Anda di halaman 1dari 38

KETERLEKATAN TINDAKAN EKONOMI TRANSAKSI TUNAI OLEH

NASABAH BANK
(Studi kasus pada bank BRI Cabang Air Joman, Asahan)

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

Ningsih
56.15.4.016

JURUSAN EKONOMI ISLAM-C / VII

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATER UTARA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagaimana
mestinya. Dengan diberikannya tugas ini sangatlah baik dan berguna bagi setiap mahasiswa
mendapatkan suatu gambaran yang nyata dalam menjajaki dunia kerja dan menerapkan apa –
apa yang telah di dapatkan dari sekolah pada pekerjaan yang digeluti, sehingga bila mereka
terjun ke dunia kerja tidak mendapatkan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja karena telah dipahami sebelumnya.
Pada dasarnya tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah sosiologi ekonomi serta melatih mahasiswa membiasakan diri untuk membaca
dan memahami tentang keterlekatan di antaa sesama. Dalam penyusunan karya tulis ini
penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberi arahan.
Dengan tersusunnya karya tulis ini penulis berharap dapat mengetahui lebih dalam
mengenai mata kuliah sosiologi ekonomi terutama dalam hal masalah-masalah keterlekatan
dalam tindakan ekonomi, serta dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya. Akhir kata
penulis meminta maaf apabila penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kemajuan bagi penulis.

Medan, November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi .............................................................................................. ii
Abstrak .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah .............................................................................................. 4
D. Landasan Teoritis .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 18


A. Pengaruh Komunikasi terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai nasabah
Bank .............................................................................................. 21
B. Pengaruh Aman terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai nasabah Bank
.............................................................................................. 21
C. Pengaruh nyaman terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tuna nasabah Bank
.............................................................................................. 22
D. Pengaruh Pendapatan terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tuna nasabah
Bank .............................................................................................. 22
E. Pengaruh usia terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai nasabah Bank
.............................................................................................. 23
F. Analisis .............................................................................................. 24

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 32


A. Kesimpulan .............................................................................................. 32
B. Saran .............................................................................................. 32

Daftar Pustaka .............................................................................................. iv

3
KETERLEKATAN TINDAKAN EKONOMI TRANSAKSI TUNAI OLEH
NASABAH BANK (Studi kasus pada bank BRI Air Joman Asahan)

Ningsih

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Email: ningsihnca@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah keterlekatan kuat atau


keterlekatan lemah tindakan ekonomi dari transaksi tunai oleh nasabah Bank (Studi kasus
pada PT. Bank Rakyat Indonesia tbk Cabang Air Joman, Asahan). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Adapun metode pengambilan
sampel yaitu dengan accidental sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang didapatkan dari hasil wawancara dan data sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber antara lain profil Bank BRI dan Data dari Bank BRI.
Hasil penelitian ini bahwa Keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai oleh
nasabah bank (studi kasus Bank BRI Cabang Air Joman, Asahan) adalah keterlekatan
lemah. keterlekatan lemah adalah lemahnya atau kecilnya interaksi yang terjadi dalam
individu saat melakukan tindakan ekonomi. Dalam hal ini para nasabah ternyata lebih
menyukai bertransaksi melalui mesin ATM daripada melalui teller. Dengan alasan
nasabah merasa lebih nyaman. Kemudian tetap merasa aman, lebih cepat dan sangat
efisien karena mudah di jangkau kapan saja dan dimana saja.

Kata Kunci: Keterlekatan, Teori memegang uang, Preferensi, dan Jasa

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Uang merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan
pembayaran baik barang, jasa maupun hutang. Uang merupakan segala sesuatu yang secara
umum mempunyai fungsi – fungsi tersendiri1. Fungsi uang yang pertama adalah sebagai
satuan pengukur nilai. Dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan
diperbandingkan. Fungsi uang yang kedua adalah sebagai alat tukar. Fungsi ini memisahkan
antara keputusan membeli dengan keputusan menjual. Dan fungsi yang ketiga adalah
sebagai alat penimbun/penyimpan kekayaan. Fungsi ini dimana masyarakat dapat
menyimpan kekayaan berupa uang tunai.
Uang adalah salah satu pilar ekonomi. Uang memudahkan proses pertukaran komoditi
dan jasa. Setiap proses produksi dan distribusi pasti menggunakan uang2. Dengan
digunakannya uang maka lahirlah pola atau corak perekonomian baru yaitu pola atau corak
perekonomian uang. Sebelum digunakan uang manusia melakukan kegiatannya
dengan corak atau pola barter.
Uang dihargai atas apa yang mampu dibelinya dan bukan atas kegunaan
langsungnya3. Dalam islam uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi4. Uang
memiliki karakter yang berbeda dengan barang dan komoditi lain ,baik mengangkut daya
tukar yang dimiliki kepercayaan masyarakat terhadapnya, maupun posisi hukumnya5.
Disisi lain kaitannya dengan masalah uang Al-Ghozali mengatakan bahwa
uang bagaikan kaca, kaca tidak memiliki warna, tetapi kaca dapat merefleksikan semua
warna. Uang tidak memiliki harga, tetapi uang dapat merefleksikan semua harga. Melihat
fungsi uang tersebut, menunjukan bahwa dalam islam adanya uang dapat memberikan fungsi
kegunaan/kepuasan kepada pemakainya. Oleh karena itu ,uang bukanlah suatu komoditas.
Uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan akan tetapi fungsi uanglah yang memberikan
kegunaan6.

1
Nophirin. Ekonomi Moneter Buku 1. Edisi ke 4. Yogyakarta: BPFE. 1992. h.2
2
Adi Warman Karim, Mata Uang Islami, hal 27
3
Hikmah Endraswati, Pengatar Ekonomi Makro, hal 39
4
Muhammad Abdul Manna, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, hal 162
5
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, hal 70
6
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, hal 46

5
Didalam ekonomi islam , uang bukanlah modal sementara kita kadang salah kaprah
mengartikan uang. Uang biasanya kita sama artikan dengan modal (capital). Uang adalah
barang publik (public goods), uang bukan barang monopoli seseorang. Jadi, semua orang
berhak memiliki uang disuatu negara. Sementara modal adalah barang pribadi atau orang per
orang. Jika uang sebagai flow concept sementara modal adalahstock concept.
Untuk membahas uang disini tidak luput dari peran lembaga keuangan bank. Dimana
bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan, dan deposito7. Pelayanan atau jasa bank merupakan salah satu hal yang penting
untuk menarik nasabah agar menabung di bank. Jasa – jasa bank adalah untuk mendukung
dan memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana 8 .Semakin lengkap
jasa bank yang diberikan maka semakin baik bank tersebut. Jenis jasa - jasa bank antara lain
yaitu salah satunya adalah transaksi tunai/kiriman uang. Dalam bank saat ini apabila nasabah
ingin transaksi tunai/kiriman uang dihdapkan dengan dua pilihan. Yaitu melalui teller atau
melalui mesin yang di sebut Anjungan Tunai Mandiri. Atau yang biasa disebut ATM.
Nasabah dihadapkan dua pilihan ini sangat berhubungan dengan
preferensi.Preferensi adalah suatu unit konsumen, baik perseorangan ataupun rumah tangga,
akan mendapatkan kepuasan (statistifaction) atau guna (utility) karena mengkonsumir
sejumlah komoditi yang dikonsumir oleh satu unit konsumen dalam satu periode waktu
tertentu disebut seuntai komoditi (a comodity bundle)9. Seperti yang
telah dijelaskan, contoh realitanya saat ini adalah dalam bank para nasabah diberi dua
pilihan yang berbeda apabila ingin transaksi tunai. Melalui teller di dalam bank atau melalui
mesin ATM. Dan dari kedua pilihan tersebut ada kelebihan dan kekurangannya.
Dan dengan adanya dua pilihan dalam bank yaitu melalu teller atau ATM ini akan
mempengaruhi keterlekatan yang ada dalam nasabah bank dengan bank tersebut.
Keterlekatan, menurut Granovetter (1985) dalam Damsar10 merupakan tindakan ekonomi
yang disituasikan secara sosial dan melekat (embedded) dalam jaringan sosial personal yang
sedang berlangsung di antara para aktor. Para aktor yang di bahas disini adalah para nasabah
7
Kasmir. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.2002), h.23
8
Kasmir. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.2002), h.135
9
Sudarman M.Ec, Drs. Ari. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. (Yogyakarta: BPFE. 1992), h.16
10
Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Edisi revisi. (Jakarta: Prenada Media Group.2011, h. 139-
144

