Anda di halaman 1dari 7

Perbandingan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap Kredit dan Pembiayaan

PERBANDINGAN PENGARUH SUKU BUNGA DAN INFLASI


TERHADAP KREDIT DAN PEMBIAYAAN
(Studi Kasus pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
Syariah periode 2011-2015)

Hasannudin Nursalim Putra


Irnin Miladyan Aryq
Lilik Jazilatul Mufidah
Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstract: Inflationary pressures that often time there was a can shake economy the state, to face inflationary
pressures one of the efforts of the country to control the inflation is by issuing policy interest rate by the
Indonesia bank as central financial policy monetary and fiscal. The banks have the role of to control the rate
inflation. The interest rate that set by the bank will affect the level distribution credit of bank conventional and
financing of sharia bank. For that researchers want to see the influence of direct and indirect interest rates to
credit and financingand inflation as variable intervening. The kind of research is quantitative with the sample
of six general Sharia Bank and the generalconventional bank in Indonesia period 2011 until 2015 taken with
purposive sampling. Themethod is path analysis. Based onsignificant test, the first significant test has result
that interest rates significant of inflation. Thesecond significant testhas results that the interest rate not
significant on the distribution credit and financing. The third significant test has result that inflation is not
significant to distribution credit and financing. So this is can concluded that inflation will not be variable
intervening for the distribution credit and financing.

Keywords: interest rate, inflation, credit, financing

Dewasa ini terjadi kenaikan harga barang secara bahwa “Dalam jangka panjang, tingkat bunga riil tidak
serentak terutama terhadap barang komoditas, ini dipengaruhi oleh laju inflasi” (Boediono, 91:2014).
merupakan sebuah ancaman bagi setiap Negara baik Lebih lanjut, Islam memberikan dorongan untuk
itu Negara berkembang maupun Negara maju. Te- melakukan investasi dengan jumlah yang lebih besar
kanan inflasi yang sering kali terjadi dapat menggon- dan lebih banyak dari motivasi konvensional.Kalau
cangkan perekonomian Negara. Maka untuk mengha- secara konvensional terdapat motif profit-taking dan
dapi tekanan inflasi ini, salah satu upaya Negara inflasi, dalam syariah Islam—di samping dua hal
adalah dengan mengeluarkan kebijakan terkait dengan tersebut—ditambah lagi dengan adanya kewajiban
suku bunga. Suku bunga ditetapkan oleh Bank zakat dan larangan mendiamkan asset.
Indonesia sebagai pusat kebijakan keuangan moneter Menurut kaidah ushul fiqih, harus pula dikemu-
maupun fiskal. Menurut data yang dirilis oleh Bank kakan bahwa inflasi tidak dapat dijadikan sebagai illat
Indonesia menunjukkan bahwa inflasi dan BI rate dalam hukum. Terakhir, pada zaman Rasulullah saw.
yang terjadi sejak tahun 2011 sampai 2015 mengalami pun telah terajadi inflasi (seperti dianalisis dengan
perubahan. sangat tajam oleh Ibnu Taimiyyah dan Ibnul-Qayyim
Kehadiran perbankan di Indonesia diperlukan dalam kitab mereka; al-Hisbah fil-Islam dan I’lam
guna ikut mengontrol laju inflasi yang terjadi di al-Muwaqqiin), tetapi Rasulullah tidak pernah mem-
Indonesia. Dalam UU No 23 th 1999 pasal 10 ditegas- benarkan pengambilan bunga pinjaman atas dasar
kan bahwa Bank Indonesia memiliki kewenangan faktor ini.
untuk melaksanakan kebijakan moneter melalui pene- Menurut Llewellyu dan Hefferman (dalam
tapan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran Yusuf, 2009) hubungan jumlah kredit yang disalurkan
laju inflasi (Latumaerissa, 80:2013). Menurut teori dengan tingkat suku bunga memiliki hubungan negatif,
Fisher mengenai tingkat bunga riil, yang didasarkan yang bermakna bahwa semakin rendah tingkat suku
atas pengamatan jangka panjang berlaku tingkat bunga maka semakin besar jumlah kredit yang disalur-
bunga dan laju inflasi di Amerika Serikat mengatakan kan. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu

91 91
Hasannudin Nursalim Putra, Irnin Miladyan Aryq, Lilik J. Mufidah

penelitian Kadek Sri Suarni, dkk. (2014) Dengan hasil inflasi, suku bunga terhadap kredit bank pada bank
bahwa suku bunga berpengaruh negaif terhadap kredit konvensional dan bank syariah.
artinya apabila suku bunga naik maka jumlah kredit
yang disalurkan atau diambil menurun sebaliknya apa- Inflasi
bila suku bunga turun jumlah kredit akan meningkat. Menurut Latumaerissa (22:2013) definisi singkat
Pengamatan yang dilakukan di lembaga perban- dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga
kan diketahui permintaan kredit selalu berubah tergan- untuk menaik secara terus menerus. Kenaikan dari
tung pada bebeapa hal antara lain: sukubunga, penda- satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyeret
patan, status pekerjaaan, dan jangka waktu kedit Suku harga barang lain tidak bisa disebut sebagai inflasi.
bunga merupakan salah satu faktor yang perlu diper- Menurut Bodie dan Marcus (2001:331) inflasi
timbangkan dalam rangka menghimpun dan menyalur- merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang
kan dana pada masyarakat. dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Inflasi
Sesuai dengan pernyataan diatas, Fitri Ratna Sari adalah salah satu peristiwa moneter yang menunjuk-
(2014) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempe- kan suatu kecenderungan akan naiknya harga-harga
ngaruhi keputusan nasabah dalam mengambil kredit barang secara umum, yang berarti terjadinya penu-
di Bank, variabel bebas yang dipakai adalah tingkat runan nilai uang.
suku bunga kredit, Pelayanan, Prosedur Pelayanan Menurut Nopirin (1987:25) inflasi adalah proses
Kredit, Jangka Waktu Pengembalian kredit, Jaminan kenaikan harga-harga umum barang-barang secara
Kredit, sedangkan variabel terikatnya adalah keputus- terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga
an nasabah. Dan hasil menunjukkan bahwa tingkat berbagai macam barang itu naik dengan presentase
suku bunga kredit ikut berpengaruh atau hal yang perlu yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut
dipertimbangkan dalam memutuskan pengambilan tidaklah bersamaan.Kenaikan yang hanya sekali saja
kredit di bank. (meskipun dengan presentase yang cukup besar)
Kehadiran perbankan di Indonesia diperlukan bukanlah merupakan inflasi.
guna ikut mengontrol laju inflasi yang terjadi di Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia. Karena hasil penelitian menunjukkan bah- Inflasi adalahKenaikan harga barang dan jasa secara
wa kredit turut mempengaruhi inflasi. Kartika Andini umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan
(2010) Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingkat inflasi, kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual
Simpanan nasabah sebagai variabel bebas dan variabel mata uang suatu negara. (http://www.bps.go.id/
terikatnya adalah Kredit investasi. Hasil menunjukkan Subjek/view/id/3)
bahwa inflasi berpengaruh terhadap kredit investasi
sedangkan suku bunga tidak berpengaruh terhadap Suku bunga
kredit investasi dikarenakan nasabah akan tetap
mengambil kredit untuk mengembangkan usahanya. Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga
Menurut Mankiw (2003:58) secara teori tingkat adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjam-
bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga an, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diper-
nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga oleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi
riil ditambah inflasi. Adanya kenaikan atau penurunan dengan jumlah pinjaman.
inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurun- Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:
an tingkat bunga kredit. Suku bunga dan inflasi men- 80) adalah harga dari pinjaman.Suku bunga dinyatakan
jadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktivitas sebagai persentase uang pokok per unit waktu.Bunga
penyaluran kredit. merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang
Menurut Llewellyu dan Hefferman (dalam digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada
Yusuf, 2009) hubungan jumlah kredit yang disalurkan kreditur.
dengan tingkat suku bunga memiliki hubungan negatif, Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997:471)
yang bermakna bahwa semakin rendah tingkat suku suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk
bunga maka semakin besar jumlah kredit yang satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu
disalurkan. tertentu.
Dari latar belakang diatas merumuskan yang Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku
membuat peneliti ingin melihat perbandingan pengaruh bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas peng-
gunaan sejumlah uang.

92
Perbandingan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap Kredit dan Pembiayaan

Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10
sekarang dan di kemudian hari.Menurut Ramirez dan tahun 1998 (pasal 21 ayat 11) Tentang Perubahan
Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan Undang-Undang No. 7/1992 Tentang Perbankan,
nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetu-
uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal juan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat peru- dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
bahan nilai valuta asing yang diduga. melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
Menurut Boedinono (2014) Pengertian tingkat dengan pemberian bunga.
bunga sebagai “harga” ini bisa juga dinyatakan sebagai
harga yang harus dibayar apabila terjadi “pertukaran” Pembiayaan
antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti. Menurut Kasmir (2004:92) pembiayaan adalah
Dalam mashab klasik menekankan bahwa bunga penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersa-
timbul karena karena uang adalah “produktif”, dalam makan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kese-
arti bahwa dengan dana ditangan seorang pengusaha pakatan antara bank dan pihak lainyang mewajibkan
bisa menambah alat produksinya (modal) yang bisa pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
menghasilkan keuntungan lebih tinggi. Dengan perka- tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
taan lain, uang bisa meningkatkan produktivitas, karena imbalan atau bagi hasil.
adanya kenaikan produktivitas inilah orang mau mem- Menurut Muhammad (2005:17) pembiayaan
bayar bunga. Menurut mashab Keynesian, uang bisa atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh
“produktif” dengan cara lain. Dengan uang tunai di suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung inves-
tangan orang bisa berspekulasi di pasar surat-berharga tasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
dengan kemungkinan memperoleh keuntungan. Dan maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan
karena adanya kemungkinan keuntungan ini orang adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
mau membayar bunga. Dari kedua mashab tersebut investasi yang telah direncanakan.
dapat disimpulkan bahwa tingkat Bunga adalah “harga
uang” yang timbul dari keseimbangan antara permin- METODE PENELITIAN
taan dan penawaran dana investasi (loanable funds).
Tingkat bunga adalah juga “harga uang” yang timbul Penelitian ini dilakukan pada perusahaan bank
dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran konvensional dan Bank Umum Syariah yaitu dengan
uang sebagai aktiva likuid. mengambil data laporan keuangan triwulan I sampai
IV periode 2011-2015.
Kredit Adapun populasi yang diambil dalam penelitian
ini adalah seluruh bank umum konvensional yang
Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin memiliki cabang pada bank umum syariah.Karena
credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang disini peneliti ingin membandingkan antara kredit di
berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009:1). bank konvensional dan pembiayaan pada bank umum
Mac Leod mendefinisikan pengertian kredit sebagai syraiah.
berikut (Firdaus dan Ariyanti, 2009:2): Kredit adalah Teknik pengambilan sampel yang digunakan
suatu reputasi yang dimiliki seseorang yang memung- dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tek-
kinkan ia bisa memperoleh uang, barang-barang atau nik Purposive Sampling. Dimana teknik ini termasuk
tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan dalam metode penarikan sampel nonprobabilitas (pro-
suatu perjanjian untuk membayarnya disuatu waktu bability sampling), sampel nonprobabilitas adalah
yang akan datang. teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
Dalam Undang-Undang No. 10/1998 (pasal 21 peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
ayat 11), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan (Sugiyono, 2013:84). Sedangkan penarikan sampel
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam anta- purposive (purposive sampling) adalah penarikan
ra bank dengan pihak yang lain yang mewajibkan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam teknik

