Abstract: The purpose of this study was to find out and analyze the level of traffic
congestion occurs on Jalan Karya Wisata and Jalan Karya Jaya as the access to
and from Medan Johor residential area, to find out and analyze the costs incurred
due to traffic congestion on Jalan Karya Wisata and Jalan Karya Jaya, and to find
out and analyze the balance of facility and infrastructure availability in Medan
Johor residential area compared to the other kelurahan (urban villages) in Medan
Johor Subdistrict related to the regional development in Medan Johor Subdistrict.
The dta obtained were analyzed through descriptive analysis and Location
Quotient (LQ) analysis.The result of this study showed that a very boring traffic
congestion occured on Jalan Karya Wisata and Jalan Karya Jaya. The availability
of facility and infrastructure in Medan Johor residential area is relatively good
compared to that in the other kelurahan (urban villages) in Medan Johor
Subdistrict related to the regional development in Medan Johor Subdistrict. This is
seen through the result of LQ calculation which is always > 1 meaning that the
rapid growth of residential areas in the two kelurahan (urban villages) is balanced
with the development of residential facilities and infrastructures.
157
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013
Pangkalan Masyhur memiliki pertumbuhan kemacetan yang terjadi pada ruas Jalan
penduduk terbesar yaitu 46,71% dan Karya Wisata dan Jalan Karya Jaya;
37,14%. mengetahui dan menganalisis besar biaya
Pertumbuhan penduduk yang yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu
berpusat di suatu daerah mengakibatkan lintas pada Jalan Karya Wisata dan Jalan
peningkatan jumlah perjalanan, yang Karya Jaya; mengetahui dan menganalisis
apabila tidak diikuti dengan pertambahan keseimbangan ketersediaan sarana dan
jalan akan mengakibatnya terjadinya prasarana pada kawasan permukiman
ketimpangan antara penyediaan dan Medan Johor jika dibandingkan dengan
permintaan yang berdampak timbulnya kelurahan lainnya di Kecamatan Medan
kemacetan (Hermanto, 2009). Hal ini juga Johor dikaitkan dengan pengembangan
terjadi pada jalan Karya Wisata dan jalan wilayah di Kecamatan Medan Johor.
Karya Jaya yang merupakan akses ke luar
kawasan permukiman Medan Johor. Saat METODE
ini, pada kedua ruas jalan tersebut terjadi Tingkat kejenuhan kemacetan lalu
kemacetan, diantaranya pukul 06.30 WIB – lintas di Jalan Karya Wisata dan Jalan
9.00 WIB dan 16.30 WIB – 18.30 WIB, Karya Jaya dianalisis dengan pendekatan
yang berakibat penambahan waktu tempuh deskriptif. Untuk mengetahui kapasitas
perjalanan dari 15 – 25 menit menjadi 30 – jalan digunakan rumus untuk menghitung
45 menit(15 – 20 menit lebih lama). berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Disamping itu, pengembangan Indonesia (1997).
perumahan yang umumnya dilakukan oleh Biaya yang ditimbulkan akibat
developer secara parsial tidak menyediakan kemacetan pada ruas Jalan Karya Wisata
fasilitas umum seperti rumah ibadah dan dan Jalan Karya Jaya dianalisis dengan
sarana pendidikan. Contohnya, pada pendekatan deskriptif. Biaya umum
kawasan permukiman Medan Johor hanya (generalized cost) kemacetan yang dihitung
terdapat 1 SMA swasta, yang tentunya tidak terdiri dari 3 komponen biaya, yaitu: (a)
dapat mengakomodir semua kebutuhan Biaya Operasi Kendaraan (BOK), dihitung
warga permukiman. Hal ini berakibat warga untuk dua kondisi, yaitu berdasarkan biaya
harus melakukan perjalanan ke luar perjalanan yang diperkirakan (perceived
kawasan permukiman untuk memenuhi cost) dan biaya perjalanan kondisi yang
kebutuhan pendidikan, yang tentunya akan sebenarnya (actual cost) saat terjadi
menambah volume lalu lintas pada jalan ke kemacetan lalu lintas di lapangan.
luar dan menuju kawasan permukiman. Perhitungan dilakukan dengan
Padahal, suatu permukiman dikatakan ideal menggunakan rumus PCI model; (b) Biaya
apabila memiliki/menyediakan fasilitas Polusi (BP), dihitung dengan mengalikan
umum dan sosial diantaranya fasilitas Marginal Health Cost (MHC)/Vehicle
pendidikan, kesehatan, peribadatan, dengan jumlah konsumsi bahan bakar, yaitu
lapangan bermain dan lain-lain (Sinulingga, berdasarkan biaya perjalanan yang
1999). diperkirakan (perceived cost) dan biaya
Kebutuhan akan ketersediaan perjalanan kondisi yang sebenarnya (actual
fasilitas umum dalam kawasan permukiman cost) saat terjadi kemacetan lalu lintas di
Medan Johor tidak hanya menjadikan lapangan (Sugiyanto et al, 2011). Jumlah
Medan Johor sebagai kawasan permukiman konsumsi bahan bakar dihitung dengan
ideal, tetapi juga turut berperan dalam menggunakan rumus PCI model; (c) Biaya
mengurangi volume lalu lintas ke luar Waktu Perjalanan (BWK), dengan nilai
kawasan permukiman, serta sebagai upaya waktu dihitung berdasarkan studi MKJI
tercapainya tujuan pembangunan yaitu pada tahun 1995 dengan menggunakan
menyejahterakan masyarakat yang tingkat kesejahteraan.
dilakukan dengan menyeimbangkan dan Ketersediaan sarana dan prasarana
menyerasikan antara setiap kegiatan pada kawasan permukiman Medan Johor
pembangunan dengan kebutuhan jika dibandingkan dengan kelurahan
masyarakat setempat (Hadjisaroso, 1994). lainnya di Kecamatan Medan Johor
Penelitian ini bertujuan: dikaitkan dengan pengembangan wilayah di
mengetahui dan menganalisis tingkat Kecamatan Medan Johor dianalisis dengan
158
Desy Kusumawati, Rahim Matondang dan Rujiman: Kajian Kemacetan…
HASIL
Analisis Kemacetan Pada Ruas Jalan Karya Wisata dan Jalan Karya Jaya
Tabel 1. Permasalahan Yang Terjadi Dalam Pergerakan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan
Karya Wisata Dan Jalan Karya Jaya
No Lokasi dan Permasalahan Deskripsi Umum Penyebab Permasalahan
1. Jalan Karya Wisata o Arus kendaraan tinggi
Simpang Jalan Karya Tani o Mobil menurunkan siswa di persimpangan jalan
o Persimpangan o Kondisi Jalan Karya Tani yang sempit
o Ruas Jalan o Persimpangan yang tidak diatur
o Kemacetan o Tidak ada bahu jalan dan trotoar
No Lokasi dan Permasalahan Deskripsi Umum Penyebab Permasalahan
2. Jalan Karya Wisata (di o Arus kendaraan tinggi
depan Cadika) o Kendaraan umum menaikkan dan menurunkan
o Ruas Jalan penumpang
o Kemacetan o Tidak ada bahu jalan dan trotoar
o Parkir kendaraan becak, mobil pribadi
3. Jalan Karya Jaya Simpang o Arus kendaraan tinggi
Jalan Basir o Angkutan umum dan kendaraan pribadi menurunkan
o Persimpangan siswa di dekat persimpangan jalan
o Ruas Jalan o Kondisi badan Jalan Karya Jaya sempit
o Kemacetan o Persimpangan yang tidak diatur
o Tidak ada bahu jalan dan trotoar
4. Jalan Karya Jaya Simpang o Arus kendaraan tinggi
Jalan Bakti o Kondisi badan Jalan Karya Jaya sempit
o Persimpangan o Persimpangan yang tidak diatur
o Ruas Jalan o Tidak ada bahu jalan dan trotoar
o Kemacetan o Parkir kendaraan di persimpangan jalan
5. Jalan Karya Jaya (di depan o Arus kendaraan tinggi
Arhanudse II/BS) o Kondisi badan Jalan Karya Jaya yang sempit
o Ruas Jalan o Tidak ada bahu jalan dan trotoar
o Kemacetan o Angkutan umum menaikkan dan menurunkan
penumpang
Sumber : Hasil penelitian, 2013
Tabel 2. Tingkat Jenuh Kemacetan Pada Jalan Karya Wisata dan Jalan Karya Jaya
Faktor
Nama Jalan C Q/C
CO FW FM FCS FRSU FLT FRT FMI
Jl. Karya Wisata 2700 1,022 1,0 1,0 0,96 0,972 1,004 1,08 2802,21 0,86
Simp. Jl. Karya
Tani
Jl. Karya Jaya 2700 0,982 1,0 1,0 0,96 1,134 1,001 1,012 2920,22 0,88
Simp. Jl. Basir
Jl. Karya Jaya 2700 0,964 1,0 1,0 0,96 1,082 1,007 1,191 3242,5 0,59
Simp. Jl. Karya
Bakti
Sumber : Hasil Analisa, 2013
159
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013
Tabel 3. Tingkat Jenuh Kemacetan Pada Ruas Jalan Karya Wisata dan Jalan Karya Jaya
Nama Jalan CO FCW FCSP FCSF FCCS C Q Q/C
Jl. Karya Wisata (depan 2900 1,25 0,88 0,92 1 3034,85 1995,2 0,66
Cadika)
Jl. Karya Jaya (depan 2900 0,87 0,91 0,92 1 2112,26 1841,1 0,87
Arhanudse II/BS)
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Catatan:
Derajat Kejenuhan Pada Jalan
DS < 0,8
Karya Wisata Berarti ruang terbatas bebas dari
daerah konflik.
Derajat Kejenuhan
1
0.5
0
Simp. Jl. Depan DS=0,8 - 0,9
Karya Cadika
Berarti terjadi tingkat kemacetan yang
Tani
jenuh pada ruas jalan tersebut.
Derajat
0.86 0.66
Kejenuhan
Q/C > 0,9
Menandakan perilaku lalu lintas lebih
Derajat Kejenuhan Pada Jalan agresif dan terdapat resiko tinggi
Karya Jaya bahwa simpang tersebut akan
terhalang oleh para pengemudi yang
berebut ruang terbatas pada daerah
Derajat Kejenuhan
1 konflik
0.5
0
Simp. Simp. Depan
Jl. Jl. Arhan
Basir Kary… udse…
Derajat
0.88 0.59 0.87
Kejenuhan
Gambar 1. Grafik Derajat Kejenuhan Pada Jalan Karya Wisata dan Jalan Karya Jaya
Analisis Biaya Kemacetan Pada Ruas Tabel 4. BOK Mobil Pribadi Pada
Jalan Karya Wisata Dan Jalan Karya Kondisi Actual Cost Dan
Jaya Perceived Cost di Jalan Karya
1. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Wisata dan Jalan Karya Jaya
Perhitungan dilakukan dengan Panjang Generalized Cost (Rp)
BOK pada Ruas
menggunakan rumus PCI model. Pada No. Jalan Actual Perceived
Jalan
kondisi kecepatan perceived cost mobil (km) Cost Cost
pribadi di Jalan Karya Wisata 40 km/jam 1. Jl. Karya 3,619 2.128,02 1.194,30
sehingga besarnya BOK Rp1.194,30. Pada 2. Wisata 6,132 2.783,79 2.134,32
kondisi kecepatan actual cost mobil pribadi Jl. Karya Jaya
di Jalan Karya Wisata 15,08 km/jam Sumber : Hasil Analisa, 2013
sehingga besarnya BOK adalah Rp
2.128,02.
160
Desy Kusumawati, Rahim Matondang dan Rujiman: Kajian Kemacetan…
161
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013
1.60
1.40
1.20 Kwala Bekala
1.00 Gedung Johor
0.00
2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 2. Grafik Perkembangan Kelurahan di Kecamatan Medan Johor
162
Desy Kusumawati, Rahim Matondang dan Rujiman: Kajian Kemacetan…
3. Sedangkan untuk ketersediaan sarana kondisi ini tidak segera diantisipasi, maka
dan prasarana permukiman, hasil dapat diprediksi akan terjadi permasalahan
perhitungan LQ menunjukkan yang semakin meningkat. Sebagaimana
Kelurahan Gedung Johor dan berdasarkan MKJI (1997) dan hasil
Kelurahan Pangkalan Masyhur penelitian Rahayu (2006) bahwa kemacetan
memiliki perkembangan yang baik dengan tingkat kejenuhan >0,8-0,9
dibandingkan kelurahan lain di menandakan perilaku lalu lintas lebih
Kecamatan Medan Johor. Hal ini agresif dan terdapat resiko tinggi bahwa
menegaskan hasil penelitian Siregar et simpang tersebut akan terhalang oleh para
al (2010) yang menyimpulkan bahwa pengemudi yang berebut ruang terbatas
salah satu alasan responden memilih pada daerah konflik. Oleh sebab itu, untuk
kawasan permukiman Medan Johor kenyamanan dan kelancaran lalu lintas pada
sebagai tempat tinggal adalah selain kedua ruas jalan tersebut perlu
harga rumah relatif murah adalah dekat direncanakan alternatif upaya untuk
dengan fasilitas umum dan fasilitas mengantisipasi permasalahan kemacetan
sosial. Selain menjadi nilai plus bagi yang lebih serius di masa yang akan datang.
kawasan permukiman ini dan Tingkat kemacetan lalu lintas yang
memfasilitasi masyarakat di kawasan terjadi berdampak pada peningkatan biaya
permukiman Medan Johor, ketersediaan operasional kendaraan, meningkatnya
sarana dan prasarana ini menjadi polusi dan bertambahnya waktu perjalanan
tarikan perjalanan dari wilayah lain yang mengakibatkan pemborosan,
menuju kawasan ini, diantaranya keterlambatan sampai tujuan dan kerugian
keberadaan universitas, pasar, sekolah lainnya. Hal ini menyebabkan tujuan
dan lainnya. Tarikan perjalanan ini pengembangan wilayah tidak tercapai,
menambah volume perjalanan yang sebagaimana menurut Riyadi (2002),
membebani ruas Jalan Karya Wisata pengembangan wilayah juga bertujuan
dan Karya Jaya. untuk memacu perkembangan sosial
4. Kemacetan yang terjadi terutama pada ekonomi dan menjaga kelestarian
persimpangan jalan, yaitu pada Jalan lingkungan hidup pada suatu wilayah.
Karya Wisata simpang Jalan Karya Kemacetan yang terjadi menambah
Tani dan Jalan Karya Jaya Simpang waktu perjalanan, berdasarkan tingkat
Jalan Basir. Hal ini terutama kesejahteraan diperoleh nilai biaya waktu
disebabkan oleh banyaknya kendaraan perjalanan yaitu pendapatan yang hilang
menaikkan dan menurunkan sebesar Rp.1.495,30 setiap kali melintas
penumpang terutama murid sekolah dengan kecepatan 15,08 km/jam pada Jalan
yang lokasinya dekat dengan Karya Wisata saat macet dan sebesar Rp.
persimpangan. Tidak tersedianya jalur 2.492,17 pada Jalan Karya Jaya dengan
khusus untuk pemberhentian bus kecepatan 9,29 km/jam. Hal ini
maupun keberadaan bahu jalan yang menyebabkan tujuan pengembangan
minim mengakibatkan kendaraan yang wilayah menurut Hadjisaroso (1994) tidak
parkir sesaat mengakibatkan antrian tercapai, yaitu memperbaiki tingkat
kendaraan. Akses jalan Karya Tani kesejahteraan hidup masyarakat. Tujuan
yang sempit juga berakibat keluar pembangunan menyejahterakan masyarakat
masuk kendaraan menuju sekolah juga yang dilakukan dengan menyeimbangkan
turut menghambat kelancaran lalu dan menyerasikan antara setiap kegiatan
lintas. Disamping itu, ketidakdisiplinan pembangunan dengan kebutuhan
pengguna jalan juga merupakan faktor masyarakat setempat tidak tercapai.
penyebab kemacetan, seperti parkir Menurut Nasution (1996), terdapat
sembarangan dan melampaui batas hubungan yang erat antar transportasi
jalan saat lampu merah. (orang dan barang), kegiatan perekonomian
Tingkat kemacetan pada Jalan dan pembangunan, serta dimensi tata ruang.
Karya Wisata dan Jalan Karya Jaya saat ini Pengembangan wilayah (yang meliputi
menunjukkan tingkat kejenuhan antara 0,8 kegiatan perekonomian dan pembangunan)
sampai 0,9 yang berarti terjadi kemacetan membutuhkan dukungan terselenggaranya
yang jenuh pada ruas jalan tersebut. Bila jasa transportasi yang efektif dan efisien.
163
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013
164
Desy Kusumawati, Rahim Matondang dan Rujiman: Kajian Kemacetan…
165
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013
166
Desy Kusumawati, Rahim Matondang dan Rujiman: Kajian Kemacetan…
167
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013
Miraza, Bachtiar Hassan. 2005. Sari, Ika Endah. 2003. Penghitungan Biaya
Perencanaan dan Pengembangan Tundaan Lalu Lintas Di Jalan
Wilayah. Ikatan Sarjana Ekonomi Balai Kota – Kota Medan. Medan :
Indonesia Cabang Bandung – Universitas Sumatera Utara,
Koordinator Jawa Barat. Bandung. Program Pasca Sarjana.
Mulyandari, Hestin. 2011. Pengantar Sinulingga, Budi. 1999. Pembangunan
Arsitektur Kota. Yogyakarta. Andi. Kota Tinjauan Regional dan Lokal.
Nainggolan, Fanin Nurlita. 2003. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Manajemen Kebutuhan Siregar, Syafiatun et al. 2010. Kajian
Transportasi (MKT) sebagai Preferensi Bermukim Di Daerah
Alternatif Penanggulangan Perbatasan Kota Studi Kasus:
Problematika Transportasi Pusat Kelurahan Gedung Johor Kecamatan
Kota Medan. Medan: Universitas Medan Johor Kota Medan Dan Desa
Sumatera Utara, Program Delitua Kecamatan Namorambe
Pascasarjana. Kabupaten Deliserdang. Jurnal
Parlindungan, Boris.(2010. Analisis Arsitektur dan Perkotaan
Pengaruh Tingkat Aksesibilitas “KORIDOR” vol. 01 no. 01, Juli
Wilayah terhadap Perkembangan 2010: 1-7
Kecamatan di Kota Medan. Medan Sirojuzilam. 2005. Beberapa Aspek
: Universitas Sumatera Utara, Pembangunan Regional. ISEI
Program Pasca Sarjana. Bandung. Bandung.
Riyadi, D.S. 2002. Pengembangan Sirojuzilam dan Mahalli, Kasyful. 2011.
Wilayah, Teori dan Konsep Dasar, Regional Pembangunan,
Prosiding Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Ekonomi.USU
dan Otonomi Daerah. Badan Press. Medan.
Pengkajian dan Penerapan Soegijoko, S, et al. 1997. Bunga Rampai
Teknologi. Jakarta. Perencanaan Pembangunan
Woods. 1960. Highway Engineering Hand Indonesia, Grasindo. Jakarta.
Book, Mc Graw – Hill inc. Stubs, P. C. Tyson, W. J. dan Dalvi, M. Q.
Sapta, Rendy Dwi. 2009. Analisis Dampak 1980. Transport Economics. George
Kemacetan Lalu Lintas Terhadap
Sosial Ekonomi Dengan Contingent
Valuation Method (CVM) (Studi
Kasus: Kota Bogor, Jawa Barat.
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
168