Anda di halaman 1dari 10

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010 hlm.

138-147 Volume 17, Nomor 2


ISSN 0854-3844

Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak


Wanita Kawin
SUSI DIAH ANGGARSARI1*
1
Departemen Ilmu Administrasi Fiskal

Abstract. The research aims to analyze the income tax application for married women who fulfill their tax
rights and obligations by themselves in the context of gender and taxable unit. The data in this qualitative
research were collected through literature study and in-depth interview. In addition there is a comparison with
Malaysia in terms of tax rights and obligations for married women taxpayers who fulfill their tax rights and
obligations by themselves. The result of the research shows that there is limitation on the right of the married
women to fulfill their tax rights and obligations by themselves, i.e. there is a restriction for the fulfillment of the
tax rights of a married woman who becomes the head of the family. More over, in practice, the rule concerning
the married women taxpayers who have to fulfill their income tax by themselves still sets problems for both the
taxpayers and tax-officers. Therefore we need a socialization process in order to make known the stipulations
concerning married women who have to fulfill their tax rights and obligations by themselves.

Keywords: taxpayers, married women, tax rights and obligations obligations of tax

PENDAHULUAN sebatas pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bidang


perpajakan. Tetapi masih ada yang terkait antara suami
Permasalahan gender ini tidak hanya menarik dan istri dalam perpajakan, seperti saat perhitungan
perhatian di Indonesia. Di tingkat dunia, permasalahan pajak terutang.
kesetaraan wanita ini telah ditegaskan dalam Konferen- Dengan begitu peraturan ini memberikan kebebas-
si Dunia Hak Asasi Manusia di Wina tahun 1993. an bagi wajib pajak wanita kawin untuk menentukan
Dalam konferensi tersebut ditegaskan perlu adanya status perpajakannya. Penentuan status bagi wajib pajak
langkah-langkah strategis untuk memajukan dan me- wanita kawin tersebut menunjukkan adanya perkemban-
lindungi hak perempuan. gan dalam pemberian hak dan kewajiban perpajakan
Kewajiban yang harus dijalankan salah satunya bagi wajib pajak wanita kawin. Perkembangan ini juga
adalah membayar pajak bagi mereka yang telah mem- menunjukkan upaya untuk mengurangi permasalahan
punyai penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena gender. Dikuranginya permasalahan dalam ketidak-
Pajak (PTKP). Kewajiban ini juga tidak terlepas bagi setaraan gender, maka hal tersebut juga mengupayakan
wanita kawin. Kewajiban membayar pajak ini juga untuk menyamakan kedudukan pria dan wanita kawin
terkait dengan hak dan kewajiban perpajakan yang dalam perpajakan.
lain, yaitu dalam hal kepemilikan Nomor Pokok Wajib Ada kalanya posisi wajib pajak wanita kawin yang
Pajak (NPWP). memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban per-
Pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan seorang pajakannya sendiri harus dilihat sesuai dengan status
wajib pajak di Indonesia akan bergantung pada ketentuan perpajakan suaminya sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri
siapa yang dijadikan subjek dalam pengenaan pajak (WPDN) atau Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN). Status
penghasilan terutang. Dengan ditentukannya subjek perpajakan suami akan mempengaruhi hak dan kewajiban
pada siapa pajak dikenakan, maka akan menentukan perpajakan wanita kawin tersebut. Hal ini dikarenakan
posisi suami dan istri dalam kel-uarga. Posisi tersebut adanya prinsip kesatuan ekonomis dalam keluarga yang
akan menentukan siapa yang bertanggung jawab atas dianut Undang-Undang Pajak Penghasilan.
pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan orang Penentuan status subjek pajak seseorang merupakan
pribadi dalam sebuah keluarga. hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan status su-
Bagi wajib pajak wanita kawin yang memilih untuk bjek pajak yang melekat pada seseorang akan men-
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri, entukan bagaimana hak dan kewajiban perpajakannya.
maka wanita kawin tersebut harus melakukan self Apalagi untuk PPh yang secara teoritis merupakan
assessment terlepas dari hak dan kewajiban perpajakan contoh dari pajak subjektif. Seseorang yang berstatus
suaminya, termasuk dalam hal kepemilikan NPWP sebagai WPDN akan menanggung kewajiban pajak
dan pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). yang lebih besar dibanding seseorang yang berstatus
Pelaksanaan self assessment yang terpisah hanya sebagai WPLN.
Dalam menentukan status subjek pajak seseorang
*Korespondensi : +62812 865 3814; cuzzy_saos@yahoo.com dikenal adanya lima asas pengenaan, yaitu asas domisili,
139 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010 hlm. 138-147

