DISUSUN OLEH
KELOMPOK :3
JURUSAN : D.IV KEBIDANAN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. APRILIANA MADYA
2. NURUL HIDAYATI
3. RATIH PEBRI RAHMADHANI
4. SELVIANA INDAH LESTARI
5. ULFAH APRILIA
1. PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragraphos yang artinya menulis di
samping atau tertulis di samping. Menurut Lamuddin Finoza, 2004:149, Alenia
atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Sedangkan paragraf menurut KBBI yaitu bagian
bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru). Jadi, definisi paragraf adalah bagian
yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang isinya
mengungkapkan satuan informasi atau kalimat dengan pikiran utama sebagai
pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Dalam beberapa
hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶). Sebuah paragraf biasanya terdiri
dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik
sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf
berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan.
Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung
dalam pernyataan berparagraf tunggal.
Pada paragfar biasanya terdapat detail. Dalam sastra, sebuah detail adalah
sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk
mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut dari Lives of the
English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok,
bahwa Joseph Addison adalah pakar kehidupan dan kelakuan yang hebat. Kalimat
berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara
yang spesifik.
1.1. Tujuan Pembentukan Paragraf
Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.
2. BAGIAN PARAGRAF
2.1. Struktur Paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat
penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting
yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
3. SYARAT PARAGRAF
3.1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena
itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali
tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap
mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari
topiknya atau selalu relevan dengan topik.
3.2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan
kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam
sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan
pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi
dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu
kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan
(sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu
detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke
soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang
disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari
sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata
atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
4. BENTUK PARAGRAF
Pada umumnya ada 3 bentuk paragraf yaitu:
4.1. Paragraf Deduktif
Letak kalimat utama di awal paragraph
Dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan
khusus.
Contoh:
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat
dikatakan seragam.perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan
ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan
persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka
kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran
bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu
pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada
pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.
Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang
logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah
kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau
penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan
mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa serta bermanfaat bagi sesam[a].
Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
5. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
5.1. Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek
dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis
ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang
sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh paragraf deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai
Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung
silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak
bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas
tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi.
Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas
dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-
menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh
bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan
beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh
dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di
bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan
latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang
sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak
pernah surut oleh wisatawan yang datang.
1. Pola Spasial
2. Pola Sudut Pandang
Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil
rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat
dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif
selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin
dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Ebta Setiawan. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi
online/daring (dalam jaringan). Diakses pada 17 September 2015, dari
http://kbbi.web.id/paragraf