Anda di halaman 1dari 52

PENINGKATAN DAN PENGASPALAN JALAN

DESA HARAPAN MASA KECAMATAN TAPIN


SELATAN

TUGAS BESAR
Diajukan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan program pendidikan
Sarjana (S1) Teknik Sipil

Di susun oleh
Nama : Chio Sidik Wijayanto
NPM : 17640150
Program Studi : Teknik Sipil
Jenjang : Sarjana (S1)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
BANJARMASIN
2018
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS BESAR
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Chio Sidik Wijayanto

Npm : 17640150

Perguruan tinggi : Universitas Islam Kalimantan

Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Alamat kampus : Jl. Adhiyaksa No. 2, Kayu Tangi, Banjarmasin Utara,

Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123

Dengan ini menyatakan bahwa tugas besar yang telah saya buat dengan judul
“Peningkatan dan pengaspalan jalan Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin
Selatan pada Cv. Alfarizqi Alesha Zhafran” adalah asli (orisinil) atau tidak plagiat
(menjiplak) dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam
bentuk apapun.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak
manapun juga. Apabila dikemudian hari ada pihak lain yang mengklaim bahwa
tugas besar yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan
tertentu,saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan
laporan tugas besar saya dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
dicabut/dibatalkan.

Banjarmasin, Desember 2018

Chio Sidik Wijayanto


NPM 17640150

1
LEMBAR PENGESAHAN

TANDA SELESAI TUGAS BESAR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Koordinator Tugas Besar dan Asisten Tugas Besar Metode Pelaksanaan


Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari menyatakan :

CHIO SIDIK WIJAYANTO

NPM : 17640150

Telah selesai melaksanakan Tugas Besar Metode Pelaksanaan Konstruksi.

Banjarmasin, Desember 2018

Pengampuh

Dosen Koordinator Tugas Besar

RULIANA FEBRIANTY, ST., MT., M.Hum


NIDN : 1107027901

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya yang berjudul
“Peningkatan dan pengaspalan jalan Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin
Selatan”. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada nabi
Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia
ini beserta keluarga dan para sahabatnya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Abdul Malik, S.Pt., M.si., Ph.d selaku Rektor Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
2. Budi Hartadi, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Asyad Al Banjari Banjarmasin
3. Ir. H. Hudan Rahmani, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
4. Ruliana Febrianty, ST., MT., M.Hum selaku Dosen Pembimbing dalam mata
kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi
5. CV. Alfarizqi Alesha Zhafran selaku Pelaksana Dalam Proyek
6. Saudara-saudara yang banyak terlibat sehingga terselesaikannya tugas ini

Akhirnya dengan selesainya penyusunan laporan ini, kiranya bermanfaat


khususnya bagi saya sendiri ataupun bagi saudara-saudara yang berkepentingan
dalam laporan ini.

Wassalamualaikum Wr, Wb .

Banjarmasin, Desember 2018

Chio Sidik Wijayanto

3
ABSTRAK

Metode dan teknologi pembangunan konstruksi jalan telah banyak dikembangkan


untuk mempermudah pekerjaan. Sasaran dari perencanaan metode dan teknik
pelaksanaan konstruksi adalah peningkatan kualitas pekerjaan, penurunan biaya,
dan penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Dengan pemilihan metode dan
teknologi yang tepat tujuan akhir suatu proyek berupa hasil yang optimal tentunya
dapat dicapai.
Sistem transportasi perkotaan adalah sistem pergerakan manusia dan barang
antara satu zona asal dan zona tujuan dalam wilayah kota yang bersangkutan.
Pergerakan yang dimaksud dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana
atau moda dengan menggunakan berbagai sumber tenaga dan dilakukan untuk
suatu keperluan tertentu. Pergerakan manusia di dalam kota akan berbeda dengan
kondisi di pedesaan. Untuk itulah maka melalui makalah ini akan dicoba
menguraikan suatu metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan yaitu
Peningkatan dan pengaspalan jalan Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan.
Mengawali perencanaan proyek, maka dilakukan pembuatan uraian pekerjaan.
Diantaranya : (1) Pekerjaan Persiapan (2) Pekerjaan Tanah (3) Pekerasan Berbutir
(4) Struktur (5) Pekerjaan Aspal
Dari hasil pembahasan mengenai pekerjaan peningkatan dan pengaspalan jalan
Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan di Kabupaten Tapin, kontruksi
seharusnya lebih mempertimbangkan teknik keselamatan yang baik di dalam
dunia usaha, mempertimbangkan kecelakaan dibidang industri tidak hanya
dihadapkan pada penderitaan dan kekurangan yang sementara saja, setidaknya
harus ada K3 atau keamanan dan keselamatan kerja, seperti asuransi dari
perusahaan.
Kata kunci : jalan, metode, bahan,

4
ABSTRACT

The method and technology of road construction has been developed to facilitate
work. The objectives of planning methods and techniques for implementing
construction are improving the quality of work, reducing costs, and completing
work on time. With the selection of the right methods and technology the final
goal of a project in the form of optimal results can certainly be achieved.
Urban transportation system is a system of movement of people and goods
between one zone of origin and destination zone within the area of the city
concerned. The movement in question can be done by using various means or
modes by using various sources of energy and carried out for a particular
purpose. The movement of humans in the city will be different from the conditions
in the countryside. For this reason, this paper will attempt to describe a method of
carrying out road construction work, namely the upgrading and paving of the
road to Harapan Masa Village, South Tapin District. Starting the project
planning, the work description is made. Among them: (1) Preparation Work (2)
Earthworks (3) Grained Violence (4) Structures (5) Asphalt Work
From the results of the discussion on the work of improving and paving the way
for Desa Harapan, construction should consider better safety techniques in the
business world, considering industrial accidents are not only faced with
temporary suffering and shortages, at least there must be OSH or safety and
security, like insurance from the company.
Keywords : paths, methods, materials

