1
Yoyok Tri Setyobudi, 1Loso Riyanto, dan 2Nur Cahyo Teguh Santoso
1
Penyuluh Kehutanan Wilker Kec. Ayah, Kab. Kebumen dan 2Penyuluh Kehutanan Wilker
Kec. Bagelen, Kab. Purworejo
I. PENDAHULUAN
Ekosistem pesisir memiliki ruang peruntukan yang disebut sebagai sempadan pantai.
Ruang ini berfungsi untuk menjaga dan melindungi ekosistem dan sumber daya alam
pesisir. Manfaat dari keberlangsungan fungsi sempadan pantai tidak hanya
menguntungkan lingkungan hidup di kawasan tersebut melainkan juga memberikan
keuntungan bagi manusia, seperti mengurangi resiko intrusi air laut. Sempadan
pantai juga menyediakan sumber daya lahan bagi masyarakat pesisir bahkan tidak
jarang menyediakan bahan sandang, pangan, papan, obat-obatan serta sumber daya
mineral. Pasir besi merupakan salah satu sumber daya mineral yang banyak tersedia
di bawah permukaan pasir di kawasan pesisir. Sebagai sumber daya lahan sempadan
pantai biasa dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan pertambakan, bahkan tidak
jarang dijadikan sebagai kawasan industri.
Data penelitian terdiri atas sekunder. Data sekunder diperoleh dari dokumen hasil
studi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen dan data statistik dari
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen.
C. Analisis Data
Data yang digunakan adalah data tahun 2016 dengan parameter yang diukur
terdiri dari kepadatan penduduk, pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi,
dan struktur ekonomi. Data yang dikumpulkan kemudian ditampilkan dalam
tabulasi dan dianalisis secara deskriptif.
𝑋𝑖𝑗 /𝑋𝑗
𝐿𝑄𝑖𝑗 =
𝑋𝑖. /𝑋..
dimana:
Kawasan sempadan pantai di Kecamatan Mirit, Klirong dan Ayah memiliki arti yang
cukup penting bagi sektor kehutanan khususnya dan lingkungan hidup pada
umumnya. Beberapa titik lokasi di kawasan ini memiliki kondisi penutupan vegetasi
berupa hutan cemara yang cukup bagus hasil dari kegiatan rehabilitasi hutan dan
lahan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Pengendalian Dampak Lingkungan
Kabupaten Kebumen (sekarang Balai Pengelolaan Hutan Wilayah VII Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah). Ketiga lokasi ini juga
merupakan muara sungai besar dari DAS Wawar Medono (Mirit), DAS Luk Ulo
(Klirong), dan Ijo (Ayah) dengan penutupan vegetasi berupa hutan mangrove. Di
Kecamatan Mirit (Desa Wiromartan dan Lembupurwo) luas hutan mangrove
mencapai 18,85 ha, di Kecamatan Klirong (Desa Tanggulangin) seluas 1,4 ha, dan di
Kecamatan Ayah (Desa Ayah) seluas 10,32 ha (DKP, 2016).
C. Pendapatan Masyarakat
Berdasarkan data statistika tahun 2013 diketahui bahwa PDRB Provinsi Jawa
Tengah menurut harga berlaku adalah Rp. 830.016.016,43 (juta) dengan jumlah
penduduk sebanyak 33.264.339 orang, maka pendapatan perkapita provinsi
sebesar Rp 24.952.127,15. PDRB Kabupaten Kebumen sebesar Rp.
8.835.316,23 (juta) dengan jumlah penduduk sebanyak 1.176.662 orang, maka
pendapatan perkapita kabupaten sebesar Rp 7.508.797,11. Pendapatan per kapita
masing-masing kecamatan dalam wilayah studi seperti tertera pada Tabel
berikut.
Rata-rata
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan PDRB (juta) Pendapatan
(orang)
(Rp./th)
1. Mirit 121.131.06 43.833 2.763.467,25
2. Klirong 153.228.33 54.188 2.827.717,02
3. Ayah 157.094,60 55.233 2.844.216,32
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2017. Kebumen Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kebumen.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen. 2016. Laporan Akhir Kajian
Akademis Wilayah Pesisir Kabupaten Kebumen.
Paimin, Sukresno dan Purwanto. 2010. Sidik Cepat Degradasi Sub DAS. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi.
Salminah, M. Dkk. 2014. Karakteristik Ekologi dan Sosial Ekonomi Lanskap Hutan pada
DAS Kritis dan Tidak Kritis: Studi Kasus di DAS Baturusa dan DAS Cidanau.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 11 No. 2 Juni 2014, Hal.
119 – 136.
Sanudin dan Antoko, B.S. 2007. Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat di DAS Asahan,
Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 4 No. 4
Desember 2007, Hal. 355 – 367.
Sugiharto, E. 2007. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru Ilir
Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik. EPP Vo. 4 N0. 2 Tahun 2007. Hal
32-36.