Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat di madinah pada tahun 11 H (632 M),
tugas-tugas agama dan kenegaraan diteruskan oleh para penggantinya (khalifah),
yaitu empat sahabat terdekat, baik melalui hubungan darah ataupun melalui
perkawinan untuk menggantikannya sebagai pemimpin umat Muslim. Keempat
khalifah ini dalam sejarah islam dikenal sebagai khulafa’ al-rasyidin.
Al-khulafa’ al-rasyidin merupakan pemimpin umat islam dari kalangan
sahabat pasca Nabi Muhammad SAW wafat. Mereka merupakan pemimpin yang
dipilih langsung oleh para sahabat melalui mekanisme yang memberikan bai’at
(sumpah setia) pada calon yang terpilih tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ialah:
1. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Abu Bakar As-siddiq ?
2. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Umar Bin Khattab ?
3. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Usman Bin Affan ?
4. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Ali Bin Abi Thalib ?
1.3. Tujuan
Adapun Tujuan dibuatnya makalah ialah:
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu dosen
2. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Abu
Bakar As-siddiq ?
3. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Umar
Bin Khattab ?
4. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Usman
Bin Affan ?
5. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Ali Bin
Abi Thalib ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Khulafa ur-rasyidin
Ada dua cara dalam pemilihan khalifah ini, yaitu pertama, secara
musyawarah oleh beberapa sabahat Nabi. Kedua, berdasarkan atas penunjukan
Khalifah sebelumnya.
Setelah Nabi wafat, berkumpullah orang Muhajirin dan Anshar di Saqifah
Bani Sa’idah, guna bermusyawarah siapa yang akan dibaiat (disematkan)
menjadi khalifah. Orang Anshar menghendaki agar khalifah di pilih dari
golongan mereka, mereka mengajukan Sa’ad bin Ubadah. Kehendak orang
Anshar ini tidak disetujui oleh kaum Muhajirin. Maka terjadilah perdebatan
diantara keduanya, dan hamper terjadi fitnah diantara keduanya. Abu Bakar
segera berdiri dan berpidato menyatakan dengan alasan yang kuat dan tepat,
bahwa soal khalifah itu adalah hak bagi kaum Quraisy bahwa kaum Muhajirin
telah lebih dahulu masuk islam, mereka lebih lama bersama Rasulullah.
Kemudian Abu Bakar menawarkan Umar bin Khattab atau Abu Ubadah bin
Jarah untuk dipilih sebagai wakil dari kaum Muhajirin. Husen Haikal menulis
bahwa Abu Bakar juga menawarkan alternative kepemimpinan, yakni Umar dari
kaum MUhairin dan wazirnya dari kaum Anshar.
Penjelasan Abu Bakar tersebut belum bisa diterima oleh kaum Anshar.
Seperti kaum Muhajirin kaum Ansharpun menerangkan kelebihan-kelebihannya.
Bahkan Lubab bin Munzir dari suku Khajraj tetap menghimbau agar kaum
Anshar tetap pada pendiriannya. Bila tidak ada kesepakatan dalam memilih satu
pemimpin menurut dia tidak ada pilihan lain kecuali masing-masing kelompok
menunjuk masing-masing pemimpin.
Umar tidak sependapat bahkan menentang keras. Suasana semakin panah.
Dia berpendapat tidak ada dua kepemimpinan dalam satu kelompok. Giliran Abu
Ubaidah bin Jarah berbicara mencoba menengahi dan meredakan ketegangan. Ia
mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan umat islam. Secara spontan

2
Basyir bin Sa’ad dari suku Khajraj mendukung Ubaidah. Bahkan ia mendukung
pendapat Abu Bakar bahwa suku Quraisy-lah yang lebih pantas menjadi
pemimpin. Kemudian pembicaraan diakhiri dengan ajaran agar semua yang
hadir mengakhiri perselisihan pendapat dengan bertaqwa kepada Allah swt.
Kesempatan ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Seperti yang telah
dijelaskan dimuka bahwa Abu Bakar mencalonkan Umar bin Khattab dan Abu
Ubadah bin Jarah, namun keduanya tidak bersedia dicalonkan. Kemudian serta
merta Basyir bin Sa’ad menjabat tangan Abu Bakar dan membai’atnya sebagai
pemimpin. Bai’at ini kemudian diikuti oleh Umar bin Khattab kemudian diikuti
oleh para sahabat yang lain. Bai’at inilah yang kemudian dikenal dengan bai’at
Saqifah atau bai’at dibalai pertemuan.
2.2. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
1. Profil Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu bakar dilahirkan pada tahun kedua atau tahun ketiga dari tahun
gajah. Nama beliau adalah Abdullah bin Usman, nama panggilannya banyak
antara lain : Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Atiq, Abdullah, kadang-kadang
dipanggil Abu Khulafah. Garis keturunannya bertemu dengan garis
keturunan Rasulullah SAW pada Murrah bin Kaab yaitu kakek yang ketujuh.
Berdasarkan riwayat dari Muhammad Ibnu Kaab, Abu Bakar adalah orang
pertama masuk islam. Beliaulah sahabat pertama sehingga ketika Rasulullah
sakit Abu Bakar-lah yang disuruh menjadi imam dalam sholat. Meskipun
pada waktu Abu Bakar tidak tampak di hadapan Nabi.
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 M dalam usia 62
tahun. Kekhalifahannya berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas
hari. Jenazahnya dimakamkan disamping makam Nabi.
2. Pemerintahan Abu Bakar
Seperti pada masa Rasulullah kekuasaan Legislatif, Eksekutif, dan
Yudikatif masih terpusat ditangan Abu Bakar sebagai Khalifah struktur
pemerintahannya belum jelas. Khalifah selain sebagai kepala pemerintahan

3
juga melaksanakan hukum. Bahkan masyarakat mengadukan perkaranya
kepada khalifah untuk mendapat penyelesaian. Adapun persoalan-persoalan
yang dihadapi pada masa Khalifah Abu Bakar adalah sebagai berikut :
a. Timbulnya kabilah-kabilah yang merasa tidak terikat lagi dengan
kekuasan politik Madinah sehubungan dengan telah meninggalnya
Rasulullah.
b. Munculnya Nabi-Nabi Palsu
c. Munculnya Orang-orang Murtad
d. Banyaknya orang-orang yang tidak mu membayar zakat.
Meskipun demikian Abu Bakar mampu mengatasi masalah tersebut
dengan bijkasana sesuai dengan kebutuhan penyelesaian pada waktu itu.
Beliau mampu mangambil ijtihad politik untuk menegakkan Negara.selain itu
beliau mampu mengukuhkan kedudukan politik dalam negara secara
gemilang. Meskipun Abu Bakar Ash-Shiddiq hanya memangku jabatan
sebagai Khalifah selama dua tahun saja. Diantara sikap Abu Bakar yang
masyur adalah :
a. Sikap keimanan yang sedemikian rupa, sehingga beliau di beri julukan
Ash-Shiddiq.
b. Sikapnya yang tegas sewaktu menghadapi wafatnya Rasulullah SAW,
padahal peristiwa itu sempat mengguncang Umar ibnu Khattab sehingga
pernah menghunus pedang untuk membunuh orang yang menyampaikan
berita bahwa Rasulullah telah wafat.
c. Sikap Abu Bakar pada perang riddah (pemberontakan kaum murtad)
sempat mebuat gencar para sahabat. Mereka meminta Abu Bakar untuk
menangguhkan perah dengan menunggu pulangnya tentara yang
ditugaskan Abu Bakar untuk menyerang Romawi sebagai pelaksanaan
perintah Rasulullah. Tapi dengan sikap tegas yang dimiliki oleh Abu
Bakar mampu mneyelesaikan masalah ini.