5
DAFTAR ISI
Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS BESAR METODE


PELAKSANAAN KONSTRUKSI........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

ABSTRACT.............................................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................1

1.2 Topik bahasan.........................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Tinjauan Umum...................................................................................3

2.1.1 Perkenalan metode dan teknologi pelaksanaan jalan..................3

2.1.2 Perkembangan metode dan teknologi pelaksanaan jalan............4

2.1.3 Dasar-dasar pemilihan metode dan teknologi.............................5

2.1.4 Konsep dasar metode konstruksi.................................................5

2.1.5 Lingkup kegiatan proses konstruksi............................................5

2.1.6 Tahapan Kegiatan Proses Konstruksi..........................................5

2.1.7 Landasan dalam perencanaan......................................................6

2.1.8 Konsep perencanaan jalan...........................................................7

2.2 Tinjauan pustaka..................................................................................7

6
2.2.1. Jalan............................................................................................7

2.2.2. Fungsi jalan................................................................................8

2.2.3. Spesifikasi jalan.........................................................................9

2.2.4. Manfaat pembangunan jalan......................................................9

2.2.5. Pemeliharaan jalan...................................................................10

2.2.6. Lingkup pemeliharaan jalan.....................................................11

2.3 Inventarisasi data-data.......................................................................12

2.4 Kompilasi data-data...........................................................................14

2.5 Lingkup dan uraian pekerjaan............................................................19

2.5.1 Lingkup pekerjaan.....................................................................19

2.5.2 Uraian pekerjaan.......................................................................19

2.6 Spesifikasi pekerjaan.........................................................................19

2.6.1 Pengertian umum......................................................................19

2.6.2 Evaluasi Penawaran Lelang Pekerjaan......................................20

2.7 Pemilihan dan penggunaan tekologi..................................................21

2.8 Penetapan metode konstruksi.............................................................22

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................31

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………..32

LAMPIRAN..........................................................................................................33

7
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Penghamparan agregat kelas b..........................................................25

Gambar 2. 2 Penghamparan agregat kelas b..........................................................26

Gambar 2. 3 Pemadatan agregat kelas b................................................................26

Gambar 2. 4 Pemadatan agregat kelas a................................................................27

Gambar 2. 5 Visualisasi pekerjaan pondasi a.........................................................27

Gambar 2. 6 Visualisasi pekerjaan lapis resap pengikat........................................28

Gambar 2. 7 Pekerjaan lapis resap pengikat..........................................................29

Gambar 2. 8 Visualisasi Pekerjaan Lapis Resap Pengikat.....................................29

Gambar 2. 9 Foto 0%.............................................................................................30

Gambar 2. 10 Foto 100%.......................................................................................30

8
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Daftar perlengkapan pekerjaan proyek.................................................12

Tabel 2. 2 Kompilasi data......................................................................................14

Tabel 2. 3 Pelelangan pengadaan untuk pekerjaan.................................................20

9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini perkembangan industri konstruksi semakin maju. Proyek proyek


konstruksi yang merupakan pekerjaan yang unik semakin pesat
perkembangannya. Beragam metode dan teknologi konstruksi baru kini banyak
bermunculan. Metode dan teknologi terbaru ini tentunya dapat membawa angin
segar dalam dunia konstruksi, dengan metode dan teknologi yang tepat pekerjaan
konstruksi dapat dikerjakan lebih mudah dengan hasil yang lebih optimal.

Sistem transportasi perkotaan adalah sistem pergerakan manusia dan barang


antara satu zona asal dan zona tujuan dalam wilayah kota yang bersangkutan.
Pergerakan yang dimaksud dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana
atau moda dengan menggunakan berbagai sumber tenaga dan dilakukan untuk
suatu keperluan tertentu. Pergerakan manusia di dalam kota akan berbeda dengan
kondisi di pedesaan. Banyak lokasi-lokasi bangkitan dan tarikan perjalanan seperti
sekolah, perkantoran, pusat perbelanjaan, bisnis dan lain sebagainya, membuat
lalu lintas kendaraan pada jam-jam sibuk (peak hour) begitu padat. Bagi daerah
perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan. Kota yang “
baik “ dapat ditandai antara lain dengan melihat kondisi transportasinya.
Transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan kelancaran kegiatan
perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah bentuk
tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, yakni rambu lalu lintas, lampu
lalu lintas, marka jalan, petunjuk jalan, bundaran dan sebagainya.

1.2 Topik bahasan

Topik pembahasan yang diungkapkan dalam makalah ini adalah bagaimana


metode dan teknologi pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan Peningkatan dan
pengaspalan jalan Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan yang dibangun

1
selama 90 hari (Sembilan puluh) hari kalender dan pekerjaan harus sudah selesai
pada tanggal 17 Desember 2017.

1.3 Tujuan

Dengan ditingkatkannya kemampuan prasarana jalan tersebut. Maka


biasanya suatu daerah akan mengalami berbagai perkembangan diantaranya :

1. Peningkatan tarap hidup masyarakat


2. Aktifitas perekenomian meningkat

3. Hasil hasil Produksi berbagai jenis komoditas meningkat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum

Dalam menetapkan sesuatu Metode Konstruksi , terlebih dulu perlu dikuasai


pengetahuan tentang metode – metode dasar bagi peleksanaan suatu konstruksi.
Pertimbangan – pertimbangan yang seksama , cermat dan teliti secara tepat
harus dilakukan di dalam kemungkinan metode Konstruksi dan pemilihan
peralatan yang mungkin dipergunakan pada waktu menetapkan desaen akhir.

Seseorang pelaksana fisik yang tidak memiliki informasi – informasi terbaru


perihal equifmen baru dan metode – metode terbaru akan tersisih secara alami .
Dengan mempergunakan dasar – dasar teknik dan analisa didalam kegiatan
kegiatan konstruksi akan didapat suatu metode konstruksi yang tepat dengan
sasaran peningkatan kualitas dan sekaligus menurunkan biaya pekerjaan,
sedangkan untuk memperoleh suatu metode konstruksi yang efisien dan efektif
serta kompetitif perlu dimiliki perkembangan bidang teknologi dari bidang
konstruksi.