asas sumber, asas kewarganegaraan, asas teritorial dan individual dan tidak ada kaitannya dengan pasangan
asas campuran dari asas-asas tersebut. Apabila suatu pernikahannya. Begitu pula dalam menentukan status
negara menetukan status subjek pajak berdasarkan asas subjek pajak wanita yang menikah dengan warga
domisili, maka siapapun orang atau badan yang ber- negara asing. Status subjek pajak diberikan kepada
domisili di negara tersebut akan dikenakan pajak di wanita tersebut dengan menggunakan kriteria pada
negara tersebut karena statusnya adalah WPDN. pasal 2 Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan
Terlepas dari apakah kewarganegaraan orang ter- Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana terakhir kali di-
sebut (www.dannydarussalam.com, 2010), Indonesia ubah dengan Nomor 36 Tahun 2008. Jika ternyata sang
menganut asas domisili di mana Pasal 2 Undang- suami yang berkewarganegaraan asing ternyata ber-
undang tentang Pajak Penghasilan sebagaimana ter- status sebagai WPLN atau berstatus WPDN dan
akhir kali diubah dengan Undang-undang Nomor mengalami dual resident, maka hal tersebut tidak
36 tahun 2008 dipakai kriteria sebagai berikut untuk mempengaruhi status sang istri. Sepanjang sang istri
menentukan seseorang sebagai WPDN atau WPLN: memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk
(1)Tempat tinggal; (2) Keberadaan yang lebih dari 183 menjadi wajib pajak. Status suami seorang wanita ka-
hari dalam jangka waktu 12 bulan; atau (3) Niat untuk win yang menjadi wajib pajak akan mempengaruhi
tinggal di Indonesia. hak dan kewajiban wanita tersebut. Hal tersebut di-
Dari ketiga parameter di atas, hanya salah satu saja karenakan konsep kekeluargaan sebagai kesatuan
yang harus dipenuhi dalam menentukan status subjek ekonomis dalam pajak penghasilan di Indonesia se-
pajak. Melihat parameter tersebut jelaslah bahwa hingga dalan pelaksanaannya akan mempengaruhi
Indonesia tidak menggunakan status kewarganegaraan satu sama lain. Dengan adanya ketentuan bagi wanita
dan status pernikahan sebagai parameter untuk menen- kawin yang ingin memilih untuk menjalankan hak dan
tukan subjek pajak. kewajiban perpajakannya sendiri, maka di Indonesia
Namun demikian, hal lain yang penting seputar terdapat sistem pelaporan SPT secara gabungan antara
status subjek pajak adalah status subjek pajak war- suami dan istri serta pelaporan SPT secara terpisah.
ga negara asing yang menjadi suami perempuan In- Pelaporan SPT secara gabungan dan terpisah dikenal
donesia. Warga negara asing yang menjadi suami pe- dengan sebutan joint filing dan separate filing.
rempuan Indonesia dapat mengalami kemungkinan Pelaporan SPT dipengaruhi dengan adanya peng-
terjadinya dual resident. Hal ini dikarenakan warga gabungan atau pemisahan dalam penetapan perhitu-
negara asing tersebut sudah ditetapkan sebagai WPDN ngan pajak terhutang bagi suami istri. Penggabungan
oleh Indonesia tetapi ia masih dianggap sebagai dan pemisahan dalam penetapan perhitungan pajak
WPDN juga oleh negara asalnya. terhutang disebut juga sebagai joint assessment dan
Dual resident (kependudukan rangkap) dapat ter- separate assessment.
jadi karena setiap negara berhak menentukan defini- Sistem penggabungan dan pemisahan dalam pene-
si WPDN. Status WPDN bisa ditentukan dengan tapan perhitungan pajak penghasilan terhutang dan
menggunakan domisili atau kewarganegaraannya. Pada pelaporan SPT bagi wajib pajak wanita kawin juga
dasarnya, kasus dual resident dapat diselesaikan de- terdapat di berbagai negara, seperti Amerika Serikat,
ngan mengacu pada Tax Treaty pasal 4 tentang subjek Jerman, dan Malaysia. Di Malaysia, suami dan istri
pajak suatu negara yang mengatur tentang tie breaker dapat memilih untuk melakukan penetapan perhitungan
rule. Tetapi pada praktiknya, jalan dalam tie breaker pajak penghasilan terhutang dan pelaporan SPT secara
rule ini sangat jarang digunakan. Sebagian wajib pajak gabungan atau terpisah (KPMG’s Individual Income
sudah cukup puas dengan mekanisme kredit pajak Tax Rate Survey, 2008).
yang diatur dalam undang-undang domestik kedua Malaysia merupakan salah satu negara yang men-
negara. jadi anggota aktif dalam Konvensi CEDAW. Terbukti
Penentuan status subjek pajak warga negara asing dengan adanya salah satu pengurus dalam Convention
yang beristrikan wanita pribumi menentukan pula hak on The Elimination of Discrimination against Women
dan kewajiban perpajakan wanita pribumi tersebut. yang berasal dari Malaysia (Committee on the Elimi-
Hal ini dikarenakan Pajak Penghasilan di Indonesia nation of Discrimination against Women http://www.
menggunakan konsep keluarga sebagai kesatuan eko- un.org, 2010). Sebagai salah satu pengurus, sudah tentu
nomis yang terlihat dalam Undang-undang tentang negaranya diharapkan dapat menerapkan CEDAW
Pajak Penghasilan sebagaimana terakhir kali diubah dalam peraturan perundang-undangannya.
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal Dalam Income Tax Act 1967, Act 53 disebutkan
8 ayat (1). bahwa suami dan istri dapat melakukan penetapan
Seperti yang sudah disebutkan tersebut, bahwa pene- perhitungan pajak penghasilan terhutang dan pelaporan
ntuan status subjek pajak tidak terkait dengan status SPT secara tergabung atau terpisah. Berbeda dengan
pernikahannya, yaitu status subjek pajak pasangan Indonesia dimana sistem separate assessment and
pernikahannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan filing bagi wajib pajak wanita kawin dilakukan dengan
bahwa penentuan status subjek pajak dilakukan secara cara wanita kawin tersebut mendaftar ke KPP.
ANGGARSARI, ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN 140