4
Selain itu, beliau memberikan hak yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat
untuk ikut membicarakan bebagai macam masalah sebelum ia mengambil
keputusan melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislative, hal ini
mendorong para tokoh sahabat khusunya dan umat islam pada umumnya ikut
berpartisipasi aktif untuk melaksanakan berbagai keputusan yang dibuat. Abu
Bakar juga sangat bijaksana dalam bidang pemerintahan atau kenegaraan,
diantaranya adalah :
a. Bidang Eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah maupun
daerah. Misalnya, untuk pemerintahan pusat menunjukkan Ali Ibn Abi
Thalib, Utsman Ibn Affan dan Zaid Ibn Tsabit sebagai sekertaris dan Abu
Ubaidah sebagai bendaharawan. Untuk daerah-daerah islam dibentuk
provinsi-provinsi, dan untuk setiap provinsi ditunjuk seorang amir.
b. Pertahanan dan keamanan
Dengan cara mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk
mempertahankan eksisten keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu
disebarkan untuk memelihara stabilitas didalam maupun luar negeri.
Diantaranya panglima yang ada adalah Khalid ibn Walid, Musanna ibn
Harisah, Amr ibn Ash, dan Zaid ibn Sufyan.
c. Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar ibn Khattab dan selama masa
pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang berarti
untuk dipecahkan. Hal ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri dan
masyarakat pada saat itu yang dikenal alim.
d. Sosial Ekonomi
Untuk pranata sosial ekonomi dibentuk sebuah lembaga mirip bait almal,
didalamnya dikelola harta benda yang didapat dari zakat, infaq, shodaqoh
dan lain-lain. Penggunaan harta tersebut digunakan untuk menggaji para
pegawai nagar untuk kesejahteraan umat sesuai dengan aturan yang ada.

5
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa serta merupakan satu
kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah
penghimpunan al-Qur’an. Praktik pemerintahan khalifah mengenai sukses
kepemimpinan atas inisiatif Abu Bakar sendiri dengan menunjukkan Umar
Ibn Khattab untuk menggantikannya sebagai khalifah.
2.3. Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
1. Profil Umar bin Khattab
Nama lengkapnya, Umar bin Khattab ibn Abdul Al-Aziz keturunan
dari Bani Adi Ibn Ka’ab Ibn Luai. Ibunya adalah Hantamah Binti hasyim
Ibn Al-Mughirah dari Bani Mahzum Ibn Yaqazhah Ibn Murrah. Silsilahnya
bertemu dengan silsilah nabi pada Ka’ab moyang Nabi yang kesembilan.
Maka ia termasuk keturunan bangsa Quraisy. Umar lahir pada tahun ketiga
belas setelah kelahiran Nabi.
Pada mulanya Umar Bin Khattab adlah musuh yang palingbkeras dan
beringas menentang Rasulullah dan pengikutnya. Tapi mendadak ia
memeluk agama Islam dan berbalik menjadi pendukung yang gigih, dan
selanjutnya menjadi penasehat terdekat nabi Muhammad sepanjang
hidupnya.
Selagi muda sebelum masuk Islam, ia telah dikenal di kalangan
Quraisy memiliki kemampuan dan kelebihan, ia cerdas, kuat sekali
ingatannya sehingga dikenal ahli dalam menelusuri silsilah. Kemahirannya
dalam seni sastra dan diplomsi, ia pernah dipercaya menjadi duta besar
mewakili lainnya. Atas didikan orang tuanya yang keras (AL-Khattab
artinya tukang kayu) dan disiplin. Telah membentuk kepribadian yang
tangguh dan fisik yang kuat. Ia juga dikenal seorang atlit, dan memiliki
kemampuan keprajuritan yang luar biasa. Umar selalu menang dalam lomba
ketangkasan gulat yang dihadapkan di gelangga ukaz.
Salah satu karakter Umar yang menonjol dan terkenal adalah ia
seorang yang keras dan berani. Salah satu riwayat yang menggambarkan

6
keberaniannya adalah ketika hijrah ke Madinah. Sahabat-sahabat yang lain
dan bahkan Nabi sendiri melakukannya dengan sembunyi-sembunyi untuk
menghindari orang Quraisy. Tepati Umar melakukannya dengan terang-
terangan dan bahkan menentang. Ia dtang ke Ka’bah bertasawuf dan berkata
kepada orang-orang Quraisy yang banyak disitu. “cekalah kalian siapa
yang ibunya ingin kehilangan anaknya, atau anaknya menjadi yatim, atau
istriya yang menjadi janda, maka hadanglah aku besok di lembah ini “.
Umar juga terkenal sebagai orang yang adil. Tidak pandang bulu
dalam menerapkan hukum. Bahkan anaknya sendiri, Abu Syahma
diderannya sampai meninggal karena diketahui minum khamar. Sejarah
dunia tidak mencatat contoh lain yang menunjukkan seorang pemimpin
yang sangat di hargai keadilan seperti yang dilakukan Umar. Ia juga orang
memiliki istana sebagaimana raja-raja besar membangun dengan megah. Ia
bahkan sering tidur di lantai masjid tanpa alas, makanannya adalah roti
gerts dan minyak zaitun, padahal terhadap cukup gandum di kerajaannya. Ia
sangat jujur tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan
pribadi atau keluarganya. Sifat-sifat terpuji yang melekat pada dirinya itulah
yang menjadikan ia sangat dihormati dan disegani. Umar bukan saja
penguasa besar, tetapi juga salah satu model kebajikan Islam. Nabi pernah
berkata :”jika Allah mengizinkan ada Nabi selain aku, tidaklah ada lain
adalah Umar”.
Pada masa Abu Bakar memangku jabatan khalifah yang pertama,
Umar juga menjadi penasehat utama. Banyak ide yang menjadi kebijakan
Abu Bakar. Sebelum meninggal Abu Bakar sempat bermusyawarah dengan
para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya
dengan maksud agar mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan
perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata
diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar.
Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasulullah (pengganti dari

7
pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin
(komandan orang-orang beriman).
Ia menjadi Khalifah kedua setelah Abu Bakar berdasar wasiat Abu
Bakar sendiri. Umar memerintah selama 10 setelah tahun itu. Ia meninggal
pada tahun 644 M di bunuh selagi menjadi imam shalat di masjid Nabi oleh
seorang budak bayaran bersama Feroz atau Abu Lulu’. Konon karena tidak
puas dengan kebijakan Umar. Tetapi di buku sejarah tidak banyak
mengungkap kasus ini.
Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang
dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta
kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi Khalifah.
Enam orang tersebut adalah Utsman, Ali , Thalhah, Zubair, Sa’ad bin Abi
Waqash, dan Abdurrahman ibn Auf. Setalah Umar wafat, tim ini
bermusyawarah dan berhasil menunjuk Usman sebagai Khalifah, melalui
persaingan yang agak ketat dengan Ali bin Abi Thalib.
Dalam sebuah riwayat dikatakan, ketika terjadi penikaman terjadi
barisan sholat menjadi kacau karena berusaha menangkap Feroz, akan tetapi
ia semakin membabi buta dan menikam setiap orang yang berusaha
mendekatinya. Kemudian ia menikam dirinya sendiri dan mati di tempat itu.
Korban seluruhnya 13 orang, termasuk Khalif Ibn Umar, tujuh diantaranya
meninggal dunia dan lainnya luka berat. Itulah percobaan pembunuhan
pertama kali yang dihadapi seorang Khalifah dalam sejarah Islam. Adapun
sebab-sebab yang melatar belakangi pembunuhan tersebut tidak pernah
diperoleh kepastian.
Setelah Nabi wafat kepemimpinan Nabi diteruskan oleh Khalifah Abu
Bakar selanjutnya oleh Umar. Pada masa Umar bin Khattab r.a. inilah Islam
mengalami perkembangan yang pesat dalam bidang politik,. Ekonomi,
hukum, ekpansi, dan lain-lain. Oleh karena itu keberhasilan kepemimpinan
Umar bin Khattab menjadikan Madinah sebagai negara adi kuasa karena