2.1.1 Perkenalan metode dan teknologi pelaksanaan jalan

Pelaksanaan pekerjaan yang meliputi semua kegiatan kegiatan yang


dilakukan dalam transpormasi gambar dan untuk mewujudkan kedalam suatu
proses untuk mewujudkan kedalam bentuk yang nyata berupa bangunan
dilapangan atau dilokasi. Suatu proses perwujudan dari gambar rencana menjadi
wujud nyata suatu konstruksi bangunan yang lazim dilakukan secara bertahap,
salah satu faktor sumber daya pembangunan pada pengelolaan pelaksanaan
pekerjaaan dalam industri konstruksi.

Seseorang pelaksana fisik (kontraktor) yang tidak memiliki informasi-


informasi terbaru perihal equipment-equipment baru dan metode-metode terbaru

3
akan mengalami bahwa kompetitor-kompetitornya dapat underbidding
terhadapnya.

Dengan menggunakan dasar-dasar teknik dan analisa di dalam kegiatan-


kegiatan konstruksi, akan didapat suatu metode konstruksi yang tepat dengan
sasaran peningkatan kualitas dan sekaligus menurunkan biaya pekerjaan.
Sedangkan untuk memperoleh suatu metode konstruksi yang efisien dan efektif
serta kompetitif perlu dimiliki perkembangan dalam bidang teknologi dari bidang
konstruksi.

2.1.2 Perkembangan metode dan teknologi pelaksanaan jalan

Sejalan dengan perkembangan akan teknologi dan science di negara


berkembang semakin dirasakan bahwa teknik - teknik konstruksi semakin
kompleks serta kesulitan dalam memanagemen jenis – jenis pekerjaan yang
semakin kompleks untuk memenuhi tuntutan – tuntutan struktural maupun teknis
pelaksanaanya. Disebakan karena perkembangan pada saat ini, kegiatan –
kegiatan pembangunan proyek tepecah ( terbagi – bagi ) dalam berbagai
spesialisasi dari fungsi keteknikan termasuk didalamnya.

Perkembangan metode konstruksi yang ada di barat, tidak begitu saja dapat
diterapkan diindonesia. hal ini disebabkan karena kondisi diindonesia mempunyai
karakteristik tertentu. Maka untuk memilih suatu sistem yang paling tepat, masih
diperlukan studi yang lebih mendalam disertai dengan perbandingan dalam
banyak hal, antara lain disesuikan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya
bangsa Indonesia.

Merupakan tantangan bagi para teknisi Indonesia untuk mengikuti kemajuan-


kemajuan yang telah dicapai dinegara uang lebih dahulu berkembang, dari hal–hal
tersebut diatas, telah menunjukan bahwa pada dasarnya perkembangan–
perkembangan metode barat pada dewasa ini dapat diterima dengan baik, bahkan
makin terasa kebutuhan sejalan dengan perencanaan proyek–proyek besar.

4
2.1.3 Dasar-dasar pemilihan metode dan teknologi

Pertimbangan dasar pemilihan metode ini akan sangat banyak mempengaruhi


jalannya pelaksanaan pembangunan proyek karena hal ini merupakan suatu cara
untuk memecahkan/mengatasi masalah pokok yang akan terjadi pada saat
pelaksanaan semua kegiatan proyek, sumber kegiatan proyek, sumber–sumber
serta waktu untuk proyek tersebut. Untuk memperoleh perencanaan konstruksi
yang tepat dan kalkulasi biasa yang cukup teliti, perlu dilakukan kegiatan–
kegiatan tersebut mempelajari secara mendalam secara mendalam semua gambar–
gambar yang tertera didalam kontrak. Agar dengan demikian dikuasai dengan
betul–betul sifat dan persaratan serta detail dari pekerjaan tersebut.

2.1.4 Konsep dasar metode konstruksi

Prinsip–prinsip dasar metode pelaksanaan konstruksi dalam hal ini


menfokuskan pada sasaran manajemen proyek progres dan penyelesain proyek
agar sesuai dengan anggaran dan target waktu pelaksanaan, pelaksanaan yang
efisien beserta peningkatan kualitas tenaga kerja dan keadaan pekerjaan yang
aman dan memuaskan, penanganan hubungan kerja sedemikian rupa sehingga
tercipta suasana motivasi juga tercipta organisasi secara team.

2.1.5 Lingkup kegiatan proses konstruksi

Dalam pelaksanaan pekerjaan Peningkatan dan pengaspalan jalan Desa


Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan uraian pekerjaan terdiri dari pekerjaan
mobilisasi, drainase, tanah, perkerasan berbutir, perkerasan aspal dan struktur.

2.1.6 Tahapan Kegiatan Proses Konstruksi

Proses terwujudnya suatu konstruksi dilakukan secara bertahap, yang


terdiridari:

1. Tahap Pertama: Preliminary Engineering, dilakukan oleh pemilik/badan badan


atau lembaga profesional
2. Tahap Kedua: Detail Engineering Design, dilaksanakan oleh pihak
perencanaan teknik (konsultan)

5
3. Tahap Ketiga: Construction, dilaksanakan oleh pihak pelaksana fisik
(kontraktor) dan diawasi oleh pihak pengawas teknik (direksi teknik/konsultan)

2.1.7 Landasan dalam perencanaan

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan


penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk
dan memperkokoh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan
keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan
sasaran pembangunan nasional. Landasan dalam perencanaan jalan sebagai
berikut:

1. Jalan Lingkungan

Jalan lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan


lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Klasifikasi jalan menurut PP nomor 34 Tahun 2006 adalah :

a. Didesain paling rendah dengan kecepatan 15 km/jam;

b. Lebar badan jalan paling sedikit 6,5 meter;

c. Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan

d. bermotor beroda tiga atau lebih harus memiliki lebar badan jalan paling sedikit
3,5 meter.

2. Jalan Lingkungan Sekunder

(PP No.34 Tahun 2006) Jalan ini menghubungkan antar persil dalam kawasan
perkotaan. Adapun persyaratan teknisnya, sebagai berikut:

a) Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 10 km/jam, diperuntukkan bagi


kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih;

b) Lebar badan jalan tidak kurang dari 6,5 meter;

6
c) Jalan yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih
harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 meter.

2.1.8 Konsep perencanaan jalan

Prinsip – prinsip dasar Metode Pelaksanaan Konstruksi dalam hal ini


menfokuskan pada sasaran Manajemen Proyek progres dan penyelesain proyek
agar sesuai dengan anggaran dan target waktu pelaksanaan, pelaksanaan yang
efisien beserta peningkatan kualitas tenaga kerja dan keadaan pekerjaan yang
aman dan memuaskan, penanganan hubungan kerja sedemikian rupa sehingga
tercipta suasana motivasi juga tercipta organisasi secara team.

2.2 Tinjauan pustaka

Berikut adalah tinjauan pustaka:

1. Kegiatan pekerjaan Peningkatan Jalan Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin


Selatan
2. Pemerintah Kabupaten Batola
3. Dinas Pekerjaan Umum Kegiatan
4. Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
5. Departemen Pekerjaan Umum, 2005 . Pedoman sederhana Pembangunan
Prasarana Jalan dan Jembatan Balitbang Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta.

2.2.1. Jalan

Menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah


prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang di peruntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem
jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan
jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan
semua wilayah di tingkat nasional,

7
2.2.2. Fungsi jalan

Dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-


pusat kegiatan, dan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan
jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan. Yang mana pengelompokkan dan peranannya adalah
sebagai berikut :

1. Jalan arteri, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah
jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri dibagi menjadi jalan
arteri primer dan arteri sekunder. Jalan ini menghubungkan kota jenjang kesatu
terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota
jenjang kedua.
2. Jalan kolektor, adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan ini terdiri dari jalan
kolektor primer dan jalan kolektor sekunder. Jalan ini menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau kota jenjang kedua dengan kota
jenjang ketiga.
3. Jalan lokal, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan persil atau kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang
dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah dengan kota
jenjang ketiga sampai persil. Jalan lokal dapat dibagi menjadi jalan lokal
primer dan jalan lokal sekunder.
4. Jalan lingkungan, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-
rata rendah. Jalan lingkungan meliputi jalan lingkungan primer dan jalan
lingkungan sekunder. Jalan lingkungan primer merupakan jalan lingkungan
dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti di kawasan perdesaan di
wilayah kabupaten, sedangkan jalan lingkungan sekunder merupakan jalan

8
lingkungan dalam skala perkotaan seperti di lingkungan perumahan,
perdagangan, dan pariwisata di kawasan perkotaan.

2.2.3. Spesifikasi jalan

Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan


dikelompokkan sebagai berikut :

1. Jalan bebas hambatan (freeway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus
yang memberikan pelayanan menerus/tidak terputus dengan pengendalian jalan
masuk secara penuh, dan tanpa adanya persimpangan sebidang, serta
dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap
arah dan dilengkapi dengan median;
2. Jalan raya (highway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median,
paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah;
3. Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2
(dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter;
4. Jalan kecil (street) adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat,
paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5
(lima setengah) meter.

2.2.4. Manfaat pembangunan jalan

Terdapat beberapa manfaat pembangunan jalan yaitu :

1. Manfaat lingkungan

Manfaat lingkungan meliputi hal-hal berikut :


a. Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
b. Memperbaiki kualitas udara
c. Memperbaiki kualitas air

2. Manfaat ekonomi

Manfaat ekonomi meliputi hal-hal berikut :

9
a. Memperlancar arus distribusi barang
b. Memperlancar kegiatan ekonomi antar pulau
c. Aktivitas manusia dari satu daerah ke daerah lain dapat berjalan dengan
lebih cepat
d. Memicu pemerataan pembangunan

3. Manfaat sosial

Manfaat sosial meliputi hal-hal berikut :

a. Pengangkutan menciptakan kesatuan yang semakin kuat serta meniadakan


isolasi.

b. Pengangkutan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat


dikembangkan atau diperluas dengan merata pada setiap bagian wilayah
suatu negara.

c. Keamanan negara terhadap serangan dari luar negeri yang tidak dikehendaki
mungkin sekali tergantung pada pengangkutan yang efisien yang
memudahkan mobilitas segala daya (kemampuan dan ketahanan) nasional,
serta serta memungkinkan perpindahanpasukan-pasukan perang selama
masa perang.

d. Sistem pengangkutan yang mungkin efisien memungkinkan negara


memindahkan dan pengangkut penduduk dari daerah yang mengalami
bencana ke tempat yang lebih aman.

2.2.5. Pemeliharaan jalan

Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Pasal 30


mengamanatkan bahwa penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan,
perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat
pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan, yaitu :

1. Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)


2. Kegiatannya meliputi perbaikan kerusakan kecil, penambalan lubang,
pemburasan, perbaikan kerusakan tepi perkerasan, perawatan trotoar, saluran
samping dan drainase bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan dan
perawatan bahu jalan.

10
3. Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)
4. Kegiatannya meliputi perbaikan, levelling, resealing maupun overlay
(pelapisan ulang) pada jalan beraspal atau regrooving (pengaluran/pengkasaran
permukaan) maupun overlay pada jalan beton semen.
5. Rehabilitasi (Urgent Maintenance)
6. Kegiatannya meliputi semua kegiatan pengembalian kondisi jalan ke kondisi
semula yang harus dilakukan secepatnya agar lalu lintas tetap berjalan dengan
lancar.