Dengan begitu, status menjalankan sendiri hak dan perpajakannya sendiri, Wanita yang menikah dengan
kewajiban dalam perpajakan bagi wajib pajak wanita WPLN dan memilih untuk menjalankan hak dan ke-
kawin tidak dimiliki secara otomatis. Melainkan ha- wajiban perpajakannya sendiri.
rus melalui prosedur pendaftaran terlebih dahulu. Se- Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis
dangkan di Malaysia menjalankan hak dan kewajib-an perlakuan pajak penghasilan terhadap wajib pajak
perpajakan sendiri bagi wanita kawin melekat secara wanita kawin yang menjalankan hak dan kewajiban
otomatis begitu penghasilan mereka melebihi RM perpajakannya sendiri. Keterbatasan dalam penelitian
25.500 pertahun setelah dikurangi EPF (Employee’s ini adalah kurangnya kepercayaan wajib pajak wanita
Provident Funds). EPF adalah dana berbentuk tabung- kawin untuk membicarakan perpajakan.
an yang berasal dari potongan gaji setiap bulan untuk
karyawan yang bekerja secara sementara atau untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
keperluan dana pensiun. EPF dapat dibayarkan oleh
orang pribadi terkait atau oleh pemberi kerja ( What A. Perlakuan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak
is meant by Employee Provident Funds http://wiki. Wanita Kawin
answers.com, 2010). Indonesia merupakan negara yang menggunakan
Jika wajib pajak wanita kawin tersebut ingin konsep keluarga diperlakukan sebagai taxable unit
melakukan joint assessment and filing dengan suami- dalam pajak penghasilan. Konsep keluarga sebagai
nya, maka wanita kawin harus melakukan pilihan taxable unit berarti perhitungan pajak berdasarkan
tersebut dan melaporkan kepada cabang kantor pajak pada penghasilan yang dimiliki oleh seluruh anggota
setiap tahunnya (Individual Responsibility, LHDN, keluarga.
2009). Berlakunya keluarga sebagai taxable unit, maka
Dengan diberikannya status menjalankan hak dan perhitungan pajak penghasilan terutangnya ditentukan
kewajiban perpajakannya sendiri secara otomatis ke- berdasarkan penggabungan penghasilan anggota kelu-
pada wajib pajak wanita kawin, maka Malaysia telah arga. Penggabungan penghasilan dalam keluarga dite-
mengupayakan menyetarakan hak dan kewajiban per- kankan untuk melihat kemampuan ekonomis sebuah
pajakan bagi wajib pajaknya tanpa melihat jenis ke- keluarga. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan pasal 8
laminnya. undang-undang tentang pajak penghasilan tahun 1983
Dengan disamakannya hak dan kewajiban perpajak- hingga perubahan undang-undang tersebut tahun 2008.
an bagi wajib pajak di Malaysia, maka negara ini telah Penggunaan keluarga sebagai taxable unit akan
mengupayakan terjadinya kesetaraan gender dalam mempengaruhi hak dan kewajiban perpajakan bagi
hal perpajakan. Melihat perolehan status wajib pajak anggota keluarganya. Di Indonesia, dengan digunakan-
wanita kawin dalam menjalankan hak dan kewajiban nya keluarga sebagai taxable unit, maka pelaksanaan
perpajakannya maka dapat dikatakan bahwa ketentuan hak dan kewajiban perpajakan dilakukan oleh kepala
mengenai perlakuan bagi wajib pajak wanita kawin di keluarga.
Indonesia dan di Malaysia memiliki perbedaan. Pemberian pilihan bagi wajib pajak wanita kawin
Walaupun ada perbedaan dalam perolehan status untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
perpajakan bagi wajib pajak wanita kawin, tetapi belum sendiri juga merupakan upaya menyetarakan gender
dapat dipastikan bahwa ada juga perbedaan perlakuan dalam perpajakan. Wajib pajak diberikan kesempatan
pajak penghasilan bagi wanita kawin antara Indonesia yang sama dalam perpajakan untuk menentukan status
dan Malaysia. Terutama dalam perlakuan hak dan perpajakannya. Dengan upaya menyetarakan gender
kewajiban perpajakannya dalam pajak penghasilan. dalam perpajakan, maka ketentuan ini merupakan upaya
untuk menyamakan hak dan kewajiban sebagai warga
METODE PENELITIAN negara.
Bias gender dalam perpajakan dapat terjadi ekspli-
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam pene- sit maupun implisit. Dalam sistem joint filing, bias
litian ini adalah pendekatan kualitatif (Creswell, 1994). gender secara eksplisit terjadi dalam pelaksanaan hak
Berdasarkan jenis tujuan penelitian, penelitian ini adalah dan kewajiban perpajakan bagi suami dan istri dimana
penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan dua perbedaan hak dan kewajiban perpajakan disebutkan
teknik penggumpulan data yaitu studi kepustakaan secara jelas dalam undang-undang.
dan studi lapangan. Informan meliputi Direktur Jen- Bias gender secara implisit dapat terjadi saat suami
deral Pajak yaitu Direktorat Peraturan Perpajakan II atau istri memperoleh penghasilan lebih dari satu
Direktur Jenderal Pajak Subdit Orang Pribadi dan Po- sumber. Jika terjadi demikian, maka akan menim-
tong Pungut, akademisi di bidang perpajakan yaitu bulkan beban pajak terutang yang lebih tinggi saat
dosen Ilmu Administrasi Fiskal Fakultas Ilmu Sosial penggunaan tarif pajak yang progresif.
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Berbeda dengan sistem individual atau separate
Konsultan Pajak, Wanita yang menikah dengan WPDN filing, bias gender secara eksplisit ataupun implisit
dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban tidak terjadi. Hal ini dikarenakan setiap wajib pajak
141 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010 hlm. 138-147

memilik hak dan kewajiban perpajakannya sendiri jak dalam negeri yang terdapat dalam Undang-Undang
tanpa terkait dengan hak dan kewajiban perpajakan tentang Pajak Penghasilan sebagaimana terakhir kali
pasangan menikahnya. diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
Indonesia menggunakan sistem separate filing bagi 2008. Kriteria yaitu berupa syarat subjektif dan syarat
wajib pajak wanita kawin yang memilih untuk menja- objektif.
lankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Pada praktiknya, dalam menentukan status wajib
Namun, dalam perhitungan pajak penghasilan terutang pajak seseorang berkewarganegaraan asing, dapat ter-
bagi wajib pajak wanita kawin yang menjalankan hak jadi dual residence (kependudukan rangkap). Dual
dan kewajiban perpajakannya sendiri, masih terkait residence adalah keadaan dimana seseorang ditetapkan
dengan penghasilan milik suaminya. Sehingga sistem sebagai wajib pajak dalam negeri oleh lebih dari satu
separate filing yang diterapkan Indonesia bagi wajib negara. Jika terjadi dual residence, maka hal yang
pajak wanita kawin yang memilih untuk menjalankan harus dilakukan adalah dengan menentukan status wa-
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri tidak murni. jib pajak seseorang berdasarkan tax treaty.
Konsep kekeluargaan pada pajak penghasilan me- Dalam hal terjadi dual residence, seseorang ditentu-
ngakibatkan hubungan antara suami istri akan tetap kan sebagai wajib pajak suatu negara berdasarkan pasal
ada dalam urusan perpajakan dengan kondisi istrinya 4 tentang penentuan status wajib pajak melalui tie
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sen- breaker rule. Warga negara asing yang menjadi suami
diri. Hubungan tersebut salah satunya adalah saat wanita sebagai wajib pajak dalam negeri Indonesia
perhitungan penghasilan kena pajak. Pelaksanaan harus melihat kriteria dalam tie breaker rule. Setelah
perpajakan bagi wajib pajak wanita kawin yang melihat kriteria tersebut baru dapat ditentukan sebagai
memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpa- wajib pajak negara manakah orang tersebut.
jakannya sendiri serta menikah dengan Wajib Pajak Status pernikahan maupun status wajib pajak seseorang
Dalam Negeri (WPDN) tidak akan menimbulkan per- tidak mempengaruhi status perpajakan bagi pasangan
masalahan. menikahnya. Dalam undang-undang domestik Indonesia
Peraturan mengenai wajib pajak wanita kawin dan dalam tie breaker rule tidak disebutkan demikian.
yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban Jadi, jika wajib pajak wanita menikah dengan pria berke-
perpajakannya sendiri merupakan salah satu bentuk warganegaraan asing, maka status perpajakannya dimiliki
penerapan Self Assessment System. Dalam menentukan masing-masing tanpa terpengaruh satu sama lain.
pajak terutangnya, wajib pajak wanita kawin dapat Pria asing yang menikah dengan wajib pajak wa-
memilih ingin bergabung atau berpisah perhitungannya nita tidak langsung menjadi wajib pajak dalam negeri.
dengan suaminya. Tetapi harus dilihat dulu persyaratan subjektif dan
Pemilihan status ini ditentukan oleh wajib pajak objektifnya. Jika terjadi dual residence, maka harus
wanita kawin dan bukan ditentukan oleh pemerintah dilihat juga tie breaker rule dalam menentukan status
ataupun pegawai pajak. Sehingga wajib pajak wanita perpajakan bagi pria asing yang menikah dengan wajib
kawin diberikan kebebasan dalam menentukan status pajak wanita.
perpajakannya yang akan berpengaruh terhadap perhi- Dalam hal suami merupakan Warga Negara Asing
tungan pajak penghasilan terutangnya. (WNA) tetapi telah menjadi WPDN maka yang per-
Penggunaan Self Assessment System menimbulkan lu dibuktikan terlebih dahulu bahwa pernikahan pria
hak dan kewajiban perpajakan yang lebih besar bagi berstatus WNA dengan wajib pajak wanita kawin yang
para wajib pajak. Hak dan kewajiban perpajakan ba- memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban per-
gi wajib pajak wanita kawin sama seperti hak dan ke- pajakannya sendiri adalah sah secara hukum. Setelah da-
wajiban perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi pat dibuktikan sah secara hukum yang berlaku di kedua
lainnya. Hak dan kewajiban perpajakan bagi wajib negara yang bersangkutan, maka proses perpajakan dapat
pajak orang pribadi terdapat dalam Undang-undang dilakukan secara umum tanpa ada pengecualian.
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Akan menimbulkan perbedaan jika wajib pajak
sebagaimana terakhir kali diubah dengan Undang- wanita kawin yang memilih untuk menjalankan hak
undang Nomor 28 Tahun 2007. dan kewajiban perpajakannya sendiri menikah dengan
Pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan bagi pria berstatus WNA sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
wajib pajak wanita kawin yang menjalankan hak dan (WPLN). Penghasilan suami yang berstatus sebagai
kewajiban perpajakannya sendiri tidaklah mengalami WPLN tidak dapat digabungkan dengan penghasilan
perbedaan dengan hak dan kewajiban perpajakan bagi wanita kawin tersebut dalam dalam perhitungan pajak
wajib pajak orang pribadi lainnya. Namun, ada kalanya terutang.
pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan bagi wajib Penghasilan yang dimiliki oleh WPLN yang berasal
pajak wanita kawin harus melihat status perpajakan dari Indonesia dikenakan pemotongan pajak sebesar 20%
suaminya. dari penghasilan bruto. Bagi WPLN tidak memperoleh
Penentuan status wajib pajak bagi suami yang ber- PTKP seperti yang diperoleh WPDN. Pemotongan
kewarganegaraan asing berdasarkan kriteria wajib pa- dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan dan poto-
ANGGARSARI, ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN 142

