Anda di halaman 1dari 6

“Aku tak pernah meminta kamu untuk membalasnya”

“Nitaaaaaaaaaaaa !!!!” Aku berseru memanggil teman sekolahku, Nita menoleh ke belakang,
menghentikan langkah kakinya menuju gerbang sekolah yang tinggal 100 meter lagi.
“Fyuuuuh“ Nafasku tersenggal sehabis berlari setelah turun dari angkot langsung menuju Nita. Nita
tersenyum melihat ekspresi wajahku.
“Nanti contekin PR matematika dikelas yah Nit?“
“Kenapa gak bikin PR sendiri ?“
“Aku ketiduran pas abis pulang les bahasa inggris semalem Nit“
“Ah.. alesan melulu”
“Pliss Nit.... Aku masang muka melas kaya dede bayi nih“
Aku membulatkan mataku dan berusaha membuatnya berbinar
pertanda benar-benar memelas namun Nita tidak menatapku. Nita sekelas denganku sejak kelas 2
SMA, sekarang kami duduk di kelas 3 SMA.

“Nit.........“ aku menghadapkan wajaku didepan meja Nita berharap dia mau memberi contekan PR
matematika yang akan dimulai seperempat jam lagi.
“Apa ??!!“ Nita mendelik.
“PR aku belum selesai Nit...“
“cemberut dulu....“
“Ok“ aku memasang muka cemberut paling lucu.
“Nih cepetan kerjain keburu bel, terus pak Nurdin masuk“
“Siap Bos“

Secepat kilat aku menyalin PR yang dikerjakan Nita semalam, aku yakin dia harus menyelesaikan PR
ini hingga larut malam, Soal-soal persamaan matematika yang benar-benar membingungkan ini tidak
pernah bisa aku selesaikan sejak materi awal dimulai.

“Aldo....“
“kenapa Nit ?“
“Pulang bareng yuk, temenin dulu ke took buku”
“Yaah….. aku udah janji sama Tomi Nit, pergi sendiri aja ya ?”
“Oh gtu ? Kamu gak mau nemenin, yakin gak bakalan minta contekan PR lagi ?”
“Idiiiiih, ngancemnya kok gtu sih Nit ?”
“Biarin !!! Mau nemenin gak nih ?”
“Kagaaa !!!”
“Ih Aldooooo !!!!” Nita kesal sambil menarik rambutku yang dibelah pinggir rapi.
“Arrrrrhgg sakit, iya iya ditemenin”
“Ya udah,ayo” Nita menarik tangaku setelah semua kelas selesai dan bel tanda pulang berbunyi
“Srrrrrlp…..Srrrlllp” aku menyedot habis sus kota Ultra rasa coklat sambal berjalan dibelakang Nita
yang tengah menelusuri Mall menuju Toko Buku yang selalu menyetel lagu Kenny G sebagai music
latarnya, membosankan.
Aku melirik Nita yang mengambil seplastik kertas surat, berwarna dan aku yakin jika kertas itu
berbau wangi.
“Lagi suka sama orang ?“
“Arrrgh mau tau aja“ Nita menggeplak kepalaku dengan benda yang ada ditangannya.
“Siapa ? kok gak cerita ? kelas berapa ?“
“Anak kuliahan“
“Oh,, Temah kakak kamu ?“
“Gak boleh tau “
“Oh gtu yaudah gak penting juga“ balasku kesal

Seminggu kemudian.
“Do…”
“Hmmmmmmmm…” Jawabku sambal mengunyah sari roti isi coklat dikelas.
“Aldooooo !!!!” bentak Nita.
“Iya kenapa ?” Pandanganku tidak lepas dari Novel 13 kasus karya Agatha Christie.
“Bisa serius bentar gak sih ?”
“Kamu kenapa sih Nit ? rese banget gangguin orang lagi sibuk baca. Bentar lagi selesai nih bacanya,
abis itu baru kita pulang aku bawa motor ini. Lagian pulang sekarang parkirannya masih penuh sama
anak-anak Nit”

“ALDOOOOOO !” kali ini lebih kencang namun lirih.


Aku mengalihkan pandangan ke Nia yang duduk menghadap mejaku.
aku terdiam sejenak, muka Nita tidak enak dilihat. Nita tampaknya sedih.
“Kaaa...mu kenapa nita ?“
“Makanya dari tadi liat aku !!!“
“Ada apa ?“ Aku serius memandang nita
“Aku ditolak do“
Mendadak aku menyembukan liur karena tidak kuat menahan tawa ke muka nita.
“Aldooo jahat !!!!!!”

“Hahahahahahahaha” aku cepat mengeluarkan tissue dari tas dan memberikannya ke Nita.
Mendadak nita yang tampak sedih mengelarkan air mata, aku langsung panik entah harus berbuat
apa.
“Nit... jangan nangis disini, aduh kok jadi cengeng gini“
“Huuuuuuu....huuuuuu....huuuuu...huuuuu....Whoaaaaaa“ Nita malah mengencangkan volume
tangisannya.
Aku bingung harus berbuat apa, aku berdiri kesamping meja mengangkat bahu Nita dan
memeluknya, membenamkan wajahnya dibahuku sedikit kencang agar tidak ada orang yang
mendengar.
“AlDOO!!!!“ *Plaaaakk* Nita menamparku.
aku melepas pelukanku
“Apa yang terjadi ?, kok malah nampar sih ? “ aku heran sembari menahan sakit.
“ Kamu malah bikin aku gak bisa nafas !!!!, satu lagi !!!! kamu Mesum !!!“
Ya Tuhan Kenapa lelaki selalu salah, aku membiarkan Nita pergi keluar kelas sambil menangis
sesegukan tanpa daya untuk menahannya.
*singkat cerita aku pulang ke rumah*
Aku merebahkan tubuh diatas tempat tidur, aku mengambil handphone yang tegeletak disamping
bantal, aku mengetik sms permintaan maaf ke Nita, aku hanya berusaha menenangkannya dan
membuatnya tidak menangis sewaktu di kelas.

“Brrttt…brrtttt” beberapa menit kemudian handphoneku bergetar, aku langsung membaca sms yang
sudah pasti dari Nita.

“Nanti sore abis les kamu, kamu kerumah aku ya. Harus dateng”
Kenapa perempuan selalu seenak jidatnya gini? Pikirku. Aku membalas singkat pesan dari Nita
“Hmmm”.

Tiba-tiba dia membalas pesanku lagi. “JANGAN CUMA HMM DOANG”.

Allahuakbar ucapku kaget dan melempar handphone ke sisi lain tempat tidur.

***

Aku duduk dikursi kayu pekarangan samping rumah Nita. Nita memberikanku minuman cincau
kaleng dan duduk disampingku. Nita menceritakan kegalauanya ditolak oleh abang-abang kuliahan
teman kakaknya. Nita juga cerita dia ditolak baik-baik oleh abang-abang tersebut karna dia sudah
punya pacar.

Satu jam waktuku terbuang sia-sia mendengarkan cerita kolosal Nita petang itu. Aku membakar
rokok terakhir miliku.

“Jangan ngerokok lagi”

“Kenapa?”

“Bentar lagi papa sama mama pulang”

“Oh iya lupa”

“Udah ga sedih?”

“Masih”

“Whoaaaa…” Aku berekspresi melemaskan bahu sambil menatap Nita agar Nita tertawa

“Heheheee”

“Kamu cantik Nit kalo ketawa”

“Baru sadar? Kamu jelek”

“Baru sadar juga?”

“Hahahaaa”

“Hahahahaha”

“Nita..?”

“Apa?”

“Mata kamu?”

“Kenapa sama mata aku?”

“Luuuuucuuuuu”

“Terus?”

“Udah”

Aku pulang setelah berhasil membuat Nita tertawa kembali. Ini kali ketiga Nita menyukai seseorang,
mencoba untuk mendekati orang tersebut dan selalu gagal.
***

“Hey Nit….”

“Hmmmm?”

“Jangan hmmm doang dong”

“So?”

“Aku mau bilang sesuatu?”

“Jangan bilang kamu suka aku?” *Nita sok centil.

“Terus gemana? Kamu ditolak kan?” *Nita sambil tertawa terkekeh-kekeh menggoda.

“Diterima dong yeee” *Aku menyisir rambutku yang masih rapi dengan tangan.

“Wah berarti nanti traktiran makan” *Nita memeluku yang berdiri kaku sambil tertawa riang.

Aku menuju meja tempat duduk Nita sambil membawa nampan berisi dua bag kentang goreng, tiga
ayam goreng dan dua gelas besar cola. Nita sumringah menatapku, meletakan handphoneku yang
sedari tadi diutak-atik. Aku dan Nita bercanda dan bergunjing semua tentang Linda. Linda adalah
cewek yang berhasil aku dapatkan setelah perjuangan panjang sejak aku duduk dikelas 2 SMA.

***

Hari ini aku menolak kembali permintaan Nita agar aku menemaninya ke toko buku. Minggu kemarin
juga aku menolak ajakanya melihat pameran kampus disekolah lain. Begitu juga dengan minggu-
minggu sebelumnya, aku tidak mengerti kenapa Nita selalu mengajak aku untuk menemaninya pas
disaat aku dan Linda mempunyai rencana lain bersama. Untungnya Nita mengerti bagaimana
keadaan aku saat ini. Aku sedikit heran sebenarnya, kenapa Nita tidak memaksakan kehendakanya
lagi padaku. Nita memang sahabat terbaik, Nita bijak mengerti bagaimana cara memposisikan diri
dengan baik.

Sejak beberapa hari lalu Nita tidak masuk sekolah karna sakit. Sudah tiga hari tepatnya, aku sudah
merasa tidak enak kepadanya. Nanti siang sepulang sekolah aku harus menjenguk ke rumahnya.

Aku masuk ke dalam kamar Nita setelah Nenek Nita mempersilahkan. Nita tertidur pulas diatas
tempat tidurnya tidak sadar akan kedatanganku. Baru kali ini aku melihat ruangan kamar sahabatku
yang satu ini. Khas perempuan, rapi dan penuh hiasan pernak pernik lucu.

Aku tertarik pada buku yang salah satu sisinya terkunci gembok, buku diary Nita. Aku lekas
membuka tas Nita, aku rasa aku tau anak kunci buku diary Nita.

Aku berhasil membuka gembok buku diary Nita, halaman pertama, kedua, lalu acak aku lihat-lihat
tanpa benar-benar membacanya. Banyak tertulis namaku disana, mungkin karna memang aku
adalah salah satu sahabat dekatnya.

“Aku & Aldo”

Bergambar dua orang yang menatap matahari tenggelam dipinggir pantai.

Aku tersenyum melihat gambar aku dan Nita yang sengaja digambar menggunakan pensil. Aku
menyambar pensil diatas meja, aku menambahkan kata “Forever” disamping gambar aku dan Nita.

“Nit……nit?” Aku mengusap lengan Nita halus.


“Kamu disini?”

“Kayanya panas kamu udah mendingan?”

“Tinggal pusingnya doang” Nita bergerak bangun dari posisi tidurnya.

“Maafin aku Nit”

“Ngapain minta maaf?”

“Aku kan baru sempet kesini”

“Ga apa-apa Do” Nita tersenyum.

“Senyum kamu masih sama Nit”

“Cantik?”

“Hmmmm”

“Hahahaaaa”

“Mata kamu juga Nit”

“Lucu?”

“Hmmmm”

“Aldo…untung kita temenan. Kalo engga mungkin aku udah kemakan gombalan kamu haha”

“Hehe, abisnya aku cuma bisa bilang itu ke cewe dihadapan aku”

“Berarti ke Linda juga?”

“Iya”

“Hahahaa”

Sore hari hingga menjelang maghrib aku menemani Nita tertawa, berbagi obrolan tentang rencana
kelulusan, masuk universitas pilihan dan lain-lain
“Aku pulang yah nit”
“Hati-hati ….” Nita menjentikan jarinya mengartikan janji yang aku garys tepati agar bergati-hati
dijalan
“Nit ... ? “
“apaaaaa,,,, ? mau bilang senyum kamu ?”
“Kagaaaa…!!!!”
“Terus apa ?”
“Besok sekolah ya, aku jemput kamu pagi-pagi”
*****
Aku memasuki ruangan kelas dimana dulu aku kelas 1 SMA, aku mengingat masa dimana aku pernah
berada disi, mencari tanda disemua meja yang ada di ruangan ini.
aku mengintip bagian dalam meja, masih tertulis disana “Nit …. Aku suka sama kamu, kamu mau gak
jadi pacar aku ?“ lalu aku mengusap tulisan itu.
Mulai besok aku tidak akan kembali ke sekolah ini lagi. Tidak akan bertemu dengan linda lagi,
dikarenakan memang aku dan linda sudah memustukan hubungan sejak jauh-jauh hari.
“Aldo….”
“Eh kamu Nit” aku gugup ketika Nita memasuki bekas rungan kelas kami.
“Ngapain ? aku mau ngobrol “
“Disini aja nit” Nita menujuku dan duduk di sampingku.
“aku mau kasih ini buat kamu do”
Aku menerima lembaran kertas yang dilipat, aku membukanya, gambar aku dan nita dipinggir
pantai.
“Lihat baliknya do”
Aku membalikan kertas, membaca tulisan Nita.
“Do aku saying kamu, aku coba narik perhatian kamu dengan cara manasin kamu, pura-pura suka
sama orang lain, aku ga pernah ditolak karena aku gak pernah suka ke orang lain, dan kamu gak
pernah sadarin itu do”
Deg, aku tertegun mematung , aku menatap nita, nita membalasku dengan tersenyum haru.
“Do, aku lulus ujian masuk Universitas Airlangga Surabaya”
“Jadi kamu pilih mana Nit ?”
“Aku pilih Airlangga do, kamu baik-baik disini ya do”
“Nit, aku mau nunjukin satu hal” lalu aku menunjukan tulisan di bawah meja kepada nita
Aku dan Nita sekejap terdiam
“kenapa kamu gak bilang dari dulu do ?”
“kenapa harus ?, aku gak pernah bohong ke kamu, ketika aku bilang senyum kamu cantik dan mata
kamu lucu”
“Tapi ?”
“Gimana aku ngertiin kamu yang pura-pura suka sama orang lain nit ?”
“Aldoo ?” Nita mulai menjatuhkan air matanya
“Nitaaaa…, Aku sayang kamu dan aku gak pernah meminta balasan untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai