NAMA ANGGOTA
BEKASI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia terutama digunakan sebagai air minum, memasak, mandi dan
kebutuhan lainnya yang kebanyakan sangat berhubungan erat dengan
unsur tersebut. Jumlah penduduk di Indonesia yang semakin bertambah
banyak menyebabkan kebutuhan air bersih semakin meningkat. Biasanya
penduduk yang bertempat tinggal diperkotaan mennggunakan air bersih
yang berasal dari sumur air dangkal dan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), sedangkan pada penduduk yang bertempat tinggal di pedesaan
mendapatkan air bersih dari sumur air dangkal ataupun sungai.Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih yaitu iklim,
tingkat ekonomi, masalah lingkungan, keberadaan industri dan
perdagangan, harga air baku dan ukuran kota (Linsey dan Franzini,
2009).
Kebutuhan air bersih yang meningkat menjadi sesuatu yang
terkadang sulit untuk didapatkan pada suatu daerah, kejadian tersebut
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kekeringan ataupun adanya
pencemaran air yang terjadi pada sungai ataupun tanah. Menurut
Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup Nomor
02 Tahun 1998, yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
ke dalam air atau udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Air
dapat dikatakan tercemar atau tidak dapat digunakan ketika warna, rasa
ataupun baunya tidak seperti air bersih pada umumnya. Kandungan unsur
kimia yang biasanya terdapat pada air yaitu besi, mangan, sulfat, nitrat,
nitrit, zat organik, klorida, klorin dan lain-lain. Jika unsur-unsur tersebut
dikonsumsi dalamumlah yang berlebihan maka tubuh akan menimbulkan
reaksi keracunan seperti mual dan muntah ataupun penyakit seperti
Page 2
kerusakan pada ginjal, hati, gagal jantung dan khususnya pada organ
penceranaan (Aprianti. 2008).
2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Mempelajari metode analisis kandungan sulfat dalam sampel air
bersih.
b. Mengetahui kandungan sulfat dalam air bersih sehingga dapat
menyimpulkan apakah masih berada dalam ambang batas lingkungan
atau tidak.
c. Mengetahui standar baku sulfat dalam air bersih menurut permenkes
dan standar nasional indonesia.
Page 3
BAB II
STUDI PUSTAKA
Page 4
alamiah ataupun dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industri dan
limbah laboratorium. Secara ilmiah, sulfat berasal dari pelarutan mineral
yang mengandung sulfur, misalnya CaSO4.2H2O atau gips dan kalsium
sulfat anhidrat (CaSO4).
Page 5
3. SIFAT FISIKA ION SULFAT
sulfat dapat diabsorbsi dari oral karena pada umumnya sulfat sangat
larut dalam air kecuali dalam bentuk senyawa kalsium sulfat, stronsium
sulfat dan barium sulfat. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan
mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium
sufat anhidrat (CaSO4). Selain itu deterjen juga memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap keberadaan sulfat di air. Menurut PP No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, konsentrasi sulfat yang diperbolehkan adalah 400 mg/L.
Sulfat (SO4) merupakan zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh
berupa salah satu dari elektrolit tubuh.di dalam tubuh manusia SO42-
mempunyai muatan negatrif sehingga disebut anion yang berfungsi untuk
kesetimbahan antara H2O dan untuk memastikan sel – sel serta organ tubuh
dapat berfungsi dengan baik dengan menjaga tekanan osmotik, mengatur
pendistrubusian cairan, menjaga pH tubuh, dan terlibat dalam setiap reaksi
oksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam proses metabolisme. Namun
Page 6
konsumsi air atau penggunaan air yang memiliki kandungan sulfat dapat
memiliki manfaat dalam kadar yang normal hanya saja dalam kadar yang
melebihi batas normal dapat menyebabkan gejala – gejala dari efek
kelebihan ion sulfat, hal tersebut karena ion sulfat akan berdistribusi dalam
darah .
Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air di
alam. Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk
industri, namu kecenderungan air yang mengandung ion sulfat dalam
jumlah yang cukup besar dapat membentuk kerak air yang keras pada ketel
dan alat pengubah panas. Sulfat merupakan suatu bahan yang perlu
dipertimbangkan, sebab secara langsung merupakan “penanggung jawab”
dalam dua problem yang serius yang sering dihubungkan dengan
penanganan dan pengolahan air bersih. Masalah ini berupa masalah bau dan
masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi
hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik. Efek laksatif pada sulfat
ditimbulkan pada konsentrasi 600-1000 mg/l, apabila Mg+ dan Na+
bergabung dengan SO4, maka akan menimbulkan rasa mual dan Ingin
muntah. oleh sebab itu Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh
Dep. Kes. R.I untuk SO4 dalam air minum adalah sebesar 200-400 mg/l
(Sutrisno.T, 2004)
5. PEMERIKSAAN SULFAT
Tujuan : Pengujian kadar sulfat pada air bersih untuk mengetahui agar air
yang dikonsumsi terhindar dari kandungan sulfat yang tinggi atau melebihi
nilai batas ambang dari yang telah ditetapkan.
METODE 1
Page 7
larutan sampel. Pembentukan endapan putih barium sulfat (BaSO4)
menunjukkan adanya ion sulfat dalam larutan sampel (Ibnu, 2005).
Persamaan reaksi
Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + NaCl
Prosedur pemeriksaan
Alat dan Bahan
Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Bahan
Reagen BaCl2
sampel air
PROSEDUR
K KERJA PENGAMATAN
masukkan
e 10 tetes sampel air -
l
Tambahkan 3 tetes BACl2 1 M -
Amati e pembentukan endapan yang Endapan putih BaSO42-
terjadi b
i
kelebihan
metode yang sederhana dan mudah digunakan
kekurangan
hasil perlu diuji dengan metode lain
METODE 2
Metode Gravimetri merupakan analisis suatu zat dengan cara penimbangan serta
pengendapan. Suatu metode gravimetri untuk analisis biasanya didasarkan pada
suatu
Page 8
reaksi kimia seperti :
aA + rR → AaRr.
Persamaan reaksi
Prosedur pemeriksaan
Alat dan Bahan
A. Alat 3. Labu ukur 100 ml dan 25 ml
1. Pipet tetes
2. Gelas kimia 100 ml 5. Penangas listrik
3. Gelas ukur 25 ml 6. Corong
4. Oven 7. Kaca arloji
B. Bahan 4. Aquades
1. Larutan BaCl2 1 % 5. Sampel air bersi
2. Larutan HCl pekat 6. Sampel sulfat
Page 9
A. Pembuatan larutan BaCl2 1 %
Memasukkan 25 ml sampel air galon tondo ke dalam gelas kimia lalu menambahkan 1
ml HCl pekat kemudian mendidihkannya.
Menambahkan 100 ml BaCl2 1 % .
Memanaskan campuran larutan tersebut di atas penangas listrik selama 30 menit.
Mendinginkan campuran larutan tersebut beberapa menit kemudian menyaringnya
dengan kertas saring.
Mencuci endapan dengan air panas yang mengandung HCl hingga saringan tidak
mengandung barium lagi.
Mengeringkan endapan tersebut ke dalam oven, kemudian mendinginkan selama
beberapa menit setelah itu menimbangnya di atas neraca digital.
Mengulangi langkah tersebut untuk sampel air
Kelebihan
mudah dilakukan
hasil analisisnya spesifik dan
akurat
sensitif
Page 10
Kekurangan
Dapat menyebabkan kesalahan dari hal – hal berikut ini:
1. Endapan yang tidak sempurna dari ion yang diinginkan dalam cuplikan.
2. Gagal memperoleh endapan murni dengan komposisi tertentu untuk penimbangan.
Faktor–faktor penyebabnya adalah :
1. Kopresipitasi dari ion-ion pengotor.
2. Postpresipitasi zat yang agak larut.
3. Kurang sempurna pencucian.
4. Kurang sempurna pemijaran.
5. Pemijaran berlebih sehingga sebagian endapan mengurai.
6. Reduksi dari karbon pada kertas saring.
7. Tidak sempurna pembakaran.
METODE 3
Metode Spektrofotometri merupakan metode perpanjangan dari penelitian visual
dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia,
memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran
kuantitatif.
Page 11
adalah interaksi radiasi dengan spesies kimia. Selama analisis spektrokimia, perlu
sekali digunakan cahaya dari satu panjang gelombang, yaitu radiasi monokromatis
(S.M.Khopkar, 2003)
Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang absorpsi
maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang
sedang diselidiki.Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk
mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul.Akan tetapi
yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultraviolet dan sinar
tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus
pengabsorpsi.
Page 12
Prinsip metode spektofotometri Ion sulfat dapat ditentukan kadarnya dengan
cara membentuk endapan BaSO4 dengan adanya penambahan BaCl2 dalam suasana
asam.Agar endapan Barium sulfat tetap dalam bentuk koloid maka suasana harus dibuat
banyak elektrolit.kadar sulfat dapat diketahui dari kurva hubungan absorbansi terhadap
konsentrasi sulfat standar. Dimana kekeruhan yang dihasilkan diukur dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm.
