
bekerja sampai 17:00 untuk memenuhi target. Jika saya
mendapatkan sanksi, saya dipanggil ke kantor dan mandor P, yang sebelumnya sudah dibahas di atas, bekerja di
akan memarahi saya dan mengatakan 'Saya akan mengambil PT Hamparan. Ia menggambarkan bagaimana ia bekerja
jatah berasmu'167’.”168 dalam jam kerja yang sangat panjang, lebih dari batas jam
kerja karena ia diperingatkan bahwa ia tidak akan dibayar.
J, yang bekerja di PT Hamparan, salah satu pemasok Wilmar, P mendapatkan bayaran di bawah upah minimum. P
berkata pada para peneliti: "Hampir setiap hari, saya berkata: "Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang sangat
diminta untuk bekerja lebih lama untuk mendapatkan 185 berat, sangat melelahkan. Ketika saya menyiangi rumput,
tbs (tandan buah segar) dan saya akan bekerja sampai saya juga harus menata kulit pohon. Saya juga harus
pukul 15:00 atau lebih. Mandor akan membanding- mengambil buah yang jatuh dan jika saya tidak
bandingkan saya dengan teman-teman saya dan mengatakan melakukannya, meskipun saya telah menyiangi rumput,
bahwa mereka mengumpulkan lebih banyak sedangkan mereka akan memerintahkan saya untuk tetap bekerja,
kamu tidak. Jika saya tidak mengikuti kemauan mandor, karena jika tidak, maka saya tidak akan dibayar. Kalau
maka mereka akan memindahkan saya ke daerah rawa, saya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan itu, saya harus
tempat yang sulit untuk bekerja. Kejadian telah terjadi menebus target itu di hari berikutnya. Saya mulai bekerja
pada saya dan orang lain, bahwa jika kami tidak mengikuti sejak pukul 05:30 dan karena saya bekerja berdasar
perintah, maka mandor akan memindahkan kami untuk target, saya baru bisa selesai bekerja pada pukul 15:00.
bekerja di daerah-daerah yang sulit. Kejadian ini terjadi Saya tidak mendapatkan jam istirahat resmi, saya hanya
dua atau tiga bulan yang lalu. Saya ragu-ragu untuk menolak. mengambil waktu istirahat selama 5 sampai 10 menit.
Jika saya tidak mendapatkan 185 tbs, maka saya hanya Para mandor tidak memberikan waktu istirahat makan
167. Pekerja menerima beras sebagai bagian dari bayaran mereka di kebanyakan perusahaan yang diinvestigasi.
168. Wawancara Amnesty International dengan X, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
169. Wawancara Amnesty International dengan J, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
170. Wawancara Amnesty International dengan E dan pekerja lain, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
siang. Jika saya punya waktu, maka saya akan makan. Jika melampaui batas jam kerja lembur menurut undang-undang
tidak, maka saya akan terus bekerja. Saya membawa kotak Indonesia. Sistem yang dinamakan sistem kerja kontanan
makan siang saat bekerja. Saya bekerja dari Senin sampai adalah kondisi ketika para pekerja diminta untuk bekerja
Sabtu. Saya bekerja sebulan penuh namun mereka bilang di hari Minggu tapi secara pro rata, yang cenderung
saya hanya bekerja 15 hari dan membayar saya selama 15 membuat para pekerjanya menerima bayaran di bawah
hari. Saya tidak tahu mengapa, saya bertanya pada mandor upah minimum harian, dan juga di bawah bayaran lembur
mengapa ia tidak menghitung semua hari kerja saya. Mandor yang sesuai dengan undang-undang, dan kondisi ini menjadi
hanya menjawab ia bersama asisten akan memeriksa perhatian tersendiri. Penggunaan ancaman hukuman,
catatannya. Saya bekerja enam hari seminggu, sepanjang seperti pemecatan atau hilangnya bayaran atas hari kerja
bulan dan saya hanya dibayar 600.000 [Rupiah Indonesia].171 atau pemotongan upah membuat para pekerja menerima
Per hari saya hanya mendapatkan Rp 10.000 sampai Rp bayaran di bawah upah minimum harian untuk mengerjakan
20.000.”172 Upah minimum bulanan pada tahun 2015 pekerjaan ekstra ini dapat berakibat pada kerja paksa.
adalah Rp 2,1 juta (US $ 155) dan upah minimum harian
adalah Rp 84.116 (US $ 6). Buku panduan ILO perihal Amnesty International menemukan, selain kasus-kasus
kerja paksa bagi pengusaha dan pelaku bisnis mencantumkan individu kerja paksa yang didokumentasikan, risiko sistemik
pula prinsip-prinsip panduan untuk memerangi kerja yang lebih luas dari orang lain menjadi sasaran kerja
paksa. Salah satu prinsip untuk memastikan tidak adanya paksa. Sistem berbasis target upah, terutama bila
paksaan dalam pembayaran upah adalah: "Pekerja yang dikombinasikan dengan berbagai hukuman yang bisa
mendapatkan upah yang dihitung berdasar kinerja atau dikenakan pada para pekerja pada kebijaksanaan staf
berdasar upah borongan tidak akan mendapatkan kurang perusahaan menciptakan risiko kerja paksa. Risiko
dari upah minimum yang diamanatkan oleh hukum”.173 tersebut diperburuk bagi buruh harian lepas, karena lebih
mudah untuk staf perusahaan untuk mengeksploitasi
Seperti dijelaskan sebelumnya, di SPMN, penggunaan status pekerjaan tidak aman mereka. Perempuan buruh
sistem upah boronganbagi pekerja sangat rendah dan para harian lepas, seperti yang disorot oleh kasus kerja paksa
pemanen tidak akan mendapatkan bayaran setara upah didokumentasikan oleh Amnesty International, terutama
minimum bahkan jika mereka bisa mengumpulkan satu pada risiko kerja paksa.
ton tandan buah segar. Pemanen sering bekerja 11 sampai
12 jam sehari di musim kemarau dan bekerja tujuh hari Tak ada satu pun perusahaan yang menanggapi temuan
dalam sepekan agar bisa mendapatkan upah minimum Amnesty International tentang kerja paksa. Seperti yang
bulanan. Remunerasi yang dibayarkan kepada pekerja di dibahas sebelumnya. TSH Resources, perusahaan induk
SPMN dan PT Hamparan didasarkan pada target produktivitas, dari SPMN memberikan informasi mengenai upah borongan
yang mewajibkan pekerja untuk bekerja di luar jam kerja dan upah minimum dalam tanggapannya. Tanggapan dari
normal dan melebihi batas lembur yang ditetapkan oleh TSH Resources telah dijelaskan sebelumnya dan terlampir
Undang-Undang Tenaga Kerja Indonesia, karena hanya secara penuh dalam Lampiran 1.
dengan demikian para pekerja ini bisa memperoleh upah
minimum. Sejalan dengan panduan yang diberikan oleh
Komite Ahli ILO, kondisi ini bisa berakibat pada kerja POTENSI PELANGGARAN PIDANA OLEH PERUSAHAAN
paksa karena pekerjaan di perusahaan tersebut dilakukan
di luar batas jam kerja, adanya eksploitasi pada kerentanan Indonesia telah mengadopsi Konvensi Buruh Paksa ILO
para pekerja, serta adanya ancaman bayaran di bawah Paksa tahun 1930 dalam perundang-undangan nasional,
upah minimum. namun Indonesia belum merumuskan pidana khusus
untuk kasus kerja paksa di dalam KUHP (Kitab Undang-
Panduan Komite Ahli ILO juga menunjukkan keterlibatan Undang Hukum Pidana)-nya. Perusahaan yang didakwa
beberapa perusahaan pemasok dan beberapa anak melakukan kerja paksa dituntut dengan dakwaan lain
perusahaan Wilmar di mana ada ancaman, baik tersurat seperti perdagangan manusia. Kondisi ini merupakan
maupun tersirat, yang digunakan untuk membuat para kegagalan serius pada peran serta pemerintah dan akan
pekerjanya bekerja lebih dari jam kerja normal, termasuk dibahas lebih lanjut di Bab 7.
171. US$44.
172. Wawancara Amnesty International dengan P, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
173. ILO, Combating Forced Labour: A Handbook for Employees & Business, Guiding Principles to Combat Forced Labour, 2nd edition, 2015, hlm. 3.
DIPAKSA UNTUK BEKERJA DALAM lainnya.177 Dampak kesehatan yang tercatat akibat kebakaran
hutan dan “kabut asap” antara lain meliputi peningkatan
KABUT ASAP keluhan penyakit pernapasan secara signifikan, dan ada
beberapa orang yang mengalami dampak serius dan
Selama bertahun-tahun, kelompok-kelompok lingkungan meninggal karena masalah pada pernapasan.178 Efek jangka
telah menyoroti kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan panjang kabut asap belum dipelajari secara baik tapi satu
api oleh perusahaan kelapa sawit dan perusahaan kayu penelitian terbaru telah memperkirakan bahwa paparan
sebagai cara yang murah untuk menyiapkan lahan untuk polusi asap bisa menyebabkan morbiditas dan mortalitas
perkebunan monokultur di Indonesia. Meskipun ada dini.179 Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia
komitmen dari pemerintah dan dari perusahaan-perusahaan (BNPB) mencatat ada 556.945 orang yang menderita infeksi
Indonesia, namun tetap banyak perusahaan yang terus saluran pernapasan akut pada tanggal 6 November 2015.180
membakar hutan dan lahan gambut, terutama saat musim
kemarau tahunan mulai Mei sampai September. Perubahan
pola cuaca yang dikaitkan dengan El Niño menyebabkan
curah hujan di Kalimantan dan Sumatera berkurang pada
tahun 2015. Menurut Badan Aeronautika dan Antariksa
Amerika Serikat (NASA): "Musim kemarau ini bermasalah
karena tingginya tingkat kebakaran musiman, yang sengaja
dilakukan oleh petani untuk membuka lahan dan mengelola
tanaman. Namun, banyak pembakaran yang lepas dari
penanganan para petani ini hingga terjadi kebakaran yang
tidak terkendali sepanjang September dan Oktober yang
menyelimuti Indonesia dengan asap pada tingkatan
berbahaya selama beberapa minggu.”174 Berdasarkan
catatan satelit sejak tahun 1997, tahun 2015 dianggap
sebagai tahun terburuk kedua, setelah 1997, dalam hal
emisi dari pembakaran hutan di Indonesia.175
174. NASA, ‘El Niño Brought Drought and Fire to Indonesia’, 13 Januari 2016, tersedia pada: www.nasa.gov/feature/goddard/2016/el-nino-brought-drought-and-fire-to-
indonesia (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
175. A. Morales, ‘How Indonesia’s Fires Made it the Biggest Climate Polluter’, Bloomberg, 28 Oktober 2015, tersedia pada: www.bloomberg.com/news/arti-
cles/2015-10-28/how-indonesia-s-fires-made-it-the-biggest-climate-polluter (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
176. S. Dayne, ‘Don’t inhale: Scientists look at what the Indonesian haze is made of’, CIFOR Forest News, 21 Oktober 2015, tersedia pada: http://blog.cifor.org/36467/
dont-inhale-scientists-look-at-what-the-indonesian-haze-is-made-of (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016)
177. E. Frankenber, D. McKee, and D. Thomas, Health Consequences of Forest Fires in Indonesia, California Center for Population Research, Oktober 2004, hlm. 5,
tersedia pada: http://papers.ccpr.ucla.edu/papers/PWP-CCPR-2004-030/PWP-CCPR-2004-030.pdf (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
178. L. K. Goodman, and K. Mulik, Clearing the Air: Palm Oil, Peat Destruction, and Air Pollution, Union of Concerned Scientists, Maret 2015, hlm. 8, tersedia pada:
www.ucsusa.org/sites/default/files/attach/2015/03/clearing-the-air-ucs-2015.pdf (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
179. S. N. Koplitz, et. al, ‘Public health impacts of the severe haze in Equatorial Asia in September – October 2015: demonstration of a new framework for informing
fire management strategies to reduce downwind smoke exposure’, Environmental Research Letters, Volume 11, Number 9 (2016).
180. OCHA, Indonesia: Haze and Forest Fire - July to Oktober 2015, 11 Desember 2015, tersedia pada: http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/re-
sources/20151215-ochaidn_hazeforestfire_infographic-july-oct2015.pdf (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
di atas angka 1.000 pada bulan Oktober. Bacaan PSI di Z didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan akut
serta beberapa masalah kesehatan lainnya.185 Seorang
Pekanbaru, di Sumatera bagian Timur Laut juga melampaui
perempuan yang bekerja di PT Hamparan mengatakan:
angka 1.000 dan menyebabkan pihak berwenang
"Kami bekerja saat ada kabut asap. Mereka tidak memberi
mengevakuasi bayi di bawah usia enam bulan berserta ibu
kami masker apapun. Kami harus membeli masker untuk
mereka.181 Pada akhir September 2015, pembacaan PSI di
diri kita sendiri di pasar.”
Palangkaraya Kalimantan Tengah tercatat sebesar 2.300.
Pembacaan PSI di atas 100 sudah dianggap tidak baik
bagi kesehatan dan setiap orang diminta untuk mengurangi
aktivitas fisik berkepanjangan atau aktivitas fisik yang
berat di luar ruangan. Bacaan PSI pada angka 300
menunjukkan adanya polusi udara pada tingkat berbahaya
dan dianjurkan pada setiap orang untuk meminimalisir
aktivitas luar ruangan.182 Sumatera Utara dan Kalimantan
Tengah mengalami tingkat polusi udara sebesar dua setengah
sampai enam kali lipat dari ambang batas tingkat yang
dianggap berbahaya.
181. Today, ‘Indonesians in worst haze spots to be evacuated’, 23 Oktober 2015, tersedia pada: www.todayonline.com/world/asia/human-evacuation-ar-
eas-worst-hit-haze-last-resort-indonesian-minister (diakses terakhir pada 22 Oktober 2016).
182. Lihat National Environment Agency, ‘PSI’, tersedia pada: www.nea.gov.sg/anti-pollution-radiation-protection/air-pollution-control/psi/psi (diakses terakhir pada 22
Oktober 2016).
183. Wawancara Amnesty International dengan H, Sumatera Utara, November 2015.
184. Wawancara Amnesty International dengan C, Kalimantan Tengah, November 2015.
185. Wawancara Amnesty International dengan Z, Sumatera Utara, November 2015.
Beberapa perusahaan pemasok Wilmar memberikan masker tersebut adalah masker kertas sekali pakai biasayang
bagi para pekerjanya. Pekerja yang bekerja di ABM dimaksudkan untuk satu kali penggunaan dan dengan tanpa
mengatakan bahwa masing-masing pemanen diberi satu filter apapun. Beberapa pekerja membeli masker bedah
masker tetapi para pekerja harian lepas tidak diberi apa-apa.186
sendiri dengan kualitas yang lebih baik dan memakainya
Pekerja bekerja di SPMN mengatakan bahwa mereka satu
saat bekerja. Namun, masker bedah seperti itupun tidak
kali mendapat masker sekali pakai saat ada kabut asap.
Para pekerja menunjukkan masker yang diberikan oleh cukup mampu memberikan perlindungan yang memadai
SPMN pada para peneliti Amnesty International.187 Masker dan tidak cukup mampu untuk menyaring partikel.188
Seorang pekerja menurunkan buah-buah kelapa sawit pada sebuah perkebunan di Peat Jaya, Provinsi Jambi di Sumatera pada 15 September 2015.
© Wahyu Putro A/Antara Foto/ REUTERS
wajah gratis dan suplemen makanan telah diberikan pada bentuk masker wajah, suplemen makanan, tempat tinggal
hampir 13.000 penduduk desa, dan tempat tinggal serta dan bantuan medis bagi para pekerja dan masyarakat”189
bantuan telah medis diberikan pada masyarakat yang (penekanan ditambahkan). Amnesty International
menghadapi risiko tertinggi”. Wilmar tidak membahas menindaklanjuti masalah ini dalam surat keduanya dan
masalah pekerjanya yang menghadapi resiko kerusakan meminta Wilmar untuk memberikan rincian dan bukti
186. Wawancara Amnesty International dengan pekerja, Sumatera Utara, Oktober 2015.
187. Wawancara Amnesty International dengan pekerja, Kalimantan Tengah, November 2015.
188. L. K. Goodman, and K. Mulik, Clearing the Air: Palm Oil, Peat Destruction, and Air Pollution, Union of Concerned Scientists, Maret 2015, hlm. 9.
189. Wilmar International, Sustainability Brief, Oktober 2016, section 4.3.
masker yang diberikan kepada pekerja yang bekerja di signifikan. Walaupun pada tahun 2016 tidak terjadi kabut
perkebunan. Amnesty International juga menanyakan asap (sampai sekarang).”190 Pernyataan ini bertentangan
apakah Wilmar telah melakukan penilaian pada bagaimana dengan bukti yang dikumpulkan Amnesty International
para pekerja lama bisa bekerja di luar ruangan setelah melalui beberapa wawancara bahwa sebagian besar
kebakaran hutan yang menyebabkan polusi pada tingkat pekerja hanya menerima masker selain masker N95. TSH
yang berbahaya di Kalimantan Tengah dan Sumatera. Resources sendiri tidak memiliki catatan berapa banyak
Amnesty International juga bertanya apakah Wilmar juga pekerja yang mendapatkan masker berikut jenisnya, yang
telah melakukan penilaian pada jenis peralatan keselamatan mana suatu merupakan kelalaian ketika menghadapi polusi
yang diperlukan dan Amnesty International juga meminta dengan tingkat yang berbahaya. Dalam hal apapun, TSH
Wilmar untuk memberikan rincian dan bukti dari penilaian Resources mengklaim telah menggunakan masker N95
yang telah dilakukan berserta langkah-langkah keamanan karena masker ini adalah standar yang direkomendasikan
yang dilakukan. Wilmar tidak menanggapi pertanyaan- oleh Singapura. Namun, panduan pemerintah Singapura
pertanyaan ini. bagi perusahaan menunjukkan dengan jelas bahwa masker
N95 tidak memberikan perlindungan memadai bagi pekerja
TSH Resources, perusahaan induk dari SPMN, memberikan yang bekerja dalam kabut asap berbahaya dan bahwa
tanggapan pada Amnesty International. TSH Resources masker pernapasan yang menutupi wajah secara penuh
mengatakan: "Untuk menghadapi kabut asap, maka harus dipertimbangkan untuk dipakai saat melakukan
standar masker yang direkomendasikan adalah 'respirator pekerjaan di luar ruangan secara terus menerus pada
N95'. Saya tidak bisa menemukan masker standar di 24-PSI di atas angka 400. Selain itu, tujuan utama
Indonesia tapi masker jenis ini yang dianjurkan oleh standar panduan pemerintah Singapura itu adalah untuk mengurangi,
di Malaysia dan Singapura. Situasi kabut pada tahun meminimalisir atau menghindari pekerjaan luar ruangan,
2015 tak terduga dan perusahaan pemasok lokal tidak untuk melakukan penilaian risiko dan mengadopsi langkah-
memiliki persediaan N95 yang cukup. Beberapa kelompok langkah mitigasi risiko, seperti alat bantu mekanik,
pekerja bisa saja dikeluarkan untuk bekerja dengan memperpendek waktu yang dihabiskan di luar ruangan.191
mengenakan masker pernafasan selain masker N95. Memo tingkat polusi di Kalimantan Tengah mencapai angka
telah dirilis dan pekerja serta penduduk sekitar telah diberi antara antara 1000 - 2300 PSI, dan saat fase terburuk,
pengarahan saat terjadi kabut asap 2015. Para pekerja mencapai lebih dari enam kali dari tingkat yang dimaksud
lapangan harus menggunakan masker dan karyawan pemerintah Singapura.
bagian pengawasan harus memastikan persediaan masker
selalu tersedia. Pekerja dengan masalah pernapasan Anak perusahaan dan perusahaan pemasok Wilmar
harus tinggal dalam ruangan. Pekerja disarankan untuk gagal menghormati hak pekerja atas kesehatan karena
mengurangi atau menahan diri untuk tidak merokok. menghadapkan para pekerjanya pada risiko masalah
Tersedia juga dokter di klinik kesehatan dengan tujuan kesehatan yang ditimbulkan oleh paparan polusi kabut
memantau penyakit pernapasan akibat kabut asap. asap, dengan tidak memberi mereka peralatan keselamatan
Namun, laporan atas penyakit pernapasan pada 2015 yang dan tanpa mengambil langkah-langkah keamanan
dan 2016 tampaknya tidak mengalami perbedaan secara lainnya.
190. Tanggapan TSH Resources Berhad kepada Amnesty International, diterima pada 18 November 2016.
191. Ministry of Manpower, Singapore, ‘Guidelines for employers on protecting employees from the effect of haze’, updated 16 September 2015, tersedia pada: www.
mom.gov.sg/haze/guidelines-on-protecting-employees-from-haze (diakses terakhir pada 21 November 2016).
La bekerja sebagai pekerja harian lepas pada sebuah anak perusahaan Wilmar, seperti hampir semua perempuan yang diwawancarai oleh Amnesty
International. Status pekerjaannya tidak aman dan ia tidak dilindungi oleh skema jaminan kesehatan dan sosial lainnya dari perusahaannya.
© Amnesty International
Province
Permanent Temporary Permanent Temporary Permanent Temporary
workers workers workers workers workers workers
Central
6421 8372 9925 5015 14566 1351
Kalimantan
West
1916 6305 1699 5907 3571 3031
Kalimantan
Source: Wilmar International, Staying the course through challenging times: Sustainability report 2011, p. 61 and Sustainability Report
2015, p. 58 (colours added by Amnesty International).
Wilmar mencatat dalam Laporan Keberlanjutan 2011 tahun 1986, pemerintah telah mengatur penggunaan kon-
bahwa data pada pekerja tidak tetap termasuk pekerja trak tetap yang hanya diizinkan untuk pekerjaan194:
yang baru direkrut yang dipekerjakan dengan maksud a) yang dapat diselesaikan sekaligus atau bersifat sementara
untuk dijadikan pekerja tetap. Wilmar menyatakan bahwa, (berlangsung selama tidak lebih dari tiga tahun);
di Indonesia, para pekerja ini diklasifikasikan sebagai b) yang bersifat musiman oleh alam (pelaksanaan pekerjaan
pekerja tidak tetap untuk tiga bulan awal masa kerja tergantung pada musim atau kondisi cuaca);
mereka.192 Wilmar Group telah mengurangi jumlah pekerja c) yang terkait dengan produk baru, atau produk tambahan
tidak tetap yang dipekerjakan di Indonesia, berdasarkan yang masih dalam percobaan atau masa percobaan (bisa
data yang dipublikasikan oleh perusahaan tersebut dalam dimulai selama dua tahun dan diperpanjang satu tahun lagi).
pada angka yang tinggi bahkan pada tahun 2015 dan, penggunaan kontrak jangka tetap, yang disampaikan oleh
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
seperti yang dibahas dalam bab ini, pekerja perempuan di
100/2004. Keputusan itu mengizinkan pengusaha untuk
perkebunan secara tidak proporsional turut terpengaruh.
masuk ke dalam 'Perjanjian Kerja Harian Lepas'. Pihak
pengusaha bisa masuk ke dalam perjanjian "pekerjaan
tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume
PERUSAHAAN YANG MEMANFAATKAN CELAH DI pekerjaan sedangkan upah dihitung berdasarkan pada
HUKUM INDONESIA kehadiran". Perjanjian kerja tersebut berlaku kondisional
pada pekerja yang bekerja kurang dari 21 hari dalam satu
Seperti disebutkan sebelumnya, di bawah perundang- bulan. Jika pekerja bekerja selama 21 hari atau lebih selama
undangan Indonesia, seorang pekerja bisa diperkerjakan tiga bulan atau lebih berturut-turut, maka perjanjian kerja
baik secara permanen (disebut sebagai 'Perjanjian Kerja diubah menjadi kontrak permanen (PKWTT).195 Pekerja
untuk Waktu yang Tidak Tetap atau PKWTT) atau dalam yang bekerja di bawah perjanjian-perjanjian harian yang
jangka yang tetap (disebut sebagai 'Perjanjian Kerja untuk sering disebut sebagai pekerja harian lepas (buruh harian
Waktu Tetap'atau PKWT) sesuai kontrak kerja.193 Sejak lepas atau pekerja BHL).
192. Wilmar International, Staying the course through challenging times: Sustainability report 2011 (Tetap berada di jalur di tengah masa-masa yang menantang:
Laporan Keberlanjutan 2011), hlm. 60.
193. Pasal 56, UU Ketenagakerjaan. Pasal 1, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.100/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
194. Pasal 3 – 9 (Bagian II, III dan IV), Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 100/2004.
195. Pasal 10, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 100/2004.
Ada celah besar dalam UU Tenaga Kerja Indonesia karena pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan secara
perjanjian kerja harian dibebaskan dari pengamanan yang berkelanjutan. Kondisi ini jelas terlihat dari pola kerja
berlaku di bawah UU Ketenagakerjaan untuk kontrak perusahaan: orang yang dipekerjakan sebagai pekerja
jangka tetap, termasuk bahwa kontrak tersebut tidak dapat harian lepas bekerja untuk perusahaan setiap bulan,
melebihi tiga tahun. 196
Oleh karenaitu, tidak ada batas wak- bukan hanya selama beberapa bulan dalam setahun, dan
tu yang ditetapkan oleh undang-undang untuk perjanjian perusahaan terus mempertahankan para pekerja lepas ini
kerja harian, selama seorang pekerja tidak bekerja selama dari tahun ke tahun. Perusahaan berhasil menghindari
lebih dari 21 hari dalam sebulan selama tiga bulan atau kewajiban untuk menjadikan para pekerja lepas ini menjadi
lebih secara berturut-turut. pekerja tetap dengan memenuhi kondisi di Surat Keputusan
No. 100/2004 dan perusahaan mempekerjakan para
Pengusaha harus mendaftarkan semua pekerja, termasuk pekerja lepas ini kurang dari 21 hari dalam sebulan atau
pekerja jangka tetap dan pekerja harian lepas, dalam memastikan bahwa para pekerja lepas ini tidak bekerja
skema asuransi atas cedera saat bekerja dan kompensasi lebih dari 21 hari selama tiga bulan berturut-turut.
kematian. 197
Pekerja dengan kontrak kerja jangka tetap
yang telah bekerja selama tiga bulan dan para pekerja yang Mandor memiliki wewenang untuk memindahtugaskan
dikontrak permanen juga harus terdaftar dalam skema pekerja pada bagian perawatan tanaman untuk mengerjakan
jaminan sosial Indonesia (termasuk asuransi kesehatan berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan oleh bagian tersebut
dan tunjangan pensiun). 198
Namun, pengusaha tidak memiliki – penyebaran pupuk, penyemprotan bahan kimia atau
kewajiban untuk memberikan jaminan sosial untuk pekerja menyiangi rumput, dll – tetapi ada kebutuhan terus-menerus
harian lepas dan mereka tidak mendapatkan jaminan pada beberapa jenis pekerjaan. Dalam Laporan Keberlanjutan
asuransi kesehatan dan tunjangan pensiun. Menurut 2011, Wilmar menyatakan bahwa penyemprotan merupakan
sebuah studi yang dilakukan oleh ILO, pekerja harian lepas bagian integral dari pekerjaan perkebunan.200 Namun anak
"secara implisit dikecualikan dari manfaat yang diperoleh perusahaan dan perusahaan pemasok Wilmar memperkerjakan
dari waktu ke waktu seperti cuti tahunan dan Tunjangan para penyemprot, yang kebanyakan adalah perempuan,
Hari Raya Keagamaan karena mereka tidak memenuhi sebagai pekerja harian lepas dan bukan sebagai pekerja
persyaratan kelayakan (yang berupa periode kerja selama tetap. Para pekerja yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
12 bulan terus menerus dan tiga bulan kerja secara lain, seperti pemanenan, transportasi, atau keamanan,
berkesinambungan)”. 199
oleh perusahaan tetap dipertahankan sebagai pekerja
harian lepas yang bekerja secara berkelanjutan, bukan
Anak perusahaan berikut dua pemasoknya Wilmar, ABM hanya untuk jangka pendek ketika perusahaan menghadapi
dan PT Hamparan, telah mengeksploitasi celah undang- volume pekerjaan yang lebih tinggi.
undang di Indonesia ini untuk mempekerjakan perempuan,
biasanya istri para pekerja, serta beberapa orang lain untuk Amnesty International mewawancarai pekerja harian lepas
bekerja sebagai pekerja harian lepas dan bukan menjadi yang bekerja sebagai pemanen. Ketika beberapa pemanen ini
pekerja tetap. Perusahaan harus mempekerjakan beberapa telah dijadikan pekerja tetap setelah bekerja di perusahaan
orang sebagai pekerja permanen jika mereka membutuhkan selama satu tahun, para pekerja di bagian pemeliharaan
kinerja para pekerja ini secara berkelanjutan dan kesepakatan tanaman tidak diberi status pekerjaan tetap setelah
tentang pekerja lepas harian harus dibatasi pada situasi di bekerja selama satu tahun atau lebih. Seperti disebutkan
mana perusahaan membutuhkan bantuan saat menghadapi sebelumnya, di masa lalu, SPMN, salah satu perusahaan
volume kerja tambahan secara sementara. Namun, anak pemasok Wilmar, mempekerjakan laki-laki dan perempuan
perusahaan dan perusahaan pemasok Wilmar mempekerjakan sebagai pekerja tetap bahkan jika mereka bekerja di
orang sebagai pekerja harian lepas untuk melaksanakan bagian pemeliharaan tanaman. Namun, para pekerja di
196. Pasal 11, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 100/ 2004.
197. Pasal 2, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 150/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi
Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
198. Pasal 9, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 150/1999.
199. I. Landau, P. Mahy and R. Mitchell, The regulation of non-standard forms of employment in India, Indonesia and Vietnam, ILO, Conditions of work and employ-
ment series, No. 63, 2015, hlm. 31.
200. Wilmar International, Staying the Course through Challenging Times: Sustainability Report 2011, hlm. 52.
anak perusahaan dan pemasok Wilmar lainnya mengatakan berlanjut hingga bertahun-tahun, bahkan mencapai
pada para peneliti bahwa perusahaan belum memberikan puluhan tahun, pekerja harian lepas dihadapkan dalam
status pekerjaan tetap bagi siapa saja yang bekerja sebagai situasi tidak menguntungkan di mana mereka tidak bisa
pekerja harian lepas di bagian perawatan tanaman.
mendapatkan upah minimum bulanan. Pekerja lepas
umumnya ditawari antara 10 sampai 21 hari kerja dalam
Karena perusahaan diharuskan untuk menjadikan seseorang
satu bulan. Mereka dipekerjakan sebagai pekerja harian
menjadi pekerja tetap jika ia telah bekerja selama 21 hari
lepas bekerja tanpa akses ke perawatan kesehatan, pensiun
atau lebih selama satu bulan selama tiga bulan atau lebih
berturut-turut, perusahaan hanya menawarkan pekerjaan dan tunjangan lainnya, termasuk cuti bersalin. Status
pada pekerja harian lepas selama 21 hari dalam sebulan. pekerjaan mereka tidak aman dan mereka tidak memiliki
Meskipun pekerjaan pekerja harian lepas tersebut bisa perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja.201
TIDAK ADANYA DANA PENSIUN, MANFAAT LAIN tidak lagi dipekerjakan oleh salah satu anak perusahaan
Wilmar setelah menginjak usia 55 tahun, tanpa menerima
SERTA ASURANSI KESEHATAN dana pensiun apapun. Semuanya mengatakan bahwa
mereka telah bekerja untuk perusahaan tersebut antara
“Jika saya bisa berbicara dengan Wilmar, maka saya akan memintanya
10 sampai 20 tahun. Aktivis dan LSM terkait memberikan
untuk membantu kami dan memberikan dana pensiun pada kami.
konfirmasi pada Amnesty International bahwa pekerja
Bagaimana bisa Anda membiarkan kita pergi begitu saja? Kami
harian lepas tidak menerima dana pensiun dalam bentuk
orang miskin "- apapun saat mereka telah berhenti bekerja, terlepas dari
– N, seorang pekerja harian lepas berusia 55 tahun. N dilepas dari
berapa tahun mereka telah bekerja di suatu perusahaan.
pekerjaannya ketika ia menginjak usia 55 tahun, tanpa mendapatkan
dana pensiun, setelah bekerja selama 20 tahun di perkebunan milik anak Para pekerja ini mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
perusahaan Wilmar.204 apa saja yang mereka butuhkan agar mendapat dana pen-
siun setelah mereka berusia 55 tahun dan sebelumnya
Amnesty International mewawancarai lima orang pekerja mereka tidak mendaptkan pemberitahuan bahwa mereka
harian lepas, empat perempuan dan satu orang laki-laki, yang akan diminta berhenti bekerja. Mereka diberitahu oleh
201. Namun berdasarkan Pasal 62 UU Ketenagakerjaan, seorang pekerja harian lepas berhak atas kompensasi jika kontraknya diputus sebelum masa berlakunya kecuali
dihentikan karena salah satu alasan yang tercantum di Pasal 61.
202. Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No.19: Hak atas Jaminan Sosial (Pasal 9), UN Doc. E/C.12/GC/19, 4 Februari 2008,
paragraf 2.
203. Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No.19: Hak atas Jaminan Sosial (Pasal 9), UN Doc. E/C.12/GC/19, 4 Februari 2008,
paragraf 19.
204. Wawancara Amnesty International dengan N, Sumatera Utara, November 2015.
mandor saat pengarahan pagi bahwa mereka telah dibebaskan oleh pihak perusahaan untuk membiayai program ini,
dari pekerjaan. Q, seorang perempuan berusia 53 tahun, dengan pemotongan tambahan bagi anggota keluarga yang
bekerja di salah satu anak perusahaan Wilmar selama 18 menjadi tanggungan sang pekerja. Pada sebagian besar
tahun (ia mulai bekerja untuk perusahaan tersebut sebelum perusahaan yang diselidiki, para pekerja harian lepasnya
dibeli oleh Wilmar). Q mengatakan bahwa dokumen identitas dikecualikan dari skema ini. SPMN memasukkan para
dirinya mencantumkan usia yang salah karena ia dulu pekerja harian lepasnya ke dalam skema asuransi kesehatan
menikah saat ia masih sangat muda dan usia pada dokumen nasional, tetapi para pekerja mengatakan bahwa mereka
identitasnya diubah untuk membuatnya tampak lebih tua. hanya mendapatkan perlindungan pada tingkat minimum
"Dua hari yang lalu saya dibebastugaskan oleh mandor ... dan mereka mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan
Saya tidak tahu apa-apa tentang aturan usia 55 ini ... perawatan yang menggunakan berbagai obat-obatan
Saya baru saja membeli sepasang sepatu baru [untuk dan perawatan atas penyakit. Para pekerja harian lepas
pekerjaan saya] tapi kemudian mereka membiarkan saya perempuan yang suaminya adalah pekerja tetap dianggap
pergi. Saya membeli sepatu baru itu seharga Rp 80.000.205 sebagai tanggungan sang suami. Sedangkan pekerja harian
Sepatu tersebut masih dalam hutang. Saya belum membayar perempuan lainnya tidak termasuk dalam skema asuransi
lunas sepatu tersebut. Jika saya tahu bahwa saya akan ini, sebagaimana para pekerja harian lepas laki-laki.
dibebastugaskan pergi, tentu saya tidak akan membeli
sepatu baru”.206 Pekerja harian lepas dapat mengakses klinik perusahaan
tetapi mereka hanya akan mendapatkan perawatan terbatas.
