Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, Perkembangan teknologi

juga terjadi pada bidang otomotif, khususnya pada motor bakar. Motor bakar

merupakan salah satu mesin pembakaran dalam (internal combustion engine)

yaitu mesin yang mengubah energi thermal menjadi energi mekanik, energi itu

sendiri dapat diperoleh dari proses pembakaran. Salah satu alat tansportasi

kendaraan bermesin yang sederhana yang banyak digunakan oleh masyarakat

pada saat ini adalah sepeda motor. Kemampuan sepeda motor dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain: Kualitas bahan bakar, dan sistem pengapian.

Penggunaan bahan bakar yang berkualitas kurang baik, dapat berakibat pada

turunnya performa mesin sepeda

motor. Maka dari itu, pemilihan bahan bakar yang tepat mengacu pada

perbandingan kompresi masing-masing sepeda motor. Semakin tinggi

perbandingan kompresi suatu sepeda motor, maka harus menggunakan bahan

bakar yang berkualitas semakin baik.

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang digerakkan oleh mesin

berbahan bakar bensin. Menurut jenisnya bensin dapat dibedakan menjadi 5 jenis

yaitu premium, pertalite, pertamax, pertamax plus dan pertamax turbo. Perbedaan

kelima jenis bahan bakar ini terdapat pada angka oktannya, dimana kualitas bahan

bakar biasanya ditunjukkan dengan angka oktan tersebut. Mesin sepeda motor

memerlukan jenis bahan bakar yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar

dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal, untuk

1
pemakaian sepeda motor tentunya tidak lepas dari pemakaian jenis bahan bakar

yang digunakanuntuk memperoleh kinerja mesin yang optimal diantaranya daya

dan torsi.

Sistem pengapian merupakan salah satu dari sekian banyak komponen

sepeda motor yang paling sering mengalami perkembangan. Sistem pengapian

pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran bensin dan

udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan yaitu pada akhir

langkah kompresi. Sistem pengapian ini sangat berpengaruh pada daya, torsi dan

konsumsi bahan bakar yang dibangkitkan oleh mesin tersebut. Sistem pengapian

konvensional pada sepeda motor telah mengalami perkembangan yaitu sistem

pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition).

Pengapian yang sangat populer pada saat ini adalah sistem pengapian CDI.

Karena sistem pengapian CDI ini telah mengatasi beberapa kelemahan yang

ditimbulkan oleh sistem pengapian konvensional, sehingga sistem CDI masih

digunakan pada kendaraan khususnya sepeda motor pada saai ini. Sistem

pengapian CDI ini menurut sumber arus yang digunakan dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu CDI-AC dan CDI-DC. Sistem CDI-AC adalah sistem pengapian

elektronik dengan sumber arus listrik berasal dari koil eksitasi. Pada CDI ini

pengapian yang terjadi tidak stabil, karena arus yang digunakan oleh sistem

pengapian ini tergantung oleh putaran mesin. Hal tersebut akan membuat

pengapian yang terjadi pada putaran rendah kurang optimal. Sistem pengapian

CDI-DC adalah sistem pengapian elektronik dengan sumber arus listrik berasal

dari baterai, sehingga pengapian yang terjadi akan stabil dari putaran rendah

sampai putaran tinggi. Tetapi pada sistem pengapian ini, baterai harus selalu terisi

