Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Daya Dukung Tiang

Perhitungan daya dukung tiang dapat dilakukan dengan cara pendekatan :

statis dan dinamis. Perhitungan daya dukung secara statis dilakukan menurut teori

Mekanika Tanah, yaitu : penggunaan parameter-parameter geser tanah (c dan φ),

sedangkan perhitungan secara dinamis dilakukan dengan menganalisa daya dukung

batas (ultimit) dengan data yang diperoleh dari data pemancangan tiang.

Hasil hitungan pendekatan statis kadang-kadang masih perlu dicek dengan

mengadakan pengujian tiang untuk menyakinkan hasilnya. Adanya variasi kondisi

tanah, tipe pelaksanaan pemancangan, tipe tiang dicetak di luar/ dicor di tempat,

tiang berdinding rata / gelombang, tiang terbuat dari baja / beton dll. Semua faktor

tersebut sangat berpengaruh pada faktor gesekan antara dinding tiang dan tanah

sehingga akan mempengaruhi daya dukung tiang.

2.1.1 Metode statis

Daya dukung tiang pondasi diperoleh dari gabungan tahanan tanah

di ujung tiang (end resistance) ditambah gesekan atau hambatan lekat pada

permukaan tiang yang tertanam (skin friction atau adhesive resistance)

Perencanaan daya dukung tiang pancang dapat dianggap bahwa tiang

seluruhnya tertahan oleh tahanan tanah di bawah kaki tiang (end bearing piles) atau

seluruhnya tertahan oleh hambatan lekat atau gesekan tanah (frition piles). Friction

piles ini umum dipakai untuk tiang pondasi yang sangat panjang / dalam sehingga

pengaruh hambatan lekat atau gesekan menjadi sangat besar.

Inti dari perumusan daya dukung tiang pancang adalah menentukan tahanan

ujung tanah (Qp) dan hambatan gesek atau lekatan tanah pada tiang (Qs).
Penentuan besaran-besaran tersebut umumnya secara empiric dari pengalaman

pemancangan yang dikorelasi oleh tahanan tanah terhadap penetrasi SPT ataupun

sondir.

a. Perumusan daya dukung berdasarkan data N-SPT

Menurut Luciano decourt (1987)

Perumusan ini adalah penyempurnaan dari perumusan sebelumnya yaitu

Meyerhofff, di mana perumusan Luciano Decourt mempunyai nilai yang lebih

akurat.

Pada perumusan Luciano Decourt dibutuhkan suatu nilai k yang dimaksud

sebagai nilai koefisien yang tergantung dari jenis tanah yang akan dipakai, nilai k

tersebut dapat dilihat seperti pada tabel 1.

Qu = (Ap x Np x k) + (As x (Ns/3 + 1)………………………………………...(2.1)

Harga N di lapangan yang berada di bawah muka air harus dikoreksi dahulu untuk

menjadi N design (N1) dengan persamaan Terzaghi dan Peck :

N1 = 15 + 0,5 (N-15) …………………………………………………………(2.2)

Keterangan:

Q = Daya dukung ultimate tiang (ton)

Ap = Luas penampangan ujung tiang (m2)

Np = Rata-rata dari harga SPT mulai 4D di bawah ujung tiang sampai 4D di

atas tiang

K = koefisien yang tergantung dari jenis tanah

As = Luas selimut tiang (m2)

Ns = Harga SPT rata-rata pada lapisan tanah sepanjang tiang yang ditinjau
Table 2.1 Nilai Koefisien Tergantung Dari Jenis Tanah (Decourt.L, 1987)

Nilai k
Soil type K (t/m2)
Clays 12

Clays silt* 20
Saint silt* 25
Sand 40
*residual soil

Menurut Meyerhof

Karena tanah terletak pada lapisan tanah lempung, didapat rumus dalam

menghitung daya dukung ujung tiang adalah :

Qp = 9 x Cu x Ap / SF …………………………………………………..(2.3)

Di mana, Cu = N-SPT x 2/3 x 10 ……………………………………………...(2.4)

Menghitung daya dukung selimut tiang menggunakan rumus :

Qs =  x Cu x p x Li / SF …………………………………………….....(2.5)

Dengan : p = keliling tiang (m)

Li = Panjang lapisan (m)

SF = Faktor Keamanan, diambil 3 dan 5

b. Perumusan daya dukung berdasarkan data sondir.