8
kebijaksanaan yang dilakukan selama pemerintahnya untuk memajukan
daerah dan masyarakat yang dipimpinnya.
Umar bin Khattab merupakan salah satu seorang pahlawan besar umat
Islam yang banyak melakukan pengorbanan dan perjuangan demi kemajuan
umat Islam, baik semasa Nabi atau setelah wafatnya. Beliau juga sahabat
Nabi yang banyak mendampinginya dalam peperangan.
Dalam sejarah perjuangan Islam, Umar bin Khattab adalah sosok yang
hamper tak pernah di lupakan karena merupakan seorang tokoh yang sangat
berhasil dalam kepemimpinannya, terutama di bidang politik dan
pemerintahan.
Bila di lihat dari data sejarah, Umar merupakan Khalifah yang banyak
melakukan perubahan dan ijtihad, baik terkait dengan hukum Islam,
pemerintah, politik, bahkan pada masalah-masalah administrasi kenegaraan.
Di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab inilah negara Islam
Madinah berkembang sangat pesat, bahkan saat itu, Islam sudah menjadi
adi kuasa yang di segani oleh bangsa-bangsa yang ada di dunia. Hal ini
tidak lepas dari keberadaan Umar secara individual di samping hal-hal lain
yang terkait dengan pengembangan tersebut.
2. Umar bin Khattab dan Perkembangan Negara Adikuasa Islam
Pembahasan Madinah sebagai negara Adikuasa yang di pelopori oleh
Khalifah Umar bin Khattab, maka perlu terlebih dahulu dijelaskan apa itu
negara Adikuasa. W. J. S. Poerwadarminto dalam kamus umuj bahasa
Indonesia menjelaskan behawa Adi mempunyai arti “yang pertama,
terutama yang terbaik”.
Sedangkan Adikuasa adalah kekuatan yang amat besar atau luar biasa,
negara (bangsa) yang amat kuasa dan berkuasa, badan pemerintahan
internasional yang mampu memaksakan kehendaknya dianatara negara
yang paling kuat.

9
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa yang dimaksud negara
Adikuasa adalah negara yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang
besar diantara negara sekelilingnya. Dalam hal ini pada masa Khalifah
Umar r.a negara Madinah adalah negara yang mempunyai kekuatan yang
besar dan mempunyai daerah yang luas dan memperoleh kemajuan yang
pesat hamper di segala bidang. Sehingga Madinah menjadi negara yang
Adikuasa setelah berhasil menakluklah dua negara Adikuasa ketika itu
yaitu Bizantium dan Negara Madinah sebagai negara Adikuasa.
Pembicaraan Madinah sebagai negara Adikusumo, tidak akan lepas
dari pembicaraan Umar bin Khattab, karena beliaulah pelopor terbentuknya
negara besar ini. Umar bin Khattab seperti yang telah bermaktub dalam
sejarah adalah orang yang ikut mendirikan negara Madinah atau Daulah
Islamiyah, yaitu ketika beliau ikut hijrah bersama Nabi Muhammad SAW,
bersama-sama membentuk pemerintahan di Madinah yang pada mulanya
Rasulullah yang menjadi kepala negaranya. Setelah beliau wafat digantikan
oleh Abu Bakar dan selanjutnya oleh Umar bin Khattab atas petunjuk Abu
Bakar.
Penunjukkan itu sendiri terjadi ketika Abu Bakar mendadak jatuh sakit
pada tahun ketiga masa jabatannya. Selama 15 hari ia tidak bisa keluar
untuk bersembahyang ke masjid, karena itu ia menyuruh Umar bin Khattab
untuk menggantikannya untuk menjadi imam sholat. Namun dalam
penunjukkan itu ia tidak meninggalkan musyawarah dan berkonsultasi
dengan sahabat senior seperti, Abdurrahman bin Ra’uf, Usman bin Affan,
Sa’ad bin Haddir. Konsultasi ini menghasilkan persetujuan atas pilihannya
pada Umar secara objektif. Kemudian dengan terpaksa karena sakitnya, ia
menemui kaum muslimin yang berkumpul di masjid untuk
memberitahukan kepeutusannya yaitu mengangkat Umar bin Khattab
menjadi pemimpin umat muslimin.

10
Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab mengadakan
terobosan-terobosan baru yang belum dilakukan oleh pemimpin
sebelumnya ataupun menyempurnakan apa yang telah dirintis
pendahuluannya. Beliau memperkuat armada-armada perangnya untuk
menaklukan negara-negara tetangga demi kepentingan politik dan
perluasan daerah islam. Hal ini tidak begitu sulit ia lakukan karena ia salah
seorang yang sangat berani dalam mengadakan penyerangan-penyerangan
dan sangat pintar dalam hal strategi perang.
Pada masa ini islam dapat berkembang sebagai kekuatan politik, dan
beliau banyak melakukan ekspansi. Meskipun kalau melihat peta
perkembangan wilayah tidak jauh berbeda dengan Khalifah yang lain, tapi
pada masanya berhasil menjadi satu-satunya negara Adikuasa dan dicatat
sebagai masa gelombang ekspansi pertama.
Kekuasaan Islam pada masa ini meliputi daerah yang luas dan manjadi
satu-satunya negara Adikuasa setelah berhasil menumbangkan dua negara
Adikuasa sebelumnya yaitu Bizantium disebelah barat dan Persia di bagian
timur. Oleh karena itu keberhasilannya mengadakan ekspansi dan
menumbangkan negara-negara besar itu menyebabkan Madinah muncul
sebagai negara Adikuasa dan selanjutnya mempengaruhi aspek-aspek
kehidupan lainnya.
3. Umar bin Khattab dan Perkembangan Ekspansi Kekuasaan Islam
Setelah Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khattab adalah tokoh besar
utama dalam hal penyerbuan ke daerah sekitarmya. Tanpa penyaklukannya
yag luas di ragukan apakah islam bisa tersebar luas sebagaimana yang
dapat di saksikan sekarang ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa Nabi
Muhammad penggerak utama perluasan daerah islam, akan tetapi
merupakan kekliruan besar apabila ia mengecilkan peran Umar r.a dalam
perluasan islam.

