Anda di halaman 1dari 8

KASUS UJIAN Februari, 2017

DERMATITIS KONTAK ALERGI

Disusun Oleh:

Puspa Indah Kencanawati, S. Ked


N 111 16 108

PENGUJI
dr. Nur Hidayat, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

1
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Umur : 29 thn
Alamat : Desa Tagarilonjo
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 25/2/2017

II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama:
Gatal dan kemerahan pada kedua tangan
2) Riwayat penyakit sekarang:
Seorang pasien laki-laki berumur 29 tahun datang ke poliklinik
kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal-
gatal dan kemerahan pada kedua tangan sejak dua minggu yang lalu.
Awalnya muncul bentol-bentol yang terasa gatal pada punggung
tangan kiri dan kanan. Kemudian bentol-bentol tersebut digaruk dan
menjadi kemerahan setelah itu menyebar ke bagian pergelangan dan
jari-jari tangan.
Pasien mengatakan gatal muncul setelah terkena campuran semen
ketika bekerja, dan hal ini sudah beberapa kali dirasakan. Selama ini
pasien belum pernah datang berobat ke dokter dan hanya mengoleskan
minyak kayu putih tetapi tidak ada perubahan, gatal hanya hilang
sementara dan timbul kembali.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Tidak
memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan. Tidak memiliki
riwayat DM, serta tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
4) Riwayat penyakit keluarga:

2
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1) Keadaan umum : Sakit ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Komposmentis

Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :

Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit


Wajah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ketiak : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Perut punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas atas : Tampak erosi dengan dasar eritematosa, plak
dengan skuama bentuk ireguler, ukuran plakat pada dorsal manus dan
digiti, serta tampak erosi ukuran lentikular pada ventral antebrachii dan
dorsal antebrachii dextra et sinistra
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit

IV. GAMBAR

3
Tampak erosi dengan dasar eritematosa, plak dengan skuama bentuk ireguler,
ukuran plakat pada dorsal manus dan digiti

Tampak erosi ukuran lentikular pada ventral antebrachii dan dorsal antebrachii
dextra et sinistra

V. RESUME
Seorang pasien laki-laki berumur 29 tahun datang ke poliklinik
kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal-gatal
dan kemerahan pada kedua tangan sejak dua minggu yang lalu. Pasien

4
mengatakan gatal muncul setelah terkena campuran semen ketika bekerja,
dan hal ini sudah beberapa kali dirasakan.
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan erosi dengan dasar
eritematosa, plak dengan skuama bentuk ireguler, ukuran plakat pada
dorsal manus dan digiti, serta tampak erosi ukuran lentikular pada ventral
antebrachii dan dorsal antebrachii dextra et sinistra.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

VII. DIAGNOSIS BANDING


a. Dermatitis Kontak Iritan
b. Neurodermatitis

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Patch Test

IX. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
 Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit
 Menghindari alergen
 Menggunakan sarung tangan saat bekerja
 Jangan menggaruk area yang luka

Medikamentosa:
Topikal:
Kortikosteroid topikal: Krim Desoximetason 0,25% 2 x sehari
Sistemik :
Kortikosteroid sistemik: Metilprednisolon 4 mg 2x1/hari
Antihistamin: Cetirizin 10 mg 1x1 tab/hari

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Qua ed cosmetican : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

5
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki berumur 29 tahun datang ke poliklinik kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal-gatal dan kemerahan pada
kedua tangan sejak dua minggu yang lalu. Pasien mengatakan gatal muncul
setelah terkena campuran semen ketika bekerja, dan hal ini sudah beberapa kali
dirasakan.
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan erosi dengan dasar
eritematosa, plak dengan skuama bentuk ireguler, ukuran plakat pada dorsal
manus dan digiti, serta tampak erosi ukuran lentikular pada ventral antebrachii
dan dorsal antebrachii dextra et sinistra.
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menyebabkan
kelainan klinis berupa eflorosensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu terjadi
bersamaan, bahkan mungkin hanya satu jenis. Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis.1
Dermatitis kontak alergi adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah
kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi terhadap substansi yang berane
ragam yang menyebabkan reaksi peradangan pada kulitbagi mereka yang
mengalami hipersensitivitas terhadap alergen sebagai suatu akibat dari pajanan. 1,2
Penyebab dermatitis kontak alergi ini adalah alergen, paling sering berupa
bahan kimia dengan berat kurang dari 500-1000 Dalton, yang juga disebut bahan
kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi
alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit. 2
Dermatitis kontak alergi terjadi bila alergen atau senyawa sejenis
menyebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada paparan berulang.
Dermatitis ini biasanya timbul sebagai dermatitis vesikular akut dalam beberapa –
72 jam setelah kontak. Perjalanan penyakit memuncak pada 7-10 hari , dan
sembuh dalam 2 hari bila tidak terjadi paparan ulang.3
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah
mengikuti respon imun yang diperantarai oleh sel (cell mediated immune respons)

6
atau reaksi tie IV. Reaksi hipersensitivitas dikulit timbulnya lambat (delayed
hipersensitivitas), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terjadi pajanan dengan
alergen. 4
Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergi,
terlebih dahulu mendapat perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Antigen ini
ditangkap dan diproses oleh makrofag dan sel langerhans, selanjutnya di
presentasikan oleh sel T. Setelah kontak dengan antigen yang telah diproses ini,
sel T menuju ke kelenjar getah bening untuk berdiferensiasi dan berproliferasi
membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori. Sel-
sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid
sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama diseluruh kulit tubuh. Fase
saat kontak pertama sampai kulit menjadi sensitif disebut fase inkubasi atau fase
sensitisasi. Fase ini rata-rata berlangsung 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi
sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen
(sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase
yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lemah seperti bahan-bahan yang
dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama
muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan.
Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau
serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi umumnya berlangsung
antara 24-48 jam. 3,4
Gejala yang umum dirasakan penderita adalah pruritus yang umumnya
konstant dan sering kali hebat (sangat gatal). Dermatitis kontak alergi biasanya
ditandai dengan adanya lesi eksematosa berupa eritema, edem, vesikula, dan
terbentuknya papulovesikula ; gambaran ini menunjukan aktivitas tingkat seluler.
Vesikel-vesikel timbul karena terjadinya spongiosis dan jika pecah akan
mengeluarkan cairan yang akan mengakibatkan lesi menjadi basah. Mula-mula
lesi hanya terbatas pada tempat kontak dengan alergen, sehingga corak dan
distribusinya sering dapat menunjukan kausanya. Misalnya, mereka yang terkena
pada kulit kepalanya dapat dicurigai karena shampo atau cat rambut yang
dipakainya. Mereka yang terkena di daerah wajab dapat dicurigai karena cream,

7
sabun, bedak, dan berbagai enis kosmetik lainnya yang mereka pakai. Pada kasus
yang hebat dermatitis dapat menyebar keseluruh permukaan tubuh.4

DAFTAR PUSTAKA

1. Linuwih, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI;
2014. 156p.
2. Djuanda, Adhi. Et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6th. Jakarta :
Badan Penerbit FKUI; 2011
3. Ari, MA. Dermatitis dan peran Steroid dalam penanganannya. DEXA
MEDIA. 2018: 4(17)
4. Waskito, Fajar. Bahan ajar kuliah “kortikosteroid dalam dermatology”. Palu:
Untad; 2014.

Anda mungkin juga menyukai