Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

“Adjuncts of Anesthesia”

Disusun Oleh :
Badai Ardyana Arimbi Putri (2013730129)

Pembimbing:
dr. Hendra Deswandi, Sp.An

KEPANITRAAN KLINIK STASE ILMU ANASTESI


RS SYAMSUDIN SH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018

1
2

BAB I
PRESENTASI KASUS

1.1. Identitas Pasien


Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 59 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Tanggal masuk : 18 Oktober 2018
Tanggal operasi : 23 Oktober 2018

1.2. Anamnesis
Keluhan Utama : Luka dan bengkak pada scrotum kiri sejak 2
minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Syamsudin SH dengan keluhan terdapat luka setelah
operasi dan bengkak pada buah zakar sebelah kiri pasien, keluhan ini dirasakan
pasien sejak 2 minggu yang lalu setelah pasien operasi hernia di rumah sakit yang
sama. Luka dirasakan tidak kunjung kering setelah operasi dan luka juga terasa
nyeri, buah zakar terlihat kemerahan, tidak ada cairan ataupun darah yang keluar
dari luka. Bengkak dirasakan semakin lama semakin membesar selama 2 minggu
ini. Demam disangkal pasien, r. terbentur/trauma disangkal pasien. BAB dan BAK
tidak ada masalah.

Riwayat Penyakit Dahulu :


 Riwayat diabetes : disangkal
 Riwayat darah tinggi : disangkal
 Riwayat penyakit ginjal : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
3

 Riwayat asma : disangkal


 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat ISPA : disangkal
 Riwayat operasi : Operasi herniotomy 2 minggu yll
 Riwayat tumbuh-kembang : baik

Riwayat penyakit keluarga :


 Riwayat darah tinggi : disangkal
 Riwayat diabetes : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat asma : disangkal

1.3. Pemeriksaan Fisik Saat Pre-Operasi, 24 September 2018


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesikap pasien : Kooperatif
GCS : E4M6V5
Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah: 110/60 mmHg
- Laju nadi : 86 kali/menit
- Laju napas : 20 kali/menit
- Suhu : 36,9 ºC

Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 165 cm
BMI : 21,67 kg/m2
Kepala : normosefali, deformitas (-)
Wajah : simetris
Mata : tampak cekung, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-,
pupil 3/3 mm, RCl +/+, RCTL +/+
Mulut : mukosa oral tampak kering
Hidung : septum nasi di tengah
Telinga : deformitas (-), sekret (-)
4

Leher : deviasi trakea (-), KGB tidak teraba, kelenjar tiroid tidak
teraba

PF Thoraks:
Paru
– Inspeksi : simetris, baik statis dan dinamis,
– Palpasi : ekspansi kiri =kanan
– Auskultasi : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung
– Inspeksi : iktus tidak terlihat
– Palpasi : Iktus teraba
– Perkusi : tidak terdapat kardiomegali
– Auskultasi : BJ I & II irreguler, murmur-, gallop-
PF Abdomen
- Inspeksi : tampak cembung
- Auskultasi : BU (+) dbn
- Palpasi : nyeri tekan (-), distensi abdomen (-)
- Perkusi : timpani pada regio abdomen lainnya
PF Punggung : Alignment vertebra baik
PF Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-
PF Kelamin :
Inspeksi: Pembengkakan di area scrotal sinistra, luka operasi (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+)
5

1.4. Pemeriksaan Penunjang


19/10/18
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KESAN
NORMAL
HEMOGLOBIN 9,9 12-14 g/dL ↓
HEMATOKRIT 33 37-47 % ↓
LEUKOSIT 16.400 4.000-10.000 /µL 
TROMBOSIT 579.000 150.000-450.000 /µL N
ERITROSIT 3.6 3,8-5,2 juta /µL ↓
GDS 91 <140 Mg/dL
KIMIA KLINIK
UREUM 95 19-43 mg/dL 
KREATININ 2,56 0,66-1,25 mg/dL 
NATRIUM 137 137-150 mmol/L N
KALIUM 5,8 3,5-5,5 mmol/L 
CLORIDA 102 94-108 mmol/L N
CALSIUM 8,4 8-10,4 mg/dL N
HEMOSTASIS
BT 2.00 1-3 Menit N
CT 7.00 5-15 Menit N

1.5. Diagnosis Kerja


Abses scrotum+ AKI

Diagnosis Anestesi
ASA II

1.6. Tatalaksana preoperatif


- Terapi dari Bedah Urologi:
19/10/18
- Pro Necrotomy debridement
6

- Medikasi :
- Cefoperazone 2 x 1 gram IV
- Paracetamol 3x500 mg
- Konsul IPD dengan hasil konsultasi:
Medikasi:
- Kalitake 3x1
- Aminefron 3x1
- Bicnat 3x1
- Cek ulang elektrolit + ureum kreatinin tanggal 22
22/10/18
- Konsul anestesi dengan hasil konsultasi:
- Acc operasi

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan Kesan


(22/10/18)
Kimia klinik
Ureum 81 19-43 mg/dL 
kreatinin 2,58 0,66-1,25 mg/dL 
Natrium 129 137-150 mmol/L ↓
kalium 4,7 3,5-5,5 mmol/L N
clorida 97 94-108 mmol/L N
calsium 8,2 8-10,4 mg/dL N

1.7. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia
Ad sanationam : dubia ad bonam
7

1.8. Catatan Perjalanan Perioperatif


Keadaaan Pra Bedah
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Berat badan : 59 kg
Tekanan Darah : 105/53mmHg
Nadi : 113 kali/ menit, reguler
Pernapasan : 18 kali/ menit
SpO2 : 100%
Suhu : Afebris

Status Fisik : ASA II


Posisi Selama Operasi : Posisi Litotomi
Premedikasi :Dexamethasone 10 mg + Ondansetron 4 mg +
Ketorolac 30 mg
Teknik anestesi : Blokade regional dengan Teknik spinal
Lokasi Tusukan : L3-L4
Analgesi setinggi segmen: T10
Anastesi local : Marcain 0,5%, 3 ml
Pemeliharaan : O23 lpm via nasal kanul
Monitoring : EKG Lead,SpO2, stetoskop,NIBP, kateter urin
Cairan :
Cairan Masuk :
- Kristaloid : Ringer Lactat 1000 mL
- Koloid : Gelafusal 500 mL
Cairan Keluar :
- Darah : ± 100 cc
- Urin : 50 cc

Komplikasi selama operasi : -

Keadaan penderita paska bedah :


• Kesadaran : Sadar penuh
8

• Nadi : 100 kali / menit


• Tensi : 107/54 mmHg
• Respirasi : 18 kali / menit
• SpO2 : 97%
• Suhu : 37.0
Instruksi paska bedah :
1. O2 via nasal kanul 3lpm
2. Boleh makan minum bila mual muntah (-)
3. Imobilisasi 10 jam post operasi
4. Analgetik bolus ketorolac 30 mg /8 jam (terakhir jam 13.15)
5. Analgetik drip (Tutofusin 500ml + Ketorolac 60 mg + Pethidin 100
mg ) 24 tpm
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Gagal Ginjal Akut (Acute Kidney Injury)


2.1.1. Preoperative
Gagal ginjal akut dapat diklasifikasikan sebagai pre-renal, intra-renal, dan post-
renal. Gagal ginjal akut pre-prenal disebabkan oleh berkurangnya perfusi ginjal
sedangkan intra-renal disebabkan oleh penyakit ginjal, iskemi ginjal, atau
nefrotoxin. Gagal ginjal post-renal disebabkan oleh obstruksi dari traktus urinarius.
Pasien dengan gagal ginjal akut perlu dicari tahu jenisnya karena tatalaksana yang
akan dilakukan bergantung pada jenis gagal ginjal akutnya.
Tatalaksana pasien dengan gagal ginjal akut
 Cari dan perbaiki penyebab pre-renal ataua post-renal
 Tinjau ulang obat-obatan yang pasien dapat dan hentikan obat-obat yang
nefrotoxin
 Berikan obat yang sesuai dengan dosisnya
 Optimalisasi cardiac output dan aliran darah ginjal
 Pantau asupan cairan dan pengeluaran cairan; timbang berat badan harian
 Cari dan terapi komplikasi (hiperkalemia, hiponatremia, asidosis,
hiperfosfatemia, edema paru)
 Cari dan terapi infeksi atau sepsis
 Berikan bantuan nutrisi
 Berikan terapi suportif

2.1.2. Premedikasi
Pasien yang sadar dan stabil dapat diberikan benzodiazepine dan/atau opioid yang
lebih rendah jika dibutuhkan. Profilaksis aspirasi dapat dilakukan dengan
pemberian H2 blocker atau proton pump inhibitor jika pasien mengeluhkan mual,
muntah, atau perdarahan gastrointestinal. Pemberian metoclorpramide 10 mg oral
atau iv secara perlahan berguna untuk mempercepat pengosongan lambung dan

32
10

mengurangi risiko aspirasi. Obat-obatan hipertensi juga sebaiknya diteruskan


sampai waktunya operasi.
Pasien di dalam ruang operasi diberikan obat anti emetik berupa ondansetrom 4 mg
IV atau dapat diberikan metoklopramid. Ondansetron IV bekerja 30 menit sejak
injeksi, dan mencapai puncak kerja dalam 1-2 jam. Waktu paruh mencapai 3-5 jam.
Sementara metoklopramid mempunyai onset kerja lebih cepat yaitu 1-3 menit dan
dapat bekerja hingga 1-2 jam.

2.1.3. Intraoperasi
2.1.3.1. monitoring
Pasien dengan gagal ginjal rentan terhadap komplikasi perioperatif. Jika pasien
terpasang AV shunt, monitoring tensi dengan tensi meter sebaiknya tidak dilakukan
di lengan tersebut karena memiliki risiko thrombosis. Pasien dengan hipertensi
yang tidak terkontrol juga perlu monitoring tekanan darah secara terus-menerus.

2.1.3.2. Agen anestesi


Pemberian agen anestesi untuk anestesi spinal perlu memperhatikan berat dari agen
anestesi yang diberikan. Terdapat beberapa macam agen anestesi yaitu yang lebih
berat dibandingkan dengan CSF (hiperbarik), sama berat dengan CSF (isobarik),
dan lebih ringan disbanding CSF (hipobarik). Dengan mengetahui berat dari agen
anestesinya maka tinggi dari blok anestesi dapat dimanipulasi dengan memiringkan
posisi dari pasien.
Pada kasus ini digunakan Bupivacaine 0,5% yang memiliki onset lambat (5 – 10
menit) dengan durasi 90 – 120 menit. Bupivacaine merupakan agen anestesi
hiperbarik, setelah dimasukan agen anestesi, pasien diposisikan lateral decubitus ke
arah kiri hal ini berguna untuk menurunkan agen anestesi ke kiri sehingga blok
anestesi hanya terjadi pada bagian tungkai hingga kaki kiri saja.
Penambahan agen lain dapat mempengaruhi durasi kerja dari Bupivacaine. Sebagai
contoh pemberian Epinephrine dapat meningkatkan durasi dari Bupivacaine
sebesar 50%. Pemberian Fentanyl pada Marcaine dapat memberikan efek yang
sama dengan dosis Bupivacaine yang lebih sedikit, sehingga efek samping dari
yaitu bradikardia, mual, muntah, dan rasa dingin dapat dikurangi.
11

Posisi operasi
Pasien diposisikan litotomi selama operasi. Hal ini disebabkan oleh karena luka
yang akan dilakukan debridement terletak pada bagian distal yang sulit terlihat oleh
operator.
2.1.3.4. Terapi cairan
Prosedur superfisial yang hanya melibatkan sedikit trauma jaringan memelukan
terapi cairan yang sedikit. Prosedur yang menyebabkan kehilangan cairan dalam
jumlah banyak memerlukan kristaloid isotonic, koloid, atau keduanya. Ringer laktat
dalam jumlah besar sebaiknya dihindari pada pasien dengan hiperkalemia karena
ringer laktat mengandung kalium 4 mEq/L; normal saline dapat digunakan sebagai
pengganti. Darah yang terbuang sebaiknya digantikan dengan koloid atau packed
red blood cell secara indikasi.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Morgan, GE, et al. Clinical Aneshesiology : Fluid Management and


Transfusion. Third Edition. New York : Lange Medical Books/McGraw-
Hill. 2002
2. Stoelting, Robert K, and Ronald D. miller. Basics of Anesthesia. Fifth
edition. California : Churchill Livingstone. 2007

Anda mungkin juga menyukai

  • Case 3
    Case 3
    Dokumen8 halaman
    Case 3
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Lapkas SNH Fix
    Lapkas SNH Fix
    Dokumen25 halaman
    Lapkas SNH Fix
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Case 3
    Case 3
    Dokumen8 halaman
    Case 3
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Case 2
    Case 2
    Dokumen7 halaman
    Case 2
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Metabolik Wow
    Sindrom Metabolik Wow
    Dokumen25 halaman
    Sindrom Metabolik Wow
    Chris John
    Belum ada peringkat
  • RADIOLOGI
    RADIOLOGI
    Dokumen12 halaman
    RADIOLOGI
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Laporan Hasil Field Trip Revisi Banu Dan Eza
    Laporan Hasil Field Trip Revisi Banu Dan Eza
    Dokumen19 halaman
    Laporan Hasil Field Trip Revisi Banu Dan Eza
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Refreshing CDK
    Refreshing CDK
    Dokumen19 halaman
    Refreshing CDK
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Vertigo
    Lapkas Vertigo
    Dokumen41 halaman
    Lapkas Vertigo
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Case Anestesi
    Case Anestesi
    Dokumen12 halaman
    Case Anestesi
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Vertigo
    Lapkas Vertigo
    Dokumen22 halaman
    Lapkas Vertigo
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen5 halaman
    Hernia
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes
    Referat Anes
    Dokumen22 halaman
    Referat Anes
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Case Anestesi
    Case Anestesi
    Dokumen12 halaman
    Case Anestesi
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Tutorial Anomali Refraksi
    Tutorial Anomali Refraksi
    Dokumen27 halaman
    Tutorial Anomali Refraksi
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Moluskum Kontagiosum
    Moluskum Kontagiosum
    Dokumen13 halaman
    Moluskum Kontagiosum
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Referat Anes
    Referat Anes
    Dokumen22 halaman
    Referat Anes
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • MOLUSKUM KONTAGIOSUM
    MOLUSKUM KONTAGIOSUM
    Dokumen11 halaman
    MOLUSKUM KONTAGIOSUM
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Reti No Blast Oma
    Reti No Blast Oma
    Dokumen20 halaman
    Reti No Blast Oma
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Retinoblastoma Reni
    Retinoblastoma Reni
    Dokumen18 halaman
    Retinoblastoma Reni
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen3 halaman
    Hernia
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Asma
    Refreshing Asma
    Dokumen37 halaman
    Refreshing Asma
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Pterigium Kasus
    Pterigium Kasus
    Dokumen21 halaman
    Pterigium Kasus
    Badai Ardyana Putri
    100% (1)
  • Refreshing Mata Putih Visus Menurun
    Refreshing Mata Putih Visus Menurun
    Dokumen39 halaman
    Refreshing Mata Putih Visus Menurun
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Mata
    Refreshing Mata
    Dokumen26 halaman
    Refreshing Mata
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Tinea Korporis
    Tinea Korporis
    Dokumen17 halaman
    Tinea Korporis
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • NAPZA
    NAPZA
    Dokumen22 halaman
    NAPZA
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Moluskum Kontagiosum
    Moluskum Kontagiosum
    Dokumen13 halaman
    Moluskum Kontagiosum
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Napza
    Penyuluhan Napza
    Dokumen1 halaman
    Penyuluhan Napza
    Badai Ardyana Putri
    Belum ada peringkat