2.2.6. Lingkup pemeliharaan jalan

Rencana penanganan pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


97 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan, dimulai
dengan penetapan ruas jalan berdasarkan kondisi jalan dengan kriteria penanganan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabillitasi, atau rekonstruksi
meliputi:

1. Ruas jalan baru atau ruas jalan yang telah ditingkatkan kondisinya melalui
program peningkatan jalan dan berumur kurang dari 5 tahun
2. Ruas jalan yang telah dilapis ulang (overlay) melalui kegiatan pemeliharaan
berkala dan berumur kurang dari 5 tahun
3. Ruas jalan yang berada dalam kondisi baik dan sedang
4. Ruas jalan yang sesuai umur rencana pada interval waktu tertentu sudah
waktunya untuk dikembalikan ke kondisi pelayanan tertentu dengan cara
dilapis ulang
5. Ruas jalan dengan tingkat kekesatan jalan (skid resistance) tidak memenuhi
syarat, harus dilapis ulang guna menjamin keamanan dan keselamatan
pengguna jalan
6. Ruas jalan yang semula ditangani melalui program pemeliharaan rutin namun
karena suatu sebab mengalami kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam
desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat
tertentu dari suatu ruas dengan kondisi rusak ringan
2.3 Inventarisasi data-data

11
Bahan-bahan tersebut harus didatangkan dalan keadaan baru sama
sekali,kecuali ditentukan lain dalam persyaratan kontrak seperti dalam tablel 2.1
berikut :

Tabel 2.1 Daftar perlengkapan pekerjaan proyek

No Bahan Alat
1. Pasir pasang (sedang) Asphalt mixing plant
2. Pasir beton (kasar) Asphalt finisher
3. Pasir halus (untuk hrs) Asphalt sprayer
4. Pasir urug (ada unsur) Buludozer 100-150 hp
5. Batu kali Compressor 4000 00 ljm
6. Agregat pecah kasar Concrete mixer 0.3-06 m3
7. Agg halus lp a Crane 10-15 ton
8. Agregat lolos 1 Dump truck 3-4 m3
9. Lolos screen1 ukuran (0 - 5) Dump truck
10. Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5) Excavator 80-140 hp
11. Lolos screen2 uxuran (5 - 95) Flat bed truck 34 m3
12. Lolos screen2 ukuran (95- 190) Generator set
13. Filler Motor Grader >100 hp
14. Batu belah/ kerakal Track loader 75-100 hp
15. Gravel Wheel loader l0-l6 m3
16. Bahan tanah timbunan Three wheel roller 6-8t
17. Bahan pilihan Tandem rouer 6-8 t
18. Aspal Tire roller 8-10 t.
19. Kerosen minyak tanah Vibratory rouler 5-8 t
20. Mtn/pc (50kg) Concrete vibrator
21. Semen pc (kg) Stone crusher
22. Besi beton Water pump 70-100 mm
23. Kawat beton Water tanker
24. Kawat bronjong Pedestrian roller
25. Sirtu Tamper
26. Cat marka (non therhoplas) Jack hammer
27. Cat marka (thermoplastc) Fulvi mixer
28. Paku Concrete pump
29. Kayu perancah Trailer 20 ton
30. Bensin
31. Solar Crane on track 35 ton
32. Minyak pelumas/olie Welding set
33. Plastik filter Bore pile machine
34. Galvanis dia. 1.5" Asphalt liquid mixer
35. Pipa porus Trailler 15 ton
36. Agr.base kelas a Rock drill breaker
37. Agr.base kelas b Cold miliing
38. Agr.base kelas c Cold recycler

12
39. Agr.base kelas c2 Hot recycler
40. Geotextile Agregat (chip) spreader
41. Aspal emulsi Asphalt distributon
42. Gebalan rumput Split form paver
43. Thinner Concrete pan mixer
44. Glass bead Concrete breaker
45. Pat rambu (eng. Grade) Asphalt tanker
46. Pelat rambu (high l grade) Cement tanker
47. Rel pengaman Concrete mixer (350)
48. Beton k-250 Vibrating rammer
49. Baja tulangan (polos) u24 Truk mixer
50. Baja tulangan (ulr) d32 Bore pil machine dia 60
51. Kapur Crane on track 75 - 100ton
52. Chipping Blending liquid equipment
53. Chipping (kg) Asphalt liquid mixer
54. Cat
55. Pemantul cahaya (reflector)
56. Pasir urug
57. Arbocell
58. Baja bergelombang
59. Beton k-125
60. Baja struktur
61. Tiang pancang baja
62. Tiang pancang beton pratekan
63. Kawat las
64. Pipa baja
65. Minyak fluks
66. Bunker oil
67. Asbuton halus
68. Baja prategang
69. Baja tulangan (polos) u32
70. Baja tulangan (uur) d39
71. Baja tulangan (ulr) d48
72. Pci girder ll7m
73. Pci girder l2im
74. Pci girder l 26m
75. Pci girder l-32m
76. Pci girder l36m
77. Pci girder laim
78. Beton k-300
79. Beton k-175
80. Ceruccuk
81. Elastomer
82. Bahan pengawet kreosot
83. Mata kucing
84. Anchorage

13
85. Anti strpping agent
86. Bahan modifikasi
87. Beton k-500
88. Beton k-400)
89. Ducting (kabel pre
90. Ducting strando
91. Beton k-350)
92. Multipleks 9 mm
93. Elastomer jenis 1
94. Elastomer jenis 2
95. Elastomer jenis 3
96. Expansion tipe jont asphaltic plug
97. Expansion join tpe rubber
98. Expansion join baja siku
99. Marmer
100. Keru type a
101. Paving block

