Lap Alb
Lap Alb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh
di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan
kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah.
Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan
pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan,
pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Seperti yang
disebutkan pada UUD 1945 pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “Setiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dan atas dasar pasal
tersebut dikeluarkanlah UU No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja, yaitu
pasal 9 : “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan kesehatan,
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama”.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja
dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-
undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
1
2
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Tempat kerja dalam UU No. 1 Tahun 1970 merupakan tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya terhadap
pekerja. Yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja
tersebut.
Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya
dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu
kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu
tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan,
baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
3
4
Jaminan kematian
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan
sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan Jaminan
Kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya
pemakaman maupun santunan berupa uang.
4
5
penerimaan penghasilan yangdibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga
kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan tertentu.
2. Dalam Pasal 27 (2) UUD 1945 berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Pasal ini berbicara tentang perlindungan dan hak Warga negara Indonesia dalam hal
pekerjaan dan keseluruhan penunjang kehidupan, dengan ukuran kriterianya adalah
layak bagi kemanusiaan.
Menimbang :
1. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;
2. bahwa setiap orang tainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
3. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien;
4. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja;
5. bahwa pembinaan nama-noama itu periu diwujudkan dalarn Undang-undang yang,
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan tehnologi.
5
6
3. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
4. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
5. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir kecelakaan
6. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal yg berkaitan dgn permasalahan K3
6
7
7. Safety audit
10. Organisasi K3
Berguna untuk memberikan sosialisasi tentang K3.
7
8
3. secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh
Direktur. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan
peraturan perundangan.
1. Ketentuan Pelanggaran
2. Ketentuan Pelaksanaan
8
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Masalah
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia adalah dengan melaksanakan
aturan kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Pembahasan
Berdasarkan masalah diatas maka kami mecoba memberikan beberapa pembahasan
yang mengarah kepada tujuan pembuatan makalah ini.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Dikarenakan begitu pentingnya peranan pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja
sehingga pemerintah serta dinas terkait membuat peraturan- pertauran ataupun kebijakan
yang dapat dibuat sebagai landasan perusahaan atau instansi yang menyelenggarakan
kegiatan kerja
Contoh Pasal dalam Undang Undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
yang dapat kami jelaskan saat ini adalah pasal 87 yang berisikan
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dan dalam pasal ini dapat kami coba menjelaskan bahwa keselamatan kerja adalah
penting yang harus diperhatikan suatu perusahaan atau instansi dengan melibatakan sistem
manajemen perusahaan atau instansi itu sendiri terkait dengan keselamatan kesehatan kerja
ini seperti perencanaan, pelaksanaan,tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yag
dibutuhkan bagi pengembangan dan pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang erkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman.
Contoh Pasal 9 dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
yang berisikan:
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerja;
9
10
Dari isi pasal ini dapat terlihat bahwa undang undang pun mengaur secara rinci tentang
pentingnya penatalaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan atau instansi yang mengadakan kegiatan kerja dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang telah dibuat standar nya. Kewajiban yang harus dilakukan oleh
penyelenggara kegiatan kerja ini dan ada beberapa sanksi yang dapat diberikan bila tidak
melakukannya yang diatur dalam undang undang di pasal lainnya.
10
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tempat kerja dalam UU No. 1 Tahun 1970 merupakan tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya terhadap
pekerja. Yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja
tersebut.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik
jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. Demi menjadikan
keselamatan kerja tersebut, pemerintah membuat beberapa ketetapan melalui Undang-
Undang Dasar 1945, pasal 5, 20 dan 27, Undang Undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Dikarenakan hal tersebut maka dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah
keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian
utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur
dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian
terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan
keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau
bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi
perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi
kerja).
B. Saran
Besar harapan kami bahwa dari penulisan makalah ini dapat memberikan pemahaman serta
kesadaran semua pihak yang berkaitan agar melaksanakan aturan – aturan K3 dalam
peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja.
11