93
Hasannudin Nursalim Putra, Irnin Miladyan Aryq, Lilik J. Mufidah

ini peneliti mengkhususkan lagi pada cara judgment Dari gambar 1 terdapat koefisien jalur pada
sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan penilai- masing-masing variabel prediktor terhadap variabel
an terhadap karakteristik anggota sampel yang dise- tergantung sehingga dapat kita lihat effek dari koefi-
suaikan dengan tujuan penelitian (Surharyadi, 2009: sien jalur pada kolomstandardized coefficients Beta
17). sebagai berikut:
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian Pengaruh langsung (direct effect):
ini adalah bank umum konvensional yang memiliki - Suku bunga (X)  Jumlah kredit (Y2) = 0,237
cabang pada bank umum syariah.Selain itu sampel - Suku bunga (X)  Inflasi (Y1) = 0,625
yang diambil juga pada bank yang mencantumkan - Inflasi (Y1)  Jumlah Kredit (Y2) = 0,000
laporan keuangan triwulan I-IV periode 2011-2015. Pengaruh Tak Langsung (indirect effect):
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah - Suku bunga (X)  Inflasi (Y1)  Jumlah
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah adalah data kredit (Y2) = (0,625*0,000) = 0,000
yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) (Yusi, Dari gambar 2 terdapat koefisien jalur pada
2010:4). masing-masing variabel prediktor terhadap variabel
tergantung sehingga dapat kita lihat effek dari koefi-
HASIL DAN pEMBAHASAN sien jalur pada kolom standardized coefficients Beta
Hasil sebagai berikut:
Pengaruh langsung (direct effect):
Setelah terpenuhinya uji normalitas dan linieritas
- Suku bunga (X)  Jumlah pembiayaan (Y2) =
pada data maka langkah selanjutnya dilakukan perta-
0,146
ma kali adalah uji signifikansi pada model substruktur
- Suku bunga (X)  Inflasi (Y1) = 0,625
1 dan 2 tehadap masing-masing bank konvensional
- Inflasi (Y1)  Jumlah pembiayaan (Y2) = -0,024
dan bank syariah yang bertujuan untuk mencari varia-
Pengaruh Tak Langsung (indirect effect):
bel mana sajakah yang signifikan dan non signifikan
- Suku bunga(X)  Inflasi (Y1 )  Jumlah
antara variabel prediktor (eksogen) terhadap variabel
tergantung (endogen). pembiayaan (Y2) = (0,625*-0,024) = -0,015

0,237

SUKU BUNGA 0,625 INFLASI (Y1) 0,000 JUMLAH


(X) KREDIT (Y2)

Gambar 1. Model Jalur Substruktur 1 & 2 Bank Konvensional

Tabel 1. Uji Signifikansi dan Standardized Coefficients Beta


NO. Uji Signifikansi Standardized Signifikansi
Coefficients Beta
1. Suku Bunga  Inflasi 0.625 0.000
2. Suku Bunga  Jumlah Kredit 0.237 0.041
3. Inflasi  Jumlah Kredit 0.000 0.993

0,146

SUKU BUNGA 0,625 -0,024 JUMLAH


INFLASI (Y1)
(X) PEMBIAYAAN (Y2)

Gambar 2. Model Jalur Substruktur 1 & 2 pada Bank Syariah

94
Perbandingan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap Kredit dan Pembiayaan

Tabel 2. Uji Signifikansi dan Standardized Coefficients Beta


NO. Uji Signifikansi Standardized Signifikansi
Coefficients Beta
1. Suku Bunga  Inflasi 0.625 0.000
2. Suku Bunga  Jumlah Pembiayaan 0.146 0.215
3. Inflasi  Jumlah Pembiayaan -0.024 0.836

Dari kedua hasil di atas diketahui tingkat beta


atau pengaruh.langsung sedangkan pada tingkat
signifikansi akan dijelaskan pada tabel 3.