2.4 Kompilasi data-data

Kompilasi data adalah suatu proses pengumpulan data untuk diseleksi,


ditabulasi dan dikelompokkan secara sistematis sesuai dengan kebutuhan data
yang diperlukan. Terdapat pada tabel 2. 2 berikut :

Tabel 2. 2 Kompilasi data

No Keterangan Satuan

1. Pasir pasang (sedang) M3

2. Pasir beton (kasar) M3

3. Pasir halus (untuk hrs) M3

4. Pasir urug (ada unsur) M3

5. Batu kali M3

6. Agregat pecah kasar M3

7. Agg halus lp a M3

8. Agregat lolos 1 M3

9. Lolos screen1 ukuran (0 - 5) M3

10. Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5) M3

14
11. Lolos screen2 uxuran (5 - 95) M3

12. Lolos screen2 ukuran (95- 190) M3

13. Filler KG

14. Batu belah/ kerakal M3

15. Gravel M3

16. Bahan tanah timbunan M3

17. Bahan pilihan M3

18. Aspal KG

19. Kerosen minyak tanah LITER

20. Mtn/pc (50kg) SAK

21. Semen pc (kg) KG

22. Besi beton KG

23. Kawat beton KG

24. Kawat bronjong KG

25. Sirtu KG

26. Cat marka (non therhoplas) KG

27. Cat marka (thermoplastc) KG

28. Paku KG

29. Kayu perancah M3

30. Bensin LITER

31. Solar LITER

32. Minyak pelumas/olie LITER

33. Plastik filter M2

34. Galvanis dia. 1.5" BATANG

35. Pipa porus M

36. Agr.base kelas a M3

37. Agr.base kelas b M3

38. Agr.base kelas c M3

15
39. Agr.base kelas c2 M3

40. Geotextile M3

41. Aspal emulsi KG

42. Gebalan rumput M2

43. Thinner LITER

44. Glass bead KG

45. Pat rambu (eng. Grade) BH

46. Pelat rambu (high l grade) BH

47. Rel pengaman M

48. Beton k-250 M3

49. Baja tulangan (polos) u24 KG

50. Baja tulangan (ulr) d32 KG

51. Kapur M3

52. Chipping M3

53. Chipping (kg) KG

54. Cat KG

55. Pemantul cahaya (reflector) BH

56. Pasir urug M3

57. Arbocell KG

58. Baja bergelombang KG

59. Beton k-125 M3

60. Baja struktur KG

61. Tiang pancang baja M

62. Tiang pancang beton pratekan M3

63. Kawat las DOS

64. Pipa baja KG

65. Minyak fluks LITER

66. Bunker oil LITER

16
67. Asbuton halus TON

68. Baja prategang KG

69. Baja tulangan (polos) u32 KG

70. Baja tulangan (uur) d39 KG

71. Baja tulangan (ulr) d48 KG

72. Pci girder L=7m BH

73. Pci girder L=21m BH

74. Pci girder L=26m BH

75. Pci girder L=32m BH

76. Pci girder L=36m BH

77. Pci girder l=41m BH

78. Beton k-300 M3

79. Beton k-175 M3

80. Ceruccuk M

81. Elastomer BH

82. Bahan pengawet kreosot LITER

83. Mata kucing BH

84. Anchorage BH

85. Anti strpping agent KG

86. Bahan modifikasi KG

87. Beton k-500 M3

88. Beton k-400) M3

89. Ducting (kabel pre M

90. Ducting strando M

91. Beton k-350) M3

92. Multipleks 9 mm LBR

93. Elastomer jenis 1 BH

94. Elastomer jenis 2 BH

17
95. Elastomer jenis 3 BH

96. Expansion tipe joint asphaltic M


plug

97. Expansion join tpe rubber M

98. Expansion join baja siku M

99. Marmer BH

100. Keru type a BH

101. Paving block BH

2.5 Lingkup dan uraian pekerjaan

2.5.1 Lingkup pekerjaan

Keterangan Umum meliputi :

1. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud oleh RKS (Rencana
Kerja Spesifikasi) ini adalah dengan gambar-gambar pelaksana.

2. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam rencana kerja
spesifikasi, gambar-gambar perencanaan, berita acara rapat penjelasan
pékerjaan sesuai dengan agenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

2.5.2 Uraian pekerjaan

Uraian pekerjaan dari proyek ini meliputi :


1. Pekerjaan persiapan.
2. Pekerjaan tanah.
3. Pekerasan berbutir.
4. Pekerjaan aspal.

2.6 Spesifikasi pekerjaan

2.6.1 Pengertian umum

18
Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan uraian
pekerjaan dengan menjawab pertanyaan tentang ciri, karakteristik, pendidikan,
pengalaman, dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan persyaratan orang yang
akan direkrut dan menjadi dasar untuk melaksanakan seleksi. Spesifikasi
pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima
agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten.

Pada umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas


dan kualitas devinitif yang dibutuhkan dari pemangku jabatan itu. Spesifikasi
pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai hal-hal berikut:

1. Tingkat pendidikan pekerja.


2. Jenis kelamin pekerja.
3. Keadaan fisik pekerja.
4. Pengetahuan dan kecakapan pekerja.
5. Batas umur pekerja.
6. Nikah atau belum.
7. Minat pekerja.
8. Emosi dan temperamen pekerja.
9. Pengalaman pekerja.

