Anda di halaman 1dari 17

PARAGRAF

DISUSUN OLEH
KELOMPOK :3
JURUSAN : D.IV KEBIDANAN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. APRILIANA MADYA
2. NURUL HIDAYATI
3. RATIH PEBRI RAHMADHANI
4. SELVIANA INDAH LESTARI
5. ULFAH APRILIA

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PALEMBANG
TAHUN 2015
PARAGRAF

1. PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragraphos yang artinya menulis di
samping atau tertulis di samping. Menurut Lamuddin Finoza, 2004:149, Alenia
atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Sedangkan paragraf menurut KBBI yaitu bagian
bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru). Jadi, definisi paragraf adalah bagian
yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang isinya
mengungkapkan satuan informasi atau kalimat dengan pikiran utama sebagai
pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Dalam beberapa
hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶). Sebuah paragraf biasanya terdiri
dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik
sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf
berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan.
Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung
dalam pernyataan berparagraf tunggal.

Pada paragfar biasanya terdapat detail. Dalam sastra, sebuah detail adalah
sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk
mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut dari Lives of the
English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok,
bahwa Joseph Addison adalah pakar kehidupan dan kelakuan yang hebat. Kalimat
berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara
yang spesifik.
1.1. Tujuan Pembentukan Paragraf
 Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
 Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.

1.2. Manfaat Paragraf atau Alinea :


 Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang
tersusun logis dalam satu kesatuan.
 Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf.
 Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca
dapat memahami dengan mudah.
 Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.

2. BAGIAN PARAGRAF
2.1. Struktur Paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat
penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting
yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.

2.2. Unsur-Unsur Paragraf


 Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok
pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea
atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat
terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok
pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
 Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan
suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung
pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir
paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.

2.3. Kerangka paragraf

 Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.


 Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
 Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan
utama.

2.4. Ciri-Ciri Kalimat Utama Dan Penjelas


 Ciri-ciri kalimat utama:
a.) Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih
lanjut.
b.) Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c.) Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
d.) Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.
 Ciri-ciri kalimat pendukung:
a.) Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
b.) Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu alinea.
c.) Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
penghubung atau kalimat transisi.
d.) Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.

3. SYARAT PARAGRAF
3.1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena
itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali
tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap
mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari
topiknya atau selalu relevan dengan topik.
3.2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan
kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam
sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan
pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi
dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu
kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan
(sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu
detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke
soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang
disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari
sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata
atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

4. BENTUK PARAGRAF
Pada umumnya ada 3 bentuk paragraf yaitu:
4.1. Paragraf Deduktif
 Letak kalimat utama di awal paragraph
 Dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan
khusus.
Contoh:
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat
dikatakan seragam.perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan
ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan
persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka
kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran
bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu
pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.

4.2. Paragraf Induktif


 Letak kalimat utama di akhir paragraf.
 Diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh:
Mungkin anda pernah mendengar tentang peristiwa perampokan mobil
yang menimpa ronaldo, bintang sepakbola asal brasil, dua tahun silam. Dasar
nasibnya sedang apes, saat mengendarai BMW X-5 di Rio Janairo, ia
dihadang tiga perampok bersenjata. Mobil kesayangannya pun dibawa kabur
perampok. Untunglah pemain asal internasionale Milan, klubnya saat itu cepat
bertindak. Dengan menumpang kendaraan yang lewat ia segera menuju kantor
polisi. Hanya dalam hitungan jam, mobilnya sudah ditemukan kembali di
pinggir kota Rio. Jangan salah! Ronaldo tidak memakai jasa paranormal.
Kebetulan mobilnya dilengkapi Automatic Verhicle Location (AVL), sistem
pemantau lokasi kendaraan yang terhubung dengan satelit Global Positioning
Sistem (GPS). Posisi mobil selalu dapat di ketahui dari peta digital yang
terpasang di mobil atau operator pemantaunya. (Intisari, juni 2003).

4.3. Paragraf Campuran atau Paragraf Deduktif-Induktif


 Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf.
 Kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan
susunan kalimat yang agak berbeda.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan
sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang
modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Paragraf dalam Sebuah Karangan


1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas
menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka:
Pemilihan umum baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang
sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lanc[a]r seperti
yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang
gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga
tidak bis[a] tidur dan tidak mau makan.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada
pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.
Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang
logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah
kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau
penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan
mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa serta bermanfaat bagi sesam[a].
Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
5. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
5.1. Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek
dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis
ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang
sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh paragraf deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai
Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung
silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak
bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas
tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi.
Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas
dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-
menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh
bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan
beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh
dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di
bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan
latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang
sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak
pernah surut oleh wisatawan yang datang.

Ciri-ciri paragraf deskriptif antara lain sebagai berikut:

1. Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana


tertentu.
2. Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran,
penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
3. Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek
yang dideskripsikan.
4. Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan
suatu objek secara terperinci.

Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:

1. Pola Spasial
2. Pola Sudut Pandang

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan


pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang
terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:

1. Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran


dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2. Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara
menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.

5.2. Paragraf Narasi


Paragraf Narasi adalah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian
atau peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan
kejadian tersebut. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut
cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf
yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur
cerita, tokoh, latar dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat
utama.
Contoh paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti
didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada
keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang
sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan
nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:

 Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan


yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui
peristiwa itu secara tepat.

Contoh paragraf narasi ekspositoris:


Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-
mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian
dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh
kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad,
memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di
Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan"
yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ...

 Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil
rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat
dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif
selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin
dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.

Contoh paragraf narasi sugestif:


Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia
mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum
menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih
Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh
Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan
tetapi, semuanya gagal.

5.3. Paragraf Argumentasi


Paragraf Agumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide,
gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar
terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau
pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:

1. Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.


2. Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa
gambar/grafik, dll.
3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
4. Penutup berisi kesimpulan.

Jenis-jenis paragraf argumentasi:

1. Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal


yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi:

Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas.


Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya
akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang
semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia
akan berdiri tegak.

2. Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara


menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola
Generalisasi:

Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto,


Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7.
Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang.
Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandai mengarang.

3. Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan


mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat:

Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di


hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi
di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin
mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini
selalu gagal.

5.4. Paragraf Persuasi


Paragraf Persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan
membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:

1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.


2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Persuasi memerlukan fakta dan data.

Contoh paragraf persuasi:

Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat


unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun
lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau
upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang
sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai
perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang
telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben
biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua
perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual
pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda
berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh
hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
5.5. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu
topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga
memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu
melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:

1. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau


melaksanakan suatu tindakan.
2. Gaya penulisannya bersifat informatif.
3. Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat
indra.
4. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana.

Contoh Paragraf Eksposisi:

Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman


lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak
hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun
berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna
hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah
buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang
mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang
menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat
sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang
menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya
yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.

Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:


 Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada
karakteristik topik itu sendiri. Contoh:

Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di


tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan
pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50
Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau
kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah
ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung
beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza,
sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski
memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering
disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak
pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.

 Eksposisi Klasifikasi ialah paragraf yang membagi sesuatu dan


mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. Contoh:

Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung


pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada
pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan
historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan
dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan
impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada
efek personil karya sastra pada kritikusnya.

 Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku


petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu. Contoh:

Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai


penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat
kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa
menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan
mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar,
kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15
menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang
dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan
hasil yang maksimal.

 Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran


sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat.
Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh:

Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik.


Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang
otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan
raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf
hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli
masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang
papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat
tinggal yang permanen.

 Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan


sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi",
"meskipun begitu", "sebaliknya". Contoh:

Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang


yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda
kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman.
Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.

 Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu


kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar. Contoh:

Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional


mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab,
hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen.
Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.

 Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan


ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh:

Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang


banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki,
peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang
menonton orang lain berjalan kaki.

 Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu


gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing
subbagian dikembangkan secara berurutan. Contoh:

Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang


kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh
mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan
dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat
merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …
DAFTAR PUSTAKA

Ebta Setiawan. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi
online/daring (dalam jaringan). Diakses pada 17 September 2015, dari
http://kbbi.web.id/paragraf

Seputar Pengetahuan. (2014). Pengertian Paragraf Beserta Jenis-Jenisnya


Lengkap. Diakses pada 14 September 2015, dari
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/08/definisi-paragraf-beserta-
jenisnya.html
Tieta. (2015). Resume Pertemuan 9 Paragraf (Pengertian dan Jenis). Diakses
pada 14 September 2015, dari
https://luphtitaku.wordpress.com/bahasa-indonesia-_resume_-pertemuan-9-
_-paragraf-pengertian-dan-jenis/
Wikibooks. (2015). Subjek:Bahasa Indonesia/Materi:Paragraf. Diakses pada 14
September 2015, dari
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf
Eriza Nugrahvianti. (2013). Bentuk-bentuk Paragraf. Diakses pada 17 September
2015, dari
https://erizanugrahvianti.wordpress.com/2013/05/27/bentuk-bentuk-
paragraf/
Aan Khunaifi. (2014). Paragraf atau Alenia. Diakses pada 17 September 2015,
dari
http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/11/paragraf-atau-alenia.html

Anda mungkin juga menyukai