statis dan dinamis. Perhitungan daya dukung secara statis dilakukan menurut teori
batas (ultimit) dengan data yang diperoleh dari data pemancangan tiang.
tanah, tipe pelaksanaan pemancangan, tipe tiang dicetak di luar/ dicor di tempat,
tiang berdinding rata / gelombang, tiang terbuat dari baja / beton dll. Semua faktor
tersebut sangat berpengaruh pada faktor gesekan antara dinding tiang dan tanah
di ujung tiang (end resistance) ditambah gesekan atau hambatan lekat pada
seluruhnya tertahan oleh tahanan tanah di bawah kaki tiang (end bearing piles) atau
seluruhnya tertahan oleh hambatan lekat atau gesekan tanah (frition piles). Friction
piles ini umum dipakai untuk tiang pondasi yang sangat panjang / dalam sehingga
Inti dari perumusan daya dukung tiang pancang adalah menentukan tahanan
ujung tanah (Qp) dan hambatan gesek atau lekatan tanah pada tiang (Qs).
Penentuan besaran-besaran tersebut umumnya secara empiric dari pengalaman
pemancangan yang dikorelasi oleh tahanan tanah terhadap penetrasi SPT ataupun
sondir.
akurat.
sebagai nilai koefisien yang tergantung dari jenis tanah yang akan dipakai, nilai k
Harga N di lapangan yang berada di bawah muka air harus dikoreksi dahulu untuk
Keterangan:
atas tiang
Ns = Harga SPT rata-rata pada lapisan tanah sepanjang tiang yang ditinjau
Table 2.1 Nilai Koefisien Tergantung Dari Jenis Tanah (Decourt.L, 1987)
Nilai k
Soil type K (t/m2)
Clays 12
Clays silt* 20
Saint silt* 25
Sand 40
*residual soil
Menurut Meyerhof
Karena tanah terletak pada lapisan tanah lempung, didapat rumus dalam
Qp = 9 x Cu x Ap / SF …………………………………………………..(2.3)
Qs = x Cu x p x Li / SF …………………………………………….....(2.5)
Perumusan ini adalah hasil dari ratusan percobaan melalui ratusan rumus
Dcpt = 0.036 m
Z = Kedalaman (m)
Daya dukung tiang pancang terhadap beban vertical yang dinamis sangat
dipengaruhi oleh elastic rebound dan final set, di mana hasil dari keduanya
Sebenarnya dalam hitungan kalendering bisa digunakan rumus lain tapi saya
R= …………………………………...…(2.7)
Keterangan :
K = rebound (cm)
SF = safety factory
eh = efisiensi hammer
n = koefisien restitusi
Pada perumusan ini terjadi pelepasan energy akibat hammer yang dapat
1/2
µWh = Qu x s + ( …………………………………(2.8)
Keterangan :
Pada perumusan ini hammer dan tiang saling bertumbukan di mana hammer
yang menerima tumbukan tersebut, dan pada saat bertumbukkan perlawanan tanah
bertambah, kemudian konstan pada saat berpindah tempat dan akhirnya kembali
nol.
R= …………………………………………………………………(2.9)
Keterangan :
d. WIKA Formula
Formula ini juga bagian dari reformasi rumus Hiley yang dipakai oleh
R= x x …………………………………...…..(2.10)
R= x ………………………………………………………..(2.11)
R= x ……………………………………………………..(2.12)
Dalam perhitungan daya dukung tiang menggunakan hasil dari kalendering kita
yaitu :
R= x .....................................................(2.14)