Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH ANALISA AIR

PEMERIKSAAN KADAR SULFAT PADA AIR BERSIH

NAMA ANGGOTA

SITI NUR ASIAH 201703001

RAISA AMIENI 201703018

RIZKI ALVI PRATAMA 201703029

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes MITRA KELUARGA

BEKASI

2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia terutama digunakan sebagai air minum, memasak, mandi dan
kebutuhan lainnya yang kebanyakan sangat berhubungan erat dengan
unsur tersebut. Jumlah penduduk di Indonesia yang semakin bertambah
banyak menyebabkan kebutuhan air bersih semakin meningkat. Biasanya
penduduk yang bertempat tinggal diperkotaan mennggunakan air bersih
yang berasal dari sumur air dangkal dan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), sedangkan pada penduduk yang bertempat tinggal di pedesaan
mendapatkan air bersih dari sumur air dangkal ataupun sungai.Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih yaitu iklim,
tingkat ekonomi, masalah lingkungan, keberadaan industri dan
perdagangan, harga air baku dan ukuran kota (Linsey dan Franzini,
2009).
Kebutuhan air bersih yang meningkat menjadi sesuatu yang
terkadang sulit untuk didapatkan pada suatu daerah, kejadian tersebut
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kekeringan ataupun adanya
pencemaran air yang terjadi pada sungai ataupun tanah. Menurut
Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup Nomor
02 Tahun 1998, yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
ke dalam air atau udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Air
dapat dikatakan tercemar atau tidak dapat digunakan ketika warna, rasa
ataupun baunya tidak seperti air bersih pada umumnya. Kandungan unsur
kimia yang biasanya terdapat pada air yaitu besi, mangan, sulfat, nitrat,
nitrit, zat organik, klorida, klorin dan lain-lain. Jika unsur-unsur tersebut
dikonsumsi dalamumlah yang berlebihan maka tubuh akan menimbulkan
reaksi keracunan seperti mual dan muntah ataupun penyakit seperti

Page 2
kerusakan pada ginjal, hati, gagal jantung dan khususnya pada organ
penceranaan (Aprianti. 2008).

2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Mempelajari metode analisis kandungan sulfat dalam sampel air
bersih.
b. Mengetahui kandungan sulfat dalam air bersih sehingga dapat
menyimpulkan apakah masih berada dalam ambang batas lingkungan
atau tidak.
c. Mengetahui standar baku sulfat dalam air bersih menurut permenkes
dan standar nasional indonesia.

Page 3
BAB II

STUDI PUSTAKA

1. STRUKTUR ION SULFAT

Stuktur ion sulfat

Sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus SO42- yang


memiliki massa molekul 96,06 satuan massa atom. Ion sulfat terdiri dari
atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan
tetrahedral. Ion sulfat bermuatan negatif dua dan merupakan basa konjugat
dari ion hidrogen sulfat (bisulfat) HSO4- dan basa konjugat dari asam sulfat,
H2SO4. Keberadaan sulfat tersebar pada air yang berasal dari alam ataupun
air yang berasal dari limbah yang dihasilkan oleh manusia. Contoh limbah
cair yang mengandung sulfat adalah limbah yang berasal dari industri
kertas ataupun pertambangan. Konsentrasi sulfat di dalam air alam
umumnya terdapat dalam jumlah yang sangat besar (Aprianti, 2008). Kadar
sulfat yang tinggi pada air akan menyebabkan bau, rasa yang tidak enak
pada air tersebut serta dapat bersifat korosif pada pipa yang dilewati oleh
air yang mengadung sulfat. Keberadaaan sulfat tersebut pada tubuh
manusia akan mengakibatkan sakitnya perut dan penyakit lain.

2. SIFAT KIMIA ION SULFAT

Secara kimia sulfat merupakan bentuk anorganik dari sulfida di


dalam lingkungan aerob. Sulfat di lingkungan aerob dapat berada secara

Page 4
alamiah ataupun dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industri dan
limbah laboratorium. Secara ilmiah, sulfat berasal dari pelarutan mineral
yang mengandung sulfur, misalnya CaSO4.2H2O atau gips dan kalsium
sulfat anhidrat (CaSO4).