11
Perkembangan islam setelah hijrah Nabi ke Madinah tidak hanya
sebagai kekuatan agama, tetapi telah bertambah kekuatannya sebagai
kekuatan politik (negara) islam sebagai kekuatan negara ini semakin
menampakkan keberadaannya ketika di pimpon Umar. Hal ini terbukti
bahwa perkembangan islam ( dalam arti luas) yang sangat menonjol dan
sangat efektif adalah melalui futuhat (penakhlukan) dan bukan da’wat (
berdakwah secara damai). Islam dikembangkan dengan jalan mengirimkan
ahli perang (militer) dan bukan dengan mengiringkan da’i-da’i dan ahli
agama.
Di dalam zaman Umar, islam mengalami perkembangan yang sangat
pesat dalam bidang kekuasaan dan politik. Gelombang ekspansi pertama
terjadi,kota Damaskus jatuh di tahun 635 M. Dan setahun kemudian,
setelah tentara Bizantium kalah di peperangan Yarmuk, daerah Suryah
jatuh ke bawah kekuasan islam. Dengan adanya gelombang pertama
ekspansi ini kekuasaan Islam dibawah Khalifah Umar r.a telah meliputi
selain semenanjung Arabia, juga Palestina, Suryah, Irak,Persia dan Mesir.
Kegiatan ekspansi pada masa Khalifah Umar ini menjadikan wilayah
kekuasaan islam sangat luas, selain semenanjung Arabia juga Palestina,
Syirik, Irak, Persia dan Mesir. Untuk mendapatkan gambaran yang sangat
jelas mengenai usaha-usaha ekspansi pada masa Umar, berikut ini akan
diterangkan dengan singkat.
A. Ekspansi ke Syiria
Di Syiria tentara islam menghadapi tentara Romawi yang kuat. Di
bawah pimpinan Khalid bin Walid mulai dikepung kota Damaskus, suatu
pusat kota Syiria yang penting. Dengan strategi yang jitu akhirnya Syiria
jatuh ketangan islam pada tahun 635 M.
Ekspansi dilanjutkan ke Yordania, maka pecahlah perang Filh antara
pasukan Romawi dibawah panglima Jenderal Sikral melawan pasukan
Khalid yang berakir dengan kemenangan tentara islam. Segera setelah itu

12
pertempuran dilanjutkan ke Hims (Amasia) yang meliputi daerah Himad
dan Miratul Nukman dan terus Antopia tempat istana Heraclius, Raja
Adikuasa Romawi. Terjadilah prenag Yarmud yang sangat terkenal pada
tahun 636 M akhirnya seluruh Syiria dapat dikuasai pasukan Muslim dalam
waktu yang sangat singkart antara tahun 633 dan 640 M. Dalam menklukan
ke Syira juga terjadi peristiwa yang penting dalam sejarah polituk islam,
penggantian panglima perah ditengah masih berlangsung dari tangan
Khalid bin Walid ke tangan Abu Ubadah.
B. Ekspansi ke Irak dan Persia
Pertempuran ke Irak ini telah dimulai sejak Khalifah Abu Bakar
penaklukan. Penaklukan dimulai dengan pertemuran Bubaid (satu kota
yang dekat dengan Kufah) dipimpin oleh Mutsannah. Sedangkan pihak
lawan dipimpin oleh Merhan. Pertempuran diteruskan ke Irak. Karena
kondisi pasukan muslim yang semakin lemah dan mutsannah akhirnya
gugur dimedan pertempuran, maka Umar mengirim Saad Bin Abi Waqos
sebagai pemimpin tertinggi. Bersama Waqos inilah akhirnya dapat direbut
kota-kota rincian sebagai berikut :Qodisiah (638 M), Madain (637 M),
Jalula (638 M), Hulwa (638M), Hurista (638 M), Khasru (641 M),
Nahawan (641 M), Hamadan (642 M), Khurasan (644 M), dan Makrom
(645 M). Dengan kekalahan-kekalahan tentara Persia dalam semua medan
petempuran maka jatuhlah kerajaan Persia yang besar itu ke tangan Islam.
Orang-orang arab ini menyebutkan kemenangan dari segala kemenangan.
C. Ekspansi ke Mesir
Misi ke Mesir dipimpin oleh Amr Bin Ash, seorang yang memang
mengetahui tentang Mesir. Amr memasuki perbatasan Mesir pada tahun
639 M. Dengan di sertai 4.000 tentara. Mula-mula ia merebut kota Al-
Faramah (Mesir Timur), kemudian membuka kota penting Bilbay. Puncak
pertempuran terjadi di banteng Babilon yang sangat terkenal waktu itu,
sebagai pusat kerajaan Bizantium. Untuk memperkuat pasukan di kirim

13
lagi tentara yang di pimpin oleh Zubair Bin Awam. Babilon dikepung,
sementara Amr maju merebut kota Ash-Syam, Cyrus, panglima Babilon
terkurung dan di tawarkan perjanjian damai oleh pihak Amr denga
beberapa desakan tetapi isi perjanjian itu tidak diterima oleh Kaisar
Heraclius yang ada Alexandria. Maka pecahlah pertempuran kembali dan
jatuhlah banteng itu pada tahun 641 M.
Penyerbuan diteruskan di pusat kota Alexandria yang dipertahankan
dengan kuat oleh 50.000 tentara dengan peralatan yang jauh lebih maju.
Kematian Heraclius yang tiba-tiba merubah situasi, dan jatuhlah seluruh
Mesir bagian penting bagi persemakmuran Islam, dari Amr atas jasa-
jasanya dan prestasinya diangkat Gubernurnya.
Setelah penaklukan Siria dan Mesir dalam waktu yang sangat singkat
yaitu selama 10 tahun kepemimpinan Umar RA negara Islam yang masih
bayi itu menjadi negara adi kuasa dunia saat itu. Jadi Umar adalah pendiri
sebenarnya dari pemerintahan Islam.
4. Kebijakan-kebijakan Umarbin khattab Sebagai Kepala Negara
Kebijakan atau terobosan yang dilakukan Umar semasa pemerintahannya
berbagai bidang antara lain:
1. Bidang Kemiliteran
Umar menaruh minat yang besar kepada bidang kemiliteran. Ia banyak
mendirikan pusat kemiliteran di Madinah, Kufah, Basrah, Mesir,
Damaskus, Hems, dan Palestina. Ia memberikan perhatian sampai kepada
hal-hal yang sangat kecil yang dibutuhkan bagi tentara yang sangat
efisien. Umar membagi tentara menjadi tentara regular dan sukarelawan
atau cadangan. Dan ia juga membangun tansi-tansi militer yang besar di
Armenia dan Azerbayzer.
Umar bin Khattab juga membuat aturan bahwa Diwan Al-Jun (jawatan
militer) berkewajiban menginventarisir dan mengolah administrasi

14
ketentaraan dan untuk menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat
yang diperintahnya dibentuk juga jawatan kepolisian.
Khalifah Umar RA juga mengajak orang-orang non muslim
berkonsultasi tentang masalah kenegaraan, mereka dilindungi darah dan
harta mereka. Dengan syarat mereka harus membayar jiziyah yaitu pajak
perlindungan bagi kaum non muslim, tetapi wajah itu tidak dibebankan
kepada kaum non muslim yang bergabung dengan tentara muslim. Dari
keterangan sejarah dapat dilihat bahwa pada masa dan terorganisir,
sehingga ketahanan keamanan terjamin rakyat merasa aman.
2. Bidang Sosial Politik
Karena peluasan daerah pada masa Umar RA terjadi sangat cepat, ia
segera mengatur adminitrasi negara dengan mencontoh adminitrasi yang
berkembang terutama di Persia. Ia membagi daerah itu menjadi 8 propinsi
yaitu Mekkah, Syam, Jazirah, Basrah, Kufah, Mesir, dan Palestina. Setiap
propinsi diperintah oleh seorang gubernur atau wali. Pemerintahan pada
setiap propinsi itu diberi hak otonomi untuk mengurus daerahnya masing-
masing. Namun tetap tunduk pada pemerintahan yang berpusat di
Madinah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Umar telah menciptakan dan
mempraktekkan yang disentralisasi dalam pemerintahan Islam. Para
gubernur yang telah diangkat tidak hanya diangkat pemerintahan agama,
pemimpin ekspedisi militer dan pengawasan kegiatan masyarakat.
Pengangkatan gubernur dilakukan setelah mendengarkan saran-saran
penduduk setempat dan kadang-kadang sejumlah jabatan dalam suatu
pemerintahan propinsi diisi melalui pemilihan. Umar bin Khattab juga
mengizinkan penduduk setempat memilih calon yang pantas dan jujur
menurut mereka sendiri dan kemudian khalifah mengesahkannya. Dari
praktek adminitrasi pemerintahan yang dilakukan Umar dapat dilihat
bahwa ia berusaha menanamkan semangat demokrasi kepada rakyatnya.