T, seorang laki-laki berusia 55 tahun, bekerja sebagai
M, yang bekerja sebagai pekerja harian lepas di sebuah
pekerja harian lepas untuk salah satu anak perusahaan
anak perusahaan Wilmar berkata pada peneliti bahwa dia
Wilmar selama 14 tahun tetapi ia tidak diangkat menjadi
tidak mendapatkan perawatan medis karena suaminya
pekerja tetap. Ia mengatakan bahwa ia tidak tahu bahwa
bukan pekerja tetap. M mengatakan: "Ketika saya merasa
orang-orang berusia di atas 55 tidak bisa lagi bekerja:
sakit, mandor menyuruh pulang, lalu klinik memberi saya
"Saya datang ke pengarahan pagi dan mandor saya bertanya
obat tapi keesokan harinya mereka tidak akan memberikan
'Mengapa kamu datang bekerja?' Mandor itu mengatakan
perawatan apapun jika saya masih merasa sakit.”209
setiap orang di atas 55 telah dibebaskantugaskan... Sejak
itu, saya tidak lagi mendapatkan bayaran dari perusahaan
V, yang bekerja sebagai pekerja harian lepas untuk anak
... Saya pergi berkeliling mencari batang tongkat untuk
perusahaan Wilmar, menggambarkan bagaimana ia mengalami
dijual pada orang yang membuat sapu.”207
kecelakaan saat bekerja dan dirawat oleh perusahaan namun
ia tidak menerima kompensasi apapun dan ia hanya
Dua perempuan lain yang dibebastugaskan oleh salah
satu anak perusahaan Wilmar setelah mereka menginjak mendapatkan sebagian kecil bayaran harian dari hari
usia 55 berkata bahwa mereka tidak mendapatkan dana di mana ia tidak mampu bekerja. V mengatakan: "Saya
pensiun dari perusahaan atau pemerintah. Salah satu dari mengendarai sebuah jonder [truk kecil yang digunakan
mereka menggantungkan hidupnya pada anak-anaknya dan untuk mengangkut buah sawit dan bahan lainnya], dan
sedangkan yang lainnya membuat sapu dan menjualnya. saya duduk di atas karung pupuk. Mandor meminta saya
Ia mendapat Rp 100.000 (US $ 7) dalam satu sampai untuk mengendarai jonder itu ke daerah yang jauh. Saat
dua minggu.208 Untuk mengilustrasikan seberapa rendah jonder yang saya kendarai sedang berusaha melewati satu
jumlah Rp 100.000 tersebut, perspektif yang bisa dipakai jembatan kecil dan lalu kendaraan itu terbalik hingga saya
adalah uang yang ia dapatkan dalam satu sampai dua jatuh ke selokan dan kantong pupuk itu jatuh menimpa
minggu itu hanya sedikit lebih banyak dari apa yang saya. Air di dalam parit terminum oleh saya dan saya
diperoleh seseorang sebagai upah minimum dalam satu hari. merasakan sakit di sekujur tubuh. Kaki saya sakit dan saya
tidak bisa berjalan. Saya mendapat pijatan dan suntikan.
Anak-anak perusahaan dan perusahaan pemasok Wilmar Dokter perusahaan datang ke rumah untuk memberikan
memberikan kontribusi berupa skema asuransi kesehatan beberapa suntikan. Saya tidak perlu membayar untuk itu.
nasional bagi para pekerja sektor swasta pada para pekerja Saya tidak bisa bekerja selama tiga bulan tetapi perusahaan
tetapnya serta para pekerjanya yang memiliki kontrak lebih hanya membayar saya untuk 15 hari. Saya meminta
dari tiga bulan. Sebagian gaji setiap karyawan dikurangi kompensasi tetapi saya tetap tidak mendapatkan apapun.”210
205. US$5.8.
206. Wawancara Amnesty International dengan Q, Sumatera Utara, November 2015.
207. Wawancara Amnesty International dengan T, Sumatera Utara, November 2015.
208. Wawancara Amnesty International dengan pekerja, Sumatera Utara, November 2015.
209. Wawancara Amnesty International dengan M, Sumatera Utara, November 2015.
210. Wawancara Amnesty International dengan V, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
Amnesty International mencatat beberapa kasus lain Kalimantan Tengah karena ada sedikitnya pekerja yang
saat para pekerja harian lepas perempuan terluka saat berasal dari penduduk sekitar; Kalimantan Tengah adalah
bekerja. Biaya pengobatan mereka dibayar oleh asuransi salah satu provinsi dengan penduduk paling sedikit di
suami mereka dan suami diminta untuk membayar jumlah Indonesia.215 Wilmar juga menyatakan bahwa di daerah
tertentu yang oleh perusahaan disebut tidak tercakup oleh lain seperti Sumatera dan Kalimantan Barat, perusahaan
asuransi. Kekurangan tersebut dipotongkan dari gaji telah sering menawarkan pekerjaan bagi masyarakat
bulanan para suami.211 setempat. Karena orang sering memiliki pendapatan
yang sifatnya musiman, mereka lebih suka pendekatan
Para pekerja harian lepas di ABM mengatakan bahwa mereka yang fleksibel untuk bekerja "seperti pekerja lepas
tidak mendapatkan cuti sakit sama sekali, sementara orang profesional di perkotaan yang memilih pekerjaan lepas
yang bekerjadi perusahaan lain mendapatkan cuti sakit daripada pekerjaan tetap karena fleksibilitas jadwal kerja
yang dibayar untuk beberapa hari tertentu. Para pekerja di yang disesuaikan dengan komitmen mereka sendiri."
ABM ini juga mendapatkan cuti hamil yang dibayar. Wilmar menyatakan bahwa pihak perusahaan akan
bernegosiasi dengan para pekerja harian lepas ini untuk
N adalah seorang pekerja harian lepas di PT Hamparan,
menyetujui pengaturan kerja tidak akan lebih dari 21
bagian dari BEST Group yang memasok Wilmar. Ia
hari dalam sebulan dan mempertahankan status mereka
mengatakan: "Kami tidak terdaftar untuk mendapatkan
sebagai pekerja tidak tetap.216
beberapa manfaat dan kami tidak mendapatkan dana
pensiun. Begitu juga semua pekerja perempuan BHL
Berdasarkan data yang dipublikasikan dalam Laporan
[buruh harian lepas]. Ada beberapa mandor perempuan yang
Berkelanjutan pada tahun 2011 dan 2015, Wilmar
mungkin SKU [pekerja tetap]. Kami tidak mendapatkan cuti
Group telah mengurangi jumlah pekerja tidak tetapnya
hamil atau cuti sakit. Perempuan yang hamil harus berhenti
di Indonesia,. Namun jumlah pekerja tidak tetap
bekerja. Ada pekerja perempuan yang telah bekerja di sini
perusahaan ini tetap tinggi pada tahun 2015. Dalam suatu
selama lebih dari enam tahun dan ia masih BHL”.212
surat pada Amnesty International, Wilmar menjelaskan
tentang pengurangan jumlah pekerja tidak tetap dibandingkan
PENJELASAN WILMAR jumlah pekerja tidak tetap tahun 2011. Wilmar menyatakan:
"Perlu dicatat bahwa kontrak kerja tidak tetap ditawarkan
Wilmar memberikan pengakuan dalam Laporan atas dasar kesepakatan bersama antara pekerja, yang
Keberlanjutan tahun 2009 bahwa "[a] ada proporsi memiliki beberapa alternatif pekerjaan dan lebih
yang tinggi pada para pekerja kita di Indonesia yang memilih untuk bekerja lepas untuk melengkapi sumber
merupakan pekerja tidak tetap”.213 Wilmar mengacu pendapatan tetap mereka, dan manajemen perkebunan.
pada pembangunan perkebunan baru di Kalimantan Kesepakatan ini mendapat dukungan dari serikat pekerja
Tengah dan menyatakan bahwa perusahaan sangat atau perwakilan pekerja dan Dinas Ketenagakerjaan
ergantung pada pekerja kontrak selama tahap awal Distrik pemerintah daerah”217 Dalam Laporan Berkelanjutan
pembangunan perkebunan. Wilmar juga menyatakan yang dirilis pada 21 Oktober 2016, Wilmar mengatakan:
bahwa perusahaan akan mengurangi ketergantungannya ”Wilmar berkomitmen untuk memberikan kesempatan
pada pekerja tidak tetap secara signifikan pada beberapa kerja yang sama tanpa memandang jenis kelamin. Namun,
tahun yang akan datang untuk memberikan kondisi kerja pekerjaan perkebunan cenderung menuntut fisik, dan
yang lebih baik serta untuk menumbuhkan tenaga kerja pasti menarik lebih banyak pekerja laki-laki. Ketika
yang stabil dan produktif.214 proporsi pekerja tidak tetap perempuan lebih tinggi dari
pekerja laki-laki, penting untuk dicatat bahwa hampir
Dalam laporan 2011, Wilmar menyatakan bahwa jumlah 50% dari pekerja tidak tetap adalah istri pekerja teteap.
pekerja dengan status tidak tetap relatif rendah di Para istri ini lebih memilih untuk dipekerjakan secara
211. Wawancara Amnesty International dengan pekerja, Kalimantan Tengah and Sumatera Utara, Februari, Oktober and November 2015.
212. Wawancara Amnesty International dengan N, Kalimantan Tengah, November 2015.
213. Wilmar International, Sustainability Report 2009, hlm. 45, tersedia pada: www.wilmar-international.com/wp-content/uploads/2012/11/Wilmar-SR-2009_single.pdf
(diakses terakhir pada 9 Oktober 2016).
214. Wilmar International, Sustainability Report 2009, hlm. 6 and 45.
215. Wilmar International, Staying the course through challenging times: Sustainability report 2011, hlm. 60, tersedia pada: www.wilmar-international.com/wp-content/
uploads/2012/11/Wilmar_SR2011.pdf (diakses terakhir pada 9 Oktober 2016).
216. Wilmar International, Staying the course through challenging times: Sustainability report 2011, hlm. 61.
217. Surat Wilmar International kepada Amnesty International, per 17 Oktober 2016.
lepas, dengan jam kerja fleksibel yang memungkinkan kerja yang tidak aman selama bertahun-tahun, tanpa
mereka untuk mengurusi rumah tangga mereka. Kontrak akses yang memadai pada perawatan kesehatan, dana
kerja pada pekerjaan tetap tidak memberikan kemungkinan pensiun dan tunjangan lainnya. Bahkan jika ada beberapa
atas jam kerja yang fleksibel.”218 orang yang lebih memilih kerja paruh waktu atau
pengaturan kerja yang fleksibel, perusahaan harus
Namun pernyataan Wilmar ini bertentangan dengan mengeksplorasi pilihan untuk menawarkan pengaturan
bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Amnesty International. soal jam tersebut dalam kontrak yang lebih aman.
Para istri pekerja ini tetap tidak ditanyai apakah mereka
lebih memilih kontrak kerja tetap dan hanya mendapatkan Wilmar belum merilis data tentang pekerja tidak tetap
tawaran pekerjaan di bagian di mana perusahaan yang dipekerjakan oleh para perusahaan pemasoknya.
mempekerjakan orang sebagai pekerja harian lepas.219 TSH Resources adalah satu-satunya perusahaan
Klaim Wilmar juga tidak konsisten dengan kenyataan pemasok Wilmar yang menanggapi permintaan Amnesty
bahwa pekerja harian perempuan lepas juga turut terlibat Internationalatas informasi. Perusahaan ini memberikan
dalam pekerjaan fisik di bagian perawatan tanaman. data mengenai jumlah total pekerja harian lepas dan
Banyak dari pekerja lepas perempuan tersebut yang pekerja tetap serta pembagian jender untuk kedua kategori
kemudian membantu suami mereka saat sore untuk ini. TSH Resources menyatakan bahwa perusahaan
melaksanaan pekerjaan seperti mengambil buah yang itu tidak memiliki pekerja kontrak (yang oleh Amnesty
jatuh, tetapi mereka tidak mendapatkan bayaran untuk International dianggap sebagai semua pekerja kontrak
pekerjaan itu. jangka tetap, termasuk pekerja harian lepas) sebelum
Maret 2015. Lalu semenjak bulan itu, tidak ada lagi
Pernyataan Wilmar bahwa kontrak pekerjaan tidak tetap pekerja kontrak yang diubah menjadi pekerja tetap. THS
didasarkan pada kesepakatan bersama dan diberikan Resources mengklaim bahwa pekerja kontrak berhak
pada pekerja yang memiliki alternatif pekerjaan lain atas "manfaat yang sama dengan manfaat yang diterima
pekerja tetap yaitu perumahan, kesehatan, dll.”221 Seperti
tidaklah sesuai dengan apa yang ditemukan Amnesty
yang ditekankan sebelumnya, saat SPMN memasukkan
International. Semua pekerja harian lepas yang
pekerja lepas harian ke dalam skema asuransi kesehatan
diwawancarai Amnesty International mengandalkan
nasional, para pekerjanya mengatakan bahwa mereka
pekerjaan mereka di perusahaan sawit itu sebagai
mendapatkan perlindungan hanya minimal dan mereka
sumber pendapatan utama. Para pekerja lepas ini tidak
menghadapi kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan
bekerja musiman atau hanya selama beberapa bulan
dan perawatan pada penyakit.
dalam setahun, tetapi mereka bekerja secara terus-
menerus bagi perusahaan. Tidak ada satu pun pekerja
harian lepas yang diwawancarai Amnesty International
pernah diberikan pilihan oleh perusahaan tentang status
pekerjaan mereka atau ditawarkan pilihan untuk menjadi
pekerja tetap. Tidak ada pekerja harian lepas yang meminta
perusahaan untuk membatasi pekerjaan mereka selama
atau kurang dari 21 hari dalam sebulan. Sebaliknya,
banyak pekerja harian lepas yang menggambarkan
bagaimana mereka berulang kali menanyai mandor tentang
apakah mereka dapat mendapatkan hari kerja tambahan
atau menanyai mandor tentang kemungkinan mereka
menjadi pekerja tetap yang mana mandor segera
memberitahu mereka bahwa hal tersebut tidak mungkin karena
kurangnya pekerjaan dan dana. Fakta ini dikuatkan oleh
staf pengawas yang diwawancarai Amnesty International.220
Truk-truk menurunkan buah-buah kelapa sawit pada sebuah pabrik.
Secara krusial, fakta ini tidak membenarkan tindakan
© Amnesty International
Wilmar Grup yang menempatkan pekerja dalam situasi
HAK ATAS KESEHATAN DAN KONDISI KERJA YANG AMAN DAN SEHAT
Pasal 7(b) dari Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas kondisi
kerja yang aman dan sehat. Pasal 12 Kovenan menjamin hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan fisik dan mental,
yang meliputi perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri serta tindak pencegahan dan pengendalian
penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. Komite PBB dalam bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya menjelaskan bahwa:
"Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri ... terdiri dari... langkah-langkah pencegahan kecelakaan dan
penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan; ... Pencegahan dan pengurangan pemaparan zat-zat berbahaya pada penduduk
suatu wilayah seperti radiasi dan bahan kimia berbahaya atau penanggulangan kondisi lingkungan yang merugikan dan
secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesehatan manusia. Selanjutnya, kebersihan industri dilaksanakan
dengan meminimalisir penyebab bahaya kesehatan yang terdapat di lingkungan kerja, selama masih bisa dilaksanakan”.222
Pelapor Khusus PBB tentang hak atas kesehatan telah menekankan bahwa hak atas kesehatan kerja mengharuskan pengusaha
menyediakan informasi yang dapat diakses mengenai semua tentang risiko kesehatan dan keselamatan, termasuk risiko yang
terkait dengan input produksi berserta peralatannya, serta mesin dan bahan kimia yang digunakan di tempat kerja. "Selain
itu, para pekerja juga harus diberitahu tentang semua risiko kesehatan di tempat kerja dengan cara yang bisa dipahami dengan
jelas sehingga mereka dapat menentukan sendiri apakah akan terlibat dalam pekerjaan yang berbahaya atau tidak aman”.223
Pelapor Khusus PBB tentang hak asasi manusia dan zat berbahaya dan limbah, dan Pelapor Khusus PBB tentang hak
atas pangan telah menyerukan penghentian penggunaan pestisida sangat berbahaya di seluruh dunia yang karena zat ini
menimbulkan kerusakan signifikan pada kesehatan manusia dan lingkungan.224
PELANGGARAN TERHADAP HAK sekali melindungi. Saat tangki yang saya bawa adalah tangki yang tua,
maka penutupnya tidak akan bisa menutup sama sekali dan punggung
ATAS KESEHATAN SERTA KONDISI saya akan kembali terkena cairan kimia setiap kali saya membungkuk.
Saya bekerja dengan tangki CDA selama lima tahun dan cairan di
KERJA YANG AMAN DAN SEHAT dalamnya itu menumpahi saya selama empat tahun.
“Penutup tangki CDA [penyemprot tetesan terkontrol] longgar dan saya Biasanya saya menyemprotkan baik bahan kimia campuran maupun
tidak bisa menutupnya dengan benar sehingga saya menumpahkan Gramoxone [herbisida berbasis paraquat]. Mandor akan bilang pada
sedikit bahan kimia pada apron dan kulit saya setiap hari. Kulit saya kami bahan kimia apa saja yang akan kami semprotkan. Ia mengatakan
lalu terbakar dan terasa gatal di bagian di mana cairan tadi menetes. ketika ada gulma sebaiknya menggunakan bahan kimia campuran.
Baju saya digunakan saat basah. Saya lalu memberi tahu mandor Saya juga bisa melihat jerigen yang berisi Gramoxone atau bahan
tetapi ia hanya menyuruh saya untuk mengencangkan pengaman. kimia campuran dengan melihat tulisan yang tertera pada badan jerigen
Longgarnya penutup tangki ini terjadi ketika saya menyemprot pada tersebut. Biasanya mandor akan membawa jerigen itu ke lapangan
tanah yang tidak rata. Kadang-kadang ketika saya tengah menyemprot, ... Saya mengatakan pada FA [asisten lapangan] bahwa badan saya
ada sedikit tumpahan cairan di punggung bawah saya yang berasal terasa tidak enak saat saya sedang menyemprot atau memupuk. Sejak
dari dasar tangki. Apron yang saya pakai sangat tipis dan tidak sama tahun lalu, saya merasa pusing dan mual. Saya muntah dan rasanya
222. Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No.14: Hak atas standar kesehatan terbaik yang bisa didapatkan (Pasal 12 Kovenan
Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya), UN Doc. E/C.12/2000/4, 11 August 2000. paragraf 15.
223. UN, Report of the Special Rapporteur on the right of everyone to the enjoyment of the highest attainable standard of physical and mental health, Anand Grover,
UN Doc. A/HRC/20/15, 10 April 2012, paras 24 – 25.
224. UN Office of the High Commissioner for Human Rights, ‘States and business must prevent harm from highly hazardous pesticides, 28 September 2015, tersedia
pada: www.ohchr.org/en/NewsEvents/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=16510&LangID=E (diakses terakhir pada 22 November 2016).
sangat pahit dan berwarna kekuningan. ... Saya melapor pada dokter untuk melakukan hal serupa pada akhir 2015. Wilmar
perusahaan bahwa saya merasa pusing, mual, serta muntah-muntah melarang penggunaan paraquat di bawah kebijakan
dan lalu dia berkata oh, kamu tidak apa-apa, kamu hanya kurang ‘Tanpa deforestasi, Tanpa Gambut, Tanpa Kebijakan
berolahraga. Kondisi seperti itu semakin parah selama setahun Eksploitasi' miliknya. Kebijakan ini juga mengatur bahwa
terakhir, perut saya kadang-kadang terasa sakit dan saya tidak nafsu perusahaan, pemasok, dan sub-kontraktor harus melindungi
makan. Saya berkata pada mandor bahwa saya merasa pusing dan para pekerjanya dari bahaya pada kesehatan dan
sakit tapi ia memerintahkan saya untuk tetap bekerja. Saya merasa keselamatan kerja yang mungkin berisiko pada cedera
pusing ketika bangun tidur di pagi hari. Saya bangun dengan badan permanen, sakit, atau kematian, termasuk di antarnya
berkeringat dan kepala terasa pusing tapi saya harus mengabaikan adalah menghindarkan pekerja dari paparan bahan kimia
itu semua agar tetap bisa berangkat bekerja, karena kalau tidak, saya berbahaya.
tidak akan dibayar." F, yang bekerja untuk SPMN, salah satu perusahaan
pemasok Wilmar.225 Salah satu bahan kimia kontroversial yang digunakan
sebagai herbisida (untuk mengendalikan gulma) adalah
Perkebunan kelapa sawit menggunakan berbagai pestisida, parakuat diklorida (paraquat). Paraquat adalah bahan kimia
di antarnya pestisida rumput dan herbisida untuk sangat beracun yang berisiko tinggi pada kesehatan.
mengelola hama dan gulma. Perkebunan sawit juga Paraquat memiliki salah satu racun akut tertinggi di
menggunakan banyak pupuk untuk meningkatkan hasil. antara herbisida komersial dan dapat mengakibatkan
Berbagai organisasi lingkungan hidup telah menyoroti keracunan jika masuk ke pencernaan atau masuk ke tubuh
risiko kontaminasi pada tanaman lain, tanah dan air tanah.226 melalui paparan pada kulit.227 Penggunaan paraquat telah
dilarang di Uni Eropa dan sangat dibatasi di beberapa
Pada tahun 2008 Wilmar berkomitmen untuk menghapus negara lain. Menteri Pertanian Indonesia mengatur
penggunaan paraquat dalam operasinya. Wilmar paraquat sebagai pestisida terbatas. Hanya orang-orang
menyatakan bahwa mereka telah melakukan penghapusan yang telah dilatih dan disertifikasi yang diizinkan untuk
itu pada tahun 2011 dan meminta perusahaan pemasok menggunakan paraquat.228
225. Wawancara Amnesty International dengan F, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
226. Friends of the Earth, Greasy palms: The social and ecological impacts of large-scale oil palm plantation development in Southeast Asia, Friends of the Earth,
Januari 2005.
227. W.T. Tsai, ‘A review on environmental exposure and health risks of herbicide paraquat’, Toxicological & Environmental Chemistry, Volume 95, Issue 2, 2013, hlm. 201.
228. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 24/PERMENTAN/SR.140/4/2011 Tentang Syarat dan Tata cara Pendaftaran Pestisida.
Staf di PT Hamparan, salah satu pemasok Wilmar lain, mengatakan bahwa perusahaan menggunakan Gramoxone dan
herbisida berbasis paraquat lainnya. Seorang pekerja di ABM, salah satu pemasok Wilmar, yang bertugas mencampur
bahan kimia untuk disemprotkan, juga menyatakan bahwa perusahaan ini menggunakan Gramoxone.230
229. Controlunion, Public Summary Report: PT Sarana Prima Multi Niaga POM, TSH Resources Berhad, 2015, hlm. 28, 45.
230. Wawancara Amnesty International, Kalimantan Tengah and Sumatera Utara, Februari, Oktober and November 2015.
Wilmar mengatakan telah mengurangi penggunaan paraquat Para pekerja yang bekerja di bagian pemeliharaan tanaman
pada perkebunan sendiri. Wilmar mengajukan daftar di ABM dan PT Hamparan, yang merupakan perusahaan
herbisida yang digunakan dalam Laporan Keberlanjutan pemasok Wilmar, mengatakan kepada para peneliti bahwa
perusahaan.231 Termasuk di antarnya: glifosat, triclopyrbutotyl, mereka tidak dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan
glufosinate amonium, 2,4-D, fluroxypyr-meptyl, dan diuron sama sekali.
yang diklasifikasikan sebagai cukup berbahaya atau sedikit
berbahaya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).232 Audit Para pemanen bekerja di ABM mengatakan bahwa
perusahaan awalnya hanya menyediakan sepatu pada
RSPO tahunan pada PT Milano (dilakukan dari 23 sampai
tahun 2015 sedangkan pekerja pada bagian perawatan
26 Mei 2016) dan pada PT Daya Labuhan Indah (dilakukan
tanaman sama sekali tidak diberi sepatu, masker, sarung
dari 24 sampai 28 Agustus 2015) menyatakan bahwa
tangan, baju terusan, atau kacamata. Para pekerja
perkebunan dua perusahaan ini menggunakan pestisida
mengenakan kemeja lengan panjang atau menggunakan
Kelas 1A atau 1B menurut standar WHO. WHO sarung untuk menutupi badan mereka sendiri. Para
mengklasifikasikan pestisida berdasarkan tingkat bahaya pekerja menyebar pupuk dan menyemprotkan bahan kimia
(seberapa besar risikonyabagi kesehatan). Pestisida kelas tanpa mengenakan masker, baju terusan, kacamata atau
1A diklasifikasikan sebagai amat sangat berbahaya dan kelas sarung tangan karet. J berkata pada para peneliti bahwa ia
1B sebagai sangat berbahaya.233 Laporan audit mencatat dan banyak pekerja lain tidak memakai sepatu ketika
bahwa kedua perusahaan tersebut tetap berkomitmen mereka menyebar pupuk dan saat bekerja J mengenakan
serta berencana untuk mengurangi penggunaan dua jenis kaus kaki karena lebih cepat dan ia dapat mencegah
pestisida berbahaya itu.234 agar pupuk tidak masuk ke dalam sepatu dan bergesekan
langsung dengan kulitnya. Saat tengah bekerja, kakinya
terluka dan akhirnya membengkak selama seminggu
karena infeksi. J mengatakan sulit baginya untuk bernapas
PERLENGKAPAN KESELAMATAN YANG TIDAK saat ia menyebar pupuk. Saat ia bernapas di tengah bubuk
MEMADAI pupuk, paru-parunya terasa berat dan jika meludah, ia bisa
melihat bubuk pupuk dalam air liurnya. J menceritakan
suatu kejadian pada tahun 2014 ketika ia menyemprotkan
Wilmar menyatakan dalam Laporan Berkelanjutannya pada
bahan kimia dan menumpahkan cairan kimia pada ibu
tahun 2015 bahwa: "Para penyemprot diwajibkan untuk
jarinya, dan lalu ia tidak mampu membersihkannya hingga
menjalani pelatihan ekstensif dan berkelanjutan dalam hal akhirnya cairan ibu jarinya tersebut tercampur dengan pupuk.
penanganan bahan kimia. Mereka diminta untuk mengenakan "Ibu jari saya sangat gatal sampai-sampai saya ingin
alat pelindung diri (Personal Protective Equipment/PPE) memotongnya." Sejak saat itu, kukunya membusuk dan ia
termasuk kacamata pelindung, masker wajah, sarung tangan menunggu kukunya terlepas.236 Seorang peneliti dari
dan sepatu bot. PPE harus dipakai setiap kali pekerja Amnesty International melihat kuku J dan memastikan
melaksanakan pekerjaannya. Mereka wajib mandi setelah kondisi kukunya sesuai dengan ucapannya. Semua kukunya
bekerja. Pekerja harus menjalani pemeriksaan medis rutin yang berubah warna dan salah satunya membusuk.
untuk mendeteksi keberadaan setiap residu kimiawi.”235
Z, seorang perempuan lain yang bekerja di ABM, bekerja
Investigasi Amnesty International mengungkapkan tanpa mengenakan sarung tangan karena pihak perusa-
haan tidak menyediakannya. Z mengatakan bahwa sarung
kesenjangan signifikan dalam hal penyediaan alat pelindung
tangan yang ia beli untuk dirinya basah dan membusuk
diri bagi pekerja yang dipekerjakan oleh anak perusahaan
karena bahan kimia yang ia semprotkan pada tanaman. Z
dan pemasok Wilmar, terutama bagi mereka yang bekerja
menggambarkan bagaimana bahan kimia sering menetesi
di bagian pemeliharaan tanaman. Ada pekerja yang sama tangannya saat ia tengah menyemprot. Ia mengatakan:
sekali tidak mendapat perlengkapan pelindung yang mereka "Tangan saya terasa gatal dan saya ingin menggaruknya.
butuhkan dan ada juga pekerja yang mendapat perlengkapan Kuku jari saya membusuk dan kemudian rontok. Diawali
pelindung pada awalnya tapi kemudian mereka tidak dari tepi dan lalu membengkak, lalu keluar cairan dari
mendapat peralatan ganti. kuku dalam dan lalu kuku itu terlepas.”237
Para penyemprot bekerja tanpa perlengkapan perlindungan pada sebuah perusahaan pemasok Wilmar. Mereka mengisi botol-botol dengan bahan-bahan kimia
murni kepada setiap pekerja untuk membawanya tanpa sarung tangan atau pelindung mata. Nama perusahaan dirahasiakan untuk keamanan. © Pribadi
Para tenaga penyemprot menggunakanalat penyemprot mereka gunakan untuk menyemprot. Para pekerja di SPMN
ransel dan membawa tangki berisi bahan kimia di punggung juga mengatakan bahwa gaji mereka dipotong untuk membayar
mereka. Z dan para penyemprot lain yang bekerja di anak tangki semprot atau jika tidak mereka harus membeli tangki
perusahaan dan perusahaan pemasok Wilmar menyoroti sendiri. B, yang bekerja di SPMN, mengatakan: "Biasanya
bahwa ada bahan kimia yang tumpah ke punggung mereka asisten lapangan memberitahu kami bahwa jika kamu
dari tangki, terutama tangki-tangki yang sudah tua. Z tidak mau membayar untuk tangki, maka kamu tidak akan
menceritakan bahwa ketika tangki penuh, bahan kimia mendapatkan pekerjaan". Kondisi ini dikonfirmasi oleh para
menetes pada punggung bagian atasnya. Ketika ia berbalik, pekerja perempuan lain di SPMN.238
maka bahan kimia jatuh menetes di punggung bagian
bawahnya. Z mengatakan bahwa bahan kimia menetes di
kulitnya hampir setiap hari karena tangki yang ia bawa
rusak dan bocor. Punggungnya terasa panas setelah bahan
kimia mengenainya dan kemudian terasa gatal. Jika Z
menggaruk kulitnya itu, maka kulitnya itu akan mengalami
iritasi dan ia harus membawanya ke klinik untuk diobati. Z
pergi ke satu klinik di luar perkebunan untuk berobat karena
ia mengatakan bahwa untuk mendapatkan perawatan di
klinik perusahaan, ia membutuhkan surat pengantar dari
mandor dan sang mandor tidak akan memberikan surat
itu padanya. Z harus berhenti bekerja pada beberapa hari
karena merasa sangat tidak nyaman dan kemudian ia
pulang tanpa mendapat bayaran apapun. Z mengatakan
pada peneliti bahwa ia harus terus bekerja agar mendapatkan
uang, bahkan ketika ia sakit.
Penyemprot bekerja tanpa perlengkapan perlindungan pada sebuah
Para pekerja perempuan di PT Hamparan berkata pada perkebunan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pemasok Wilmar. Nama
perusahaan dirahasiakan untuk keamanan. © Pribadi
peneliti bahwa mereka perlu membeli tangki yang akan
238. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah, Februari and November 2015.
239. ILO, Code of practice on safety and health in agriculture, 2011, paragraf 10.1.2 menekankan: “Pupuk yang merupakan bahan berbahaya bagi pekerja bisa
mengakibatkan iritasi kulit dan berpotensi dampak serius pada saluran pernapasan melalui penghirupan bentuk-bentuk gas dari anhydrous ammonia. Perawatan
harus dilakukan ketika menggunakan pupuk demi meminimalisir keterpaparan”. Lihat juga,sebagai contoh, lembar data keselamatan untuk pupuk tipe NPK: www.
azomures.com/wp-content/uploads/2015/10/FDS_NPK_EN.pdf (diakses terakhir pada 20 November 2016).mengakibatkan iritasi kulit dan berpotensi dampak
serius pada saluran pernapasan melalui penghirupan bentuk-bentuk gas dari anhydrous ammonia. Perawatan harus dilakukan ketika menggunakan pupuk demi
meminimalisir keterpaparan”. Lihat juga,sebagai contoh, lembar data keselamatan untuk pupuk tipe NPK: www.azomures.com/wp-content/uploads/2015/10/
FDS_NPK_EN.pdf (diakses terakhir pada 20 November 2016).
mencari mandor untuk memberitahunya tepat di hari ia U, yang bekerja di salah satu anak perusahaan Wilmar
mendapatkan luka itu tetapi Q tidak bisa menemukan sebagai tenaga penyebar pupuk, mengatakan: "Perusahaan
mandor karena hari itu adalah hari Sabtu. Para peneliti memberi kami sarung tangan dan masker kain hitam.
Amnesty International yang bertemu Q setelah ia keluar Mereka memberi saya masker sekali atau dua kali dan tidak
dari rumah sakit lalu mengambil foto tangannya. Q ada setelahnya. Saat saya kehilangan masker, mandor
akan membentak saya. Saya harus membeli masker yang
menderita rasa sakit setelah menjalani amputasi.240
baru seharga Rp 5.000. Kami tidak mengenakan sarung
tangan karet tapi kain sarung. Perusahaan tidak pernah
Para peneliti Amnesty International melihat langsung dan memberi saya sepatu, apron atau kacamata. Saya membeli
juga melihat melalui foto berbagai peralatan keselamatan sepatu sendiri seharga Rp 80.000.”242
yang dipakai oleh para pekerja di anak-anak perusahaan
Wilmar dan SPMN. Seperti yang dibahas sebelumnya, para T, yang bekerja di salah satu perusahaan pemasok Wilmar,
pekerja bagian pemeliharaan tanaman di ABM dan PT mengatakan kepada para peneliti bahwa sangat sulit
baginya untuk memakai alat pelindung, terutama sarung
Hamparan mengatakan bahwa perusahaan tidak memberi
tangan karet, karena cuacanya sangatlah panas. Ia juga
mereka perlengkapan keselamatan. Apron tidak mampu
mengatakan bahwa ia tidak memakai kacamata di pagi
menutupi tubuh secara penuh dan membuat bagian lengan hari karena berkabut.243 Pernyataan T ini diamini oleh
benar-benar terbuka. Apron juga tidak bisa melindungi para pekerja perempuan lain yang mengatakan terlalu sulit
leher dan jika ada cairan yang tumpah dari tangki, apron bagi mereka untuk memakai kacamata, karena berkabut.
tidak akan mampu mencegahnya mengalir ke punggung N, yang sebelumnya bekerja sebagai pengawasdi salah
pekerja. Masker yang digunakan oleh anak-anak perusahaan satu perusahaan pemasok Wilmar, mengatakan kepada
para peneliti bahwa setelah ada kunjungan RSOP, para
Wilmar dan SPMN adalah kain masker anti-polusi. Masker
pekerja diberi masker dengan filter tapi itu karena cuaca di
tersebut berguna untuk menyaring debu dan partikel tetapi
lapangan sangat panas, para pekerja lalu ini melepaskan
tidak cocok bagi penyemprotan bahan kimia berbahaya maskernya. N mengatakan: "Ketika menggunakan CDA, para
yang mana para pekerja seharusnyamengenakan masker pekerja diminta untuk mengenakan setelan baju panjang
penutup wajah dengan respirator yang mampu menyaring namun baju mereka disimpan di tempat penyimpanan dan
tetesan cairan kimia yang disemprotkan.241 tidak diberikan pada para pekerja karena baju tersebut
sangat panas ketika dikenakan." N juga menunjukkan
tenaga penyemprot yang beristirahat di tempat teduh,
termasuk di bawah tanaman baru disemprot.244 Pedoman
perlindungan keselamatan pekerja setelah penyemprotan
pestisida pada pertanian mencantumkan adanya larangan
masuk dalam jangka waktu tertentu setelah penyemprotan;
sesaat setelah penyemprotan adalah waktu yang terlarang
untuk memasuki area penyemprotan.245
240. Wawancara Amnesty International dengan Q, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
241. Sebagai contoh lihat panduan keselamatan untuk penyemprotan paraquat: www.cheminova.com.au/download/herbicides/label/paraquat_250sl_label_au.pdf (diak-
ses terakhir pada 22 November 2016).
242. Wawancara Amnesty International dengan U, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
243. Wawancara Amnesty International dengan T, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi melindungi identitas.
244. Wawancara Amnesty International dengan N, lokasi dan tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
245. Lihat US Environmental Protection Agency, ‘Restrictions to Protect Workers After Pesticide Applications’, https://www.epa.gov/pesticide-worker-safety/restric-
tions-protect-workers-after-pesticide-applications (diakses terakhir pada 22 November 2016).
memenuhi target mereka. V, yang bekerja pada salah satu mengalir melalui leher apron hingga sampai ke punggungnya.
anak perusahaan Wilmar mengatakan: L terus bekerja dan ia tidak mandi setelah pulang karena
waktu itu musim kemarau dan ia tidak bisa menemukan air.