Ion sulfat bisa menjadi satu ligan dengan menghubungkan satu


oksigen (monodentat) atau dua oksigen sebagai jembatan. Contoh molekul
logam netral kompleks PtSO4P(C6H5)32, di mana ion sulfat berperan sebagai
ligan bidentat (ligan yang terkoordinasi pada logam melalui dua atom).
Ikatan oksigen-logam dalam molekul sulfat kompleks mempunyai ciri
kovalen. Selain itu ion sulfat dapat mereduksi sulfat menjadi hidrogen
sulfida dalam kondisi anaerobik sesuai dengan persamaan berikut.

SO42- + bahan organik anaerobik


S2- + H2O + CO2
S2- + 2H+ H2S
H2S + 2O2 bakteria H2SO4

Ion sulfat yang menjadi H2SO4 ( asam kuat ), selanjutnya akan


bereaksi dengan logam-logam yang merupakan bahan dari pipa yang
digunakan sehingga terjadi korosi. Sementara itu, masalah bau akibat ion
sulfat disebabkan karena terbentuknya H2S yang merupakan suatu gas yang
berbau (Aprianti, 2008).

Polaritas dan konduktivitas

Ion sulfat yang menjadi H2SO4 anhidrat yang merupakan cairan


yang sangat polar. Ia memiliki tetapan dielektrik sekitar 100. Konduktivitas
listriknya juga tinggi. Hal ini diakibatkan oleh disosiasi yang disebabkan
oleh swa-protonasi, disebut sebagai autopirolisis.[6]

2 H2SO4 → H3SO+4 + HSO−4

Konstanta kesetimbangan autopirolisisnya adalah[6]

Kap(25 °C)= [H3SO+4][HSO−4] = 2,7 × 10−4.

Page 5
3. SIFAT FISIKA ION SULFAT

Sulfat memiliki wujud berupa zat mikroskopik (aerosol) hasil dari


pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. ion sulfat yang dihasilkan
dilingkungan akan menambah keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan
asam. Ion sulfat yang meningkat ditandai dengan timbulnya bau, rasa tidak
enak dari air serta masalah korosi pada perpipaan(Aprianti, 2008).

kebanyakan sulfat sangat larut dalam air. Kecuali dalam kalsium


sulfat, stronsium sulfat dan barium sulfat, yang tak larut. Barium sulfat
sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat, dimana penambahan barium
klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat akan terbentuk
endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya anion sulfat.

4. MEKANISME ATAU PROSES MASUKNYA ION SULFAT

sulfat dapat diabsorbsi dari oral karena pada umumnya sulfat sangat
larut dalam air kecuali dalam bentuk senyawa kalsium sulfat, stronsium
sulfat dan barium sulfat. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan
mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium
sufat anhidrat (CaSO4). Selain itu deterjen juga memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap keberadaan sulfat di air. Menurut PP No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, konsentrasi sulfat yang diperbolehkan adalah 400 mg/L.

Sulfat (SO4) merupakan zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh
berupa salah satu dari elektrolit tubuh.di dalam tubuh manusia SO42-
mempunyai muatan negatrif sehingga disebut anion yang berfungsi untuk
kesetimbahan antara H2O dan untuk memastikan sel – sel serta organ tubuh
dapat berfungsi dengan baik dengan menjaga tekanan osmotik, mengatur
pendistrubusian cairan, menjaga pH tubuh, dan terlibat dalam setiap reaksi
oksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam proses metabolisme. Namun

Page 6
konsumsi air atau penggunaan air yang memiliki kandungan sulfat dapat
memiliki manfaat dalam kadar yang normal hanya saja dalam kadar yang
melebihi batas normal dapat menyebabkan gejala – gejala dari efek
kelebihan ion sulfat, hal tersebut karena ion sulfat akan berdistribusi dalam
darah .

Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air di
alam. Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk
industri, namu kecenderungan air yang mengandung ion sulfat dalam
jumlah yang cukup besar dapat membentuk kerak air yang keras pada ketel
dan alat pengubah panas. Sulfat merupakan suatu bahan yang perlu
dipertimbangkan, sebab secara langsung merupakan “penanggung jawab”
dalam dua problem yang serius yang sering dihubungkan dengan
penanganan dan pengolahan air bersih. Masalah ini berupa masalah bau dan
masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi
hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik. Efek laksatif pada sulfat
ditimbulkan pada konsentrasi 600-1000 mg/l, apabila Mg+ dan Na+
bergabung dengan SO4, maka akan menimbulkan rasa mual dan Ingin
muntah. oleh sebab itu Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh
Dep. Kes. R.I untuk SO4 dalam air minum adalah sebesar 200-400 mg/l
(Sutrisno.T, 2004)

5. PEMERIKSAAN SULFAT

Tujuan : Pengujian kadar sulfat pada air bersih untuk mengetahui agar air
yang dikonsumsi terhindar dari kandungan sulfat yang tinggi atau melebihi
nilai batas ambang dari yang telah ditetapkan.