Spesifikasi pekerjaan bagi setiap perusahaan tidak sama karena spesifikasi ini
pada dasarnya disusun dari uraian pekerjaan sedang uraian pekerjaan perusahaan
tidak sama, misalnya ada perusahaan yang membutuhkan tinggi badan, pakai kaca
mata atau tidak, serta cantik atau tidak

2.6.2 Evaluasi Penawaran Lelang Pekerjaan

Pada tanggal Empat bulan Setember tahun Dua Ribu Tujuh Belas
(04/09/2017) bertempat di ruang rapat bagian layanan Pengadaan Kabupaten
Tapin diadakan rapat hasil. Pelelangan pengadaan untuk pekerjaan pada tabel 2.3
berikut:

Tabel 2.3 Pelelangan pengadaan untuk pekerjaan

Kode lelang 2014177


Nama Pekerjaan Peningkatan dan Pengaspalan Jalan Desa Harapan Masa
Kecamatan Tapin Selatan

19
Lokasi Kabupaten Tapin
Sumber Dana APBD
Tahun Anggaran 2017

1. Metode Pelelangan dengan menggunakan metode Pemilihan langsung


Pascakualifikasi secara E-Tendering dengan aplikasi SPSE (System Pengadaan
Secara Elektronik) melalui LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)
Kabupaten Tapin.
2. Metode penyampaian dokumen penawaran dengan metode Satu Sampul.
3. Metode Evaluasi yang dilakukan dengan Sistem Gugur.
4. Jenis Kontrak yang digunakan adalah gabungan Kontrak lump sum dan Harga
Satuan.

Acara penjelasan lelang tertuang pada Berita Acara Penjelasan NOMOR :


01.32/PL.2-BM/PU/IX/2017.

Setelah pembukaan dokumen penawaran dilakukan koreksi aritmatik terhadap


harga penawaran peserta, dengan ketentuan yaitu:

1. volume atau jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
2. Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah
3. Jenis pékerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah ternasuk dalam
harga satuan pekerja yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga
tetap dibiarkan kosong
4. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumenpengadaan
dan harga satuan pekerjaan di dianggap nol
5. Hasil koreksi aritmatik pada bagian harga satuan dapat mengubah nilai total
harga penawaran sehinga urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah dari urutan peringkat semula.

2.7 Pemilihan dan penggunaan tekologi

20
Pemilihan teknologi berdampak pada semua keputusan di dalam operasi dan
atas semua fungsi usaha. Misalnya, pemilihan pekerjaan yang tidak perlu
ditentukan oleh teknologi. Konsep sistem sosial teknik memungkinkan pekerjaan
dan teknologi harus dipilih secara simultan untuk mencapai optimisasi yang ada.

Pada pelaksanaan pekerjaan peningkatan jalan dalam kota ini peralatan –


peralatan yang harus dipergunakan baik itu peralatan minimal diantaranya :

1. Asphalt Mixing Plant (AMP)


2. Asphalt Finisher
3. Asphalt Sprayer
4. Compressor
5. Dump Truck
6. Excavator
7. Motor Grader
8. Wheel Loader
9. Tandem Roller
10. Tire Roller
11. Stone Crusher
12. Water Tank Truck
13. Vibro Roller
14. Generator Set

2.8 Penetapan metode konstruksi

Berikut adalah metode konstruksi pada pekerjaan proyek :

1. Pekerjaan persiapan

a. Sebelum pekerjaan persiapan dilaksanakan terlebih dahulu penyedia jasa


dan direksi akan menghubungi kepala desa/camat/koramil/instansi terkait
untuk menjelaskan rencana pekerjaan (sosialisasi) agar dapat mendukung
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
b. Penyediaan direksi keet dibuat didekat lokasi pekerjaan agar mudah untuk
memonitor dan mengendalikan proyek secara teratur dan gudang material

21
didekat lokasi pekerjaan untuk memudahkan penggunaan material sesuai
schedule dan tidak menimbulkan hambatan yang berarti.
c. Pekerjaan foto 0 % dilaksanakan dengan mengambil gambar excisting
lapangan sebelum pekerjaan dimulai, pengambilan gambar dilakukan pada 3
(tiga) arah untuk 1 (satu) titik pengambilan.
d. Menentukan elevasi rencana bangunan dan volume pekerjaan yang akan
dikerjakan. Setelah selesai pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan
mutual cek awal (mc.0) sebagai titik awal dari pelaksanaan pekerjaan.Dari
mc.0 tersebut diterbitkan amandemen yang di aproval owner.
e. Pendatangan alat-alat kerja waktunya disesuaikan dengan kondisi dan
situasi kesiapan lapangan, jadi pendatangan alat secara bertahap
menyesuaikan kebutuhan peralatan dilapangan.

Alat-alat yang didatangkan meliputi :

1. Asphalt Mixing Plant (AMP)


2. Asphalt finisher
3. Asphalt sprayer
4. Compressor
5. Dump truck
6. Excavator
7. Motor grader
8. Wheel loader
9. Tandem roller
10. Tire roller
11. Stone crusher
12. Water tank truck
13. Vibro roller
14. Generator set

2. Pekerjaan tanah

a. Galian struktur dengan kedalaman 0 - 2 m


1) sebelum dilakukan penggalian maka dilaksanakan pengukuran terlebih
dahulu untuk menentukan elevasi dan kemiringan dari galian.

22
2) memasang patok-patok untuk menentukan kedalaman dan luas dari
galian.
3) penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator.
4) bahan hasil galian ditimbun ke disposal area sesuai petunjuk dari direksi.

b. Galian struktur dengan kedalaman 2- 6 m


Bahan hasil galian ditimbun ke disporal area sesuai petunjuk dari direksi .
Peralatan yang digunakan adalah secara mekanis yaitu menggunakan alat
excavator dan buangan tanahnya diangkut menggunakan dump truck.
Didalam pelaksanaan galian yang bagian untuk menggali dan bagian yang
membuang hasil galian dan dibuang disekitar pekerjaan.
c. Timbunan pilihan

1) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui.
2) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini harus dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan
pilihan di atas tanah rawa.
3) Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping
layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di
daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit
dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan
lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor
yang kritis.
4) Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi
daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat

23
direksi pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang
diatur dalam spesifikasi ini.
d. Peralatan :
1) dump truck
2) vibratory roller
3) water tanker
4) alat bantu

3. Pekerjaan berbutir

a. Lapis pondasi agregat kelas b


Penghamparan lapis pondasi agregat klas b dilakukan setelah membersihkan
area dari bahan-bahan yang tidak terpakai. Melakukan setting pengukuran
untuk menentukan elevasi dari timbunan yang akan dihampar. Memasang
patok-patok profil untuk memberi batasan dari timbunan. Setelah dihampar
kemudian dibentuk dengan menggunakan manual dengan menggunakan alat
bantu kemudian dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibratory
roller. Apabila kondisi agregat kering, maka perlu diadakan penyiraman agar
tercapai kadar air optimum.