ngan pajak tersebut bersifat final. Hal tersebut sesuai mana terakhir kali diubah dengan Undang-Undang
dengan Undang-undang tentang Pajak Penghasilan Nomor 28 Tahun 2007.
sebagaimana terakhir kali diubah dengan Undang-Un- Pada Januari 2008, peraturan yang ada barulah
dang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 26 ayat (1). sebatas kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh
Penghasilan suami yang telah dipotong pajak seca- NPWP sendiri. Sedangkan peraturan selanjutnya yang
ra final tidak digabung dengan penghasilan istri karena menjelaskan mengenai perhitungan pajak terutang ba-
pajak yang telah dipotong final tersebut tidak dapat ru ada dan diberlakukan pada Januari 2009 melalui Un-
dijadikan kredit pajak. Penghasilan milik WPLN yang dang-undang tentang Pajak Penghasilan sebagai-mana
berasal dari luar Indonesia tidak dikenakan pemajakan terakhir kali diubah dengan Undang-undang Nomor 36
di Indonesia. tahun 2008. Kekosongan dalam kejelasan peraturan ini
Indonesia merupakan negara yang menerapkan menyebabkan kesimpangsiuran dalam penerapannya.
asas sumber bagi penghasilan yang dimiliki WPLN. Peraturan mengenai wajib pajak wanita kawin
Sehingga penghasilan milik WPLN yang dikenakan yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban
pajak hanyalah penghasilan yang bersumber dari In- perpajakannya sendiri merupakan hak bagi wanita
donesia. Untuk itu akan sulit bagi wajib pajak wanita kawin. Hak untuk menentukan status perpajakannya
kawin yang memilih untuk menjalankan hak dan ingin berpisah atau bergabung dengan suaminya. Na-
kewajiban perpajakannya sendiri jika perhitungan mun, ada beberapa kejadian tentang peraturan ini yang
penghasilan kena pajaknya harus digabung dengan ternyata tidak sesuai kaidahnya.
penghasilan suaminya dimana suaminya berstatus se- Wajib pajak wanita kawin yang memiliki NPWP
bagai WPLN. sendiri, terpisah dari suaminya, ternyata ada yang tidak
Status suami sebagai WPLN akan menimbulkan murni karena pilihannya. Kepemilikan NPWP sendiri
perlakuan perpajakan yang berbeda bagi keluarganya. bagi wanita kawin ada yang dibuatkan oleh pemberi
Jika istri bekerja dan memiliki NPWP, maka istrilah kerja karena jika tidak memiliki NPWP, wanita kawin
yang bertugas sebagai kepala keluarga dalam perpa- yang menerima atau memperoleh penghasilan akan
jakan. Dengan berstatusnya istri sebagai kepala kelu- dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 lebih tinggi
arga, maka istri tersebut tidak boleh berada dalam po- 20% dari tarif yang dikenakan kepada karyawan yang
sisi memilih menjalankan hak dan kewajiban perpa- memiliki NPWP.
jakannya sendiri. Kebijakan perusahan untuk membuatkan NPWP
Hal tersebut sesuai dengan PER-51/PJ/2008 tentang bagi karyawatinya merupakan kebijakan yang men-
Tata Cara Pendaftaran NPWP bagi anggota keluarga. dukung pemerintah dalam upaya mengamankan pene-
Dengan status istri sebagai kepala keluarga, maka rimaan negara. Namun seharusnya, kebijakan perusahaan
seluruh kewajiban perpajakan keluargannya menjadi ini juga memperhatikan status karyawati tersebut. Status
tanggung jawab istri tersebut sesuai dengan konsep yang dimaksud disini adalah status pernikahannya.
keluarga sebagai kesatuan ekonomis. Sehingga jika Jika karyawati tersebut belum menikah, maka
dalam keluarga tersebut terdapat anak yang be-lum tidak bermasalah jika perusahaan mendaftarkan NPWP
cukup dewasa dan memiliki penghasilan, maka untuk dirinya. Tetapi jika karyawati tersebut telah me-
kewajiban perpajakan anak tersebut menjadi tanggung nikah, maka hal tersebut menjadi harus diperhatikan
jawab bagi ibunya. Penghasilan anak yang belum oleh perusahaan sebelum membuatkan NPWP untuk
dewasa digabung dengan penghasilan ibunya dalam karyawatinya. Bagi karyawati yang telah menikah,
menghitung penghasilan kena pajak ibunya. harus dilihat dahulu status perpajakan suaminya. De-
Dengan begitu hak bagi wajib pajak wanita kawin ngan begitu, akan meminimalisir kekeliruan dalam
untuk memilih menjalankan hak dan kewajiban per- pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan.
pajakannya sendiri adalah terbatas. Terbatas yaitu tidak Pada praktiknya, perusahaan yang membuatkan
dapat dipilih oleh semua wajib pajak wanita kawin. NPWP untuk karyawatinya lebih sering tidak mem-
Wajib pajak wanita kawin yang tidak boleh meng- perhatikan status pernikahannya. Perusahaan lang-
gunakan hak ini adalah mereka yang berstatus sebagai sung membuatkan NPWP bagi karyawatinya begi-tu
kepala keluarga dalam perpajakan. Hal ini dikarenakan penghasilannya melebihi PTKP setahun. Tujuan peru-
mereka bertugas untuk mewakili dalam menjalankan sahaan tersebut adalah untuk menghindari pemotongan
hak dan kewajiban perpajakan bagi keluarganya. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang lebih tinggi 20% dari
tarif normal.
B. Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Kebijakan perusahaan mendaftarkan NPWP bagi
Wajib Pajak Wanita Kawin karyawatinya tanpa memperhatikan status pernikah-
Peraturan bagi wajib pajak wanita kawin yang annya akan menimbulkan permasalahan bagi karyawati
memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban per- yang berstatus menikah dengan suami yang memiliki
pajakannya sendiri baru ada dan mulai diberlakukan NPWP. Permasalahan yang timbul diantaranya adalah
pada Januari 2008 melalui Undang-undang tentang kurangnya pemahaman akan kewajiban perpajakannya.
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagai- Karyawati tersebut tidak mengetahui bahwa per-
143 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010 hlm. 138-147