Tabel 3. Model Substruktur Variabel


MODEL SUBSTRUKTUR VARIABEL KETERANGAN
1 Substruktur 1 Suku Bunga  Inflasi Signifikan
(Bank Konvensional)
Substruktur 2 Suku Bunga  Jumlah Signifikan
Kredit
Inflasi  Jumlah Kredit Tidak Signifikan
2 Substruktur 1 Suku Bunga  Inflasi Signifikan
(Bank Syariah)
Substruktur 2 Suku Bunga  Jumlah Tidak Signifikan
Pembiayaan
Inflasi  Jumlah Tidak Signfikan
Pembiayaan

PEMBAHASAN kreditur, tingkat bunga riil merupakan imbalan riil bagi


Bank Konvensional pengorbanannya untuk menyerahkan penggunaan
uangnya untuk jangka waktu tertentu. Bagi debitur,
Menurut Bodie dan Marcus (2001:331) inflasi tingkat bunga riil merupakan beban riil atas penggu-
merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang naan uang orang lain.
dan jasa secara umum mengalami kenaikan.Salah satu Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga
kebijakan pemerintah untuk mengendalikaninflasi adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pin-
adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga.Menurut jaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
Prasetiantono (2000: 99-101) mengenai suku bunga diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun
adalah: jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan dibagi dengan jumlah pinjaman. Fungsi dari suku
lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat bunga menurut Sunariyah (2004:81) salah satunya
mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. adalah dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk rangka mengendalikan penawaran dan permintaan
memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misal-
mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk nya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sek-
portfolio perbankan (deposito dan tabungan).Seiring tor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan
dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah
jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dibandingkan sektor lain. Jadi suku bunga berbanding
dorongan inflasi. terbalik pada jumlah penyaluran kredit yang ada di
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian perbankan. Semakin rendah tingkat suku bunga sema-
Hossein, yang menyatakan hasil bahwa bank harus kin besar penyaluran kredit, dan sebaliknya.
mengurangi suku bunga untuk mengurangi inflasi. Berdasarkan penelitian yang dilakuka oleh Tenda
Artinya suku bunga berpengaruh positif signifikan (2014) menjelaskan bahwa suku bunga berpengaruh
terhadap inflasi. Menurut Boediono (2014), Bagi kre- negative signifikan terhadap kredit investasi. Hasil ini
ditur maupun debitur tingkat bunga riil (yang diharap- juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh sari
kan) adalah yang relevan dalam memutuskan apakah bahwa suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan
mereka akan mengadakan transaksi atau tidak. Bagi terhadap kredit. sedangkan penelitian yang dilakukan

