Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 3. Edisi 1. Juli 2013. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Olahraga

Soegiyanto KS*

Diterima: Mei 2013. Disetujui: Juni 2013. Dipublikasikan: Juli 2013


© Universitas Negeri Semarang 2013

Abstrak Isu global yang terkait dengan gaya hidup sehat, in the District Banyumanik, Gunungpati, Semarang
salah satunya melalui aktivitas fisik telah menjadi referensi south and Tembalang. This study used a questionnaire
bagi berbagai negara dan institusi terus mendorong orang survey method to capture accurately the situation and
untuk aktif terlibat dalam aktivitas fisik, khususnya condition of the public sports activities in the city of
melalui kegiatan olahraga. Lembaga atletik di Indonesia Semarang, and absorb the “taste” of society in exercising.
pada umumnya dan Jawa Tengah dan Semarang pada Instruments will capture qualitative data and quantitative
khususnya juga menggunakan gaya hidup sehat isu global data. Analysis of the data used together according to the
sebagai referensi untuk mengembangkan program dan type of data obtained in order to achieve the research
menggunakannya sebagai arah dalam berbagai kegiatan. objectives. From the research it can be concluded: (1)
Dalam banyak kasus, Departemen Ilmu Keolahragaan Community participation in sports (2) Teens status as high
FIK Unnes telah berpartisipasi berperan dalam school students, have awareness of doing exercise,and
mempromosikan gaya hidup sehat, baik sebagai sopir dan Tembalang, low, (2) Teens status as high school students,
sebagai mitra bagi institusi lain. Tujuan dari penelitian have awareness of doing exercise, (3) Teens status as a
ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat di student, have a consciousness for a preliminary equipment
Kabupaten Banyumanik, Gunungpati, Semarang selatan / exercise equipment independently, (4) type of physical
dan Tembalang. Penelitian ini menggunakan metode survei activity performed is the most healthy way.
kuesioner untuk menangkap secara akurat situasi dan
kondisi kegiatan olahraga masyarakat di kota Semarang, Keywords: Global issues; sports activities; institutional
dan menyerap “rasa” masyarakat dalam berolahraga.
Instrumen akan menangkap data kualitatif dan data
kuantitatif. Analisis data yang digunakan bersama-sama PENDAHULUAN
sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penelitian dapat
Fakultas Ilmu Keolahragaan di
disimpulkan: (1) Partisipasi masyarakat dalam olahraga Universitas Negeri Semarang (FIK Unnes)
(2) Status Remaja sebagai siswa SMA, memiliki kesadaran merupakan satu-satunya lembaga pendidikan
untuk melakukan latihan, dan Tembalang, rendah, (2) tenaga kependidikan dalam bidang
Status Remaja sebagai siswa SMA, memiliki kesadaran
melakukan latihan, (3) Remaja statusnya sebagai
keolahragaan setingkat fakultas yang ada di
mahasiswa, memiliki kesadaran untuk peralatan awal / Jawa Tengah. Dalam kerangka visi FIK yang
peralatan olahraga secara mandiri, (4) jenis aktivitas fisik berkarakter, sehat, dan unggul di bidang
yang dilakukan adalah cara yang paling sehat. keolahragaan dan kesehatan pada tahun
Kata Kunci: Isu-isu global, kegiatan olahraga;
2020, lembaga ini mengemban misi sebagai
institusional berikut: 1) Mengembangkan sumber daya
manusia yang professional di bidang Ilmu
Keolahragaan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat;
Abstract Global issues related to healthy lifestyle, one of
them through physical activity has become a reference
2) Mengembangkan Ilmu Keolahragaan
for many nations and institutions continue to encourage dan ilmu Kesehatan Masyarakat melalui
people to actively engage in physical activity, particularly kegiatan penelitian serta mengabdikan kepada
through sporting activities. Athletic institutions in masyarakat; 3) Menghasilkan karya-karya di
Indonesia in general and Central Java and Semarang
in particular also uses a global issue healthy lifestyle
bidang ilmu keolahragaan dan ilmu kesehatan
as a reference to develop the program and use it as a masyarakat yang relevan dengan kebutuhan
direction in a variety of activities. In many instances, the masyarakat; 4) Mengembangkan pusat
Department of Sport Science FIK Unnes have participated kajian olahraga, dan kesehatan masyarakat;
instrumental in promoting a healthy lifestyle, both as a
driver and as a partner for other institutions. Purpose of
5) Mengembangkan kerjasama yang saling
this study was to determine the community’s participation menguntungkan dengan berbagai pihak
ditingkat regional, nasional dan internasional;
* Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu 6) Berperan serta dalam pembangunan
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang olahraga nasional, melalui penerapan IPTEK
E-mail: soegiyanto_ks@yahoo.com
mutakhir.
Soegiyanto KS - Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Olahraga 19