"Ketika kami mencoba menyandang tangki ke punggung, L mengatakan bahwa tidak ada tempat mandi untuk para
ada tumpahan cairan kimia di tangan kami karena apron pekerja. L mulai merasa pusing dan ia menemui dokter di
tidak menutupi tangan kita melainkan hanya menutupi hari berikutnya. Dokter mengatakan ia terkena Gramoxone.
bagian tubuh saja. Tangki-tangki itu masih baru tapi kami L menjelaskan bagaimana ia merasa mual, muntah-muntah,
mengisinya penuh-penuh, dan itu adalah kesalahan kami dan pusing selama 10 hari.247
sendiri, ketika ada beberapa tetes cairan kimia yang
tumpah. Kami berusaha untuk memenuhi target kami dan Beberapa pekerja lain menceritakan kalau mereka muntah-
bergegas untuk mengejar ketertinggalan kami dengan teman- muntah dan merasa pusing dan mual setelah mereka
teman yang mungkin sudah lebih dahulu memulai”.246 menyemprotkan cairan kimia. Seorang mandor yang
bekerja di salah satu anak perusahaan Wilmar pernah
Sebagaimana dibahas di atas, ada kesenjangan signifikan mencampur bahan kimia yang akan disemprotkan oleh
dalam hal penyediaan peralatan keselamatan untuk
para pekerja. Ia melakukannya tanpa mengenakan sarung
para pekerja. Namun bahkan ketika para pekerja telah
tangan karena katanya sarung tangan yang ia pakai longgar
mendapatkan peralatan keselamatan, adanya sistem
dan akhirnya jatuh. Ia menggambarkan pada peneliti waktu
target yang ditetapkan oleh perusahaan membuat
ia merasa pusing, penglihatannya kabur dan kepalanya
penggunaan peralatan keselamatan tersebut menjadi tidak
terasa sakit setelah ia selesai mencampur bahan kimia dan
efektif. Ada tingkat stres yang melekat pada target tinggi
beberapa waktu lain di hari tersebut. Mandor itu berkata
yang harus dipenuhi oleh para pekerja, termasuk para
bahwa para pekerja telah mengingatkannya bahwa mereka
penyemprot, untuk memastikan bahwa pekerja mengambil
merasa pusing juga, begitu juga seorang mandor lain.
istirahat yang diperlukan serta waktu untuk memastikan
Beberapa pekerja menggambarkan suatu sensasi menyengat
keselamatan mereka sendiri, bahkan ketika ini berarti para
di mata mereka setelah mereka menyemprot karena mereka
pekerja ini mengerjakan pekerjaannya dengan lebih lambat.
bekerja tanpa mengenakan pelindung mata. Seorang
pekerja perempuan menggambarkan bagaimana CDA yang
EFEK KESEHATAN DAN CEDERA ia pakai tidak bekerja dengan baik sehingga ia mencoba
untuk melihat apakah apakah alat itu bekerja hingga
Para peneliti Amnesty International mewawancarai para akhirnya cairan bahan kimia tersemprot ke matanya.
pekerja di salah satu anak perusahaan dan pemasok Wilmar Pekerja ini tidak memakai kacamata pelindung. Ia telah
yang bercerita bahwa mereka mengalami efek negatif pada menjalani perawatan di rumah sakit tapi matanya masih
kesehatan mereka yang mungkin disebabkan oleh paparan memerah hingga kini.248
bahan kimia. Termasuk pula para pekerja perempuan
yang mengalami luka setelah terpapar bahan kimia berat.
Kebanyakan dari pekerja ini merasa gugup untuk bercerita
tentang luka mereka karena mungkin bisa membuat mereka
teridentifikasi sehingga dapat menimbulkan risiko pada
keselamatan mereka.
Yohanna, 45 tahun, dulu dipekerjakan sebagai ‘mandor’ dalam sebuah unit perawatan di perkebunan SPMN, perusahaan pemasok Wilmar, dan telah bekerja
untuk perusahaan sejak 2004. Mukanya tersiram Gramoxone, herbisida paraquat, saat mencoba menaruh tangka ke motornya. Bahan kimianya menyebabkan
erosi kornea dan peradangan di mata Yohana. Penundaan dalam mendapatkan perawatan menyebabkan infeksi yang merusak saraf matanya dan juga
mempengaruhi mata lainnya. © Amnesty International
Yohanna adalah salah satu pekerja dengan luka parah Rasanya panas seperti cabai. Saya melapor ke atasan saya –
yang bersedia untuk berbicara secara terbuka mengenai seorang asisten, seseorang yang waktu itu berada di gudang
pengalamannya. Ia dan keluarganya yang semua memanggil asisten lapangan untuk menceritakan apa yang
bekerja untuk SPMN mengatakan bahwa mereka siap terjadi. Asisten lapangan datang dan ia mengatakan bahwa
mempertaruhkan segalanya demi mendapatkan pengobatan saya harus membawa racun [istilah yang umum digunakan
dan dukungan yang dibutuhkan olehnya. Yohanna berusia oleh pekerja dan staf untuk merujuk pestisida] ke lapangan
45 tahun. Ia bekerja sebagai 'mandor' di unit pemeliharaan
sebelum saya pergi ke klinik. Saya pun lalu membawa
tanaman di SPMN, salah satu pemasok Wilmar, dan telah
racun itu ke lapangan ... Tangki berisi Gramoxone - murni
bekerja di perusahaan itu sejak tahun 2004. Yohanna
... Ketika saya pergi ke klinik setelah insiden itu, hanya
adalah seorang pekerja tetap. Yohanna menjelaskan pada
ada bidan yang menemui saya, tidak ada dokter atau
para peneliti Amnesty International bagaimana Gramaxone
perawat di klinik pada waktu itu ... Saya mengatakan
terpercik di wajahnya ketika ia mencoba untuk memuat
kepadanya bahwa mata saya terkena racun di dan bidan
tangki di atas sepedanya.
ini memberi saya beberapa tetes obat mata ... Mereka
tidak mencuci mata saya... Awalnya saya bisa melihat
“"Pada 2 Februari 2013, saya pergi ke gudang di mana
mereka menyimpan semua racun [istilah yang umum melalui mata kanan tapi setelah satu bulan, mata kanan
digunakan oleh pekerja dan staf untuk merujuk pestisida] saya menjadi kabur ... Setelah beberapa hari, saya pergi
sekitar pukul 07:00. Saya mencoba untuk memuat satu ke bagian sumber daya manusia dan mereka memberiku
tangki ke sepeda saya tapi tangki itu tergelincir dan jatuh. surat rujukan dan mobil perusahaan membawa saya ke
Saya berlari untuk menangkapnya tapi cairan kimia itu Sampit [kota terdekat dengan perkebunan] ke rumah sakit
terlebih dahulu keluar dari tangki dan memercik seluruh yang ada di sana, tetapi mata saya sudah terlanjur merah
wajah saya. Untungnya hanya mata kanan saya saja yang dan bengkak ... Dokter di rumah sakit Sampit memeriksa
terpengaruh sekarang. Saya lalu meninggalkan sepeda membersihkannya dan lalu mereka memberi saya suntikan
dan berlari ke depan gudang di mana ada keran dan saya melalui IV [infus] serta beberapa butir pil untuk saya
mencuci muka. Muka saya rasanya seperti sedikit terbakar. makan. Dokter tidak memberitahu saya apa yang salah, dia
hanya berbicara dengan perawat dan menulis resep. Saya dari pekerjaannya tapi ia menyebutkan bahwa ia harus
terus berada di rumah sakit itu selama 15 hari. Ini [mata membayar untuk lensa di matanya, karena lensa itu tidak
saya] akan menjadi merah setiap dua minggu atau lebih tercakup oleh asuransi. Yohanna menjelaskan pada para
terutama jika saya keluar dari rumah dan mata saya itu peneliti bahwa harga lensa itu adalah Rp 500.000 (US
terkena cahaya - sinar matahari atau lampu. Saya merasa $ 37) untuk sekali pakai. Dia tidak mendapatkan salinan
ada sengatan di mata dan saya merasa pusing seolah saya catatan medis dan ia berpikir bahwa catatan itu akan
akan jatuh pingsan. Mata saya berkunang-kunang. Rasanya dikirimkan ke departemen sumber daya manusia perusahaan.
seperti bola mata saya keluar dari kelopaknya. Saya terus Pada bulan Agustus 2015, Yohanna berkata bahwa ada
bekerja di bagian yang sama, yaitu bagian penanganan satu orang staf departemen sumber daya manusia dari SPMN
bahan kimia dan pemindahannya ke dalam tangki. Tidak membawanya ke Sampit ke kantor Jamsostek [asuransi
ada pemeriksaan setelahnya. Para mandor tetap tidak sosial untuk sektor pekerja swasta]. Ia menceritakan
mengenakan kacamata, bahkan ketika memindahkan bagaimana staf tersebut berbicara dengan seseorang di
cairan bahan kimia.”249 kantor Jamsostek dan kemudian dia menerima Rp 12 juta
(US $ 887) sebagai kompensasi atas cederanya. Menurut
Di bulan November 2014, keadaan mata Yohanna semakin petugas Jamsostek, seharusnya Yohanna berhak menerima
memburuk. Ia mengatakan bahwa mata kanannya memerah Rp 30 juta (US $ 2.216) untuk cedera yang ia derita,
dan membengkak hingga ia tidak bisa membukanya. namun Jamsostek harus memotong sejumlah biaya yang
Yohanna mendapat arahan dari departemen sumber daya sudah dibayarkan untuk perawatan medis Yohanna. Ia
manusia dan kembali ke dokter yang sama di rumah sakit lalu diminta untuk menandatangani tiga tanda terima tapi
Sampit. Dokter itu memberinya obat tapi matanya tidak tidak menerima salinan tanda terima tersebut.
juga membaik. Ia lalu kembali ke rumah sakit Sampit pada
Februari 2015 di mana dia diberitahu bahwa matanya Amnesty International mewawancarai salah satu dokter yang
terinfeksi dan lalu ia dirawat inap selama sembilan hari. merawat Yohanna. Dokter itu menjelaskan bahwa bahan
Yohanna tidak bisa kembali bekerja dan kemudian matanya kimia Gramaxone merusak kornea dan menyebabkan
dioperasi di rumah sakit Sampit pada bulan Maret 2015 peradangan di mata Yohanna. Ia menyatakan bahwa
untuk menghapus membran di mata kanannya untuk penundaan pada pengobatan telah memperburuk situasi
mengurangi pembengkakan. Di bulan September pada dan telah menyebabkan terjadinya infeksi yang merusak
tahun yang sama, ia dirujuk ke dokter di Banjarmasin, saraf optik dan juga mempengaruhi mata lainnya.251 Para
ibukota Kalimantan Selatan, yang memasang lensa di peneliti juga melihat salinan dari beberapa catatan medis
matanya yang harus diganti setiap bulan. Yohanna Yohanna serta dokumen rujukan dan salinan dokumen
menceritakan: "Dokter berkata pada saya bahwa lensa itu asuransi kecelakaan kerja Yohanna ini yang ia terima
akan melindungi mata saya dari panas tetapi tidak bisa setelahnya.
melakukan hal lain. Sakit kepala saya disebabkan oleh saraf
di sekitar mata yang terpengaruh ... Dokter mengatakan Mikael, suami Yohanna, adalah juga seorang mandor pada
cedera itu disebabkan oleh Gramoxone yang telah merusak bagian pemeliharaan tanaman di SPMN. Ia mengatakan
saraf mata ... Saya tidak bisa melihat melalui mata kanan pada Amnesty International bahwa pada bulan Januari 2015,
saya. Ketika saya mencoba untuk melihat menggunakan Yohanna dan dirinya diundang pada suatu pertemuan
mata kanan, maka saya akan mengalami sakit di bagian dengan para anggota staf departemen sumber daya manusia
kepal dan mata saya terasa benar-benar membengkak. Saya perusahaan. Anggota staf mengatakan kepadanya bahwa
masih merasa sedikit pusing. Saya tidak bisa membaca perusahaan ingin menawarkan pensiun dini bagi pasangan
karena penglihatan saya kabur. Jika saya menggunakan suami istri ini. "Saya mengatakan pada mereka bahwa
banyak tangan kanan saya, kepala saya terasa sakit. Saya kami tidak bisa menerima begitu saja bahwa sekarang
hanya ingin berjalan stabil seperti dulu.” 250
istri saya masih buta dan kami ingin dia sepenuhnya pulih
seperti sedia kala sebelum peristiwa itu terjadi. Saya ingin
Yohanna tidak dapat kembali bekerja sejak Februari 2015. ada seorang dokter yang mengatakan bahwa ia sepenuhnya
Biaya operasi dan rawat inap dibayar oleh asuransi kesehatan pulih dan kemudian saya akan membiarkan dia pensiun
249. Wawancara Amnesty International dengan Yohanna, Kalimantan Tengah, Februari 2015.
250. Wawancara Amnesty International dengan Yohanna, Kalimantan Tengah, November 2015.
251. Wawancara via telepon Amnesty International, nama dan detil dirahasiakan untuk melindungi identitas.
sepenuhnya... [Anggota staf sumber daya manusia] perawatan serta rehabilitasi yang dibutuhkan Yohanna
mengatakan bahwa tawaran pensiun dini itu diberikan dan segala macam tindakan tersebut tidak boleh dibatasi
karena Anda sudah memasuki usia pensiun itu sebabnya pada tindakan yang bisa ditutup oleh asuransi kesehatan
kami menawarkan Anda pensiun. Saya akan pensiun suaminya saja.
secara penuh karena saya sudah dekat dengan usia pensiun
[Mikael berusia 52] ... [Anggota staf sumber daya manusia]
mengatakan kami memensiunkan semua orang yang sakit.
KETIDAKKEPATUHAN PADA PERATURAN MENGENAI
Saya berkata padanya bahwa istri saya sakit bukan karena
sesuatu yang terjadi di rumah namun karena pekerjaannya PARAQUAT DAN KURANGNYA INFORMASI YANG
dan saya menuntut mereka untuk merawatnya.”252 MEMADAI TENTANG RISIKO KESEHATAN
Amnesty International juga mewawancarai pekerja lain Peraturan Indonesia menetapkan bahwa paraquat hanya
yang ditawari pensiun dini setelah mengalami cedera disemprotkan oleh penyemprot terlatih dan bersertifikat.255
akibat terpapar bahan kimia, alih-alih mendapat kompensasi. Namun, nampaknya tidak ada satupun perusahaan
Staf bagian pengawasan di SPMN juga mengatakan kepada pemasok Wilmar menjalankan persyaratan ini.
para peneliti bahwa perusahaan akan meminta pekerja
yang cedera untuk mengambil pensiun dini alih-alih Amnesty International menemukan adanya perbedaan yang
membayar kompensasi pada mereka.253 beragam dalam hal informasi dan pengetahuan di antara
para pekerja mengenai perusahaan tempat mereka bekerja
SPMN membayar gaji Yohanna secara penuh sampai dan sikap para mandor yang mengawasi kerja mereka.
Agustus 2015 namun kemudian mengurangi gajinya 75% Sebagai contoh, beberapa pekerja bahkan tidak mengetahui
dan sejak November 2015 gajinya berkurang lagi pada nama merek-merek bahan kimia yang mereka semprotkan,
angka 50%. Pekerjaannya dihentikan pada bulan Februari dan pekerja memiliki tingkat informasi mengenai keselamatan
2016 karena perusahaan memutuskan bahwa ia tidak bisa yang berbeda. Beberapa pekerja bekerja di anak perusahaan
bekerja lagi. Yohanna menerima Rp 64 juta (US $ 4.728) Wilmar mengetahui nama-nama bahan kimia yang mereka
pada saat pemutusan kontraknya (lihat foto kwitansi dari semprotkan dan nama-nama pupuk yang mereka sebar. Di
SPMN), di mana angka ini sudah termasuk dana pensiunnya. salah satu perusahaan pemasok Wilmar, ada pekerja yang
SPMN berkata kepada Yohanna bahwa perusahaan bersedia bekerja di bawah salah satu mandor mengatakan bahwa
untuk menutup biaya obat-obatan dan operasi yang oleh sang mandor memberi tahu mereka apa yang mereka
dokter direkomendasikan padanya, namun melalui asuransi semprotkan serta apa risikonya. Sedangkan para pekerja
kesehatan milik suaminya.254 yang diawasi oleh mandor lain tidak mendapatkan informasi
ini. Namun secara umum, peneliti berulang kali diberitahu
Yohanna menderita cedera serius dan melemahkan yang oleh pekerja bahwa mereka tidak tahu atau tidak yakin
bisa membuatnya cacat seumur hidup yang disebabkan apa yang ada di bahan kimia yang mereka semprot atau
penggunaan Gramoxone oleh SPMN yang merupakan sebar. Para peneliti menemukan bahwa sangat sedikit dari
bahan kimia beracun tinggi. Ada jangka waktu penundaan mereka yang sadar akan risiko kesehatan tertentu yang
yang cukup lama bagi Yohanna untuk bisa memeroleh berhubungan dengan bahan kimia yang mereka semprot.256
pengobatan yang diperlukan dan tanggapan segera
perusahaan atas kecelakaan itu menurut pandangan Di SPMN, pekerja diberitahu dalam pengarahan pagi
Amnesty International adalah sebuah kelalaian. Dokter yang mereka bahwa mereka harus mengenakan peralatan
diwawancarai Amnesty International telah mengkonfirmasi keselamatan mereka. Namun hanya beberapa mandor saja
bahwa keterlambatan dalam pengobatan memperburuk yang memberikan informasi tentang risiko kesehatan yang
kondisi Yohanna dan menyebabkan kerusakan parah berhubungan dengan bahan kimia yang mereka tangani.
pada matanya. SPMN harus memastikan bahwa Yohanna Pekerja dan staf pengawas di SPMN menegaskan bahwa
mendapatkan perawatan medis yang ia butuhkan selama perusahaan telah melakukan inspeksi keselamatan biasa
diperlukan. Perusahaan harus membayar dan mengatur tetapi bentuknya hanyalah inspeksi visual pada pekerja di
252. Wawancara Amnesty International dengan Mikael, Kalimantan Tengah, Februari 2015.
253. Wawancara Amnesty International dengan pekerja dan staf, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan untuk melindungi identitas.
254. Informasi didapatkan oleh Amnesty International melalui email dan percakapan telepon.
255. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
256. Wawancara Amnesty International dengan para pekerja, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
bagian perawatan tanaman untuk memeriksa apakah mereka PEMERIKSAAN WAJIB TAPI HASILNYA TIDAK
mengenakan peralatan keselamatan. Inspeksi ini tidak
secara fisik memeriksa peralatan yang digunakan pekerja.
DIBAGIKAN PADA PARA PEKERJA
T mengatakan pada para peneliti: "Kadang-kadang kalau
Anak perusahaan Wilmar dan SPMN, salah satu pemasok
ada audit oleh perusahaan, mereka bertanya apa pupuk
Wilmar, menjalankan tes darah bagi orang-orang yang
yang saya gunakan dan apakah kami mengenakan apron
bekerja pada bagian pemeliharaan tanaman. Seorang
dan masker. Jika kami tidak memakai masker, mereka
perempuan yang bekerja pada ABM, salah satu anak
bertanya pada kami mengapa Anda tidak menggunakan
perusahaan Wilmar, mengatakan pada peneliti bahwa
masker Anda? Mereka hanya melihat kami dan mengajukan
perusahaan hanya sekali menyelenggarakan tes darah
pertanyaan, mereka tidak pernah memeriksa peralatan
untuk para pekerja dalam enam tahun terakhir. Sedangkan
kami. Kecuali kami memberitahu mereka bahwa peralatan
PT Hamparan tidak menjalankan tes darah sama sekali
kami sudah usang, mereka tidak akan pernah tahu. Saya
mengatakan kepada inspektur perusahaan, dua bulan lalu, pada para pekerjanya.
mohon mengganti peralatan saya karena sudah aus dan
inspektur mengatakan, bilang pada asisten lapangan anda, Menurut para pekerja di salah satu anak perusahaan
jangan bilang ke saya.”257 Wilmar, mereka menjalani tes darah setiap enam bulan atau
setiap satu tahun. Sedangkan pekerja SPMN diperiksa
P, bekerja pada bagian pemeliharaan tanaman di PT setiap enam bulan. Para pekerja mengatakan pada para
Hamparan. Seperti yang dibahas sebelumnya, para pekerja peneliti bahwa mereka tidak diberi informasi mengenai
mengatakan kepada para peneliti bahwa PT Hamparan jenis-jenis tes yang dilakukan pada darah mereka atau
tidak menyediakan peralatan keselamatan. P mengatakan: mengenai tujuan pemeriksaan mereka. Para pekerja SPMN
"Kadang-kadang manajer datang ke perkebunan dan mengatakan bahwa mereka diberitahu oleh pengawas
melihat apakah kita memakai peralatan yang tepat, seperti mereka bahwa setiap orang yang bekerja menyebar pupuk
sabit dan karung. Jika kita tidak memiliki peralatan yang atau menyemprot bahan kimia harus diuji. Beberapa
tepat, mereka akan memulangkan kami. Mereka tidak pernah pekerja yang bekerja di PT Milano, salah satu anak
peduli apakah kami memiliki peralatan keselamatan.”258 perusahaan Wilmar, diberitahu oleh bidan atau perawat
yang mengumpulkan sampel darah mereka bahwa mereka
Para pekerja di salah satu anak perusahaan Wilmar sedang dites untuk memeriksa apakah ada bahan kimia
diberitahu oleh kepala bagian mereka bahwa bahan kimia yang berdampak pada darah mereka atau apakah mereka
yang mereka semprot dan sebar itu berbahaya dan mereka bisa terus melakukan pemupukan. Mereka tidak diberikan
harus mengenakan peralatan keselamatan. Namun sangat informasi lebih lanjut tentang tujuan perusahaan melakukan
sedikit dari mereka yang memiliki informasi tentang risiko pemeriksaan. Seorang staf SPMN mengatakan pada
kesehatan tertentu yang berhubungan dengan bahan kimia Amnesty International bahwa perusahaan melalukan tes
yang mereka semprotkan. U berkata peneliti bahwa pada ginjal, fungsi hati, dan darah lainnya.260
tahun 2012, seorang mandor memberi tahu para pekerja
bahwa ada tamu datang dari Singapura. Tamu itu Pekerja tidak diberi salinan hasil tes oleh perusahaan,
memeriksa perkebunan dan mengatakan bahwa para meskipun mereka meminta. Pengecualian ada di SPMN di
pekerja harus memakai peralatan keselamatan mereka dan mana beberapa pekerja mampu mendapatkan ringkasan
jika mereka tidak mendapat peralatan keselamatan, maka hasil tes mereka berkat tekanan dari serikat pekerja. Namun
para pekerja tidak harus bekerja. Namun, para pekerja di secara umum, perusahaan tidak memberikan salinan hasil
anak perusahaan yang sama menunjukkan bahwa tetap bagi pekerja yang darahnya telah dites. Pekerja yang tes
ada kesenjangan dalam hal penyediaan peralatan keselamatan darahnya menunjukkan suatu keanehan akan diberitahu
oleh perusahaan.259 Para peneliti menganggap bahwa tidak bahwa ada masalah pada darah mereka namun tetap mereka
realistis jika para pekerja bagian pemeliharaan tanaman tidak akan menerima salinan hasil tes.
menolak untuk bekerja jika mereka tidak mendapatkan
peralatan keselamatan, mengingat rawannya posisi mereka D, yang bekerja di salah satu anak perusahaan Wilmar,
sebagai pekerja harian lepas. mengatakan pada para peneliti bahwa ia menjalani tes
257. Wawancara Amnesty International dengan T, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
258. Wawancara Amnesty International dengan P, Kalimantan Tengah, tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
259. Wawancara Amnesty International dengan U dan pekerja lainnya, Sumatera Utara, tanggal dirahasiakan demi keselamatan.
260. Wawancara Amnesty International dengan pekerja dan staf pengawas, Kalimantan Tengah and Sumatera Utara, Februari, Oktober, dan November 2015.
pada tahun 2012 dan 2014. Setelah tes pertama, ia sakit, saya ingin diperiksa di rumah sakit. Saya benar-benar
diberitahu oleh seorang bidan yang bekerja di klinik ingin tahu apa yang terjadi di dalam tubuh saya. Saya
perusahaan bahwa ada beberapa bahan kimia dalam ingin mendapatkan hasil laboratorium langsung dari rumah
darahnya sehingga ia tidak lagi bisa melakukan sakit. Ada tanda tanya besar dalam hidup saya.”261
penyemprotan. D tidak diberi salinan hasil tesnya meskipun
ia meminta. Ia mengatakan: "Pertama-tama, mereka K bekerja sebagai pekerja harian lepas bagian pemeliharaan
mengatakan kepada saya ada beberapa bahan kimia dalam tanaman pada salah satu anak perusahaan Wilmar lainnya.
darah Anda. Saya memberikan sautu argumen dengan Ia berkata bahwa darahnya diperiksa oleh perusahaan di
bidan dan meminta hasilnya. Saya bilang saya ingin bulan Oktober 2015 dan setelah tes tersebut, ia diberitahu
mendapatka hasil tes agar saya bisa memeriksakannya oleh bidan di klinik perusahaan bahwa ia tidak bisa
sendiri di rumah sakit supaya saya bisa diobat. Tetapi menyemprot lagi. K menyebutkan bahwa ia dan lima pekerja
ia tidak memberi saya salinan hasil tes tersebut." Pada lainnya dari bagian pemeliharaan tanaman dipanggil oleh
2013, D bertanya pada asisten lapangan apakah ia bisa klinik. Seorang bidan yang membawa kertas berisi hasil tes
kembali ke bagian penyemprotan dan ia mendapatkan izin. memberi tahu keenam pekerja tersebut bahwa ada reaksi
Sejak saat itu, D kembali menyemprotkan bahan kimia dan kimia dalam darah mereka. K diberitahu bahwa ia memiliki
ia menghadapi tes lagi pada tahun 2014. Ia tidak diberi kolesterol tingkat tinggi dan bahan kimia telah berdampak
salinan hasil tesnya tapi ia diberi suntikan vitamin setiap pada darahnya. Ada seorang dokter hadir di klinik dan K
pekan mulai dari bulan Juli 2015. "Bidan berkata pada meminta dokter itu untuk menjelaskan apa arti hasil tes
saya bahwa saya sedang diberikan suntikan karena ada yang mengatakan bahwa ada bahan kimia yang berdampak
beberapa bahan kimia dalam darah saya. Saya bertanya pada darahnya. K mengatakan bahwa dokter tersebut bilang
pada bidan mengapa Anda hanya memberi saya vitamin padanya bahwa ia tidak tahu tapi K tidak memerlukan
dan bukannya memberi pengobatan jika ada bahan kimia pengobatan dan harus makan lebih banyak buah. Dokter
dalam darah saya. Saya bertanya pada bidan mengapa itu menyarankan agar K meminta salinan hasil tes darah
Anda memberikan vitamin itu hanya pada saya dan tidak pada perusahaan. K mengatakan pada para peneliti bahwa
pada perempuan lain yang bekerja di bagian penyemprotan? ia merasa sangat cemas setelah diberitahu bahwa ada bahan
Ia tidak memberi saya penjelasan ... Saya merasa sangat kimia yang berdampak dalam darahnya dan ia benar- benar
emosional, saya sangat marah. Saya ingin mendapatkan ingin darahnya diuji di tempat lain. Namun, K tidak mampu
hasil laboratorium tersebut. Jika mereka bilang bahwa saya membayar biaya untuk berkonsultasi dengan dokter lain.262
Pada bulan Maret 2016, SPMN mengedarkan memo internal yang mengutip Pasal 8 (1) UU Ketenagakerjaan dengan
penekanan pada fakta bahwa perempuan hanya bisa mendapatkan cuti haid jika mereka merasa sakit (sesuai penekanan
SPMN) dan telah memberitahu pihak perusahaan. Memo tersebut menetapkan bahwa pekerja perempuan harus diperiksa
oleh perawat dan mendapatkan surat pemberitahuan dari dokter (lihat foto memo dan bentuk surat pemberitahuan dokter).
261. Wawancara Amnesty International dengan D, tanggal dan lokasi dirahasiakan untuk melindungi identitas.
262. Wawancara Amnesty International dengan K, tanggal dan lokasi dirahasiakan untuk melindungi identitas.
263. Pasal 81(1), UU Ketenagakerjaan.
264. Wawancara Amnesty International dengan B, Kalimantan Tengah, November 2015.
SPMN mengedarkan sebuah memo internal tentang cuti haid. Memo itu secara khusus menyatakan bahwa para pekerja perempuan harus diperiksa oleh
seorang perawat dan mendapatkan surat keterangan dari dokter. © Amnesty International
Atas kegagalan mereka untuk menyediakan atau mengganti Tiga pekerja harian lepas, dua orang perempuan dan
peralatan pelindung seperti dijelaskan di atas, PT Perkebunan seorang laki-laki, yang bekerja di unit perawatan pabrik
Milano, PT Daya Labuhan Indah, PT Abdi Budi Mulia, di salah satu anak perusahaan Wilmar mengatakan pada
PT Sarana Prima Multi Niaga dan PT HamparanMasawit peneliti Amnesty International bahwa mereka telah meminta
BangunPersada mungkin telah melanggar Pasal 86 UU agar diangkat menjadi pekerja tetap. Ketiga orang ini telah
Ketenagakerjaan, Pasal 14 UU No. 1/1970, dan Pasal 2 bekerja selama lebih dari dua tahun. Dua perempuan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor menjelaskan bahwa mandor berkata bahwa mereka hanya
08/MEN/VII/2010 Tahun 2010 tentang Peralatan bisa bekerja sebagai pekerja harian lepas. Pekerja laki-laki
Keselamatan. diberitahu bahwa ia harus menjadi pekerja pemanen dahulu
agar bisa diangkat menjadi pekerja tetap sedangkan ia
bekerja dalam pemeliharaan tanaman sehingga sulit untuk
Staf pengawas di beberapa perusahaan yang telah kesetaraan laki-laki dan perempuan, hak asasi manusia
diwawancarai Amnesty International menegaskan bahwa dan kebebasan fundamental di bidang politik, ekonomi,
perempuan yang bekerja di perkebunan bukanlah pekerja sosial, budaya, sipil atau lainnya.”270
tetap. N, yang bekerja sebagai pengawaspada salah satu
perusahaan pemasok Wilmar mengatakan: "Saya tidak tahu Bukti yang dikumpulkan oleh Amnesty International
mengapa hal ini bisa terjadi. Beberapa perempuan di kantor menunjukkan bahwa Wilmar, ABM dan PT Hamparan
adalah pekerja tetap. Perempuan di lapangan bekerja mengecualikan perempuan yang bekerja di perkebunan
lebih keras daripada mereka yang bekerja di kantor jadi dari kesempatan kerja tetap. Tiga perusahaan ini memiliki
saya tidak yakin mengapa mereka tidak diangkat menjadi pola untuk mempekerjakan perempuan di perkebunan
pekerja tetap.” sebagai pekerja harian lepas dan ketiganya tidak menawarkan
mereka kontrak kerja tetap agar mendapatkan perlakuan
Beberapa pekerja lain menegaskan bahwa tidak ada pekerja yang berbeda. Pengecualian ini tidak hanya memengaruhi
bagian pemeliharaan tanaman yang diangkat menjadi syarat dan ketentuan kerja bagi para pekerja perempuan
pekerja tetap terlepas dari masa kerja mereka. Hal ini tetapi juga membatasi akses mereka pada asuransi kesehatan
merupakan masalah bagi laki-laki dan perempuan pekerja dan jaminan sosial. Penelitian Amnesty International
yang bekerja di pada bagian perawatan tanaman. Namun menemukan bahwa mayoritas pekerja perempuan hanya
karena kebanyakan perempuan yang bekerja di perkebunan ditawari pekerjaan di perkebunan pada bagian di mana
direkrut untuk bekerja pada bagian perawatan tanaman, mereka bisa bekerja sebagai pekerja harian lepas dan bukan
maka kondisi ini menghasilkan situasi di mana mayoritas bagian di mana mereka bisa direkrut sebagai pekerja tetap
perempuan yang dipekerjakan oleh perusahaan yang tidak atau pada bagian di mana mereka akan diangkat menjadi
pernah diberikan status pekerjaan tetap.268 pekerja tetap. Bahkan ketika tidak ada kebijakan yang jelas
dalam hal ini, fakta bahwa perempuan sangat mendominasi
Amnesty International meminta Wilmar dan perusahaan jumlah pekerja harian lepas dapat menunjukkan adanya
pemasok untuk menyebutkan jumlah perempuan yang saat diskriminasi tidak langsung. Wilmar, ABM, dan PT Hamparan
ini bekerja sebagai pekerja tidak tetap oleh perusahaan belum bisa menyampaikan alasan yang wajar dan objektif
mereka di Indonesia dan berapa banyak perempuan yang atas kegagalan mereka untuk menawarkan kontrak kerjatetap
diangkat menjadi pekerja tetap sejak 2011. Wilmar tidak pada mayoritas pekerja perempuan yang bekerja di
menyertakan informasi ini dalam tanggapannya. TSH perkebunan mereka. Perlakuan yang berbeda ini mengganggu
Resources, perusahaan induk SPMN, menyatakan bahwa hak-hak perempuan untuk bekerja dan di tempat kerja,
per Oktober 2016, ada 219 perempuan dan 792 laki-laki hak atas kesehatan dan jaminan sosial yang berakhir
dipekerjakan sebagai pekerja tetap dan 25 perempuan menjadi diskriminasi pada pekerja perempuan.
dan 210 laki-laki sebagai pekerja kontrak (pekerja lepas/
buruh dengan kontrak jangka tetap). Seperti disebutkan
sebelumnya, SPMN tidak punya tenaga kontrak sebelum
Maret 2015. TSH Resources mengatakan bahwa sejak
Maret 2015 tidak ada lagi pekerja kontrak diangkat menjadi
pekerja tetap.269 Adapun ABM dan PT Hamparan tidak
menanggapi permintaan Amnesty International.
268. Wawancara Amnesty International dengan N dan staf pengawas lain, tanggal dan lokasi dirahasiakan untuk melindungi identitas.
269. Tanggapan TSH Resources kepada Amnesty International, diterima pada18 November 2016.
270. Pasal 1. lihat juga Konvensi ILO terkait Diskriminasi di Pekerjaan dan Jabatan (ILO Convention concerning Discrimination in Respect of Employment and Occupa-
tion), 1958 (Convention No. 111).
Tiga orang istri para pekerja yang bekerja sebagai pekerja harian lepas telah dipecat oleh ABM pada 10 dan 11 Desember
2015. Pada tanggal 11 Desember, salah satu pekerja mengajukan permohonan kepada Departemen Layanan Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi di Labuhan Batu Selatan untuk mendaftar pada serikat baru. Tujuh pekerja diminta untuk menemui
manajer mereka pada tanggal 12 Desember dan diminta untuk membatalkan permintaan mereka untuk menarik diri dari
serikat. Menurut bukti yang diterima oleh Amnesty International, manajer mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka
bersikeras, mereka harus menemui anggota Departemen Personalia, Hukum dan Urusan Umum. Para pekerja menemui
anggota staf Departemen Personalia, Hukum, dan Urusan Umum pada tanggal 17 Desember yang mengatakan bahwa
mereka harus menarik diri pengunduran diri mereka. Pada 4 Januari dan 5 Januari 2016, salah satu pekerja menerima
pemberitahuan melalui surat sedangkan satu lagi pekerja menerima pemberitahuan secara lisan bahwa status pekerjaan
mereka akan berubah dari pekerja tetap menjadi pekerja harian lepas. Setelah peristiwa ini, pada pertengahan Januari
2016 dua pekerja sepakat untuk menandatangani pernyataan bahwa mereka akan mengundurkan diri dari serikat baru.
ABM kemudian membatalkan surat yang mengubah status pekerjaan dua orang pekerja ini dan membuat mereka bisa
mempertahankan status pekerjaan mereka. Ketiga perempuan yang dipecat juga kembali bekerja.271 Pasal 28 dari Undang
Undang Serikat Pekerja melarang siapa pun mencegah pekerja untuk membentuk, untuk bergabung atau untuk memilih
tidak menjadi anggota serikat pekerja apapun.