95
Hasannudin Nursalim Putra, Irnin Miladyan Aryq, Lilik J. Mufidah

oleh Pratama (2010) menyatakan bahwa suku bunga Menurut (Mankiw, 2003) secara teori tingkat
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kredit bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga
di bank umum di Indonesia. Berbeda dengan peneli- nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga
tian yang dilakukan oleh Merung (2013) yang menya- riil ditambah inflasi. Adanya kenaikan atau penurunan
takan bahwa suku bunga tidak berpengaruh signifikan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurun-
terhadap kredit. an tingkat bunga kredit. Suku bunga dan dan inflasi
menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi
Bank Syariah aktivitas penyaluran kredit. Jika inflasi tinggi, maka
Menurut Karim (2011:41), dari definisi riba, dan suku bunga kredit juga akan naik. Naiknya suku bunga
tujuan (hikmah) pelarangan riba, maka dapat diidenti- juga akan mempengaruhi nilai bagi hasil pada perban-
fikasi praktik perbankan konvensional yang tergolong kan syariah. Ini menyebabkan masyarakat tidak mau
riba. Riba Fadl dapat ditemui dalam transaksi jual mengambil kredit di bank atau pembiayaan di bank
beli valuta asing yang tidak dilakukan secara tunai. syariah, karena bunga yang terlalu tinggi.
Riba nasi’ah dapat ditemui dalam transaksi pemba- Hal ini didukung oleh hasil penelitian Cahya
yaran bunga kredit dan pembayaran bunga tabungan/ (2013) yang menunjukkan bahwa secara parsial varia-
deposito/giro. Riba jahiliyah dapat ditemui dalam bel independen NPF, DPK, dan Inflasi berpengaruh
transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh terhadap pembiayaan UKM.Secara simultan, DPK
tagihannya. berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
Kasmir (2012:114) mengungkapkan bunga bank pembiayaan UKM. Sedangkan inflasi tidak berpe-
dapat diartikan sebagai balas jasa oleh bank yang ber- ngaruh terhadap pembiayaan UKM. Hasil koefisien
dasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang determinasi (R2) menunjukkan 98,6% di mana penya-
membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat luran pembiayaan UKM (Y) dapat dijelaskan oleh
diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada variabel independen NPF (X1), DPK (X2), dan inflasi
nasabah (yang memiliki simpanan) yang harus diba- (X3). Sedangkan 1,4% adalah oengaruh dari variabel
yar nasabah kepada bank (nasabah yang memper- bebas lainnya yang tidak dijelaskan dalam model
oleh pinjaman). Menurut Mankiw (2003) secara teori penelitian.
tingkat bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat Ini bertolak belakang dengan hasil pada penelitian
bunga nominal yang merupakan penjumlahan tingkat yang dilakukan Tohari (2010) yang menyatakan bahwa
bunga riil ditambah inflasi. Adanya kenaikan suku inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap pem-
bunga juga akan mempengaruhi penyaluran kredit di biayaan di bank syariah. Ini berarti semakin tinggi
bank konvensional dan pembiayaan di bank syariah, inflasi, semakin rendah permintaan pembiayaan.Ini
karena kenaikan suku bunga juga akan mempengaruhi berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
tingkat bagi hasil yang ada di bank syariah baik secara Fahrudin (2009) dari hasil penelitian ini menunjukkan
langsung maupun tidak langsung. Semakin tinggi suku bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap
bunga maka maka akan menurunkan perimntaan ma- penyaluran pembiayaan.Adapun berbeda juga dengan
syarakat terhadap pembiayaan, sehingga pembiayaan penelitian yang dilakukan oleh Tadris, Tomy dan Murni
yang dikeluarkan oleh bank juga semakin sedikit. (2015) yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpe-
Ini didasarkan penelitian yang dilakukan oleh ngaruh terhadap kredit di perbankan di Manado.Dan
Azmy (2010) yang menyatakan bahwa suku bunga dalam penelitian Firaldi (2013) juga menyatakan bah-
berpengaruh terhadap pembiayaan. Ini juga didukung wa inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan di
oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) yang BPR Syariah.
menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh signifi- Menurut (Mankiw, 2003) secara teori tingkat
kan terhadap kredit di bank umum di Indonesia. bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pratama nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga
(2010) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh riil ditambah inflasi. Adanya kenaikan atau penurunan
positif tidak signifikan terhadap kredit di bank umum inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurun-
di Indonesia. berbeda dengan penelitian yang dilaku- an tingkat bunga kredit. Suku bunga dan dan inflasi
kan oleh Merung (2013) yang menyatakan bahwa menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi akti-
suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap vitas penyaluran kredit. Jika inflasi tinggi, maka suku
kredit. bunga kredit juga akan naik. Naiknya suku bunga juga