Berikut adalah foto dari pekerjaan berbutir pada gambar 2.1, 2.2 dan 2.3
dibawah ini:

Gambar 2.1 Penghamparan agregat kelas b

24
Gambar 2.2 Penghamparan agregat kelas b

Gambar 2.3 Pemadatan agregat kelas b

25
b. Lapis pondasi agregat kelas a

Penghamparan lapis pondasi agregat klas a dilakukan setelah lapis pondasi


agregat b terpasang. Melakukan setting pengukuran untuk menentukan
elevasi dari timbunan yang akan dihampar. Memasang patok-patok profil
untuk memberi batasan dari timbunan. Setelah dihampar kemudian dibentuk
dengan menggunakan manual dengan menggunakan alat bantu kemudian
dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibratory roller. Apabila kondisi
agregat kering, maka perlu diadakan penyiraman agar tercapai kadar air
optimum.

Berikut adalah foto dari pekerjaan berbutir pada gambar 2.4 dan 2.5 dibawah
ini:

Gambar 2.4 Pemadatan agregat kelas a

Gambar 2.5 Visualisasi pekerjaan pondasi a

26
Peralatan :

1. Dump truck
2. Vibratory roller
3. Tandem roller
4. Water tanker
5. Asphalt cutter
6. Jack hammer
7. Alat bantu

4. Perkerasan aspal

a. Lapis resap pengikat

Sebelum penghamparan permukaan lpa dibesihkan dari kotoran dan debu


dengan menggunakan compressor dan dalam keadaan kering, kemudian
disiram dengan prime coat dengan asphalt sprayer secara merata dengan
ketebalan 0,4l/m2.

Berikut adalah foto dari perkerasan aspal pada gambar 2.6 dibawah ini:

ASPHALT SPRAYER

Gambar 2.6 Visualisasi pekerjaan lapis resap pengikat


b. Pekerjaan lapisan HRS (Hot Rolled Sheet)

Untuk pelapisan hrs-base terlebih dahulu permukaan LPA (Lapisan Pondasi


Atas) dibersihkan dulu dari kotoran dan debu dengan mengunakan
compressor, sapu lidi dll. Kemudian disemprotkan lapis perekat
dipermukaan lpa yang sudah bersih, penyemprotan menggunakan alat
asphalt sprayer.

27
Selanjutnya material hrs-base diangkut kelapangan menggunakan dump
truck dan kemudian di tuang ke dalam asphalt finisher untuk menghampar
hrs-base dengan ketebalan sesuai bestek kerja.

Berikut adalah foto dari pekerjaan berbutir pada gambar 2.7 dan 2.8 dibawah
ini:

Gambar 2.7 Pekerjaan lapis resap pengikat


Setelah campuran aspal dihampar dan diratakan dengan alat bantu kemudian
dilakukan penggilasan awal dengan menggunakan tandem roller dan setiap
titik perkerasan digilas, kemudian penggilasan terakhir dilakukan dengan
menggunakan tandem roller kembali. Seperti gambar 2.8 berikut:

PNEUMATIC TIRED ROLLER


ASPHALT FINISHER TANDEM
DUMP TRUCK
ROLLER

Gambar 2.8 Visualisasi pekerjaan lapis resap pengikat

28
Berikut adalah foto 0% dan 100% pada gambar 2.9 dan 2.10 dibawah ini:

Gambar 2.9 Foto 0%

Gambar 2. 10 Foto 100%

29
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang metode
pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jalan Desa Harapan Masa:

1. Dilihat dari segi Metode Pelaksanaan Konstruksinya sudah cukup baik, baik itu
penggunaan peralatannya dan pemakaian material konstruksi.
2. Pelaksanaan peningkatan jalan ini sangat bemanfaat bagi masyarakat.
3. Pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan sudah berjalan dengan baik , namun
perlu ditingkatkan lagi pengawasnya.

3.2. Saran–saran
Saran untuk uraian dari laporan akhir tugas besar ini adalah:
1. Pengawasan dari pihak direksi perlu ditingkatkan sehingga kwalitas pekerjaan
benar – benar dipertanggungjawabkan
2. Pengawasan terhadap Suhu Aspal pada saat akan dihampar wajib diperhatikan

30
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Agus Iqbal Manu, Dipl. H. Eng. MIHT (1996), Pelaksanaan Konstruksi Jalan
Raya. Penerbit Departemen Pekerjaan Umum

Ir. Djoko Untung Soedarsono. (1979), Konstruksi Jalan Raya. Penerbit Dinas
Pekerjaan Umum

Ir. Suprapto TM, M.Sc (2000), Edisi Kedua. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Biro
Penerbit Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada

Ir. Suprapto TM, M.Sc (2000), Edisi Ketiga. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Biro
Penerbit Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada

31
LAMPIRAN

Gambar L. 1

Gambar L. 2

32
Gambar L. 3

Gambar L. 4

33
Gambar L. 5

Gambar L.6

34
Gambar L. 7

Gambar L.8

35
Gambar L. 9

Gambar L. 10

36
Gambar L. 11

Gambar L. 12

37
Gambar L. 13

Gambar L.14

38
Gambar L. 15

Gambar L.16

39
Gambar L. 17

Gambar L.18

40
Gambar L.19

Gambar L.20

41
Gambar L. 21

Gambar L. 22

42

Anda mungkin juga menyukai