Oleh:
DEVI ARYANI
Oleh
DEVI ARYANI
Oleh:
DEVI ARYANI
Skripsi
Pada
Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan IPS fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) Universitas
Lampung melalui jalur Mandiri. Pada tahun 2015 penulis mengikuti Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) ke Yogjakarta, Jember, Bali, Jakarta. Serta pada bulan Juli-
Karya Penggawa.
MOTTO
Yang penting bukan bagaimana caramu hidup, tapi hidup siapa yang
kamu ubah dengan hidupmu Seorang majikan bisa memberitahumu apa
yang ia harapkan darimu, tapi seorang guru membangkitkan
pengharapanmu sendiri
(Patricia Neal)
“Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan
tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya”
(H.R Ath-Thabrani)
Adikku Irfan
allah SWT yang elah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahan,
wa salam.
bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Abdurahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
3. Bapak Drs. Buchroni Asyik, M.Si., selaku wakil Dekan Bidang Keuangan
6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Penetahuan Sosial FKIP Unila dan selaku
waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat
Pengetahuan Ilmu Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu dan
10. Bapak Mansurdin, S.Pd., selaku kepala SMAN 06 Bandar Lampung dan
11. Siswa-siswi SMA Negeri 6 Bandar Lampung, terima kasih atas kerjasama
12. Kedua orang tuaku, beribu kata terima kasih karena telah mendoakanku
tenaga dan pikiran tercurah di setiap perjuangan dan doamu menjadi kunci
kesuksesanku. Tidak ada doa yang terkabulkan selain dari doa orang tua yang
ikhlas.
13. Seluruh keluarga besar, terutama adikku Irfan, terima kasih atas dukungan
semester.
Karya Penggawa: wahyu, putri, zachra, melya, erni, wirdha, dika, erfan,dan
16. Teman-teman seluruh angkatan 2012 ekonomi dan akuntasi yang tidak dapat
ini. Adik dan kakak tingkat program studi pendidikan ekonomi, terimakasih
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat ridho dari ALLAH SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Devi Aryani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PRSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN RIWAYAT HIDUP
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................11
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................11
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................12
1.6 Kegunaan Penelitian .............................................................................13
1.7 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Tabel Halaman
I. PENDAHULUAN
kita anut ke generasi berikutnya atau yang akan datang. Pendidikan juga
adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Mulyasa (2007: 65), Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
negara.
pengajaran”.
3
menuntut kognitif tetapi, dewasa ini peserta didik dituntut untuk dapat
kognitif dan ranah afektif, yang dapat dikembangkan para peserta didik
Dalam hal ini ada 5 indikator berpikir kritis menurut Angelo dalam Filsaime
informasi dan isi. Tetapi, dimasa lalu penekanan sebagian besar pengajaran
yang disampaikan peserta didik yaitu pada isi disetiap mata pelajaran yang
berpikir.
terbentuk dari diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi Suryabrata
dalam Djaali (2012: 101), motivasi berprestasi adalah keadaan yang terdapat
yang dimiliki oleh siswa dalam proses belajar mengajar dapat mencapai
dikehidupan sekarang maupun dimasa yang akan datang bagi manusia yang
berbagai persoalan dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pada
ilmu ekonomi.
Adapun tujuan utama dari Ilmu Ekonomi menurut Permen 22 Tahun 2006-
StandarIsi/Standar Kompetensi Dasar SM yaitu:
1. Memenuhi sejumlah konsep ekonomi yang berkaitan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari. Terutama yang
terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.
2. Menampilkan sikap ingin tahu dan terhadap sejumlah konsep
ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3. Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan
memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen,
5
seorang peserta didik dapat menganalisis suatu konsep yang perlu didalami
memperhatikan ilmu dan keterampilan yang akan diperoleh oleh siswa yang
SMA Negeri 6 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah Negeri yang
belajar yang baik sangat diperlukan, yang harus memunculkan berpikir yang
mempunyai dua jurusan yang salah satunya yaitu jurusan IPS. Jurusan IPS
penelitian kali ini penulis memilih untuk mengkaji ilmu ekonomi yang
Universitas Lampung.