METODE 1

Metode pemeriksaan yaitu secara kualitatif dengan Prinsip


pemeriksan Untuk mengetahui adanya ion sulfat (SO42-) dalam sampel dapat
dilakukan dengan menambahkan larutan BaCl2 dalam suasana asam pada

Page 7
larutan sampel. Pembentukan endapan putih barium sulfat (BaSO4)
menunjukkan adanya ion sulfat dalam larutan sampel (Ibnu, 2005).

Persamaan reaksi
Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + NaCl

Prosedur pemeriksaan
Alat dan Bahan
Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet tetes
Bahan
 Reagen BaCl2
 sampel air

PROSEDUR
K KERJA PENGAMATAN
masukkan
e 10 tetes sampel air -
l
Tambahkan 3 tetes BACl2 1 M -
Amati e pembentukan endapan yang Endapan putih BaSO42-
terjadi b
i
kelebihan
 metode yang sederhana dan mudah digunakan
kekurangan
 hasil perlu diuji dengan metode lain
METODE 2
Metode Gravimetri merupakan analisis suatu zat dengan cara penimbangan serta
pengendapan. Suatu metode gravimetri untuk analisis biasanya didasarkan pada
suatu

Page 8
reaksi kimia seperti :

aA + rR → AaRr.

Pada reaksi tersebut a molekul analit A, bereaksi dengan r molekul analit R.


Produknya AaRr, biasanya berupa zat yang sangat sedikit larut, yang dapat ditimbang
dalam keadaan demikian setelah proses pengeringan atau yang dapat dipanaskan
menjadi senyawa lain yang susunannya diketahui, kemudian ditimbang.
Metode tersebut dalam pemeriksaan ion sulfat memiliki prinsip yaitu melarutkan
sampel dengan aquades,setelah sampelnya dilarutkan sampai terbentuk analit, analitnya
kemudian di endapkan kemudian dilakukan penimbangan. Biasanya analit berasal dari
garam-garam yang sukar larut yang diendapkan sehingga sebagian besar garam
analitnya terendapkan, itupun tidak semua analit yang mengendap, masih ada ion-ion
lain yang sukar terendapkan.

Persamaan reaksi

1. SO42-(aq) + 2 HCl(aq) H2SO4(aq) + 2 Cl-(aq)


2. H2SO4(aq) + BaCl2(aq) BaSO4(s) + 2 HCl(aq)
3. BaSO4(s) + H2O + Cl- BaCl2(s) + SO42-(aq) + H2O(aq)

Prosedur pemeriksaan
Alat dan Bahan
A. Alat 3. Labu ukur 100 ml dan 25 ml
1. Pipet tetes
2. Gelas kimia 100 ml 5. Penangas listrik
3. Gelas ukur 25 ml 6. Corong
4. Oven 7. Kaca arloji
B. Bahan 4. Aquades
1. Larutan BaCl2 1 % 5. Sampel air bersi
2. Larutan HCl pekat 6. Sampel sulfat

Page 9
A. Pembuatan larutan BaCl2 1 %

Menimbang 2,5 gram padatan BaCl2.6H2O kemudian memasukkannya ke dalam gelas


kimia dan melarutkannya dengan menggunakan aquades dan larutannya menjadi keruh
2. Memasukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur dan setelah itu mengencerkannya
sampai 250 ml larutannya menjadi keruh.
Mengaring larutan tersebut ke dalam botol larutannya menjadi bening.
4. Mengulangi langkah 1-3 untuk volume 100 ml.
B.
B. B. Untuk sampel air

Memasukkan 25 ml sampel air galon tondo ke dalam gelas kimia lalu menambahkan 1
ml HCl pekat kemudian mendidihkannya.
Menambahkan 100 ml BaCl2 1 % .
Memanaskan campuran larutan tersebut di atas penangas listrik selama 30 menit.
Mendinginkan campuran larutan tersebut beberapa menit kemudian menyaringnya
dengan kertas saring.
Mencuci endapan dengan air panas yang mengandung HCl hingga saringan tidak
mengandung barium lagi.
Mengeringkan endapan tersebut ke dalam oven, kemudian mendinginkan selama
beberapa menit setelah itu menimbangnya di atas neraca digital.
Mengulangi langkah tersebut untuk sampel air

Kelebihan
 mudah dilakukan
 hasil analisisnya spesifik dan
akurat
 sensitif

Page 10
Kekurangan
 Dapat menyebabkan kesalahan dari hal – hal berikut ini:
1. Endapan yang tidak sempurna dari ion yang diinginkan dalam cuplikan.
2. Gagal memperoleh endapan murni dengan komposisi tertentu untuk penimbangan.
Faktor–faktor penyebabnya adalah :
1. Kopresipitasi dari ion-ion pengotor.
2. Postpresipitasi zat yang agak larut.
3. Kurang sempurna pencucian.
4. Kurang sempurna pemijaran.
5. Pemijaran berlebih sehingga sebagian endapan mengurai.
6. Reduksi dari karbon pada kertas saring.
7. Tidak sempurna pembakaran.

METODE 3
Metode Spektrofotometri merupakan metode perpanjangan dari penelitian visual
dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia,
memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran
kuantitatif.

Pengujian dengan analisa Spektroskopi didasarkan pada Warna yang merupakan


salah satu kriteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada analisis spektrokimia,
spectrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisis spesies kimia dan
menelaah interaksinya dengan radiasi elektromagnetik. Karena tiap spesies kimia
mempunyai tingkat energi radiasi yang berbeda, maka transisi perubahan energinya
juga berbeda. Berarti suatu spektrum yang diperoleh dengan memplot beberapa fungsi
frekuensi terhadap frekuensi radiasi elektromagnetik adalah khas untuk spesies kimia
tertentu dan berguna untuk identifikasi. Pada analisis spektrokimia, frekuensi dari 10-
10.000 Hz, misalkan gelombang audio sampai 1022 Hz. Dimana perubahan energi
disebabkan oleh transisi rotasi, vibrasi, elektronik dan inti. Dasar analisis spektroskopi

Page 11
adalah interaksi radiasi dengan spesies kimia. Selama analisis spektrokimia, perlu
sekali digunakan cahaya dari satu panjang gelombang, yaitu radiasi monokromatis
(S.M.Khopkar, 2003)

Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang absorpsi
maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang
sedang diselidiki.Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk
mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul.Akan tetapi
yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultraviolet dan sinar
tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus
pengabsorpsi.

Metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh


suatu larutan berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga sebagai metode
kalorimetri. Hanya larutan senyawa yang berwarna yang dapat ditentukan dengan
metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya
dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. nemun pada metode
spektroskopi ultraviolet, cahaya yang diserap bukan cahaya tampak tapi cahaya
ultraviolet. Dengan cara ini larutan tak berwarna dapat diukur, contoh aseton dan
asetaldehid. Pada spektroskopi ini energy cahaya terserap digunakan untuk transisi
electron.Karena energy cahaya UV lebih besar dari energy cahaya tampak maka energy
UV dapat menyebabkan transisi electron . warna yang diserap dan warna yang tampak
pada metode spektrofotometri sesuai dengan panjang gelombang yang dipakai
sebagaimana table di bawah ini :

Page 12
Prinsip metode spektofotometri Ion sulfat dapat ditentukan kadarnya dengan
cara membentuk endapan BaSO4 dengan adanya penambahan BaCl2 dalam suasana
asam.Agar endapan Barium sulfat tetap dalam bentuk koloid maka suasana harus dibuat
banyak elektrolit.kadar sulfat dapat diketahui dari kurva hubungan absorbansi terhadap
konsentrasi sulfat standar. Dimana kekeruhan yang dihasilkan diukur dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm.