15
Yang memberikan kebebasan berpendapat pada seluruh rakyat tanpa
melihat perbedaan mereka dan mengajak mereka, sebagaimana Umar
bermusyawarah dengan rakyatnya dalam memilih seorang Amir.
Umar mengadakan peraturan-peraturan baru dalam pemerintahnnya
untuk memperpesat kemajuan seperti ia mengatur kantor-kantor,
meletakkan dasar-dasar peradilan adminitrasi, mengadakan baitul mal,
mengadakan hubungan pos ke daerah-daerah, menempatkan pasukan-
pasukan di perbatasan dan lain-lain. Inti dari semua peraturan ini dibuat
dengan system musyawarah, ia mengumpulkan tokoh sahabat dan
berunding serta meminta pendapat dari mereka.
Umar juga membentuk majelis permusyawaratan yang bertugas
membuat keputusan atas masalah umum dan kenegaraan yang dihadapi
khalifah. Anggota musyawarah ini terdiri atas kaum Muhajirin dan
Anshor (suku, Aus dan Khajrat). Ali, Abdurrahman bin Auf, Muaz bin
Jahal, Ubay bin Kaab, Zaid bin Sabit, dll.
3. Bidang Ekonomi
Bait Al-Mal (Baitul Mal) yaitu badan perbendaharaan negara yang
bertanggung jawab atas pengolahan keuangan. Baitul Mal pada masa
Nabi belum berfungsi secara efektif. Semua harta yang terkumpul
dibagikan kepada yang berhak sampai habis. Sedangakan pada masa
Umar, Baitul Mal difungsikan seefektif mungkin. Pendistribusian harta
disesuaikan dengan pos-pos yang telah ditentukan dan atas dasar prestasi,
yang secara langsung di bawah pengawasan pejabat keuangan (Shahib
Bait Al Mal) yang telah diangkat seperti Abdullah bin Arqam sebagai
pejabat tertinggi keuangan yang dibantu oleh Abdurrahman bin Ubay dan
Mu’aqib. Merekalah yang mengatur pemasukan dan pengeluaran kas
negara. Terhadap pejabat yang diangkat untuk itu Umar memberikan
patokan : menggunakan dengan jelas dan menghindari penyelewengan
atau mendapatkan dengan cara yang tidak benar.

16
Untuk kestabilan sektor ekonomi, ia meningkatkan sumber kas negara
yang bersumber dari :
 Zakat, harta yang dikeluarkan kaum Muslimin sesuai dengan ketentuan
syariah.
 Jizyah, yaitu pajak perlindungan dari warga negara non muslim (ahli
dzimmi).
 Kharaj, yaitu pajak penghasilan dari tanah pertanian yang ditaklukan.
 Khumus, yaitu harta rampasan orang yang diambil seperlima untuk
negara.
 Usyur, yaitu :
- Pajak dari pertanian milik negara, yang dikelolah umat.
- Pajak terhadap pedagangan non muslim di wilayah Islam.
Semua harta tersebut disimpan dalam Baitul Mal yang dipergunakan
untuk adminitrasi negara dan perang, barulah sisanya dibagikan sesuai
dengan ketentuan.
4. Bidang Pengadilan
Tentang pengadilan Umar bin Khattab mempercayakan kepada Qadli
(hukum). Qadli-lah yang memutuskan perkara-perkara yang terjadi di
masyarakat. Di Basrah ia mengangkat Syuraih, di Kufah Abu Musa Al
Asy’ri dan tempat-tempat lainya. Untuk memantau keadilan dilaksanakan
atau tidak ia membentuk mata-mata atau intelegen. Tugasnya
mengadakan kunjungan ke daerah-daerah untuk meneliti penyelewengan
yang dilakukan pejabat, menerima dan meneliti kebenaran pengadilan
rakyat, dan melaporkan temuan-temuannya kepada khalifah, lalu di
putuskan melalui pengadilan.
Adapun pemeriksaan tentang pengaduan kejahatan, maka cara yang di
ambil Umar adalah melalui pembuktian, kemudian menjatuhkan
keputusan berdasarkan prinsip persamaan antara pejabat tinggi dan rakyat
biasa. Dan dalam memutuskan suatu perkara Umar menyuruh para hakim,

17
untuk memutuskan perkara berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah, tetapi
apabila tidak ada pada dua sumber itu ketentuan hukumnya Umar
menyuruh berijtihad atau mengunakan hukunya, penangguhan itu
dianggap lebih baik.
Untuk mengetahui latar belakang kemarihan Umar dalam bidang
pengadilan tidaklah begitu sulit karena sesungguhnya Umar pada zaman
jahiliyah adalah seorang penengah, semacam orang yang diserahi hak
memutuskan perkara dan seorang utusan semacam duta untuk
memdamaikan diantara manusia, sebab itulah Umar bin Khattab ahli
dalam pengadilan dan tata caranya.
5. Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian Umar membangun kanal-kanal irigasi, sumur-
sumur dan tangki di wilayah kekuasaannya yang luas. Ia membentuk
departemen kesejahteraan rakyat, yang mengawasi kenal (terusan) di
bangun di Kusistan dan Ahwas, sebuah kanal yang bernama “Nahr
Amirul Mukminin” yang menghubungkan sungai Nil dan laut Merah
dibangun untuk menjamin pengangkatan padi dari Mesir ke tanah suci.
6. Bidang Pendidikan dan penyebaran Islam
Kebijakan Umar bin Khattab dalam bidang pendidikan adalah bahwa
ia membangun sarana pendidikan dan jawatan agama yang menyangkut
penyebaran Islam, menghimpun dan mengajarkan Al Qur’an, pengirim
sahabat-sahabat ke tempat jauh, menyuruh para sahabat untuk
mengajarkan Hadist dan fiqh, mengadakan ijma’ tentang masalah agama,
pengangkatan Imam dan Muazzin. Menentukan khalifah haji, pembangun
masjid Nabawi dan Masjidil Haram serta pengaturan penerangan
masjiddan pengaturan penutup lantai.
Adapun kebijakan-kebijakan lain yang dilakukan Umar seperti
pemakaian kalender Hijriyah, pengaturan hak-hak Dzimmi, penhentian
perbudakan dll. Yang tak kalah pentingnya dari kebijakan-kebijakan