Dengan visi dan misi tersebut, FIK Semarang, dan menyerap “selera” masyarakat
Unnes bertujuan untuk menghasilkan : 1) dalam berolahraga. Dengan demikian
Lulusan yang bertakwa kepada Tuhan yang diharapkan diperoleh data akurat dan faktual
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bermartabat, untuk mengimplementasikan berbagai
bertanggung jawab, berwawasan luas, dan kebijakan, menyusun program kegiatan serta
siap melaksanakan tanggung jawab yang memberi arah kegiatan secara tepat.
dibebankan kepadanya; 2) Lulusan yang
berkompetensi akademik dalam bidang Olahraga dan Berolahraga
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Olahraga dan berolahraga merupakan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Ilmu hak asasi setiap orang tanpa membedakan ras,
Keolahragaan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat agama, kelas sosial, maupun jenis kelamin.
sesuai dengan jurusan / program studi masing- Oleh sebab itu Komite Olahraga Internasional
masing; 3) Lulusan yang terampil, mandiri, (IOC) sejak tahun 1983 telah mempromosikan
dan mampu bersaing dalam dunia global; 4) program yang disebut dengan Sport for All,
Lulusan yang berkompetensi sebagai peneliti olahraga bagi seluruh masyarakat. Program
dan menerapkan serta mengabdikan ilmu dan ini bertujuan mendorong terwujudnya suatu
keterampilannya untuk memberikan manfaat kondisi di mana aktivitas olahraga dapat
kepada masyarakat, nusa, dan bangsa. dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat,
Untuk mewujudkan semua hal di tanpa mengenal batas usia, pembedaan jenis
atas, Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK Unnes kelamin, maupun perbedaan kondisi sosial
dituntut untuk selalu mengetahui, mencermati ekonomi. Di harapkan melalui program
maupun menyerap segala sesuatu yang Olahraga untuk Masyarakat akan lebih
sedang terjadi dan berkembang di masyarakat, menyebarluaskan manfaat kesehatan dan
khususnya masyarakat yang berada di sosial yang bisa diperoleh oleh semua anggota
wilayah di mana lembaga ini berada, baik masyarakat melalui aktivitas fisik secara
dalam hal keolahragaan maupun kesehatan. teratur (http://www.olympic.org/sport-for-
Oleh sebab itu diharapkan arah dan tujuan all-commission).
pengelolaan pembelajaran, penelitian, maupun Olahraga untuk masyarakat juga
pengabdian pada masyarakat di Jurusan Ilmu dapat membantu untuk mewujudkan dan
keolahragaan FIK Unnes, senantiasa sesuai menempatkan nilai-nilai Gerakan Olimpiade
dengan perkembangan dan kebutuhan nyata ke dalam praktek, khususnya dalam hal
di masyarakat. mempromosikan kesehatan, pendidikan dan
Isu global terkait gaya hidup sehat, salah kesejahteraan melalui kegiatan olahraga yang
satunya melalui aktivitas fisik telah menjadi dilakukan oleh semua lapisan masyarakat
acuan banyak negara dan lembaga untuk tanpa mengenal perbedaan.
senantiasa mendorong masyarakat untuk Pengertian lebih lanjut tentang Sport
aktif terlibat dalam aktivitas fisik, khususnya for All dirumuskan dalam Kongres VIII
melalui kegiatan olahraga. Lembaga-lembaga Dunia Sport for All (Quebec, Mei 2000), yang
keolahragaan di Indonesia pada umumnya dan menurutnya Sport for All harus memiliki ciri-
Jawa Tengah serta Semarang pada khususnya ciri sebagai berikut:
juga menggunakan isu global gaya hidup sehat 1) Dari dan untuk semua kategori orang, pria
sebagai salah satu rujukan untuk menyusun dan wanita, dilakukan dari masa kanak-
program dan menggunakannya sebagai arah kanak sampai seluruh hidup mereka;
dalam berbagai kegiatan. Dalam berbagai 2) Memberikan perhatian terhadap
kesempatan, Jurusan Ilmu Keolahragaan meningkatnya kebutuhan olahraga bagi
FIK Unnes telah ikut serta berperan dalam warga usia lanjut, kelompok minoritas dan
mendorong gaya hidup sehat, baik sebagai mereka yang berkebutuhan khusus;
penggerak maupun sebagai mitra bagi lembaga 3) Dapat beradaptasi dengan kondisi lokal
lain. dan kemampuan setiap warga negara;
Agar upaya untuk berperan serta dan 4) Berperan sebagai pelengkap atau
mampu memberi kontribusi yang berkualitas penyempurna program olahraga elit.
dalam mendorong gaya hidup sehat bagi Budaya gerak (movement culture)
masyrakat luas, dirasa perlu bagi Jurusan Ilmu merupakan dasar atau landasan untuk
Keolahragaan FIK Unnes untuk memotret mendorong terwujudnya masyarakat yang
secara akurat situasi dan kondisi aktivitas berolahraga. Pemahaman kritis terhadap
keolahragaan masyarakat umum di kota budaya gerak suatu kelompok masyarakat
20 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 18-24

dapat menjadi modal dasar bagi pengembangan disusun oleh David Carmichael (2001) untuk
olahraga masyarakat. Menurut Krawczyk kepentingan The Sport Alliance of Ontario,
(dalam Cynarski & Obodynski, 2007) secara dijelaskan bahwa masyarakat di Eropa,
umum somatic culture dapat dikategorikan melalui Dewan Eropa telah menyetujui Sport
sebagai berikut: for All Charter (Anggaran Dasar Olahraga
1) Pola Estetik, yang dipengaruhi oleh tren Masyarakat) pada tahun 1999, di mana
bentuk ideal keindahan tubuh, sport anggaran dasar ini memuat beberapa aturan
fashion, dan olahraga sebagai gaya hidup, mengenai pelaksanaan Olahraga Masyarakat,
yang mencakup keharmonisan bentuk, sebagai berikut:
kekuatan dan kebugaran jasmani yang 1). Semua individu memiliki hak untuk
secara dominan diikuti oleh sebagaian besar berpartisipasi dalam aktivitas olahraga
masyarakat di satu masa. 2). Olahraga harus didorong sebagai faktor
2) Pola Hedonistik, yang lebih mementingkan penting dalam pembangunan manusia
impresi kinetik. Dalam pola ini gerak dan dukungan yang diperlukan untuk
(movement) merupakan sumber mewujudkan hal itu harus tersedia melalui
kesenangan, hiburan dan kepuasan. Ini dana publik
merupakan salah satu sebab, mengapa pada 3). Sport, sebagai aspek sosial-budaya
masyarakat yang memiliki pola hedonistik pembangunan, baik di tingkat lokal,
dalam budaya geraknya, mempraktekkan regional dan maupun nasional harus
olahraga beladiri sebagai bentuk rekreasi. terkait ke area pembuatan kebijakan
3) Pola Asketik, yang pada dasarnya dan perencanaan seperti pendidikan,
memiliki makna mengesampingkan atau kesehatan, layanan sosial, perencanaan
menurunnya penghargaan terhadap tubuh kota, konservasi, seni pelayanan dan
dan kebutuhannya. Pola semacam ini rekreasi.
biasanya berkembang dalam komunitas 4).
Setiap pemerintah daerah harus
tertentu yang secara khusus memiliki sistem mendorong kerjasama yang permanen
idiologi khusus dalam psychophysical self dan efektif, antara otoritas publik dan
realization. organisasi sosial, dan harus mendorong
4) Pola Higienis, mewujudkan tujuan pembentukan “mesin” nasional untuk
eksistensial dan utilitarian, berkat tindakan pengembangan dan koordinasi Olahraga
yang dilakukan oleh pihak sekolah, sistem Masyarakat
pendidikan dan pelayanan kesehatan, 5). Metode yang digunakan harus dapat
dibuat menjadi layanan yang dapat diakses melindungi olahraga dan olahragawan
masyarakat umum. Hal ini terkait dengan dari eksploitasi politik, komersial atau
tujuan profilaksis kesehatan ddengan keuntungan finansial, dan dari praktek-
tujuan mengembangkan kebugaran jasmani praktek yang kasar dan merendahkan,
generasi pemuda termasuk perilaku yang tidak jujur dengan
5) Pola Kebugaran Jasmani, ini adalah cara menggunakan obat-obatan.
kelanjutan dari tradisi ksatria dan militer. 6). Karena skala partisipasi tergantung pada,
Saat ini tampaknya menjadi berguna antara lain pada ragam dan aksesibilitas
terutama bagi pasukan militer dan sebagai fasilitas, maka perencanaan fasilitas secara
suatu ide untuk memberi kompensasi menyeluruh harus menjadi urusan pihak
terhadap situasi defisit peradaban gerakan yang berwenang, harus memperhitungkan
fisik yang menyebabkan atrofi dan sejumlah kebutuhan lokal, nasional dan regional,
penyakit peradaban. dan harus memasukkan tindakan yang
6) Pola Agonis, mewujudkan suatu bentuk dirancang untuk menjamin penuh
keberanian karena mengekspresikan penggunaan fasilitas baru maupun yang
dirinya melalui pertarungan dan sudah ada.
persaingan dalam olahraga. Pada awalnya 7). Peraturan, termasuk undang-undang
perilaku agonis hanya terbatas pada strata yang relevan, harus diperkenalkan dan
kelas tertentu, yaitu hanya pada golongan disosialisasikan untuk memastikan
pria aristrokat. Seiring dengan ide murni terbukanya akses wilayah negara dan
amateurship dan prinsip fair play pola ini perairan untuk tujuan rekreasi.
menyebabkan benturan aksiologis dari 8). Dalam setiap program pengembangan
olahraga kontemporer. olahraga, untuk memenuhi kebutuhan
Dalam naskah Sport for All yang personil yang kompeten pada semua
Soegiyanto KS - Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Olahraga 21

tingkat administrasi dan teknis manajemen, (3) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud
kepemimpinan dan pembinaan harus pada ayat (1) bertujuan:
selalu dikedepankan. a. memperoleh kesehatan, kebugaran
Masih merujuk pada naskah Carmichael jasmani, dan kegembiraan;
(2001), dijelaskan bahwa pada Konggres b. membangun hubungan sosial; dan/
World Sport for All Congress VI tahun 1996 atau
di Seoul, Korea, peserta menyusun dan c. melestarikan dan meningkatkan
mendeklarasikan sikap dan keyakinan peserta kekayaan budaya daerah dan nasional.
terhadap Sport for All, seperti berikut: (4) Pemerintah, pemerintah daerah, dan
1). Harus dijamin untuk semua orang tanpa masyarakat berkewajiban menggali,
memandang usia, jenis kelamin, ras, mengembangkan, dan memajukan
agama, etnis, status sosial ekonomi dan olahraga rekreasi.
fisik atau kemampuan mental (5) Setiap orang yang menyelenggarakan
2). Yang terutama ditujukan bagi kebutuhan olahraga rekreasi tertentu yang
kesehatan fisik dan mental mengandung risiko terhadap kelestarian
3). Bukan merupakan kontradiksi dari lingkungan, keterpeliharaan sarana, serta
olahraga elite keselamatan dan kesehatan wajib:
4). Pada tataran unit keluarga, berfungsi a. menaati ketentuan dan prosedur
sebagai jejaring sosial dan merupakan dasar yang ditetapkan sesuai dengan jenis
bagi perilaku manusia yang konstruktif olahraga; dan
5). Mendorong kesatuan keluarga b. menyediakan instruktur atau pemandu
6). Sebuah gerakan yang mendorong kualitas yang mempunyai pengetahuan dan
pendidikan jasmani dan kegiatan di keterampilan sesuai dengan jenis
sekolah, klub, asosiasi, badan profesional olahraga.
dan promosi nilai-nilai etika dan moral (6) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud
7). Memberikan kontribusi terhadap pada ayat (5) harus memenuhi persyaratan
pemanfaatan waktu luang secara positif yang ditetapkan oleh perkumpulan atau
8). Memberikan kontribusi terhadap integrasi organisasi olahraga
semua orang dan mencegah isolasi dan
alienasi Tentang pembinaan dan pengembangan
9). Berfungsi sebagai tindakan pencegahan olahraga rekreasi, juga telah diatur dalam
untuk memerangi perilaku anti-sosial Pasal 26 Undang Undang tentang Sistem
10).Sebagai alat pendidikan untuk melestarikan Keolahragaan Nasional, seperti berikut:
lingkungan dan untuk cadangan ruang (1) Pembinaan dan pengembangan olahraga
terbuka di perkotaan. rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk
Sementara itu di Indonesia, dengan memassalkan olahraga sebagai upaya
merujuk pada isi Undang Undang tentang mengembangkan kesadaran masyarakat
Sistem Keolahragaan Nasional, olahraga dalam meningkatkan kesehatan,
masyarakat disebut sebagai Olahraga kebugaran, kegembiraan, dan hubungan
Rekreasi yang memiliki pengertian: Olahraga sosial.
Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan (2) Pembinaan dan pengembangan
oleh masyarakat dengan kegemaran dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kemampuan yang tumbuh dan berkembang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah
sesuai dengan kondisi dan nilai budaya daerah, dan/atau masyarakat dengan
masyarakat setempat untuk kesehatan, membangun dan memanfaatkan potensi
kebugaran, dan kegembiraan. sumber daya, prasarana dan sarana
Ruang lingkup olahraga rekreasi dalam olahraga rekreasi.
Undang Undang tentang Sistem Keolahragaan (3) Pembinaan dan pengembangan olahraga
Nasional dijelaskan dalam Pasal 19, seperti rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan
berikut ini: dengan menggali, mengembangkan,
(1) Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian melestarikan, dan memanfaatkan olahraga
proses pemulihan kembali kesehatan dan tradisional yang ada dalam masyarakat.
kebugaran. (4) Pembinaan dan pengembangan olahraga
(2) Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh rekreasi dilaksanakan berbasis masyarakat
setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, dengan memperhatikan prinsip mudah,
perkumpulan, atau organisasi olahraga. murah, menarik, manfaat, dan massal.
22 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 18-24

(5) Pembinaan dan pengembangan olahraga Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan


rekreasi dilaksanakan sebagai upaya Pekerjaan
menumbuhkembangkan sanggar-sanggar Frequency Percent
dan mengaktifkan perkumpulan olahraga
Pegawai negeri 44 11.2
dalam masyarakat, serta menyelenggarakan
festival olahraga rekreasi yang berjenjang pegawai swasta 46 11.7
dan berkelanjutan pada tingkat daerah, Pelajar 31 7.9
nasional, dan internasional. Mahasiswa 186 47.4
Ibu rumah tangga 14 3.6
METODE Pedagang 6 1.5
Penelitian akan dilakukan di Kota
lain-lain 19 4.8
Semarang, di wilayah Kecamatan Gajah
Mungkur, Gayam Sari, Candisari, dan Genuk, Tidak bekerja 3 0.8
melalui metode survei dengan menggunakan Total 349 89.0
kuesioner dan panduan wawancara terbuka
untuk menggali data. Populasi penduduk Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa
dewasa yang tercatat di ke empat wilayah frekuensi terbesar pekerjaan/status responden
kecamatan tersebut adalah sebagai berikut: adalah mahasiswa, yaitu sebesar 186 orang
Kecamatan Banyumanik : 96.627 orang (47,4%), sedangkan paling sedikit berprofesi
Kecamatan Gunungpati : 54.022 orang sebagai petani yaitu 3orang (0,8%).
Kecamatan Semarang Selatan : 68.044 orang 1. Distribusi Rata-rata Olahraga Berdasarkan
Kecamatan Tembalang : 98.365 orang Tingkat Pendidikan
Total : 317.058 orang Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
Penetapan jumlah sampel dilakukan responden yang berolahraga setiap hari
dengan merujuk pada Tabel Rumus Isaac ada 32 responden, dan yang terbanyak
dan Michael (Sugiyono, 2008) pada α = 5%, berpendidikan lulus SLTA yaitu sebanyak
diperoleh jumlah sampel 349 orang. Penarikan 25 orang. Responden yang berolahraga
sampel sejumlah 349 orang akan dilakukan hanya 1 kali seminggu sebanyak 97 orang,
dengan teknik proportionate random dan yang terbanyak berpendidikan lulus
sampling, dengan perincian sebagai berikut: SLTA, yaitu 58 orang.
Kecamatan Banyumanik : 96.627/317.058 x 349 2. Distribusi Jenis Olahraga berdasarkan
= 106 orang Pekerjaan dan Pendidikan
Kecamatan Gunungpati : 54.022/317.058 x 349 Diketahui bahwa ada 23 orang yang
= 60 orang berpendidikan lulus SLTA dan sekarang
Kecamatan Semarang Selatan : 68.044/317.058 berstatus mahasiswa.. Ada 63 orang yang
x 349 = 75 orang suka badminton, 33 orang diantaranya
Kecamatan Tembalang : 98.365/317.058 x 349 berpendidikan lulus SLTA dan sekarang
= 108 orang berstatus mahasiswa.
3. Distribusi Fasilitas Olahraga Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan
Penelitian ini melibatkan 349 responden, Diketahui ada 159 responden yang
yang tersebar di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan berstatus mahasiswa memiliki alat
Gunungpati, Banyumanik, Semarang Selatan, olahraga (sepeda, raket, bola, dll), dan
dan Tembalang, serta 49 kelurahan. ada 19 mahasiswa biasa menggunakan
Soegiyanto KS - Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Olahraga 23

gedung/lapangan olahraga sebagai yang mengaku pernah menghadiri


tempat untuk berolahraga. aktivitas responden, dan yang paling
4. Distribusi Waktu Menonton TV banyak adalahmahasiswa, yaitu sebanyak
Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan 48 orang. Responden tidak pernah
Diketahui bahwa ada 1 responden yang menghadiri aktivitas olahraga sebanyak
menonton TV rata-rata 7 jam sehari, yang 243 responden, 138 orang diantaranya
berstatus mahasiswa, dan yang menonton adalahmahasiswa.
TV hanya 30 menit ada 4 responden, 11. Distribusi Jenis Aktivitas Olahraga Yang
masing masing 1 pegawai negeri dengan Pernah Dihadiri Berdasarkan Pekerjaan
pendidikan sarjana, 1 mahasiswa, 1 dan Pendidikan
pelajar dengan pendidikan lulus SLTP, Diketahui bahwa jenis aktivitas olahraga
serta 1 dengan pekerjaan lain-lain yang terbanyak yang diikuti oleh responden
berpendidikan lulus SLTA. adalah jalan sehat, yaitu sebanyak 39
5. Distribusi Waktu Bekerja dengan responden, dan yang terbanyak mengikuti
Komputer Berdasarkan Pendidikan dan kegiatan tersebut berstatus mahasiswa,
Pekerjaan yaitu sebanyak 14 orang.
Diketahui bahwa ada 2 responden yang 12. Distribusi Alasan Berolahraga Berdasarkan
bekerja dengan komputer 8 jam sehari, Pekerjaan dan Pendidikan
yaitu 2 pegawai swasta, dengan pendidikan Diketahui bahwa 2 responden memiliki
masing-masing lulus SLTA dan sarjana. alasan yang kurang untuk berolahraga,
6. Distribusi Waktu Jalan/Bersepeda 156 mempunyai alasan yang sedang, dan
Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan 191 orang mempunyai alasan yang baik
Diketahui bahwa ada 1 responden untuk berolahraga. Frekuensi terbanyak
yang berjalan/bersepeda 8 jam sehari, responden yang mempunyai alasan yang
yang berstatus pelajar, dengan tingkat baik dalam berolahraga yang berstatus
pendidikan lulus SLTP. sebagai mahasiswa, yaitu 96 orang.
7. Distribusi Waktu Belajar Berdasarkan 13. Distribusi Halangan Untuk Berolahraga
Pendidikan dan Pekerjaan Berdasarkan Pekerjaan dan
Diketahui bahwa hanya ada 1 responden Pendidikan
yang belajar selama 6 jam sehari, yaitu Diketahui bahwa 111 responden
mahasiswa. mempunyai halangan yang lemah untuk
8. Distribusi Waktu Menikmati Pertunjukan tidak berolahraga, 54 orang diantaranya
Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan berstatus mahasiswa. Responden
Diketahui bahwa ada 1 responden yang mempunyai halangan yang kuat untuk
hanya menikmati pertunjukan hanya 30 tidak berolahraga sebanyak 11 orang, dan
menit per minggu, yaitu 1 mahasiswa. responden yang mempunyai halangan
Ada juga 1 responden yang menikmati yang sedang untuk tidak berolahraga
pertunjukan 8 jam per minggu, yaitu 1 sebanyak 227 orang.
pegawai swasta yang berpendidikan lulus
SLTP. SIMPULAN
9. Distribusi Waktu Mengunjungi Pusat Berdasarkan hasil penelitian tentang
Belanja Berdasarkan Pekerjaan dan Tingkat keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan
Pendidikan Olahraga yang dilakukan di Kecamatan
Diketahui bahwa ada 1 responden yang Banyumanik, Gunungpati, Semarang selatan,
mengunjungi pusat perbelanjaan hanya 30 dan Tembalang Kota Semarang
menit per minggu, yaitu mahasiswa. Ada 1. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan
juga 5 responden yang mengunjungi pusat olahraga, terutama di Kecamatan
perbelanjaan 6 jam per minggu, yaitu 1 Banyumanik, Gunungpati, Semarang
pegawai negeri yang berpendidikan SLTA, selatan, dan Tembalang, tergolong rendah
1 pegawai swasta yang berpendidikan 2. Remaja yang berstatus sebagai pelajar
sarjana, 2 mahasiswa, dan 1 responden SLTA, mempunyai kesadaran melakukan
yang status pekerjaannya lain-lain dengan berolahraga.
tingkat pendidikan sarjana. 3. Remaja yang berstatus sebagai mahasiswa,
10. Distribusi Menghadiri Aktivitas Olahraga mempunyai kesadaran untuk menyipakan
Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan peralatan/perlengkapan olahraga secara
Diketahui bahwa ada 105 responden mandiri
24 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 18-24

4. Jenis aktivitas fisik yang paling banyak tario: The Sports Alliance of Ontario
dilakukan adalah jalan sehat Cynarski, Wojciech J. & Kazimierz Obodyński, “Factors
and Barriers of Development of Far Eastern Mar-
tial Arts and Combat Sports in Poland”, Physical
DAFTAR PUSTAKA Culture and Sport Studies and Research 1 Volume
…………………., Sport for All, http://www.olympic.org/ (XLV), 2007, pp 139-148
sport-for-all-commission, diunduh tanggal 26 Juni Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
2012 R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
…………………, Paper Of The Principles Of Sport For All, Undang-Undang Republik Indonesia No 3 tahun 2005 ten-
VIII World Congress of Sport For All Québec, May tang Sistem Keolahragaan Nasional
2000
Carmichael, David. 2001. Sport for All: An Overview. On-

Anda mungkin juga menyukai