2
karena sumber arus yang digunakan pada sistem ini berasal dari baterai. Pada

sepeda motor produksi saat ini kebanyakan sistem pengapiannya menggunakan

sistem pengapian CDI limiter. CDI limiter adalah CDI yang memiliki batasan

dalam memercikkan bunga api ke dalam ruang bakar pada rpm tertentu dan

percikan bunga api yang dihasilkan pada putaran tinggi relatif kurang stabil. CDI

pada motor bawaan pabrik untuk motor yamaha vixion 150cc ini memiliki limiter

sekitar 10000 rpm sampai 11000 rpm. Sehingga apabila motor dipacu pada rpm

tinggi melebihi dari pada rpm yang telah ditentukan oleh CDI, sehingga motor

akan terasa seperti tersendat-sendat dan performanya menurun. Dengan

kelemahan yang ditimbulkan CDI limiter tersebut kurang disukai oleh para

konsumen yang suka akan kecepatan tinggi. Sedangkan, ada produk CDI

unlimiter adalah CDI yang kerjanya tanpa ada batasan pengapian dan mampu

melayani kerja mesin pada RPM tinggi tergantung dari seberapa kuat mesin

sepeda motor tersebut berputar. Sebenarnya CDI unlimiter juga memilikibatasan

dalam memercikkan api hingga 20.000 rpm. CDI unlimiter juga memiliki

pengapian yang lebih baik dari pada CDI limiter. Sehingga dengan tidak adanya

batasan dalam pengapiannya diharapkan performa mesin akan mencapai performa

yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penggunaan CDI standart dan CDI racing terhadap

motor Yamaha Vixion 150 cc, dengan variasi bahan bakar pemium, pertalite dan

pertamax. Dan kinerja motor?

3
1.3 Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Motor yang digunakan yaitu jenis Yamaha vixion 150 cc.

2. Parameter yang akan diteliti yaitu daya, torsi dan konsumsi bahan bakar.

3. Variasi pengapian dengan menggunakan CDI standar dan CDI racing.

4. Bahan bakar yang digunakan yaitu jenis premium, pertalite dan pertamax.

1.4 Tujuan Penenelitian

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan CDI standart dan

CDI racing terhadap motor Yamaha Vixion 150 cc, dengan variasi bahan

bakar premium, pertalite dan pertamax. Beserta kinerja motornya.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

 Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti.

 Dapat mengidentifikasi suatu masalah.

 Melatih terhadap tanggung jawab.

2 Bagi Kampus

 Untuk refrensi bagi mahasiswa lain.

 Menambah wawasan bagi pembaca.

3 Bagi Masyarakat

 Sebagai rekomendasi pemilihan suatu bahan bakar.

 Menambah wawasan bagi masyarakat.

4
4 Bagi Industri

 Memberikan informasi tentang pengaruh kepuasan pelanggan terhadap

produk yang disediakan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian terdahulu, diharapkan peneliti dapat melihat perbedaan

antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang sudah

dilakukan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat diperhatikan mengenai

kekurangan dan kelebihan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan.

Penelitian pertama adalah dari Imam Murdianto, dengan judul “Perbedaan

Performa Daya, Torsi dan Konsumsi Bahan Bakar Menggunakan Injektor

Standart Dan Ijektor Racing Dengan Bahan Bakar Pertamax Dan pertamax

Plus”. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa Penelitian yang

telah dilakukan pada Yamaha Byson 150 cc dengan menggunakan injektor

standart dan injektor racing berbahan bakar pertamax dan pertamax plus

disimpulkan bahwa :

1. Daya lebih besar didapatkan dengan menggunakan injektor standart berbahan

bakar pertamax plus pada sepeda motor Yamaha Byson 150 cc.

2. Torsi lebih besar didapatkan pada penggunaan injketor standart yang

berbahan bakar pertamax plus sepeda motor Yamaha Byson 150 cc.

3. Konsumsi bahan bakar lebih besar dengan mennggunakan injektor racing

berbahan bakar pertamax plus sepeda motor Yamaha Byson 150 cc.

6
Untuk penelitian kedua adalah dari Rosyid dengan judul “Analisis

Pembakaran Sistem Injeksi Dengan Pembakaran Penggunakan Bahan Bakar

Premium Dan Pertamax Pada Yamaha Vixion”. Dalam penelitian ini peneliti

menyimpulkan bahwa karakteristik unjuk kerja Yamaha Vixion dengan

variasi bahan bakar premium dan pertamax dapat disimpulkan bahwa:

 Torsi maksimum bahan bakar premium adalah 11,89 Nm pada 7885

rpm

 Torsi maksimum bahan bakar pertamax adalah 11,91 Nm pada 7933

rpm

 Daya yang dihasilkan oleh bahan bakar premium 14,36 Hp pada 9330

rpm

 Daya yang dihasilkan oleh bahan bakar pertamax 14,42 Hp pada 9258

rpm

 Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) minimal yang dimiliki motor

pada bahan bakar premium sebesar 0,104 Kg/kW.h pada 10837 rpm.

 Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) minimal yang dimiliki motor

pada bahan bakar premium sebesar 0,103 Kg/kW.h pada 10871 rpm.

Untuk penelitian ketiga adalah dari Ilham Yuli Prasojo dengan judul

”Pengaruh Penggunaan CDI Standar Dan CDI Racing Dengan Variasi Bahan

Bakar Premium 88, Pertamax 92 Dan Pertamax Plus 95 terhadap Daya Dan

7
Torsi Motor Bensin 1 Silinder”. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan

bahwa Penelitian yang telah dilakukan pada Honda Beat 110 cc pada sistem

pengapian CDI standar, CDI racing, busi standar, dan busi iridium yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax, dan pertamax plus dapat

disimpulkan bahwa :

1. Daya yang dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI

racing kurva 2 dan busi standar dengan penggunaan bahan bakar

premium menunjukkan tertinggi dari masing - masing variasi sistem

pengapian sebesar 6,11 kW pada rpm 5000, sedangkan daya yang

dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI racing kurva

1 dan busi iridium dengan penggunaan bahan bakar premium

menunjukkan terendah dari masing-masing variasi sistem pengapian

sebesar 4,40 kW pada Rpm 8000.

2. Torsi yang dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI

racing kurva 2 dan busi standar dengan penggunaan bahan bakar

premium menunjukkan tertinggi dari masing - masing variasi sistem

pengapian sebesar 11,63 Nm pada rpm 5000, sedangkan torsi yang

dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI racing kurva

1 dan busi iridium dengan penggunaan bahan bakar premium

menunjukkan terendah dari masing-masing variasi sistem pengapian

sebesar 5,22 Nm pada rpm 8000.

3. Konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada sistem pengapian yang

menggunakan CDI standar dan busi iridium dengan penggunaan bahan

bakar 72 pertamax menunjukkan tertinggi dari masing - masing variasi

8
sistem pengapian sebesar 0.099 kg/jam pada rpm 8000, sedangkan

konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada sistem pengapian yang

menggunakan CDI racing kurva 2 dan busi standar dengan penggunaan

bahan bakar pertamax menunjukkan terendah dari masing-masing

variasi sistem pengapian sebesar 0.044 kg/jam pada rpm 5000.

2.2 Teori Pendukung Penelitian

 2.2.1 Motor Bakar

Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi

kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekanik pada

poros motor bakar, jadi daya yang berguna akan langsung dimanfaatkan

sebagai penggerak adalah daya pada poros (Raharjo dan Karnowo, 2008:

93).

 2.2.2 Sistem Pengapian

Awal atau permulaan pembakaran sangat diperlukan karena, pada

motor bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya.

Pembakaran campuran bensin dan udara yang dikompresikan terjadi di

dalam ruang bakar (silinder blok) setelah busi memercikkan bunga api,

sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif) hasil

pembakaran, mendorong piston ke posisi TMB (titik mati bawah) menjadi

langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api dengan tepat,

maka diperlukan suatu sistem yang bekerja secara akurat. Sistem

pengapian terdiri dari beberapa komponen, yang bekerja bersama-sama

dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Menurut Haryono (1989:29).

9
 2.2.3 Sistem Pengapian CDI

Sistem pengapian CDI merupakan salah satu jenis dari sistem

Pengapian elektronik. Sistem Pengapian CDI merupakan salah satu sistem

pengapian yangpaling terkenal digunakan pada sepeda motor saat ini.