18
diatas adalah ijtihad beliau meniadakan bagian zakatbagi muallaf di
waktu islam telah kuat, menggugurkan hukuman potong tangan dari
pencuri pada waktu kelaparan tidak memotong hamba yang mencuri harta
tuanya karena perhatian umurnya dan yang lainnya terutama dalam
bidang hukum.
Disamping perluasan negara islam yang sangat menonjol sebagaimana
yang digambarkan diatas, pada masa Umar terjadi perubahan dan
kemajuan yang spektakuler dalam segala bidang kehidupan Umar lah
letak dasar-dasar negara modern. Penataan pemerintahan yang maju pada
Umar yang sebelumnya belum pernah baik pada masa Nabi SAW. Dan
Abu Bakar adalah kreatifitas Umar yang cerdas tapi tidak menutup
kemungkinan adopsi dari daerah yang dibukanya, seperti persia yang
sudah maju adminitrasinya.
2.4. Khalifah Utsaman Bin Affan (23-35 H / 644-656 M)
1. Kehidupan dan Sifat-sifat Utsman Bin Affan
Ustman bin Affan termasuk salah seorang yang pertama masuk islam. Ia
pernah menjadi sekretaris Rasulullah SAW, menuliskan wahyu. Dan
dizaman Abu Bakar ia menjadi penasehat khalifah. Utsman Bin Affan adalah
seorang sahabat yang sangat menyayangi Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Utsman bin Affan banyak melakukan amal sholeh untuk kemaslahatan
umat, Utsman juga berasal dari keluarga kaya raya silsilah dari Bani
Umayyah.
Utsman dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia dan berpendidikan
tinggi. Kelebihan-kelebihan pada diri Utsman tidak membuatnya sombong
dan bersikap merendahkan orang lain. Setelah menginjak dewasa, Utsman
menjadi saudagar yang sukses. Dengan usaha tersebut, Utsman memiliki
harta yang banyak. Sekalipun demikian Utsman bukan seorang saudagar
yang menumpuk harta tanpa memberikan sedekah. Ia banyak
menyedehkahkan harta untuk fakir miskin. Ia juga hidup sederhana. Utsman

19
pernah menjamu banyak orang dengan hidangan yang lezat dan terlihat
mewah, padahal dirumahnya ia hanya makan roti dengan minyak.
Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang dermawan. Hal ini dapat dilihat
pada zaman Rasulullah, pada waktu itu terjadi kekeringan sehingga sumur-
sumur umat muslim pun menjadi kering, yang tersisa hanya satu sumur milik
seorang kaum Yahudi, lalu Rasulullah,”siapakah yang mau membeli sumur
kaum Yahudi tersebut? Allah menyediakan surga bagi orang yang
melakukannya.”lalu Utsaman pun menjawab,”Ya Rasulullah saya bersedia
membeli sumur tersebut” dengan demikian umat muslim dapat
memanfaatkan sumur tersebut.
2. Utsman bin Affan atau Dzun Nurain
Utsman bin Affan disayangi oleh Rsaulullah sehingga ia di nikahkan oleh
putrinya Ruqayah, Ruqayah sakit parah dan akhirnya meninggal. Utsman pun
sangat sedih ditinggalkan oleh istri yang sangat dicintainya. Selama rukhoiyah
sakit, usman merawat dengan sabar dan penuh kasih sayang. Kebetulan saat
itu, rosulullah menyuruh umat islam untuk berjihad memerangi musuh allah.
Usman dihadapkan oleh dua pilihan yang sulit. Ia berkeinginan untuk ikut
serta berjihad. Namun, ia tidak tega meninggalkan istrinya yang sakit parah.
Akhirnya, rasulullah mengizinkan Utsman tidak ikut berperang. Ia tetap
mengurus Ruqayah dan menemanninya hingga beliau wafat. Kemudian
rasulullah menikahkan Utsman dengan adik Ruqayah, yaitu Ummu Kulsu.
Pernikahan Utsman dan Ummu Kulsum tidak berlangsung lama karena
Ummu Kulsum juga meninggal. Oleh karena itu Utsman bin Affan mendapat
gelar Dzun Nurain, yang artinya mempunyai dua cahaya, karena dinikahinya
oleh kedua putri Rasul.
3. Masa Kekhalifahan
Utsman bin Affan adalah khalifah ke 3 dalam sejarah Islam, ia diangkat
menjadi khalifah pada umur 70 tahun. Pengangkatan Utsman sebagai khalifah
tidak seperti pengangkatan khalifah ssebelumnya, Utsman dijadikan khalifah

20
setelah musyawarah oleh para sahabat yang ditunjuk Umar melalui surat
wasianya. Hal tersebut dilakukan setelah Umar bin Khattab tidak dapat memilih
siapa yang akan menjadi khalifah berikutnya. Umar menunjuk enam orang
sahabat sebagai Dewan formatur yang bertugas memeilih khalifah baru. Keenam
orang itu adalah Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Hasil musyawarah itu menunjuk Utsman bin Affan sebagai khalifah pada
masa kekhalifahannya, ajaran islam telah tersebar luas. Pada saat itu Utsman
mejabat menjadi khalifah, Utsman juga melakukan perluasan ajaran islam di
Masjid Nabawi. Perluasan itu adalah pertama kali dilakukan. Utsman sendiri
mengeluarkan dana sebesar 20.000 dirham untuk memperluas Masjid Nabawi.
Perluasan Masjid itu dilakukan karena masjid sudah tidak dapat menampung
jamaah yang melaksanakan shalat. Inilah beberapa keutamaan pada masa
pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.
4. Haluan Politik
Utsman bin Affan mengakat para wali (Gubernur) dari kerabatnya, hal ini
dikarenakan kepercayaaan Utsman bin Affan kepada mereka lebih besar daripada
kepada orang lain yang bukan keluarganya. Adapun haluan ini diambil dengan
harapan memperkuat persatuan khalifah islam dan menghindari perpecahan.
Begitupula jabatan tinggi di zaman khalifah Utsman juga diangkat dari
keluarganya, yaitu keluarga Bani Umayyah.
Akibat cara Utsman tersebut, maka tidak heran jika siasat Utsman bin Affan
ini menyebabkan timbulnya kemarahan dan kebencian sebagai ummat islam
keada dirinya dan wali-wali-nya. Apalagi diantara wali-wali itu mengungut pajak
terlalu tinggi, semakin memperbesar api kemarahan itu.
5. Pengumpulan Al-Qur’an
Pada suatu hari, Hudzaifah bin Al-Yaman pulang dari perang di Armenia.
Saat itu, ia merasa harus secepatnya menemui Utsman. Saat berhadapan dengan
Utsman, Hudzaifah menyatakan kekhawatirannya tentang perbedaan cara

21
membaca Al-Quran dikalangan umat di beberapa wilayah. Hudzaifah pernah
mendapati umat muslim membaca Al-Quran disesuaikan dengan logat masing-
masing wilayahnya. Hal itu menyebabkan perselisihan di antara mereka. Setelah
mendapat laporan tersebut, Utsman memutuskan untuk pegumpulkan Al-Quran.
Kebijakan Utsman itu didukung oleh para sahabat.Utsman memerintahkan untuk
menyalin lembaran-lembaran Al-Quran dalam satu Mushaf. Selain
mengumpulkan dan menyalinnya, susunan surat-surat juga diterbitkan. Bahasa
dalam Al-Quran juga diturunkan dengan bahasa Quraisy. Dengan demikian, Al-
Quran hanya dibaca dengan satu logat saja. Setelah itu, salinan Al-Quran yang
telah diperbanyak dsebarkan ke wilayah-wilayah kakuasaan islam.
6. Fitnah atas Diri Utsman bin Affan
Api kemarahan sebagai Ummat islam kepada Utsman bin Affan semakin lama
semakin menyala. Pada saat itu seorang penghasut dari bangsa Yahudi yang baru
masuk islam, Abdullah bin Saba’ namanya, menambah kemarahan tersebut.
Dia berkembara di kota-kota besar, menhasut dan menjelek-jelekkan nama
Utsman bin Affan dari wali-wali yang diangkatnya. Racun fitnah itu de sebarkan
di Hijaz, Basrah, Kufah, Syam, dan Mesir. Disini ia berwasiat supaya pangkat
khalifah diberikan kepada ali bin abi thalib, dan dia sajalah yang berhak menjadi
khlaifah. Rakyat pun termakan oleh hasutannya, mereka berpendapat bahwa
Utsman bin Affan mengambil pangkat khalifah dengan jalan yang tidak benar,
yaitu melanggar wasiat rasulullah SAW.
Pada saat it Utsman dikepung oleh orang-orang yang terkena hasutan tersebut.
Lalu, Utsman meminta bantuan kepada Mu’awiyah dan kepada wali-wali yang
lain. Ketika para pemberontak mengetahui hal itu, mereka semakin marah dan
sebagian dari mereka masuk ke kediaman khalifah Utsman bin Affan. Mereka
memukuli khalifah dengan pedang sehungga membawa kepada kematiannya dan
merampas hartanya, tidak diketahui siapa pelakunya, dikarenakan keadaan yang
kacau dan berbaur antara yang anti Utsman dan yang membela Utsman. Kejadian
yang sangat menyedihkan ini terjadi pada tahun 35 H.

22
2.5. Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M)
Ali bin abi thalib lahir di mekkah beliau lahir sekitar 13 Rajab 23 pra
hijriyah/599 masehi – beliau wafat 21 ramadhan 40 hijriyah / 661 masehi. Ali
adalah seorang pemeluk agama islam pertama dan juga keluarga dari Nabi
Muhammad. Ali adalah sepupu dan sekaligus mantu Muhammad setelah
menikah dengan Fatimah az-Zahra. Ia pernah menjabat sebagai salah satu
khalifah pada tahun 656 sampai 661.
1. Perbedaan pandangan mengenai pribadi Ali bin Abi Thalib.
a. Ahlussunnah Ahlussunnah memandang Ali bin Abi Thalib sebagai salah
seorang sahabat nabi yang terpandang. Hubungan kekerabatan nabi Ali dan
Rasulullah sangat dekat sehingga ia merupakan seorang ahlul bait dari
nabi. Ahlussunnah juga mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai salah seorang
Khulafaur Rasyidin (Khalifah yang mendapat petunjuk). Dan, Sunni
menambahkan nama Ali dibelakang dengan RadiyallahuAnhu (RA) atau
semoga Allah Ridho padanya. Tambahan ini sama sebagaimana yang juga
diberikan kepada sahabat nabi yang lain.
b. Syi’ah Syi’ah berpendapat bahwa Ali adalah khalifah yang berhak
menggantikan Nabi Muhammad, dan sudah di tunjuk oleh dia atas perintah
Allah di Ghadir Khum. Syi’ah meninggikan kedudukan Aki atas sahabat
nabi yang lain, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Syi’ah selalu
menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan Alayhi salam (AS) atau
semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesajahteraan.
c. Sufi Sufi menambahakan nama Ali bin Abi Thalib dengan karamullah
Wajhah (KW) atau semoga Allah memuliakan wajahnya. Ali bin Abi
Thalib dianggap olh kaum Sufi sebagai imam dalam ilmu al-hikmah
(divine wisdom) dan Futuwah (Spiritual Warriorship). Dari dia
bermunculan cabang-cabang tarekat (thoriqoh) atau spiritual brotherhood.
Hampir seluruh pendiri tarekat sufi, adalah keturunan dia sesuai dengan
catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat Qadriyah

23
dengan pendirinya Syekh Abdul Qadir Jaelani, yang merupakan keturunan
langsung dari Ali melalui anaknya Hasan bin Ali seperti yang tercantum
dalam kitab manaqib Syekh Abdul Qadir Jaelani (karya Syekh Ja’far
Barzanji) dan banyak kitab-kitab lainnya.
2. Riwayat hidup
a. Kelahiran dan kehidupan keluarga
 Kelahiran Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada
tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahu sebelum
dimulainya kenabian Nabi Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau
600 (perkiraan). Muslim syi’ah percaya bahwa Ali terhadap Nabi
Muhammad masih di perselisihkan hingga kini, sebagain riwayat
menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun ada yang 30
tahun bahkan 32 tahun.
 Kehidupan Awal Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti
Asad merupakan anak dari Hasyim, sehingga menjadikan Ali,
merupakan keturunan Hasyim dari sisi bapak dan ibu. Dan, nabi
bersama istri dia Khadijah untuk mengasuh Ali menjadikan putra
angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib
yang telah mengasuh nabi sejak dia kecil hingga dewasa, sehingga
sedari kecil Ali sudah bersama dengan Muhammad.
 Masa Remaja Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu, riwayat-
riwayat lama seperti Ibnu Ishaq menjelaskan Ali adalah lelaki pertama
yang mempercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang percaya
setelah Khadijah istri nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia sekitar 10
tahun. Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar
langsung dari nabi karena sebagai anak asuh, berkesempatan selalu
dekat dengan nabi hal ini berkelanjutan hingga dia menjadi menantu
nabi. Hal inilah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum sufi bahwa

24
ada pelajaram-pelaran tertentu masalah rohani (spirituality dalam
bahasa inggris atau kaum salaf lebih suka menyebut istilah ‘ihsan’)
atau yang kemudian dikenal dengan istilah TASAWUF yang diajarkan
nabi khsus kepada dia tapi tidak kepada murid-murid atau sahabat-
sahabat yang lain.
 Kehidupan di Mekkah sampai hijrah ke Madinah Pada saat itu Ali
bersedia tidur dikamar nabi untuk mengetahui orang-orang Quraisy
yang akan menggagalkan hijrah nabi. Dia tidur menampakkan kesan
nabi yang tidur sehingga masuk waktu menjelang pagi mereka
mengetahui Ali yang tdur, sudah tertinggal satu malam perjalanan oleh
nabi yang telah meloloskan diri ke madinah bersama Abu Bakar.
 Kehidupan di Madinah
 Perkawinan Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali
menikah dengan Fatimah az-Zahra, putri nabi Muhammad. Ali
tidak menikah dengan wanita lain ketika Fatimah masih hidup.
Tertulis dalam Tarikh Ibnu Atsir, setelah itu Ali menikah dengan
Ummu Banin binti Haram, Laila binti Mas’ud, Asma ninti Umais,
Sahba binti Rabia, Umamah binti Abil Ash, Haulah binti Ja’far,
Ummu Said binti Urwah, dan Mahabba binti Imru’ul Qais.
 Julukan Ketika Muhammad mencari Ali menantunya, ternyata Ali
sedang tidur. Bagian atas pakaian Ali terdapat debu yang
mengotori punggungnya. Melihat itu Nabi Muhammad pun lalu
duduk dan membersihkan punggung Ali sambil berkata “Duduklah
wahari Abu Turab, duduklah.” Turab yang berarti
b. Pertempuran yang Diikuti pada Masa Nabi
 Perang badar Beberapa saat setelah menikah, pecahlah Perang Badar,
perang pertama dalam Sejarah Islam. Disini Ali betul-betul menjadi
pahlawan disamping Hamzah, paman Nabi. Banyaknya Quraisy Mekkah

25
yang tewas di tangan Ali masih dalam perselisihan, tapi semua sepakat
bahwa dia menjadi bintang lapangan dalam usia yang masih sangat muda
sekitar 25 tahun.
 Perang Khandaq Perang khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali
nin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin Abdi Wud. Dengan satu
tebasan pedang yang bernama dzulfikar, Amar bin Abdi Wud terbelah
menjadi dua bagian.
 Perang khaibar Setelah perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjajian
perdamaian antara Kaum Muslim dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi
mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah perang melawan Yahudi
yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kokoh, biasa disebut dengan
perang Khaibar. Lalu disaat para sahabat ingin membuka Benteng tersebut
mendapatkan kesulitan dan merasa tidak bisa membukanya. Namun,
anehnya ternyata Ali bin Abi Thalib yang mendapatkan kehormatan itu
serta mampu menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh
seorang prajurit musuh yang berani bernama Marhab lalu menebasnya
dengan sekali hingga terbelah menjadi dua bagian.
 Peperangan lainnya Hampir semua peperangan dia ikuti kecuali perang
Tabuk karena mewakili Nabi Muhammad untuk menjaga kota Madinah.
c. Setelah Nabi Wafat
Sampai disini hamper semua pihak sepakat tentang riwayat Ali bin Abi
Thalib, perbedaan pendapat mulai tampak ketika Nabi Muhammad wafat.
Syi’ah berpendapat sudah ada wasiat (berdasarkan riwayat Ghadir Khum)
bahwa Ali harus menjadi Khalifah bila nabi wafat. Tetapi sunni tidak
sependapat, sehigga pada saat Ali dan Fatimah masih berada dalam suasana
duka prang-orang Quraisy bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.
Menurut riwayat dari AlYa’qudi dalam kitab Thariqohnya jilid 2
menyebutkan suatu peristiwa sebagai berikut. Dalam perjalanan pulang ke