Tabel 1. Perhitungan PPh Terhutang atas Mr. A dan Mrs. A


Keterangan Mr. A Mrs. A Gabungan
Penghasilan Neto Rp.300.000.000 Rp.100.000.000 Rp.400.000.000
Rp. 19.800.000
Rp. 15.840.000
PTKP (Rp.15.840.000+ Rp.35.640.000
(Rp.1.320.000x3)
PKP Rp.280.200.000 Rp. 84.160.000 Rp.364.360.000

5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000


15% x Rp.200.000.000 = Rp. 30.000.000
Perhitungan PPh
25% x Rp.114.360.000 = Rp. 28.590.000 +
Total = Rp. 61.090.000

Rp. 45.817.500 Rp. 15.272.500


PPh terutang (Rp.300.000.000/400.000.00 (Rp.100.000.000/400.000.00 Rp. 61.090.000
0x61.090.000) 0x61.090.000)
Sumber: Diolah oleh peneliti

Tabel 2. Perbandingan PPh terutang Mrs. A yang Dikenakan Pemotongan PPh 21 dan yang Digabung
dengan Penghasilan Suami
Keterangan Digabung dengan Penghasilan Suami Dipotong PPh Pasal 21 oleh Pemberi Kerja
Penghasilan Neto Rp.400.000.000 Rp.100.000.000
Rp. 35.640.000 Rp. 15.840.000
PTKP
(Rp.15.840.000x2)+ (Rp.1.320.000x3)
PKP Rp.364.360.000 Rp. 84.160.000

5% x Rp. 50.000.000= Rp. 2.500.000


Rp. 15.272.500
15% x Rp. 34.160.000= Rp. 5.124.000 +
PPh Terutang (Rp.100.000.000/400.000.00
Total Rp. 7.624.000
0x61.090.000)
Sumber: Diolah oleh peneliti

hitungan pajak terutang mereka adalah dengan cara pajak wanita yang berada pada posisi memiliki NPWP
menggabungkan terlebih dahulu penghasilan neto sendiri, terpisah dari suaminya, hanya membayar pajak
miliknya dengan milik suaminya. Setelah itu dihitung sejumlah yang dipotong perusahaan.
berapa pajak terutanganya lalu besarnya pajak terutang Dalam contoh ini, Mrs. A hanya membayar pajak
yang ditanggung masing-masing antara suami dan istri sebesar Rp.7.624.000 sehingga SPT Mrs. A akan
dibagi dengan perbandingan besarnya penghasilan ma- berada pada posisi nihil. Seharusnya, kewajiban pajak
sing-masing. penghasilan atas Mrs. A menjadi:
Sebagian besar karyawati tidak mengetahui hal
tersebut. Mereka hanya membayar pajak sesuai dengan Pajak penghasilan Mrs. A terutang = Rp. 15.272.500
yang telah dipotong perusahaan. Padahal seharusnya Kredit pajak (PPh Pasal 21) = Rp. 7.624.000 -
mereka membayar sesuai perhitungan yang berasal Pajak Penghasilan Kurang Dibayar = Rp. 7.648.500
dari penggabungan penghasilan miliknya dengan sua-
minya. Atas Pajak Penghasilan yang kurang dibayar sebes-
Misalnya Mrs. A pada ilustrasi diatas hanya bekerja ar Rp. 7.648.500 maka Mrs. A wajib membayar ke kas
pada satu pemberi kerja dan telah dipotong Pajak negara dengan jatuh tempo tanggal 30 Maret tahun
Penghasilan Pasal 21 oleh pemberi kerjanya. Berikut pajak berikutnya. Timbulnya utang pajak penghasilan
ini adalah perbandingannya: akibat posisi kurang bayar juga menyebabkan timbul-
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong oleh nya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tiap bulannya
pemberi kerja adalah sebesar Rp.7.624.000. Tetapi yang juga wajib dibayarkan oleh Mrs. A ke kas negara.
karena Mrs. A memilih untuk menjalankan hak dan Sehingga, dengan beradanya posisi ini kewajiban
kewajiban perpajakannya sendiri, maka pajak terutang- perpajakan Mrs. A bertambah, yaitu menjadi membayar
nya seharusnya menjadi Rp.15.272.500. pajak atas pajak kurang bayar setiap tahun sebelum
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah dipotong oleh tanggal 30 Maret dan membayar angsuran PPh pasal
pemberi kerja sebesar Rp.7.624.000 dapat dijadikan 25 setiap bulannya.
kredit pajak oleh Mrs. A. Namun, kebanyakan wajib Kekeliruan dalam perhitungan pajak penghasilan
ANGGARSARI, ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN 144