Bandar lampung terdapat beberapa masalah yang muncul pada saat proses
Lampung dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang baik
indikator berpikir kritis. Oleh karena itu, penilain berpikir kritis siswa perlu
tidak berpola, artinya dengan tahap yang belum teratur dan masih
menggunakan hafalan materi pada individu. Untuk itu guru harus bijaksana
7
dalam menetukan suatu model yang sesuai yang dapat menciptakan situasi
dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar dapat berlangsung
Mengingat pentingnya berpikir kritis bagi siswa maka diperlukan suatu cara
model yaitu (1) Student Achievement Divisions (STAD); (2) Team Games
pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton. Hal ini dilakukan agar
siswa tidak merasa jenuh dalam belajar. Akan tetapi pada kenyataannya,
kejenuhan pada siswa. Penggunaan model seperti ini juga membuat siswa
tidak aktif dalam proses belajar. Kondisi pembelajaran berpusat pada guru
proses pembelajaran kurang melibatkan para siswa baik secara fisik maupun
cenderung bersikap pasif, dan merasa cukup menerima materi yang telah
semata disebabkan oleh cara pengajaran guru yang monoton, akan tetapi
Salah satu unsur dalam kepribadian yang ada kaitannya dengan penyesuian
“Djaali (2008: 101), motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang
atau dekat kondisi tersebut, maka semakin besar motivasi berprestasi yang
motivasi baru.
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan keinginan siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya dan motivasi yang ada pada
diri siswa sulit muncul. Dalam hal ini, motivasi berprestasi siswa memiliki
kemampuan berpikir kritis yang siswa alami, karena tidak semua siswa
kelas, sarana yang dimiliki dan kondisi internal siswa. Model pembelajaran
berpikir kritis siswa dan pada hasil keterangan wawancara guru akan
10
ini dikembangkan pertama kali oleh Prof. Howard Barrows tahun 1970-an
Dengan adanya metode ini siswa akan menjadi aktif dan termotivasi untuk
2015/2016”.
sebagai berikut.
kurang baik.
bosan di kelas.
Penelitian ini dibatasi pada kajian Komparasi antara siswa yang diajar
Motivasi Berprestasi.
tinggi?
rendah?
tinggi.
rendah.
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
kritis siswa.
14
d. bagi peneliti, sebagai referensi yang ingin meneliti lebih lanjut dalam
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup subjek penelitian adalah
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup tempat penelitian adalah
Waktu penelitian ini adalah semester ganjil tahun ajaran 2015/ 2016
suatu proses interaksi antar guru dengan siswa, baik interaksi secara
Dengan adanya interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam
baik peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan peserta
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
respon.
Siregar (2010: 4), belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di
dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah.
yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan
masalah.
Dewey dalam Fisher (2009: 2), seorang filsuf, psikolog, dan edukator
berkebangsaan Amerika, secara luas dipandang sebagai bapak tradisi
berpikir kritis modern. Ia menamakannya sebagai berpikir reflektif
dan mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, persistent
(terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk
pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-
alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang
menjadi kecenderungannya.
pasif.
21
menilai setiap isu dengan baik, tidak cukup hanya dengan melihat
kesalahan-kesalahan pada apa yang orang lain katakan kita juga harus
kemampuan untuk.
Oleh sebab itu, berpikir kritis adalah hal yang penting dalam
pendidikan dan harus dimiliki oleh setiap siswa. Melalui berpikir kritis
berpikir secara aktif. Selain itu, melalui berpikir kritislah tidak hanya
akurat.
menilai.
Menurut Sani (2013: 49), motivasi adalah energi dalam diri manusia
Djaali (2012: 101), adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang
dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau
keunggulan.
yaitu :
tinggi apabila:
tersedia.
1. perekonomian
2. ketergantungan
3. spesialisasi dan pembagian kerja
4. perkoperasian
5. kewirausahaan
6. akuntansi dan manajemen.
http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/03/pembelajaran-
ekonomi.html,pada tanggal 7 Juli 2015 pukul 20.00WIB.
di realitas masyarakat.
PBL, diantaranya:
sebagai berikut.
1. Menemukan masalah
2. Mendefinisikan masalah
3. Mengumpulkan fakta
4. Membuat hipotesis
35
5. Penelitian
6. Repharasing masalah; dan
7. Mengusulkan solusi
berikut.
peserta didik dapat belajar peranan orang dewasa yang autentik, serta
sebagai berikut:
metode ini siswa akan menjadi aktif dan termotivasi untuk melakukan
suatu kegiatan di sekolah. Selain itu metode ini juga dapat diartikan
siswa.
Selain itu Boud & Feletti (1991) dan Shepherd & Cosgriff (1998)
dalam Sumarmi (2012:154), menjelaskan bahwa pembelajaran
berbasis masalah membuat:
1) Siswa mampu mempresentasikan problem-problem autentik
2) Siswa mampu menyampaikan permasalahan secara lisan
3) Siswa mempunyai keterampilan dalam mengumpulkan dan
menganalisis data.
4) Siswa dapat meringkas sekaligus menemukan segala sesuatu
kemungkinan.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang
dipecahkan.
2. Guru meminta kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan tentang tugas yang akan dilaksanakan.
3. Peserta didik dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
4. Mungkin peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan
mungkin pula tidak.
5. Kalau pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik
kemudian didiskusikan mengapa pemecahannya tidak ditemui.
6. Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.
7. Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk
analisa sehingga dijadikan fakta.
8. Membuat kesimpulan (Djamarah & Zain, 2010:67).
Tabel 3.Lanjutan
No Keuntungan Metode KelemahanMetode Pemecahan
Pemecahan Masalah Masalah (Problem Solving)
(Problem Solving)
6. Anak merasa bebas dan
gembira.
7. Suasana demokrasi dan
disiplin dapat ditumbuhkan.
Tabel 4.lanjutan
No. Penulis Judul Hasil penelitian yang
relevan
Tabel 4.Lanjutan
No. Penulis Judul Hasil penelitian yang
relevan
ekonomi.
43
tahap kegiatan siswa yang menekankan pada apa yang dikerjakan siswa
mandiri dalam ruang lingkup yang lebih besar yaitu dengan teman satu
di dalam kelas.
mempresentasikan.
46
kurang terbiasa dan sulit untuk mencari dan memecahkan masalah dan
(PS).
pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan jika model
lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah,
motivasi berprestasi.
Model Pembelajaran
PBL PS
2.4 Hipotesis
Berdasarkan beberapa masalah yang akan dibahas, maka dirumuskan
membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau sampel
yang berbeda atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2008: 57). Analisis
teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan panelitian lain. Melalui
analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan
51
teori yang lain, untuk mereduksi bila dipandang terlalu luas (Sugiyono,
2013: 93).
sangat sulit melakukan hal ini, karena dalam penelitian ini akan dipilih dua
desain treatment by level karena dalam hal ini kemampuan berfikir kritis
menurut Sugiyono (2011: 61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
Efek sederhana A:
Efek sederhana B:
Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi Berpikir Kritis Berpikir Kritis
Tinggi (B1) (A1B1) (A2B1)
Keterangan:
A1 = kelas eksperimen
A2 = kelas kontrol
eksperimen.
53
berikut:
rancangan penelitian.
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 4 kelas yang
3.2.2 Sampel
individual, tetapi lebih pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang
Dari hasil teknik cluster random sampling diperoleh kelas XI IPS 1 dan XI
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengundian diperoleh kelas
Sampel pada penelitian ini berjumlah 51 orang siswa yang tersebar kedalam
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel independen, variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, yaitu model
Variabel terikat pada penelitian ini adalah Kemampuan Berpikir Kritis yang
dilambangkan dengan Y.
1) berpikir kritis adalah sejenis berpikir evaluatif yang mencakup baik itu
suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha
keunggulan.
variabel dan konstruk dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau
dan neraca.
Menyusun laporan
arus kas metode
langsung dan tidak
langsung.
pendekatan semantik diferensial. Tiap item dibagi dalam tujuh rating, yaitu
7,6,5, 4, 3, 2 dan 1.
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau nilai
Bentuk tes dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
penelitian ini adalah pilihan jamak berganda. Pilihan jamak berganda yang
60
benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0 dari jawaban benar
Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur
apa yang dikur. Validitas dalam penelitian ini digunakan sebagai alat ukur
derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak
tes dan rumus korelasi product moment pearson untuk menguji validitas
sebagai berikut.
−
=
Keterangan:
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item soal yang
61
dicari validitasnya
berikut
Σ − (Σ )(Σ )
=
2 2
Σ − (Σ )2 Σ − (Σ )2
Keterangan:
Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan = 0.05 maka
alat ukur tersebut dinyatakan valid sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka
alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas
yang telah dilakukan, diperoleh 41 butir pernyataan yang valid dan 9 butir
pertanyaan tidak valid, yaitu 9, 13, 14, 26, 38, 41, 43, 44, 50. Pertanyaan
yang tidak valid, tidak digunakan dalam penelitian Hasil uji coba dapat
hasil yang tetap. Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan
kepada subyek yang sama. Pada penelitian ini peneliti menggunakan rumus
( − )
11 = 1−
−1 ( ) 2
Keterangan:
11 = reliabilitas internal seluruh instrumen
n = jumlah item dalam instrumen
= means skor total
2
= varians total
(Sudijono, 2008:258)
menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas sangat tinggi. Hasil uji coba dapat
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
indeks kesukaran (difficulty index). Untuk menguji taraf kesukaran soal tes
Keterangan:
P = indeks kesukaran
Dari hasil perhitungan, didapat hasil analisi taraf kesukaran sebagai berikut.
18 0,60 Sedang
19 0,53 Sedang
20 0,77 Mudah
21 0,73 Mudah
22 0,53 Sedang
23 0,60 Sedang
24 0,53 Sedang
25 0,63 Sedang
26 0,83 Mudah
27 0,57 Sedang
28 0,43 Sedang
29 0,67 Sedang
30 0,80 Mudah
31 0,67 Sedang
32 0,40 Sedang
33 0,60 Sedang
34 0,53 Sedang
35 0,53 Sedang
36 0,47 Sedang
37 0,67 Sedang
38 0,57 Sedang
39 0,47 Sedang
40 0,50 Sedang
41 0,57 Sedang
42 0,43 Sedang
43 0,73 Mudah
44 0,53 Sedang
45 0,50 Sedang
46 0,57 Sedang
47 0,83 Mudah
48 0,53 Sedang
49 0,53 Sedang
50 0,27 Sukar
Sumber: hasil pengolahan data 2016
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran yang telah dilakukan terhadap 50 butir
dan 1 pertanyaan sukar. Hasil perhitungan uji coba dapat dilihat pada
lampiran 19.
