Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan penyakit hati
kronis yang paling sering dijumpai dan prevalensinya di seluruh dunia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kejadian obesitas, resistensi insulin, diabetes mellitus tipe 2, dan sindrom metabolik. NAFLD memiliki spektrum klinis mulai dari steatosis, non-alcoholic steatohepatitis (NASH) hingga sirosis. Steatosis perlu dibedakan dari NASH, karena pada NASH terjadi proses inflamasi dan stres oksidatif yang bisa menimbulkan fibrosis hati progresif dengan hasil akhir berupa end-stage liver disease atau hepatocellular carcinoma (HCC).
Biopsi hati masih dianggap gold standard untuk menegakkan diagnosis
NASH, tetapi prosedur ini memiliki beberapa keterbatasan yang membuatnya tidak sesuai untuk skrining fibrosis pada NASH. Ferritin dalam serum adalah protein fase akut yang kadarnya dapat meningkat, meski tanpa disertai iron overload, pada inflamasi. Peningkatan kadar ferritin dalam serum seringkali dijumpai pada penderita NAFLD, tetapi hasil dari berbagai penelitian dalam bidang ini masih kontradiktif.
Tinjauan pustaka ini disusun dengan tujuan untuk memaparkan peran
ferritin serum sebagai marker fibrosis pada NAFLD. Didalamnya juga akan dibahas mengenai definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi dan diagnosis NAFLD serta struktur, sekresi, regulasi, degradasi, dan fungsi dari ferritin.
Kata kunci: ferritin, serum, fibrosis, non-alcoholic fatty liver disease