Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm.

151-161

KETERKAITAN SELF EFFICACY DAN SELF ESTEEM


TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Sofwan Adiputra
Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: sofwanputra@yahoo.com

Abstract

This study aims to measure the relationship between self-efficacy and self-
esteem on student achievement. The research was conducted using quantitative
descriptive analysis by the method of field research, which is conducted by
survey to respondents. To analyze the data using correlational analysis
techniques and multiple regression analysis techniques. The conclusion from
this study showed that the relationship of self-efficacy and self-esteem on
learning achievement.

Keywords: Self Efficacy, Self Esteem, Achievement

1. PENDAHULUAN diprediksikan sebagai penyebab utama


Salah satu indikator pencapaian dalam pencapaian prestasi belajar
keberhasilan belajar mahasiswa dapat mahasiswa oleh karena itu tingkat
dilihat dari prestasi yang didapatkan, inteligensi sering digunakan untuk
karena prestasi belajar mahasiswa meramalkan kemampuan dalam belajar
merupakan manifestasi dari perubahan serta prestasi yang akan diraih
sebagai hasil dari proses belajar. Namun mahasiswa.
demikian, tidak semua mahasiswa dapat Kemampuan intelektual mahasiswa
mencapai prestasi sesuai dengan potensi sangat menentukan keberhasilan
yang dimiliki, banyak di antara mahasiswa dalam memperoleh prestasi.
mahasiswa tidak menampilkan hasil Untuk mengetahui berhasil tidaknya
optimal. seseorang atau mahasiswa dalam belajar
Proses belajar yang dilakukan maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
mahasiswa di kampus pada kenyataannya tujuannya untuk mengetahui prestasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang diperoleh mahasiswa setelah proses
sehingga hasil belajar yang dicapai akan belajar mengajar berlangsung. Hasil dari
sangat tergantung pada interaksi dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
berbagai faktor yang saling terkait antara tinggi atau rendahnya prestasi belajar
satu dengan yang lainya. Inteligensi mahasiswa. Prestasi dapat diartikan
merupakan salah satu faktor yang sebagai hasil yang diperoleh karena

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 151
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

adanya aktivitas belajar yang telah secara tegas bahwa seseorang yang
dilakukan. Prestasi adalah karakter memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi)
mahasiswa berprestasi merupakan suatu umumnya mudah dalam belajar dan
karakter yang di miliki oleh mahasiswa hasilnya cenderung baik, sebaliknya
yang pintar yang dapat dilihat dari cara orang yang inteligensinya rendah,
kerja dan tanggung jawab dari segala cenderung mengalami kesukaran dalam
sesuatu dan dalam segi apapun yang telah belajar, lambat berpikir, dan prestasi yang
ia lakukan. rendah.
Hasil dari evaluasi dapat Selain itu kayakinan diri dan harga
memperlihatkan tentang tinggi atau diri juga merupakan bagian yang tidak
rendahnya prestasi belajar mahasiswa. dapat dipisahkan dalam diri seorang
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil mahasiswa yang menginginkan prestasi
yang diperoleh karena adanya aktivitas yang baik. Bandura (1997:73)
belajar yang telah dilakukan. Prestasi menyatakan bahwa self efficacy adalah
adalah karakter mahasiswa berprestasi keyakinan individu mengenai
merupakan suatu karakter yang di miliki kemampuan dirinya dalam melakukan
oleh mahasiswa yang pintar yang dapat tugas atau tindakan yang diperlukan
dilihat dari cara kerja dan tanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu. Jadi self
dari segala sesuatu dan dalam segi efficacy menekankan kepada aspek
apapun yang telah ia lakukan (Folastri, keyakinan diri dalam melakukan tindakan
2013) tugas dan tindakan dimana seharusnya
Karakter mahasiswa berprestasi mahasiswa dapat melakukan sebuah
dapat diikuti dan dilakukan jika ada tindakan dari apa yang dimilikinya.
kemauan yang timbul dari hati jangan Kemudian Bandura (1999:75)
terpaksa, karena jika ingin pintar atau mengatakan bahwa efikasi diri pada
berprestasi karena paksaan atau terpaksa dasarnya adalah hasil dari proses kognitif
hasil yang akan diperoleh tidak akan berupa keputusan, keyakinan atau
bagus. harapan tentang sejauh mana individu
Dalam memperoleh prestasi yang memperkirakan kemampuan dirinya
baik sangat dipengaruhi tingkat dalam melaksanakan tugas tau tindakan
intelegensi yang dimiliki oleh mahasiswa tertentu yang diperlukan untuk mencapai
karena menurut Dalyono (dalam hasil yang diinginkan. Menurut dia,
Djamarah, 2002:160) menyebutkan efikasi diri tidak berkaitan dengan

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 152
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

kecakapan yang dimilki, tetapi berkaitan melakukan sesuatu dalam situasi berbeda
dengan keyakinan individu mengenai hal (Pajares dalam Setiadi, 2010: 7).
yang dapat dilakukan dengan kecakapan Menurut Bandura (dalam Ghufron,
yang ia miliki seberapa pun besarnya. 2011:75) mengatakan bahwa self efficacy
Efikasi diri menekankan pada komponen pada dasarnya adalah hasil dari proses
keyakinan diri yang dimiliki seseorang kognitif berupa keputusan, keyakinan,
dalam mengahadapi situasi yang akan atau pengharapan tentang sejauh mana
datang yang mengandung kekaburan, individu memperkirakan kemampuan
tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dirinya dalam melaksanakan tugas atau
dengan tekanan. tindakan tertentu yang diperlukan untuk
Self efficacy merupakan keyakinan mencapai hasil yang diinginkan.
akan kemampuan individu untuk dapat Sedangkan menurut Gist dan
mengorganisasi dan melaksanakan Michell (Ghufron, 2011:75) mengatakan
serangkaian tindakan yang dianggap self efficacy dapat membawa pada
perlu sehingga mencapai suatu hasil perilaku yang berbeda diantara individu
sesuai harapan. Di antara pengaruh- yang memiliki kemampuan yang sama,
pengaruh internal self efficacy merupakan karena self efficacy mempengaruhi
bentuk evaluasi diri yang berkaitan pilihan, tujuan, pengatasan masalah, dan
dengan persepsi individu terhadap kegigihan dalam berusaha. Sehingga
kompetensi dan kemampuan dalam mahasiswa yang memiliki self efficacy
menyelesaikan tugas-tugas tertentu. tinggi seharusnya juga memiliki prestasi
Baron dan Byrne (dalam Ghufron, yang tinggi.
2011: 74) mendefinisikan self efficacy Harga diri juga merupakan
adalah evaluasi seseorang mengenai komponen penting dalam menentukan
kemampuan atau kompetensi dirinya prestasi belajar mahasiswa. Harga diri
untuk melakukan tugas, mencapai tujuan (self esteem) yang dimiliki mahasiswa
dan mengatasi hambatan. harusnya mampu memberikan kontribusi
Self efficacy merupakan sebuah positif terhadap prestasi belajar
konsep untuk mengkategorikan bagian mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki
teori yang lebih luas tentang berfikir. Self self esteem tinggi akan membangkitkan
efficacy merupakan “Penilaian isi khusus rasa percaya diri, rasa yakin akan
kompetensi dalam pembentukan tugas kemampuan diri, rasa berguna serta rasa
khusus” yang meliputi kemampuan bahwa kehadirannya diperlukan di dunia

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 153
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

ini. Selain itu remaja juga memiliki dan menganggap dirinya tidak berguna
kepercayaan diri dapat mencapai prestasi dan serba kekurangan.
yang dia dan orang lain harapkan. Pada Berdasarkan dari sebuah
gilirannya, keyakinan itu akan keprihatinan akan rendahnya harga diri,
memotivasi remaja tersebut untuk tahun 1980, Amerika mencetuskan
sungguh-sungguh mencapai apa yang sebuah “Program Peningkatan Harga
dicita-citakan. Remaja dengan self esteem Diri”, program ini digagas pertama kali
rendah akan lebih rentan berperilaku oleh Assemblyman Yohanes
negatif karena self esteem dapat Vasconcellos, yang kemudian didukung
mempengaruhi perilaku seseorang oleh gubernur California tahun 1986,
(Clemes, 2012: 3), sehingga di kampus George Deukmeijian yang menyetujui
secara tidak langsung mahasiswa akan untuk mendanai Task Force on Self
menghadapi masalah-masalah karena esteem dengan anggaran sebesar $
perilaku negatif akibat self esteem rendah. 245.000 per tahun.
Menurut Maslow (Feist & Feist, Vasconcellos berpendapat bahwa
2008: 248) self esteem adalah perasaan program ini akan membantu memecahkan
seseorang terhadap keberhargaan dirinya. banyak masalah negara, seperti kejahatan,
Self esteem lebih mendasar daripada kehamilan remaja, penyalahgunaan obat,
reputasi dan prestise karena prestasi rendah di sekolah, dan polusi.
mencerminkan hasrat bagi kekuatan, Pada satu titik ia mengungkapkan
pencapaian, ketepatan, penguasaan dan harapan bahwa self esteem yang tinggi
kompetensi, keyakinan diri menghadapi akan membantu menyeimbangkan
dunia, independensi dan kebebasan. anggaran negara karena orang-orang
Dengan kata lain, self esteem didasarkan dengan self esteem positif akan
pada kompetensi nyata dan bukan menghasilkan lebih banyak uang daripada
sekedar opini orang lain. orang-orang dengan self esteem negatif.
Menurut Rosenberg (1980) individu Sehingga penghasilan negara melalui
yang memiliki harga diri tinggi akan pajak akan meningkat. Dia berpendapat
menghormati dirinya dan menganggap bahwa self esteem positif dapat
dirinya sebagai individu yang berguna. melindungi orang dari ketertekanan akan
Sedangkan individu yang memiliki harga tantangan hidup, dengan demikian dapat
diri rendah, tidak dapat menerima dirinya mengurangi kegagalan dan kesalahan
perilaku, self esteem juga berfungsi

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 154
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

sebagai vaksin untuk melindungi diri dari tentang keterkaitan self efficacy dan self
penyakit, sehingga dapat menghemat esteem terhadap prestasi mahasiswa.
anggaran negara (Branden, 1992).
Nathaniel Branden seorang 2. METODE PENELITIAN
psikolog dari Amerika yang dikenal Penelitian ini termasuk analisis
dengan sebutan “The Father of The Self deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
esteem Movement” dalam bukunya The Penelitian ini akan mendeskripsikan
Power of Self esteem (1992: 8), kontribusi self efficacy dan self esteem
menuliskan catatan pribadinya bahwa terhadap prestasi belajar mahasiswa yang
satu-satunya kunci paling penting dari memiliki tingkat intelegensi diatas rata-
motivasi manusia adalah harga diri (self rata dan tingkat intelegensi dibawah rata-
esteem). Selain itu ada beberapa tokoh rata. Selain analisis deskriptif, dan
penting seperti William James, Stanley mendeskripsikan kontribusi variabel
Coopersmith, dan Rosenberg yang telah bebas terhadap variabel terikat juga
memberikan kontribusi tak ternilai dalam dilakukan studi komparatif (compare
pembahasan mengenai self esteem. mean) pada masing-masing variabel
Beberapa tahun kemudian, gerakan untuk dua kelompok responden penelitian
harga diri terus berlanjut dan makin yaitu mahasiswa latar belakang memiliki
meluas diseluruh wilayah Amerika dan tingkat intelegensi diatas rata-rata dan
menjadi gerakan nasional. Sejak saat itu, tingkat intelegensi dibawah rata-rata.
istilah self esteem semakin populer dan Dalam penelitian ini yang menjadi
menjadi tema yang paling sering dipilih populasi adalah mahasiswa Program
dalam penelitian psikologi. Sampai tahun Studi BK STKIP Muhammadiyah
2003, lebih dari 25.000 artikel, chapter Pringsewu pada tahun akademik
dan buku yang terkait dengan self esteem, 2014/2015. Pengambilan sampel pada
baik itu self esteem negatif maupun self penelitian ini dilakukan dengan
esteem positif. menggunakan tekhnik Simple Random
Berdasarkan hal tersebut peneliti Sampling, yaitu cara penggambilan
mencoba menganalisis keterpengaruhan sampel dari anggota populasi dengan
antara self esteem dan self efficacy menggunakan acak tanpa memperhatikan
terhadap prestasi yang dimiliki starta (tingkatan) dalam anggota tersebut
mahasiswa. Melalui penelitian ini (Riduwan, 2007:58). Untuk menentukan
diharapkan akan memberikan pembuktian jumlah sampel yang akan digunakan,

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 155
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

maka dipakai rumus Taro Yamane dalam konsep yang dikembangkan oleh Smelser
Riduwan (2007:65). (1989). Angket menggunakan format
Penelitian ini merupakan penelitian (skala penilaian) model Likert untuk
lapangan (field research), yang dilakukan mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
dengan survey secara langsung pada seseorang atau sekelompok orang
responden. Intrumen penelitian yang terhadap suatu permasalahan yang
digunakan terdiri dari intrumen ditanyakan.
pengukuran instrumen self efficacy, dan Untuk melihat prestasi belajar
instrumen self esteem. mahasiswa digunakan penilaian dengan
Intrumen self efficacy yang mengacu pada Indeks Prestasi Komulatif
digunakan adalah Instrumen ini berisi (IPK) dengan tidak memperhatikan
pernyataan-pernyataan tentang self jumlah Sistem Kredit Semeter (SKS)
efficacy merujuk pada aspek kognitif, yang telah diambil. Data prestasi belajar
afektif, dan evaluatif (kecenderungan diambil secara keseluruhan dari IPK
bertindak). Angket menggunakan format mahasiswa semester II, IV, dan VI.
rating scale (skala penilaian) untuk Dalam penelitian ini yang menjadi
mengungkap self efficacy dengan populasi adalah mahasiswa Program
berpedoman kepada skala yang telah Studi BK STKIP Muhammadiyah
dikembangkan oleh Bandura (2006:307) Pringsewu pada tahun akademik
yaitu guide for Constructing self efficacy 2014/2015. Pengambilan sampel pada
scale. Instrumen menggunakan format penelitian ini dilakukan dengan
rating scale (skala penilaian) dengan menggunakan tekhnik Simple Random
alternatif respon subjek dalam skala Sampling, yaitu cara penggambilan
sepuluh (10). Rating scales yang sampel dari anggota populasi dengan
digunakan memiliki rentang alternative menggunakan acak tanpa memperhatikan
respon yang diurutkan dari yang terendah starta (tingkatan) dalam anggota tersebut
sampai yang tertinggi. (Riduwan, 2007:58). Untuk menentukan
Intrumen self esteem mahasiswa jumlah sampel yang akan digunakan,
dikembangkan dari definisi operasional maka dipakai rumus Taro Yamane dalam
variabel. Instrumen ini berisi pernyataan- Riduwan (2007:65).
pernyataan tentang self esteem merujuk Untuk menganalisis keterkaitan
pada aspek kognitif, afektif, dan evaluatif antara self efficacy dan self esteem
(kecenderungan bertindak) berdasarkan terhadap prestasi belajar menggunakan

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 156
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

teknik analisis korelasional. Sedangkan sisanya merupakan faktor-faktor lain


untuk menganalisis keterkaitan self yang menyumbang penentu prestasi
efficacy dan self esteem secara bersamaan belajar, faktor yang tidak menjadi fokus
terhadap prestasi belajar menggunakan penelitian ini.
teknik analisi regresi ganda. Hasil uji korelasi antara self esteem
terhadap prestasi belajar menghasilkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
koefisien korelasi sebesar rx2y = 0,360.
Hasil uji korelasi antara self
Untuk uji keberartian koefisien korelasi
efficacy terhadap prestasi belajar
disajikan pada tabel 2.
menghasilkan koefisien korelasi sebesar
Tabel.2. Korelasi self esteem terhadap
rx1y = 0,353. Untuk uji keberartian prestasi belajar
koefisien korelasi disajikan pada tabel 1. Koefisien Koefesien
Tabel.1. Korelasi self efficacy terhadap Korelasi Korelasi Determinasi ρ
prestasi belajar (r) (R2)
(rx2y) .360 .130 .000
Koefisien Koefesien
Korelasi Korelasi Determinasi Ρ Pada tabel di atas terlihat bahwa
(r) (R2) nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar
(rx1y) .353 .123 .000
0,360 lebih besar dari rtabel 0,291,
dengan demikian dapat disimpulkan
Pada tabel di atas terlihat bahwa
bahwa terdapat korelasi antara self esteem
nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar
dengan prestasi belajar mahasiswa. Pada
0,353 lebih besar dari rtabel 0,291,
koefisien determinasi diperoleh nilai
dengan demikian dapat disimpulkan
sebesar 0,130. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat korelasi antara self
kontribusi self esteem dengan prestasi
efficacy dengan prestasi belajar
belajar mahasiswa sebesar 13%, dan 87%
mahasiswa. Pada koefisien determinasi
dipengaruhi oleh faktor lain. 13%
diperoleh nilai sebesar 0,113. Hal ini
memberikan makna bahwa kontribusi self
menunjukkan kontribusi self efficacy
esteem dengan prestasi belajar mahasiswa
dengan prestasi belajar mahasiswa
cukup besar kontribusinya, sedangkan
sebesar 11,3%, dan 88,7% disumbang
87% sisanya merupakan faktor-faktor lain
oleh faktor lain. 11,3% memberikan
yang menyumbang penentu prestasi
makna bahwa kontribusi self efficacy
belajar, faktor yang tidak menjadi fokus
dengan prestasi belajar mahasiswa cukup
penelitian ini.
besar kontribusinya, sedangkan 87,7%

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 157
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

Hasil uji korelasi antara self Selanjutnya untuk mengetahui


efficacy dan self esteem secara bersama- prediksi kontribusi antara self efficacy
sama terhadap prestasi belajar dan self esteem secara bersama-sama
menghasilkan koefisien korelasi sebesar terhadap prestasi belajar, maka dilakukan
sebesar ry1 = 0,408. Untuk uji keberartian uji hasil analisis regresi ganda.
koefisien korelasi disajikan pada tabel 3. Tabel.4. Korelasi self efficacy dan self
esteem secara bersamaan
Tabel.3. Korelasi self efficacy dan self
terhadap prestasi belajar
esteem secara bersamaan
terhadap prestasi belajar
Koefisien
Koefisien Koefesien Sumber t Sig.
Regresi
Korelasi Korelasi Determinasi Ρ
(r) (R2) Konstanta 89.300 7.859 .000
(rx12y) .408 .166 .000 Self esteem .641 2.762 .006
Self efficacy .482 2.547 .012

Pada tabel di atas terlihat bahwa Berdasarkan hasil analisis regresi


nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar ganda dari pasangan self efficacy (X1)
0,408 lebih besar dari rtabel 0,291, dengan dan self esteem (X2) secara bersama-
demikian dapat disimpulkan bahwa sama terhadap prestasi belajar mahasiswa
terdapat korelasi antara self efficacy dan seperti terlihat pada table 4,
self esteem secara bersama terhadap menghasilkan koefisien arah regresi
prestasi belajar mahasiswa. Pada ganda variabel self efficacy (b1) bernilai
koefisien determinasi diperoleh nilai positif, yaitu 0.641, artinya setiap
sebesar 0,166. Hal ini menunjukkan peningkatan self efficacy sebesar 1 skor
kontribusi self efficacy dan self esteem akan meningkatkan prestasi belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa sebesar 0.641 dengan asusmsi variabel
sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi lain bernilai tetap. Nilai koeefisien regresi
oleh faktor lain. 16,6% memberikan variabel self esteem (b2) bernilai positif,
makna bahwa kontribusi self efficacy dan yaitu 0.482, artinya setiap peningkatan
self esteem dengan prestasi belajar self esteem sebesar 1 skor akan
mahasiswa cukup besar kontribusinya, meningkatkan prestasi belajar sebesar
sedangkan 83,4% sisanya merupakan 0.482 dengan asusmsi variabel lain
faktor-faktor lain yang menyumbang bernilai tetap. Konstan a sebesar 89.300.
penentu prestasi belajar, faktor yang tidak dengan demikian bentuk hubungan antara
menjadi fokus penelitian ini. ketiga variabel tersebut dapat dinyatakan

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 158
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

oleh persamaan regresi ganda Ỹ = gelisah. Partisipan lainnya menunjukkan


89.300+0.641X1+0.482X2. underachiever (31.8%), perilaku negatif
Model persamaan tersebut di atas (menyimpang) (26.7%), dan merasa tidak
mengandung arti bahwa apabila secara bahagia (26.3%).
bersama-sama self efficacy dan self Penelitian Puad (2011) pada 91
esteem ditingkatkan satu skor, maka akan mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI
terjadi kecendrungan peningkatan Angkatan 2009, menunjukkan bahwa
prestasi belajara mahasiswa dengan terdapat hubungan yang positif dan
konstan a 89.300. signifikan antara harga diri dengan
Berdasarkan hasil pengujian yang kompetensi interpersonal, dengan
telah diuraikan, maka terbukti bahwa self koefisien korelasi sebesar +0,713.
efficacy dan self esteem berkontribusi Artinya, semakin tinggi harga diri yang
terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal dimiliki oleh seseorang, maka akan
ini sesuai dengan penelitian tahun 1996 semakin tinggi pula kompetensi
oleh School Counselors in America interpersonalnya.
(Guindon, 2010: 19-20) pada 418 Menurut Dale Schunk dalam
partisipan menunjukkan karakteristik Setiadi (2010: 7) self efficacy
yang menggambarkan harga diri tinggi mempengaruhi peserta didik dalam
dan harga diri rendah. Sebagain besar memilih kegiatannya. Peserta didik
dari partisipan dalam penelitian ini dengan self efficacy yang rendah
menunjukkan harga diri tinggi (63,9%), mungkin menghindari pelajaran yang
yaitu memiliki keyakinan dan banyak tugasnya, khususnya untuk tugas-
kepercayaan diri yang positif terhadap tugas yang menantang, sedangkan peserta
diri sendiri. Karakteristik berikutnya, didik dengan self efficacy yang tinggi
yaitu partisipan menunjukkan sikap mempunyai keinginan yang besar untuk
bersahabat dan ramah (43,8%), merasa mengerjakan tugas-tugas yang
bahagia, berpikir positif, optimis dan menantang.
bersemangat (36,6%). Sedangkan Gist dan Michell (dalam Ghufron,
karakteristik pada partisipan yang 2011:75) mengatakan self efficacy dapat
memiliki harga diri rendah, sekitar membawa pada perilaku yang berbeda
sepertiga dari partisipan menunjukkan diantara individu yang memiliki
sikap menarik diri dari lingkungan kemampuan yang sama, karena self
sosialnya, pemalu, pendiam dan merasa efficacy mempengaruhi pilihan, tujuan,

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 159
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

pengatasan masalah, dan kegigihan dalam 307-337). Greenwich, CT:


Information Age Publishing.
berusaha.
Branden, Nathaniel. (1992). The Power of
4. SIMPULAN Self Esteem. Florida, USA: Health
Communications, Inc. Deerfield
Dalam penelitian ini menunjukan
Beach.
keterkaitan self efficacy dan self esteem
Clemes, Harris, dkk. (2012). Bagaimana
terhadap prestasi belajar. Hal ini
Meningkatkan Harga Diri Remaja.
menunjukkan kontribusi self efficacy Jakarata: Binarupa Aksara
Publisher.
dengan prestasi belajar mahasiswa
sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi Djamarah, Saiful Bahri (2002). Psikologi
Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
oleh faktor lain.
Sedangkan kontribusi self esteem Feist, Jess & J. Feist Gregory. (2008).
Theories of Personality
dengan prestasi belajar mahasiswa
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka
sebesar 13%, dan 87% dipengaruhi oleh Pelajar.
faktor lain. korelasi antara self efficacy
Folastri, Siska. (2013). Perbedaan
dan self esteem secara bersama terhadap Keterampilan Belajar Mahasiswa
Berprestasi Tinggi Dan Berprestasi
prestasi belajar mahasiswa, menunjukkan
Rendah di SMA Negeri Kota
sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi Padang Serta Implikasinya
Terhadap Bimbingan dan
oleh faktor lain. Sehingga self efficacy
Konseling. Tesis tidak diterbitkan.
dan self esteem memiliki keterkaitan Padang: Pascasarjana UNP.
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Ghufron, Nur. (2010). Teori-teori
. Psikologi. Jogjakarta: Ar-ruz
5. DAFTAR PUSTAKA Media.

Bandura, A. (1997). Self Efficacy in Guindon, M. H. (2010). Self-Esteem


Changing Societies. New York: Across Lifespan. New York:
Camberg University Press. Routledge Taylor & Francis Group.

(1999). Social Cognitive Theory Puad, F.N. (2011). Hubungan Antara


Of Personality. In L. Pervin & Harga Diri dengan Kompetensi
John, O. P. (Ed.), Handbook of Interpersonal Usia Remaja Akhir
Personality: Theory and Research (Studi Korelasional pada
(2nd ed., pp. 154-196). New York: Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP
Guilford Publications. UPI Angkatan 2009). Skripsi.
Program Studi Psikologi
(2006). Guide For Constructing Universitas Pendidikan Indonesia
Self-Efficacy Scales. In F. Pajares Bandung: tidak diterbitkan.
& T. Urdan (Eds.). Self-efficacy
Beliefs of Adolescents, (Vol. 5., pp.

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 160
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161

Riduwan. 2007. Metode dan Teknik


Menyusun Tesis. Bandung: CV.
Alfabeta.

Rosenberg, M. (1980). Conceiving the


self. New York: Basic Books.

Setiadi, Riswanda. (2010). Self-efficacy


in Indonesian literacy teaching
context: A theoretical and
Empirical Perspective. Bandung:
Rizki Press.

Smelser, N. J. (1989). Self-Esteem and


Social Problems: An Introduction.
In A. M. Mecca, N. J. Smelser & J.
Vasconcellos (Eds.), The Social
Importance of Self Esteem (pp. 1–
23). Berkeley: University of
California Press.

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 161

Anda mungkin juga menyukai