Anda di halaman 1dari 5

PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH

I. Tujuan

Mampu menganalisa awal dan akhir minyak goring bekas (jelantah)


Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan (jelantah) dengan berbagai adsorben

II. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

- Kertas saring

- Spatula

- Hot plate

- Gelas kimia 500 ml

- Pipet ukur 25 ml

- Kaca Arloji

- Termometer

- Magnetic stirrer

- Erlenmeyer

Bahan yang digunakan:

- Minyak goreng bekas

- Arang/karbon aktif

- KOH

- Asam Palmintat

- Tymol blue

- Aquades

- NaOH
III. Dasar Teori

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam


pengolahan bahan makanan. Setelah digunakan minyak goreng akan mengalami
perubahan sifat yang menyebabkan minyak goreng tersebut tidak layak lagi
digunakan. Agar minyak goreng tersebut dapat dimanfaatkan lagi maka perlu
dilakukan pengolahan sekunder dengan metode adsorpsi.

Praktikum yang dilakukan ini mencoba meningkatkan kualitas minyak goreng


bekas dengan adsorben karbon aktif. Minyak goreng bekas dipanaskan pada suhu
60oC kemudian dicampurkan dengan karbon aktif dengan berbagai variasi berat
yaitu 2, 3, 4 gram dan waktu pengadukan selama 30 menit.

Adsorpsi

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah
suatu proses yang terjadi ketika fluida terikatpada suatu padatan dan akhirnya
membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaann padatan tersebut. Berbeda
dengan adsopsi dimanafluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu
larutan.

Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada


lapisan permukaan atau antar fasa. Dimana molekul dan suatu materi terkumpul
pada bahan pengadsorps.

Advorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisika yang di sebabkan
oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadnya kendensasi gas untuk membentuk
cairan) yang ada pada permukaan adsorben dan adsorpsi kimia yang terjadi reaksi
antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi
tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu.

Faktor yang mempengaruhi adsorpsi:

1. Kecepatan pengadukan
Berpengaruh pada kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan yang
dihasilakan, jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan lambat
pula, namun bial pengadukan terlalu cepat aka nada kemungkinan struktur
adsorban mengalami kerusakan

2. Luas permukaan

Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang bisa
teradsorpsi

3. Temperatur

Naik turunnya tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh temperatur. Pemanasan


adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka dan menyebabkan
daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu tinggi juga dapat
membuat struktur adsorben rusak.

4. pH

Tingkat keasaman juga berpengaruh, adsorbat yang bersifat asam atau


asam organic lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbs basa
organic efektif pada pH tinggi.

5. Jenis dan Karakteristik adsorban

Jenis adsorban yang digunakan umumnya dalah karbon aktif. Karbon


aktif adalah suatu bahan pada berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan
yang mengandung karbon dan dilakukan aktivitas dengan menggunakan gas
CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan
demikian daya adsorpsinya lebih tinggi.

Karbon Aktif dan Pembuatannya


Karbon aktif berbentuk Kristal berukuran mikro, karbon non grafit yang pori-
porinya telah mengalami pengembangan sehingga kemampuan menyerap fluida
yang dimiliknya meningkat. Karbon aktif dapat di buat dari semua bahan yang
mengandung karbon dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori.
Bahan-bahan tersebut antara lain, kayu, batubara muda, tulang, termpurung kelapa,
tandan kelapa sawit, kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekam padi dan lainnya,
pembuatan meliputi proses karbonisasi pada suhu tinggi dan proses aktivasi yang
dapat meningkatkan porositas karbon aktif.

IV. Prosedur Kerja

1. Penjernihan Minyak Goreng Bekas

- Memasukkan 50 ml minyak kedalam 3 gelas kimia

- Menambahkan karbon aktif dengan berbagai variasi kedalam masing-


masing sampel minyak jelantah 50 ml yang telah disiapkan

- Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama ±15 menit pemanas
tidak dihidupkan

- Mengendapkan sampel selama 1 jam

- Mengulangi langkah dengan mengganti adsorben berupa bentonite, dengan


variasi berat tetap

2. Penjernihan Minyak Goreng Bekas Secara Kimia

- Memasukkan 50 ml minyak kedalam gelas kimia

- Menambahkan 17 ml alcohol

- Menambahkan 2 ml H2SO4

- Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama ±15 menit, pemanas
tidak dihidupkan

- Mengendapkan sampel selama 1 jam

- Mengulangi langkah dengan variasi volume alcohol dan H2SO4

3. Penentuan ALB

- Sebanyak 5 ml minyak goring bekas ditempatkan pada Erlenmeyer

- Tymol blue ditambahkan sebanyak 3 tetes

- Melakukan titrasi dengan KOH sampai terjadi perubahan warna menjadi


putih kebiru-biruan

- Melakukan perhitungan penentuan kadar ALB

- Mengulangi langkah untuk masing-masing sampel


V. TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan ALB dan Angka Penyabunan !


2. Apa yang membuat minyak jelantah berbau tengik
3. Jelaskan proses adsorbs dengan menggunakan adsorber
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses penjernihan minyak jelantah ?

Jawab :

1. Asam lemak bebas adalah suatu asam yang dibebaskan pada proses
hidrolisis lemak oleh enzim. Angka penyabunan adalah jumlah milligram
KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak/minyak.

2. Bau yang dihasilkan menunjukkan minyak tersebut telah rusak, hal ini
dikarenakan asam lemak trans dan hasil peroksida pada minyak jelantah
terbentuk akibat pemanasan suhu tinggi yang berulang-ulang.

3. Proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada
suatu padatan atau cairan yang akhirnya membentuk suatu lapisan tipis pada
permukaannya.

4. Luas permukaan adsorben, suhu, pH, jenis, kecepatan pengadukan, dan


karakteristik adsorben.

Anda mungkin juga menyukai