Persamaan Reaksi

SO42- + BaCl2→ BaSO4↓ + 2Cl-

Prosedur pemeriksaan

Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :

-SprektrofotometerUV/VIS -Sampel (Air keran wudhu )

-Labu takar 100ml -BaCl2 sebagai pengendap

-Botol semprot -Gliserin

- Batang pengaduk -Larutan NaCl 1N : HCl 1N =1:1

- Corong pendek - Larutan standar sulfat 1000ppm

-Gelas kimia 400ml dan kuvet

Page 13
Prosedur kerja dan Data Pengamatan

PROSEDUR KERJA DATA PENGAMATAN


1 Ambil 50ml sampel,masukan ke labu Sampel + gliserin → tetap, larutan tidak
takar 100ml dan jangan dulu ditanda berwarna.
bataskan,tambahkan 6ml gliserin dan
25 ml campuran NaCl 1N : HCl 1N Larutan sampel + NaCl 1N : HCl 1N →tak
1:1,lalu tambahkan BaCl2 sudah berwarna
ditimbang 0,2000 gram,aduk dan
encerkan hingga tanda batas. Larutan sampel + BaCl2 padat → terdapat
sedikit sekali koloid putih, untuk
mendapatkan kadar sulfat dengan
membentuk endapan BaSO4 dalam suasana
asam.

2 Buat larutan deret standar 0,5 Semakin tinggi konsentrasi semakin pekat
ppm,10 ppm ,15 ppm ,20 ppm dan dan warna koloid tampak sangat jelas
25 ppm

3 Buat kurva standar sulfat hubungan Panjang gelombangnya 420 nm


absorbansi dan konsentrasi standar.
Masukan nilai absorbansi sampel ke
dalam kurva standar,sehingga akan
didapat konsentrasi sulfat sampel.
Hitung kadar sulfat dalam sampel

Page 14
Kelebihan

 Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi


 Caranya sederhana
 Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil

Kekurangan

 Absorpsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu, dan adanya zat pengganggu


dan kebersihan dari kuvet
 Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang
>185 nm
 Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron
valensi dengan energi eksitasi rendah

METODE 4

Metode turbidimeteri

Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikel dalam suspensi yang


didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel. Turbidimetri sedikit berbeda
dengan adsorbansi spektrofotometer. Turbidimetri mengukur sinar yang dibelokkan
sedangkan spektrofotometer mengukur sinar yang diteruskan. Ada dua satuan yang
digunakan pada turbidimetri, yaitu NTU dan FAU. Turbidimeter merupakan sifat optik
akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan
terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran
turbiditas didasarkan pada pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan

Page 15
terhadap intensitas cahaya yang datang, Dalam instrumen ini intensitas diukur secara
langsung. Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar
(Khopkar 2003)

Prinsip Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi diukur


sehingga Metode turbidimetri pengukurannya didasarkan pada interferensi yang disebabkan
endapan pada jalur cahaya.

Prosedur pemeriksaan

Alat
 Turbidimeter
 Erlenmeyer
 gelas ukur
 labu takar 25 ml
 buret
Bahan
 larutan standar sulfat 0.01 M (1.814 g K 2SO4 kering dilarutkan dalam 1 L air),
NaCl-HCl (60g NaCl dilarutkan dalam 200 ml air,tambahkan 5 mlHCl pekat,
encerkan sampai 250 ml)
 BaCl2
 larutan gliserol-etanol (1 volume gliserol + 2 volume etanol)

Page 16
Prosedur pemeriksaan
PROSEDUR KERJA
Standar sulfat disiapkan dengan 6 labu takar 25 ml yang berisi masing-masing 0.125,
0.250, 0.375, 0.500, 0.625, dan 0.750 ml standar sulfat

Setiap masing-masing labu ditambahkan 2.5 ml NaCl-HCl dan 5.0 ml larutan gliserol-
etanol lalu diencerkan sampai tanda tera dengan air.

Tambahkan 0.75 g BaCl2 ke tiap labu, tutup dan kocok selama 1 menit dengan cara
membalik-balik labu takar.

Siapkan larutan blanko, seperti prosedur di atas tetapi tanpa penambahan larutan standar
sulfat.

Larutan analat disiapkan dengan perlakuan yang sama seperti larutan standar dan dibuat
dalam 2 kali ulangan
Turbiditas diukur dari masing-masing larutan. Selanjutnya, kurva dibuat dari hubungan
turbiditas dengan kandungan sulfat (ppm). Kadar sulfat dihitung dalam analat beserta
standar deviasi dan selang kepercayaan 95%

Kelebihan

 Kepekaan yang tinggi


 Sistemnya relatif mudah

Kekurangan

 Hanya dapat digunakan untuk larutan dengan konsentrasi rendah

Page 17
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

1. KASUS

Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Tangki Reaktor G .A. Siw Abessy Dengan
Metode Spektrofotometri. Kasus tersebut merupakan analisis unsur kimia yaitu
ionsulfat yang dilakukan secara rutin agar Spesifikasi kualitas air tetap terjaga
sehingga proses korosi pada reactor dapat dihambat. Hal tersebut karena pada Ion
sulfat dan karbonat dapat menimbulkan kerak jika berikatan dengan timbal, barium
dan kalsium membentuk pbs04 ,bas04 dan cas04 yangsukar larut dalam air.

2. PEMBAHASAN

Hasil analisis dengan spektrofotometer HP8452A memeperlihatkan bahwa


panjang gelombang sulfat optimum pada 366 nm karena pada panjang gelombang
366nm serapan nya mulai menurun. Hal ini disebabkan karena pembentukan BaS04
mencapai kesempurnaan pada panjang gelombang 366nm.

Hasil optimasi waktu kestabilan kompleks dapat dilihat pada gambar di


bawah, dimana Serapan BaS04 optimum pada menit ke20. Berarti pada menit ke20
pembentukan BaS04 mencapai kondisi yang stabil dan relative sempurna. Hal ini

Page 18
terjadi karena adanya ion sulfat dalam suasana asam dengan BaCl2 akan membentuk
BaS04 dengan reaksi sebagai berikut:

SO42- + Ba2+ BaS04

Pada penambahan buffer asetat, optimum pada penambahan 2,5 ml yang


menyebabkan menurunnya serapan, hal tersebut bertunjuan untuk menstabilkan pH
juga mencegah adanya reduksi dulfat menjadi sulfit. Pada keadaan optimum
tersebut BASO4 berwana putih dan jernih yang terbentuk pada usasana asam
dengan pH 3,4. Hasil optimasi sebagai berukut :

Sedangkan pada penambahan BACl2 serapan dihasilkan maksimum dengan


menghasilkan reasksi sulfat dan BACl2 dalam suasana asam . hasil optimasi sebagai
berikut :

Page 19
Hasil tersebut memberikan persamaan regresi yang didapat sebagai berikut
dengan kurva seperti di bawah ini :

Kadar sulfat yang didapat dari air tangki reactor yang telah dipekatkan
menjadi 10 ml dari 400 dan 600 ml sehingga difapat hasil seperti dibawah ini .
dengan rata rata dari kedua hasi adalah 0,160 dan 0,007 ppm.

Page 20
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Sulfat adalah suatu ion dari sulfur yang telah berikatan dengan oksigen. Satu
atom S berikatan dengan 2 atom O, dalam ikatan tersebut masih kekurangan 2
elektron lagi sehingga dilambangkan SO4-2. Batas kandungan sulfat yang diizinkan
menurut Air Bersih PERMENKES No. 416/MENKES/Per/IX/1990 adalah
sebesar 400 mg/L menggunakan pengujian spektrofotometri dan untuk kandungan
sulfat yang diizinkan menurut SNI 06-6989.19-2004 adalah sebesar 200 mg/L.
Pemeriksaan kadar sulfat dapat dilakukan dengan metode kualitatif maupun
kuantitatif ( spektrofotometri, turbidimetri,

Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Aprianti, H. 2008. Analisis kandungan boron, seng, mangan, sulfat dalam air sungai mesjid
sebagai air baku air minum. Pekanbaru : FMIPA UR.
Dapertemen kesehatan. 1990. Peraturan menteri kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX
/1990 tentang syarat – syarat dan pengawasan kualitas air. Jakarta : dapartemen
kesehatan.
Ernawati,farida.2008. penentuan kadar sulfat dalam air tangki reaktor g .a. siw abessy
dengan metode spektrofotometri. Yogyakarta: Pusat teknologi akselerator dan
proses bahan.
Khopkar.2003. konsep dasar kimia analitik. Jakarta : UI- Press.
Peraturan Pemerintah N0. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Linseydan Franzini. 2009. Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga.
Sytrisno. 2004. Teknologi penyediaan air bersih. Jakarta: Binakarsa.

Page 22

Anda mungkin juga menyukai