BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan suatu unit yang kompleks tersusun dari
bermiliaran sel yang bergabung memberntuk jaringan, organ sistem organ yang
memiliki anatomi dan fisiologi. Salah satu sistem tersebut adalah sisitem
muskuloskletal. Sistem muskulo skeletal adalah sistem yang berfungsi dalam
pergerakan manusia, terdiri dari muskulo (otot) dan skeletal (tulang).
Sistem muskulo atau otot adalah organ yang merupakan alat gerak aktif
manusia yang bersama tulang-tulang (sistem skeletal) sebagai alat gerak pasif,
bekerja bersama-sama dalam menopang tubuh, menciptakan gerakan dan sebagai
tempat metabolisme zat yang diperlukan tubuh seperti darah dan metabolisme
karbohidrat.
Perlunya pengetahuan akan sistem muskuloskeletal bagi mahasiswa perawat
baik dari anatomi, fisiologi, serta biokimia dari sistem muskulo skeletal agar dapat
mengetahui keadaan patologis serta memberikan asuhan keperawatan dengan tepat
pada klien nantinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem muskuloskletal?
2. Bagaimana fisiologi dari sistem muskuloskletal?
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MUSKULO (OTOT)
1. Anatomi
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot
tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit (Ethel. 2004).
Otot skeletal secara volunter dikendalikan oleh sistem saraf pusat dan
perifer. Penghubung antara saraf motorik perifer dan sel-sel otot dikenal
sebagai motor end-plate. Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi
utama untuk kontraksi dan menghasilkan pergerakan sebagian atau seluruh
tubuh (Suratun, 2008).
a. Struktur
Setiap serat otot skelet adalah sel tunggal yang mengandung banyak
miofibril. Miofibril terdiri dan filamen aktin dan miosin. Miofibril dibentuk
dari gabungan sarkomer pada ujung filamen. SeraI otot terorganisasi menjadi
fasikulus. Fasikulus terorganisasi menjadi otot dengan bantuan jaringan
pengikat (Lesmana,2017).
b. Kelompok Otot
1) Otot Lurik
2
3
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti
banyak. Letaknya dipinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50
mikron. Sel otot lurik ujung selnya tidak menunjukan batas yang jelas
dan miofibril tidak homogen, akibatnya tampak adanya serat-serat
lintang. Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka:
Otot lurik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : otot rangka, otot
kulit, otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang
dan berfungsi menggerakan tulang. Otot ini bila dilihat dibawah
mikroskop, maka tampak susunanya berupa serabut-serabut panjang yang
mengandung banyak inti sel, dan tampak adanya garsi-garis terang
diseling gelap yang melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termaksuk
otot lurik,berada dibawah kehendak kita. Perlekatanya pada tulang dan
kulit, tetapi ada juga yang terdapat dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang
merupakan lingkaran disebut otot lingkar, misalnya otot yang
mengelilingi mulut dan mata.
Cara kerja otot lurik :
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap
serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya
berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf sadar (otot volunter).
Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar, artinya
berkerjannya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik
terhadap rangsangan cepat, tetapi tidak tahan kelelahan. (Irianto,2004)
2) Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya
seperti gelendong, dibagian tengah terbesar dan kedua ujungnya
meruncing. Otot polos memiliki serat arahnya searah dengan panjang sel
disebut miofibril. Serta miofibril terdiri dari miofilamen dan masing-
masing miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin dan miosin.
4
Sel otot polos dilapisi oleh selaput yang disebut yang disebut
sarkolema, dan protoplasmanya disebut sarkoplasma. Otot polos memiliki
serat yang arahnya serah dengan panjang sel disebut miofibril. Serat
miofibril terdiri dari miofilamen dan masing-masing miofilamen terdiri
dari protein otot yaitu aktin dan miosin.
Sel otot polos dilapisi oleh selaput yang disebut sarkolema, dan
protoplasmanya disebut saekoplasma. Otot polos memiliki inti, letaknya
di tengah dengan miofibril yang homogen, panjangnya 15-500 mikron
dengan diameter 20 mikron. Otot polos merupakan otot tak sadar, karena
bekerja diluar kesadaran kita, dan dipengaruji oleh susunan saraf otonom.