atas wajib pajak wanita kawin yang memiliki hak dan penghasilan milik suaminya.
kewajiban perpajakannya sendiri dapat menimbulkan Adanya Finance Act tersebut ternyata mengakibat-
kerugian pada negara. Selain itu juga dapat menimbul- kan amandemen pada Income Act 1967, Act 53.
kan sanksi perpajakan bagi wanita tersebut. Amandemen tersebut menyatakan bahwa pajak ter-
Adanya kekeliruan dalam perhitungan pajak penghasilan utang atas seorang istri dikenakan secara terpisah dari
terutang bagi wanita kawin tersebut dikarenakan kurangnya suaminya. Dengan begitu, maka taxable unit untuk
sosialisasi dan penyuluhan dari pihak pemerintah. Upaya pajak penghasilan di Malaysia murni berubah menjadi
sosialisasi melalui media surat kabar ternyata kurang orang pribadi sepenuhnya.
mancapai sasaran. Terbukti masih banyaknya wajib Terdapat perbedaan mengenai siapa yang menjadi
pajak wanita kawin yang memilih untuk menjalankan taxable unit dalam pajak penghasilan di Indonesia
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri belum me- dan Malaysia. Perbedaan ini juga akan mempenga-
ngetahui cara menghitung pajak penghasilan teru- ruhi status bagi wajib pajak wanita kawin yang men-
tangnnya sesuai peraturan (wawancara dengan nara jalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
sumber Ibu Irene Atmawijaya). Selain itu, Indonesia dan Malaysia memiliki ketentuan
Sosialisasi dan penyuluhan mengenai peraturan yang berbeda bagi wajib pajak wanita kawin yang
perpajakan wajib pajak wanita kawin yang memilih menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sen-
untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya diri. Berikut ini adalah perbedaan-perbedaannya/
sendiri juga dirasa kurang bagi para pegawai pajak Malaysia menggunakan konsep taxable unit berupa
sendiri. Masih ada pegawai pajak yang tidak mengerti orang pribadi dalam sistem pajak penghasilannya.
peraturan ini terutama saat perhitungan penghasilan Berbeda dengan Indonesia yang menggunakan keluar-
neto yang harus digabung terlebih dahulu dengan ga sebagai taxable unit.
penghasilan neto suaminya. Berbedanya konsep siapa yang menjadi taxable
unit ini akan menyebabkan perbedaan-perbedaan pada
C. Perbandingan Perlakuan Pajak Penghasilan beberapa hal yang terkait dengan perlakuan dalam pajak
Bagi Wajib Pajak Wanita Kawin yang Menjalankan penghasilannya. Indonesia menggunakan keluarga se-
Hak dan Kewajiban Perpajakannya Sendiri di bagai taxable unit, maka wanita kawin merupakan unit
Indonesia dan Malaysia yang bergabung dengan suaminya.
Perlakuan pajak penghasilan bagi wajib pajak Bergabungnya wanita kawin dan suaminya da-
wanita kawin di Malaysia juga mengalami perubahan- lam pajak penghasilan akan menyebabkan hak dan
perubahan dalam penentuan status dan pelaksanaan hak kewajiban perpajakan menjadi bergabung juga. Hak
dan kewajiban perpajakannya. Awalnya, taxable unit dan kewajiban bagi suami dan istri tersebut merupa-
dalam pajak penghasilan Malaysia adalah keluarga. kan kewajiban bagi suami sepenuhnya untuk men-
Sehingga pelaksanaan hak dan kewajiban perpa- jalankannya. Sedangkan di Malaysia, dimana orang
jakan di Malaysia dilakukan bersama-sama dalam pribadi sebagai taxable unit maka suami dan istri
keluarga. Kemudian terjadi amandemen Income Tax menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya se-
Act 1967, Act 53 pada tahun 1971. Amandemen ter- cara terpisah. Suami dan istri menjalankan hak dan
sebut memberikan pilihan bagi wajib pajak wanita kewajiban perpajakannya masing-masing tanpa terkait
kawin untuk melaksanakan sendiri hak dan kewajiban satu sama lain.
perpajakannya. Pilihan tersebut diberikan dengan be- Dengan keluarga sebagai taxable unit, apabila
berapa syarat yang harus dipenuhi. suami dan istri ingin menjalankan hak dan kewajiban
Dengan adanya pilihan tersebut, maka taxable unit perpajakannya secara terpisah, maka pengecualian
di Malaysia mengalami pergeseran yaitu menjadi orang tersebut haruslah diatur dalam peraturan perundang-
pribadi dalam beberapa kriteria yang berhubungan undangan. Begitu pula jika orang pribadi yang di-
dengan pekerjaan wajib pajak wanita kawin tersebut. tentukan sebagai taxable unit.
Pajak yang terutang atas penghasilan wajib pajak Bila suami dan istri ingin menjalankan hak dan
wanita kawin yang memilih menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya secara gabungan, maka
kewajiban perpajakannya sendiri di Malaysia dihitung pengecualian tersebut juga harus diatur dalam peraturan
hanya dari penghasilan milik wanita tersebut. Tanpa perundang-undangan. Pengecualian-pengecualian bagi
digabungkan dengan penghasilan suami. konsep taxable unit tersebut ada di dalam undang-
Keadaan tersebut menjadi terbalik pada tahun 1991. undang pajak penghasilan di Indonesia dan Malaysia.
Hal tersebut dikarenakan pada tahun 1991, terdapat Penentuan siapa yang menjadi taxable unit di Indonesia
Finance Act 1991, Act 451 yang mengatur bahwa berbeda dengan di Malaysia, maka dengan sendirinya,
istri dapat menggabungkan penghasilannya dengan proses mendapatkan status menjalankan hak dan
penghasilan suaminya. Dengan begitu berarti peng- kewajiban perpajakannya sendiri bagi wanita kawin di
hasilan milik istri merupakan penghasilan yang ter- Indonesia dan Malaysia pun ikut berbeda.
pisah dari suaminya. Namun, istri dapat memilih Di Indonesia, yang menggunakan keluarga sebagai
untuk menggabungkan penghasilan miliknya dengan taxable unit, status menjalankan hak dan kewajiban
145 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010 hlm. 138-147

Tabel 3. Perbedaan Perlakukan Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Wanita Kawin yang Menjalankan
Hak dan Kewajiban Perpajakannya Sendiri di Indonesia dan Malaysia
Indonesia Malaysia
• Taxable Unit adalah anggota keluarga. • Taxable Unit adalah orang pribadi.

• Wanita kawin yang menjalankan hak dan kewajiban • Wanita kawin secara otomatis menjalankan hak dan
perpajakannya sendiri dilakukan karena wanita kawin kewajban perpajakannya sendiri saat ia memiliki
tersebut memilih untuk melakukannya. penghasilan lebih dari RM 25.500 setahun.