HAK ASASI MANUSIA dampak buruk pada HAM melalui aktivitas mereka, dan
mengatasi dampak tersebut bila terjadi”.275 Perusahaan
memiliki tanggungjawab untuk menghindari menyebabkan
atau berkontribusi pada dampak buruk pada HAM memalui
Bab ini mendeskripsikan kewajiban perusahaan atas tindakan entitas dalam cakupan usahanya, seperti anak
pelanggaran ketenagakerjaan yang dijabarkan di bab-bab perusahaannya. Prinsip Pemandu PBB meminta perusahaan
sebelum ini. Bab ini membahas kewajiban Wilmar atas untuk bertindak lebih jauh dan mengatasi risiko terlibat
tindakan anak perusahaannya. Bab ini juga memeriksa dalam dampak buruk terhadap HAM yang dapat melibatkan
upaya uji tuntas (due diligence) Wilmar terkait pemasok mereka melalui hubungan bisnis yang lebih luas. Prinsip
pihak ketiganya. Bab ini diakhiri dengan penjelasan singkat Pemandu PBB menyatakan perusahaan harus: “Berusaha
dan analisis prinsip-prinsip Perjanjian Meja Bundar tentang mencegah atau memitigasi dampak buruk terhadap HAM
Minyak Sawit Berkelanjutan (Roundtable on Sustainable yang terkait langsung dengan operasi, produk atau jasa
Palm Oil/RSPO) serta kriteria dan penilaian untuk oleh jaringan kerjasama bisnis mereka, bahkan bila mereka
sertifikasinya. tidak berkontribusi terhadap dampak tersebut”.276
272. UN Office of the High Commissioner for Human Rights, Guiding Principles on Business and Human Rights: Implementing the United Nations “Protect, Respect
and Remedy” Framework (Prinsip Pemandu untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia: Mengimplementasikan Kerangka Kerja PBB tentang “Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan”), UN Doc. HR/PUB/11/04, 2011 tersedia di: www.ohchr.org/Documents/Publications/GuidingPrinciplesBusinessHR_EN.pdf (diakses terakhir
pada 23 Oktober 2016).
273. Komentar atas Prinsip 11, Prinsip Pemandu PBB.
274. Prinsip 11, Prinsip Pemandu PBB.
275. Prinsip 13 (a), Prinsip Pemandu PBB.
276. Prinsip 13 (b), Prinsip Pemandu PBB.
Wilmar menguasai sepenuhnya PT Perkebunan Milano277 Masawit Bangun Persada telah melanggar hak-hak pekerja
dan memiliki 95% dari PT Daya Labuhan Indah.278 Wilmar atas kondisi kerja, kesehatan, dan jaminan sosial yang adil
merujuk pada dirinya dan anak perusahaannya sebagai dan menguntungkan. Amnesty International menemukan
‘Grup’ di semua materi publik mereka. Dalam bagian tata
kasus-kasus kerja paksa dan keterlibatan anak-anak dalam
kelola korporasi di Laporan Tahunannya, Wilmar
bentuk-bentuk terburuk kerja anak dalam operasi mereka. PT
mengatakan Dewannya diharuskan mempertimbangkan
isu-isu keberlanjutan (sustainability) dalam memformulasikan Abdi Budi Mulia dan PT Hamparan Masawit Bangun Persada
strategi bisnis dan kewajiban korporat Grup.279 Wilmar telah juga mendiskriminasi terhadap perempuan berdasarkan jenis
membentuk ‘Dewan Keberlanjutan’, dipimpin oleh Ketua kelamin dalam praktik mempekerjakannya. PT Abdi Budi
(Chairman) dan Pejabat Eksekutif Utama (Chief Executive Mulia telah mengganggu hak pekerjanya dalam bergabung
Organization/CEO), yang memimpin pengembangan dan dengan serikat pekerja pilihan mereka. Ketiga perusahaan
eksekusi ‘Kebijakan Tanpa Deforestasi, Tanpa Lahan
juga diduga telah melanggar Undang-Undang Indonesia dan
Gambut, Tanpa Eksploitasi’. Pejabat Keberlanjutan Utama
berpotensi melakukan pelanggaran pidana. Sebagaimana
(Chief Sustainability Officer) bertanggunjawab pada strategi
dibahas dalam bab 8, Wilmar telah mengkonfirmasi dalam
dan kebijakan secara keseluruhan dalam operasi Grup ini
sendiri, “juga dengan memastikan kepatuhan pemasok pihak materi pelacakannya jika sumber minyak sawitnya berasal dari
ketiga”.280 Pejabat Keberlanjutan Utama atau Direktur PT Abdi Budi Mulia dan PT Sarana Prima Multi Niaga. PT
Utama Keberlanjutan Grup (General Manager Sustainability Hamparan Masawit Bangun Persada adalah bagian dari BEST
Group) terdaftar sebagai kontak atau perwakilan manajemen Group dan Wilmar telah mengkonfirmasi kepada Amnesty
untuk penilaian sertifikasi RSPO atas anak perusahaan International bahwa minyak sawitnya juga berasal dari BEST
Wilmar.281 Sangat jelas dalam semua material ini bahwa
Group.282
isu ‘keberlanjutan’, yang didalamnya termasuk pencegah-
an eksploitasi tenaga kerja, dikelola oleh Wilmar terhadap
semua anak perusahaannya serta pengambilaan keputusan
dan pengawasan tersentralisasi.
KURANGNYA UJI TUNTAS (DUE
Anak perusahaan Wilmar telah melanggar HAM pekerja DILIGENCE) WILMAR TERKAIT
yang mereka pekerjakan secara langsung. Wilmar
bertanggungjawab atas tindakan para anak perusahaan PEMASOKNYA
yang dimiliki penuh atau hampir penuh karena mereka
memiliki kontrol atas entitas tersebut. Karenanya, Wilmar Prinsip Pemandu PBB menyatakan perusahaan harus
telah gagal memenuhi tanggungjawabnya untuk menghormati mempunyai:
HAM dan telah mencederai Hak Asasi Manusia pekerja
yang dipekerjakan Grup tersebut.
“(a) Sebuah kebijakan yang berkomitmen untuk memenuhi
tanggung jawab mereka dalam menghormati Hak Asasi
Manusia;
PERUSAHAAN PEMASOK WILMAR (b) Proses uji tuntas (due diligence) hak asasi manusia
GAGAL MENGHORMATI HAK ASASI untuk mengidentifikasi, mencegah, memitigasi dan ber-
tanggungjawab atas bagaimana mereka mengatasi dampak
MANUSIA mereka terhadap hak asasi manusia;
(c) Proses agar memungkinkan pemulihan setiap dampak
Sebagaimana yang dianalisis dalam bab terdahulu, PT Abdi buruk hak asasi manusia yang mereka sebabkan atau yang
Budi Mulia, PT Sarana Prima Multi Niaga, dan PT Hamparan mereka berkontribusi atasnya.”283
277. Wilmar International, Wilmar in Asia: Annual Report 2015, hlm. 194. PT Perkebunan Milano termasuk dalam daftar anak perusahaan penting dalam Laporan
Tahunan Wilmar. Ia merupakan satu dari delapan anak perusahaannya di Indonesia yang disebut dalam laporan tahunannya.
278. Wilmar International, Wilmar in China: Annual Report 2009, hlm. 173.
279. Wilmar International, Wilmar in Asia: Annual Report 2015, hlm. 63.
280. Wilmar International, Sustainability Report 2015, hlm. 23.
281. Lihat sebagai contoh, PT Mutagung Lestari, RSPO Certification Assessment: PT Daya Labuhan Indah, disetujui pada 13 November 2015.
282. PT Hamparan Masawit Bangun Persada maupun BEST Group terdaftar sebagai pemasok dalam materi keterlacakan Wilmar. Dalam surat yang dikirim kepada
Amnesty International, tertanggal 17 Oktober 2016, Wilmar mengkonfirmasi mereka mengambil minyak sawit dari PT Batara Elok Semesta Terpadu, sebuah pen-
yulingan yang dimiliki oleh BEST Group yang dipasok oleh perkebunan-perkebunannya.
283. Prinsip 15, Prinsip Pemandu PBB.
284. Sebagai contoh lihat, Greenpeace, License to Kill, 22 Oktober 2013, tersedia di: www.greenpeace.org/international/en/publications/Campaign-reports/Forests-Re-
ports/Licence-to-kill1/ (diakses terakhir pada 29 Oktober 2016). Lihat juga J. Elks, ‘After Years of Pressure, Wilmar International Commits to Ending Deforetation
Practices’, 5 Desember 2013, tersedia di: www.sustainablebrands.com/news_and_views/behavior_change/jennifer-elks/after-years-pressure-wilmar-internation-
al-commits-endin (diakses terakhir pada 29 October 2016). Wilmar menyatakan ia tidak mengadopsi Kebijakan tersebut akibat dari tekanan LSM. “Kami tidak
melakukan ini akibat tekanan dari Organisasi Non-Pemerintah (Ornop/LSM). Kami melakukannya setelah melihat memburuknya kondisi lingkungan hidup di
banyak negara dan perubahan iklim global, kami merasa sesuatu perlu dilakukan dan perusahaan besar harus mengambil kepemimpinan dan bekerja sama yang
tidak seperti sebelumnya. Lebih lanjut, konsumen secara global bergerak kea rah dan lebih menyukai komoditas yang diproduksi secara bertanggungjawab. Industri
harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan harapan pasar jika ingin tetap kompetitif”. Lihat Wilmar International, Sustainability Report 2013, hlm. 4.
285. Wilmar International, ‘No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy’, 5 Desember 2013, hlm. 1.
286. Wilmar International, ‘No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy’, 5 Desember 2013, hlm. 4 - 5.
287. Wilmar International, ‘No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy’, 5 Desember 2013, hlm. 8.
288. Wilmar International, ‘No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy’, 5 Desember 2013, hlm. 8 - 9. Wilmar juga menyatakan ia akan “berhenti melakukan
bisnis dengan pemasok yang penasehat independen kami atau pemangku kepentingan lainnya menemukan pelanggaran serius atas kebijakan ini, dan tidak
melakukan tindakan pemulihan secepatnya untuk mengatasi pelanggaran itu. Namun, terlepas tindakan pemulihan, kami tidak akan melakukan bisnis dengan
mereka yang mengulang secara serius pelanggaran terhadap kebijakan.”
Setelah meninjau semua laporan perkembangan dan Wilmar apa yang terjadi. Hal ini harusnya telah
keberlanjutan Wilmar dan bahan-bahan publik lainnya, diidentifikasi sebagai isu risiko tinggi yang membutuhkan
Amnesty International berkesimpulan Wilmar tidak pengawasan dan upaya mitigasi lebih lanjut untuk
menyediakan informasi yang bisa melacak efektifias melindungi kesehatan pekerja yang melakukan penyemportan
tindakannya dalam mengakhiri eksploitasi di rantai dan terus menyemprot paraquat. Wilmar tidak memberikan
pasokannya. Laporannya hanya berisi sedikit informasi bukti bahwa ia telah meninjau dan melakukan mitigasi
tentang isu ketenagakerjaan, dan data yang ada cenderung yang dibutuhkan atas risiko kesehatan para pekerja yang
fokus pada Grup Wilmar ketimbang pemasoknya. terus terpapar paraquat.
Laporannya dangkal dan umumnya membahas kebijakan
ketimbang memberikan informasi tentang risiko dan Dalam responnya kepada Amnesty International, Wilmar
dampak buruk nyata pada hak asasi manusia yang telah
menyatakan: “Wilmar mengakui ada permasalahan
teridentifikasi dan bagaimana mengatasinya. Misalnya,
ketenagakerjaan yang berlangsung di jaringan rantai
Laporan Keberlanjutan Wilmar tahun 2015 menyatakan
pasokan kami dan mereka teridentifikasi secara jelas
mereka tidak mempekerjakan anak berusia di bawah 18
dan diakui dalam “ “Overarching Reports” (Laporan
tahun dan berusaha “mengidentifikasi risiko pada anak di
menyeluruh) kami, sebagai bagian dari pendekatan
jaringan rantai pasokan kami dan mengambil langkah yang
Rencana Agregasi Transformasi Pengilangan (Aggregator
memadai untuk mengatasi setiap risiko”. Ia menyatakan:
Refinery Transformation/ART) yang kami luncurkan untuk
“Adalah bukan tidak wajar bagi anak untuk bekerja dalam
mengarah pada transformasi yang berlanjut serta perubahan
perkebunan keluarga di operasi petani berlahan kecil. Ini
nyata di lapangan.”292
diperbolehkan dalam standar RSPO selama kesejahteraan
dan pendidikan anak tidak terganggu.”289 Tidak ada informasi
lebih lanjut tertulis tentang proses dan metodologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi risiko pekerja anak
terkait pemasoknya, risiko yang telah teridentifikasi dan
tindakan nyata ketika pekerja anak ditemukan. Anehnya,
laporan Wilmar yang lebih lama memasukkan informasi
lebih banyak terkait hak pekerja terkait ketimbang laporan
yang lebih baru.290
Wilmar dan TFT menjalankan peninjauan lapangan pada sekitar 10% pabrik dari sampel pabrik ‘prioritas tinggi’. TFT,
didukung oleh perwakilan Wilmar, juga menjalankan kunjungan lapangan ke perkebunan dan perkebunan petani berlahan
kecil yang mebentuk ‘basis pasokan’ dari setiap pabrik yang dipilih. Pabrik, perkebunan dan perkebunan kecil yang
dikunjungi dinilai berdasarkan kebijakan Wilmar. TFT menyatakan: “Penilaian tidak dilakukan seperti yang dilakukan
auditor atau badan sertifikasi, sebaliknya, TFT menerapkan pendekatan bahwa kunjungan lapangan sebagai kesempatan
menyediakan saran yang bisa membantu pemasok memenuhi harapan pasar. Tujuannya agar bekerja sama dengan pabrik,
perkebunan dan perkebunan skala kecil untuk menciptakan solusi pragmatis dan kolaboratif untuk perbaikan”. Setiap
entitas yang dikunjunginya diberikan laporan individual oleh TFT, yang menjabarkan secara detil temuan dan termasuk
rekomendasi dan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Temuan umum dibagikan kepada pabrik dan penanam
lainnya, yang tidak dikunjungi, untuk mengajukan tindakan yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah bersama.295
Pada akhir tahun 2015, menyatakan peninjauan lapangan telah dilaksanakan pada 47 pabrik dan menyediakan perwakilan
kepada basis pemasok mereka di Indonesia, Malaysia, Amerika Latin, dan Ghana. 41 diantaranya merupakan pabrik
eksternal (bukan dimiliki Wilmar); 26 pabrik eksternal dari Indonesia ditinjau. Mereka melakukan proses ART di Sandakan,
Malaysia.296 Pada tahun 2016, Wilmar membuat tiga laporan ART lainnya tersedia di laman website mereka.
Amnesty International meninjau laporan menyeluruh (overarching reports) yang disediakan Wilmar. Hanya satu sub-bagian
dari tiap laporan yang fokus pada isu ketenagakerjaan; mayoritas melaporkan soal lingkungan hidup atau isu lainnya. Salah
satu laporan menyeluruhnya, laporan Sandakan di Malaysia, mengangkat isu pekerja anak di beberapa perkebunannya.297
Kebanyakan laporan ini menekankan kekhawatiran terusnya penggunaan paraquat dan bahan kimia berbahaya lainnya serta
kurangnya studi dampak sosial. Laporan tersebut juga menunjukkan kurangnya kebijakan dan kebutuhan untuk memperbaiki
praktik manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di beberapa perusahaan. Beberapa isu yang diangkat termasuk
perlunya memastikan semua pekerja diberikan kontrak kerja yang secara jelas menjabarkan durasi kerja mereka; bahwa
pekerja asing tidak memiliki paspor dan izin kerja (di Malaysia); bahwa pekerja tidak memahami kalkulasi upah atau tidak
293. Wilmar International, No Deforestation, No Peat, No Exploitation: Policy Progress Update (December 2013 – December 2015), hlm. 11.
294. TFT, Prioritizing mill visits, tersedia di www.wilmar-international.com/wp-content/uploads/2016/01/Prioritizing-Mill-Visits.pdf (diakses terakhir pada 30 October
2016).
295. Dalam sebuah surat kepada Amnesty International per tanggal 17 Oktober 2016, Wilmar mengatakan: “Temuan ini, dengan rekomendasi perbaikan kemudian
dibagikan melalui pertemuan tatap muka dan lokakarya kelompok pemasok regional.”
296. Wilmar International, No Deforestation, No Peat, No Exploitation: Policy Progress Update (December 2013 – December 2015), hlm. 12.
297. TFT, Wilmar Integrated Policy Rapid Assessment: Sandakan Edible Oils Overarching Report, Sandakan, Sabah, Desember 2014, tersedia di: www.wilmar-interna-
tional.com/sustainability/progress/aggregator-refinery-transformation-art/art-overarching-reports/ (diakses terakhir pada 30 October 2016).
menerima upah minimum di beberapa perkebunan (juga di Malaysia); serta kurangnya prosedur pengelolaan keluhan.298
Laporan menyeluruh menyatakan: “Sebagai bagian dari proses keterlibatan penuh, entitas yang ditargetkan akan dikunjungi
lagi dalam rangka membahas implementasi tindakan yang diusulkan dan untuk membentuk rencana aksi praktis untuk
pengawasan yang berjalan terus menerus.”299 Laporan individual tidak dipublikasikan, juga tidak untuk kerangka waktu
untuk tindak lanjut dan pengawasan lebih lanjut. Nama perusahaan induk, pabrik, perkebunan dan perkebunan kecil
yang dikunjungi tidak disebutkan. Lampiran yang dianonimkan berisikan rangkuman temuan dalam bentuk tabel dan
mengindikasikan apakah entitas tersebut mematuhi elemen pokok Kebijakan Wilmar atau adanya isu potensial. Tidak ada
informasi dalam laporan menyeluruh tentang laporan perkembangan Wilmar tentang tindakan korektif yang disetujui
dengan entitas yang mereka kunjungi dan kemajuan yang terjadi sejak kunjungan tersebut.
Walaupun pendekatan Aggregator Refinery Transformation secara menyeluruh juga mengidentifikasi area umum yang
bisa berguna, namun sangat terbatas dalam cakupannya mana signifikan terhadap risiko dampak buruk. Kegagalan
dan hanya mencakup sebagian kecil basis pemasok Wilmar Wilmar melakukan ini mengejutkan setelah menimbang
(kurang dari 5% pabrik yang dikunjungi pada tahun 2015). upaya Wilmar untuk melacak rantai pasokannya. Wilmar,
Ia memberikan cara yang berguna untuk berinteraksi membuat langkah tanpa preseden dengan membuat banyak
dengan pemasok dalam kerja kolaborasi mencari solusi informasi tersedia; misalnya perusahaan ini mempublikasikan
tapi tidak mengganti kebutuhan atas proses yang lebih nama pabrik yang menyediakan minyak kelapa sawit
komprehensif dalam mengidentifikasi risiko pelanggaran mentah untuk kilang penyulingannya.300 Upaya Wilmar
ketenagakerjaan dalam jaringan rantai pasokan Wilmar. untuk memastikan keterlacakan rantai pasokannya adalah
sebuah hal positif. Namun, keterlacakan (traceability)
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan pabrik untuk adalah langkah pertama dalam rangka mencari risiko dan
ART tidak berdasarkan peninjauan awal yang memadai pelanggaran ketenagakerjaan. Wilmar harus melakukan
tentang risiko pelanggaran hak tenaga kerja. Kebanyakan lebih dan berusaha mengidentifikasi risiko pelanggaran
kriteria pemilihan terkait faktor lingkungan hidup dan ketenagakerjaan dalam jaringan rantai pasokannya. Ini
yang terkait tenaga kerja didasarkan pada kerangka kerja mengharuskan Wilmar mengumpulkan informasi tentang
perusahaan, sertifikasi RSPO dan informasi yang tersedia praktik kerja, atau setidaknya untuk perkebunan yang
secara publik. Tidak ada peninjauan awal atas pengaturan teridentifikasi memasok setiap pabrik pengolahan. Walau
tata kelola pekerja dari pemasok atau faktor risiko seperti terlihat sulit untuk melakukan ini kepada perkebunan
keanggotaan serikat pekerja, target yang diberikan kepada kecil yang memasok setiap pabrik, Wilmar setidaknya bisa
pekerja, upah borongan, dan atau jumlah pekerja harian lepas meninjau kondisi kerja dan faktor risiko pada perkebunan
atau pekerja migran yang dipekerjakan oleh perusahaan. yang dioperasikan oleh pemilik pabrik pengolahan dan
perkebunan yang teridentifikasi lainnya. Wilmar telah
Untuk memenuhi tanggung jawab dalam menghormati menyatakan bahwa: “Keterlacakan berguna karena
HAM, Wilmar harus menjalankan uji tuntas (due diligence) informasi bisa digunakan untuk mengevaluasi performa
HAM untuk mengidentifikasi, mencegah, memitigasi pemasok terhadap kebijakan kami, dan untuk berinteraksi
dan bertanggungjawab atas caranya mengatasi dampak dengan basis pemasok kami untuk mencapai perbaikan
pekerja terhadap HAM dalam operasi globalnya. Ini yang diinginkan”.301 Upaya Wilmar melacak pabriknya
mensyaratkan Wilmar secara aktif meninjau operasinya, tidak diimbangi upayanya mengevaluasi seberapa jauh
hubungan bisnisnya, serta jaringan rantai pasokannya para pemasok menerapkan kebijakannya.
298. LihatTFT, PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik Refinery Overarching Report (July 2016), PT Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung and PT Multimas Nabati
Asahan Paya Pasir Overarching Report (April 2016), Pasir Gudang Edible Oil Overarching Report (December 2015), and Sandakan Edible Oils Overarching Report
(December 2014), tersedia di: www.wilmar-international.com/sustainability/progress/aggregator-refinery-transformation-art/art-overarching-reports/ (diakses terakhir
pada 30 Ocktober 2016).
299. Sebagai contoh lihat, TFT, Wilmar Integrated Policy Rapid Assessment: PT Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung and PT Multimas Nabati Asahan Paya Pasir
Overarching Report, Jakarta, April 2016, hlm. 6.
300. Wilmar International, ‘Traceability’, www.wilmar-international.com/sustainability/progress/traceability/ (diakses terakhir pada 30 Oktober 2016).
301. Wilmar International, No Deforestation, No Peat, No Exploitation: Policy Progress Update (December 2013 – December 2015), hlm. 6.
Amnesty International juga meminta Wilmar mendeskripsikan dan Kalimantan Tengah maupun tindakan korektif yang
bagaimana ia memonitor kepatuhan kepada standar telah dilakukan. Wilmar juga tidak merespon pertanyaan
ketenagakerjaan Indonesia dan Internasional pada apakah mereka memberitahu pihak berwenang bila dalam
perkebunan yang tidak dikunjungi sebagai bagian dari pengawasan mereka terungkap pelanggaran atas hukum
‘keterlibatan tingkat tinggi’ yang dilakukan sebagai bagian ketenagakerjaan oleh anak perusahaan atau pemasoknya.306
dari proses ART. Wilmar, dalam responnya kepada Amnesty
International, menunjukkan bahwa kerja ‘pengawasan Wilmar menyatakan tidak ada pemasoknya yang ditangguhkan
rantai pasokan’ dilakukan pada lebih dari 40 perusahaan karena isu ketenagakerjaan apapun “semua pemasok yang
kelap sawit di tingkatan perkebunan, pabrik atau grup.302 terlibat dengan kami telah menunjukkan komitmen dan
upaya yang tampak dalam memperbaiki praktik mereka”.
Ia tidak menyediakan informasi tentang pelanggaran atau
Mereka mengatakan ingin mendorong mereka untuk
risiko yang ditemukan, perusahaan yang dimonitor, dan
meneruskan kemajuan dan hanya akan menghentikan kerja
tindakan korektif yang telah diambil. Dengan tiadanya
sama jika sebuah pemasok berulangkali gagal menunjukkan
informasi ini, sulit untuk berkomentar atas kemanjuran
perbaikan atau secara tegas menolak patuh dengan Kebijakan.307
inisiatif ini. Wilmar juga merujuk kepada kolaborasinya
Namun, mereka tidak menjabarkan secara detil pelanggaran
dengan Business for Social Responsibility303 dan prosedur
yang telah mereka ungkap atau tindakan yang diambil para
penanganan keluhannya304 dalam responnya kepada
pemasok untuk memperbaiki praktiknya.
Amnesty International.
302. Surat Wilmar International kepada Amnesty International, per tanggal 17 Oktober 2016.
303. Dalam suratnya kepada Amnesty International, per tanggal 17 Oktober 2016, Wilmar mengatakan: “Untuk memungkinkan melihat lebih dalam isu ketenagaker-
jaan kini kami mengembangkan program ketenagakerjaan untuk mengidentifikasi praktik terbaik ketenagakerjaan dan mencegah praktik eksploitatif, bekerja sama
dengan Business for Social Responsibility (BSR), sebuah organisas nirlaba global berdedikasi pada keberlanjutan. Ini merupakan bagian dari proyek lebih luas
yang juga bekerja sama dengan BSR dan rekan sejawat industry untuk menetapkan standar isu HAM dan ketenagakerjaan dalam industry kelapa sawit di Indone-
sia.” Dalam suratnya, per tanggal 11 November 2016, Wilmar merujuk kepada pernyataan pers yang dikeluarkan olehnya dan Golden Agri-Resources (GAR) pada
7 November mengumumkan kolaborasi dengan BSR. “Kolaborasi akan dimulai dengan meninjau praktik ketenagakerjaan kini di sektor kelapa sawit di Indonesia,
dan bertujuan memformulasikan pendekatan praktis dalam memperbaiki praktik ketenagakerjaan.” Lihat Wilmar dan GAR, ‘GAR and Wilmar Call for Closer Collab-
oration to Find Solutions to Indonesian Palm Oil Sector Labour Challenges’, tersedia di: http://media.corporate-ir.net/media_files/IROL/16/164878/News-Release-
7-Nov-16-GAR-WIL-BSR-Joint-Collaboration-Final.pdf (diakses terakhir pada 12 November 2016).
304. Pada tahun 2015, Wilmar membentuk prosedur penanganan keluhan yang memungkinkan pemangku kepentingan mengangkat dugaan pelanggaran Kebijakan.
Pada akhir tahun 2015, mereka telah mendaftarkan dan menginvestigasi 19 kasus. Menurut perkembangan terbaru tentang keluhan yang dipublikasikan Wilmar,
dua kasus tersebut melibatkan isu ketenagakerjaan dan Wilmar sedang berinteraksi dengan perusahaan yang terlibat. Transparansi Wilmar dalam prosedur
keluhannya disambut baik namun terlalu awal untuk menilai kemanjurannya. Lihat Wilmar International, Grievance List with Progress Updates, 27 Oktober 2016,
tersedia di: www.wilmar-international.com/sustainability/wp-content/uploads/2016/10/161027_Grievance-update.pdf (diakses terakhir pada 31 Oktober 2016).
305. Prinsip 17, Prinsip Pemandu PBB.
306. Surat Amnesty International kepada Wilmar International, per tanggal 5 Oktober 2016.
307. Surat Wilmar International kepada Amnesty International, per tanggal 17 Oktober 2016.
BERLINDUNG DIBELAKANG RSPO: atau pencampuran minyak sawit tersertifikasi dan yang
tidak. Perusahaan anggota ini bisa mengklaim mereka
INISIATIF SUKARELA YANG LEMAH menggunakan “minyak sawit bersertifikasi berkelanjutan”
pada label produk mereka dan merek dagang RSPO. RSPO
“Mandor mengatakan RSPO akan datang … seseorang dari kantor awalnya merupakan kerjasama informal antara WWF, Aar-
datang dan mengatakan pada istri saya kami harus menanam bunga hus United UK Ltd., Migros, Malaysian Palm Oil Associa-
di rumah kami. Jika kami tidak menanam bunga, kami akan dipanggil tion dan Unilever. Ia dibentuk secara formal sebagai asosi-
ke kantor. Ini pernah terjadi sebelumnya. Terkadang perusahaan asi di Swiss pada tahun 2004. RSPO membawa bersama
menyediakan bunga, terkadang kami harus meminta tetangga” – B, produsen kelapa sawit, pemroses atau pedagang, manufak-
seorang pemanen yang bekerja untuk PT Perkebunan Milano, anak tur barang konsumsi, pedagang retail, bank, investor, dan
perusahaan Wilmar. LSM yang bisa menjadi anggota RSPO.308
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) adalah RSPO adalah titik utama bagi perusahaan dalam mebgatasi
inisiatif global, sukarela, dan berisikan berbagai pemangku dampak dari perkebunan kelapa sawit. Produsen dan
kepentingan yang menyatakan bertujuan membuat pedagang minyak sawit seperti Wilmar dan persuahaan
minyak sawit ‘berkelanjutan’ sebagai norma. RSPO telah yang mengambil minyak sawit dari Wilmar menekankan
mengembangkan kriteria lingkungan hidup dan sosial yang pentingnya keanggotaan dan sertifikasi oleh RSPO.309
digunakan untuk mensertifikasi produsen kelapa sawit. Sebagaimana dibahas pada Bab 9, partner dagang Wilmar
Perusahaan dalam jaringan rantai pasokan yang juga menggunakan sertifikasi dan penilaian RSPO sebagai
menggunakan minyak sawit bersertifikasi berkelanjutan bukti kepatuhan dengan standar hak asasi manusia pada
RSPO turut diaudit untuk mencegah penjualan berlebih tingkat produksi atau perkebunan.
Papang pengumuman yang meringkas Prinsip-Prinsip RSPO di sebuah perkebunan Wilmar di Sumatera Utara. © Amnesty International
308. Lihat laman RSPO, tersedia di: www.rspo.org (diakses terakhir pada 9 November 2016).
309. Sebagai contoh lihat website Wilmar: www.wilmar-international.com/sustainability/progress/certifications/roundtable-on-sustainable-palm-oil/. Lihat juga Wilmar,
Sustainability Report 2015, p. 24.
Prinsip dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit rantai pemasok. Namun ia juga mengakui ada tantangan
Berkelanjutan tahun 2013 (RSPO Principles and Criteria besar dalam memastikan semua pasokan ke titik awal
for the Production of Sustainable Palm Oil 2013)310 produksi mereka. Karenanya, sebagai tindakan minimum,
selanjutnya disebut sebagai prinsip RSPO menyediakan pabrik pengolahan harus mencatat pihak yang mana buah
seperangkat standar yang harus dipenuhi penanam dan sawit segar berasal di gerbang pabrik pengolahan.”313
pengolah. Dokumen ini menyediakan indikator yang berisikan Dengan ini tidak ada keharusan bagi perusahaan untuk
daftar bukti yang harus diterapkan untuk menunjukkan menunjukkan mereka telah melalukan uji tuntas HAM atas
kriterianya terpenuhi. RSPO juga memasukkan beberapa pihak ketiga yang menjadi asal minyak sawit mereka. Ini
panduan bagi penanam atau pengolah dan auditor. akan melibatkan sebuah proses untuk mempertimbangkan
Kebanyakan dari prinsip dan kriterianya berfokuss kepada kondisi perdagangan serta keterlacakan. Ini merefleksikan
dampak lingkungan hidup atau sosial yang lebih luas bagi kelemahan nyata atas kriteria ini dan prinsip RSPO.
komunitas yang hidup berdampingan.311
Prinsip RSPO tidak secara memadai mengatasi banyak
Dokumen ini mencakup satu prinsip (dari delapan) dan isu-isu hak tenaga kerja yang sering muncul terkait sektor
seperangkat kriteria yang terbatas terkait hak pekerja. 312
minyak sawit. Ini, sebagaimana dibahas dalam laporan ini,
Mayoritas kriteria jatuh dalam Prinsip 6 yaitu: “Pertimbangan termasuk faktor risiko sistemik seperti penggunaan target
yang bertanggungjawab atas pekerja, dan individu serta dan upah borongan, penyelewengan penggunaan sistem
komunitas yang terpengaruh oleh perkebunan dan pabrik pekerja harian lepas yang juga mengarah kepada diskriminasi
pengolahan”. terhadap pekerja perempuan, kurangnya perlindungan dan
manfaat bagi pekerja harian lepas, dan risiko kesehatan
Kriteria 6.13 menyatakan “Penanam dan pengolah harus yang terkait dengan penggunaan bahan kimia seperti
menghormati hak asasi manusia”. Indikator dalam prinsip paraquat atau polusi udara akibat pembakaran hutan.
ini terbatas dalam memeriksa apakah perusahaan memiliki Sebagai contoh, Prinsip RSPO tidak melarang penggunaan
kebijakan untuk menghormati HAM dan apakah telah paraquat dan bahan kimia kelas 1A dan 1B dari WHO
didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada semua lainnya. Mereka bahkan tidak mencegah perusahaan dari
tingkat tenaga kerja dan operasi. Indikator 4.1.4 menyatakan menggunakan bahan kimia yang pemerintah diharuskan
pabrik pengolahan harus mencatat asal tandan buah sawit untuk hilangkan, mengurangi penggunanya, atau untuk
segar (fresh fruit bunch/FFB) dari pihak ketiga mana. Definisi memonitornya berdasarkan Konvensi Rotterdam dan
bagian yang disebut bahwa “Anggota RSPO mengakui Stockholm.314 Ini adalah kelemahan besar dari Prinsip
kebutuhan atas operator yang bertanggungjawab untuk RSPO. Mereka justru membolehkan penggunaan bahan
mempraktikan uji tuntas dalam mengambil sumber buah kimia ini dalam ‘situasi luar biasa’. Prinsip RSPO tidak
sawit segar dari pihak ketiga demi mengurangi risiko bahwa mengharuskan perusahaan menunjukkan bagaimana mereka
produk yang tidak berkelanjuhtan memasuki jaringan mengelola risiko atas kesehatan pekerja sebagai bagian
310. RSPO, Prinsip s and Criteria for the Production of Sustainable Palm Oil 2013, (dalam laporan ini disebut sebagai Prinsip RSPO), tersedia di: www.rspo.org/
key-documents/certification/rspo-Prinsip s-and-criteria (diakses terakhir pada 10 November 2016).
311. Ini memasukkan beberapa ketentuan terkait menghindari dampak negatif kepada komunitas lokal, yang tidak dianalisis Amnesty International dalam laporan ini
karena memfokuskan kepada hak pekerja para pekerja perkebunan kelapa sawit.
312. Kriteria terkait pekerja ada disekitar identifikasi atas dampak sosial, kesehatan dan keselamatan kerja terkait penggunaan pestisida; upah dan kondisi pekerja; hak
untuk membentuk dan bergabung dengan serikat pekerja dan perundingan bersama; tidak mempekerjakan atau mengeksploitasi anak; tidak menggunakan pekerja
paksa atau orang yang diperdagangkan; pelarangan diskriminasi atau pelecehan atau pelanggaran; dan perlindungan atas kesehatan reproduksi. Lihat kriteria 4.6,
4.7, 6.1, 6.5, 6.6, 6.7, 6.8, 6.9, 6.12, 6.13 dan 7.1.
313. Prinsip RSPO, hlm. 58. Pembukaan dokumen ini menyatakan: “Juga menatap kedepan, penanam dan pengolah dalam RSPO berkomitmen atas sebuah proses
yang mana hasil Tandan Buah Segar bersumber dari pemasok pihak ketiga yang teridentifikasi, legal dan bertanggungjawab. Gugus Tugas Penilaian Prinsip dan
Kriteria RSPO mendorong secara kuat Dewan Eksekutif RSPO untuk menyediakan sumber daya dan mendukung sebuah proses untuk mengembangkan perangkat
dan metodologi yang bisa membantu mereka mencapai tujuan ini.”
314. Konvensi Rotterdam tentang Prosedur Kesepakatan yang Terinformasi Sebelumnya untuk Bahan Kimia dan Pestisida Berbahaya Tertentu di Perdagangan Interna-
sional (The Rotterdam Convention on Prior Informed Consent Procedure for Certain Hazardous Chemicals and Pesticides in International Trade) bertujuan untuk
mempromosikan tanggung jawab bersama dan upaya kerja sama diantara Pihak dalam perdagangan internasional untuk bahan kimia berbahaya tertentu dalam
melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari potensi bahaya dan berkontribusi dalam penggunaan secara ramah lingkungan atas bahan kimia terse-
but. Ada sekitar 47 bahan kimia terdaftar dalam Lampiran III dari Konvensi, 33 adalah pestisida (termasuk tiga formula pestisida yang sangat berbahaya) dan 14
bahan kimia untuk industri. Untuk daftar lengkap harap lihat www.pic.int/TheConvention/Chemicals/AnnexIIIChemicals/tabid/1132/language/en-US/Default.aspx.
