Sebuah perusahaan developer terkemuka meminta Anda merencanakan hotel bintang lima
di kota Medan dimana lokasi tersebut adalah beberapa kavling rumah villa yang merupakan
kawasan konservasi kota dimana kawasan tersebut boleh dibangun dengan tidak merubah
karakter yaitu rumah villa dengan kepadatan rendah. Developer menyatakan bertanggungjawab
atas masalah perijinan dan perubahan tata guna lahannya. Bagaimana sikap anda dalam
menghadapi masalah ini?
Jawaban :
Dari diskusi kami mengenai kasus pertama diatas dan telah dikaitkan dengan kode etik
IAI, dapat disimpulkan :
1. Dalam kasus ini, Arsitek harus berperan aktif dan meneliti secara cermat terlebih
dahulu sebelum menerima penawaran yang diberikan owner kepadanya, Hal ini
tertuang dalam Standar etika 1.4
2. Arsitek harus berdiskusi dengan owner kembali apabila suatu rancangan melanggar
atau bertentangan dengan hukum dan kaidah yang berlaku agar mempertimbangkan
kembali keputusannya
3. Arsitek berusaha dapat meyakinkan kepada owner terhadap pemahaman kaidah dan
kode etik yang telah di anut, agar tidak sembarangan memberikan suatu keputusan yang
telah disepakati bersama
4. Seandainya, pihak owner enggan untuk mengurungkan niatnya untuk melaksanakan
proyek, dan arsitek tersebut tau dan memahami bahwa proyek tersebut dapat berakibat
pada lingkungan, maka sang arsitek harus menolaknya dan wajib melaporkan kepada
pihak yang berwenang (mengundurkan diri). Hal tersebut tercantum dalam kaidah kode
etik 2.105.
Berdasarkan Kode Etik IAI :