Sistem pengapian CDI terbukti lebih banyak keunggulan dibanding sistem

pengapian konvensional (menggunakan platina).

Tegangan pengapian yang dikeluarkan oleh sistem pengapian CDI bisa

mencapai kurang lebih 35.000 volt, sehingga dalam waktu proses

pembakaran campuran bahan bakar dapat terbakar lebih sempurna

dibandingkan dengan yang menggunakan sistem pengapian konvensional.

Pada sistem pengapian CDI tidak memerlukan perawatan dan penyetelan

seperti yang menggunakan system pengapian konvensional, karena peran

platina telah digantikan oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser

coil atau pick-up coil (koil pulsa generator) yang dipasang dekat flywheel

generator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser coil menyatu

sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang

dipasang secara terpisah).

 2.2.4 CDI Limiter dan Unlimiter

Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) selain AC dan

DC juga dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. CDI limiter (dibatasi)

Contoh : CDI bawaan pabrik pada saat ini

10
b. CDI unlimiter (tidak dibatasi)

Contoh : CDI BRT Powermax Dualband

1) CDI Limiter

CDI limiter ini merupakan CDI yang diberikan dari bawaan pabrik

yang memproduksi sepeda motor tersebut, salah satunya sepertiyang

digunakan oleh sepeda motor Yamaha Vixion 150 cc . CDI limiter adalah

CDI yang dibatasi pengapianya pada rpm tertentu,biasanya CDI limiter

dibatasi pada putaran kurang lebih 10000 rpm. Apabila saat sepeda motor

melaju kencang dan putaran mesin telah mencapai batasan pada CDI

limiter maka secara otomatis tenaga mesin akan diturunkan oleh CDI

sehingga tenaga pun akan menurun (drop) dan konsumsi bahan bakar akan

terbuang sia-sia. Hal ini dikarenakan di dalam rangkaian elektronik dioda

terdapat dioda zener yang fungsinya untuk membatasi putaran mesin

sepeda motor tersebut.

2) CDI Unlimiter

CDI unlimiter merupakan CDI yang biasanya dipakai olehmotor balap

karena pada CDI unlimiter terdapat dioda zener yang tegangan tembusnya

(break down voltage) lebih besar dari pada yang digunakan pada CDI

limiter. CDI unlimiter adalah CDI yang sebenarnya kerjanya tetap terdapat

batasan pada putarannya, namun batasan tersebut lebih tinggi kurang lebih

pada putaran 20.000 rpm daripada karena di dalam CDI limiter kurang

lebih 9000 rpm tergantung spesifikasi motor. CDI unlimiter ini dibuat

dengan maksud untuk memperoleh tenaga maksimal dari sebuah mesin,

tanpa adanya hambatan dari limiter.

11
 2.2.5 Bahan Bakar Bensin

Bahan bakar bensin atau dalam bahasa Inggris gasoline adalah bahan

bakar yang digunakan untuk motor bakar bensin atau spark ignition

engine. Menurut Winarno dan Karnowo (2008: 43) “Bensin adalah hasil

pemurnian neptha yang komposisinya dapat digunakan untuk bahan bakar

pada motor bakar.Yang disebut neptha adalah semua minyak ringan

dengan komposisi karbon yang sedang yaitu 5 sampai 11 ikatan tak

jenuh”.Lalu untuk senyawanya “Bensin pada dasarnya adalah

persenyawaan jenuh dari hidro karbon, dan merupakan komposisi

isooctane dan normal-heptana.Serta senyawa molekulnya tergolong dalam

kelompok senyawa hidrokarbon alkana”.

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya kualitas bensin

dilihat dari bilangan oktan yang dimiliki oleh varian bahan bakar teresebut.