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi
untuk berkontraksi.
a) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,
pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang
memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot
erektor pili rambut.
b) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan
dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan
mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat
bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi
saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
Cara kerja otot polos :
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot
menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat. Bila otot itu mendapa suatu
rangsangan, maka reaksi terhadap rangsangan berasal dari susunan saraf
tak sadar (otot involunter). Oleh karena itu otot polos tidak berada
dibawah pengaruh kehendak. Jadi, bekerjanya diluar kesadaran kita.
(Irianto,2004)
5
3) Otot Jantung
Otot jantung merupakan otot istimewa. Otot ini bentuknya seperti otot
lurik. Perbedaannya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung
satu sama lain, berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan.
Otot ini hanya terdapat pada jantung, bekerja terus-menerus setiap saat
tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap
kali berdenyut. Struktur Mikroskopis Otot Jantung mirip dengan otot
skeletal (Irianto,2004)
d. Kontraksi Otot
Otot berkontraksi jika ada rangsangan. Energi kontraksi berasal dari
pemecahan adenosine trifosfat (ATP) dan kalsium. Beberapa tipe kontraksi
otot, yaitu:
1) Tonik
yaitu kontraksi sebagian otot secara terus-menerus, yang penting dalam
mempertahankan postur tubuh.
2) Isotonik
adalah kontraksi otot yang menyebabkan otot menjadi tegang, tetapi
kontraksi tersebut tidak mengubah otot, hanya mengubah panjang otot
(otot lebih pendek).
3) Isometrik
Pada isometrik ketegangan otot meningkat, namun otot menjadi lebih
pendek.
4) Twich
adalah reaksi sentakan (refleks) pada suatu stimulus.
5) Tetanie
adalah kontraksi yang lebih menopang daripada twich yang dihasilkan
akibat rangkaian stimulus yang cepat.
6) Treppe
adalah kontraksi twich yang lebih kuat dalam merespons stimulus yang
terus-menerus berulang secara konstan dan kuat.
7) Fibillation
adalah kontraksi asinoronus pada setiap otot individu.
8) Konvulsi
adalah kontraksi titanik yang tidak terkoordinasi secara normal pada
kelompok otot tertentu (Suratun, 2008).
e. Perlekatan Otot
Sebagian besar otot kedua ujungnya melekat pada tulang. Beberapa
melekat pada struktur lain pada tulang rawan atau kulit. Origo otot
merupakan titik yang Iebih terfiksasi pada perlekatannya. Insersio otot
7
b. Kerja Otot
1. Tonus: ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi).
2. Fleksi: membengkokkan
3. Ekstensi: meluruskan
4. Abduksi: menjauhi badan
5. Adduksi: mendekati badan
6. Elevasi: ke atas
7. Supinasi: memutar telapak tangan menengadah
8. Pronasi: menelungkup (Risnanto, 2014).
c. Tonus otot
Tonus otot adalah derajat rendah tegangan otot pada setiap waktu. Tonus
itu tidak menghasilkan pemendekan otot. Dipertahankan oleh hantaran saraf
neuron pada unit motor neuron yang hanya sejumlah kecil unit ini bekerja
pada suatu waktu, unit tertentu berubah-ubah sehingga dapat mcncegah
kelelahan. Derajat tonus diperlukan untuk bekerja melawan gravitasi, untuk
mempertahankan posisi tegak, dan untuk mempertahankan kepala pada
bahu. Rangsangan sensorik yang menstimulasi timbulnya respons motorik
ini diperoleh dari:
1) Muscle spindle (organ sensorik pada otot),
2) Mata,
3) Organ vestibularis (organ keseimbangan di dalam os temporale)
(Gibson, 2003).
9
d. Kontraksi otot
Otot yang terlibat dalam setiap gerakan dengan kerja yang melawan atau
berbalikkan. Kelompok-kelompok yang terlibat adalah:
1) Penggerak Utama
Merupakan otot yang terutama terlibat dalam membuat gerakan
2) Antagonis
Merupakan otot dengan aksi berlawanan dengan penggerak utama.
Dengan berelaksasi secara progresif ketika penggerak utama
berkontraksi, mereka membantu mengontrol aksi dan mencegah reaksi
berlebihan
3) Otot Fìksasi
Dengan meningkatkan tegangan (mis. Meningkatkan aksi lebih banyak
motor neuron) sendi-sendi fiksasi yang harus difiksasi bila sebuah aksi
akan dilaksanakan dengan benar.
Kontraksi otot misalnya, dalam fleksi tengan bawah
1) Biceps dan brachioradialis di bagian depan lengan adalah penggerak
utama,
2) Triceps pada bagian belakang lengan, adalah antagonis,
3) Otot di bagian depan dan bawah bahu adalah otot fiksasi yang
memfiksasi bahu sehingga sendi bahu tidak bergerak (Gibson, 2003).
aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dlam serat
otot ketika potensial aksi menyebakan retikulum sarkolema melepas
sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam retikulum ke dalam miofibril.
Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan
miosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
Setelah kurang dari satu detik kalsium di pompakan kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot
yang baru lagi (Ganong. 2008).
B. Sendi
Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak
ada. Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi adalah suatu
ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi
adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian
ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya, sedangkan klasifikasi sendi
berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan (Suratun, 2008).
a. Sendi Sinartrosis
Adalah sendi yang tidak bergerak sama sekali. Contohnya, sutura tulang
tengkorak.
b. Sendi Amfiartrosis
Yaitu sendi yang bergerak terbatas. Contohnya, pelvik., simfisis, dan tibia.
c. Sendi Diartrosis/Sinovial
Sendi yang bergerak bebas. Contohnya, siku, lutut, dan pergelangan tangan.
a. Fibrosa.
Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan
yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya,
sutura pada tulang tengkorak perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal.
b. Karlilago,
Sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin,
disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak. Sendi ini terbagi
menjadi:
14
C. Skeletal
1. Anatomi Skletal
Skeletal, atau disebut juga sebagai sistem rangka, yang tersusun atas tulang-
tulang. Tubuh manusia memiliki sekitar 206 tulang yang membentuk rangka.
Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang). Osteoblas membuat dan
mensekresi protein kolagen dan garam mineral. Jika pembentukan tulang baru
dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas
akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa). Sel tulang yang telah mati akan
dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang). Jaringan tulang terdiri atas jaringan
kompak (sistem harvesian: matrik dan lacuna, lamella intersisialis) dan jaringan
15
2) Tulang Wajah
i. Tulang nasal
Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada
hidung dan berbatasan dengan tulang maksila.
ii. Tulang palatum
Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior
palatum.
iii. Tulang zigomatikum
Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi
dengan tulang frontal, temporal dan maksila.
(kostal). Facies ini ada yang terletak di prosesus transversus dan ada
yang terletak di prosesus spinosa.
Pada vertebra segmen lumbar, korpus berukuran relatif lebih besar
dibandingkan dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Adanya
prosesus asesorius pada prosesus transversus dan prosesus mamilaris
pada prosesus artikulasi superior menjadi ciri khas pada segmen lumbar.
Pada vertebra segmen sakral, bentuknya khas seperti sayap yang
melebar dengan penonjolan ke depan pada artikulasi lumbo-sakral yang
disebut sebagai promontory. Vertebra segmen sakral terdiri atas 5
vertebra individual, yang dihubungkan satu sama lain melalui celah
transversus dan memiliki 8 foramen sakral. Di bagian posterior terdapat
celah yang disebut hiatus sakralis. Pada vertebra segmen koksigeal,
terdiri atas 4-5 segmen koksigeal individual yang terhubung dengan
vertebra segmen sakralis.
Dilihat secara lateral, kolumna vertebra yang tersusun mulai dari
servikal hingga koksigeal membentuk lengkung yang khas, yaitu lordosis
servikal, kyphosis torakal, lordosis lumbar dan kyphosis sakral. Lordosis
servikal terbentuk ketika seorang bayi mulai belajar menegakkan
kepalanya (usia 3 bulan), sedangkan lordosis lumbar terbentuk ketika
seorang anak mulai belajar berdiri (Pearce,2009).
c) Kerangka thorax
Kerangka thorax termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada,
pada sisi kiri dan kanan terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama
dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-
paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan
23
2. Rangka Apendikular
a) Girdle pectoral
1) Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan
berartikulasi dengan klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula
juga berhubungan dengan humerus melalui fossa glenoid.terdiri dari 3
24
3) Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial
pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan
humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui
prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
27
2) Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial
dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle
29
Jumlah kalsium (Ca) dalam tulang 99% dan fosfor 90%. Konsentrasi
kalsium dan fosfor mempunyai ikatan yang erat. Jika kadar Ca meningkat,
jumlah fosfor berubah. Keseimbangan kalsium dan fosfor dipertahankan
oleh kalsitonin dan hormone paratiroid (PTH).
2) Kalsitonin
Diproduksi oleh kelenjar tiroid dan menurunkan konsentrasi Ca serum. Jika
jurnlah kalsitonin meningkat di atas normal, kalsitonin menghambat
absorpsi kalsium dan fosfor dalam tulang serta meningkatkan ekskresi
kalsium dan fosfor melalui urine sehingga dibutuhkan Ca dan fosfor.
3) Vitamin D
Terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan, dan mentega. Tubuh
manusia juga dapat menghasilkan vitamin D. Sinar ultraviolet dari sinar
matahari dapat mengubah ergosterol pada kulit menjadi vitamin D. Vitamin
D diperlukan agar kalsium dan fosfor dapat diabsorpsi dari usus dan
digunakan tubuh. Defisiensi vitamin D mengakibatkan defisit mineralisasi,
deformitas, patah tulang, penyakit rikets pada anak-anak, dan osteomalasia
pada orang dewasa.
4) Hormon Paratiroid (PTH).
Pada saat kadar Ca menurun, sekresi PTH meningkat dan menstimulasi
tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoblastik dan menyumbangkan
kalsium ke darah. Jika kadar Ca meningkatkan sekresi PTH diminimalkan,
hormon tersebut mengurangi ekskresi Ca di ginjal dan memfasilitasi
absorpsinya dari usus halus. Hal ini untuk mempertahankan suplai Ca di
tulang. Respons ini merupakan contoh umpan-balik sistem loop yang
terjadi dalam sistem endokrin.
5) Horman Pertumbuhan
Horman pertumbuhan yang bertanggung jawab meningkatkan panjang
tulang dan menentukan jurnlah matriks tulang dibentuk sebelum masa
pubertas. Sekresi yang meningkat selama masa kanak-kanak menghasilkan
gigantisme dan menurunnya sekresi menghasilkan dwarfisme. Pada orang
32
membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang
lengan atas.
2. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus
setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang
mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus
ini dibatasi oleh membran sinovial yang memberi lumbrikasi untuk memudahkan
pergerakan tendon.
3. Fasia
Fascia merupakan pembungkus tebal, jaringan penyambung fibrous yang
membungkus otot saraf, dan pembuluh darah. Beberapa serabut otot bergabung
membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan ikat yang disebut endomycium.
Beberapa endomycium disatukan jaringan ikat disebut perimycium. Beberapa
perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut epimycium (fascia)
4. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan di
atas bagian yang bergerak. (mis, antara kulit dan tulang, antara tendon dan
tulang/otot). Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak
(missal bursae olekranon yang terletak di antara presesus dan kulit (Suratun,
2008).
Sedanghkan menurut Risnanto (2014), masalah keperawatan yang umum terjadi pada
gangguan sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem musculoskeletal terdiri dari sitem muskulo (otot) dan siatem skelet
(tulang).
2. Secara anatomi dan fisiologis otot dibagi menjadi tiga, yaitu otot halus, otot
lurik dan otot jantung.
3. Pergerakan otot di dasari aktivitas aktin dan myosin.
4. Sistem skeletal dibagi atas:
a. Penyusun tulang; spongiosa dan tulang kompak.
b. Bentuk tulang:
1) Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2) Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3) Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4) Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
c. Letak
i. Aksial : sebagai sumbu tubuh terdiri dari atas tulang-tulang penyusun
tengkorak, penyusun dada dan vertebra.
ii. Apendikular terdiri dari tulang scapula dan ekstremitas atas serta tulag
pubis dan ekstremitas bawah.
j. Persedian adalah hubungan antar tulang terdiri dari persendian sinartrosis,
amphiatrosis, dan diartrosis.
B. Saran
Perlunya lebih banyak membaca dan sumber yang banyak dapat mengasah dalam
mengingat dan memahami materi anatomi fidiologi muskuloskeletal.
37
36
DAFTAR PUSTAKA