26
Madinah sesuai menuanaikan ibadah Haji, malam hari Rasulullah bersama
rombongan tiba di suatu tempat dekat jifrah yang dikenal dengan nama
“GHADI KHUM.” Hari itu adalah hari ke 18 bulan Dzulhijjah. Ia keluar
darikemahnya kemuadian berkhutbah idepan jamaah sambil memegang tangan
imam Ali bin Abi Thalib r.a. dalam khutbahnya itu antara lain dia berkata/;
“Barang siapa menganggap aku ini pemimpinnya, maka Ali adalah
pemimpinnya. Yaallah, pimpinlah orang yang mengakui kepemimpinannya dan
musuhilah orang yang memusuhinya.”
Saat itu, pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah tentu tidak disetujui
keluarga nabi, Ahlul Bait, dan pengikutnya. Disaat itu, ada yang menyatakan
bahwa Ali belum pantas untuk menyandang jabatan khalifah karena umurnya
yang masih muda, ada pula yang menyatakan bahwa kekhalifahan dan kenabian
sebaiknya tidak berada di tangan Bani Hasyim.
1) Sebagai Khalifah
pada saat pembunuhan terhadap khalifah ‘Utsam bin Affan mengakibatkan
kepentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai
ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah
tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, waktu
itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awaan dan Talhah bin Ubaidillah
memaksa dia, sehingga akhirnya Ali menerima bai’at mereka. Menjadikan Ali
satu-satunya Khalifah yang di bai’at secara massal, karena khlaifah sebelumnya
dipilih melalui cara yang berbeda-beda.
Dan, sebagai khalifah ke-4 yang menjabat selama 5 tahu. Masa
pemerintahannya mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah
Khalifah sebelumnya, Utsam bin Affan. Untuk pertama kalinya perang saudara
antara umat Muslim terjadi saat masa pemerintahannya, pertempuran Basra.
20.000 pasukan pemimpin Ali bin Abi Thalib melawan 30.000pasukan
pemimpin Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul mu’minin

27
Aisyah binti Abu Bakar, istri Rasuullah. Perang tersebut dimenangkan oleh
pihak Ali.
Pada saat peristiwa Khalifah Utsam bin Affan yang menurut berbagai
kalangan waktu itu kurang dapat diselesaikan karena fitnah yang sudah terlanjur
meluas dan sudah di isyaratkan (akan terjadi) oleh Nabi Muhammad ketika dia
masih hidup, dan diperparah oleh hasutan-hasutan pra pembangkang yang ada
sejak zaman Utsman bin Affan, menyebabkan perpecahan dikalangan kaum
muslim sehingga menyebabkan perang tersebut. Tidak hanya selesai di situ,
konflik berkepanjangan terjadi hingga akhir pemerintahannya, pertempuran
Shiffin yang melemahkan kekhalifahnnya juga berawal dari masalah tersebut.
Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapn dalam bidang
militer dan strategi perang, mengalamikesulitan di administrasi Negara karena
kekacauan luar biasa yang di tinggalkan pemerintahan sebelumnya. Ia
meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrahman bin Muljam,
seseorang yang berasal dari golong khawarij (pembangkang) saat mengimami
shalat shubuh di majis Khufah, pada tanggal 19 ramadhan, dan Ali
menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40
Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat
yang menyatakan bahwa ia dikubur ditempat lain.
2) Keturunan
Ali menkahi delapan istri setelah meninggalnya Fatimah az-Zahra. Berikut
keturanan Ali yang diketahui namanya:
 Dari istrinya Fatimah
1) Hasan
2) Husain
3) Muhsin, meninggal ketika masih kecil
4) Zainab
5) Ummu kultsum
 Dari istrinya Ummu banin binti Haram
1) Ja’far

28
2) Abbas
3) Abdullah
4) Utsman
 Dari istrinya Laila binti Mas’ud
1) Ubaidillah
2) Abu Bakar
 Dari istrinya Asma binti Umais
1) Yahya
2) Muhammad Ashgar
 Dari istrinya Sahba binti Rabia
1) Umar
2) Rukiyah
 Dari istrinya Umamah binti Abil Ash
1) Muhammad Awsad
 Dari istrinya Haulah binti Ja’far
1) Muhammad bin al-Hanafiyah
 Dari istrinya Ummu Said binti Urwah
1) Ummul Hasan
2) Ramlah Kubro
 Dari istrinya Mahabba binti Imru’ul Qais
1) Putri, meninggal ketika masih kecil

Banyak keturunan Ali yang tewas terbunuh dalam perempuran karbala.


Keturunanya yang masih ada saat ini merupakan para keturunan dari hasan dan
Husain (anak Fatimah), Muhammad bin al-Hanafiyah (anak Haulah), Abbas (anak
Ummul Banin), dan Umar (anak Sahba).
Keturunan Ali melalui Fatimah dikenal dengan Syarif atau Sayyid, yang
merupakan gelar kehormatan dalam Bahasa Arab, Syarif berarti bangsawan dan
Sayyed berarti tuan. Sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad, mereka
dihormati oleh Sunni san Syi’ah. Keturunan Ali secara keseluruhan dari para
istrinya dikenal sebutan dengan Alawiyih atau Alawiyah.

29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat di madinah pada tahun 11 H (632 M),
tugas-tugas agama dan kenegaraan diteruskan oleh para penggantinya
(khalifah), yaitu empat sahabat terdekat, baik melalui hubungan darah ataupun
melalui perkawinan untuk menggantikannya sebagai pemimpin umat Muslim.
Keempat khalifah ini dalam sejarah islam dikenal sebagai khulafa’ al-rasyidin.
Al-khulafa’ al-rasyidin merupakan pemimpin umat islam dari kalangan
sahabat pasca Nabi Muhammad SAW wafat. Mereka merupakan pemimpin
yang dipilih langsung oleh para sahabat melalui mekanisme yang memberikan
bai’at (sumpah setia) pada calon yang terpilih tersebut.

30
DAFTAR PUSTAKA

As Waja, Syiah.1983.Antara Fakta dan Klaim. Solo: Tulisan Nasa’i

Fu’ad, Zakki.2012.Sejarah Peradaban Islam: Paradigma, Teks, Reflektif dan


Filosofis. Surabaya: CV IndoPramaha

PMDG.2004.Tarikh Islam.Ponorogo: Darussalam Press

Syaefudin,Machfud,all.2013. Dinamika Peradaban Islam Perspektif Histori.


Yogjakarta: Pustaka ilmu..

Yatim,Badri.2011.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://dunia –nabi.blogspot.co.id/2014/09/kisah-singkat-ustman-bin-affan-
sahabat-nabi.html.Kamis 24 Maret 2016 pukul 17:50.

31

Anda mungkin juga menyukai