Konvensi Stockholm tentang Polutan Organik Persisten (The Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants/POPs) berupaya menghapus atau pembatasan
produksi dan penggunaan segala jenis POP yang diproduksi secara sengaja namun yang lainnya telah ditambahkan setelahnya. Untuk lebih detil lihat: http://chm.
pops.int/TheConvention/ThePOPs/tabid/673/Default.aspx (diakses terakhir pada 18 November 2016).
dari proses pengambilan keputusan dalam menggunakan penilaian secara luas hanya mengandalkan bukti dokumen
bahan kimia berbahaya. Prinsip RSPO berisi kriteria yang ketenagakerjaan, seperti catatan bukti usia, atau contoh
umum tentang ketentuan peralatan perlindungan, pelatihan slip gaji dan kemudian melengkapinya dengan observasi
dan pengawasan kesehatan tahunan pada operator pestisida. visual unit kerja tertentu dan wawancara dengan pekerja.
Tidak ada persyaratan tambahan teridentifikasi untuk ‘situasi Laporannya memberi daftar atau mendeskripsikan wawancara
luar biasa’ yang mana perusahaan bisa menggunakan dengan pekerja dan penilaian Amnesty International
bahan kimia berbahaya secara akut. mengindikasikan tim penilai mewawancara hanya sejumlah
kecil pekerja saja.
Kriterianya cukup dangkal bahkan dalam isu-isu yang
dicakupnya. Sebagai contoh, kriteria 6.5 menyatakan Amnesty International bertanya kepada Wilmar di surat
“Upah dan kondisi pekerja dan bagi pekerja kontrak selalu kami per tanggal 5 Oktober 2016, apakah tim penilai
memenuhi setidaknya standar minimum legal atau industri pernah melakukan kunjungan ke perkebunan tanpa
dan cukup untuk menyediakan upah hidup layak”. memberitahu manajer perkebunan. Wilmar tidak menjawab
Panduannya menyatakan interpretasi nasional akan digunakan pertanyaan ini. Bukti yang dikumpulkan Amnesty International
untuk mendefinisikan upah kehidupan layak, dan jika menunjukkan tim penilai tidak pernah melakukan inspeksi
tidak ada maka upah minimum legal akan digunakan. Ini dadakan. Para pekerja mengatakan kepada Amnesty
membuat pekerja rentan ketika upah minimum ditetapkan International bahwa pengawas mereka selalu memberitahu
rendah di negara atau ketika perundangan nasional terkait mereka sebelumnya bila penilaian RSPO akan dilakukan
upah tidak memadai. Kelemahan yang sama ada dalam dan memastikan pada hari tersebut para pekerja memiliki
menspesifikasikan ‘kondisi kerja’ yang harus disediakan alat yang sesuai atau menjauhkan sekelompok tertentu
perusahaan karena ‘standar minimum industri’ tidak pekerja dari para pewawancara. U, yang biasanya bekerja
terdefinisikan. Tidak ada rujukan kepada hak asasi sebagai pekerja harian lepas di perawatan tanaman di PT
manusia atau standar ketenagakerjaan serta persyaratan Perkebunan Milano mengatakan kepada periset “Ketika
untuk mengaitkan ke ha katas kondisi kerja yang adil dan orang-orang RSPO datang, mandor nomor satu berkata
menguntungkan, yang memasukkan ketentuan upah adil, kepada kami, mereka datang dan untuk sembunyi di
waktu istirahat dan atau jaminan sosial dan sebagainya. dalam perkebunan. Ini sekitar tiga atau empat bulan lalu”.
Pekerja juga berkata mereka diberitahu oleh pengawas apa
RSPO telah mengembangkan daftar audit (Audit Checklist) yang harus mereka beritahu kepada tim pengawas ketika
untuk menilai kepatuhan terhadap prinsip RSPO.315 Daftar ditanya. F, yang juga bekerja sebagai penyemprot untuk
audit ini sangat tidak memadai dalam cakupan pengawasan SPMN berkata: “Sekali orang datang dari RSPO dan
yang diperlukan. Misalnya, daftar untuk kerja paksa mereka menyuruh kami menggunakan perlengkapan
memfokuskan hampir khusus pada pekerja migran dan keselamatan. Ketika mereka datang, obat-obatan selalu siap
tidak menilai risiko lainnya dari kerja paksa yang selaras dan ada air bersih bagi kami untuk membilas dan peralatan
dengan panduan yang diberikan oleh Organisasi Buruh keselamatan dalam kondisi bagus. Asisten Kebun
International (International Labour Organization/ILO). mengatakan kepada kami ketika pengarahan pagi kalau
orang RSPO akan datang dan menyuruh kami tidak bilang
Ada ketergantungan kepada bukti dokumen dengan apa-apa”.317
keterbatasan keharusan untuk memverifikasi kondisi kerja
nyata oleh tim penilai. Amnesty International meninjau Kurangnya inspeksi dadakan juga telah diangkat sebagai
laporan sertifikasi dan penilaian yang dijalankan oleh kekhawatiran di masa lampau oleh organisasi lain, Jika
perkebunan PT Perkebunan Milano, PT Daya Labuhan staf pengawas tahu akan ada kunjungan oleh tim penilai,
Indah dan SPMN. 316
Amnesty International menemukan ini sangat membatasi kesempatan tim penilai dalam
315. RSPO, RSPO P&C 2013: Audit Checklist for assessing compliance, tersedia di: www.rspo.org/key-documents/certification/rspo-Prinsip s-and-criteria (diakses
terakhir pada 10 November 2016).
316. Sebagai contoh lihat , TÜVRheinland, RSPO Public Summary Report: Wilmar International Limited, PT Perkebunan Milano, Pinang Awan Palm Oil Mill, date of
assessment: 29 July to 3 August 2015, TÜVRheinland, RSPO Annual Surveillance Audit Report: Wilmar International Limited, PT Perkebunan Milano, Pinang
Awan Palm Oil Mill, date of audit: 23 – 27 May 2016, Mutu Certification International, RSPO Assessment Report: PT Daya Labuhan Indah, 13 November 2015,
Controlunion, Public Summary Report: PT Sarana Prima Multi Niaga POM, TSH Resources Berhad, 2015.
317. Wawancara Amnesty International dengan F, U, serta pekerja lainnya di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Oktober, dan November 2015.
mengidentifikasi pelanggaran melalui observasi visual dan bersama, dalam batasan perundangan nasional;
wawancara. Ini adalah kecacatan besar secara metodologi jika • Tidak boleh ada pekerjaan berbahaya (sebagaimana
seseorang ingin mengidentifikasi pelanggaran ketenagakerjaan. didefinisikan oleh ILO) yang dikerjakan oleh siapapun
yang berusia di bawah 18 tahun;
Laporan penilaian sertifikasi memasukkan detil latar • Sebuah komite jender harus dibentuk secara khusus
belakang professional setiap anggota tim penilai. untuk mengatasi masalah terkait perempuan;
Berdasarkan peninjauan Amnesty International atas perwakilan manajemen yang bertanggungjawab soal
dokumen tersebut, tampaknya tim penilai tidak memasukkan komunikasi dengan komite jender harus berkelamin
orang yang memiliki keahlian khusus atau pengalaman perempuan;
dalam mendeteksi pelanggaran ketenagakerjaan. Kelemahan • Semua keluhan/pengaduan tentang pelecehan atau
dalam metodologi penilaian sertifikasi RSPO terlihat pelanggaran harus didokumentasikan dan respon serta
nyata dari kegagalan laporan penilaian sertifikasi dalam tindakan dipantau. Akan ada upaya nyata untuk
mengidentifikasi pelanggaran serius dan sistematik yang mengurangi jumlah kasus pelecehan atau pelanggaran.
ditemukan Amnesty International atas kondisi di perkebunan
yang sama.318 Walau ini sebuah hal yang positif ketika RSPO berusaha
mengatasi celah dalam Prinsip dan Kriteria terkininya,
RSPO telah mengembangkan seperangkat kriteria ‘sukarela’ RSPO Next tidak menjawab kelemahan mendasar terkait
‘tambahan, yang lebih maju’ atas prinsip dan kriteria yang perlindungan hak-hak pekerja. Banyak dari kriteria
sudah ada, yang anggota perusahaan bisa pilih untuk ‘tambahan’ yan diidentifikasi sebenarnya adalah persyaratan
jalankan sepanjang mereka memenuhi kriteria persyaratannya. dasar yang harus dipenuhi perusahaan dalam memenuhi
Ini disebut sebagai RSPO Next dan bersifat sukarela tidak tanggung jawab dalam menghormati hak asasi manusia.
seperti Prinsip RSPO yang semua penanam dan pengolah Sangat tidak bisa diterima RSPO menganggap ini sebagai
harus patuhi dalam rangka memproduksi “minyak sawit persyaratan ‘sukarela’ untuk minyak sawit berkelanjutan.
bersertifikat berkelanjutan”. RSPO Next memasukkan Prinsip RSPO memasukkan kriteria bahwa penanam dan
tambahan kriteria dan indikator tentang isu-isu lingkungan pengolah menghargai hak asasi manusia dan merujuk
hidup dan hak asasi manusia serta persyaratan akan kepada Prinsip Pemandu PBB tentang Bisnis dan Hak
transparansi yang lebih luas. Ini ditujukan kepada perusahaan Asasi Manusia. Namun, RSPO Next mengilustrasikan RSPO
yang telah memenuhi dan melampaui prinsip dan kriteria tidak mensyaratkan perusahaan memenuhi kewajiban
RSPO kini. Kriteria hak asasi manusianya termasuk: mereka untuk menghormati semua hak asasi manusia yang
diakui secara internasional.
• Pelarangan penggunaan paraquat;
• Jika tidak ada interpretasi nasional RSPO atas definisi RSPO seharusnya sudah mengharuskan semua perusahaan
upah hidup yang layak, dokumentasi oleh perusahaan untuk menghormati HAM seperti hak atas upah yang adil,
tentang proses perundingan bersama untuk menentukan kebebasan berserikat, dan perundingan bersama terlepas
dan melaksanakan sebuah perjanjian yang saling apakah negara tempat perusahaan itu bernaung merupakan
menguntungkan atas paket kompensasi yang negara pihak dari traktat tertentu atau apakah legislasi
menyediakan kehidupan layak yang menyediakan nasionalnya menjamin hak-hak tersebut. Ini tidak bisa
setidaknya upah minimum; diperlakukan sebagai ‘sukarela’ dan persyaratan tambahan
• Tidak ada bukti bahwa pekerja, termasuk pekerja bagi perusahaan. Ini menekankan bahwa apapun keuntungan
migran, trans-migran dan atau pekerja kontrak yang lain yang ditawarkan RSPO, keanggotaan RSPO dan penilaian
bisa dicegah dari membentuk atau bergabung dengan sertifikasinya tidak bisa dan tidak boleh digunakan sebagai
serikat dan/atau berpartisipasi dalam perundingan bukti kepatuhan terhadap hak asasi manusia para pekerja.
318. Penilaian mengidentifikasi apa yang mereka sebut sebagai area ketidakpatuhan kecil atau besar tapi tidak ada yang membuatnya akan mengancam sertifikasi
perusahaan.
319. Hal ini termasuk traktat-traktat berikut, yang menetapkan ketentuan khusus terkait hak-hak pekerja: Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya, Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, Konvensi tentang Hak Anak, Konvensi Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan, Konvensi Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial dan Konvensi Internasional tentang Perlindungan Semua Hak-Hak Pekerja Mi-
gran dan Anggota Keluarganya. Untuk daftar lengkapnya mohon lihat http://tbinternet.ohchr.org/_layouts/TreatyBodyExternal/Treaty.aspx?CountryID=80&Lang=EN
(diakses terakhir kali pada 5 November 2016).
320. Mereka adalah Konvensi Kerja Paksa, 1930 (No. 29), Penghapusan Kerja Paksa, 1957 (No. 105), Konvensi Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berserikat, 1948 (No. 87), Konvensi Hak Berserikat dan Berunding Bersama, 1948 (No. 98), Konvensi Pemberian Upah yang sama, 1951 (No. 100), Konvensi
Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan, 1958 (No. 111), Konvensi Usia Minimum, 1973 (No. 138), dan Konvensi Bentuk-Bentuk Pekerjaan terburuk bagi
Anak, 1999 (No. 182). Untuk daftar lengkapnya mohon lihat http://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:11200:0::NO:11200:P11200_COUNTRY_ID:102938
(diakses terakhir kali pada 5 November 2016).
321. Untuk daftar lengkapnya mohon lihat www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:11210:0::NO:11210:P11210_COUNTRY_ID:102938 (diakses terakhir kali pada 5
November 2016). Meskipun tekanan kuat untuk melakukannya, Indonesia belum menjadi anggota dalam Konvenis Pekerja Rumath Tangga, 2011 (No. 188).
322. Pasal 6 dan 7 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengharuskan pihak negara menjamin hak semua orang untuk bekerja dan menik-
mati kondisi kerja yang adil dan menguntungkan. Pasal 8 menjamin hak untuk membentuk serikat pekerja dan bergabung dalam serikat pekerja pilihannya sendiri
dan Pasal 9 mengakui hak atas jaminan sosial. Pasal 10 mengharuskan pihak negara menyediakan perlindungan khusus bagi ibu pada sebelum dan sesudah
melahirkan serta diberikan cuti melahirkan yang digaji serta Pasal 12 menetapkan kewajiban negara untuk memastikan hak untuk menikmati standar tertinggi
yang dapat dicapai atas kesehatan fisik.
323. Pasal 8, Konvensi Internasional Hak Sipil dan Politik, Pasal 1, Konvensi Kerja Paksa, 1930 (No. 29), dan Pasal 1, Konvensi Penghapusan Kerja Paksa, 1957 (No.
105).
324. Pasal 32, Konvensi Hak Anak, Pasal 2 dan 3, Konvensi Usia Minimum, 1973 (No. 138), dan Pasal 1, Konvensi Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak,
1999 (No. 182).
325. Pasal 2, 11, 12 dan 14, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan, Pasal 2 and 3, Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya, Pasal 2, 3 dan 26, Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik, dan Pasal 1 dan 2, Konvensi terkait Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan,
1958 (Konvensi ILO No. 111).
hak apapun … Pihak negara harus memastikan mandat 2014, pemerintah mengadopsi ‘Peta Jalan Menuju Indonesia
pengawas ketenagakerjaan dan mekanisme investigasi dan Bebas Pekerja Anak 2022’.331 Pendidikan adalah wajib
perlindungan lainnya mencakup kondisi kerja di pihak hingga usia 15 tahun,332 yang selaras dengan usia minimum
swasta dan menyediakan arahan kepada pemberi kerja dan pekerja di Indonesia. Pemerintah Indonesia baru-baru ini
perushaaan. Upaya perlindungan juga harus mencakup mengumumkan akan memperluas pendidikan gratis dan
sektor informal”. 326 wajib dari sembilan menjadi dua belas tahun.333
326. Komite PBB untuk Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No.23 tentang hak atas Kondisi kerja yang adil dan menguntungkan (pasal 7 Kovenan
Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya), UN Doc. E/C.12/GC/23, 27 April 2016, paragraf 59.
327. Komite PBB untuk Hak Anak, Komentar Umum No. 16 tentang Kewajiban negara terkait dampak sektor bisnis atas hak anak, UN Doc. CRC/C/GC/16, 17 April
2013, paragraf 28.
328. Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No.23 tentang hak atas Kondisi kerja yang adil dan menguntungkan, paragraf 5 dan 6.
329. Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No.23 tentang hak atas Kondisi kerja yang adil dan menguntungkan, paragraf 47.
330. Keputusan Presiden No. 59/2002. Rencana Aksi Nasional focus pada perbaikan pengumpulan data tentang bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak; imple-
mentasi program penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak dengan prioritas diberikan pada sektor dan aktivitas terstentu; harmonisasi hukum dan
regulasi; koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah; serta penguatan kapasitas.
331. Kementerian Tenaga Kerja, Peta Jalan Menuju Indonesia bebas Pekerja Anak pada 2022, 26 Desember 2014, tersedia di: www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/-
--asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_377170.pdf (diakses terakhir kali pada 7 November 2016). Peta Jalan ini berupaya menginte-
grasikan perah pemerintah, sektor swasta, serikat pekerja, organisasi masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya menghapus kerja paksa dan
bentuk-bentuk terburuk pekerjaan bagi anak di Indonesia.
332. Pasal 6(1) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
333. Komite PBB tentang Hak Anak, jawaban Indonesia atas daftar isu-isu, UN Doc. CRC/C/IDN/3-4/Add.1, 6 Mei 2004, paragraf 200.
334. Staatsblad No. 261 Tahun 1933.
pelanggaran pidana berdasarkan Pasal 188. Hukumannya di perkebunan sebagai buruh harian lepas dan tidak
adalah denda minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 50 juta menawarkan mereka pekerjaan tetap mengarah kepada
(US$369 hingga US$3696). Pemberi kerja telah dituntut diskriminasi dan mencederai hak perempuan untuk dan
ke pengadilan karena perdagangan manusia ketika saat bekerja, serta atas jaminan kesehatan dan sosial.
perdaganagan manusia ditujukan bagi ekspolitasi Pelanggaran ini difasilitasi dengan lemahnya penjaminan
ketenagakerjaan, termasuk jika melibatkan kerja paksa.335 memadai berdasarkan hukum terkait ‘perjanjian kerja untuk
Namun, kerja paksa itu sendiri tidak bisa dihukum sebagai pekerja harian lepas’, terutama tiadanya batasan waktu
pelanggaran hukum dan pihak korban tidak mendapatkan untuk pengaturan semacam itu. Tiadanya batasan waktu
pemulihan yang efektif. membolehkan pemberi kerja mempertahankan seseorang
sebagai pekerja harian lepas selamanya asal mereka tidak
Komite PBB tentang Hak Anak, dalam kesimpulan bekerja lebih dari 21 hari perbulan untuk tiga bulan atau
observasi tahun 2014 tentang kepatuhan Indonesia dengan
lebih secara berturut-turut.
Konvensi PBB tentang Hak Anak, meminta pemerintah
mengubah legislasinya agar mempidanakan kerja paksa.336
Pengaturan kerja lepas mungkin diperlukan dalam beberapa
Pemerintah belum menjalankan rekomendasi atau
konteks dan berguna bagi pemberi kerja dan pekerja,
memberikan indikasi berniat menjalankannya. Tiadanya
seperti ketika tambahan pekerja dibutuhkan dalam kerja
pelanggaran khusus untuk kerja paksa, serta hukuman dan
musiman. Investigasi Amnesty International, menemukan
penegakkannya, adalah celah serius dalam perlindungan
pengaturan ini disalahgunakan secara berat oleh perusahaan.
pekerja. Dengan tidak memastikan kerja paksa bisa dihukum
Sebuah anomali ketika kontrak kerja waktu tertentu
sebagai pelanggaran dan hukuman yang disediakan oleh
(perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu), yang mana
perundangan memadai dan ditegakkan dengan tegas,
pekerja memiliki lebih banyak perlindungan, tidak bisa
pemerintah telah melanggar kewajibannya untuk menekan,
melebihi tiga tahun sementara ‘perjanjian kerja untuk
melarang dan mencegah kerja paksa.
pekerja harian lepas bisa berlaku selamanya.
pada Maret 2015. Namun rancangan ini tidak memasukkan memasukkan batasan waktu yang wajar untuk pengaturan
ketentuan apapun untuk mempidanakan kerja paksa. kerja lepas, berkonsultasi dengan serikat pekerja dan
Pihak berwenang Indonesia seharusnya mengamandemen para pekerja. Pembatasan waktu ini tidak boleh melebihi
KUHP dan UU Ketenagakerjaan untuk memasukan kerja batasan yang sudah ada untuk kontrak waktu tertentu
paksa sebagai tindak pidana. lainnya. Keputusan Menteri ini dan UU Ketenagakerjaan
harus diubah untuk menyediakan panduan yang ketat
atas kriteria penerapan pengaturan tersebut dan harus
KURANG MEMADAINYA PERLINDUNGAN BAGI mengecualikan kemungkinan pengaturan ini digunakan
335. Sebagai contoh lihat Penuntut Umum v. Yuki Irawan bin Suharjo Susilo, Keputusan Pengadilan Tinggi Banten, dalam kasus no. 40/PID/2014/PT.BTN, 22 April 2014.
336. Komite PBB tentang Hak Anak, Kesimpulan Observasi tentang pelaporan berkala ketiga dan keempat Indonesia, UN Doc. CRC/C/IDN/CO/3-4, paragraf 72 (b).
MEKANISME MENENTUKAN UPAH MINIMUM Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
telah memperjelas: “Pihak negara harus memprioritaskan
Pada bulan Oktober 2015, Presiden Indonesia mengesahkan adopsi peninjauan berkala upah minimum, yang mencakup
Peraturan Pemerintah No.78/2015 tentang pengupahan setidaknya biaya hidup, dan mempertahankan mekanisme
yang memodifikasi mekanisme dan proses yang digunakan untuk melakukan hal ini. Pekerja, pengusaha dan organisasi
untuk menentukan upah minimum. Sebelum ini, upah perwakilannya harus berpartisipasi langsung dalam operasi
minimum ditentukan dengan partisipasi dewan pengupahan, mekanisme tersebut … Dalam menentukan upah minimum,
yang memasukkan perwakilan pengusaha, serikat pekerja, upah yang dibayar untuk nilai kerja yang sama di sektor
yang menjadi subjek perundingan bersama soal upah
akademisi dan pakar.337 Dewan pengupahan ini menjalankan
adalah relevan, sama dengan tingkat upah secara umum di
survei untuk beragam elemen yang dibutuhkan masyarakat
negara atau wilauyah bersangkutan. Kebutuhan pembangunan
agar mendapatkan “Kebutuhan Hidup Layak”.338 Gubernur
ekonomi dan sosial serta pencapaian tingkat penyerapan
setiap provinsi akan menentukan besaran upah minimum
tenaga kerja yang tinggi juga perlu dipertimbangkan,
mempertimbangkan jumlah uang yang dibutuhkan agar
namun Komite menekankan faktor tersebut tidak boleh
seseorang bisa hidup layak, serta produktif, dan data
digunakan untuk menjustifikasi upah minimum yang tidak
pertumbuhan ekonomi.339 Peraturan ini mengganti Dewan
menjamin kehidupan layak bagi pekerja dan keluarganya”.343
Pengupahan dengan formula menentukan upah minimum
Karena penting bagi pemerintah Indonesia untuk
berdasarkan upah minimum regional sebelumnya yang
mempertahankan partisipasi serikat pekerja dan asosiasi
dimodifikasi dengan mempertimbangkan inflasi dan
penguasah dalam mekansime menentukan upah minimum
Pendapatan Domestik Bruto (PDB).340
dan mengubah atau mencabut Peraturan Pemerintah No.
78/2015 demi terwujudnya hal tersebut.
Perubahan di dalam perundangan menyulut protes massa
dan pemogokan umum oleh serikat pekerja dan para buruh.
Setelah meninjau implementasi Kovenan Indonesia,
Pemerintah berargumen formula baru akan menjamin
Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
kenaikan upah lebih tinggi tiap tahun untuk pekerja dan
menyatakan kekhawatirannya bahwa upah minimum
menyediakan kepastian kepada pengusaha tentang upah ditetapkan pada tingkat kehidupan yang hanya layak bagi
yang harus mereka bayar.341 Serikat pekerja menunjukkan pekerjanya. Ia mendorong Indonesia untuk: “Meninjau
perbedaan lebar dalam tingkatan upah minimum di metode dalam menetapkan tingkat upah minimum sehingga
seantero negeri dan upahnya terlalu rendah untuk mencukupi memungkinkan kehidupan layak bagi pekerja dan keluarga
kebutuhan dasar pekerja dan keluarganya. Mereka juga mereka, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 7 Kovenan
meminta agar Peraturan Pemerintah No. 78/2015 dicabut ini”.344 Pemerintah harus menjalankan rekomendasi ini dan
dan menuntut kenaikan upah minimum. 342
Pada Desember menjamin tingkat upah minimum cukup untuk memastikan
2015, sebuah koalisi bernama “Gerakan Buruh Indonesia kehidupan layak bagi pekerja dan keluarganya serta tidak
(GBI)” mengajukan uji materi terhadap pasal 44 Peraturan mencederai kemampuan mereka menikmati hak-hak
Pemerintah No. 78/2015 kepada Mahkamah Agung dengan lainnya. Indonesia juga harus menjadi negara pihak pada
argument pasal itu melanggar Pasal 88 dan 89 UU Konvensi ILO Mekanisme Penentuan Upah Minimum,
Ketenagakerjaan. Hingga laporan ini disusun, Mahkamah 1986 (No. 26) dan Konvensi Penentuan Upah Minimum,
Agung belum menjatuhkan keputusannya. 1970 (No. 131).
PEKERJA ANAK
Walau Indonesia memiliki hukum yang kuat tentang pekerja anak, ada beberapa area yang mana peraturan hukum bisa
diperkuat dan diharmonisasi. Komite PBB tentang Hak Anak, setelah meninjau laporan Indonesia, menyatakan pada tahun
2014 bahwa mereka mengkhawatirkan tiadanya perundangan yang mengatur kerja-kerja anak yang berusia antara 16 hingga
18 tahun. Komite mendesak pemerintah untuk mengubah perundangan yang mengatur kerja anak berusia antara 16
hingga 18 tahun. Komite juga meminta pemerintah untuk: “Menjamin tidak ada anak yang terpapar kondisi berbahaya atau
bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, dan keterlibatan anak dalam ketenagakerjaan murni berdasarkan kehendak
pribadi, sesuai dengan peraturan internasional, berdasarkan batasan waktu yang layak dan tidak mengganggu pendidikan
mereka”.345 Diawal tahun ini, Human Rights Watch – berdasarkan investigasi mereka atas keterlibatan anak dalam kerja
anak yang berbahaya di perkebunan tembakau- menyerukan kepada pemerintah untuk: “Merevisi daftar pekerjaan yang
membahayakan kesehatan, keamanan dan moral anak-anak yang tercantum dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi nomor 235 tahun 2003, atau menetapkan peraturan atau perundangan baru, untuk secara tegas melarang
anak bekerja bersentuhan langsung dengan tembakau dalam bentuk apapun”.346
345. Komite PBB tentang Hak Anak, Kesimpulan Observasi Laporan Gabungan Berkala Indonesia ketiga dan Keempat, UN Doc. CRC/C/IDN/CO/3-4, paragraf 71 (b) dan
72 (a) dan (b).
346. Human Rights Watch, “The Harvest is in My Blood”: Hazardous Child Labor in Tobacco Farming in Indonesia, Human Rights Watch, Mei 2016, hlm. 112.
347. Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden No. 18/2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan.
348. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
349. Pasal 2, 3 dan 19 dari Peraturan Presiden No. 18/2015.
350. ILO, ‘Indonesia: Labour Inspection Structure and organization’, www.ilo.org/labadmin/info/WCMS_153136/lang--en/index.htm (diakses terakhir kali pada 7 Novem-
ber 2016).
351. Pasal 10 dan 11.
tidak menyediakan informasi yang diminta. Karena kurangnya anak dan mencegah 16.000 anak dari memasuki bentuk-
data resmi yang dikeluarkan pemerintah, Amnesty bentuk terburuk kerja pada anak. Dari anak-anak yang
International menggunakan sumber sekunder, termasuk ditarik keluar, 3.200 terlibat dalam pekerjaan perkebunan
informasi dari Asian Development Bank (ADB) dan di Provinsi Lampung, Sumatera Utara, dan Jawa Timur.356
Kementerian Ketenagakerjaan Amerika Serikat. Kementerian Ketenagakerjaan tidak memasukkan data
tentang pengawasan, investigasi, penuntutan, penjatuhan
Menurut Emma Allen yang menulis laporan untuk ADB pada keputusan atau hukuman lainnya.
tahun 2016: “Pelayanan pengawasan ketenagakerjaan
kini hanya menjangkau antara 200.000 hingga 250.000 Laporan ADB juga menyinggung soal rendahnya tingkat
perusahaan pertahun … Ini membuka celah besar dalam kepatuhan pada peraturan ketenagakerjaan. Misalnya,
penyediaan pelayanan, karena diperkirakan hanya mencakup berdasarkan analisis data statistic nasional, tercatat
kurang dari 1% perusahaan yang mengalami pengawasan ketidakpatuhan terhadap upah minimum telah meningkat.
ketenagakerjaan setiap tahunnya”. 352
Pemerintah menyatakan “Hingga Agustus 2015 ketidakpatuhan diantara pekerja
Komite PBB tentang Hak Anak bahwa, pada tahun 2015, regular meningkat hingga 47.2% [Mendekati 40% diantara
akan meningkatkan jumlah pengawas ketenagakerjaannya 2008 hingga 2013]”.357 Akademisi juga memperlihatkan
hingga 3.500.353 Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan kegagalan pengawasn ketenagakerjaan untuk merujuk
oleh Kementerian Ketenagakerjaan Amerika Serikat, kepada persidangan penegakkan hukum pidana, termasuk
jumlah pengawas ketenagakerjaan justru berkurang dari ketika pengusaha memberi upah di bawah upah minimum.358
sejumlah 2.400 di 2014 hingga ke 1.918 di 2015.
Dinyatakan bahwa: “Menurut rekomendasi ILO bahwa Komite PBB tentang Hak Anak dan Ekonomi, Sosial dan
satu pengawas diperlukan untuk setiap 15.000 pekerja di Budaya menekankan pentingnya pemerintah Indonesia
negara kurang berkembang, Indonesia harus mempekerjakan untuk meningkatkan jumlah pengawas ketenagakerjaan
setidaknya 8.160 pengawas dalam rangka menegakkan dan memperkuat kapasitas mereka. Komite PBB tentang
hukum ketenagakerjaan secara memadai di seantero Hak Anak meminta kepada pemerintah Indonesia untuk:
negeri”. 354
“Memastikan adanya investigasi menyeluruh dan penuntutan
yang kuat terhadap orang yang melanggar peraturan
Kementerian Ketenagakerjaan Amerika Serikat melaporkan ketenagakerjaan dan sanksi yang efekti secara memadai
pada tahun 2015 pihak berwenang Indonesia telah dan sanksi pelarangan diterapkan dalam praktik”.359
memulai penuntutan terkait perdagangan manusia dan
eksploitasi seksual anak, namun menekankan data Walau Indonesia memiliki kerangka kerja hukum yang kuat
komprehensif tentang aktivitas penegakkan hukum terkait secara umum, Indonesia perlu secara darurat mengatasi
bentuk-bentuk kerja terburuk bagi anak tidak tersedia. 355
celah yang kritis dalam perlindungan yang telah ditekankan
Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan penerapan di atas. Indonesia gagal menyediakan sumber daya,
Rencana Aksi Nasional tentang Penghapusan Bentuk- mengawasi dan menegakkan peraturan perundangannya
Bentuk Terburuk Kerja Anak, termasuk data anak yang secara memadai serta dalam mencegah pelanggaran dan
ditarik keluar atau dicegah memasuki bentuk-bentuk memberikan pemulihan. Pemerintah melanggar kewajibannya
terburuk kerja bagi anak. Diantara tahun 2008 dan 2012, untuk melindungi rakyat dari pelanggaran atas hak-hak
Kementerian menyatakan telah menarik keluar 6.000 mereka. Indonesia perlu secara darurat mengimplementasikan
352. E. Allen, Analysis of Trends and Challenges in the Indonesian Labor Market, Laporan ADB Papers tentang Indonesia, No. 16, Maret 2016, ADB, hlm. 31.
353. Komite PBB tentang Hak Anak, Jawaban Indonesia terhadap daftar isu-isu, UN Doc. CRC/C/IDN/3-4/Add.1, 6 Mei 2004, paragraf 203.
354. Bureau of International Labor Affairs, 2015 Findings on the Worst Forms of Child Labor: Indonesia, US Department of Labor, 2015, hlm. 4.
355. Bureau of International Labor Affairs, 2015 Findings on the Worst Forms of Child Labor: Indonesia, US Department of Labor, 2015, hlm. 4 - 5.
356. Kementerian Ketenagakerjaan, Peta Jalan menuju Indonesia bebas Pekerja Anak tahun 2022, 26 Desember 2014, bagan 7.
357. E. Allen, Analysis of Trends and Challenges in the Indonesian Labor Market, Laporan ADB Papers tentang Indonesia, No. 16, Maret 2016, ADB, hlm. 24.
358. Sebagai contoh lihat S. Tjandra, ‘Disputing Labour Dispute Settlement: Indonesian Workers’ Access to Justice’, Law, Social Justice & Global Development Journal,
2010, Issue 1, tersedia pada: www2.warwick.ac.uk/fac/soc/law/elj/lgd/2010_1/tjandra/ dan B. Santaso dan K.H. Hassan, ‘Enforcing Minimum Wage through Crimi-
nal Sanctions: A Case of Indonesia”, International Business Management, Volume 8, Issue 1, 2014, hlm. 7 – 12.
359. Komite PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kesimpulan Observasi tentang laporan awal Indonesia, UN Doc. E/C.12/IDN/CO/1, 19 Juni 2014, paragraf
15 (c). Komite PBB tentang Hak Anak, Kesimpulan Observasi tentang laporan gabungan berkala ketiga dan keempat Indonesia, UN Doc. CRC/C/IDN/CO/3-4,
paragraph 72 (b) dan (d).
rekomendasi lembaga pengawasan traktat PBB dan Pemerintah juga harus mempublikasikan informasi yang
meningkatkan jumlah dan kapasitas pengawas teragregasi tentang jumlah pengawas, tindak pengawasan,
ketenagakerjaan dalam mengawasi pelanggaran. investigasi, penuntutan, keputusan, dan penerapan hukuman.
360. Setiap laporan ringkasan berisikan penjabaran persentase sawit dan lauric yang dipasok ke penyulingan, yang bisa dilacak ke pabrik pengolahan, bisa dilacak ke
perkebunan, dan seberapa besar yang tidak diketahui. Ini termasuk penjabaran jumlah dan persentasi pemasok berdasarkan kategori (Pabrik pengolahan milik
Wilmar, pabrik pengolahan pihak ketiga, penyulingan Wilmar, dan sebagainya).
361. TÜVRheinland, RSPO Public Summary Report: Wilmar International Limited, PT Perkebunan Milano, Pinang Awan Palm Oil Mill, tanggal penilaian: 29 Juli hingga
3 Agustus 2015, Mutu Certification International, RSPO Assessment Report: PT Daya Labuhan Indah, 13 November 2015, Controlunion, Public Summary Report:
PT Sarana Prima Multi Niaga POM, TSH Resources Berhad, 2015.
362. Mutu Certification International, RSPO Assessment Report: PT Daya Labuhan Indah, 13 November 2015, hlm. 1 – 6.
363. Wilmar International dan TFT, PT Wilmar Nabati Indonesia, Bagendang: Traceability Summary - Supplies Oktober 2014 - September 2015, menulis Pabrik Kelapa
Sawit PT Sarana Prima Multi Niaga sebagai salah satu pabrik pemasok. Laporan ringkasan keterlacakan untuk periode Juli 2015-Juni 2016 tidak menulisnya lagi,
tapi mencatat Multimas Nabati Asahan di Kuala Tanjung sebagai kilang penyulingan pemasok.
KILANG PENYULINGAN KILANG PENYULINGAN KILANG PENYULINGAN KILANG PENYULINGAN KILANG PENYULINGAN
PT Wilmar Nabati PT Wilmar Nabati PT Multimas Nabati PT Wilmar Nabati PT Multimas Nabati
Indonesia, Pelintung Indonesia, Dumai Asahan, Pulo Gadung Indonesia, Bagendang Sulawesi, Bitung
K I LA N G K IL A N G KIL A N G K IL A NG K IL A NG K IL A NG K IL A N G
P E N Y U LI N G A N P EN YU L IN G AN P EN YU L IN G AN PE NY UL INGA N PE NY UL INGA N PE NY UL INGA N PE NY UL INGAN
PT Multimas Nabati PT Wilmar Nabati PT Wilmar Nabati PT Wilmar Nabati PT Multimas Nabati PT Multimas Nabati PT Wilmar Nabati
Asahan, Kuala Indonesia, Dumai Indonesia, Padang Indonesia, Pelintung Sulawesi, Bitung Asahan, Pulo Gadung Indonesia, Gresik
Tanjung
?
PEMBELI
Usaha Bersama di
KIL A N G Gresik, Indonesia
P E N YU L IN G AN
Kerry Speciality Fats,
Shanghai, China
?
Pringles
? ? PEMBELI ? Soap
? ? ?
