Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Putri Marfhadella
2. Rara Saputri
3. Saskia Anggun Khairunnisa
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Asam Basa dapat
terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II
yang bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah
memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi mahasiswa
untukdapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-
buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa
yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan
basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius,
teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan
antara senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator
lakmus. Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna
merah, sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi
berwarna biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat
asam atau basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein. Jika
setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah
muda atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa
masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama
lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa
masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain
yang dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan
zat lain. Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa
logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena
itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa lemak
yang ada di piring.
3
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut
berdasarkan sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan
dan ion logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami
polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation).
Sedangkan ion logam (kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas kation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi
suatu anion dalam suatu ikatan. Penggolongan ini penting dilakukan untuk
memudahkan pemahaman mengenai pengertian dari suatu asam atau basa
yang keras dan lunak. Pemahaman sifat asam basa yang keras dan lunak juga
dibutuhkan untuk mengetahui interaksi yang terjadi diantara asam basa
tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau interaksi yang bersifat
kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini sebagai tugas dalam mata
kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu memahami segala
aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asam dan basa?
2. Bagaimana Reaksi- Reaksi Asam dan Basa?
3. Apa saja jenis-jenis asam dan basa?
4. Bagaimana indikator asam basa ?
5. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basa?
6. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian senyawa asam dan basa
2. Untuk mengetahui dan memahami indikator asam dan basa
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis asam basa kuat dan lemah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak
dapat menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan
reaksi tanpa pelarut.
Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti
kation dan anion.
Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung
hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air
untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4
tidak.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen
dan asam basa polivalen. Asam basa monovalen yaitu senyawa yang
valensi asam atau basa adalah satu.
1. Asam lemah monovalen
Contohnya : asam asetat
CH3COOH à H+ + CH3COO-
2. Basa lemah monovalen
Contohnya : natrium hidroksida
NH4OH à NH4+ + OH-
6
Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam
atau basa adalah lebih dari satu. Asam dan basa polivalen mengion secara
bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4 à H+ + HSO4-
HSO4- à H+ + SO42-
b. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)
Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.
1) HCl + H2O à H3O+ + Cl-
Asam basa
Asam basa
7
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu
teori Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan
alasan suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer
proton dari yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
Be2+, Mg2+, Ca2+, Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+ Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+,
Sr2+, Sn2+, Mn2+, Cu2+, Os2+
Zn2+
[VO]2+, [VO2]+
8
Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet
9
CO2 + H2O H2CO3
Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan
air
Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan
menghasilkan basa:
Na2O + H2O ---> 2 NaOH
K2O + H2O ---> 2 KOH
Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan
air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O
Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O
C. Sifat- Sifat Asam dan Basa
Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat atau
senyawa berupa asam atau basa yaitu:
1. Sifat Asam
Asam memiliki rasa asam; misalnya, cuka yang mempunyai rasa asam
asetat, dan lemon serta buah-buahan yang mengandung asam sitrat.
Asam menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan;
misalnya mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah.
10
Asam bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium, dan
besi menghasilkan gas hidrogen.
Asam bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat seperti Na2CO3,
CaCO3, menghasilkan gas karbon dioksida.
Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.
2. Sifat Basa
Mempunyai rasa pahit dan merusak kulit. Terasa licin seperti sabun
bila terkena kulit.
Dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi kertas lakmus biru.
Menghantarkan arus listrik.
Dapat menetralkan asam.
D. Jenis- Jenis Asam dan Basa
1. Jenis- Jenis Asam
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
a. Asam Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan.
Contoh asam kuat: asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), asam
nitrat (HNO3), asam bromida (HBr), asam iodida (HI), asam klorat
(HClO4).
b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat
dilarutkan dalam air. Contoh asam lemah: asam askorbat, asam
karbonat, asam sitrat, asam etanoat, asam laktat, asam fosfat.
2. Jenis- Jenis Basa
a. Basa Kuat yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan
unsure pembentuk basa tersebut. Contoh basa kuat: litium hidroksida
(LiOH), natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH),
kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
b. Basa Lemah yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion
hidroksida dalam larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa
lemah. Sudah sangat jelas ammonia tidak mengandung ion
11
hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan
ion amonium dan ion hidroksida. Contoh basa lemah: gas amoniak
(NH3), besi hidroksida (Fe(OH)2), hydroksilamine (NH2OH),
aluminium hidroksida (Al(OH)3), ammonia hydroksida (NH4OH)
E. Indikator Asam Basa
Indikator asam – basa adalah zat kimia yang mempunyai warna yang
berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang menyebabkan
indikator asam – basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat asam dan
basa. Ada beberapa jenis indikator asam – basa diantaranya fenolftalein, metil
orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah,
timolftalein dan metil orange. Jika kita meneteskan larutan asam – basa
kedalam larutan tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan indikator.
Perhatikan tabel berikut:
12
Metil oranye Merah Kuning
13
Bromtimol Biru Kuning – Biru 6,0 – 7,6
14
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat.
Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain
deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah
kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu
basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa
yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas
tidak berwarna dengan bau yang sangat menyengat, sehingga sangat
mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup. Amoniak
digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam
nitrat.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
2. Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton dan
basa penerima proton.
Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan
basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan senyawa yang
menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi
asam sangat lemah di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa lemah adalah
larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan
basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat
asam atau basa. Empat macam asam yang paling penting dalam industri adalah
asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida.
16
DAFTAR PUSTAKA
Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry. New
York.Harper Collins College Publisher.
17