Anda di halaman 1dari 5

BAB II PEMBAHASAN

A. PERAN LANGSUNG PARIWISATA TERHADAP PELUANG KERJA


Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus: pariwisata Bali-
Indonesia)yaitu: (1) mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uang asing
di daerahtujuan wisata, (2) pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat
setempat, (3)meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsung atau
tidak langsungdengan jasa pariwisata, (4) memperluas penciptaan kesempatan kerja, baik
pada sektor-sektoryang terkait langsung seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan,
maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industri kerajinan,
penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasa lain dan
sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan (6) merangsang kreativitasseniman, baik
seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dan tari yang
diperuntukkan konsumsi wisatawan.
Menggunakan pengganda National Tourism SatelliteAccount 2006 diketahui pengganda
pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor pariwisata sebesar
0,0000000530 dan di dalam perekonomian nasional sebesar 0,000000761. Artinya setiap
pengeluaran wisatawan sebesar satu trilliun (Rp 1,000,000,000,000) akan mampu
menciptakan kesempatan kerja di sektor pariwisata sebanyak 53.000 orang dan di dalam
perekonomian nasional sebesar 761.000 orang. Sumbangan penciptaan kesempatan kerja di
pariwisata terhadap perekonomian nasional 6,97%. Untuk kasus Bali, menggunakan
pengganda Bali Tourism SatelliteAccount 2007, pengganda pengeluaran wisatawan
terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor pariwisata adalah 0,0000000283 dan dalam
perekonomian regional adalah 0,00000006756. Artinya setiap pengeluaran wisatawan
satutilliun rupiah (Rp 1,000,000,000,000) akan mampu menciptakan kesempatan kerja
sebanyak 28.300 di sector pariwisata, dan dalam perekonomian Bali sendiri adalah 67.560
orang. Jadi, sumbangan penciptaan kesempatan kerja sector pariwisata terhadap kesempatan
kerja regional mencapai 41,89%. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pariwisata telah menjadi
mesin penciptaan kesempatan kerja. Peningkatan kedatangan wisatawan ke Indonesia atau
ke pulau Bali (berarti peningkatan pengeluaran wisatawan) akan meningkatkan secara nyata
permintaan berbagai macam output, dan pada akhirnya akan meningkatkan peluang
pekerjaan. Dalam perspektif ini, dapatlah dikatakan bahwa Bali telah benar menaruh
pariwisata sebagai prioritas dalam strategi pembangunan, seperti pariwisata adalah sebuah
wahana meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan pemerintah, revitalisasi seni dan
budaya, pengentasan kemiskinan, atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.
Kebutuhan tenaga kerja pariwisata makin meningkat sejalan dengan makin
berkembangnya usaha jasa pariwisata, sarana pariwisata serta usaha objek dan daya
tarik wisata. Oleh karena itu kesempatan kerja di bidang pariwisata perlu juga
diperhitungkan, berdasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan, jumlah pengeluaran
wisatawan dan pertumbuhan sarana pariwisata.
Dalam berbagai analisis disebutkan bahwa pembangunan pariwisata mampu mendorong
mobilitas tenaga kerja (Vorlauter, 1996). Hal senada diungkapkan Radetzki, 1989) bahwa
perkembangan pesat pariwisata menjadi salah satu daya tarik utama bagi migrasi tenaga
kerja. Bila di lihat dari kualitas/jenis tenaga kerja yang ada, di tinjau dari indikator
tingkatpendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja di bidang
pariwisata ( perhotelan) lebih tinggi di bandingkan dengan pendidikan tenaga kerja di
sektor ekonomi lain pada umumnya. Fenomena tersebut di dukung oleh penelitian Spillane
(1994) yaitu adanya kecenderungan bahwa tingkat pendidikan yang lebih baik tercipta di
sektor pariwisata daripada sektor ekonomi lainnya.
B. PELUANG KERJA
a. Pengertian Kesempatan Kerja
Dikirim dari iPhone saya
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan
untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga
kerja. Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu
negara, karena:
1.Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi.
2. Sumber Daya Alam.
3. Kewiraswastaan.
Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Adapula masalah
yang ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:
1. Masalah-masalah perluasan kesempatan kerja.
2. Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja.
3. Pengangguran.
Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari jumlah
penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan
pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut Sumitro
diantaranya:
a.Jumlah dan sebaran usia penduduk.
b. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda.
c. Peranan kaum wanita dalam perekonomian.
d. Pertambahan penduduk yang tinggi.
e. Meningkatnya jaminan kesehatan.

b. Strategi Peningkatan Kesempatan Kerja


Sebagai strategi peningkatan kesempatan kerja yang diperlukan antara lain :
i. Dari sisi persediaan tenaga kerja :
· Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang masih perlu dipertahankan.
Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui peningkatan pendidikan yaitu
dibedakan atas peningkatan kuantitas pendidikan (perluasan fasilitas pendidikan, peningkatan
kondisi perekonomian keluarga yang mencegah angka putus sekolah dan peningkatan usia
sekolah/wajib belajar 9 tahun) serta peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga
kerja. Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata sehingga dapat mencegah migrasi
desa-kota.
ii. Dari sisi kebutuhan tenaga kerja
Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro (seperti
penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem pajak yang ramah pengembangan
usaha, sistem kredit yang menggerakkan sektor riil), kebijakan regional (melalui pengalokasian
anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang menyerap tenaga kerja), kebijakan sektoral ( di
sektor pertanian dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan (koperasi), membentuk
kelompok yang terdiri dari beberapa usaha kecil (UKM) dalam pengolahan hasil pertanian,
perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan sistem pengemasan sesuai dengan kebutuhan
pasar di luar komunitas, sedangkan di sektor industri melalui penyederhanaan mekanisme
investasi, penataan sistem keamanan yang lebih baik.

C. MULTIPLIER EFFECTS PARIWISATA DAN PASAR TENAGA KERJA


Menurut Glasson (1990) multipliereffects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu
timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan
menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri
pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan, restoran dan
transportasi lokal. Sementara komponen pendukungnya, mencakup industri-industri dalam
bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya
dapat dipacu dari industri pariwisata.
Menurut Harry G. Clement, (Yoeti, 2008: 249) setelah wisatawan datang pada suatu
negara atau destinasi, mereka pasti akan membelanjakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya selama mereka tinggal di negara atau destinasi tersebut. Uang yang dibelanjakan
wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak pernah berhenti beredar, akan tetapi berpindah dari
satu tangan ke tangan orang lain atau dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Setelah melalui
beberapa kali transaksi dalam periode satu tahun, baru akan berhenti dari peredarannya bila
uang itu tidak lagi memberi pengaruh terhadap perekonomian negara atau destinasi yang
dikunjungi.
Multipliereffects juga bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan industri
pariwisata. Secara sederhana ukuran keberhasilan dihitung dari besar pengaruh uang yang
dibelanjakan wisatawan terhadap perekonomian suatu negara atau destinasi. Besarnya pengaruh
uang tersebut dinotasikan sebagai “coefficientofmultipliereffects”(K). Semakin besar nilai K
menunjukan bahwa perkembangan industri pariwisata juga semakin bagus. Nilai K juga
dipengaruhi oleh kebocoran multipliereffects, meskipun banyak uang dibelanjakan oleh
wisatawan, tapi jika kebocorannya juga besar maka nilai K akan mengecil. Besarnya nilai K
juga bisa digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata.
Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencari kerja
(Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga yang
memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari
perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi
perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang
mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara
kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama
yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan
pemerintah.
Penyelenggaraan Pasar Tenaga Kerja
Di Indonesia, penyelenggaraan bursa tenaga kerja ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker). Orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja dapat melapor
ke Depnaker dengan menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
beserta persyaratannya. Kemudian Depnaker akan mengumumkan kepada masyarakat umumnya
tentang adanya permintaan tenaga kerja tersebut. Sementara itu, para pencari kerja (Pemilik
Tenaga Kerja) dapat mendaftarkan dirinya kepada Depnaker dengan menyampaikan keterangan-
keterangan tentang dirinya. Keterangan tentang diri pribadi si pencari kerja ini sangat penting
untuk dasar penyesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja dari orang-orang atau lembaga-lembaga
yang bersangkutan. Apabila ada kesesuaian, Depnaker akan mempertemukan si pencari kerja
dengan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja tersebut untuk transaksi lebih
lanjut.
Selain Depnaker, di Indonesia juga berkembang penyelenggaraan bursa tenaga kerja swasta
yang biasa disebut Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja. Perusahaan swasta yang berusaha
mengumpulkan dan menampung pencari kerja, kemudian menyalurkan kepada orang-orang atau
lembaga - lembaga yang membutuhkan tenaga kerja, baik di dalam maupun di luar negeri
seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Arab Saudi. Sebelum diadakan penyaluran,
perusahaan ini juga sering menyelenggarakan pelatihan kepada para pencari kerja yang
ditampungya. Apabila ada kesesuaian antara pencari kerja dengan orang atau lembaga yang
membutuhkan, dapat dilakukan transaksi. Atas jasanya menyalurkan tenaga kerja ini,
perusahaan tersebut akan mendapatkan komisi.
Fungsi dan Manfaat Pasar Tenaga Kerja
Bursa tenaga kerja mempunyai fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi maupun
sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yaitu :
 Sebagai Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,
 Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan,
 Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang
membutuhkan tenaga kerja,
Manfaat adanya bursa tenaga kerja yaitu :
 Dapat membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga dapat
mengurangi penggangguran,
 Dapat membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan tenaga kerja
untuk mendapatkan tenaga kerja, Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan
Sementara itu, para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja) dapat mendaftarkan dirinya kepada
Depnaker dengan menyampaikan keterangan-keterangan tentang dirinya. Keterangan tentang
diri pribadi si pencari kerja ini sangat penting untuk dasar penyesuaian dengan kebutuhan tenaga
kerja dari orang-orang atau lembaga-lembaga yang bersangkutan. Apabila ada kesesuaian,
Depnaker akan mempertemukan si pencari kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan
tenaga kerja tersebut untuk transaksi lebih lanjut.

7. Menurut Butler dan Cooper ada 7 tahapan yang dilalui oleh suatu kawasan
wisata. Sebutkan dan jelaskan (berikan contoh)!
Adapun tahapannya terdiri dari :
1. Tahap eksplorasi (exploration) yang berkaitan dengan discovery yaitu suatu tempat
sebagai potensi wisata baru ditemukan baik oleh wisatawan, pelaku pariwisata,
maupun pemerintah. Biasanya jumlah pengunjung sedikit, wisatawan tertarik pada
daerah yang belum tercemar dan sepi, lokasinya sulit dicapai namun diminati oleh
sejumlah kecil wisatawan yang justru menjadi berminat karena belum ramai
dikunjungi.
2. Tahap keterlibatan (involvement) yang diikuti oleh kontrol lokal (local control),
dimana biasanya oleh masyarakat lokal. Pada tahapan ini terdapat inisiatif dari
masyarakat lokal, objek wisata mulai dipromosikan oleh wisatawan, jumlah
wisatawan meningkat, dan infrastruktur mulai dibangun.
3. Tahap pengembangan (development) dan adanya kontrol lokal (local control)
menunjukkan adanya peningkatan jumlah kunjungan wisata secara drastis.
Pengawasan oleh lembaga lokal agak sulit membuahkan hasil, masuknya industri
wisata dari luar dan kepopuleran kawasan wisata menyebabkan kerusakan lingkungan
alam dan sosial budaya sehingga diperlukan adanya campur tangan kontrol penguasa
lokal maupun nasional.
4. Tahap konsolidasi (consolidation) dengan constitutionalism ditunjukkan oleh
penurunan tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan. Kawasan wisata dipenuhi oleh
berbagai industri pariwisata berupa hiburan dan berbagai macam atraksi wisata.
5. Tahap kestabilan (stagnation) dan masih diikuti oleh adanya institutionalism, dimana
jumlah wisatawan tertinggi telah tercapai dan kawasan ini telah mulai ditinggalkan
karena tidak mode lagi, kunjungan ulang dan para pebisnis memanfaatkan fasilitas
yang telah ada. Pada tahapan ini terdapat upaya untuk menjaga jumlah wisatawan
secara intensif dilakukan oleh industri pariwisata dan kawasan ini kemungkinan besar
mengalami masalah besar yang terkait dengan lingkungan alam maupun sosial
budaya.
6. Tahap penurunan kualitas (decline) hampir semua wisatawan telah mengalihkan
kunjungannya ke daerah tujuan wisata lain. Kawasan ini telah menjadi objek wisata
kecil yang dikunjungi sehari atau akhir pekan. Beberapa fasilitas pariwisata telah
diubah bentuk dan fungsinya menjadi tujuan lain. Dengan demikian pada tahap ini
diperlukan upaya pemerintah untuk meremajakan kembali (rejuvenate).
7. Tahap peremajaan kembali (rejuvenate), dimana dalam tahapan ini perlu dilakukan
pertimbangan mengubah pemanfaatan kawasan pariwisata, mencari pasar baru,
membuat saluran pemasaran baru, dan mereposisi atraksi wisata ke bentuk lain. Oleh
sebab itu diperlukan modal baru atau kerjasama antara pemerintah dengan pihak
swasta.

Anda mungkin juga menyukai