• Pilihan untuk menjalankan hak dan kewajiban


perpajakannya sendiri dilakukan cukup satu kali untuk • Pilihan untuk bergabung dengan suami harus dilakukan
selamanya kecuali dilakukan pelaporan untuk bergabung sebelum tanggal 1 April setiap tahunnya.
dengan suami.

• Perhitungan penghasilan kena pajak didasarkan pada


• Perhitungan penghasilan kena pajak berdasarkan
penggabungan penghasilan neto milik wanita kawin
penghasilan miliknya sendiri.
tersebut dengan milik suaminya.

• Tidak ada pembagian jumlah anak untuk dapat mengakui • Ada pembagian jumlah anak untuk dapat mengakui
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Sumber: Diolah oleh peneliti

perpajakan sendiri bagi wanita kawin diperbolehkan terutang bagi wajib pajak wanita kawin yang memilih
karena peraturan perundang-undangan mengaturnya. untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
Wajib pajak wanita kawin yang memilih untuk men- sendiri di Indonesia dilakukan dengan cara mengga-
jalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri bungkan jumlah penghasilan neto milik wanita ter-
haruslah melapor dengan cara mendaftarkan diri untuk sebut dengan penghasilan neto milik suaminya. Hal ini
memperoleh NPWP yang terpisah dari suaminya. dikarenakan konsep keluarga sebagai taxable unit dan
Dengan begitu, wajib pajak wanita kawin tersebut konsep keluarga sebagai kesatuan ekonomis. Dalam
sudah terpisah pelaksanaan hak dan kewajiban per- konsep keluaga sebagai taxable unit dan konsep ke-
pajakannya dengan suaminya. Status ini akan berlaku luarga sebagai kesatuan ekonomis, penghasilan seluruh
selamanya kecuali wajib pajak wanita kawin tersebut anggota keluarga harus dihitung dalam menentukan
melakukan pelaporan untuk bergabung saja dengan pajak penghasilan terutang.
suaminya. Pelaporan oleh wanita kawin ini hanya Bagi wajib pajak wanita kawin yang menjalankan
perlu dilakukan satu kali. hak dan kewajiban perpajakannya sendiri di Malaysia,
Hal yang berbeda terjadi di Malaysia. Malaysia penghasilan yang dijadikan dasar perhitungan pajak
yang menggunakan orang pribadi sebagai konsep tax- terutang hanyalah penghasilan yang dimiliki oleh
able unit, mengakibatkan seluruh subjek pajak yang wajib pajak wanita kawin tersebut.
sudah memenuhi syarat menjadi wajib pajak akan Hal ini karena yang dijadikan taxable unit adalah
langsung mempunyai hak dan kewajiban perpajakan orang pribadi dalam pajak penghasilan di Malayasia.
sendiri tanpa memperhatikan status pernikahannya. Dalam konsep orang pribadi sebagai taxable unit, maka
Dengan begitu, seluruh wanita kawin yang me- pajak dilihat hanya atas dasar keadaan orang tersebut
menuhi syarat sebagai wajib pajak sudah memiliki tanpa melihat suaminya. Dengan begitu, penghasilan
hak dan kewajiban perpajakan sendiri terpisah dari yang dihitung untuk menentukan pajak terutang
suaminya. Status ini melekat otomatis selamanya ke- hanya berasal dari penghasilan wanita tersebut tanpa
cuali wajib pajak wanita kawin tersebut melakukan digabung oleh penghasilan suaminya.
pelaporan yang menyatakan dirinya bergabung dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk anak-
suaminya. Namun, wajib pajak wanita kawin yang anak yang bekum dewasa dapat diakui oleh wajib
ingin bergabung dengan suaminya harus melakukan pajak wanita kawin yang memilih untuk menjalankan
pelaporan sebelum tanggal 1 April setiap tahunnya. hak dan kewajiban perpajakannya sendiri di Indonesia.
Penentuan penghasilan milik siapa saja yang Pengakuan PTKP ini tanpa dikecualikan, yaitu diakui
dihitung dalam menentukan pajak penghasilan teru- seluruhnya tanpa dan pembagian dan pengecualian.
tang berdasarkan dengan konsep taxable unit yang PTKP atas maksimal tiga anak yang belum dewasa
digunakan masing-masing negara baik di Indonesia ikut dikurangkan dari penghasilan neto yang digabung
maupun di Malaysia. Perhitungan pajak penghasilan antara suami istri.
ANGGARSARI, ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN 146