Persamaan Reaksi
Prosedur pemeriksaan
Alat : Bahan :
Page 13
Prosedur kerja dan Data Pengamatan
2 Buat larutan deret standar 0,5 Semakin tinggi konsentrasi semakin pekat
ppm,10 ppm ,15 ppm ,20 ppm dan dan warna koloid tampak sangat jelas
25 ppm
Page 14
Kelebihan
Kekurangan
METODE 4
Metode turbidimeteri
Page 15
terhadap intensitas cahaya yang datang, Dalam instrumen ini intensitas diukur secara
langsung. Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar
(Khopkar 2003)
Prosedur pemeriksaan
Alat
Turbidimeter
Erlenmeyer
gelas ukur
labu takar 25 ml
buret
Bahan
larutan standar sulfat 0.01 M (1.814 g K 2SO4 kering dilarutkan dalam 1 L air),
NaCl-HCl (60g NaCl dilarutkan dalam 200 ml air,tambahkan 5 mlHCl pekat,
encerkan sampai 250 ml)
BaCl2
larutan gliserol-etanol (1 volume gliserol + 2 volume etanol)
Page 16
Prosedur pemeriksaan
PROSEDUR KERJA
Standar sulfat disiapkan dengan 6 labu takar 25 ml yang berisi masing-masing 0.125,
0.250, 0.375, 0.500, 0.625, dan 0.750 ml standar sulfat
Setiap masing-masing labu ditambahkan 2.5 ml NaCl-HCl dan 5.0 ml larutan gliserol-
etanol lalu diencerkan sampai tanda tera dengan air.
Tambahkan 0.75 g BaCl2 ke tiap labu, tutup dan kocok selama 1 menit dengan cara
membalik-balik labu takar.
Siapkan larutan blanko, seperti prosedur di atas tetapi tanpa penambahan larutan standar
sulfat.
Larutan analat disiapkan dengan perlakuan yang sama seperti larutan standar dan dibuat
dalam 2 kali ulangan
Turbiditas diukur dari masing-masing larutan. Selanjutnya, kurva dibuat dari hubungan
turbiditas dengan kandungan sulfat (ppm). Kadar sulfat dihitung dalam analat beserta
standar deviasi dan selang kepercayaan 95%
Kelebihan
Kekurangan
Page 17
BAB III
1. KASUS
Penentuan Kadar Sulfat Dalam Air Tangki Reaktor G .A. Siw Abessy Dengan
Metode Spektrofotometri. Kasus tersebut merupakan analisis unsur kimia yaitu
ionsulfat yang dilakukan secara rutin agar Spesifikasi kualitas air tetap terjaga
sehingga proses korosi pada reactor dapat dihambat. Hal tersebut karena pada Ion
sulfat dan karbonat dapat menimbulkan kerak jika berikatan dengan timbal, barium
dan kalsium membentuk pbs04 ,bas04 dan cas04 yangsukar larut dalam air.
2. PEMBAHASAN
Page 18
terjadi karena adanya ion sulfat dalam suasana asam dengan BaCl2 akan membentuk
BaS04 dengan reaksi sebagai berikut:
Page 19
Hasil tersebut memberikan persamaan regresi yang didapat sebagai berikut
dengan kurva seperti di bawah ini :
Kadar sulfat yang didapat dari air tangki reactor yang telah dipekatkan
menjadi 10 ml dari 400 dan 600 ml sehingga difapat hasil seperti dibawah ini .
dengan rata rata dari kedua hasi adalah 0,160 dan 0,007 ppm.
Page 20
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sulfat adalah suatu ion dari sulfur yang telah berikatan dengan oksigen. Satu
atom S berikatan dengan 2 atom O, dalam ikatan tersebut masih kekurangan 2
elektron lagi sehingga dilambangkan SO4-2. Batas kandungan sulfat yang diizinkan
menurut Air Bersih PERMENKES No. 416/MENKES/Per/IX/1990 adalah
sebesar 400 mg/L menggunakan pengujian spektrofotometri dan untuk kandungan
sulfat yang diizinkan menurut SNI 06-6989.19-2004 adalah sebesar 200 mg/L.
Pemeriksaan kadar sulfat dapat dilakukan dengan metode kualitatif maupun
kuantitatif ( spektrofotometri, turbidimetri,
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Aprianti, H. 2008. Analisis kandungan boron, seng, mangan, sulfat dalam air sungai mesjid
sebagai air baku air minum. Pekanbaru : FMIPA UR.
Dapertemen kesehatan. 1990. Peraturan menteri kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX
/1990 tentang syarat – syarat dan pengawasan kualitas air. Jakarta : dapartemen
kesehatan.
Ernawati,farida.2008. penentuan kadar sulfat dalam air tangki reaktor g .a. siw abessy
dengan metode spektrofotometri. Yogyakarta: Pusat teknologi akselerator dan
proses bahan.
Khopkar.2003. konsep dasar kimia analitik. Jakarta : UI- Press.
Peraturan Pemerintah N0. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Linseydan Franzini. 2009. Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga.
Sytrisno. 2004. Teknologi penyediaan air bersih. Jakarta: Binakarsa.
Page 22