Anda di halaman 1dari 2

Monarki

Monarki (atau Kerajaan) berasal dari bahasa Yunani monos (μονος) yang berarti satu, dan archein
(αρχειν) yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia.

perbedaan penguasa monarki dan penguasa lainya adalah penguasa monarki menjadi penguasa
sepanjang hayatnya, dan jika meninggal kekuasaanya akan diberikan kepada anak keturunananya.
Sedangkan penguasa lainnya ( presiden) biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu.
Namun dalam Negara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau yang dipertuan agungkan hanya
berkuasa selama lima tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam
persekutuan. Pada zaman sekarang, konsep monarki yang dibatasi kekeuasaan konstitusi.

Meskipun teori monarki tertua yang pernah ada, monarki juga mempunyai kelemahan. Dengan
kedaulatan tertinggi di tangan raja, maka raja dapat melakukan apapun yang ia kehendaki. Ia bebas
memerintah rakyat semaunya sendiri. Hal ini dapat menciptakan pemerintahan tirani dan dalam
perkembangan selanjutnya akan menjadi diktator di Negaranya sendiri.

Islam, Sesungguhnya sistem pemerintahan islam berbeda dengan sistem pemerintahan lain yang
ada di dunia ini, baik dari segi asas mendasar, pemikiran, pemahaman, baik dari segi hukum undang-
undang dan konstitusi. Sistem pemerintahan islam bukanlah sistem kerajaan (monarki), hal itu karena
dalam sistem kerajaan, seorang anak (putra mahkota) menjadi raja karena pewarisan, umat tidak ada
hubunganya dengan pengakatan raja. Adapun dalam sistem pemerintahan Islam, tidak ada pewarisan,
akan tetapi, baiat dari umatlah yang menjadi metode untuk mengakat khalifah (kepala Negara).

Sistem kerajaan juga memberikan keistimewaan kepada raja, menjadikan raja diatas undang-undang,
menjadikan raja sebagai symbol bagi rakyatnya, raja mengatur negeri sesuai dengan keinginan dan
kehendak hawa nafsunya, raja tidak tersentuh hukum meskipun melanggar, ataupun berbuat maksiat.
Sebaliknya dalam sistem khilafah, khalifah tidak diberi kekhususan dengan keistimewaan yang
menjadikanya diatas rakyat sebagaimana seorang raja, ataupun keistimewaan dihadapan pengadilan.

Khalifah bukanlah simbol seperti seorang raja, tetapi khalifah sebagai pelayan umat, mengurusi urusan
umat dengan syariah islam, khalifah juga terikat dengan hukum syara, pada seluruh aspek kehidupan.

Sistem pemerintahan dalam islam adalah sistem khilafah, khilafah secara syar’i adalahsistem khilafah,
khilafah secara syar’i adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin seluruhnya di dunia untuk
menegakan hukum-hukum syara’ islami dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Karena itu,
baik kepala Negara maupun masyarakat, sama-sama terikat kepada syariah Islam. Kepala Negara wajib
menerapkan syariah Islam dengan benar, sesuai dengan ketetapan Allah dalam Al-quran dan As Sunnah.
Tidak boleh sesuka hatinya. Allah SWT berfirman

‫اك فمكأولمئب م‬
:‫ك هككم انلمكاَفبكرومن‬ ‫ موممنن لمنم يمنحككنم ببمماَ أمننمزمل ا‬n barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (QS al-Maidah [5]: 44).

‫ظاَلبكموُمن‬ ‫اك فمكأولمئب م‬


‫ك هككم ال ا‬ ‫موممنن لمنم يمنحككنم ببمماَ أمننمزمل ا‬

Dan barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang dzalim (QS al-Maidah [5]: 45)..

‫اك فمكأولمئب م‬
‫ك هككم انلمفاَبسكقوُمن‬ ‫موممنن لمنم يمنحككنم ببمماَ أمننمزمل ا‬

Dan arangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik (QS al-Maidah [5]: 47).

Itulah, upaya-upaya untuk menegakan pemerintahan Islam, manakala di permukaan bumi ini belum ada
Pemerintahan Islam; dan manakala tidak ada orang yang menegakan hukum-hukum Allah untuk
melindungi hak-hak Allah yang wajib dikerjakan; dan manakala tidak ada orang yang menegakan hukum-
hukum agama ; yaitu upaya untuk menyatukan seluruh jama’ah kaum muslimin dibawah bendera La
Ilaha Illa Allah Muhammadur Rasulullah. Di dalam Islam tidak ada rukhshah (keringanan) sedikit pun agar
diperbolehkan berdiam diri terhadap pelaksanaan kewajiban yang telah difardhukan oleh Allah, sampai
kewajiban tersebut tegak.

Anda mungkin juga menyukai