Anda di halaman 1dari 7

SODIS (SOLAR WATER DISINFECTION): METODE PRAKTIS

MENDAPATKAN AIR LAYAK MINUM YANG BEBAS BAKTERI


Oleh : Yoga Setiawan S.1
(Dalam Lomba Penulisan Artikel Ilmiah Pertanian Berbasis Web TPB IPB 2010)

Indonesia dulunya dikenal dengan negara yang memiliki kekayaan alam yang
sangat melimpah. Tanah dan air yang begitu banyak, sehingga dapat dikatakan
apapun yang ditanam, dapat hidup di tanah Indonesia. Namun kini, paradigma
tersebut seolah-olah pudar. Bahkan banyak daerah yang mengalami kekeringan
dan kesulitan air baik untuk rumah tangga, industri, maupun irigasi.2 Masalah
kebutuhan akan air bersih telah menjadi masalah klasik di kalangan masyarakat,
terutama masyarakat pedesaan. Mereka rela berjalan hingga berkilo-kilometer dan
mengantri untuk mendapatkan air bersih. Air tersebut akan digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, masak dan kebutuhan air untuk
diminum.

Begitu juga dengan krisis energi. Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan energi rumah tangganya. Minyak tanah, kompor gas,
hingga kompor dengan bahan substitusi lainnya kini bermunculan. Namun,
selama ini kesadaran akan pendayagunaan tenaga matahari mungkin kurang
disadari oleh banyak orang terutama di Indonesia. Energi panas yang melimpah
dari matahari, dapat kita manfaatkan untuk menjadi sumber energi dan
menghasilkan sesuatu.

Masalah kompleks yan ketiga yaitu masalah barang-barang bekas yang akan
menumpuk menjadi sampah. Barang bekas yang menjadi sorotan utama adalah
botol bekas. Botol bekas yang dibuang ke tempat penampungan sampah, akan
mengambil volume lebih besar dalam penempatan lahannya. Sehingga, dengan
semakin banyak botol, maka semakin banyak pula lahan yang diperlukan dalam
penampungan sampah.

Dari ketiga masalah yang telah diuraikan, maka muncullah ide untuk membuat
suatu terobosan yang menghasilkan air minum siap konsumsi dari air mentah
dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber panas dan botol sebagai
wadahnya. Terobosan ini disebut SODIS (solar water desicfection). Namun dalam
programnya, terdapat kelemahan terutams dalam proses penggunaan alat dan
bahan berupa pemilihan botol. Untuk itu dicoba disusun kembali proses dan
metode pembuatan SODIS, agar mendapatkan hasil yang maksimal dan
meminimalisasi munculnya resiko lain dalam proses dan metode pembuatannya.

Gambaran Umum SODIS


SODIS adalah kependekan dari Solar Water Disinfection atau “Pembasmian
kuman dalam air dengan sinar matahari“. Proses pembasmian atau disinfeksi ini
merupakan implementasi teknologi yang sangat sederhana, yaitu menggunakan

1
Yoga Setiawan Santoso. Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor 2009 (Angkatan 46). NIM A24090028.
Yogasetiawan.blogspot.com.
2
sinergi yang terjadi antara radiasi sinar matahari (sinar ultra
violet) dan panas dari matahari untuk mematikan
mikroorganisme yang terdapat dalam air.

SODIS pertama kali diperkenalkan oleh sebuah lembaga


pengembangan Iptek di Swiss yang bernama
3
EAWAG/SANDEC di beberapa negara termasuk di Asia.
Di Indonesia lembaga ini bekerja sama dengan Yayasan
Dian Desa Yogyakarta mengembangkan SODIS dibeberapa (Negara Pengguna SODIS)
daerah antara lain Yogyakarta, NTT dan NTB.

Dari serangkaian uji laboratorium dan uji coba lapangan


yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut diatas, terungkap bahwa sinergi yang
dihasilkan dari kombinasi sinergi sinar ultra violet dan sinar matahari
memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan angka kuman dan
kematian mikroorganisme dalam air. Dengan demikian penggabungan kedua
proses tersebut dapat dikembangkan sebagai cara terbaik dalam memanfaatkan
energi surya untuk tujuan disinfeksi air. Uji lapangan memperlihatkan bahwa
metode gabungan itu juga secara efektif mampu mematikan bakteri Eschericia
Coli.

Proses SODIS pada Uji Laboratorium


Untuk mengetahui efek pengurangan jumlah mikroorganisme pada proses SODIS,
EAWAG-SANDEC melakukan uji laboratorium. Mula-mula dilakukan terhadap
air yang tercemar E.Coli dengan konsentrasi cukup tinggi yaitu 100.000/100 ml.
Air tersebut dimasukkan kedalam dua tabung kaca. Tabung satu dibungkus
dengan aluminium foil sehingga tidak tembus sinar matahari, sedangkan yang satu
lagi dibiarkan terbuka sehingga sinar matahari dapat tembus masuk kedalam
tabung tersebut.

Suhu air dalam kedua tabung tersebut dikontrol. Pada waktu suhu air mencapai
30 °C terjadi penguranan jumlah bakteri tetapi tidak signifikan, atau jumlah
bakterinya masih cukup tinggi. Akan tetapi ketika suhu air mencapai 50°C
ternyata pada tabung yang tidak dibungkus terjadi pengurangan jumlah bakteri
yang amat cepat hingga jumlahnya mencapai 0 (semua mati), sedangkan pada
tabung yang terbungkus ternyata jumlah bakteri masih banyak.

Hal ini membuktikan bahwa terjadi sinergi antara sinar ultra violet dan panas
50°C dalam membunuh bakteri dalam air4. Prinsip inilah yang digunakan dalam
teknologi SODIS.

Mekanisme Pengendalian Mikro Organisme Oleh Sinar Matahari


Efek kekeruhan
Partikel-partikel kekeruhan dalam air menyebabkan mikroorganisme yang
ada dalam air terlindungi dari proses radiasi sinar matahari.5 Hal tersebut

3
http://spamjateng.com/index.php?par=info&pidinfo=57
4
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8997/2/2008dse.pdf
menyebabkan mikroorganisme hanya terkena efek panas. Oleh karena itu air
yang akan di SODIS haruslah jernih dan semaksimal mungkin kekeruhannya
dibawah 30 NTU6.

Partikel yang menyebabkan air keruh dapat menahan radiasi ultra violet.
Terhambatnya radiasi sinar ultra violet tersebut berdampak buruk pada proses
in aktifasi bakteri dalam air. Kekeruhan air dapat digunakan sebagai
parameter untuk mengetahui tingkat penyerapan dari radiasi sinar ultra
violet.

Kekeruhan air akan, 1) mengurangi intensitas radiasi sinar matahari7, 2)


mikroorganisme akan terlindung dari proses radiasi (mikroorganisme
terlindung dibalik partikel-partikel kekeruhan), 3) mengurangi proses
efisiensi SODIS.

Efek radiasi sinar ultra violet


Penyinaran dengan gelombang pendek dapat membunuh bakteri dan virus.
Gelombang yang semakin pendek dapat membunuh mikroorganisme dengan
lebih efisien. Dalam hal ini, penyinaran berpengaruh pada DNA dan Enzim.

Tabel dibawah ini memperlihatkan resistensi (daya tahan) mikroorganisme


terhadap sinar ultra violet.
Besar sinar ultra violet yang dibutuhkan untuk
2
Organisme yang diiuji membunuh organime ( W.h/m )
90 % 99 % 99,90 %
Streptococcus faecalis 8,90 17,80 26,72
Coliform 8,24 16,59 24,74
Escherichia Coli 6,36 12,72 19,08
Sumber : Yayasan Dian Desa Warta SODIS – Edisi 6 tahun 2002.

SODIS dapat diterapkan secara efektif bilamana intensitas sinar matahari


tersedia paling sedikit 500 W/m2 selama 4-5 jam. Tingkat intensitas itu
terpenuhi pada tengah hari dengan cuaca cerah.

Efek Temperatur
Mikroorganisme sensitive terhadap perubahan suhu. Untuk mendapatkan air
yang bebas kuman dengan cara SODIS suhu air tidak harus mencapai 50°C
asalkan mendapat sinar ultra violet dari matahari yang cukup banyak. Hal ini
disebabkan karena adanya sinergi yang terus menerus antara sinar Ultra
Violet (UV) dari matahari dengan suhu air. Makin banyak sinar UV semakin
rendah suhu yang dibutuhkan untuk membunuh kuman dalam air. Semakin

5
http://e-material.perpustakaan.ipb.ac.id/skripsi/2000/C/C00sku.pdf
6
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8755/2/2007cph.pdf
7
http://e-material.perpustakaan.ipb.ac.id/skripsi/2000/C/C00hsa.pdf
sedikit atau semakin singkat paparan sinar matahari maka
semakin tinggi pula suhu air yang dibutuhkan untuk
membunuh kuman dalam air.

Dari uji lapangan yang dilakukan oleh yayasan Dian Desa


Yogyakarta, bahwa tiupan angin yang cukup keras akan
mempengaruhi suhu air sehingga walaupun sinar matahari
cukup, suhu air di botol SODIS tidak bisa mencapai suhu
50°C paling tinggi suhu mencapai 40°C. Tetapi bila waktu
penjemuran diperpanjang selama 5-6 jam sehingga D
mendapat sinar UV lebih banyak, ternyata sama
efektifinya dengan 3-4 jam penjemuran dengan suhu yang
mencapai 50°C.8

Efek waktu dan lama penyinaran


Waktu yang efektif dalam menurunkan jumlah kuman
E.Coli adalah pada waktu penyinaran jam 10.00-15.00,
lama waktu penyinaran selama 5 jam dengan intensitas (6 JAM Untuk SODIS)
sinar matahari sebesar 706,5 Lux/100, dapat menurunkan
angka kuman dari 3027,5/100 ml menjadi 0/100 ml.

Cara melakukan SODIS9


a. Sediakan botol transparan ukuran 1,5 liter atau yang lebih kecil (misalnya
botol air mineral), kemudian cat separoh badan botol dengan cat warna hitam.

b. Cuci botol tersebut sampai bersih kemudian isi dengan air yang jernih hingga
penuh.

c. Jemur di tempat terbuka, hindari botol tertutup bayangan. Lama penjemuran


4-5 jam bila cuaca cerah atau 6-7 jam bila agak berawan.

d. Warna hitam di bagian bawah membantu menyerap panas, sehingga suhu air
dapat lebih cepat mencapai 50°C dan membunuh seluruh kuman dalam air.

e. Air pun menjadi air yang bebas kuman dan siap di minum.

Tahap
Melakukan
SODIS
Hingga Air
Siap Minum

8
http://www.sodis.ch/index_EN
9
http://optimalisasihidup.blogspot.com/2009/12/sodis.html
Kelebihan dan kelemahan SODIS
Beberapa Kelebihan SODIS :
a. Mudah diterapkan dan diterima oleh masyarakat terutama
ibu-ibu dan anak-anak sekolah.

b. Murah, karena sinar matahari merupakan sumber energy


yang gratis khususnya di negara tropis seperti Indonesia.
Sarana yang diperlukan juga relative murah dan mudah
didapat.

c. Hasil guna cukup efektif, hal ini ditunjukan dengan Pengenalan SODIS pada Anak-anak
hilangnya kuman Coli form / E. Coli dan mikroorganisme
lainnya dalam air yang sudah di SODIS.

d. Meringankan beban pekerjaan sehari-hari.

e. Dalam jangka waktu panjang dapat memberikan kontribusi dalam


penghematan sumber daya alam dan penghematan dari segi ekonomi.

Beberapa kelemahan SODIS :


a. SODIS tidak dapat diterapkan pada air keruh. Hanya dapat dilakukan apabila
airnya jernih, turbiditas atau tingkat kekeruhan air kurang dari 30 NTB.

b. SODIS membutuhkan sinar matahari, maka SODIS tidak dapat dilakukan


apabila hujan atau pada tempat yang teduh/ tertutup.

c. SODIS tidak dapat dilakukan pada air dengan kapasitas atau jumlah yang
besar.

d. SODIS tidak dapat merubah kualitas kimiawi air.

Gagasan Penyusunan Kriteria Botol Untuk SODIS


Setelah pencetusam pertama program SODIS ini pada tahun 1998 di Swiss dan di
Indonesia sekitar tahun 1999, tidak tampak lagi kelanjutan dalam program
tersebut. Hal tersebut dikarenakan program tersebut masih menggunakan botol
plastik, yang sebenarnya tidak boleh digunakan berkali-kali dan terkena panas.
Hal tersebut akan berakibat pada terurainya kandungan kimia yang melekat pada
botol sehingga dapat mencemari air yang ada di dalamnya.

Pada awalnya dipilih botol sebagai media untuk memasak air dengan sinar
matahari tersebut, karena botol adalah wadah yang dianggap paling ideal untuk
memasak air. Dengan pertimbangan bahwa botol plastik yang tipis, akan
mempermudah sinar matahari masuk, sehingga panasnya akan mudah menyebar
di seluruh air di dalam botol. Bahannya yang transparan, mudah untuk dicat dan
tipis serta mampu menampung air dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
dan sesuai pula dengan intensitas matahari yang mampu diserap. Sehingga pada
saat itu, pemilihan botol sebagai wadah, dianggap adalah langkah terbaik.

Namun setelah munculnya berbagai informasi, banyak kode-kode dalam botol


atau recycle yang harus diperhatikan oleh pengguna. Terdapat beberapa kode pada
botol plastik yang melarang pengguna untuk menggunakannya secara berulang,
dan dilarang keras untuk menyimpannya di tempat yang panas. Hal inilah yang
membuat program SODIS ini tidak berjalan sesuai dengan keinginan. Karena
pada akhirnya program yang seharusnya membantu masyarakat untuk
memperolah air minum bersih, justru mendapatkan air minum yang telah tercemar
olah bahan kimia yang berasal dari botol.

Ibaratnya ”Bakteri mati, kimiawi mencemari”. Selama ini, belum ada solusi
terbaru oleh pihak pencetus untuk memperbaiki program SODIS ini. Untuk itu
dalam proposal ini, kami mencoba menyusun sebuah solusi untuk program
SODIS ini. Tidak banyak perubaharan yang mesti dilakukan, karena pada awalnya
prgram SODIS ini disusun melalui proses penelitian yang panjang. Kelemahan
satu-satunya yang terletak di SODIS ini adalah penggunakan botol sebagai media
atau wadah untuk memasak air. Botol yang sebelumnya digunakan tidak memiliki
krtiteria apapun. Hanya botol air mineral 1,5 liter dengan kondisi bersih. Padahal
kode recycle pada botol air mineral hampir semua mencantumkan kode segitiga
bernomor 1, yang berarti PET. PET ( polyethylene terepthalate). Botol dengan
kode 1. direkomendasikan hanya sekali pakai. Karena apabila terlalu sering
dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air panas, akan menyebabkan
lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat
karsinogenik, yang dapat menyebabkan kanker apabila proses penggunaan
tersebut dilakukan dalam jangka waktu lama.

Sedangkan kode recycle yang terdapat pada dasar botol rupanya luput dari
perhatian para pencetus SODIS ini.untuk itu yang kami gagas dalam proposal ini
dalam menyusun kriteria botol yang dapat digunakan dalam SODIS.

Kriteria botol yang dapat digunakan untuk SODIS yaitu botol bening yang
terbuat dari kaca, seperti botol bekas sirup. Botol harus dalam keadaan bersih dan
bening, tidak tertutup oleh apapun. Botol yang telah direkomendasikan dan
diperbolehkan untuk menggunakannya secara berulang dan tahan panas, yaitu
botol yang berkode 2. HDPE (high density polyethylene). HDPE merupakan salah
satu bahan plastik yang aman digunakan karena kemampuan untuk mencegah
reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan.

Daftar Pustaka / Link Pustaka

http://e-material.perpustakaan.ipb.ac.id/skripsi/2000/C/C00hsa.pdf
http://e-material.perpustakaan.ipb.ac.id/skripsi/2000/C/C00sku.pdf
http://e-material.perpustakaan.ipb.ac.id/skripsi/2000/F/F00mri.pdf
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8755/2/2007cph.pdf
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8997/2/2008dse.pdf
http://optimalisasihidup.blogspot.com/2009/12/sodis.html
http://spamjateng.com/index.php?par=info&pidinfo=57
http://www.sodis.ch/index_EN

Daftar Gambar
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c7/SODIS_map.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/98/Pictograms_SODIS.
jpg/800px-Pictograms_SODIS.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/67/Indonesia-sodis-
gross.jpg/800px-Indonesia-sodis-gross.jpg

Anda mungkin juga menyukai