Imperial College

Perumusan ini adalah hasil dari ratusan percobaan melalui ratusan rumus

yang digunakan untuk perhitungan berdasarkan data sondir.

Qu = (qc x (1 – 0.5 log )+ ) + ( π x D x fs x Z)……………………...(2.6)


Keterangan :

Dcpt = 0.036 m

Z = Kedalaman (m)

2.1.2 Metode Dinamis

Daya dukung tiang pancang terhadap beban vertical yang dinamis sangat

dipengaruhi oleh elastic rebound dan final set, di mana hasil dari keduanya

tergantung dari berat hammer dan ketinggian hammer saat dijatuhkan.

a. Formula Hiley (1930)

Sebenarnya dalam hitungan kalendering bisa digunakan rumus lain tapi saya

menggunakan rumus hiley karena lebih sering digunakan.

R= …………………………………...…(2.7)

Keterangan :

W = berat ram (ton)

H = tinggi jatuh hammer (cm)

Wp = berat tiang pancang (ton)

S = Final set (cm/blows)

K = rebound (cm)

SF = safety factory

eh = efisiensi hammer

n = koefisien restitusi

Tabel 2.2 Nilai efisiensi hammer, eh

Jenis Hammer Efisiensi hammer (eh)


Drop Hammer 0,75 – 1,00
Single Acting Hammer 0,75 – 0,85
Double Acting Hammer 0,85
Diesel Hammer 0,85 – 1,00

b. Danish Formula (1957)

Pada perumusan ini terjadi pelepasan energy akibat hammer yang dapat

menyebabkan perpendekan tiang.

1/2
µWh = Qu x s + ( …………………………………(2.8)

Keterangan :

= 0.9 untuk single acting hammer

= 1 untuk double acting hammer

c. Engineering News Formulae

Pada perumusan ini hammer dan tiang saling bertumbukan di mana hammer

yang menerima tumbukan tersebut, dan pada saat bertumbukkan perlawanan tanah

bertambah, kemudian konstan pada saat berpindah tempat dan akhirnya kembali

nol.

R= …………………………………………………………………(2.9)

Keterangan :

c/2 = 0.1 cm untuk single acting hammer,

= 1 cm untuk drop hammer.


Gambar 2.6 Pengukuran Elastic Rebound

d. WIKA Formula

Formula ini juga bagian dari reformasi rumus Hiley yang dipakai oleh

perusahaan WIKA. Formula WIKA memakai SF = 3.

R= x x …………………………………...…..(2.10)

e. Metode Eytelwein (Chellis, 1941)

Dalam perhitungan daya dukung tiang menggunakan hasil dari kalendering

kita juga bisa memakai metode Eytelwein dengan SF = 6, yaitu :

R= x ………………………………………………………..(2.11)

Dengan, Eh = Energi Hammer ( Buku Katalog Kobe Diesel Hammer ).

f. Metode Navy – Mc,Kay

Dalam perhitungan daya dukung tiang menggunakan hasil dari kalendering

kita juga bisa memakai metode Navy – Mc,Kay dengan SF = 6, yaitu :

R= x ……………………………………………………..(2.12)

g. Metode Gates (1957)

Dalam perhitungan daya dukung tiang menggunakan hasil dari

kalendering kita juga bisa memakai metode Gates dengan SF = 3, yaitu :


R =a x ……………………………………….....(2.13)

h. Metode Michigan State Highway of Commision (1965)

Dalam perhitungan daya dukung tiang menggunakan hasil dari kalendering kita

juga bisa memakai metode Michigan State Highway of Commision dengan SF = 6,

yaitu :

R= x .....................................................(2.14)

Anda mungkin juga menyukai