65
= − = −
ㅳ
Keterangan:
17 0,47 Baik
18 0,40 Baik
19 0,40 Baik
20 0,47 Baik
21 0,27 Cukup
22 0,40 Baik
23 0,40 Baik
24 0,40 Baik
25 0,20 Cukup
26 -0,20 Jelek
27 0,33 Cukup
28 0,33 Cukup
29 0,40 Baik
30 0,13 Jelek
31 0,40 Baik
32 0,53 Baik
33 0,27 Cukup
34 0,40 Baik
35 0,13 Jelek
36 0,40 Baik
37 0,27 Cukup
38 0,20 Cukup
39 0,53 Baik
40 0,47 Baik
41 0,07 Jelek
42 0,33 Cukup
43 0,27 Cukup
44 0,13 Jelek
45 0,47 Baik
46 0,33 Cukup
47 0,20 Cukup
48 0,53 Baik
49 0,53 Baik
50 0,13 Jelek
Sumber: hasil pengolahan data 2016
Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan terhadap 50 butir
dan 8 pertanyaan jelek. Hasil perhitungan uji daya pembeda dapat dilihat
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
= ( )− ( )
Keterangan:
Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi
sampel yang diambil dari populasi bervariasi homogen atau tidak. Pada
rumus:
2 2
= ( 10) − Σ( − 1) log
Dimana ln 10 = 2,303
2 2
Dengan ℎ < , maka kelompok-kelompok yang dibandingkan
test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesisi komparatif dua sampel
(separated varian)
t=
t= ( ) ² ( ) ²
(Polled Varians)
Keterangan:
a. apakah dua rata-rata berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau
tidak
69
b. apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak untuk
menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.
Berdasarkan dua hal di atas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk
memilih rumus t-test:
a. Bila jumlah anggota sampel n1 = n 2 dan varians homogen maka dapat
menggunakan rumus t-tes baik Separated Varians maupun Polled
Varians untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk yang besarnya
dk = n1 + n2 –2 .
b. Bila n 1 ≠ n 2 dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan
Polled Varians, dengan dk = n1 + n 2 – 2.
c. Bilan1 = n2dan varians tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test
dengan Polled Varians maupun Separated Varians, dengan dk = n1 – 1
ataun2 – 1, jadidk bukann1 + n2 – 2.
d. Bila 1 ≠ n2 dan varians tidak homogen, untuk ini digunakan rumus t-test
dengan Separated Varians, harga t sebagai pengganti harga t-tabel hitung
dari selisih harga t-tabel dengandk = (n1 – 1) dan dk = (n2 – 1) dibagi dua
kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil (Sugiyono, 2011:272-
273).
dua jalan. Analisis dua jalan merupakan teknik analisis data penelitian
dengan desain faktorial dua faktor (Arikunto, 2007: 424). Penelitian ini
Keterangan:
JKT = jumlah kuadrat total
JKA = jumlah kuadrat variable A
JKB = jumlah kuadrat variable B
JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B
JK(d) = jumlah kuadrat dalam
MKA = mean kuadrat variabel A
MKB = mean kuadrat variabel B
MKAB = mean kuadrat interaksi antara variabel A denagn variabel B
MKd = mean kuadrat dalam
FA = harga Fo untuk variable A
FB = harga Fo untuk variable B
FAB = harga Fo untuk interaksi variabel A dengan variabel B
Suharsimi Arikunto (2007 : 409)
rumusan hipotesis 1
Ho : µ 1 =µ 2
Ha : µ 1 ≠µ 2
rumusan hipotesis 2:
Ho : µ 1 ≤µ2
Ha : µ 1> µ 2
rumusan hipotesis 3:
Ho : µ 1≥ µ 2
Ha : µ 1 <µ 2
rumusan hipotesis 4:
Ho : µ 1 = µ 2
Ha : µ 1 ≠µ 2
pelajaran Ekonomi.
Ekonomi.
5.1.Kesimpulan
sebagai berikut.
5.2 Saran
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Filsaime. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/03/pembelajaran-ekonomi.html
Septiana, Ike Dewi. 2012. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Antara Model Pembelajaran PBI Dengan
Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran
2011/2012. Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.
Slavin, Robert. 2005. Coperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Zubaedi. 2012. Berpikir Kritis dan Membaca Kritis. Jakarta: Salemba Medika.