96
Perbandingan Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi terhadap Kredit dan Pembiayaan

akan mempengaruhi nilai bagi hasil pada perbankan Hipotesis V menunjukkan bahwa tingkat suku bunga
syariah. Ini menyebabkan masyarakat tidak mau (X) signifikan terhadap inflasi (Y1) tetapi inflasi (Y1)
mengambil kredit di bank, karena bunga yang terlalu tidak signifikan terhadap pembiayaan (Y2). Sehingga
tinggi. hipotesis tidak dapat dilakukan, dengan kata lain inflasi
Ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan gagal sebagai variabel intervening sehingga H5 ditolak
Tohari (2010) yang menyatakan bahwa inflasi berpe- dan Ho diterima. Dan hipotesis VI menunjukkan inflasi
ngaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan di bank memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,836 > 0,05 ().
syariah.Ini berarti semakin tinggi inflasi, semakin Artinya Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
rendah permintaan pembiayaan.Ini berbeda dengan jumlah pembiayaan.Sehingga H5 ditolak dan H0
penelitian yang dilakukan oleh Fahrudin (2009) dari diterima.
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi berpe-
ngaruh positif signifikan terhadap penyaluran pem- Saran
biayaan. Adapun berbeda juga dengan penelitian yang Adapun saran bagi peneliti lanjutan adalah me-
dilakukan oleh Tadris, Tomy dan Murni (2015) yang nambahkan variabel-variabel prediksi yang mempe-
menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap ngaruhi variabel terikait dan menambahkan populasi
kredit di perbankan di Manado.Dan dalam penelitian dan sampel pada bank konvensional dan bank syariah
Firaldi (2013) juga menyatakan bahwa inflasi tidak untuk memberikan prediksi yang tepat pada hasil dan
berpengaruh terhadap pembiayaan di BPR Syariah. model.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR RUJUKAN


Kesimpulan Boediono. 2014. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga.
Dari hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
dalam bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan: Karim, Adiwarman, A. 2011. BANK ISLAM Analisis Fiqih
Dari hipotesis I, hasil menunjukkan tingkat signifikansi dan Keuangan, Edisi Empat. Jakarta: Rajawali Press.
Karl, E., Case, and Fair, C. Rai. 2001. Prinsip-prinsip
suku bunga sebesar 0,041. Dapat dijelaskan bahwa
Ekonomi Makro. Jakarta: Prenhalindo.
tingkat signifikan sebesar 0,041 < 0,05 (). Artinya Latumaerissa, Julius, R. 2013. Bank dan Lembaga
bahwa suku bunga berpengaruh signifikan terhadap Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
jumlah kredit Maka H1 diterima dan H0 ditolak. Lipsey, Ragan, dan Courant. 1997. Suku Bunga, Harga
Hipotesis II menunjukkan bahwa tingkat suku bunga yang Dibayarkan untuk Satuan Mata Uang yang
(X) signifikan terhadap inflasi (Y1) tetapi inflasi (Y1) Dipinjam pada Periode Waktu. Jakarta: Erlangga.
tidak signifikan terhadap kredit (Y2). Sehingga hipo- Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter. Buku II, Edisi I.
tesis II tidak dapat dilakukan, dengan kata lain inflasi Yogyakarta: BPFE.
gagal sebagai variabel intervening sehingga H2 ditolak Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter, Buku II, Edisi I.
dan Ho diterima. Hipotesis III menunjukkan inflasi Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,993 > 0,05 ().
dan R & D”. Bandung: Alfabeta.
Artinya Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.
jumlah kredit. Sehingga H3 ditolak dan H0 diterima. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN.
Hipotesis IVmenunjukkan tingkat signifikansi suku Surhayadi, Purwanto. 2009. Buku 2. “Statistika untuk
bunga sebesar 0,215. Dapat dijelaskan bahwa tingkat Ekonomi dan Keuangan Modern”. Jakarta: Salemba
signifikan sebesar 0,215 > 0,05 (). Artinya bahwa Empat.
suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Yusi, Syahirman, etc. 2010. “Statistika untuk Ekonomi dan
jumlah pembiayaan Maka H4 ditolak dan H0 diterima. Penelitian”. Palembang: Citra Book Indonesia.

97

Anda mungkin juga menyukai