“Angka oktan adalah prosentase volume isooctane di dalam campuran

antara isooctane dengan normal heptane yang menghasilkan intensitas

knocking atau daya ketokan dalam proses pembakaran ledakan dari bahan

bakar yang sama dengan bensin yang bersangkutan”(Winarno dan

Karnowo, 2008: 44).

 Daya dan Torsi

 Daya

Daya adalah besarnya kerja motor persatuan waktu. (Arends dan

Berenschot, 1980:18). Satuan daya yaitu hp (horse power). Daya pada

sepeda motor dapat diukur dengan menggunakan alat dynamometer,

12
sehingga untuk menghitung daya poros dapat diketahui dengan

menggunakan rumus :

2𝜋. 𝑛. 𝑇
p=
75 𝑥 60

Dimana =

P = daya poros (hp)

T = torsi (N.m)

N = putaran mesin (rpm)

1/75 = faktor konversi satuan kgf.m menjadi hp

1/60 = faktor konversi satuan rpm menjadi kecepatan translasi (m/s)

1hp = 0,7355 Kw dan 1Kw = 1,36 hp

 Torsi

Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor

digerakkan oleh torsi dari crankshaft. (Jama, 2008 : 23). Torsi adalah ukuran

kemampuan mesin untuk melakukan kerja. Besaran torsi adalah besaran

turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari

benda yang berputar pada porosnya. (Raharjo dan Karnowo, 2008 : 98).

Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam N.m (Newton meter). Adapun

perumusannya adalah sebagai berikut :

T=Fxr

13
Dimana =

T = torsi (N.m)

F = gaya (N)

r = jarak benda ke pusat rotasi (m)

 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik atau specific fuel consumption (SFC)

adalah jumlah bahan bakar per waktunya untuk menghasilkan daya sebesar

1 HP. Jadi SFC adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar (Raharjo

dan Karnowo, 2008 : 115)

SFC = M f / Ne

M f = v x ρ bahan bakar / t

Dimana =

SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/jam.KW)

Mf = jumlah bahan bakar persatuan waktu (kg/jam)

v = volume bahan bakar yang digunakan

ρ = berat jenis bahan bakar yang digunakan

t = waktu yang diperlukan untuk konsumsi bahan bakar

Ne = daya yang dihasilkan (KW)

14
2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan atau jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Berdasarkan kajian pada pembahasan di atas hipotesis dalam

penelitian ini yaitu:

1. Untuk limiter rpm yang mampu di tempu CDI racing lebih tinggi dari pada

CDI standart sehingga konsumsi bahan bakar lebih boros untuk CDI

racing.

2. Bahan bakar lebih direkomendasikan menggunakan pertamax karena

memiliki nilai oktan yang paling tinggi sehinggah menjadikan pembakaran

lebih sempurna dan gas buang relatif lebih ramah lingkungan.

15
BAB III

METOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis meneliti dengan metode kualitatif,

dikarenakan penelitian ini meneliti tentang riset yang bersifat deskriptif

dan cenderung mengguakan analisis. Selain itu landasan teori digunakan

untuk lebih fokus pada penelitian yang dilakukan. Peneliti meneliti tentang

pengaruh penggunaan CDI standart dengan CDI racing dengan variasi

bahan bakar Premium, pertalite dan pertamax beserta kinerja motor pada

motor Yamaha Vixion 150 cc.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat penelitian

 Desa Sumberingin Sumbersuko Gempol Pasuruan

 Bengkel Yamaha jalan terminal Pandaan

2. Waktu pelaksanaan

1 Desember 2018 – 25 Desember 2018

3.3 Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segalah sesuatu yang berbentuk apa saja

yang di tetapkan oleh pebnelitian untuk dipelajari sehinggah diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009:38).

16
a. Variabel Independen (variable bebas)

Variabel independen merupakan variabel stimulus atau input,

variabel yang merupakan faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih

oleh penelitian untuk menentukan hubungan variabel tersebut dengan

suatu fenomena yang diamati. Dalam penelitian ini yang merupakan

variabel bebas adalah Bahan bakar (X1) dan CDI (X2).

b. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen merupakan variabel respon atau output,variabel

yng merupakan sebuah aspek yang diamati untuk perilaku sebuah obyek

penelitian yang telah diberikan stimulus. Dalam penelitian ini yang

merupakan variabel terikat adalah motor Yamaha Vixion 150 cc (Y)

3.4 Perlatan dan Bahan Penelitian

3.4.1 Peralatan Utama dan Bahan

A. Peralatan Penelitian

 Dynamometer

Alat untuk mengukur daya, torsi dan putaran poros yang dihasilkan

oleh suatu engin.

 Gelas ukur

Alat untuk mengukur konsumsi bahan bakar.

 Stopwatch

Alat yang digunakan untuk menghitung waktu konsumsi bahan bakar.

17
B. Bahan Penelitian

1. Motor Yamaha Vixion 150 cc

Dibawah ini gmabar motor yang teliti

Spesifikasi dari motor yang di teliti:

 Jenis kendaraan : Yamaha Vixion 150 cc

 Tipe Mesin : 4 langkah, 4 valve SOHC

 Silinder : Tunggal atau tegak

 Volume Silinder : 149,8 cc

 Dimensi : 2.010 mm x 705 mm x 1.030 mm

 Berat total : 129 kg

 Kapasitas tangki : 12 liter

 Jenis rangkah : Deltabox

 Daya maksimum : 16,59 PS (12,2 kW)/ 8.500 rpm

 Torsi maksimum : 14,5 Nm (1.48 kgf-m)/ 7.500 rpm

18
2. CDI standart dan CDI racing

 CDI standart untuk yamaha vixion 150 cc memiliki spesifikasi:

o Power : 12,82 dk/ 8.550 rpm

o Torsi : 8,59 ft-lbs/ 7000 rpm

 CDI racing merek BRT juken 2 untuk yamaha vixion 150 cc

memiliki spesifikasi:

o Power : 13,45 dk/ 9.000 rpm

o Torsi : 8,75 ft-lbs/ 7.300 rpm

3. Bahan bakar

 Premium

Adalah bahan bakar minyak , yang memiliki nilai oktan 88 dan

merupakan energi utama pada motor bensin.

 Pertalite

Adalah bahan bakar minyak, yang memiliki nilai oktan 90 dan

merupakan energi utama pada motor bensin.

 Pertamax

Adalah bahan bakar minyak, yang memiliki nilai oktan 92 dan

merupakan energi utama pada motor bensin.

3.4.2 Peralatan Bantu

 Komputer

Digunakan untuk mencatat, membuat laporan, dan mengummpulkan

data-data yang ada.

19
 Smartphone

Digunakan untuk menghitung penjumlahan yang dicari dalam proses

pembuatan laporan.

20
3.5 Diagram Skema Instalasi Penelitian

Berikut ini adalah skema rancangan penelitian.

Teori dan konsep

problematika hipotesis variabel

Temuan yang relevan

laporan sampling

Hasil penelitian Hasil analisis data

21
3.6 Prosedur Pengujian

1. Pengujian bahan bakar

Proses pengujian dan pengambilan data konsumsi bahan bakar dengan

uji jalan. Langkah-langkah uji sebagai berikut:

a. Mempersiapkan alat yang digunakan dalam pengujian diantaranya

gelas ukur, stopwach dan tangki kecil.

b. Melakukan pengisian bahan bakar pada tangki mini sesuai dengan

volume tangki.

c. Melakukan penggantian dengan variasi 2 CDI (CDI standart dan CDI

racing).

d. Melakukan penggantian dengan variasi 3 jenis bahan bakar (premium,

pertalite dan pertamax).

e. Melakukan pengambilan data pengujian jalan dengan kecepatan rata-

rata 60-70 km/jam.

f. Membersihkan dan merapikan bahan dan peralatan pengujian setelah

selesai pengujian.