Hal tersebut berbeda dengan ketentuan di Malaysia. untuk menentukan status dalam pajak penghasilan.
Wajib pajak wanita kawin yang menjalankan hak dan Akibat perbedaan penentuan siapa yang menjadi taxable
kewajiban perpajakannya sendiri dapat mengakui PTKP unit-lah yang menyebabkan pilihan yang dihadapi
atas anak-anak yang belum menikah dengan cara mem- berbeda.
bagi jumlah anak antara suami dan istri. Di Indonesia, pilihan adalah untuk menjalankan
Perbandingan pembagian berapa jumlah anak yang hak dan kewajiban perpajakannya sendiri, terpisah dari
PTKP-nya diakui istri atau suami ditentukan melalui suaminya. Berbeda dengan Malaysia, pilihan adalah
kesepakatan suami istri terkait. Misalnya dalam sebu- untuk mengabungkan pelaksanaan hak dan kewajiban
ah keluarga terdapat tiga orang anak yang belum me- perpajakan dengan suaminya.
nikah dan masih bersekolah. Ketentuan pembagian
pengakuan PTKP atas ketiga anak tersebut berdasarkan KESIMPULAN
kesepakatan suami istri terkait. Boleh saja PTKP atas
dua anak diakui sebagai pengurang penghasilan di Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpul-
pihak istri atau sebaliknya. kan Pemberian hak bagi wajib pajak wanita kawin
Wajib pajak wanita kawin yang menjalankan hak untuk memilih menjalankan hak dan kewajiban per-
dan kewajiban perpajakannya sendiri di Malaysia pajakannya sendiri merupakan upaya untuk mem-
memperoleh hak dan kewajiban yang sama dengan berikan hak dan kewajiban yang sama bagi wajib pajak
wajib pajak pria. Wanita kawin tersebut diperbolehkan tanpa memperhatikan jenis kelaminnya.
mengakui tax deduction dan tax rebate selain me- Kesamaan hak dan kewajiban ini diberikan dalam
ngakui personal relief dalam perhitungan pajak peng- rangka menyamakan kedudukan di depan hukum.
hasilannya. Jenis dan batasan tax deduction dan tax Kesamaan dalam hak dan kewajiban perpajakan ini
rebate sama seperti yang diberikan kepada wajib pajak juga mengupayakan adanya penyetaraan gender. Agar
pria. wanita dan pria memiliki kedudukan dan peran yang
Dengan begitu, jelaslah bahwa perpajakan bagi sama dalam hal perpajakan.
wanita kawin di Malaysia memberikan kesamaan hak Bagi wajib pajak wanita yang menikah dengan
dan kewajiban sebagai warga negara. Selain itu, sistem Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) dapat melak-
perpajakan yang menggunakan orang pribadi sebagai sanakan untuk memilih menjalankan hak dan ke-
taxable unit merupakan upaya mewujudkan keseteraan wajiban perpajakan sendiri. Namun, bagi wajib pajak
gender. Pria dan wanita diperlakukan sama dalam hal wanita yang menikah dengan pria berkewarganegaraan
perpajakan tanpa melihat status pernikahannya. asing berstatus Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN)
Indonesia dan Malaysia juga memiliki dalam sis- tidak dapat menggunakannya haknya untuk memilih
tem pajak penghasilannya, yaitu digunakannya self menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya se-
assessment system dalam menentukan pajak terutang. ndiri. Hal ini dikarenakan wanita tersebut harus menjadi
Dengan digunakannya self assessment system, maka kepala keluarga dalam pajak penghasilan. Wanita yang
wajib pajaklah yang berperan aktif dalam menjalankan menjadi kepala keluarga dalam pajak penghasilan
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Pemenuhan tidak boleh dalam posisi menjalankan hak dan kewa-
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri tanpa me- jiban perpajakannya sendiri. Ketentuan tersebut sesuai
nunggu adanya keputusan dari Direktorat Jenderal Pa- dengan PER-51/PJ/2008 tentang Tata Cara Pendaftaran
jak yang berwenang. NPWP bagi anggota keluarga.
Self assessment system di Indonesia memberikan Dengan begitu, pemberian hak bagi wajib pajak
hak kepada wajib pajak wanita kawin untuk memilih wanita kawin untuk menjalankan hak dan kewajiban
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sen- perpajakannya sendiri adalah terbatas. Terbatas yai-
diri. Hal ini dikarenakan taxable unit di Indonesia tu tidak diperbolehkannya hak tersebut dijalani bagi
adalah keluarga. Sehingga wajib pajak wanita kawin wajib pajak wanita kawin yang menjadi kepala keluar-
diberikan pilihan untuk menentukan status dalam pa- ga dalam perpajakan.
jak penghasilan. Pada perpajakan di Malaysia, terdapat perbedaan
Berbeda dengan Malaysia yang menggunakan orang antara ketentuan mengenai wajib pajak wanita yang
pribadi sebagai taxable unit. Dengan begitu, wajib menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
pajak wanita kawin merupakan orang pribadi yang dengan ketentuan di Indonesia. Perbedaan tersebut
memiliki pelaksanaan hak dan kewajiban perpajak- diantaranya:
kannya sendiri. Tanpa diberikan kebebasan untuk me- Pertama, Indonesia menggunakan keluarga sebagai
milih menjalankan hak dan kewajiban perpajakan-nya taxable unit sedangkan Malaysia menggunakan orang
sendiri. Pilihan yang diberikan kepada wajib pajak pribadi sebagai taxable unit. Perbedaan siapa yang
wanita kawin adalah untuk menggabungkan penetapan menjadi taxable unit akan menimbulkan perbedaan
penghasilan dengan suaminya. juga dalam ketentuan bagi wajib pajak wanita kawin
Self assessment system di Indonesia dan Malaysia yang menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sama-sama memberikan wajib pajak wanita kawin sendiri.
147 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010 hlm. 138-147

Kedua, di Indonesia, wajib pajak wanita yang menjalankan atau Pekerjaan Bebas.
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri harus men- ____. Surat Edaran Nomor SE-06/PJ.9.4/1991 tentang Peralihan
daftar ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat NPWP Wanita Kawin.
dengan tempat tinggal. Sedangkan di Malaysia, wa- ____. Surat Edaran Nomor SE-29/PJ/2010 tentang Pengisian
jib pajak wanita kawin memang secara otomatis men- Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
jalankan hak dan kewajiban per-pajakannya sendiri. Orang Pribadi Bagi Wanita Kawin Yang Melakukan Perjanjian
Ketiga, di Indonesia, perhitungan pajak terutangnya Pemisahan Harta Dan Penghasilan atau Yang Memilih Untuk
bersumber dari penggabungan penghasilan neto antara Menjalankan Hak dan Kewajiban Perpajakannya Sendiri.
wanita tersebut dengan suaminya. Berbeda dengan Grown, Caren Grown. 2005. What Gender Equality Advocates
Malaysia yang perhitungan pajak penghasilannya ha- Should Know About Taxation. Levy Economics Institute, Bard
nya bersumber dari penghasilan neto wanita itu sendiri. College.
Keempat, dalam perpajakan di Indonesia, wajib Indonesia Dinilai Maju Jalankan Konvensi CEDAW, 2010 http://
pajak dapat mengakui Penghasilan Tidak Kena Pajak www.waspada.co.id/. 14 Juni.
(PTKP) atas maksimal tiga anaknya atau tanggung- KPMG’s Individual Income Tax Rate Survey. 2008.
an lain yang diperbolehkan peraturan perundang-un- Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang
dangan saat perhitungan penggabungan penghasilan. Perubahan Keempat Undang-undang Nomor 6 tahun 1983
Di Malaysia, pengakuan PTKP atas anak-anak dapat tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
dibagi berdasarkan jumlah anak yang dimiliki dalam ____. Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
keluarga tersebut. Penghasilan.
____. Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Perubahan
DAFTAR PUSTAKA Keempat Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.
Committee on the Elimination of Discrimination against Women. Sajogyo, P. 1987. Pengembangan Peranan Wanita Khususnya di
2010. http://www.un.org/womenwatch/daw/cedaw/members. Pedesaan yang Sedang Berubah dari Masyarakat Pertanian
htm. ke Industri di Indonesia 1981-1987. Seminar Fungsi Sosial
Country Report. 2010. http://www.un.org/womenwatch/daw/cedaw/ Ekonomi Wanita Indonesia.
reports.htm. Setyono, Arif Yuli. 2010. Mengapa Perlu Ada Perjanjian
Direktur Jenderal Pajak. Peraturan Nomor PER-51/PJ/2008 tentang Perpajakan. www.dannydarussalam.com.
Tata Cara Pendaftaran NPWP Bagi Anggota Keluarga. Sugiyono. 2000. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV
____. Keputusan Nomor 78/PJ.41/1990 tentang Pemberian NPWP Alfabeta.
Kepada Istri Wajib Pajak yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Syarief, I., dan D. Murtadlo. 2000. Pendidikan Untuk Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai