Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker laring adalah keganasan pada laring. Kanker laring banyak dijumpai pada
usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin
berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia
toksik atau serbuk, logam berat.

Kanker laring dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat terjadi tergantung


stadium dan lokasinya. Pengangkatan kanker laring stadium IV membuat pasien
bisa bertahan sampai 10 tahun, tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain
bisa menyebabkan kematian sebelum 10 tahun.

Menurut Meyer terdapat 12.000 kasus karsinoma laring setiap tahun di Amerika
dan lebih dari 50% berasal dari pita suara, tetapi di Finlandia dan beberapa negara
Eropa 2/3 bagian dari karsinoma laring merupakan karsinoma supraglotis sedang
113 bagiannya dari glotis. Bailey mendapatkan 75% dari karsinoma laring berasal
dari pita suara. Di Indonesia, tumor laring di pita suara mencapai satu persen dari
semua keganasan. Di SMF THT RSUD Dr. Suetomo kami mendapatkan sebanyak
153 panderita (1991- 1995) dan 77 penderita (2000-2001). Sedangkan menurut
laporan dari Bambang dkk. di Semarang (1972-1976), Empu dkk. diBandung
(1975-1978), Sigit di Jakarta (1967-1979) dan Abdurrachman di Jakarta (1980-
1984) masing-masing mendapatkan kasus sebanyak 69,35,162 dan 118.
(Robinson,2007).
B. Rumusan

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahnnya yaitu :

1. Bagaimana pengertian teoricarsinoma laring?


2. Bagaimana etiologidari carsinoma laring?
3. Bagaimana klasifikasi dari penyakit karsinoma laring itu?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit karsinoma laring itu?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit karsinoma laring itu?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada pasien dengan penyakit
karsinoma laring itu?
7. Bagaimana penatalaksaaan pada penyakit karsinoma laring itu?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan
makalah ini yaitu :

1. Untukmengetahuibagaimanapengertian CA laring
2. Untukmengetahuipenyebab CA laring
3. Untukmengetahuiklasifikasidaripenyakit CA laring
4. Untukmengetahuipatofisiologidaripenyakit CA laring
5. Untukmengetahuimanifestasiklinisdaripenyakit CA laring
6. Untukmengetahuipemeriksaanpenunjangdari CA laring
7. Untukmengetahuipenatalaksanaandari CA laring.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Karsinoma Laring


B. Pengertian Karsinoma Laring
N
Ca. laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas
dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun.
Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. (Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 3. Hal : 136)
Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara ( laring )
atau daerah lain di tenggorokan. (K.D Jayanto, 2008)
Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang meliputi bagian
supraglotik, glotis, dan subglotis. (Suddart and Brunner)
Jadi dapat disimpulkan bahwa karsinoma laring adalah suatu keganasan
yang menyerang bagian leher tepatnya pada kotak suara (laring).

C. KLASIFIKASI

 Tumor Ganas Laring

1. Glotis

Tis Karsinoma insitu

1. T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara
masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
2. T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih
dapat bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).

3. T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.

4. T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah
keluar dari laring.

b. Subglotis

Tis karsinoma insitu

1. T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis

2. T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir.

3. T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.

4. T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar
laring atau dua-duanya.

c. Metastasis Jauh (M)

1. Mx Tidak terdapat/ terdeteksi

2. M0 Tidak ada metastasis jauh

3. M1 Terdapat metastasis jauh.

 Stadium

1. ST1 T1 N0 M0
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor
terbatas pada daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh

1. ST II T2 N0 M0

Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita,
pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh

1. STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0

Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh

1. STIV T4 N0/N1 M0

Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar
dari laring. Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar
laring atau dua-duanya.

1. T1/T2/T3/T4 N2/N3
2. T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

D. Etiologi

Penyebab dari carsinoma laring yaitu:

1. Belum diketahui pasti


2. Faktor predisposisi merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif
(Kapita Selelcta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, hal : 136)
3. Seseorang yang mengalami kanker dikepala dan dileher sering kali adalah
seseorang yang menggunakan alcohol dan tembakau sebelum
pembedahan.

Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :

1. Faktor Lingkungan

Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita
suara), Asap debu pada daerah industri.

2. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung
alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat
pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada
makanan laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan
(manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.

3. Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus
Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus
ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor
lingkungan dan genetik.

Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D.
Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca.laring
yaitu :
1. Tembakau, perokok diatas 40 tahun atau lebih, riwayat keluarga
2. Alkohol serta efek kombinasinya
3. Penajaman terhadap obseton, asap debu pada daerah industri, gas mustard
4. Kayu, kulit dan logam
5. Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad,
dosen )

E. Patofisiologi

Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan
pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok,
bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat.
Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.

Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.
Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker
terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin
akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila
kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.

Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai
limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu,
dan sinus-sinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker
pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke
kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang
bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan
dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan
dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum mengenai
seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan.

Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan


pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia,
pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan
dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara.
1996 : 408-409 ).

WOC CA LARING
F. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang ditimbulkan dari ca. Laring yaitu :

1. Nyeri tenggorok

Rasa tidak enak pada tenggorokan seperti ada yang tersangkut.


2. Sulit menelan

Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan.

3. Suara Serak

Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.
Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya
segera memeriksakan diri.

4. Hemoptisis dan batuk

Hemoptisis yaitu berupa batuk yang mengeluarkan darah atau disertai


dengan darah karena ada infeksi di bagian saluran pernafasan.

5. Sesak nafas
6. Berat Badan turun

Berat badan menurun dikarenakan adanya ganggunan pada sistem


pernafasan yang tentunya menimbulkan penyakit dan mengganggu nafsu
makan sehingga nutrisi tidak terpenuhi dengan baik dan menyebabkan
berat badan menurun.

7. Bunyi pernafasan yang abnormal.

Bunyi pernafasan abnormal dapat berupa stridor/ ngorok timbul saat tidur.
Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara
yang terganggu bukan merupakan tanda dini kanker suglotis atau
supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada
tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk.

G. Komplikasi
Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin terjadi
termasuk:

1. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)


2. Hemoragi
3. Infeksi

H. Pemeriksaanpenunjang

a) Laringoskop

Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.Cara memeriksa laring


dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar laring pada leher dan
gerakan-gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan menelan
akan bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada palpasi
ditemukan adanya pembesaran dan nyeri.

b) Foto thoraks

Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan
metastasis di paru.

c) CT-Scan

Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid


dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.

d) Biopsi laring

Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik


yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa

I. Penatalaksanaan

Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi.


Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi
dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang
berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan.
Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika
menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa
mempertahankan suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi
dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring
(laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.

1. Terapi Radiasi

Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien
yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan
( yaitu bergerak saat fonasi ).

Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis, sejumlah kecil
dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi
radiasi juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor.

2. Pembedahan Parsial

- Laringektomi parsial ( laringotomi –tirotomi )

Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini ketika
hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka penyembuhan
yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan semua struktur
lainnya teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan
tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.

- Laringektomi supraglotis ( Horizontal )

Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis.


Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara kartilogi krikoid
dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi leher radikal pada tempat
yang sakit. Selang traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis
pulih. Selang traketomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma
dibiarkan menutup.

Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat penyembuhan dan


tidak ada lagi resiko aspirasi. Pasca operatif, klien kemungkinan akan mengalami
kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari
operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa.

- Laringektomi Hemivertikal

Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang
dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid
laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara ( satu pita suara
sejati dan satu pita suara palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago
aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat.

Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan selang nasogastrik selama


operasi. Pasien beresiko mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan
dapat terjadi pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun
demikian fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh.

- Langektomi Total

Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang hyoid,
epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah,
dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan
stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke
dalam saluran pernapasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan
spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi
menelan akan normal. Laringektomi total merubah cara dimana aliran udara
digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner & Suddarth, 2002 : 557-558 )

3. Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen
antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan menghambat
perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker berjalan mengikuti
siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus
non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara
aktif sedang membelah.

Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik daripada


lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi
mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya
untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor
yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan ,
pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan
medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.

Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik membunuh
sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini
dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien esensial
untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine ( ARA-C ),
Floxuridine ( FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-
Merkaptopurine ( 6-MP ), Methotrexate ( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek
samping yang paling umum adalah meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang
dan diare

- Rute pemberian

Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical, oral, interval,


intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal. Rute pemberian
biasanya bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan
luasnya tumor yang diobati.
- Dosis

Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh
total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi
organ utama dan status kinerja fisik.

4. Terapi Sistomatik

Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :

1. Pemberian sadatif
2. Pemberian antiemetik
3. Pemberian antipiretik

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara serak
yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan
perubahan pada daerah leher. Menurut Cody D. Thaher, C. Long Barbara,
Harrison, Sjmsuhidayat dan Suddart Bunner pada pengkajian akan didapatkan
data sebgai berikut :

Biografi

1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin : Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1
4. Pekerjaan : Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan, seperti

penyanyi, penceramah, dosen.

5. Alamat : Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi yang

tinggi, seperti tinggal di wilayah industri

Keluhan Utama

Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok, sulit menelan,
sulit bernapas, suara serak, hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri
tenggorok, lemah.

Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan
kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa
terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang
leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit
tenggorokan, riwayat epiglottis.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga :Riwayat anggota keluarga yang terdiagnosa positif


kanker laring.

Pola Kebiasaan dan Fungsi Kesehatan

Persepsi kesehatan

 Kebiasaan merokok
 Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat
 Selalu sering menggunakan pita suara atau terlalu sering bernyanyi.

Pola nutrisi metabolik

 Sulit menelan
 Mudah tersedak
 Sakit tenggorokan yang menetap.

Kaji pola eliminasi

 Tidak bisa BAB dengan Normal


 Sulit BAK

Kaji Pola aktivitas dan latihan

Tidak dapat mengeluarkan suara yang normal pada saat sedang menyanyi

Kaji pola tidur dan istirahat


 Tidak dapat tidur dengan nyenyak atau sulit tidur.
 Sering mengalami mimpi buruk

Kaji pola persepsi kognitif

 Tidak dapat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan suara.


 Tidak ada nafsu makan, mual-mual, badan terasa lemah.

Kaji pola peran dan hubungan sesama.

 Tidak ada masalah dengan alat kelamin


 Tidak ada penyimpangan seksualitas.

Kaji pola reproduksi – seksualitas

 Tidak ada masalah dengan alat kelamin


 Tidak ada penyimpangan seksualitas.

Kaji pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

 Perasaan cemas dan bingung karena penyakitnya belum sembuh.


 Perasaan takut tidak bisa bersuara lagi/ bisu.

Kaji pola persepsi dan pola diri

 Perasaan takut kehilangan suara.


 Perasaan malu/ menarik diri.

Kaji pola sistem kepercayaan

 Tidak ada masalah dengan kepercayaan


 Selalu berdoa dan memintan kepada Tuhan agar penyakitnya dapat
disembuhkan.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

Tanda-tanda vital

Suhu

TD

Respirasi

Nadi

1. Pengukuran BB
2. Kepala : pembengkakan, nyeri, luka
3. Leher : benjolan pada leher, luka
4. Dada : nyeri, pembengkakan, luka
5. Abdomen : pembengkakan, luka, nyeri tekan dan lepas
6. Ekstremitas : kemampuan menggerakkan
7. Genetalia : luka, nyeri

Pemeriksaan Persistem

Sistem respirasi
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan
debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat
penyakit paru kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah
pada nasal.

Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.

- Sistem kardiovaskuler

Tanda-tanda vital, perfusi jaringan.

- Sistem genitourinaria

Produksi urine, warna, bau, terpasang kateter apa tidak.

- Sistem gastrointestinal

Bagaimana nafsu makannya, ada tidaknya distensi abdomen, jenis diit


yang diberikan.

- Sistem muskuloskeletal

Ada tidaknya kekakuan sendi, kelemahan otot, keterbatasan gerak, ada


tidaknya atropi.

- Sistem endokrin

Ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.

- Sistem persyarafan

Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.


Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular).
Parau menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker
laring intrinsik). Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan
sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk
dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi
(pengangkatan batang suara).
3. Nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan saluran pencernaan (disfagia).
5. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan
anatomi wajah dan leher.

Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi
Rasional
Keperawatan Tujuan Rencana

1. Kaji frekuensi 1. Pada kanker

pernapasan catat laring biasanya

rasio inspirasi atau menyebabkan

ekspirasi dipsnue

Setelah dilakukan 2. Catat adanya 2. Disfungsi

tindakan derajat dipsnue pernapasan


Bersihan jalan keperawatan selama misalnya keluhan merupakan proses
napas tidak 3×24 jam bersihan lapar udara, gelisah, kronis atau stadium
efektif jalan nafas tidak ansietas, disteres, akhir
berhubungan efektif dapat teratasi pernapasan dan
3. pada beberapa
dengan dengan kriteria hasil penggunaan otot
derajat kanker laring
pengangkatan : bantu.
terjadi obstruksi jalan
sebagian atau
1. Bunyi 3. Auskuitasi napas dan dapat atau
seluruh glotis,
napas bersih dan bunyi napas, catat tidak
gangguan
jelas adanya bunyi napas dimanifestasikan
kemampuan
adanya bunyi napas.
untuk bernapas,
2. tidak sesak 4. Atur posisi
batuk dan
yang nyaman 4. Mempermudah
menelan, serta 3. tidak fungsi pernapasan.
sekresi banyak sianosis 5. Dorong atau
dan kental. bantu klien latihan 5. Memberikan
4. frekwensi
napas abdomen atau pasien beberapa cara
napas normal. untuk mengatasi dan
bibir
mengontrol dipsnea
6. Kolaborasi : dan menurunkan
pemberian jebakan udara.
bronkodilator
6. merilekskan
7. Kolaborasi : otot halus dan
pemberian xantin menurunkan kognesti
lokal, menurunkan
8. Kolaborasi :
spasne jalan napas
pemberian analgetik
dan produk mukosa
dan penekan batuk
7. menurunkan
9. Kolaborasi :
edema mukosa dan
pemberian
spasme otot polos
humidifikasi
8. memungkinkan
pasien untuk istirahat
dan menghemat
energi.

9. kelembaban
akan menurunkan
kekentalan secret
yang mempermudah
pengluaran yang
dap[at membantu
menurunkan atau
menjaga
pembentukan mukosa
tebal pada bronkus.

Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji tipe atau 1. Untuk


komunikasi tindakan derajat disfungsi, menentukan terapi
verbal keperawatan selama kesulitan
berhubungan 3×24 jam kerusakan 2. Pasien mungkin

dengan defisit komunikasi verbal 2. Bantu kehilangan

anatomi dapat teratasi menentukan stadium kemampuan untuk


(pengangkatan dengan kriteria hasil penyakit perhatikan memantau ucapan
batang suara). : komunikasi klien kesalahan dalam yang keluar dan tidak
akan efektif komunikasi dalam menyadari bahwa
dan berikan umpan komunikaai yang
balik. diucapkan tidak
nyata.
3. Mintalah
pasien untuk 3. Melakukan
mengikuti perintah penilaian terhadap
sederhana (seperti adanya kerusakan
buka , mata tunjuk sensor
kepintu) ulangi
4. Memberikan
dengan kata atau
komunikasi tentang
kalimat yang
kebutuhan
sederhana.
berdasarkan keadaan
4. Berikan atau defisit yang
metode komunikasi mandiri.
alternative, seperti
5. Menurunkan
menulis di papan
kebingungan atau
tulis, gambar.
ansietas selama
Berikan petunjuk
proses komunikasi.
visual ( gerakan
tangan, gambar-
6. Pasien tidak
gambar, daftar
perlu merusak
kebutuhan,
pendengaran dan
demonstrasi )
meninggikan suara
dapat menimbulkan
5. Katakan secara
marah pasien atau
langsung dengan
menyebabkan
pasien, bicara
kepedihan.
perlahan dan dengan Memfokuskan respon
tenang. dapat mengakibatkan
frustasi dan mungkin
6. Bicaralah
menyebabkan pasien
dengan nada normal
terpaksa untuk bicara
dan hindari
otomatis.
percakapan yang
cepat. Berikan 7. Mengurangi
pasien jarak waktu isolasi social pasien
untuk berespon. dan meningkatkan
Bicaralah tanpa penciptaan
tekanan terhadap komunikasi yang
sebuah respon. efektif.

7. Anjurkan
pengunjung atau
orang terdekat
mempertahankan
usahanya untuk
berkomunikasi
dengan pasien,
seperti membaca
surat, diskusi tentang
hal-hal yang terjadi
pada keluarga.

Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri 1. Informasi


berhubungan tindakan secara komprehensf memberikan data
dengan keperawatan selama dasar untuk
penekanan 3×24 jam nyeri 2. Ajarkan teknik mengevaluasi

serabut syaraf dapat teratasi distarksi (misal kebutuhan atau


oleh sel-sel dengan kriteria hasil reposisi, gosokan keefektifan
tumor. : punggung,) dan intetrvensi.
aktivitas hiburan (
1. Klien 2. Meningkatkan
misal musik dan TV
mengatakan nyeri relaksasi dan
).
hilang membantu
3. Dorong memfokuskan
2. Klien
penggunaan kembali perhatian.
mengatakan tidak
keterampilan
gelisah 3. Memungkinkan
manajemen nyeri (
pasien untuk
misal teknik
3. Klien
berpartisipasi secara
relaksasi, visualisasi,
mengatakan rileks
aktif dan
bimbingan imajinasi
dan ekpresi wajah
meningkatkan masa
) tertawa, musik dan
ceria.
control.
sentuhan terapeutik.

4. Evaluasi dapat
4. Evaluasi
membantu
penghilangan nyeri
penanganan nyeri
atau control

5. Nyeri adalah
5. Kolaborasi
komplikasi sering
pemberian analgetik
dari kanker meskipun
misalnya:
respon individual
bromstoms cocktail,
berbeda saat
morfin, metadon
perubahan penyakit
atau campuran
atau perubahan terjadi
narkotik IV khusus.
penilaian dosis dan
pemberian akan
diperlukan.

Perubahan Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Faktor ini


nutrisi kurang tindakan kemampuan pasien menentukan pilihan
dari kebutuhan keperawatan selama untuk mengunyah, terhadap jenis
tubuh 3×24 jam nutrisi menelan, batuk dan makanan sehingga
berhubungan dapat terpenuhi menangani sekresi. pasien harus
dengan dengan kriteria hasil terlindung dari
2. Auskultasi
gangguan : aspirasi.
bising usus, catat
saluran
1. Nutrisi adanya penurunan 2. Fungsi saluran
pencernaan
klien adekuat atau nilainya suara pencernaan biasanya
(disfagia).
yang hiperaktif tetap baik, jadi bising
2. Peningkatan
usus membantu
BB sesuai tujuan 3. Timbang BB
dalam menentukan
sesuai indikasi
respon untuk makan
3. Pasien tidak
atau berkembangnya
mengalami tanda- 4. Berikan makan
komplikasi seperti
tanda dalam rentan dalm jumlah kecil
paralitik ilius.
normal. dan dalam waktu
sering dengan
3. Mengevaluasi
teratur.
keefektifan /
kebutuhan mengubah
5. Tingkatkan
pemberian nutrusi.
kenyamanan
lingkungan yang
4. Meningkatkan
sama termasuk
prosese pencernaan
sosialisasi saat
dan toleransi pasien
makan. Anjurkan
terhadap nutrisi yang
orang terdekat untuk
diberikan dan dapat
membawakan yang
meningkatkan kerja
disukai pasien.
sama pasien saat
makan.
6. Kaji feses,
cairan lambung,
5. Meskipun
muntah darah dan
proses penilaian
sebagainya. pasien memerlukan
bantuan makan dan
menggunakan alat
bantu, sosialisasi
waktu makan dengan
orang terdekat atau
teman dapat
meningkatakan
pemasukan.

6. Pendarahan
subakuat / akut dapat
terjadi

Setelah dilakukan 1. Ciptakan atau 1. Meremehkan

tindakan pertahankan sikap peduli dan

keperawatan selama hubungan terapeuitik mengembangkan rasa


3×24 jam pasien perawat, saling percaya antara

Gangguan citra ganggguan citra Diskusikan perasaan pasien dengan

diri tubuh dapat teratasi takut atau hal yang perawat, dimana
dengan kriteria hasil dipikirkan pasien pasien bebas
berhubungan
: mengekspresikan
dengan
2. Catat tingkah ketakutan ditolak
kehilangan
1. Mampu laku menarik diri, hilangnya fungsi
suara,
mengungkapkan sikap menyangkal suara yang dimiliki
perubahan
kenyataan secara atau terlalu sebelumnya, tidak
anatomi wajah
fealietis dan memungkirkan berdaya mengenai
dan leher.
penerimaan proses penyakitnya. perubahan yang
terhadap suaranya, terjadi.
3. Jelaskan bahwa
2. Mampu emosi yang labil 2. Awalnya
mengenali dan adalah wajar. mungkin merupakan
bekerja sama dalam Pemecahan masalah respon yang normal
perubahan konsep merupakan langkah tapi jika
diri peran tanpa untuk menangani berkepanjangan bisa
menimbulkan harga masalah ini. menghalangi untuk
diri rendah menghadapi
4. Beri masukan
kenyataan seharusnya
3. Mampu pada klien untuk
dan dapat
mengembangkan memodifikasi gaya
menurunkan ke arah
perencanaan yang berpakaian untuk
koping yang tidak
realistis untuk meningkatkan
efektif.
mengadaptasi konsep diri
perubahan peran 3. Menghilangkan
kecemasan dan
membantu usah untuk
menangani
munculnya emosi
yang tidak
diharapkan.

4. Masukan yang
positif dapat
membantu klien
untuk mau merubah
penampilannya guna
meningkatkan konsep
diri
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan teori dan asuhan keperawatan di atas maka dapat


disimpulkan yaitu:

1. laring adalah adanya pertumbuhan ganas dijaringan epitel yang


menggangu jaringan suara yang terletak diantara larynx atau di ujung
prixsimal trachea.
2. Penyebab ca laring belum diketahui pasti, namun faktor predisposisinya
yaitu seperti merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif.
3. Klasifikasi dari ca laring yaitu tumor ganas laring, metastasis jauh (m) dan
stadium.
4. Manifestasi klinis dari ca laring yaitu nyeri tenggorok, sulit menelan, suara
serak, hemoptisis dan batuk, sesak nafas, berat badan turun dan bunyi
pernafasan yang abnormal
5. Potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk: Distres pernapasan
(hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea), Hemoragi dan Infeksi
6. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk karsinoma laring yaitu : Kurangi
atau hindari rokok dan alkohol dan Kurangi penggunaan pita suara yang
berlebihan.
7. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Beberapa
penatalaksanaan dari ca. Laring yaitu : terapi radiasi (laringektomi
supraglotis horizontal dan laringektomi hemivertikal), kemoterapi dan
terapi sistomatik
8. Pemeriksaan penunjang dari ca. laring yaitu : laringoskopi, pemeriksaan
sinar x jaringan lunak, pemeriksaan poto kontras dan pemeriksaan MRI
B. Saran

Saran yang dapat berikan kepada tenaga keperawatan mengenai penyakit kanker
laring yaitu diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan
perawatan pasien kanker laryx dirumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun
dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai