ID None
ID None
3/Mei/2017
1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Ralfie Pinasang, Wibisono Setiowibowo, Good Corporate Governance :
SH, MH; Dr. Elisabeth Winokan, SH, M.Si mendorong implementasinya dalam badan usaha jasa
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. konstruksi, Penerbit Perkindo Press, Jakarta, 2011, hlm. 1-
13071101355 2.
37 37
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
berdirinya bangunan tertentu yang layak uji hukum. Tanggung jawab penyedia jasa
teknik maupun kelayakan pembiayaan, serta konstruksi seperti yang disebutkan dalam
dapat dimanfaatkan oleh pengguna jasa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999
sesuai ketentuan yang berlaku. Pihak Tentang Jasa Konstruksi Pasal 25 disebutkan
pengguna jasa konstruksi dalam hal ini bahwa :
pemerintah bertanggung jawab semua yang (1) Pengguna jasa dan penyedia jasa
menyangkut administrasi dan pembayaran wajib bertanggung jawab atas
tepat waktu kepada penyedia jasa konstruksi kegagalan bangunan.
apabila pekerjaan fisik sudah selesai. (2) Kegagalan bangunan yang menjadi
tanggung jawab penyedia jasa
B. PERUMUSAN MASALAH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
1. Bagaimana tanggung jawab hukum ditentukan terhitung sejak penyerahan
penyedia jasa konstruksi dalam akhir pekerjaan konstruksi dan paling
melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi lama 10 (sepuluh) tahun.
pada proyek pemerintah menurut (3) Kegagalan bangunan sebagaimana
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 ? dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
2. Bagaimana tanggung jawab hukum oleh pihak ketiga selaku penilai ahli.5
pengguna jasa konstruksi dalam Begitu juga dalam Pasal 27 Jika terjadi
melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi kegagalan bangunan yang disebabkan karena
pada proyek pemerintah menurut kesalahan pengguna jasa dalam pengelolaan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 ? bangunan dan hal tersebut menimbulkan
kerugian bagi pihak lain, maka pengguna jasa
C. METODE PENELITIAN wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi.
Metode yang digunakan dalam Penelitian Begitu juga dalam Pasal 28, disebutkan juga
ini adalah penelitian normatif yuridis dengan bahwa Ketentuan mengenai jangka waktu dan
tipe deskriptif analitik yang bertujuan penilai ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal
menggambarkan. Pendekatan yang digunakan 25, tanggung jawab perencana konstruksi,
dalam penelitian ini disesuaikan dengan pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi
fokus masalahnya, yang berkaitan bagaimana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 serta
tanggung jawab hukum penyedia jasa tanggung jawab pengguna jasa sebagaimana
konstruksi, dan pengguna jasa konstruksi dimaksud dalam Pasal 27 diatur lebih lanjut
dalam melaksanakan pekerjaan jasa dengan Peraturan Pemerintah.
konstruksi pada proyek pemerintah menurut Pelaksanaan kontrak misalnya
undang-undang Nomor 18 Tahun 1999. pembangunan proyek, tanggung jawab pihak
penyedia jasa atau kontraktor adalah
PEMBAHASAN melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai
A. Tanggung Jawab Hukum Penyedia Jasa dengan instruksi dari pihak pemberi tugas atau
Konstruksi Dalam Melaksanakan pengguna jasa yang dalam kontrak ini disebut
Pekerjaan Jasa Konstruksi Pada Proyek dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pemerintah Menurut Undang-Undang Kemudian biasannya telah terjadi perikatan
Nomor 18 Tahun 1999. atau perjanjian antara Pihak Penyedia Jasa
Penyedia jasa menurut Pasal 16 ayat 1 Konstruksi dengan pihak pengguna yang dalam
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, hal ini diwakili oleh Pejabat pembuat
adalah : komitmen. Dalam perjanjian tersebut telah
a. perencana konstruksi; dituangkan hal mana yang menjadi tanggung
b. pelaksana konstruksi; jawab Pihak kontraktor atau pihak penyedia
c. pengawas konstruksi.4 jasa, antara lain bertanggung jawab untuk
Dengan demikian menyebut penyedia melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
jasa adalah ketiga hal tersebut, semuanya dengan kontrak dan syarat-syarat yang telah
dapat berbentuk perorangan atau badan ditetapkan berdasarkan hasil negosiasi awal
38 38
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
4 5
Undang-Undang Jasa Konstruksi, Op.cit., 2010 Hal 9. Loc.cit
39 39
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
antara pihak penyedia dengan pihak pengguna konstruksi dengan pengguna jasa telah
jasa. Tanggung Jawab Penyedia Jasa dalam hal dibuat dalam suatu perjanjian bersama.
waktu penyelesaian pekerjaan dalam hal waktu Pasal 17 disebutkan tentang pengikatan
penyelesaian proyek, pihak penyedia jasa para pihak ayat (1) disebutkan bahwa :7
bertanggung jawab untuk melaksanakan “Pengikatan dalam hubungan kerja jasa
pekerjaan sesuai dengan program mutu serta konstruksi dilakukan berdasarkan prinsip
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka persaingan yang sehat melalui pemilihan
waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak. penyedia dengan cara pelelangan umum
Bahwa dalam hal terjadi kegagalan atau terbatas.”
pekerjaan konstruksi bangunan pihak penyedia Setelah dalam pelelangan tersebut
jasa bertanggung jawab secara hukum baik dilakukan, dan telah dinyatakan pemenang
dalam kontrak yang masih berjalan antara lelang maka Pasal 22 disebutkan bahwa
kedua belah pihak maupun kontrak pekerjaan dilakukan dengan pengikatan kontrak. Isi
konstruksi sudah selesai sampai batas waktu 10 kontraknya adalah memuat semua hak dan
(sepuluh) tahun yaitu terhitung sejak kewajiban antara penyedia jasa dan
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi. pengguna jasa dalam hal ini pemerintah.
Jika memperhatikan juga Pasal 11 Undang- Apabila terjadi perselisihan kedua belah
Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa pihak tetap kembali pada kontrak yang
Konstruksi disebutkan bahwa : dibuat, artinya kedua belah tunduk pada
Pasal 11 kontrak sesuai kewajiban hukum masing-
(1) Badan usaha sebagaimana dimaksud masing pihak. Adapun isi Pasal 22 Undang-
dalam Pasal 8 dan orang perseorangan Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Konstruksi, yaitu :8
harus bertanggung jawab terhadap hasil (1) Pengaturan hubungan kerja berdasarkan
pekerjaannya. hukum sebagaimana dimaksud dalam
(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (3) harus dituangkan dalam
pada ayat 1 dilandasi prinsip-prinsip kontrak kerja konstruksi.
keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, (2) Kontrak kerja konstruksi sekurang-
kepatutan, dan kejujuran intelektual kurangnya harus mencakup uraian
dalam menjalankan profesinya dengan mengenai :
tetap mengutamakan kepentingan a. Para pihak, yang memuat secara jelas
umum. identitas para pihak;
(3) Untuk mewujudkan terpenuhinya b. Rumusan pekerjaan, yang memuat
tanggung jawab sebagaimana dimaksud uraian yang jelas dan rinci tentang
pada ayat 1 dan ayat 2 dapat ditempuh lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan
melalui mekanisme pertanggungan batasan waktu pelaksanaan;
sesuai dengan ketentuan peraturan c. Masa pertanggungan atau
perundang-undangan yang berlaku.6 pemeliharaan, yang memuat tentang
Ketentuan yang telah diatur tersebut jangka waktu pertanggungan atau
pelaksanaannya dinyatakan dalam penjelasan pemeliharaan yang menjadi tanggung
Pasal 11 yaitu Mekanisme pertanggungan jawab penyedia jasa;
dimaksud dapat dilakukan melalui antara lain d. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan
sistem asuransi. Di samping itu untuk tentang jumlah, klasifikasi dan
memenuhi pertanggung jawaban kepada kualifikasi tenaga ahli untuk
pengguna jasa, dikenakan sanksi administratif melaksanakan pekerjaan konstruksi.
yang menyangkut profesi. Kegagalan pekerjaan e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak
yang terjadi karena kesalahan penyedia jasa pengguna jasa untuk memperoleh
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 18 Tahun hasil pekerjaan konstruksi serta
1999 tentang Jasa Konstruksi, hal tersebut kewajibannya untuk memenuhi
40 40
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
8
Undang-Undang Jasa Konstruksi, Op.cit., 2010. Hlm 12-
6
Undang-Undang Jasa Konstruksi, Op.cit., 2010, hal 7. 14.
41 41
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
42 42
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
9
Perpres No.4 Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 54 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, PT.Tamita Utama.CV, Jakarta, 2015, hlm. 2.
43 43
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
44 44
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
akhir pekerjaan konstruksi dan paling bertanggung jawab atas kerugian yang timbul.
lama 10 (sepuluh) tahun. Tanggung jawab perbuatan melawan hukum
(3) Kegagalan bangunan sebagaimana hadir untuk melindungi hak-hak seseorang.
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Hukum dalam perbuatan melawan hukum
pihak ketiga selaku penilai ahli. menggariskan hak dan kewajiban seseorang
yang karena kesalahannya telah merugikan
orang lain. Pasal 1365 hingga 1380 KUHPerdata
Pasal 26 mengatur tidak hanya perbuatan melawan
(1) Jika terjadi kegagalan bangunan yang hukum yang dilakukan oleh pelaku, tetapi juga
disebabkan karena kesalahan perencana yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi
atau pengawas konstruksi, dan hal tanggungannya atau disebabkan oleh barang-
tersebut terbukti menimbulkan barang yang berada di bawah pengawasannya.
kerugian bagi pihak lain, maka Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun
perencana atau pengawas konstruksi 2010, menyatakan bahwa kegagalan bangunan
wajib bertanggung jawab sesuai dengan atau kegagalan pekerjaan konstruksi adalah
bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak
(2) Jika terjadi kegagalan bangunan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
disebabkan karena kesalahan pelaksana sebagaimana dalam kontrak kerja konstruksi,
konstruksi dan hal tersebut terbukti baik sebagian maupun seluruhnya akibat
menimbulkan kerugian bagi pihak lain, kesalahan pengguna jasa konstruksi atau
maka pelaksana konstruksi wajib pengguna jasa konstruksi. Sedangkan maksud
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 32, Peraturan Pemerintah
bidang usaha dan dikenakan ganti rugi. No.29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan jasa
konstruksi Juncto Peraturan Pemerintah No.59
Pasal 27 Tahun 2010,11 adalah justru membebaskan pihak
Jika terjadi kegagalan bangunan yang kontraktor Perencana atas tanggung jawab untuk
disebabkan karena kesalahan pengguna jasa ganti rugi akibat kegagalan pekerjaan konstruksi,
dalam pengelolaan bangunan dan hal apabila kesalahan terletak pada perbuatan
tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak hukum oleh pihak pengguna jasa dan pelaksana
lain, maka pengguna jasa wajib serta pengawas, juga sebaliknya membebaskan
bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi. pihak kontraktor Pelaksana proyek atas tanggung
jawab untuk ganti rugi akibat kegagalan
Pasal 28 pekerjaan konstruksi, apabila kesalahan
Ketentuan mengenai jangka waktu dan terletak pada perbuatan hukum oleh pihak
penilai ahli sebagaimana dimaksud dalam pengguna jasa dan perencana serta pengawas,
Pasal 25, tanggung jawab perencana juga sebaliknya membebaskan pihak pengawas
konstruksi, pelaksana konstruksi, dan atas tanggung jawab untuk ganti rugi akibat
pengawas konstruksi sebagaimana kegagalan pekerjaan konstruksi, apabila
dimaksud dalam Pasal 26 serta tanggung kesalahan terletak pada perbuatan hukum oleh
jawab pengguna jasa sebagaimana pihak pengguna jasa dan perencana serta
dimaksud dalam Pasal 27 diatur lebih kontraktor Pelaksana proyek pembangunan
lanjut.10 tersebut.
Dalam kaitan tersebut, masih terdapat pihak
Jadi dapat dikatakan bahwa baik pengguna yang secara fungsional administratif sering
jasa dan penyedia jasa semuanya mempunyai menjadi fokus soal pengendalian pertanggung
tanggung jawab hukum terhadap pekerjaan jawaban pekerjaan proyek pembangunan yaitu
yang dimuat dalam perjanjian kerja, artinya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang secara
apabila terjadi perbuatan melawan hukum berjenjang adaalah berkedudukan sebagai salah
yang merugikan orang lain, mengakibatkan satu aparat pelaksana yang bertanggung
orang yang karena kesalahannya tersebut
45 45
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
10
Undang-Undang Jasa Konstruksi, Op.cit., 2010, hal 14-
11
17. Loc.cit
46 46
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
12
jawab kepada pengguna anggaran atau kuasa Perpres No.4 Perubahan Keempat atas Peraturan
pengguna anggaran dalam proyek Presiden Nomor 54 tentang Pengadaan Barang atau Jasa
Pemerintah Tahun 2015, Op.cit.,2015, hlm 109.
pembangunan tersebut, yang menurut maksud
ketentuan pasal 9 ayat (5) Peraturan Presiden
No.8 Tahun 2006 Tentang perubahan keempat
Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang dan
Jasa Pemerintah, juncto.
Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
juncto Peraturan Presiden No.35 tahun 2011
juncto Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012,
antara lain menyatakan bahwa Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) bertanggung jawab
secara administrasi, teknis, keuangan dan
fungsional atas pelaksanaan pengadaan barang
atau jasa pemerintah. Bahwa tidak selalu
berbanding lurus (simetris) antara kegagalan
pekerjaan konstruksi dengan kerugian yang
diakibatkan perubahan kontrak pekerjaan
konstruksi, karena dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dimungkinkan adanya
perubahan kontrak (addendum). justru maksud
ketentuan dalam pasal 87 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 juncto
Peraturan Presiden No.35 tahun 2011 juncto
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012,12 telah
membolehkan pihak penyedia jasa konstruksi
bersama PPK untuk melakukan perubahan
kontrak dalam hal kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan pekerjaan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
kontrak awal menghendaki adanya
penyesuaian antara lain menambah atau
mengurangi jenis atau volume pekerjaan
termasuk merubah spesifikasi teknis pekerjaan
sesuai kebutuhan di lapangan, bahkan untuk
mengubah jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan. dengan ketentuan untuk pekerjaan
tambahan pekerjaan atau volume atau
spesifikasi tambahan tidak melampaui 10 %
(sepuluh persen) dari harga dalam kontrak
awal, juga ketersediaan anggaran.
Dalam kaitan perubahan kontrak pekerjaan
tersebut, secara analogi pasal 87 ayat (2)
Peraturan Presiden tersebut, tidak mutlak
sebagai suatu persyaratan, sebab kondisi
lapangan pekerjaan memungkinkan
terlampauinya jumlah 10% harga dalam kontrak
awal, apalagi jika kenyataan terjadi perubahan
47 47
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanggung jawab hukum penyedia jasa
konstruksi dalam
melaksanakanpekerjaan jasa konstruksi
pada proyek pemerintah menurut
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999,
sangat jelas bahwa antara penyedia
48 48
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
49 49
Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
50 50