PEMBELI PEMBELI PEMBELI
Wilmar memiliki 15 pabrik kilang penyulingan di Indonesia penyulingannya di Stockton, Amerika Serikat. Lihat diagram
(termasuk tujuh yang disebut di atas). Dua belas dari yang menunjukkan pergerakan menuju negara-negara tertentu.
15 pabrik kilang penyulingan tersebut dipasok secara
langsung atau tidak langsung oleh pabrik pengolahan yang
dipasok oleh perkebunan yang oleh Amnesty International ANALISIS DATA EKSPOR
ditemukan pelanggaran serius hak ketenagakerjaan.
Volume minyak kelapa sawit yang diterima dari berbagai Sebagaimana dijelaskan di bagian metodologi, Amnesty
sumber pada waktu-waktu tertentu tidak diketahui. Namun International meminta Profundo, sebuah konsultan riset
demikian, karena minyak dicampur dari berbagai sumber ekonomi, untuk membantu penelitian awal, termasuk
di kilang penyulingan, fakta bahwa 12 kilang penyulingan dengan melacak ekspor. Profundo mendapatkan dan
menerima minyak kelapa sawit secara langsung atau tidak menganalisis data ekspor dari Indonesia serta data bea
langsung dari perkebunan-perkebunan yang diinvestigasi cukai Amerika Serikat dan ekspor yang terlacak dari
Amnesty International, merupakan hal yang sangat perusahaan-perusahaan Wilmar dari pelabuhan terdekat
signifikan. Ini lebih karena Wilmar telah menyatakan dari kilang penyulingan di Indonesia yang secara langsung
mayoritas minyak kelapa sawit yang ia produksi dan atau tidak langung dipasok oleh pabrik kelapa sawit yang
perdagangkan berasal dari perkebunan dan fasilitas dipasok oleh perkebunan yang diinvestigasi oleh Amnesty
International. Amnesty International mendapatkan
pengolahan di Indonesia dan Malaysia. Setiap pembeli
beberapa tambahan data ekspor. Data ekspor menunjukkan
minyak kelapa sawit dari Wilmar dan Indonesia karenanya
perusahaan-perusahaan Wilmar mengekspor volume
besar kemungkinan menerima minyak kelapa sawit dari
besar minyak kelapa sawit dan produk keturunan dari
kilang penyulingan yang terkait dengan perkebunan
sawit dari pelabuhan terdekat dari kilang penyulingan di
yang mana Amnesty International temukan pelanggaran
Indonesia yang memiliki hubungan dengan perkebunan
ketenagakerjaan serius. Tentunya setiap perusahaan yang
yang Amnesty International temukan pelanggaran serius
memberli minyak kelapa sawit dari operasi Wilmar di
ketenagakerjaan. Minyak kelapa sawit dan produk turunan
Indonesia akan diasumsikan menerima minyak yang
sawit diekspor ke negara-negara seluruh dunia, yang mana
dicampur dengan minyak dari sumber-sumber tersebut.
perusahaan pembelinya memiliki fasilitas manufaktur.
Inilah yang terjadi kecuali perusahaan tersebut bisa
menunjukkan hanya menerima minyak kelapa sawit dari
Wilmar cenderung mengapalkan kiriman minyak kelapa
tiga kilang penyulingan yang tidak memiliki hubungan
sawit ke entitas Wilmar lain di negara impor ketimbang
dengannya atau menerima minyak kelapa sawit dengan status langsung ke pembeli akhir. Profunda menemukan delapan
‘identitas terjaga’ (identity preserved) atau ‘tersegregasi’ pengiriman minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO)
(segregated).364 secara besar dari Wilmar Nabati Indonesia, anak perusahaan
Wilmar, dari Dumai ke Vigo, Spanyol, pada tahun 2015.365
Amnesty International juga melacak pergerakan minyak Pelabuhan Dumai dekat dengan PT Wilmar Nabati Indonesia,
kelapa sawit dari Indonesia ke bagian lain di dunia, Dumai, salah satu kilang penyulingan minyak kelapa sawit
terutama ke negara yang pembelian pokok minyak kelapa yang terkait dengan perkebunan yang diinvestigasi Amnesty
sawitnya memiliki fasilitas manufaktur. Periset kami International dan besar kemungkinan menjadi asal kiriman
melacak minyak kelapa sawit dari 12 kilang penyulingan tersebut. Pihak pelabuhan di Vigo, Spanyol mengkonfirmasi
Wilmar ke kilang penyulingan Wilmar, diantaranya ada di pada Profundo bahwa importer kiriman tersebut adalah
Eropa, Amerika Utara, Cina, dan India. Ini termasuk kilang Agrupación de Fabricantes de Aceites Marinos, S.A.
penyulingan Wilmar di Belanda dan Jerman serta kilang (AFAMSA), sebuah perusahaan Spanyol.366
364. Berdasarkan model rantai pasokan RSPO ‘identity preserved’, minyak kelapa sawit berkelanjutan dari satu sumber teridentifikasi yang tersertifikasi disimpan
terpisah dari minyak kelapa sawit biasa disepanjang rantai pasokan. Berdasarkan model ‘segregated’, minyak kelapa sawit berkelanjutan dari sumber tersertifikasi
yang berbeda disimpan terpisah dari minyak kelapa sawit biasa di sepanjang rantai pasokan. Lihat www.rspo.org/certification/supply-chains(diaksesdiakses terakhir
pada terakhir pada 22 November 2016)
365. Sumber: Export Genius, “HS_151110000_JAN15_DEC15 Indonesia_export genius”, Maret 2016 (didapatkan oleh Profundo). Profundo membeli data BTBMI
Code 1511.10.00.00 dari ‘ExportGenius’ (sebuah perusahaan penyedia data). Data ini berisikan semua ekspor yang tercatat oleh Indonesia berdasarkan BTBMI
code 1511.10.00.00 untuk tahun 2014 dan 2015. Kode BTBMI 1511.10.00.00 adalah satu dari sebelas kode yang digunakan oleh Wilmar untuk mengekspor
dari Indonesia.
366. Korespondensi email antara Profundo dan Departemen Pencatatan dan Statistik Pelabuhan Vigo (Billing and Statistics Department, Vigo Ports Authority), 26 April
2016, salinan ada bersama Amnesty International. Amnesty International mempresentasikan informasi ini kepada AFAMSA tetapi tidak menerima tanggapan.
PARA PEMBELI MENERIMA mereka memasok atau mendapat pasokan minyak kelapa
sawit atau produk turunan sawit secara langsung atau
MINYAK KELAPA SAWIT DARI tidak langsung dari PT Multimas Nabati Asahan in Kuala
Tanjung; PT Wilmar Nabati Indonesia in Bagendang; PT
KILANG PENYULINGAN YANG Wilmar Nabati Indonesia in Padang; PT Wilmar Nabati
367. Surat ADM kepada Amnesty International, per tanggal 15 November 2016.
368. ADM dan TFT, ADM Global: Traceability Summary – Supplies July 2015 – June 2016, tersedia di: www.adm.com/en-US/responsibility/2014CRReport/pro-
gresstracker/palmoil/Pages/SupplyChainMap.aspx (diakses terakhir padadiakses terakhir pada 22 November 2016)
369. Sebagai contoh lihat ADM dan TFT, ADM North America: Traceability Summary – Supplies July 2015 – June 2016 and ADM Europe, Czerin S.A.: Traceability
Summary – Supplies July 2015 – June 2016, tersedia di: www.adm.com/en-US/responsibility/2014CRReport/progresstracker/palmoil/Pages/SupplyChainMap.aspx
(diakses terakhir padadiakses terakhir pada 22 November 2016)
370. Pada awalnya Amnesty International juga berkorespondensi dengan ConAgra, Mars dan Mondelez International. Mars mengkonfirmasi mereka membeli dari
Wilmar, tapi dari Malaysia. Mondelez International tidak mengkonfirmasi pada Amnesty International jika ia secara langsung atau tidak langsung membeli minyak
kelapa sawit dari Wilmar (dibahas di Bab 9). ConAgra menyatakan bahwa ia “menjual bisnis perdagangan dan pemasaran, termasuk kepentingannya kepada CTG
Wilmar PTY Ltd”. Amnesty International mengirim pertanyaan lanjutan untuk bertanya apakah ia membeli minyak sawit langusng atau tidak langsung dari Wilmar.
ConAgra menanggapi, tapi tidak pada poin utama ini, email ConAgra email pada Amnesty International per tanggal 15 November 2016.
371. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016, Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 11 November
2016, Surat Reckitt Benckiser kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
372. Surat Kellogg’s kepada Amnesty International, per tanggal 10 November 2016.
373. Surat Elevance Renewable Sciences kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
374. Elevance, RSPO Annual Communications of Progress 2014, tersedia di: http://www.rspo.org/file/acop2014b/submissions/elevance%20renewable%20sciences,%20
inc.-ACOP2014b.pdf (diakses terakhir padadiakses terakhir pada 20 November 2016).
375. Elevance, RSPO Annual Communications of Progress 2015, hlm. 2 tersedia di: www.rspo.org/file/acop2015/submissions/elevance%20renewable%20sciences,%20
inc.-ACOP2015.pdf (diakses terakhir pada diakses terakhir pada20 November 2016).
376. Elevance, Prospectus, diluncurkan pada 20 September 2011, dikirim dengan Form S-1, hlm. 47, tersedia di: https://www.sec.gov/Archives/edgar/
data/1510100/000119312511252530/d231495ds1.htm (diakses terakhir pada diakses terakhir pada20 November 2016).
377. Panjiva, Custom Shipment data of Wilmar International, www.panjiva.com, Februari 2016 (dibeli oleh Profundo). Data bea cukai ini juga berisikan catatan penga-
palan dari Pt. Wilmar Nabati Indonesia dengan alamat pengiriman dari Medan kepada Elevance sebagai penerima (data tentang pelauhan tidak tercantum).
378. Panjiva, Custom Shipment data of Wilmar International, www.panjiva.com, Februari 2016 (dibeli oleh Profundo). Data bea cukai ini juga berisikan catatan penga-
palan dari Wilmar Elevance 2 Pte. Ltd. dengan Elevance sebagai penerima. Alamat pengiriman adalah PT Wilmar Nabati Indonesia Jln K Darmo S 56 Jatim Gresik
yang merupakan alamat kilang penyulingan Wilmar di Gresik.
379. Amnesty International mempresentasikan informasi ini kepada AFAMSA tapi tidak menerima tanggapan.
380. Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
381. Melalui pembicaraan telepon, 31 Oktober 2016. Pada diskusi ini, perusahaan menyatakan tidak akan memberikan tanggapan tertulis untuk pertanyaan Amnesty
International. Dalam email per tanggal 10 November 2016, perwakilan P&G menyatakan “Saya telah menerima email anda dengan dua lampiran dan saya tidak
punya data lebih lanjut selain yang sudah saya berikan kepada anda sebelumnya. Saya harap anda memiliki kesempatan untuk melakukan pertemuan dengan
Wilmar untuk membahas data yang anda temukan.”
382. Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016. Ia juga menyatakan: “Wilmar adalah pemasok baik secara langsung maupun tidak
langusng kepada Unilever baik untuk minyak kelapa sawit konvensional maupun yang tersertifikasi RSPO- minyak sawit yang diperdagangkan dari Wilmar juga
masuk kedalam jaringan pasokan kami melalui kilang penyulingan dan pengolahan lain. Sebagai pedagang minyak sawit terbesar, Wilmar memegang sekitar 45%
dari semua minyak kelapa sawit yang diperdagangkan secara global di dunia. Ketika hampir semua minyak sawit berasal dari Indonesia, minyak sawit Wilmar juga
berasal dari perkebunan mereka dan pihak ketiganya di Malaysia dan Afrika”.
MENGHORMATI HAK ASASI terkait dengan faktor-faktor seperti rendahnya tingkat upah
minimum di Indonesia; penggunaan target kinerja atau
MANUSIA sistem upah borongan untuk menghitung upah; banyaknya
hukuman yang dapat dilaksanakan sesuai keinginan
pemberi kerja; penggunaan pengaturan kerja harian lepas
pada orang-orang, terutama perempuan, yang bekerja di
Bab ini menganalisis tanggung jawab perusahaan- perusahaan secara terus-menerus; dan risiko yang terkait
perusahaanyang mengambil bahan baku kelapa sawit dari dengan penggunaan lanjutan dari bahan kimia berbahaya.
perkebunan yang diselidiki oleh Amnesty International. Semua pelanggaran ini jelas mengandung risiko serta
Bab ini menilai kelayakan tindakan yang dilakukan demi menimbulkan kekhawatiran. Namun, tidak ada satu pun
memenuhi tanggung jawab mereka untuk menghormati perusahaan yang membeli minyak sawit dari Wilmar bisa
hak asasi manusia. Bab ini juga mempertimbangkan menunjukkan kepada Amnesty International bahwa mereka
kesediaan perusahaan untuk transparan sehubungan telah mengidentifikasi dan menangani pelanggaran yang
dengan praktik perdagangan minyak sawit dan minyak didokumentasikan oleh Amnesty International.
sawit yang terkandung dalam produk mereka.
Sebagaimana diuraikan di Bab 6, semua perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak asasi
manusia saat mereka beroperasi secara global. Semua
perusahaan yang membeli minyak kelapa sawit atau
produk minyak sawit dari Wilmar (disebut dalam bab
ini secara kolektif sebagai "Pembeli") harus mengambil
langkah-langkah yang memadai untuk mengidentifikasi
risiko dan pelanggaran hak asasi manusia pada tahapa
produksi minyak kelapa sawit. Identifikasi ini memerlukan
pendekatan proaktif, yang dikenal sebagai uji tuntas hak
asasi manusia. Risiko-risiko yang terkait dengan produksi
minyak kelapa sawit sudah sangat dikenali, sedangkan
langkah-langkah industri seperti RSPO (juga dijelaskan
dalam Bab 6) untuk mengidentifikasi pelanggaran hak-hak
Pasar swalayan. © Amnesty International
buruh sebagai suatu risiko. Maka dari itu, para perusahaan
pembeli minyak sawit tidak memiliki alasan untuk tidak
bersungguh-sungguh mengatasi risiko pelanggaran hak-hak
Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 8, ADM, AFAMSA, buruh ini.
Colgate-Palmolive, Elevance, Kellogg, Nestlé, dan Reck-
itt Benckiser mengambil minyak kelapa sawit darikilang Amnesty International menghubungi para pembeli Wilmar
penyulingan yang mana minyak sawitnya disediakan atau, yang disebutkan dalam Bab 8 dan meminta mereka untuk
setidaknya, telah dicampur dengan minyak sawit yang memberikan tanggapan mengenai masalah pelanggaran
dihasilkan dari perkebunan yang diteliti untuk laporan ini, hak asasi manusia serius yang teridentifikasi. Semua
yaitu perkebunan di mana pelanggaran serius pada hak- perusahaan sepakat bahwa pelanggaran hak asasi manusia
hak pekerjanya telah terjadi. Sangat mungkin juga bahwa tersebut tidak dapat diterima. Sebagian perusahaan
Unilever dan Procter & Gamble (P & G) mengambil minyak mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia tersebut
kelapa sawit dari perkebunan-perkebunan ini.383 melanggar kebijakan perusahaan mengenai hak asasi
383. Pada awalnya Amnesty International juga mengirim surat kepada ConAgra, Mars dan Mondelez International. Mars mengkonfirmasi mereka membeli dari Wilmar,
namun dari Malaysia. Mondelez International tidak mengkonfirmasi pada Amnesty International jika ia membeli langsung atau tidak langung minyak sawit dari Wil-
mar (dibahas kemudian di bab ini). ConAgra menyatakan ia “menjual bisnis perdagangan dan pemasaran, termasuk sahamnya di CTG Wilmar PTY Ltd”. Amnesty
International mengirim pertanyaan lanjutan mengenai apakah ia membeli minyak sawit secara langsung atau tidak langsung dari Wilmar. ConAgra menanggapi,
namun tidak pada poin spesifik ini, email ConAgra kepada Amnesty International per tanggal 15 November 2016.
manusia yang berlaku pada semua pemasok, termasuk mereka tidaklah efektif. Amnesty International menanyai
Wilmar. Semua perusahaan mengatakan bahwa mereka setiap perusahaan tentang proses yang mereka miliki untuk
memiliki suatu proses untuk memeriksa mata rantai mengidentifikasi dan mengatasi pelanggaran hak asasi
pasokan minyak sawit mereka, dan mereka juga manusia. Tanggapan mereka serta penilaian atas tanggapan
menggambarkan berbagai tindakan, inisiatif dan program.384 mereka dengan menggunakan Prinsip Panduan PBB tentang
Namun, mereka tidak menjelaskan mengapa proses Bisnis dan Hak Asasi Manusia sebagai kerangka kerja
pemeriksaan mereka gagal menemukan adanya pelanggaran disajikan di bawah.
hak asasi manusia sebagaimana didokumentasikan oleh
Amnesty International. Semua pembeli kecuali AFAMSA
menyebut partisipasi perusahaan mereka dalam RSPO
adalah bukti bahwa mereka telah mengambil tindakan KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA
untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.
Semua perusahaan pembeli, kecuali Elevance dan AFAMSA,
Dalam pandangan Amnesty International, semua tanggapan telah menerbitkan pernyataan mereka mengenai kebijakan
mereka kurang memadai. Tidak ada satu pun perusahaan dalam hal penghormatan terhadap hak asasi manusia.387
yang dapat dipercaya untuk mengklaim bahwa mereka Perusahaan yang tidak memiliki kebijakan dalam hal hak
tidak menyadari adanya risiko pelanggaran hak asasi tenaga asasi manusia menunjukkan kelemahan jelas perusahaan
kerja. Sedangkan risiko-risiko pelanggaran hak asasi tersebut; mencerminkan kegagalan perusahaan-perusahaan
manusia tersebut telah dibuka ke masyarakat.385 Namun, ini untuk menunjukkan pengakuan serta tanggung jawab
tidak satu pun perusahaan yang menunjukkan keterlibatan perusahaan pada hak asasi manusia dalam operasi kerja
mereka dengan Wilmar dalam hal risiko pelanggaran hak perusahaan. Lebih penting lagi, tanpa menyampaikan
asasi manusia pada pekerjanya atau faktor-faktor lainnya komitmen atas hak asasi manusia seperti itu, maka akan
sebelum menerima surat dari Amnesty International. sulit bagi perusahaan-perusahaan ini untuk secara efektif
Meskipun pengakuan publik Wilmar sendiri adalah bahwa menerapkan tindakan yang relevan, seperti penilaian pada
mereka memiliki target untuk memastikan bahwa semua hak asasi manusia pada kontrak mata rantai pemasok.
pemasok sepenuhnya sejalan dengan Kebijakan perusahaan Semua perusahaan lain telah menyusun kebijakan hak
terkait dengan tenaga kerja yang hingga pada akhir 2015 asasi manusia mereka sendiri dan atau mengintegrasikan
belum terpenuhi. standar hak asasi manusia ke dalam kode etik atau ke
dalam kebijakan mata rantai pemasok minyak kelapa
Selain kegagalan para perusahaan pembeli untuk sawit. Semua kebijakan (kecuali untuk ADM) secara
mengidentifikasi pelanggaran hak asasi manusia yang eksplisit telah mengakui prinsip pedoman PBB, standar
sebenarnya, tampaknya tidak ada satu pun perusahaan ILO, atau perjanjian hak asasi manusia internasional
yang telah mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang tertentu. Banyak kebijakan yang terperinci dan terintegrasi
mungkin terkait dengan pelanggaran hak-hak asasi pekerja ke dalam kontrak pemasok. Misalnya, sebagian besar
tersebut, seperti penggunaan target dan upah borongan, perusahaan pembeli mengharuskan pemasok, seperti
upah rendah, serta kerentanan yang dihadapi pekerja Wilmar, mematuhi undang-undang yang berlaku bagi:
harian lepas. Tak satu pun perusahaan mau menunjukkan pekerja anak, termasuk bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
keterlibatan mereka dengan Wilmar pada faktor-faktor ini untuk anak, kerja paksa, upah minimum, kondisi kerja,
atau risiko lainnya.386 Hal ini sungguh memprihatinkan dan diskriminasi. Unilever adalah satu-satunya perusahaan
mengingat informasi tentang pelanggaran hak asasi pekerja untuk memiliki kode tertentu untuk produk perlindungan
di perkebunan Indonesia telah dibuka untuk masyarakat. tanaman (yang menggunakan bahan kimia) telah menetapkan
bahwa peralatan penyemprot perlu "dipelihara" sesuai
Kegagalan para perusahaan pembeli Wilmar untuk rekomendasi "produsen".388 Ini adalah langkah positif.
mengidentifikasi baik pelanggaran yang sebenarnya terjadi Namun, berdasarkan bukti yang dikumpulkan oleh Amnesty
pada perkebunan di mana minyak sawit yang mereka beli International, para perusahaan pembeli Wilmar telah gagal
berasal, atau bahkan mengenai faktor risiko pada pelanggaran melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka secara efektif,
hak asasi pekerja menunjukkan bahwa sistem uji tuntas setidaknya dalam hal minyak kelapa sawit di Indonesia.
384. Ini termasuk: melacak ke pabrik pengolahan, mengaudit praktik, berinteraksi dengan pemasok, kerjasama dengan LSM, keterlacakan, pengawasan dan proyek
percontohan.
385. Departemen Ketenagakerjaan Amerika Serikat telah mencantumkan produk minyak sawit dari Indonesia sebagai diproduksi menggunakan pekerja anak sejak tahun
2010, lihat US Department of Labor, List of Goods Produced by Child Labor or Forced Labor, tersedia pada www.dol.gov/ilab/reports/child-labor/list-of-goods/
(diakses pada 20 Oktober 2016)
386. Setelah menerima surat Amnesty International per tanggal 18 Oktober 2016, Colgate-Palmolive mengatakan ia berencana bertemu dengan Wilmar. P&G juga
menyatakan ia telah mengontak Wilmar dan akan kembali kepada mereka. Unilever menyatakan ia telah menghubungi Wilmar. Elevance menyatakan mereka telah
menerima dan meninjau salinan tanggapan Wilmar kepada Amnesty International per tanggal 17 Oktober 2016.
387. Agrupación de Fabricantes de AceitesMarinos, S.A. (AFAMSA S.A.), http://afamsa.com/ (diakses pada7 Oktober 2016); Elevance Renewable Sciences, www.
elevance.com (diakses pada9 November 2016).
388. Unilever, Sustainable Agriculture Code 2015, tersedia pada www.unilever.com/Images/sac-2015_tcm244-427050_en.pdf (diakses pada9 Oktober 2016)
AEMUA PERUSAHAAN PEMBELI pekerja perkebunan –suatu “bendera merah” yang akan
menjadi titik awal yang jelas bagi penyelidikan lebih lanjut.
GAGAL MELAKUKAN UJI TUNTAS
Elevance menegaskan bahwa mereka tidak melaksanakan
YANG MEMADAI langkah-langkah independen untuk menyelidiki risiko
hak asasi manusia atau pelanggaran pada minyak sawit
Amnesty International meminta setiap perusahaan untuk Indonesia yang berasal dari Wilmar. Elevance menyatakan
memberikan informasi tentang tindakan apa yang dibutuhkan bahwa sebagai "perusahaan kecil, dengan sumber daya
atau telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi terbatas" perusahaan itu "bergantung" pada organisasi
masalah risiko tenaga kerja dan hak asasi manusia terkait RSPO dan "mengikuti kepatuhan Wilmar seperti yang
dengan pembelian minyak kelapa sawit Indonesia dari dijelaskan dalam dokumen yang dipublikasikan, misalnya
Wilmar.389 Terkait dengan kelapa sawit, perusahaan pembeli Laporan Keberlanjutan tahunan.”391." Namun, Prinsip
harus menyiapkan tindakan yang memadai untuk Panduan PBB telah menjelaskan bahwa semua perusahaan
mengidentifikasi perkebunan mana yang menjadi sumber harus melaksanakan uji tuntas hak asasi manusia.
minyak sawit mereka dan menyiapkan sarana dan Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 6, Prinsip RSPO telah
prasarana untuk mencari tahu tentang kondisi tenaga gagal mengatasi berbagai masalah hak-hak buruh yang telah
kerja di perkebunan tersebut. berulang kali terjadi pada sektor minyak kelapa sawit.
Amnesty International juga menemukan kelemahan mendasar
Misalnya, para perusahaan pembeli bisa menggunakan pada penilaian sertifikasi RSPO dalam hal cakupan isu
informasi terlacak yang disediakan oleh Wilmar, untuk yang dinilai dan metodologi yang digunakan.
melacak jejak pasokan minyak sawit hingga kembali
sampai padakilang penyulinganminyak dan pabrik sebagai Sebagaimana dibahas pada Bab 6, laporan keberlanjutan
dasar untuk mengidentifikasi risiko pelanggaran tenaga Wilmar tidak memberikan cukup informasi yang dapat
kerja dalam mata rantai pasokan dan pada tingkat membantu untuk melacak efektivitas tindakan perusahaan
perkebunan.390 Para perusahaan pembeli Wilmar ini ini untuk mengakhiri eksploitasi pada mata rantai pemasok.
setidaknya telah menilai kondisi dan faktor risiko di Berdasarkan alasan ini, sangatlah tidak memadai bagi
perkebunan yang dioperasikan oleh pabrik yang dimiliki Elevance (atau perusahaan lain) untuk mengandalkan
Wilmar dan anak perusahaannya serta menilai kondisi laporan Wilmar sebagai landasan utama penilaian risiko
dan faktor risiko di perkebunan-perkebunan teridentifikasi pada kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia dalam
lainnya yang memberikan pasokan pada tiap-tiap pabrik mata rantai pemasok. Kegagalan Elevance untuk melakukan
tersebut. pengecekan independen pada minyak sawit yang disediakan
oleh Wilmar secara lebih mencolok dilakukan oleh perusahaan
Jika para perusahaan pembeli Wilmar telah berusaha patungan mereka392 di Gresik, Indonesia.393
untuk menerapkan kebijakan mereka dengan memetakan
konteks produksi minyak sawit Indonesia dan menilai ADM menegaskan bahwa mereka tidak melaksanakan
risiko potensial dan aktual dalam mata rantai pasokan uji tuntas hak asasi manusia pada Wilmar baik sebagai
minyak sawit mereka, sulit untuk dibayangkan bahwa mereka mitra bisnis atau pun sebagai perusahaan pembeli. ADM
tidak bisa menemukan praktik-praktik seperti pembayaran mengembangkan kebijakan mengenai hak asasi manusia394
kerja per potong dan sanksi denda yang dikenakan pada pada tahun 2013. Namun, kebijakan ADM tersebut lemah
389. Surat Amnesty International, per tanggal 18 Oktober 2016. Pertanyaan kepada setiap perusahaan termasuk: 1) untuk menjelaskan sifat hubungan bisnis mereka
dengan Wilmar, 2) Uji tuntas secara spesifik yang pernah dijalankan terkait Wilmar dan minyak sawit yang bersumber dari Indonesia; dan 3) untuk memberikan
transparansi terkait dari mana minyak sawit yang bersumber dari Wilmar berasal (kilang penyulingan dan pabrik pengolahan kelapa sawit) dan pada produk yang
mana minyak sawit tersebut digunakan.
390. Pembeli, seperti P&G, mengkonfirmasi mereka menerima informasi keterlacakan dari Wilmar yang melacak pasokan minyak sawit hingga ke kilang penyulingan.
Namun sebagaimana dibahas di Bab 6, keterlacakan sendiri tidak cukup dalam mengidentifikasi risiko dan pelanggaran ketenagakerjaan.
391. Surat Elevance Renewable Sciences kepadaAmnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
392. Sebuah usaha bersama joint venture (JV) adalah kerjasama tertulis antara dua atau lebih actor yang mana setuju beroperasi sebagai satu entitas dengan tujuan
melakukan satu usaha bersama. Semua joint venture melibatkan hak dan kewajiban tertentu, yang detilnya dijabarkan dalam perjanjian JV. Lihat: http://legal-dic-
tionary.thefreedictionary.com/Corporate+joint+venture (diakses terakhir pada 22 November 2016).
393. Sebagaimana dijelaskan pada Bab 8, Elevance mempunyai usaha bersama (joint venture) dengan Wilmar yang menggunakan minyak sawit bersumber dari fasilitas
Wilmar di Gresik, PT Wilmar Nabati Indonesia. Kilang penyulingan ini mengambil sumber minyak sawit dari pabrik pengolahan yang dipasok oleh perkebunan yang
diinvestigasi oleh Amnesty International.
394. Istilah ini biasa digunakan dalam bidan Pembangunan Internasional. Ini digunakan untuk menekankan kapasitas manusia harus dijadikan kriteria utama dalam
menilai pembangunan sebuah negeri. Ini didefinisikan PBB sebagai “…pengukuran ringkar pencapaian rata-rata dalam dimensi-dimensi kunci pembangunan
manusia.” Lihat www.hdr.undp.org.
karena berpatokan pratik kerja yang sesuai dengan Indeks "Mengingat bahwa Wilmar memiliki kebijakan sendiri, yang
Pembangunan Manusia dan bukan berpatokan pada mana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan kami, dan
standar kunci hak asasi manusia internasional, misalnya, karena adanya transparansi yang digunakan oleh Wilmar
konvensi ILO. ADM mengatakan pada Amnesty International untuk mengatasi masalah ini, kami mempertimbangkan
bahwa: "... sebagai bagian dari penerapan kebijakan hak untuk memberikan kepercayaan pada pendekatan, kemajuan,
asasi manusia kami yang masih terus berlangsung, fokus dan penanganan yang mereka lakukan.”396 ADM tidak
awal kami adalah memastikan kepatuhan pada perkebunann memberikan rincian tentang diskusi yang mungkin telah
yang dimiliki oleh perusahaan di mana kami memiliki mereka lakukan dengan Wilmar yang membahas eksploitasi
kontrol langsung dan kami memprioritaskan upaya kami tenaga kerja.
pada lokasi perkebunan yang dianggap berisiko terbesar
(Paraguay, Afrika Selatan, dan India).”395 Jika mempertimbangkan keberadaan ADM secara global
serta lamanya perusahaan ini berkecimpung di bidang
ADM juga mengatakan bahwa mereka telah menghubungi minyak sawit397 dan usaha bersamanya (joint venture)
Wilmar sebagai bagian dari program bagi pemasok di luar, dengan Wilmar, maka benar-benar tidak dapat diterima
namun Wilmar menyampaikan bahwa tidak diperlukan jika ADM tidak melakukan uji tuntas hak asasi manusia
tindakan lanjutan: pada mata rantai pemasok minyak kelapa sawit.
395. Surat ADM kepada Amnesty International per tanggal 15 November 2016.
396. Surat ADM kepada Amnesty International per tanggal 15 November 2016.
397. Total pendapatan ADM di tahun 2015 adalah $67.7 milyar dan keuntungannya sekitar $1.85 billion. ADM mempekerjakan lebih dari 32.000 orang di 160 negara
dan memiliki 290 pabrik pengolahan dan 429 fasilitas pembelian bahan baku. Lihat ADM, Laporan Tahunan 2015 (Annual Report 2015), tersedia pada www.
adm.com/en-US/investors/Documents/2015%20Annual%20Report.pdf (diakses pada20 November 20016) and ADM, ADM Facts, tersedia pada www.adm.com/
en-US/company/Facts/Pages/default.aspx (diakses pada20 November 2016)
Bahkan sebelum menjadi perusahaan patungan berfungsi penuh, Olenex telah memasarkan minyak sawit produksi Wilmar
dan produksi kilang penyulingan ADM di Eropa yang, melalui kilang penyulingan lainnya di Indonesia, mengambil pasokan
minyak kelapa sawit dari pabrik yang disediakan oleh perkebunan-perkebunan yang diselidiki oleh Amnesty International.
Wilmar dan ADM telah memindahkan empat penyuling dan fasilitas pengolahan minyak sawit pada pabrik patungan baru
mereka.402 Keempat fasilitas ini, melalui kilang penyulingan atau pemasok di Indonesia, juga menerima minyak sawit
dari pabrik yang dipasok oleh perkebunan yang diselidiki oleh Amnesty International. Oleh karena itu, sejak 14 November
2016, perusahaan patungan ADM dan Wilmar telah mengoperasikan fasilitas pengolahan yang menerima minyak sawit
yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia yang ditemukan Amnesty International.
ADM tidak menunjukkan persentase sahamnya di perusahaan patungan baru yang sudah berfungsi penuh tersebut pada
Amnesty International tapi negara-negara keputusan Komisi Eropa Direktorat Umum Kompetisi (DG Competition) menyatakan
bahwa ADM memegang 37,5% saham sedangkan Wilmar menguasi 62,5% saham.403
Meskipun diminta, ADM tidak memberikan rincian setiap uji tuntas hak asasi manusia yang mereka lakukan sebelum
memasuki perusahaan patungan yang dulu atau yang sekarang. Baik sebagai pembeli ataupun sebagai mitra patungan,
kurangnya uji tuntas yang dilakukan oleh ADM merupakan suatu kelalaian.
Selain itu, sebagaimana ditegaskan dalam suratnya, ADM juga merupakan pemegang saham utama dari Wilmar. ADM memegang
23% saham Wilmar. Sebagai pemegang saham, ADM juga meraih keuntungan finansial langsung dari praktik kerja Wilmar.
Baik secara langsung atau melalui perusahaan patungannya dengan Wilmar, ADM telah diuntungkan oleh adanya pelanggaran
berat pada para tenaga kerja dalam mata rantai pasokan minyak sawit Wilmar yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
P&G menyatakan bahwa bahwa mereka tidak melakukan audit RSPO saja tidaklah memadai untuk menghadapi
inspeksi independen apapun di tingkat perkebunan untuk risiko pelanggaran pada tenaga kerja. P&G juga
mengidentifikasi risiko atau pelanggaran yang berhubungan menyampaikan pada Amnesty International bahwa mereka
dengan kelapa sawit Indonesia yang berasal dari Wilmar. bergantung pada laporan yang dirilis sendiri oleh Wilmar
P&G mengatakan bahwa mereka bergantung pada skema mengenai masalah ketenagakerjaan sebagai bagian dari
sertifikasi RSPO.404 Seperti yang dibahas sebelumnya, pembaruan informasi kuartalan yang diberikan Wilmar
standar RSPO tidaklah cukup untuk mengidentifikasi dan pada perusahaan ini. P&G tidak menjelaskan informasi
menangani masalah tenaga kerja, sedangkan mengandalkan apa yang mereka perlukan dalam pembaruan kuartalan
398. Wilmar International, ‘2012’, tersedia pada: www.wilmar-international.com/who-we-are/milestones/2012-2/ (diakses terakhir pada 20 November 2016). Dalam
tanggapannya kepada Amnesty International, ADM mengatakan Olenex pada awalnya sebuah organisasi pemasaran dan penjualan dengan aset sendiri. Lihat Surat
ADM kepada Amnesty International, per tanggal 4 November 2016.
399. ADM, ‘Olenex to Become a Full-Function Joint Venture’, Press Release, 10 Desember 2015, tersedia pada: http://www.adm.com/en-US/news/_layouts/PressRelea-
seDetail.aspx?ID=696 (diakses terakhir pada 20 November 2016).
400. ADM, ‘ADM, Wilmar Receive Approvals for Olenex Joint Venture, Anticipate Launch in Coming Weeks’, Press Release, 23 September 2016, tersedia pada: www.
adm.com/en-US/news/_layouts/PressReleaseDetail.aspx?ID=754 (diakses terakhir pada 20 November 2016).
401. ADM, ‘New Full-Function Olenex JV Provides Comprehensive, Integrated Capabilities in Edible Oils and Fats’, Press Release, 14 November 2016, tersedia pada:
http://adm.com/en-US/news/_layouts/PressReleaseDetail.aspx?ID=766 (diakses terakhir pada 22 November 2016).
402. Lihat European Commission, DG Competition, Case M.7963 - ADM/ WILMAR/ OLENEX JV, 8 September 2016, hlm. 3, tersedia pada: http://ec.europa.eu/competi-
tion/mergers/cases/decisions/m7963_416_3.pdf (diakses terakhir pada 20 November 2016).
403. European Commission, DG Competition, Case M.7963 - ADM/ WILMAR/ OLENEX JV, 8 September 2016, hlm. 2.
404. Percakapan telepon, 31 Oktober 2016. Dalam diskusi ini, perusahaan menyatakan ia tidak akan memberikan tanggapan tertulis atas pertanyaan-pertanyaan
Amnesty International. P&G juga memberikan beberapa informasi tentang rencana deforestasi namun tidak tentang bagaimana ini terkait dengan mengidentifikasi
risiko dan pelanggaran ketenagakerjaan.
sehingga tidak mungkin untuk menilai sejauh mana P&G Kurang lebih sama, Kellogg’s juga menggunakan program
mengharuskan Wilmar untuk melaporkan pelanggaran audit untuk menilai fasilitas perusahaan pemasok pada
tenaga kerja dalam laporan pembaruan tersebut. Namun kategori berisiko tinggi atau pada daerah berisiko tinggi.
pendekatan yang berdasar pada pelanggaran yang tertulis Namun, perusahaan ini mengungkapkan bahwa Wilmar
dalam laporan yang dirilis sendiri oleh Wilmar dan bukan hanya akan dinilai pada tahun 2017 sebagai bagian
berdasar pada bukan penilaian yang secara proaktif dari Aturan Perilaku Pemasok Global dari Kellogg’s. Hal
dilakukan oleh P&G - mencerminkan bahwa perusahaan ini menunjukkan bahwa sampai saat ini Kellogg’s tidak
ini berusaha mengurangi tanggung jawab mereka untuk melakukan uji tuntas hak asasi manusia pada Wilmar.407
menghormati hak asasi manusia.405
Kellogg’s mengatakan: "Kami sedang mengkaji laporan
AFAMSA, Kellogg’s, dan Colgate-Palmolive selangkah lebih ini [surat dari Amnesty International] untuk memahami
maju dan mereka telah melaksanakan audit pada para tuduhan serta tindakan yang diambil oleh Wilmar untuk
perusahaan pemasok mereka. Namun, tidak satupun dari menyelidiki dan mengatasi masalah yang ditampilkan. Kami
perusahaan-perusahaan ini menjelaskan apa saja yang akan terus mendiskusikan masalah ini dengan Wilmar.”408
sebenarnya diaudit, atau mengapa audit ini gagal
menemukan pelanggaran tenaga kerja di tingkat perkebunan. Colgate-Palmolive mengatakan bahwa mereka telah mulai
AFAMSA belum menerbitkan kebijakan hak asasi manusia memasukkan kilang penyulingan minyak sawit di program
mereka. Perusahaan ini mengatakan pada Amnesty audit mereka, namun perusahaan ini juga menegaskan
International bahwa mereka meminta informasi dari bahwa hal itu tidak dilakukan pada setiap pemantauan
pemasok mengenai kondisi kerja para pekerja di kebun, independen mengenai kondisi kerja di perkebunan yang
dan kemudian informasi ini dibandingkan dengan audit berhubungan dengan mata rantai pasokan Wilmar: "Kami
yang dilakukannya. Tidak ada rincian audit yang tersediadan mengakui bahwa jangkauan Program SRSA [Supplier
tidak jelas juga apakah proses audit itu bisa sampai pada Responsible Sourcing Assessment– Penilaian Tanggung
pemeriksaan dokumen-dokumenmilik perusahaan pemasok. Jawab Pemasok] saat ini hanya berhenti pada fasilitas.
AFAMSA menunjukkan bahwa Wilmar memiliki kebijakan Untuk menangani masalah ini, kami mulai mencari solusi
mengenai ketenagakerjaan serta memberikan "persyaratan yang terfokus pada suara pekerja untuk memperluas
mutlak bagi perusahaan pemasok mereka untuk cakupan kami.”409
melaksanakan penghapusan pekerja anak”. AFAMSA
mengatakan bahwa Wilmar mewujudkan kebijakan ini Colgate-Palmolive menyatakan bahwa audit mereka
dengan memasang tanda di perkebunan dan dengan meliputi praktek ketenagakerjaan, hak asasi manusia,
memperkerjakan pengawas dan manajer untuk memantau dan kesehatan serta keselamatan. Menurut perusahaan
perkebunan. Nampaknya AFAMSA menerima laporan ini: "Audit ini menghasilkan sejumlah temuan dan semua
Wilmar begitu saja serta sama sekali tidak mengambil temuan tersebut telah dibenahi oleh Wilmar”.410 Namun,
langkah-langkah untuk memastikan akurasi atau keberhasilan Colgate-Palmolive tidak memberikan rincian mengenai
kebijakan ketenagakerjaan Wilmar.406 Hal ini adalah metodologi yang digunakan untuk audit, mengenai temuan
kelemahan serius pada uji tuntas yang dilakukan oleh mereka, atau mengenai tindakan pembenahan yang
AFAMSA. Seperti yang dibahas dalam Bab 4, ada anak-anak diperlukandan dilaksanakan oleh Wilmar.
yang terlibat dalam pekerjaan berbahaya di perkebunan
Wilmar dan para staf pengawas telah memungkinkan Dimasukkannya salah satu kilang penyulingan Wilmar ke
para pekerja anak itu untuk terus lanjut bekerja. Seperti dalam program audit adalah suatu hal yang positif, namun
diuraikan pada Bab 6, laporan keberlanjutan Wilmar tidak bukan merupakan suatu uji tuntas hak asasi manusia yang
memberikan informasi yang dapat membantu melacak cukup. Dalam laporannya, audit tersebut tidak melakukan
efektivitas tindakan untuk mengakhiri eksploitasi tenaga verifikasi hingga pada tingkat perkebunan dan ruang lingkup
kerja dalam mata rantai pemasok. audit itu sendiri dibatasi.
405. Dalam sebuah email per tanggal 10 November 2016, seorang perwakilan P&G mengatakan “Saya telah menerima email anda dengan dua lampirannya dan saya
tidak punya data lebih lanjut untuk ditambahkan pada apa yang sudah saya bagikan kepada anda sebelumnya. Saya harap anda telah mendapatkan kesempatan
untuk bertemu dengan Wilmar untuk membahas data yang anda temukan.”
406. AFAMSA tidak membalas surat Amnesty International per tanggal 4 November 2016, yang mana temuannya dipresentasikan kepada perusahaan.
407. Sebagaimana dijelaskan pada Bab 8, Kellogg’s memiliki usaha bersama (joint venture) dengan Wilmar, disebut Yihai Kerry. Kellogg’s mengkonfirmasi usaha bersa-
ma itu menerima minyak sawit dari kilang penyulingan yang diidentifikasi Amnesty International
408. Surat email Kellogg’s, per tanggal 11 November 2016.
409. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016. Colgate-Palmolive mengatakan ia melakukan investigasi independen
ketika persoalan spesifik muncul ke perhatiannya (seperti yang dijabarkan dalam surat Amnesty International). Walau ini suatu hal yang positif, ini merefleksikan
pendekatan reaktif yang tidak memadai. Berdasarkan Prinsip Pemandu PBB, langkah proaktif diperlukan untuk mengidentifikasi dan mencegah risiko dan pelang-
garan dalam praktik pembelian minyak sawitnya.
410. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016
Colgate-Palmolive juga mengatakan bahwa perusahaan itu alasan hak asasi manusia sejak 2010. Meskipun ada klaim
mendukung upaya pelatihan bagi para pemilik pabrik yang ini, namun Nestlé nampaknya tidak bisa mengidentifikasi
memasok kilang penyulingan Wilmar yang telah mereka pelanggaran tenaga kerja berat yang diteliti oleh Amnesty
audit. Pelatihan tersebut terfokus pada "manajemen sosial International di perkebunan milik Wilmar dan perkebunan
dan lingkungan pada fasilitas mereka.”411 Namun, pela- para perusahaan pemasoknya.
tihan ini bukanlah bagian dari analisis risiko tenaga kerja
dan pelanggaran pada tingkat perkebunan. Nestlé mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan
sebagian perdagangan mereka dengan Wilmar sejak
Colgate-Palmolive mengatakan bahwa penilaian Amnesty 2010 hingga 2012 dengan alasan tindakan Wilmar yang
International atas proses uji tuntas mereka adalah "tidak berhubungan dengan lingkungan.415 Dalam sebuah surat
akurat dan menyesatkan.”412 Namun, Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, perusahaan ini mengatakan
tidak bisa menunjukkan bahwa mereka telah mengidentifi- bahwa: "... asal muasal sejumlah minyak kelapa sawit
kasi pelanggaran berat pada para tenaga kerja pada perke- yang disediakan [oleh Wilmar] tidak sejalan dengan RSG
bunan Wilmar berikut para perusahaan pemasok Wilmar [Responsible Sourcing Guidelines – Pedoman Pengambilan
yang terdokumentasikan dalam laporan ini. Sumber Daya Secara Bertanggung Jawab]. Namun, setelah
berdiskusi secara panjang lebar kami mendapat jaminan
Reckitt Benckiser mengkonfirmasi bahwa mereka mengambil bahwa Wilmar akan mengubah praktiknya, sehingga
minyak kelapa sawit dari salah satu kilang penyulingan hubungan komersial di antara kami akan diulangi.”416
yang diidentifikasi oleh Amnesty International memiliki
hubungan dengan perkebunan di mana pelanggaran Nestlé mengatakan bahwa antara tahun 2010 dan 2013
tenaga kerja telah terjadi.413 Perusahaan ini menunjukkan perusahaan ini "... juga mengumpulkan informasi tentang
bagaimana mereka mendukung atau bergantung pada isu-isu hak asasi manusia selama periode ini."Sehubungan
Aggregator Refinery Transformation Plan (ART – Rencana dengan Wilmar, perusahaan ini mengatakan bahwa
Agregasi Transformasi Pengilangan), dijelaskan dalam "56,06% (25.587 ton) [minyak sawit] sedang dipantau
Bab 6. Perusahaan ini menyatakan bahwa mereka telah melalui Responsible Sourcing Action Plan (Rencana Aksi
berupaya, bersama Wilmar dan TFT, untuk melacak minyak Pengambilan Sumber Daya Secara Bertanggungjawab)
kelapa sawit hingga sampai kembali ke pabrik untuk kami”.417 Nestlé menyatakan: "Wilmar saat ini belum
mengidentifikasi orang-orang yang memiliki prioritas tinggi mematuhi semua persyaratan RSG Nestlé", Namun Wilmar
(dikenal sebagai Proses Prioritas Pabrik). Ketika pendekatan "... telah membuat komitmen kebijakan dengan rencana
ART mungkin berguna untuk meneliti para perusahaan ART yang terjadwal.”418
pemasok, pendekatan ini sangat terbatas cakupannya.
Kriteria yang digunakan pendekatan ART untuk memilih Seperti disebutkan di atas, lingkup rencana ART sangat
pabrik tidak didasarkan pada penilaian awal yang memadai terbatas. Ketika Nestlé menyatakan bahwa Wilmar adalah
mengenai risiko pelanggaran hak-hak pekerja. Oleh karena tidak mematuhi beberapa bagian kebijakan RSG, mereka
itu, penggunaan pendekatan ART saja tidak cukup untuk tidak mengungkapkan apakah ketidakpatuhan Wilmar ini
mengidentifikasi risiko tenaga kerja dan pelanggaran yang berhubungan dengan standar pengambilan minyak sawit.
berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit. Suatu
tinjauan pada dokumen prioritas pabrik juga menunjukkan Menanggapi temuan Amnesty International, Nestlé
bahwa penilaian ART lebih berdasarkan pada lingkungan menyatakan bahwa: "Kami percaya bahwa sistem uji tuntas
daripada pada kriteria tenaga kerja.414 kami, berdasarkan berbagai langkah yang disebutkan di
atas (penilaian risiko, transparansi mata rantai pemasok,
Nestlé mengatakan pada Amnesty International bahwa mengenai penilaian dasar dan rencana aksi dengan
mereka telah melakukan pemantauan pada Wilmar dengan pemasok, yang didukung oleh penangguhan para pemasok
411. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
412. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
413. Surat Reckitt Benckiser kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016. Reckitt Benckiser menyatakan minyak sawit yang bersumber dari PT
Wilmar Nabati (Indonesia Gresik) digunakan dalam soap noodle (bahan baku sabun). Reckitt Benckiser menyatakan 8 pabrik pengolahan dipilih sebagai prioritas
tertinggi untuk kilang penyulingan Wilmar Pasir Gudang Edible Oils (PGEO) berdasarkan penilaian kepatuhan detil “yang mengakar di lapangan”.
414. Surat Reckitt Benckiser kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016. Perusahaan tersebut mengatakan ia melakukan “… pemetaan risiko rantai
pasokan, bahwa pemasok soap noodle diidentifikasi sebagai berisiko tinggi dan bekerja dengan TFT dan pemasok kami, kami menargetkan rencana aksi diterapkan
untuk mengatasi isu lingkungan hidup dan sosial spesifik dan di seantero industri ini, di Indonesia dan Malaysia.”
415. Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
416. Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
417. Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
418. Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
yang tidak bersedia untuk berubah) adalah salah satu uji Unilever tidak memberikan penjelasan mengapa mereka
tuntas yang kuat.”419 Namun, meskipun memberikan memerlukan waktu yang begitu lama untuk melaksanakan
tanggapan terperinci, Nestlé gagal untuk menunjukkan proses identifikasi risiko yang signifikan pada masalah hak-
bahwa mereka, melalui proses internal, telah hak buruh dan untuk memeriksa para perusahaan pemasok
mereka, terutama karena Unilever telah mengambil minyak
mengidentifikasi risiko tenaga kerja atau pelanggaran
sawit dari Wilmar selama lebih dari 10 tahun.423 Upaya mereka
terkait dengan pasokan minyak sawit Indonesia oleh
masih pada tahap uji coba dan potensi masa depan mereka
Wilmar sebelum dihubungi oleh Amnesty International.
untuk mengatasi masalah ini masih tidak pasti.
Unilever adalah salah satu pembeli terbesar minyak kelapa Sebagai kesimpulan, Unilever sepakat bahwa industri ini
sawit sekaligus pengguna akhir terbesar dari minyak "membutuhkan perubahan struktural dan berkelanjutan"
kelapa sawit "secara fisik bersertifikat" (physically certified) dan mereka menyatakan bahwa: "Kami akan terus
dalam industri barang konsumsi.420 Dalam tanggapannya mendukung perubahan di industri ini demi mendapatkan
terhadap Amnesty International, Unilever menegaskan visibilitas dan transparansi yang lebih jelas pada mata
bahwa Wilmar adalah salah satu "pemasok kunci minyak rantai pemasok kelapa sawit. Kami berkomitmen untuk
perbaikan terus menerus dalam proses identifikasi dan
kelapa sawit," dan bahwa Wilmar memasok mereka secara
pemulihan masalah sosial.”424
langsung dan tidak langsung. Unilever juga menegaskan
bahwa sebagian besar minyak sawit yang mereka terima
berasal dari Indonesia.421
KETERLACAKAN YANG TIDAK SESUAI
Unilever memiliki kebijakan yang sejalan dengan berbagai
isu hak asasi manusia, termasuk diskriminasi gender, kerja DENGAN TRANSPARANSI PRODUK
paksa, dan penggunaan bahan kimia. Namun, berdasarkan
bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Amnesty International, Perusahaan-perusahaan yang membeli minyak sawit dari
Wilmar menegaskan bahwa Wilmar memberi mereka
perusahaan ini telah gagal untuk mempraktikkan kebijakan
informasi yang memungkinkan mereka untuk melacak asal
mereka.
muasal minyak sawit atau produk turunan terkait sawit
(umumnya disebut sebagai "minyak sawit") hingga kembali
Unilever mengatakan bahwa mereka mengembangkan peta sampai pada masing-masing kilang penyulingan dan kembali ke
jalan kepatuhan pemasok dengan Kebijakan Pengambilan masing-masing pabrik yang memasok kilang-kilang tersebut.425
Minyak Kelapa Sawit dan memberikan beberapa rincian
yang berkaitan dengan upaya verifikasi. Perusahaan ini Seperti tercantum dalam Bab 8, Wilmar membuka data
menyampaikan bahwa: "... kami juga berusaha untuk sumber minyak sawit bagi masyarakat (dikenal di industri
melakukan verifikasi independen pada mata rantai pasokan sebagai Informasi Keterlacakan atau Ringkasan Keterlacakan').
Dari semua perusahaan pembeli Wilmar yang dinilai dalam
minyak sawit kami, terutama pada pabrik berisiko tinggi di
laporan ini, hanya ada satu perusahaan, ADM, yang juga
mana kami telah mengidentifikasi berbagai isu termasuk
membuka informasi ini pada masyarakat.
yang berkaitan dengan upah, jam kerja, lingkungan
dan masalah kesehatan dan keselamatan. Kami telah Amnesty International meminta perusahaan pembeli
mengembangkan sebuah program untuk memverifikasi untuk mengungkapkan informasi Keterlacakan pada data
risiko dan program ini telah diujicobakan ini melalui perdagangan dan data pengiriman minyak sawit yang
penilaian independen sebanyak tiga kali.”422 berasal dari Wilmar.
419. Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016. Perusahaan ini lebih lanjut berkata “Faktanya, sementara kami terus meninjau risiko
berdasarkan temuan kami sendiri dan informasi dari organisasi lain, kami sadar bahwa kami belum bisa mengungkap semua masalah, jadi kami menyambut baik
pendapat dan temuan dari LSM dan organisasi masyarakat sipil dan akan selalu terus menginvestigasi setiap bukti dan bekerjasama untuk mencapai perubahan
nyata di lapangan.”
420. Unilever, Transforming the palm oil industry, https://www.unilever.com/sustainable-living/the-sustainable-living-plan/reducing-environmental-impact/sustain-
able-sourcing/transforming-the-palm-oil-industry/ (diakses pada20 November 2016)
421. Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
422. Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
423. “Dalam deklarasi tahun 2006 kepada investor institusional, Wilmar mengumumkan pelanggan internasional utamanya termasuk Procter & Gamble, Cargill, Uni-
lever, Nestlé dan China Grains & Oils Group Corporation.” Lihat Greenpeace, How Unilever palm oil supplies are burning up Borneo, hlm.15, tersedia pada http://
www.greenpeace.org/international/PageFiles/24549/how-unilever-palm-oil-supplier.pdf (diakses pada20 November 2016).
424. Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
425. Diskusi Amnesty International dengan P&G, 31 Oktober 2016; Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016; Surat
Kellogg’s kepada Amnesty International per tanggal 26 Oktober 2016; Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016; Surat Reckitt
Benckiser kepada Amnesty International per tanggal, 26 Oktober 2016; and Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
Nama lain dari Minyak Kelapa Sawit Kimiawi yang mengandung Minyak Kelapa Sawit
PKO 14 Steareth -2
1
Palm Kernel Oil (minyak laurat sawit) 15 Steareth -20
Seperti tercantum pada Bab 6, Reckitt Benckiser, Nestlé, kerahasiaan dengan Wilmar. P&G menegaskan bahwa
Kellogg, dan Colgate-Palmolive, menegaskan bahwa Wilmar menyediakan informasi mengenai jumlah dan
mereka mengambil minyak sawit dari setidaknya satu nama-nama kilang penyulingan dan pabrik dari mana yang
kilang penyulingan yang dipasok oleh perkebunan yang di menjadi asal muasal minyak sawit yang dibeli oleh P&G.426
dalamnya telah ditemukan pelanggaran tenaga kerja yang However, P&G was unwilling to disclose this information
berat oleh Amnesty International. publicly. Namun, P&G tidak mau mengungkapkan informasi
ini pada masyarakat. Perusahaan ini menyatakan: "Kami
Sebaliknya, P&G mengatakan bahwa mereka tidak bisa memiliki perjanjian kerahasiaan dengan Wilmar, sehingga
memberikan informasi tentang mata rantai pasokan P&G tidak bisa berbagi informasi tersebut. ... Wilmar ingin
minyak sawit mereka karena informasi ini sensitif secara merahasiakannya, mereka tidak ingin orang tahu ke mana
komersial dan karena mereka patuh pada perjanjian tujuan minyak sawit mereka."
426. P&G mengatakan ia tidak mendapatkan informasi tentang volume yang bersumber dari tiap pabrik pengolahan; diskusi telepon Amnesty International, 31 Oktober 2016.
Namun dalam komunikasi lanjutan, Wilmar mengkonfirmasi global. Namun perusahaan itu tidak mengkonfirmasi nama
Amnesty International bahwa mereka tidak mewajibkan merek sabun batangan yang menggunakan bahan produk
para pembelinya untuk merahasiakan informasi tersebut: turunan minyak kelapa sawit yang berasal dari Wilmar.430
"Kami ingin memperjelas dan meyakinkan Anda bahwa
Wilmar tidak membatasi pelanggan kami untuk tidak berbagi Tidak ada perusahaan lain yang memberikan informasi
informasi Keterlacakan yang disediakan oleh Wilmar, yaitu mengenai produk mereka yang mengandung minyak sawit
nama-nama pabrik berikut koordinat GPS, dengan pihak Wilmar.
lain. Kami tidak menganggap informasi Keterlacakan
(dengan pengecualian pada volume) sebagai sesuatu yang Amnesty International kemudian menampilkan daftar produk
sensitif secara komersial atau rahasia.”427 yang mengandung minyak kelapa sawit431 pada tiap-tiap
perusahaan pembeli Wilmar dan meminta mereka untuk
Elevance tidak menanggapi permintaan Amnesty International. mengkonfirmasi produk mereka yang mana yang mengandung
Namun, seperti dijelaskan pada Bab 8, perusahaan patungan minyak sawit yang berasal dari Wilmar dan Indonesia.
mereka dengan Wilmar, suatu perusahaan kilang biokimia,
dipasok oleh kilang penyulingan Wilmar di Gresik yang Unilever dan P&G memberikan jawaban, tetapi tidak
menerima pasokan minyak sawit dari pabrik yang terkait
menunjukkan koreksi apapun pada daftar produk yang
dengan perkebunan yang diselidikioleh Amnesty International.
dikirim pada mereka.432
427. Surat Wilmar International kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
428. Email Amnesty International kepada AFAMSA per tanggal 8 November 2016 dan email lanjutan per tanggal 20 November 2016.
429. Amnesty International mempresentasikan informasi ini kepada AFAMSA namun tidak menerima tanggapan.
430. Surat Reckitt Benckiser kepada Amnesty International per tanggal 26 Oktober 2016 dan 11 November 2016. Email Reckitt Benckiser kepada Amnesty Interna-
tional per tanggal 14 November 2016.
431. Amnesty International menyusun daftar ini dari informasi yang tersedia secara umum di website perusahaan, brand, dan produk mereka dan dari informasi bahan
yang dijabarkan di laman supermarket.
432. Surat Unilever kepada Amnesty International per tanggal 11 November 2016; email P&G kepada Amnesty International per tanggal 10 November 2016.
433. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
434. Surat Nestlé kepada Amnesty International, per tanggal 11 November 2016.
435. Surat ADM kepada Amnesty International, per tanggal 15 November 2016.
Selain para perusahaan pembeli Wilmar yang disebutkan dibuat dengan menggunakan minyak sawit “berkelanjutan”.
di atas, Amnesty International juga meminta Mondelēz Kurangnya transparansi ini akan menghalangi kesempatan
International untuk mengkonfirmasi informasi yang konsumen untuk mencari verifikasi tentang produk yang
berhubungan dengan asal muasal minyak sawit mereka. mereka beli, serta mengurangi kesempatan konsumen
Perusahaan ini memberikan informasi tentang keterlibatan untuk bisa menentukan pilihan berdasar informasi.
luas mereka dengan perusahaan pemasok serta rencana aksi
kelapa sawit mereka. Mondelēz International menyatakan Kurangnya kemauan perusahaan-perusahaan yang membeli
bahwa 90% dari minyak sawit mereka dapat dilacak minyak sawit dari Wilmar untuk mengungkapkan informasi
hingga sampai ke parbrik namun mereka menolak untuk Keterlacakan ini tidak konsisten dengan klaim bahwa
mengkonfirmasi bahwa minyak sawit mereka berasal dari mereka telah menggunakan "minyak sawit berkelanjutan"
kelapa sawit Indonesia dari Wilmar, baik secara langsung dalam produk-produk mereka. Kesimpulan logis adalah jika
maupun tidak langsung. Hal berbeda dengan informasi perusahaan-perusahaan ini tidak bersedia mengungkapkan
yang terbuka bagi masyarakat yang menunjukkan bahwa informasi Keterlacakan minyak sawit mereka pada
perusahaan Mondelēz International membeli minyak sawit masyarakat, maka para perusahaan ini tengah berusaha
dari Wilmar pada tahun 2013.436
untuk melindungi diri mereka dari pengawasan publik.
436. Lihat: Greenpeace, Licence to Kill: How deforestation for palm oil is driving Sumatran tigers towards extinction, Greenpeace, Oktober 2013, hlm. 26. Kraft
teridentifikasi sebagai pembeli bagi Qinhuangdao Goldensea Specialty Oils & Fats Industries Co., Ltd, sebuah usaha bersama (joint venture) antara Wilmar Yihai
China Holdings Pte. Ltd dan Hebei Port Group Co.,Ltd. In 2011, Kraft Foods Inc. terpisah menjadi dua perusahaan, perusahaan makanan ringan dan perusahaan
bahan makanan. Perusahaan makanan ringan menjadi Mondelez International Inc., Lihat Golden Sea Industries, Company Profile, tersedia pada http://www.gold-
en-sea.cn/yihai/en/main.html (diakses pada19 November 2016).
437. Wilmer International, Sustainability Dashboard tersedia pada http://www.wilmar-international.com/sustainability/ (diakses pada 9 Oktober 2016).
KEGAGALAN PERUSAHAAN PEMBELI saat ini bekerja sama dengan Wilmar untuk memperbaiki
praktik-praktik kerja tertentu. Selain itu, Nestlé juga
UNTUK TERLIBAT SECARA EFEKTIF mengatakan bahwa di masa lalu mereka telah menangguhkan
DENGAN WILMAR DALAM HAL sebagian perdagangan dengan Wilmar dan menyokong
Wilmar untuk memperbaiki praktik kerja mereka.
RISIKO DAN PELANGGARAN
Sebagai pemegang saham utama (23%) di Wilmar, ADM
Ada beberapa faktor yang memfasilitasi kemampuan memiliki pengaruh kuat. Namun, sejauh pengetahuan
perusahaan pembeli Wilmar untuk terlibat dan Amnesty International, ADM belum menggunakan
mempengaruhi Wilmar dalam isu pelanggaran tenaga pengaruhnya untuk memperbaiki praktik kerja Wilmar, baik
kerja, dengan maksud untuk menjamin pelanggaran di di perkebunan Wilmar sendiri maupun di perkebunan yang
perkebunan milik Wilmar sendiri atau perkebunan milik dioperasikan oleh perusahaan pemasoknya.
para pemasoknya, bisa teridentifikasi dan segera diperbaiki.
Semua perusahaan pembeli itu adalah mitra dagang
Selain pengaruh individu perusahaan yang seperti dimiliki
konsisten Wilmar, beberapa di antaranya telah membeli
oleh Unilever, Nestlé, dan ADM, sebagian besar perusahaan
dalam jumlah besar dari Wilmar.438 Banyak telah berdagang
pembeli Wilmar (kecuali AFAMSA) yang diselidiki oleh
dengan Wilmar selama bertahun-tahun, dan beberapa
Amnesty International adalah anggota RSPO, seperti
perusahaan telah menjalin perdagangan dengan Wilmar
halnya Wilmar. Sebagaimana disebutkan di atas, banyak
selama satu dekade.439 Lebih penting lagi, semua perusahaan
perusahaan menggunakan jasa konsultan atau LSM yang
pembeli Wilmar, kecuali AFAMSA, adalah juga anggota
sama, seperti halnya Wilmar, untuk memberikan layanan
RSPO dan beberapa di antaranya telah menjadi anggota
perbaikan pada praktik sosial dan lingkungan. Terlihat jelas
selama bertahun-tahun. Banyak perusahaan secara terbuka
adanya jaringan yang kuat di sekitar pasar mata rantai
menyatakan bahwa mereka telah disebut "bersertifikat
pasokan minyak sawit itu sendiri, yang memungkinkan
minyak sawit berkelanjutan" atau "menggunakan minyak
perusahaan pembeli untuk terlibat dengan Wilmar pada
sawit berkelanjutan”.440 Banyak perusahaan pembeli yang
isu-isu hak asasi manusia dengan cara yang terstruktur.
juga menggunakan konsultan atau LSM yang sama, seperti
halnya Wilmar, sebagai sumber daya untuk mengatasi
risiko yang berkaitan dengan perdagangan minyak sawit. Implikasi dari semua faktor ini adalah bahwa perusahaan
Pembeli memiliki pengaruh signifikan pada Wilmar dan
Perusahaan pembeli Wilmar telah bersedia untuk terlibat mereka memiliki jalan untuk terlibat dengan Wilmar
dengan Wilmar untuk menangani isu-isu sosial dan dengan cara-cara yang koheren dan terkoordinasi. Namun,
lingkungan di masa lalu. Misalnya, Unilever mengatakan meskipun memiliki pengaruh yang signifikan, tidak ada
kepada Amnesty International bahwa: "Pada 2013, Unilever satu pun perusahaan pembeli menunjukkan bahwa mereka
memainkan peran penting untuk membujuk Wilmar agar telah menggunakan pengaruh mereka untuk mengatasi
merilis kebijakan minyak sawit berkelanjutan dan berkomitmen risiko atau dampak buruk pada hak asasi manusia terkait
pada prinsip-prinsip tanpa deforestasi dan tanpa eksploitasi dengan hubungan dagang mereka dengan Wilmar. Dengan
manusia dan masyarakat.” 441 demikian, masing-masing perusahaan pembeli telah
memberikan kontribusi atas pelanggaran pada tenaga kerja
Nestlé, yang telah menjalin perdagangan dengan Wilmar di perkebunan Wilmar dan perkebunan para perusahaan
selama lebih dari 10 tahun, mengatakan bahwa mereka pemasok Wilmar.
438. Unilever mengkonfirmasi pada Amnesty International bahwa Wilmar adalah salah satu pemasok minyak sawit kuncinya. Reckitt Beckiser menyatakan Wilmar
adalah satu dari lima besar pemasok minyak sawitnya.
439. Nestlé mengindikasi ia telah berdagang dengan Wilmar selama lebih dari sepuluh tahun; Colgate-Palmolive lebih dari lima tahun. Kellogg’s sejak 2014. “Dalam
deklarasi tahun 2006 kepada investor institutional, Wilmar mengumumkan pelanggan internasional kuncinya termasuk Procter & Gamble, Cargill, Unilever, Nestlé
dan China Grains & Oils Group Corporation.” lihat Greenpeace, How Unilever palm oil supplies are burning up Borneo, hlm.15, tersedia pada http://www.green-
peace.org/international/PageFiles/24549/how-unilever-palm-oil-supplier.pdf (diakses terakhir pada 20 November 2016).
440. Semua perusahaan kecuali AFAMSA. Nestlé menyatakan ia tidak mempromosikan minyak sawit dalam produknya sebagai patuh RSPO, walaupun informasi ini
dipromosikan dalam website-nya. Reckitt Benckiser menyatakan pada website-nya “100% sawit yang dibeli tercakupi oleh sertifikat Sawit Hijau (Green Palm
certificates)”, tersedia pada http://www.rb.com/responsibility/sourcing/ (diakses pada20 November 2016).
441. Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016.
Kesimpulannya, sebagian besar perusahaan Pembeli yang perusahaan pemasoknya. Para perusahaan Pembeli Wilmar
dibahas dalam bab ini mengambil minyak sawit mereka dari terus-menerus menggunakan RSPO sebagai perisai
kilang penyulingan yang terkait secara langsung dengan pembenaran dan beberapa perusahaan tetap melakukannya
perkebunan-perkebunan di mana Amnesty International meski mereka mengakui keterbatasan RSPO.442
menemukan pelanggaran tenaga kerja yang berat. P&G dan
Unilever menegaskan bahwa mereka membeli minyak Semua perusahaan Pembeli Wilmar gagal melakukan uji
sawit Indonesia dari Wilmar, sehingga sangat mungkin tuntas hak asasi manusia secara memadai dalam kaitannya
bahwa mereka mengambil minyak sawit mereka dari kilang dengan minyak sawit Indonesia yang berasal dari Wilmar.
penyulingan yang terkait langsung dengan perkebunan- Tak satu pun dari mereeka yang mengidentifikasi adanya
perkebunan tersebut. Kesimpulan ini didukung oleh fakta pelanggaran tenaga kerja parah yang didokumentasikan
bahwa 12 dari 15 kilang penyulingan Wilmar di Indonesia dalam laporan ini sebelum mereka dihubungi oleh Amnesty
dipasok langsung atau tidak langsung oleh pabrik yang International. Jika saja para perusahaan Pembeli ini telah
dipasok oleh perkebunan-perkebunan di mana Amnesty mengetahui risiko-risiko tersebut, maka kegagalan mereka
International menemukan adanya pelanggaran serius pada untuk mengambil tindakan yang efektif untuk mengatasi
hak-hak pekerja. risiko-risiko tersebut tidak bisa dijelaskan.
Sebagian besar perusahaan Pembeli (kecuali AFAMSA) Tidak saja para perusahaan pembeli Wilmar ini gagal
memiliki jaringan yang kuat dengan Wilmar, dan beberapa memenuhi tanggung jawab mereka untuk menghormati
dari mereka adalah pelanggan lama minyak kelapa sawit hak asasi manusia, namun mereka juga memberikan
Wilmar. Tak ada satu pun perusahaan-perusahaan pembeli kontribusi dan mengambil keuntungan dari pelanggaran
ini dapat mengklaim bahwa mereka tidak telah menyadari tenaga kerja yang parah dalam mata rantai pemasok
adanya risiko eksploitasi tenaga kerja. Risiko ini telah kelapa sawit. Harus ada langkah yang segera diambil untuk
dilaporkan secara terbuka. Wilmar sendiri melaporkan memulihkan kerugian yang diderita para pekerja yang
ketidakpatuhannya pada kebijakan 'Tanpa Eksploitasi' mana pelanggaran atas mereka telah didokumentasikan
miliknya sendiri dalam kasus penggunaan paraquat oleh dalam laporan ini.
442. Surat Colgate-Palmolive kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016; Surat Kellogg’s kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober
2016; dan Surat Unilever kepada Amnesty International, per tanggal 26 Oktober 2016. Colgate-Palmolive, Kellogg’s dan Unilever menyatakan dalam surat mereka
bahwa mereka dipasok dengan minyak sawit bersertifikasi RSPO, sembari mengakui keterbatasan RSPO.
Wilmar tidak memiliki proses uji tuntas yang memadai Wilmar adalah pelaku niaga terbesar minyak kelapa sawit
untuk mengidentifikasi, mencegah, memitigasi dan dan memasoknya ke perusahaan-perusahaan di seluruh
mempertanggungjawabkan bagaimana ia mengatasi dunia. Laporan ini mengangkat kegagalan pemerintah
dampak buruk hak asasi manusia terkait operasi bisnisnya. menerapkan hukum yang mensyaratkan perusahaan
Sebagai pelaku niaga minyak kelapa sawit terbesar secara mengambil langkah uji tuntas wajib pada operasi global
global, Wilmar berada dalam posisi unik untuk menggunakan mereka, termasuk terkait jaringan rantai pasokan, dan
daya tawar, pengaruh dan kontrolnya, terutama karena ia hubungan dagang mereka.
adalah pembeli langsung. Kurang memadainya uji tuntas
Wilmar berkontribusi pada dampak buruk HAM yang dialami Industri minyak kelapa sawit telah berada dalam
oleh pekerja yang dipekerjakan oleh pemasoknya. pengawasan ketat, menjadi target berbagai kampanye
konsumen dan menjadi fokus banyak inisiatif sukarela.
ADM membeli minyak kelapa sawit yang secara langsung Perusahaan-perusahaan telah berkomitmen secara terbuka
terkait dengan pelanggaran berat ketenagakerjaan yang mereka akan mengakhiri eksploitasi dan memastikan
terdokumentasi dalam laporan ini. AFAMSA, Colgate- produk konsumen berisikan minyak kelapa sawit yang
Palmolive, Elevance, Kellogg’s, Nestlé, Reckitt Benckiser telah diproduksi secara berkelanjutan. Investigasi Amnesty
mengambil minyak kelapa sawit dari penyulingan yang International menekankan bahwa terlepas semua perhatian
mana minyak sawitnya dipasok secara langsung, atau dan janji-janji, pekerja di perkebunan di Indonesia terus
setidaknya, telah dicampur dengan minyak kelapa sawit menderita pelanggaran serius hak-hak ketenagakerjaannya.
yang diproduksi di perkebunan yang ada pelanggaran berat Sudah saatnya semua perusahaan yang terlibat untuk
ketenagakerjaan. Sangat besar kemungkinannya Unilever bertindak melebihi kata-kata di atas kertas untuk membuat
dan P&G mengambil minyak kelapa sawit dari penyulingan perubahan yang praktis dan efektif dalam praktik
yang kelapa sawitnya dipasok secara langsung, atau ketenagakerjaan untuk mengakhiri pelanggaran-pelanggaran
Pemerintah harus mengakui bahwa mereka harus mengatasi mereka tidak menghasilkan pelanggaran, eksploitasi
dampak HAM dan lingkungan hidup atas produk yang atau membuat kesehatan dan keselamatan orang
terpapar risiko. Pada tingkat minimum, pemberian
dijual dan diperdagangkan di wilayah yurisdiksi mereka.
target dan upah borongan tidak boleh membuat orang
Konsumen semakin ingin mendapatkan informasi yang
dibayar di bawah upah minimum, bekerja dengan
lebih agar bisa membuat keputusan yang terinformasi.
jam kerja yang panjang tanpa upah lembur atau
Baik perusahaan yang memproduksi barang konsumen
mengandalkan bantuan dari istri atau anak untuk
yang berisikan minyak kelapa sawit dan turunannya serta
menyelesaikan pekerjaan mereka.
pemerintah di negara-negara produk tersebut dijual, harus
• Bonus yang dikaitkan dengan target harus hanya
memastikan para konsumen bisa membeli barang berlabel
menjadi tambahan dan tidak menggantikan upah
“berkelanjutan” dengan penuh keyakinan. Kini konsumen
embur, yang harus dibayar selaras dengan perundangan
diminta mengandalkan skema sukarela yang tidak bisa
nasional.
memberi keyakinan penuh. Perusahaan harus jauh lebih
• Secepatnya mengakhiri praktik kerja paksa dan
transparan dan pemerintah harus bertindak mendahului
memastikan ancaman hukuman, termasuk yang
kepentingan konsumen dengan mensyaratkan transparansi. terkait dengan target kerja, seperti pemecatan,
kehilangan hak, dan pembayaran di bawah upah
Pemerintah harus bertindak agar memungkinkan dan minimum tidak digunakan untuk memaksakan kerja
memastikan perusahaan beroperasi secara etis di seluruh secara tidak sukarela dari pekerja. Setiap hukuman
operasi global mereka. Ketika ada risiko pelanggaran yang terkait dengan pekerjaan harus terbatas kepada
serius, tidak cukup mengasumsikan negara penjamu akan kebutuhan untuk menciptakan tempat kerja yang adil
mengatasi masalah tersebut. Tidak boleh ada pemerintah dan aman dan tidak boleh untuk mencederai martabat
yang ingin atau membolehkan perusahaan yang bermarkas atau keselamatan pekerja.
di negara mereka mengambil keuntungan dari atau • Memberikan kontrak kerja tetap untuk semua pekerja
berkontribusi atas pelanggaran. harian lepas yang telah bekerja berdasarkan perjanjian
kerja harian lepas lebih dari tiga tahun. Membuat • Melakukan pengawasan kesehatan, dengan kesepakatan
pengaturan retroaktif untuk pembayaran manfaat bagi terinformasi pekerja, untuk mengidentifikasi dan
pekerja yang telah bekerja sebagai pekerja harian mengatasi semua dampak negatif kesehatan yang
lepas selama lebih dari tiga tahun dan membuat mungkin terjadi kepada pekerja karena terpapar
mereka tercakup dalam skema asuransi kesehatan dan bahan-bahan kimia berbahaya.
jaminan sosial. • Menjamin tidak ada tindakan hukuman diambil
• Menetapkan kriteria yang jelas bagi penerapan perjanjian terhadap orangtua yang dibantu bekerja anak mereka.
kerja harian lepas dan memastikan pengaturan tersebut Hentikan pekerja anak dengan mengatasi faktor
tidak diterapkan secara tidak proporsional kepada penyebab terjadinya keterlibatan anak dalam pekerjaan
dengan menyediakan upah layak dan merevisi target
pekerja perempuan atau unit yang mayoritas pekerjanya
dan hukuman.
adalah perempuan.
• Mengatasi cedera yang dialami oleh pekerja dan
• Memastikan tidak ada diskriminasi langsung atau tidak
anak mereka yang terlibat di pekerjaan berbahaya di
langsung kepada pekerja perempuan. Perusahaan
perkebunan. Menyediakan kompensasi atas semua
harus secara proaktif meninjau operasi mereka untuk
pelanggaran, rehabilitasi efek negatif kesehatan dan
mengidentifikasi dan mengatasi diskriminasi terhadap
cedera yang dialami oleh orang dewasa dan anak-anak,
perempuan, dan mengambil tindakan yang menentukan
dan mendukung reintegrasi anak dengan sistem
untuk mengatasi diskriminasi tersebut tanpa melanggar
pendidikan bila diperlukan.
hak orang lain. Mereka harus melakukan pemeriksaan • Menghormati hak-hak pekerja untuk membentuk dan
secara rutin dan mempublikasikan apa yang telah bergabung dengan serikat pekerja pilihan mereka
mereka lakukan. dan memastikan tidak ada intimidasi atau ancaman
• Memastikan semua penyemprot dipekerjakan dengan kepada pekerja karena keanggotaan atau partisipasi
kontrak tetap dan diberikan asuransi kesehatan. Tidak mereka di aktivitas serikat pekerja.
boleh ada penerapan target atau upah borongan bagi • Menjamin tidak ada tindakan penghukuman diambil
penyemprot karena ini membahayakan kemampuan terhadap pekerja yang berbagi informasi dengan
mereka dalam menggunakan peralatan keselamatan Amnesty International.
secara memadai, mengambil istirahat yang diperlukan,
dan pada akhirnya mengakibatkan pemaparan lebih
lanjut terhadap bahan kimia berbahaya. TAMBAHAN REKOMENDASI UNTUK WILMAR
• Secara bertahap menghapus penggunaan pestisida TERKAIT JARINGAN RANTAI PASOKANNYA
yang sangat berbahaya karena risikonya terhadap
kesehatan pekerja. Sebagai jembatan, hanya • Menerapkan proses uji tuntas (due diligence) yang
menggunakan mereka dalam kondisi luar biasa seperti memadai untuk mengidentifikasi, mencegah, memitigasi,
ketika perusahaan bisa membuktikan bahwa tidak dan mempertanggungjawabkan bagaimana Grup Wilmar
mungkin menggunakan alternatif yang lebih aman, mengatasi dampak buruk hak asasi manusia yang
telah melakukan penilaian dan dan menerapkan potensial maupun nyata dalam praktik mendapatkan
tambahan tindakan untuk mengatasi risiko kepada minyak kelapa sawitnya secara global. Menunjukkan
kesehatan pekerja. bahwa perusahaan telah mengidentifikasi area yang
• Menyediakan semua pekerja dengan perlengkapan mana risiko dampak buruk sangat signifikan, dalam
perlindungan diri yang memadai untuk pekerjaan yang jaringan rantai minyak kelapa sawit dan hubungan
mereka lakukan, termasuk perlengkapan pengganti dagangnya, dan menerapkan langkah konkrit untuk
bila diperlukan. memitigasi risiko tersebut dan mencegah pelanggaran.
• Menyediakan pekerja informasi tentang semua risiko • Secepatnya berinteraksi dengan PT Abdi Budi Mulia,
kesehatan potensial di tempat kerja secara jelas dan TSH Resources, dan BEST Group untuk meminta mereka
komprehensif, terutama yang terkait dengan bahan mematuhi rekomendasi di atas serta menyediakan
kimia yang mereka tangani atau semprotkan. bantuan yang diperlukan kepada mereka.
Memastikan pekerja diberikan pilihan untuk menolak • Memulihkan, bekerja sama dengan PT Abdi Budi
menyemprot bahan kimia tertentu jika mereka Mulia, TSH Resources, dan BEST Group, cedera yang
menganggapnya terlalu bahaya bagi kesehatan mereka dialami pekerja, dan juga anak-anak yang terlibat
dan tidak menghukumnya bila menolak. dalam kerja berbahaya di perkebunan mereka.
REKOMENDASI KEPADA PEMBELI yang mana minyak sawit atau turunan produk sawit
bersumber. Jika belum diketahui, maka perusahaan
WILMAR (AFAMSA, ADM, COLGATE- harus mengambil langkah secepatnya untuk melacak
PALMOLIVE, ELEVANCE, KELLOGG’S, dari mana minyak sawit yang digunakan di produk
perusahaan itu berasal.
NESTLÉ, PROCTER & GAMBLE,
MONDELEZ INTERNATIONAL, RECKITT
BENCKISER DAN UNILEVER) REKOMENDASI UNTUK PIHAK
BERWENANG INDONESIA
• Menerapkan proses uji tuntas yang memadai untuk
mengidentifikasi, mencegah, memitigasi, dan
mempertanggungjawabkan bagaimana perusahaan
KEPADA PARLEMEN
mengatasi dampak buruk hak asasi manusia dalam
praktik mendapatkan sumber minyak kelapa sawitnya
• Mengubah kitab Undang-Undang Hukum Pidana
secara global. Ini termasuk mengambil pendekatan
(KUHP) dan Undang-Undang Ketenagakerjaan untuk
investigatif dalam mengidentifikasi risiko dan
memperkenalan pelanggaran kerja paksa. Memastikan
pelanggaran ketenagakerjaan, termasuk membentuk
hukuman sepadan yang diberikan oleh undang-undang
infromasi dasar tentang praktik ketenagakerjaan para
serta ditegakkan secara ketat.
pemasoknya. Perusahaan harus mengidentifikasi area
yang mana risiko dampak buruk paling signifikan
dalam jaringan rantai pasokannya dan menerapkan
langkah kongkrit untuk memitigasi risiko tersebut dan
KEPADA PRESIDEN
mencegah pelanggaran. Mereka bisa memulai dengan
• Mengubah atau mencabut Peraturan Pemerintah No.
memprioritaskan risiko dan pelanggaran ketenagakerjaan
78/2015 untuk mempertahankan partisipasi pekerja
yang teridentifikasi dalam laporan ini dan menggunakan
dan asosiasi pengusaha dalam mekanisme menentukan
data keterlacakan yang sudah tersedia.
• Secara individual atau kolektif, menggunakan pengaruh upah minimum.
mereka sebagai pembeli besar, dan di beberapa • Mengimplementasikan rekomendasi komite PBB untuk
kasus, sebagai partner bisnis, untuk secepatnya Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, dan memastikan tingkat
berinteraksi dengan Wilmar untuk memintanya upah minimum cukup untuk memastikan kehidupan
memenuhi rekomendasi di atas. yang layak bagi pekerja dan keluarga mereka dan tidak
• Memulihkan, bekerja sama dengan Wilmar, cedera membahayakan kemampuan mereka menikmati hak-hak
berbahaya di perebunan Grup Wilmar atau pemasoknya • Bekerja dengan parlemen untuk memastikan Indonesia
• Membuka kepada publik nama-nama penyulingan Penentuan Upah Minimum, 1986 (No. 26), dan
Wilmar, pabrik milik Wilmar atau pemasoknya, dan Konvensi Penentuan Upah Minimum, 1970 (No. 131),
ketika diketahui, perkebunan, yang mana perusahaan serta Protokol Opsional tentang Konvensi Internasional
mendapatkan sumber minyak kelapa sawit atau produk Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
ANNEX
1st letter from Wilmar - page 1
Seema Joshi
Head of Business and Human Rights
Amnesty International
1 Easton Street
London, WC1X 0DW
United Kingdom
17 October 2016
Dear Seema,
We write to you with regard to your letter dated 6 October 2016 which highlighted concerns
of labour practices in Wilmar’s supply chain. We regret the missed opportunity to engage on
these issues previously as your earlier email was sent to a wrong email address and hence
we did not receive it.
We appreciate the issues raised in your letter; we take our sustainability policy seriously and
are therefore deeply concerned about the alleged non-compliance in our supply chain. We
are looking into the matter accordingly, and will take the necessary corrective actions if a
breach is found.
As you will understand, much of the information on suppliers and customers you have
requested for is business-sensitive which may limit our response.
Given that we have about 1,000 palm oil mill suppliers in our supply chain, including
Wilmar’s own subsidiaries, your observations about our supply chain will enable us to better
and faster address these critical issues. We don’t always have the ability to resolve these
multi-faceted problems in isolation, as solutions tend to require collaboration, such as with
organizations like Amnesty International. For this reason, we would very much appreciate if
you could provide us with more detailed information, in particular the Wilmar subsidiaries in
North Sumatra and Central Kalimantan and third-party suppliers in question; as well as the
period in which your investigation was conducted. Providing us with this transparency, will
enable us to follow-up on the matter and hopefully find resolution.
expect our suppliers to fully comply with our policy, more importantly, we recognise we
need to work with them and provide the support they need to operate responsibly.
Wilmar acknowledges that there are ongoing labour issues in our supply chain and they are
clearly identified and recognized in our “Overarching Reports”, as part of the Aggregator
Refinery Transformation (ART) approach we have embarked on to drive sustainable
transformation and real change on the ground. The findings, along with recommendations
on improvements are then shared through one-on-one meetings and regional supplier-
group workshops. This is an ongoing programme which is carried out in phases and began in
2014.
To enable a more in-depth look at labour issues, we are also currently developing a labour
programme to identify labour best practices and prevent exploitative practices, in
collaboration with Business for Social Responsibility (BSR), a global non-profit organisation
dedicated to sustainability. This is part of a wider project also in collaboration with BSR and
other industry peers to benchmark human rights and labour issues in the Indonesian palm
oil industry. The review will reference some of the relevant labour standards, including the
ILO labour guidelines and the Free and Fair Labour Principles for Palm Oil Production,
amongst others.
The ratio of workers by province can be found on Page 58 of our Sustainability Report 2015.
You will note that the number of temporary workers in Central Kalimantan and Sumatra in
2015 has reduced significantly, compared to 2011 and we have worked hard to get to this
progress. While the number of temporary workers remains high in West Kalimantan for the
same reasons cited in our Sustainability Report 2011, the ratio has also significantly
improved in 2015. It should be noted that temporary contract employment is offered on the
basis of mutual agreement between workers, who have alternative sources of employment
and prefer to work on casual basis to supplement their regular source of income, and the
plantation management. This is done with the support of labour unions or worker
representatives and the local government’s District Labour Office.
Child Labour
Child labour has no place in Wilmar’s operations, and is a non-negotiable requirement for
our suppliers.
Children in the plantation workplace is a complex issue, and a lack of access to education
and child care is one of the key reasons why this happens. To that end, Wilmar invests
substantially in providing primary education and child care facilities to the children of our
workers - building and refurbishing schools, providing school materials and funding teachers
etc. to ensure that children of plantation workers are tended to while their parents are at
work. Wilmar has funded and continues to invest year on year in infrastructure, educational
activities, scholarships and teaching support in all the countries in which we operate
upstream, including in Indonesia.
As well as putting up signage on prohibition of child labour, regular patrols on the ground by
estate supervisors and managers are conducted to monitor child labour in the plantations.
Where presence of children is detected, specifically during the school holidays when some
workers may bring their children to the plantations because there is no one to look after
them at home, stern warnings are given to the workers not to bring children to their
workplace. Disciplinary action is taken against repeat offenders.
Along with environmental and economic impact, fires and haze also carry a tremendous
human and social cost for communities, including our workers. Wilmar has a strict No
Burning policy, and does not tolerate the use of fire in land preparation and development.
This policy applies to all Wilmar operations worldwide, including those of our subsidiaries
and third-party suppliers. Any breach of our No Burn policy, if proven to be deliberate, will
result in the immediate termination of business dealings.
Central Kalimantan was one of the affected regions in 2015 where we provided aid to the
local communities. Free face masks and food supplements were handed out to almost
13,000 villagers, and shelter and medical assistance were provided to the communities
facing the highest risks.
To prevent the predicament of 2015 from happening again, we joined leading forestry and
agriculture companies to establish the Fire-Free Alliance (FFA). Established in March 2016,
the FFA is a voluntary, multi-stakeholder platform that works to find a solution to land and
forest fires in Indonesia. Members of the Alliance commit to implementing the Fire Free
Village Programme (FFVP) in their operations, collaborating and sharing knowledge and
information, and also to enhance fire monitoring, detection and suppression. Wilmar has
committed to piloting this initiative in three estates in Central Kalimantan and South
Sumatra respectively, and may expand to other regions, including North Sumatra, if proven
effective.
Paraquat
In 2008, we were among the first large-scale palm oil producers to begin phasing out
paraquat in response to stakeholder concerns over the safety and potential abuse of this
widely used herbicide. We completed this process in 2011. As part of our sustainability
policy, we require our suppliers to do the same by the end of 2015. Only a number of our
suppliers have been able to fully implement this to date. Many of our suppliers are
undergoing trials to identify practical alternatives, and Wilmar continues to support this
process to eliminate paraquat use.
Monitoring
In addition to the supplier compliance work and ART programme with our collaborative
partner The Forest Trust (TFT), as well as the supply chain surveillance work by an
international NGO partner on more than 40 palm oil companies at plantation, mill or group
level, our grievance procedure is the other platform used to identify, address and monitor
potential supply chain non-compliance. Stakeholders are able to view the full list of cases,
and follow the latest developments in our handling of grievance cases via the dashboard.
We have yet to suspend any supplier specifically for labour issues, as many of the suppliers
we engaged with have shown commitment to and demonstrable efforts in improving their
practices. We want to encourage them to continue with such progress through commercial
relationship; only when suppliers have repeatedly failed to show any improvement, or have
resolutely refused to comply with our policy would we consider discontinuing relationship
with them.
Your letter mentioned about PT BEST (Batara Elok Semesta Terpadu) who is a supplier to
Wilmar. We would appreciate if you could clarify if there is any particular issue with this
supplier which we could help look into.
The information on buyers which you requested is considered business-sensitive and we are
not able to disclose further than what we have already published publicly.
We very much welcome the opportunity to meet with you for a deeper discussion so as to
better understand the precise gaps and take the most appropriate gap-closure steps to
address them accordingly. We will be attending the coming Roundtable on Sustainable
Palm Oil conference (RT 14) in Bangkok from 7-9 November, and have some availability to
potentially arrange a meeting if you are attending.
Yours Sincerely,
Seema Joshi
Head of Business and Human Rights
Amnesty International
1 Easton Street
London, WC1X 0DW
United Kingdom
11 November 2016
Dear Seema
Thank you for your second letter dated 4 November 2016, which provided more details about
the findings of your investigations in our plantations in North Sumatra and Central
Kalimantan.
We appreciate your engagement with us on these issues. Our workers form the backbone of
our company, and we are committed to ensuring that they are treated fairly and with respect.
This is reflected in our No Deforestation, No Peat and No Exploitation (NDPE) policy in which
one of the core provisions stipulates recognising and respecting the rights of all workers,
including contract, temporary and migrant workers. We expect our suppliers to comply with
our policy, and our own operations are no exception.
In August 2016, we have been made aware of labour issues in the same plantations cited in
your letter, and we immediately initiated an internal review process which is still ongoing:
Wilmar will report on the actions that we have already started to take and the progress of the
action plan. Whilst we have already started our own internal procedures to resolve these
issues, we are also open for any further collaboration or ideas on how best to address these.
We would be happy and willing to discuss any potential suggestions or solutions that Amnesty
International would like to share with us.
We recognize that these issues, including the ones raised in your letters, are systemic
challenges shared by the industry. We are committed to addressing these labour issues in our
own operations and the industry, both independently and collaboratively. Working with
Business for Social Responsibility (BSR) to review current labour practices in the palm oil
sector in Indonesia is one such approach, and we hope to be able to work with you too.
More information about our collaboration with BSR can be found here 1.
We regret that we are unable to respond to some of your questions. As explained in our first
letter to you, the information required, especially those relating to our buyers, are deemed
business-sensitive and we are not able to disclose further than what we have already
published publicly.
We do, however, wish to clarify and assure you that Wilmar neither restricts our customers
from sharing traceability information provided by Wilmar, i.e. mill names and GPS
coordinates, with other parties. We do not deem traceability information (with an exception
on volumes) as commercially sensitive or confidential.
1
http://media.corporate-ir.net/media_files/IROL/16/164878/News-Release-7-Nov-16-GAR-WIL-BSR-Joint-
Collaboration-Final.pdf
We are glad to have the opportunity to meet your colleague, Makmid Kamara, which we hope
will open the way for deeper engagement, and potentially collaboration to resolve some of
the critical labour issues in the palm oil section in the near future.
Yours Sincerely,
1. Cadbury Schweppes was spun off by Cadbury and became Dr Pepper Snapple Group in 2008. In 2010 Kraft Inc. bought Cadbury. In 2011, Kraft
Foods Inc. split into two companies, a snack food company and a grocery company. The snack food company became Mondelez International Inc.
PT / Co: PT SPMN
c. Does SPMN provide any Palm Oil to the above joint venture
PT / Co: b. Does SPMN supplies to other Companies? Provide volumes supplied to these Companies.
a. Did SPMN carry out ant assessment on whether and how long workers could work outdoor after the
forest fires which led to hazardous level of pollution in Central Kalimantan? Did it assess what type of
Issues Raised:
safety equipment would be required? Please provide us with details and evidence of the assessments
undertaken and the safety measures that were put in place
PSI real-time index available from Jan 2016 (Jakarta Air Pollution: Real Time Air Quality Index AQI).
Please be informed that the on time PSI (Pollution Standard Index) information was not available back
in 2015. Apart from this, we do carryout ambient and emission test twice a year (carried out by an
accredited environmental consultant), compliant to Department of Environment.
For haze purposes the standard recommended facemask is the 'respirator N95'. I couldn't find a
standard for Indonesia but this is recommended standard in Malaysia and Singapore. The haze
situation in 2015 was unexpected and the local suppliers didn't have sufficient N95 stocks. Part of the
Explanation:
workers could have been issued with non N95 respirator mask.
Memos were issued and workers and residence were briefed during the 2015 haze. Field workers must
use facemask and field supervisors must ensure ready stocks are available. Workers with respiratory
problem must stay indoor. Workers were advised to reduce or refrain from smoking. In house clinic
Doctor to monitor the respiratory illness etc. However, the monitoring report for reparatory illness 2015
and 2016 does not seem to be significantly different. This is despite having Haze free for 2016 (till
date).
PPE records
Evidence SOP Tanggap Darurat Kabut Asap.
2015/2016 health monitoring report
Indonesia group Safety & Health Manager: Pak Ady Putra (Ahli K3 umum, SMK3)
Verified By PT SPMN Safety and Health Officer: Pak Aurudy (Ahli K3 umum, SMK3)
Medical Doctor PT SPMN: Dr Irwan Rudianto
a. Please provide us with details and evidence of the assessments undertaken and the safety measures
Issues Raised:
that were put in place
Type of assessment, training and monitoring carried of for Safety and health:
a. HIRAC (Hazard Identification and Risk Assessment and Control), carried out and Document available
b. Internal audit and assessment covering areas of S&H carried out annually, documents available
c. Medical check-up twice a year for employees exposed to high risk i.e. handling pesticide, fertiliser,
chemical etc, records are available and verified by internal and external audit. All Medical checks as
per HIPERKES standard.
d. Training for Pesticide handlers carried out and certified by DISBUN (Agriculture Ministry), training
records and certificates available
e. PPE provided as per standard recommended by Indonesian Ministry of Labour (Permenaker No8, thn
2010). Pesticide workers issued with Goggles, Respirator (active carbon cartridge), aprons, gloves and
Explanation: rubber boots. Washing and storage area for PPE is also available. SOP S&H with required PPE available
at site. Records of PPE issued to employee are also available at site
f. Only premixed chemicals are used in field.
g. Ambient & Emission and water quality test (for domestic consumption) carried out twice a year.
Report of all test submitted to DOE and local regents office
h. Triwulan report to Disnaker (Labour department) every 3 months. Report covers manpower
information, Safety & Health related information, accident reports etc
i. Safety & Health committee meeting and activity records available. Committee represented by workers
and staff.
j. Trained and certified ERT team available
k. Fire fighting team trained and certified. Fire fighting equipment audited and certified by Balai Diklat
PPE records, pesticide training certificates, P2K3 records, Accident investigation reports, Fire training
records
Evidence Triwulan report, RPL RKL report, 2015/2016 health monitoring report, S&H committee report
Certificate Ahli K3, Accredited Medical Doctor, Safety & Health SOP, HIRAC documents, Internal Audit
Clinic, Ambulance at site
Indonesia group Safety & Health Manager: Pak Ady Putra (Ahli K3 umum, SMK3)
Verified By PT SPMN Safety and Health Officer: Pak Aurudy (Ahli K3 umum, SMK3)
Medical Doctor PT SPMN: Dr Irwan Rudianto
a. Please provide number of casual daily labourers who are currently employed by SPMN and how many
of these are women.
Issues Raised:
b. Number of casual daily labourers who have been made permanent since 2011 and how many of
these are women
Indonesia group Safety & Health Manager: Pak Ady Putra (Ahli K3 umum, SMK3)
Verified By PT SPMN Safety and Health Officer: Pak Aurudy (Ahli K3 umum, SMK3)
Medical Doctor PT SPMN: Dr Irwan Rudianto
a. Why SPMN move to piece rate system and how he sets rates of pay (harvesters & plant maintenance)
Issues Raised: b. What safeguards in place to ensure that these targets do not result in people being paid below
minimum wage or working in excess of working hours limit
Sam Ang Wei Eng (Group HR), Pak Didin (HR PT SPMN)
Verified By Pak Hendri Ismeth (HR Jakarta)
Pak Didin (HR PT SPMN)
Agrupación de No Buyer. Confirmed by Yes. No No public human rights policy. Relies on Wilmar’s No, requested
Fabricantes de company. Confirmed by Vigo port authority in Spain statements on labour measures without further information not
Duration: at least two confirmed that AFAMSA was the importer of crude verification. provided by company.
Aceites Marinos, S.A.
years palm oil from Wilmar from Dumai, the port closest Details of audit unclear.
(AFAMSA S.A.) to Wilmar’s Dumai refinery.
Headquarters: Spain
Net sales: no public info
Profits: no public info
Archer Daniels Yes Buyer, Joint-venture Yes. Confirmed. No Basic human rights policy in place as of 2013. Unclear response
Midland Company partner with Wilmar Published information on the source of its palm Due diligence focused on company-owned facilities: provided by company.
(Olenex) and oil/palm-related derivatives back to the mills “…our initial focus was ensuring compliance at the Company stated that:
(ADM)
23% shareholder in (referred to as traceability information). company-owned locations at which we have direct “Coroli, Oilio [ranges
Wilmar. ADM sources from Perkenbunan Milano’s Pinang control and we prioritized our efforts at the locations of edible oils] and
Headquarters: USA All confirmed by Awan mill and Daya Labuhan Indah’s mill. where the risk was perceived to be the greatest NovaLipid [a range
company. (Paraguay, South Africa, and India).” of low-fat serving
Net sales: US$67.7 ADM said that it sourced indirectly from
Company said that it had reached out to Wilmar as oils and shortenings]
billion. Duration: at least 10 Abdi Budi Mulia’s and Sarana Prima Multi Niaga’s are broad product
years part of its supplier out-reach programme, but no
Profits: US$1.85 billion mills: “Palm oil from these mills is in our supply further action was required. categories. Sometime
chain but indirectly through a number of different these products can
suppliers, not just Wilmar”.1 “Given that Wilmar has its own policies, which contain palm oil but
such policies are closely aligned with our own… we sometimes they do
were provided with a measure of confidence in their not.”
approach, progress and handling.”
1. All conversations on based on historical exchange rates for 31 December 2015 at www.oanda.com/currency/converter (accessed 7 October 2016)
SKANDAL BESAR MINYAK KELAPA SAWIT: PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN DI BELAKANG NAMA-NAMA MEREK BESAR
NESTLÉ Yes Buyer. Confirmed by Yes. Confirmed. No. Could not Has a human rights policy; states that human rights No. Requested
company. Company said: “…we confirm that we source, point to having standards are integrated into codes of conduct or information not
142 SKANDAL BESAR MINYAK KELAPA SAWIT: PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN DI BELAKANG NAMA-NAMA MEREK BESAR
Duration: at least 10 indirectly, palm oil from all refineries mentioned in identified the palm oil supply chain policies (see: company website) provided by the
Headquarters: years your letter, with the exception of PT Wilmar Nabati severe labour Company stated that it has been monitoring Wilmar’s company.
Switzerland Indonesia in Bagendang, which we do not source abuses linked human rights performance since 2010. Company confirmed
from at all.” to Wilmar’s that the products
Net sales: 88.8 billion Said that “56.06% (25,587 tonnes) [of Wilmar’s
plantations and presented
CHF palm oil] is being monitored through our Responsible
Wilmar’s suppliers on Amnesty
(US$89.5 billion1) documented in Sourcing Action Plan”.3
International’s list
this report. It stated: “Wilmar does not currently comply with all contained palm oil,
Profits: 9.1 billion CHF
Nestlé’s RSG requirements yet”, but that Wilmar “… but not palm oil
(US$9.18 billion2) has made a policy commitment, with a time bound sourced from Wilmar.
Aggregator Refinery Transformation (ART) plan.”
Company stated that: “We believe that our due
diligence system, based upon the various steps noted
above (risk assessment, supply chain transparency,
on the ground assessments and action plans with
suppliers, backed by suspending suppliers who are
unwilling to improve) is a strong one.”
Company does not disclose whether Wilmar’s non-
compliance relates to labour standards.
ART plan is extremely limited in scope.
2. According to historical exchange rates for 31 December 2015 at www.oanda.com/currency/converter (accessed 7 October 2016)
3. Nestlé letter to Amnesty International, dated 11 November 2016.
PROCTER AND Yes Buyer. Confirmed by Yes, highly likely. No Has a human rights policy; states that human rights No clarification
GAMBLE company. Company refused to provide the requested standards are integrated into codes of conduct or provided by company.
Duration: at least two information on refineries advising that this palm oil supply chain policies (see: company website) Company provided
years information is confidential. No independent inspections undertaken at plantation a response, but did
Headquarters: USA level to identify labour risks or abuses linked to not point out any
Company confirmed it sourced from Wilmar.
Net sales: US$70.7 Wilmar. corrections on the
Eleven out of Wilmar's 15 refineries in Indonesia list of products sent
billion Company stated that it relied on RSPO process and
are supplied by the plantations where Amnesty to it by Amnesty
Profits: US$7.04 billion International found severe labour rights abuses. on Wilmar to self-report labour issues.
International to
Relying on the RSPO process and Wilmar self-
reporting is inadequate
RECKITT Yes Company confirmed Yes. Confirmed. No Has a human rights policy; states that human rights Yes. Company
BENCKISER that Wilmar is a top 5 Company confirmed that it sources from Wilmar’s standards are integrated into codes of conduct or confirmed that soap
supplier of palm oil. Indonesian refinery, PT Wilmar Nabati (Indonesia palm oil supply chain policies (see: company website) noodles sourced from
Duration: at least two Gresik). It stated that it supports and relies on the Aggregator one of the identified
Headquarters: UK years Refinery Transformation Plan (ART) and made efforts, Wilmar refineries was
Net sales: £8.87 billion along with Wilmar and TFT, to trace palm oil back to used to manufacture
mills to identify those that are high priority. bar soap, sold
(US$13.1 billion4)
globally.
Profits: £1.7 billion ART is extremely limited in scope in relation to labour
abuses. The criteria used for selection of mills are not Company
(US$2.5 billion5) subsequently
based on an adequate pre-assessment of the risk of
labour rights abuses. confirmed one of the
brands as Dettol.
UNILEVER Yes Unilever confirmed Yes, highly likely. No Has a human rights policy; states that human rights No clarification
that they purchase Company did not provide requested information on standards are integrated into codes of conduct or provided by company.
palm oil from Wilmar refineries. palm oil supply chain policies (see: company website) Company provided
Headquarters: UK-The and from Indonesia. Company said: “…we are also working towards a response, but
Netherlands Company confirmed it sourced directly and
Duration: at least 10 indirectly from Wilmar. independent verification of our palm oil supply chain, did not point out
Net sales: 53.3 billion years. especially on high risk mills where we have identified any corrections on
Eleven out of Wilmar's 15 refineries in Indonesia issues including those relating to wages, working the list of products
euros (US$58.2 billion6) Unilever confirmed are supplied directly or indirectly by mills that
that Wilmar is one hours, environment and health and safety issues. sent by Amnesty
Profits: 5.3 billion euros are supplied by the plantations where Amnesty We have developed a programme for risk verification International to it.
of its “key palm oil International found severe labour rights abuses.
(US$5.79 billion7) suppliers.” and have piloted this through three independent
assessments.”
One of the largest
buyers of palm oil Company’s efforts are still at the piloting stage and
and is the largest end the future potential for addressing these issues is
user of “physically uncertain. No explanation given as to why these
certified” palm oil in efforts have taken so long.
the consumer goods Unilever’s policies reflect issues including: gender
industry. discrimination, forced labour, and the use of
chemicals. However, Amnesty International’s evidence
shows that the company has failed to put its policies
into practice.
Unilever stated that the industry is “in need of
structural and sustainable change.”
“We will continue to support the drive across the
industry for greater visibility and transparency of the
palm oil sector’s supply chain. We are committed to
the continuous improvement in the processes for the
identification and remediation of social issues.”
4. According to historical exchange rates for 31 December 2015 at www.oanda.com/currency/converter (accessed 7 October 2016)
5. According to historical exchange rates for 31 December 2015 at www.oanda.com/currency/converter (accessed 7 October 2016)
SKANDAL BESAR MINYAK KELAPA SAWIT: PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN DI BELAKANG NAMA-NAMA MEREK BESAR
6. According to historical exchange rates for 31 December 2015 at www.oanda.com/currency/converter (accessed 7 October 2016)
7. According to historical exchange rates for 31 December 2015 at www.oanda.com/currency/converter (accessed 7 October 2016)
Beberapa perusahaan paling terkenal dunia menjual makanan, kosmetika, dan produk-produk lainnya yang mengandung
minyak kelapa sawit dari perkebunann-perkebunan di Indonesia di mana para pekerjanya menderita pelanggaran HAM
yang serius.
Wilmar International Limited (Wilmar) mengontrol lebih dari 43% perdagangan minyak kelapa sawit dunia, menjualnya
kepada bayak perusahaan-perusahaan dengan “nama merek” terkenal. Amnesty International menemukan serangkaian
pelanggaran ketenagakerjaan di perkebunan-perkebunan yang dioperasikan oleh anak perusahaan dan perusahaan pemasok
Wilmar di Indonesia. Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk bentuk-bentuk kerja terburuk buruh anak, kerja paksa,
diskriminasi terhadap pekerja perempuan, orang dibayar di bawah upah minimum, dan pekerja-pekerja yang mengalami
cidera karena bahan-bahan kimiawi beracun. Di bawah hukum Indonesia, banyak dari pelanggaran ini bisa merupakan
kejahatan tetapi ketentuan hukum tersebut tidak ditegakkan dengan baik.
Meski adanya pelanggaran-pelanggaran serius di atas, minyak kelapa sawit dari banyak perkebunan tersebut terus
disertifikasi oleh sebuah inisiatif internasional – the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) – yang prosesnya secara
mendasar cacat. Perusahaan-perusahaan yang membeli minyak kelapa sawit ini mengklaim ke para konsumennya bahwa
produk-produk mereka telah dibuat menggunakan minyak kelapa sawit yang ‘berkelanjutan’.
Amnesty International menyerukan sebuah perbaikan besar-besaran tentang bagaimana industri kelapa sawit beroperasi.
Para perusahaan harus mengakhiri ketergantuungan mereka kepada pendekatan kepatuhan yang lemah. Mereka harus
secara proaktif menginvestigasi dan menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran tersebut di seluruh rantai produksinya.
Amnesty International juga menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki penegakan terhadap ketentuan
hukum tentang ketenagakerjaannya, untuk menginvestigasi pelanggaran-pelanggaran yang telah diidentifikasi dan untuk
menginisiasi proses penuntutan di mana ada barang bukti bahwa tindak pidana telah dilakukan.
amnesty.org