6
bank dengan bank itu sendiri. Dan dijelaskan juga menurut Granovetter dan Swedberg
bahwa tindakan ekonomi berlangsung diantara keterlekatan lemah (underembedded) dan
keterlekatan kuat (overembedded).
Apabila nasbah bank melakukan kegiatan transaksi tunai melalui teller, disini
keterlekatan yang terjadi sangat kuat. Karena antara teller dengan nasabah terjadi
komunikasi dan interaksi. Misalnya saja, saat nomor antrian nasabah telah disebutkan,
kemudian nasabah tersebut segera maju kedepan, dan yang dilakukan si teller bank tersebut
adalah mengucapkan salam terhadap nasabah tersebut. Kemudian, paling tidak, teller bank
menyuruh nasabah tersebut untuk menandatangani slip transaksi tunai tersebut. Di sini
komunikasi dan interaksi antar nasabah dengan teller pun terjadi. Namun apabila nasabah
melakukan transaksi tunai melalui mesin ATM maka nasabah tersebut hanya berhadapan
dengan mesin ATM tersebut saja. Tidak ada komunikasi yang terjadi di sana. Maka ini
disebut keterlekatan lemah.

Dapat dilihat bahwa transaksi melalui kartu ATM dan Debit terus me ningkat di
setiap tahunnya. Salah satu bank konvensional yang terbesar di Indonesia adalah PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau biasa disebut Bank BRI. Tingkat kepercayaan
masyarakat untuk menabung di bank BRI terus tumbuh. Hal itu terlihat dari peningkatan
yang signifikan jumlah nasabah simpanan sehingga kontribusinya kepada dana pihak
ketiga (DPK) juga terus naik dengan total nasabah BRI tahun 2017 mencapai 45 ribu
nasabah. Oleh sebab itu penelitian ini sangat menarik untuk mengetahui apakah
keterlekatan kuat atau keterlekatan lemah tindakan ekonomi dari transaksi tunai oleh
nasabah Bank (Studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia tbk Cabang Air Joman,
Asahan).

7
B. Perumusan Masalah
- Bagaimana Pengaruh Komunikasi terhadap keterlekatan tindakan ekonomi
transaksi tunai nasabah Bank?
- Bagaimana Pengaruh Aman terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi
tunai nasabah Bank ?
- Bagaimana Pengaruh nyaman terhadap keterlekatan tindakan ekonomi
transaksi tuna nasabah Bank ?
- Bagaimana Pengaruh Pendapatan terhadap keterlekatan tindakan ekonomi
transaksi tuna nasabah Bank?
- Bagaimana Pengaruh usia terhadap keterlekatan tindakan ekonomi transaksi
tunai nasabah Bank?

C. Tujuan dan Manfaat


- Peneliti
Sebagai studi perbandingan antara pengetahuan teoritis yang di peroleh
diperkualiahan dengan prakteknya di dunia perbankan, khususnya tentang pengaruh
KETERLEKATAN TINDAKAN EKONOMI TRANSAKSI TUNAI OLEH NASABAH
BANK
- Akademisi
Sebagai bahan motivasi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya serta sebagai
bahan masukan, pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya
- Praktisi
Dapat memberikan bahan informasi da referensi kepada fakultas ekonomi dan bisnis
islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, mahasiswa dan para pembaca dapat
membantu pihak yang berkepentingan. Menambah pengetahuan dan memperkaya pustaka
ilmu-ilmu sosial terutama mengenai manajemen sumber daya manusia di perbankan.
Menambah wawasan tentang fungsi utama keterlekatan tindakan ekonomi transakni tunai
oleh nasabah bank.

8
D. Landasan Teoritis

a. Teori Preferensi dalam Perilaku Konsumen

Eagle dalam Tjiptono dalam Fitri11 Secara umum perilaku konsumen merupakan
tindakan – tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Dalam Sudarman12 suatu unit konsumen, baik perseorngangan ataupun rumah
tangga akan mendapatkan kepuasan (satisfaction) atau guna (utility) karena mengkonsumir
sejumlah kommoditi selama periode waktu tertentu. Sejumlah komoditi yang dikonsumir
oleh satu unit konsumen dalam satu periode waktu tertentu disebut seuntai komoditi (a
commodity bundle). Setiap konsumen bertujuan memaksimir tingkat kepuasan yang ia
peroleh dari sejumlah pengeluaran uang yang tertentu. Untuk keperluan tersebut, setiap
unit konsumen dianggap dapat membuat urut – urutan (rank) dari semua untaian komoditi
yang ia hadapi, untaian mana yang dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan
untaian mana yang sama saja relatif dibandingkan dengan untaian – untaian komoditi yang
lain. Dengan kata lain setiap unit konsumen harus dapat menentukan daftar urutn
preferensi (order of preference) komoditi yang ada.
Dalam Sudarman13 dalam membuat daftar urutan preferensi ini syarat – syarat
berikut harus dipenuhi:
a. Untuk setiap dua untai komoditi, misalnya A dan B, bila A memberi kepuasan
yang lebih besar dibanding B maka A harus dipilih dan bukan B. Dan begitu juga
sebaliknya. Bila antara A dan B memberi kepuasan yang sama, maka konsumen
sama saja dapat memilih A atau B.
b. Bila harus A dipilih dan bukan B, sedang B harus dipilih bukan C, maka A harus
dipilih dan bukan C. Jadi dalam menentukan preferensi, berlaku hubungan yang
bersifat transitif.
c. Bila untaian komoditi A terdiri unsur – unsur yang sama dengan B sedangkan
untuk setiap unsurnya untai A lebih besar dari B, maka A harus dipilih dan bukan

11
Fitri. 2010. Presepsi Masyarakat Penabung Dalam Menentukan Pemilihan Antara Bank Syariah Dan
Bank Konvensional (Studi kasus pada Perum. Dosen dan Karyawan POLTEKNES Surabaya Selatan). Jurusan
Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang. h.11
12
Sudarman M.Ec, Drs. Ari. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. (Yogyakarta: BPFE. 1992). h.16
13
Ibid

9
B. Tetapi bila hanya sebagian unsur – unsur saja yang lebih besar sedang unsur –
unsur yang lain lebih kecil atau sama, maka tidak dapat dikatakan begitu saja
bahwa A harus dipilih dan bukan B.

b. Teori Memegang Uang


- Teori Moneter Klasik (Teori Cambridge (Marshall – Pigou))
Teori Cambridge14 mengatakan bahwa kegunaan dari pemegang kekayaan dalam
bentuk uang adalah karena uang (berbeda dengan bentuk kekayaan lain) mempunyai sifat
likuid sehingga dengan mudah ditukarkan dengan barang lain; uang dipegang (atau
diminta) oleh seseorang karena sangat mempermudah transaksi atau kegiatan – kegiatan
ekonomi lain dari orang tersebut (sering disebut sebagai faktor “convience”).
Menurut paham klasik, uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor riil, tidak
ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga, kesempatan kerja atau pendapatan nasional15
Pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas daripada tenaga kerja, jumlah
daripada modal yang dipakai serta teknologi. Tanpa perubahan dari faktor – faktor
produksi, maka pendapatan nasional tidak akan berubah.
Permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume kegiatan transaksi dan faktor
– faktor kelembagaan (ala Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan
masyarakat, dan ekspektasi dalam masyarakat. Sehingga ada kecenderungan masyarakat
untuk lebih menabung, apabila tingkat bunga sedang naik, walaupun volume transaksi
yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga dengan faktor expectation, apabila dimasa
yang akan datang diharapkan akan ada kenaikan tingkat bunga (berarti adanya penurunan
harga surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah
surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang.
Contoh kasus diatas adalah salah satunya yang dapat mempengaruhi individu atau
seseorang untuk memegang uang.

- Teori Moneter dari Keynesian


Teori uang Keynes adalah teori yang bersumber pada teori Cambridge. Ada
beberapa perbedaan teori Keynes dengan teori klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini
terletak pada penekanan Keynes pada fungsi uang yang lain yaitu sebagai store of value
14
Boediono.. Teori Moneter. (Yogyakarta: BPFE.1980). h.7
15
Nophirin. Ekonomi Moneter Buku 1. Edisi ke 4. (Yogyakarta: BPFE. 1992). H.72

10
dan bukan hanya menjadi medium of exchange. Teori ini disebut teori liquidity Preference.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi teori liquidity Preference, yaitu motif Transaksi
dan Berjaga – jaga dan motif spekulasi. Menurut Keynes permintaan akan uang untuk
tujuan transaksi inipun tidak merupakan suatu proporsi yang selalu konstan, tetapi
dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga (seperti halnya dalam teori
Cambridge)16 Keynes menyatakan bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis
menjamin adanya full employment dalam perekonomian. Dan menyarankan adanya
peranan/campur tangan pemerintah dalam perekonomian17.
Keynes tidak menekankan tingkat bunga sebagai faktor permintaan uang. karena
Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan pembayaran – pembayaran yang
tidak reguler atau diluar rencana transaksi terduga namun Keynes tetap menerima
pendapat dalam teori Cambridge bahwa masyarakat memegang uang guna memperlancar
transaksi – transaksi yang dilakukan, dan permintaan akan uang dari masyarakat untuk
tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat nasional income dan tingkat bunga. Contoh
pembayaran kecelakaan, sakit, dan pembayaran urgen lainnya. Motif ini disebut motif
berjaga – jaga. Masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari memegang uang untuk
menghadapi keadaan yang penting tersebut karena uang memiliki sifat likuid yaitu mudah
untuk ditukarkan dengan barang lain.

- Perkembangan Teori Moneter Keynes Setelah Keynes


Setelah Keynes, teori moneter berkembang lebih lanjut. Salah satunya yang muncul
yaitu permintaan untuk transaksi menurut Boumol – Tobin. Boumol dan Tobin mencapai
kesimpulan – kesimpulan yang serupa mengenai permintaan transaksi akan uang. Namun
dalam menganalisa permintaan uang, keduanya menggunakan pendekatan yang berbeda,
sehingga implikasikebijaksanaannya pun berbeda.
Dalam Nopirin18 teori ini diperkembangkan oleh Boumol (1952) dan juga Tobin
(1956) yang masing – masing ingin menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan uang untuk tujuan transaksi. Boumol menggunakan pendekatan teori
penentuan persediaan barang yang bisa dipakai dalam dunia perusahaan. Dia menganalisa
tingkah laku individu (rumah tangga atau perusahaan), dan menganggap bahwa

16
Boediono.. Teori Moneter. (Yogyakarta: BPFE.1980). h.12
17
Nophirin. Ekonomi Moneter Buku 1. Edisi ke 4. (Yogyakarta: BPFE. 1992). H.77
18
Nophirin. Ekonomi Moneter Buku 1. Edisi ke 4. (Yogyakarta: BPFE. 1992). H.124

11
pendapatan mereka diterima sekali (misalnya tiap bulan). Namun, individu tersebut harus
membelanjakan sepanjang waktu (satu bulan). Untuk menyederhanakan analisanya,
Boumol menganggap bahwa penghasilan tadi dibelanjakan merata setiap saat dalam mana
ongkos/biayanya paling rendah. Hal ini mengingat bahwa kekayaan individu tersebut
selain berupa uang kas dapat berupa surat berharga yang menghasilkan bunga, serta
adanya ongkos/biaya untuk menukarkan surat berharga tersebut dengan uang kas.

c. Jasa-Jasa Bank
- Jasa
Jasa menurut Rambat Lupyoadi19 merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang umumnya
dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai
tambah atau pemecahan atas permasalahan yang dihadapi oleh konsumen. Rangkuti dalam
Mulyani20 merumuskan jasa adalah pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata
dari satu pihak kepada pihak lain, yang pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi
hasil jasa tersebut.
Menurut Kotler dan Keller mengartikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan fisik
atau tidak.
- Pengertian Jasa-Jasa Bank
Dalam Kasmir21 jasa – jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang ke tiga.
Tujuan pemberian jasa – jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar
kegiatan penghimpunan dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang
diberikan, maka semakin baik, dalam arti jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi
perbankan, cukup disatu bank saja. Demikian pula sebaliknya jika jasa bank yang
19
Rambat, Lupiyoadi. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi. Edisi 3. Jakarta:Salemba
Empat. 2013). h.7
20
Mulyani, Indah. Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi
pada Nasabah Bank X Cabang Malang). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Malang. 2008. H.7
21
Kasmir. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2002). H.135

12
diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk mencari bank lain yang
menyediakan jasa yang mereka butuhkan.
Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat tergantung dari kemampuan
bank tersebut. Dari segi modal, perlengkapan, fasilitas sampai kepada personel yang
mengoperasikannya. Semakin lengkap tentunya semakin banyak modal yang dibutuhkan
untuk melengkapi peralatan dan personelnya.
- Keuntungan Jasa-Jasa Uang
Keuntungan pokok perbankan adalah dari selisih bunga simpanan dengan bunga
kredit atau pinjaman. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based22.
Keuntungan dari transaksi dalam jasa – jasa bank ini disebut juga fee based.
Keuntungan dari jasa bank dewasa ini semaikin dibutuhkan. Hal ini disebabkan keuntungan
dari spread based semakin kecil mengingat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa
bank. Adapun keuntungan yang diperoleh dari jasa – jasa bank antara lain (1) biaya
admisnistrasi, (2) biaya kirim, (3) biaya tagih, (4) biaya provisi dan komisi, (5) biaya sewa,
(6) biaya iuran, dan (7) biaya lainnya.
- Jenis Jasa-Jasa Uang
Kelengkapan jenis – jenis jasa bank yang dapat dilayani oleh tiap – tiap bank
sangat tergantung dari kemampuan bank itu sendiri. Berikut jenis jasa bank yang dapat
dikatakan lengkap untuk ukuran perbankan di Indonesia, yaitu:
1. Kiriman Uang (Transfer)
2. Kliring
3. Inkaso (Collection)
4. Safe Deposit Box (SDB)
5. Bank Card
6. Bank Notes
7. Travellers Cheque
8. Letter Of Credit (L/C)
9. Bank Garansi dan Referensi Bank
10. Memberikan Jasa – Jasa di Pasar Modal
11. Menerima Setoran – Setoran
12. Melakukan pembayaran