2. Pengujian torsi dan daya

Pengujian daya dan torsi dilakukan dengan menggunakan alat uji

dynamometer. Langkah-langkah proses pengujian daya dan torsi

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan alat yang diguanakan saat pengujian.

b. Melakukan pengisihan bahan bakar pada tangki bahan bakar sepeda

motor.

c. Melakukan 3 variasi bahan bakar (premium, pertalite dan pertamax)

22
d. Melakukan 2 variasi CDI (CDI standart dan CDI racing)

e. Menempatkan sepeda motor pada tempat pengujian dynamometer.

f. Melakukan pengujian pada sepeda motor dan mengambil data yang

ada.

g. Membersihkan dan merapikan alat dan tempat kerja setelah pengujian.

3.7 Rancangan Penelitian

3.7.1 Rancangan Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji

hipotesis yang telah disusun. Berikut ini rancangan pengambilan data

penelitian.

Mempersiapkan alat yang


digunakan dalam pengujian

Melakukan pengujian dengan


variasi yang telah ditetapkan

Melakuakan pengambilan data

23
3.7.2 Rancangan Grafik Penelitian

Rancangan grafik penelitian sebagai berikut:

pembuatan judul
laporan

melakukan
pengujian

pencocokan
mengumpulakan
membuat laporan dengan beberapa
data
referensi

selesai

24
3.8 Diagram Alir Penelitian

Langkah-langkah penelitian konsumsi bahan bakar dari awal sampai

akhir penelitian sampai akhir. Proses penelitian ini dilakukan sesuai

prosedur yang di tunjukkan pada diagram alir berikut:

mulai

Persiapan pengujian : 1. Bahan bakar (premium, pertalite dan pertamax)

2. CDI (CDI standart dan CDI racing)

Persiapan alat dan bahan:

1. Yamaha Vixion 150 cc


2. Gelas ukur

Kondidsi 1-6:

Kondisi 1: CDI standart, bahan bakar premium


Kondisi 2: CDI standart, bahan bakar pertalite
Kondisi 3: CDI standart, bahan bakar pertamax
Kondisi 4: CDI racing, bahan bakar premium
Kondisi 5: CDI racing, bahan bakar pertalite
Kondisi 6: CDI racing, bahan bakar pertamax

Menghidupkan mesin

Posisi gigi transmisi 1-5

B
A
25
A B

Putaran mesin dibuat 3 kali percobaan:

4000, 5000 dan 6000 rpm

Pencatat hasil pengujian data:

Waktu dan konsumsi bahan bakar

Mematikan mesin

Skema kondisi sudah TIDAK


dilakukan pengujian

YA

Analisis dan pengolahan data torsi dan daya

Kesimpulan dan saran

selesai

26
DAFTAR PUSTAKA

Rosyid. 2014 jurnal teknik dengan judul “Analisis Pembakaran Sistem

Injeksi Dengan Pembakaran Penggunakan Bahan Bakar Premium Dan

Pertamax Pada Yamaha Vixion”.

Ilham Yuli Prasojo. 2014 jurnal teknik dengan judul ”Pengaruh Penggunaan

CDI Standar Dan CDI Racing Dengan Variasi Bahan Bakar Premium

88, Pertamax 92 Dan Pertamax Plus 95 terhadap Daya Dan Torsi

Motor Bensin 1 Silinder”.

Ismanto. 2012. Analisis Variasi Tekanan pada Injektor Terhadap

Performance (Torsi dan Daya) pada Motor Diesel. Jurnal Teknik.

Raharjo, Winarno Dwi dan Karnowo. 2008. Mesin Konversi Energi. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Supraptono.2004. Bahan Bakar dan Pelumas.Buku Ajar.Jurusan TeknikMesin

UNNES: Semarang.

27

Anda mungkin juga menyukai