151-161
Abstract
This study aims to measure the relationship between self-efficacy and self-
esteem on student achievement. The research was conducted using quantitative
descriptive analysis by the method of field research, which is conducted by
survey to respondents. To analyze the data using correlational analysis
techniques and multiple regression analysis techniques. The conclusion from
this study showed that the relationship of self-efficacy and self-esteem on
learning achievement.
adanya aktivitas belajar yang telah secara tegas bahwa seseorang yang
dilakukan. Prestasi adalah karakter memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi)
mahasiswa berprestasi merupakan suatu umumnya mudah dalam belajar dan
karakter yang di miliki oleh mahasiswa hasilnya cenderung baik, sebaliknya
yang pintar yang dapat dilihat dari cara orang yang inteligensinya rendah,
kerja dan tanggung jawab dari segala cenderung mengalami kesukaran dalam
sesuatu dan dalam segi apapun yang telah belajar, lambat berpikir, dan prestasi yang
ia lakukan. rendah.
Hasil dari evaluasi dapat Selain itu kayakinan diri dan harga
memperlihatkan tentang tinggi atau diri juga merupakan bagian yang tidak
rendahnya prestasi belajar mahasiswa. dapat dipisahkan dalam diri seorang
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil mahasiswa yang menginginkan prestasi
yang diperoleh karena adanya aktivitas yang baik. Bandura (1997:73)
belajar yang telah dilakukan. Prestasi menyatakan bahwa self efficacy adalah
adalah karakter mahasiswa berprestasi keyakinan individu mengenai
merupakan suatu karakter yang di miliki kemampuan dirinya dalam melakukan
oleh mahasiswa yang pintar yang dapat tugas atau tindakan yang diperlukan
dilihat dari cara kerja dan tanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu. Jadi self
dari segala sesuatu dan dalam segi efficacy menekankan kepada aspek
apapun yang telah ia lakukan (Folastri, keyakinan diri dalam melakukan tindakan
2013) tugas dan tindakan dimana seharusnya
Karakter mahasiswa berprestasi mahasiswa dapat melakukan sebuah
dapat diikuti dan dilakukan jika ada tindakan dari apa yang dimilikinya.
kemauan yang timbul dari hati jangan Kemudian Bandura (1999:75)
terpaksa, karena jika ingin pintar atau mengatakan bahwa efikasi diri pada
berprestasi karena paksaan atau terpaksa dasarnya adalah hasil dari proses kognitif
hasil yang akan diperoleh tidak akan berupa keputusan, keyakinan atau
bagus. harapan tentang sejauh mana individu
Dalam memperoleh prestasi yang memperkirakan kemampuan dirinya
baik sangat dipengaruhi tingkat dalam melaksanakan tugas tau tindakan
intelegensi yang dimiliki oleh mahasiswa tertentu yang diperlukan untuk mencapai
karena menurut Dalyono (dalam hasil yang diinginkan. Menurut dia,
Djamarah, 2002:160) menyebutkan efikasi diri tidak berkaitan dengan
kecakapan yang dimilki, tetapi berkaitan melakukan sesuatu dalam situasi berbeda
dengan keyakinan individu mengenai hal (Pajares dalam Setiadi, 2010: 7).
yang dapat dilakukan dengan kecakapan Menurut Bandura (dalam Ghufron,
yang ia miliki seberapa pun besarnya. 2011:75) mengatakan bahwa self efficacy
Efikasi diri menekankan pada komponen pada dasarnya adalah hasil dari proses
keyakinan diri yang dimiliki seseorang kognitif berupa keputusan, keyakinan,
dalam mengahadapi situasi yang akan atau pengharapan tentang sejauh mana
datang yang mengandung kekaburan, individu memperkirakan kemampuan
tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dirinya dalam melaksanakan tugas atau
dengan tekanan. tindakan tertentu yang diperlukan untuk
Self efficacy merupakan keyakinan mencapai hasil yang diinginkan.
akan kemampuan individu untuk dapat Sedangkan menurut Gist dan
mengorganisasi dan melaksanakan Michell (Ghufron, 2011:75) mengatakan
serangkaian tindakan yang dianggap self efficacy dapat membawa pada
perlu sehingga mencapai suatu hasil perilaku yang berbeda diantara individu
sesuai harapan. Di antara pengaruh- yang memiliki kemampuan yang sama,
pengaruh internal self efficacy merupakan karena self efficacy mempengaruhi
bentuk evaluasi diri yang berkaitan pilihan, tujuan, pengatasan masalah, dan
dengan persepsi individu terhadap kegigihan dalam berusaha. Sehingga
kompetensi dan kemampuan dalam mahasiswa yang memiliki self efficacy
menyelesaikan tugas-tugas tertentu. tinggi seharusnya juga memiliki prestasi
Baron dan Byrne (dalam Ghufron, yang tinggi.
2011: 74) mendefinisikan self efficacy Harga diri juga merupakan
adalah evaluasi seseorang mengenai komponen penting dalam menentukan
kemampuan atau kompetensi dirinya prestasi belajar mahasiswa. Harga diri
untuk melakukan tugas, mencapai tujuan (self esteem) yang dimiliki mahasiswa
dan mengatasi hambatan. harusnya mampu memberikan kontribusi
Self efficacy merupakan sebuah positif terhadap prestasi belajar
konsep untuk mengkategorikan bagian mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki
teori yang lebih luas tentang berfikir. Self self esteem tinggi akan membangkitkan
efficacy merupakan “Penilaian isi khusus rasa percaya diri, rasa yakin akan
kompetensi dalam pembentukan tugas kemampuan diri, rasa berguna serta rasa
khusus” yang meliputi kemampuan bahwa kehadirannya diperlukan di dunia
ini. Selain itu remaja juga memiliki dan menganggap dirinya tidak berguna
kepercayaan diri dapat mencapai prestasi dan serba kekurangan.
yang dia dan orang lain harapkan. Pada Berdasarkan dari sebuah
gilirannya, keyakinan itu akan keprihatinan akan rendahnya harga diri,
memotivasi remaja tersebut untuk tahun 1980, Amerika mencetuskan
sungguh-sungguh mencapai apa yang sebuah “Program Peningkatan Harga
dicita-citakan. Remaja dengan self esteem Diri”, program ini digagas pertama kali
rendah akan lebih rentan berperilaku oleh Assemblyman Yohanes
negatif karena self esteem dapat Vasconcellos, yang kemudian didukung
mempengaruhi perilaku seseorang oleh gubernur California tahun 1986,
(Clemes, 2012: 3), sehingga di kampus George Deukmeijian yang menyetujui
secara tidak langsung mahasiswa akan untuk mendanai Task Force on Self
menghadapi masalah-masalah karena esteem dengan anggaran sebesar $
perilaku negatif akibat self esteem rendah. 245.000 per tahun.
Menurut Maslow (Feist & Feist, Vasconcellos berpendapat bahwa
2008: 248) self esteem adalah perasaan program ini akan membantu memecahkan
seseorang terhadap keberhargaan dirinya. banyak masalah negara, seperti kejahatan,
Self esteem lebih mendasar daripada kehamilan remaja, penyalahgunaan obat,
reputasi dan prestise karena prestasi rendah di sekolah, dan polusi.
mencerminkan hasrat bagi kekuatan, Pada satu titik ia mengungkapkan
pencapaian, ketepatan, penguasaan dan harapan bahwa self esteem yang tinggi
kompetensi, keyakinan diri menghadapi akan membantu menyeimbangkan
dunia, independensi dan kebebasan. anggaran negara karena orang-orang
Dengan kata lain, self esteem didasarkan dengan self esteem positif akan
pada kompetensi nyata dan bukan menghasilkan lebih banyak uang daripada
sekedar opini orang lain. orang-orang dengan self esteem negatif.
Menurut Rosenberg (1980) individu Sehingga penghasilan negara melalui
yang memiliki harga diri tinggi akan pajak akan meningkat. Dia berpendapat
menghormati dirinya dan menganggap bahwa self esteem positif dapat
dirinya sebagai individu yang berguna. melindungi orang dari ketertekanan akan
Sedangkan individu yang memiliki harga tantangan hidup, dengan demikian dapat
diri rendah, tidak dapat menerima dirinya mengurangi kegagalan dan kesalahan
perilaku, self esteem juga berfungsi
sebagai vaksin untuk melindungi diri dari tentang keterkaitan self efficacy dan self
penyakit, sehingga dapat menghemat esteem terhadap prestasi mahasiswa.
anggaran negara (Branden, 1992).
Nathaniel Branden seorang 2. METODE PENELITIAN
psikolog dari Amerika yang dikenal Penelitian ini termasuk analisis
dengan sebutan “The Father of The Self deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
esteem Movement” dalam bukunya The Penelitian ini akan mendeskripsikan
Power of Self esteem (1992: 8), kontribusi self efficacy dan self esteem
menuliskan catatan pribadinya bahwa terhadap prestasi belajar mahasiswa yang
satu-satunya kunci paling penting dari memiliki tingkat intelegensi diatas rata-
motivasi manusia adalah harga diri (self rata dan tingkat intelegensi dibawah rata-
esteem). Selain itu ada beberapa tokoh rata. Selain analisis deskriptif, dan
penting seperti William James, Stanley mendeskripsikan kontribusi variabel
Coopersmith, dan Rosenberg yang telah bebas terhadap variabel terikat juga
memberikan kontribusi tak ternilai dalam dilakukan studi komparatif (compare
pembahasan mengenai self esteem. mean) pada masing-masing variabel
Beberapa tahun kemudian, gerakan untuk dua kelompok responden penelitian
harga diri terus berlanjut dan makin yaitu mahasiswa latar belakang memiliki
meluas diseluruh wilayah Amerika dan tingkat intelegensi diatas rata-rata dan
menjadi gerakan nasional. Sejak saat itu, tingkat intelegensi dibawah rata-rata.
istilah self esteem semakin populer dan Dalam penelitian ini yang menjadi
menjadi tema yang paling sering dipilih populasi adalah mahasiswa Program
dalam penelitian psikologi. Sampai tahun Studi BK STKIP Muhammadiyah
2003, lebih dari 25.000 artikel, chapter Pringsewu pada tahun akademik
dan buku yang terkait dengan self esteem, 2014/2015. Pengambilan sampel pada
baik itu self esteem negatif maupun self penelitian ini dilakukan dengan
esteem positif. menggunakan tekhnik Simple Random
Berdasarkan hal tersebut peneliti Sampling, yaitu cara penggambilan
mencoba menganalisis keterpengaruhan sampel dari anggota populasi dengan
antara self esteem dan self efficacy menggunakan acak tanpa memperhatikan
terhadap prestasi yang dimiliki starta (tingkatan) dalam anggota tersebut
mahasiswa. Melalui penelitian ini (Riduwan, 2007:58). Untuk menentukan
diharapkan akan memberikan pembuktian jumlah sampel yang akan digunakan,
maka dipakai rumus Taro Yamane dalam konsep yang dikembangkan oleh Smelser
Riduwan (2007:65). (1989). Angket menggunakan format
Penelitian ini merupakan penelitian (skala penilaian) model Likert untuk
lapangan (field research), yang dilakukan mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
dengan survey secara langsung pada seseorang atau sekelompok orang
responden. Intrumen penelitian yang terhadap suatu permasalahan yang
digunakan terdiri dari intrumen ditanyakan.
pengukuran instrumen self efficacy, dan Untuk melihat prestasi belajar
instrumen self esteem. mahasiswa digunakan penilaian dengan
Intrumen self efficacy yang mengacu pada Indeks Prestasi Komulatif
digunakan adalah Instrumen ini berisi (IPK) dengan tidak memperhatikan
pernyataan-pernyataan tentang self jumlah Sistem Kredit Semeter (SKS)
efficacy merujuk pada aspek kognitif, yang telah diambil. Data prestasi belajar
afektif, dan evaluatif (kecenderungan diambil secara keseluruhan dari IPK
bertindak). Angket menggunakan format mahasiswa semester II, IV, dan VI.
rating scale (skala penilaian) untuk Dalam penelitian ini yang menjadi
mengungkap self efficacy dengan populasi adalah mahasiswa Program
berpedoman kepada skala yang telah Studi BK STKIP Muhammadiyah
dikembangkan oleh Bandura (2006:307) Pringsewu pada tahun akademik
yaitu guide for Constructing self efficacy 2014/2015. Pengambilan sampel pada
scale. Instrumen menggunakan format penelitian ini dilakukan dengan
rating scale (skala penilaian) dengan menggunakan tekhnik Simple Random
alternatif respon subjek dalam skala Sampling, yaitu cara penggambilan
sepuluh (10). Rating scales yang sampel dari anggota populasi dengan
digunakan memiliki rentang alternative menggunakan acak tanpa memperhatikan
respon yang diurutkan dari yang terendah starta (tingkatan) dalam anggota tersebut
sampai yang tertinggi. (Riduwan, 2007:58). Untuk menentukan
Intrumen self esteem mahasiswa jumlah sampel yang akan digunakan,
dikembangkan dari definisi operasional maka dipakai rumus Taro Yamane dalam
variabel. Instrumen ini berisi pernyataan- Riduwan (2007:65).
pernyataan tentang self esteem merujuk Untuk menganalisis keterkaitan
pada aspek kognitif, afektif, dan evaluatif antara self efficacy dan self esteem
(kecenderungan bertindak) berdasarkan terhadap prestasi belajar menggunakan