22
Kasmir. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2002). H.136

13
d. Hubungan Keterlekatan dengan Tindakan Ekonomi
- Keterlekatan
Keterlekatan merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan
melekat (embedded) dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para
aktor tidak hanya terbatas pada tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup
perilaku ekonomi yang lebih luas23.
Granovetter melihat bahwa dkhotomi oversocialized – under socialized bukanlah
suatu penggambaran yang tepat terhadap realitas tindakan ekonomi. Ketidaksetujuan
Granovetter dan Swedberg berkenaan dengan tingkat atau drajad dari keterlekatan.
Ditegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri juga melekat dalam
jaringan hubungan sosial dan institusi sosial lainnya seperti agama, politik, pendidikan,
keluarga, dan lain – lain. Selain itu tindakan ekonomi dalam masyarakat modern seperti
perekrutan pegawai di berbagai perusahaan dan lembaga formal dengan memperhatikan
refrensi, corporate social responsibility dan community development oleh perusahaan
terhadap komunitas di lingkungan pabrik atau perusahaan, atau pelayanan eksklusif dari
pemegang kartu kredit tertentu dari suatu perbankan merupakan beberapa contoh dari
bagaimana keterlekatan terjadi. Oleh karena itu, Granovetter dan Swedberg mengusulkan
bahwa tindakan ekonomi berlangsung di antara keterlekatan lemah (underembedded) dan
keterlekatan kuat (overembedded)24.
- Hubungan Keterlekatan dengan Transaksi Tunai Oleh Nasabah Bank
Tindakan ekonomi bukan berlangsung dalam kontinum antara kutub keterlekatan
dan kutub tidak keterlekatan, namun berada dalam garis kontinum kutub keterlekatan
lemah dan kutub keterlekatan kuat.
Gambar 2 : Keterlekatan lemah dan Keterlekatan Kuat Dari Suatu Tindakan Ekonomi
Tindakan Ekonomi
Keterlekatan Lemah Keterlekatan Kuat

(underembedded) (Overembedded)

Sumber : Damsar

23
Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Edisi revisi. (Jakarta: Prenada Media Group. 2011). h.139
24
Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Edisi revisi. (Jakarta: Prenada Media Group. 2011). h.144

14
Disini nasabah bank dihadapkan oleh dua pilihan. Namun pilihan ini pun bisa
mengarah menjadi keterlekatan lemah atau keterlekatan kuat. Nasabah bank menarik
dananya melalui pemotongan saldo dari kartu tabungan lewat teller di kantor suatu bank
maka keterlekatannya lebih kuat dibandingkan dengan menarik uang lewat kartu ATM
diberbagai anjungan. Penarikan uang melalui kantor suatu bank, nasabah melakukan
interaksi sosial dengan teller bank. Antara nasabah dan teller menjalin komunikasi, paling
tidak, kasir mempersilahkan nasabah menandatangani slip pengambilan uang. Namun
tidak jarang interaksi sosial tersebut menjadi hubungan sosial, yaitu saling mengetahui
identitas diri, saling menanyakan kabar, atau bahkan saling tegur sapa.
Sedangkan jika melakukan penarikan uang melalui ATM, nasabah hanya
berhubungan dengan mesin. Kalaupun ada hubungan, mereka para nasabah, bersama
menunggu giliran dalam suatu antrian, yang dalam hal tertentu bisa menjadi pintu masuk
bagi terbentuknya suatu interaksi. Atau bisa saja sebelum masuk ke dalam anjungan
seseorang nasabah mengeluarkan dompet kartu sambil memperlihatkan untaian berbagai
jenis kartu ATM yang dimilikinya kepada nasabah lain yang sedang mengantri. Kegiatan
mempertontonkan berbagai kartu ATM tersebut merupakan suatu tindakan sosial dimana
sinyal status sosial dipancarkan melalui aktivitas tersebut. Bentuk hubungan ini lebih
lemah dibandingkan dengan melalui teller.

- Hubungan Keterlekatan Dengan Komunikasi Para Nasabah


Menurut Haryani dalam Dewi25 Komunikasi merupakan proses penyampaian
informasi kepada pihak lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dan menurut Mulyana
komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang –
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
atau pasangan secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.
Dalam konteks tatap muka, komunikasi tidak saja diperlihatkan melalui
penggunaan bahasa semata – mata, tetapi menggunakan juga tanda – tanda tubuh yang
membutuhkan intrepretasi tentang apa yang dikatakan dan dibuat oleh orang lain. Dengan
berkembangnya media tulisan dan elektronik, komunikasi mengubah relasi tatap muka

25
Dewi, Mery Kusuma. Pengaruh Intensitas Komunikasi, Lama kerja, Dan Pelatihan Terhadap
Peningkatan Produktivitas Agen Asuransi. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang. 2009. h.19

15
dengan cepat. Seperti radio, televisi, komputer, atau teknologi yang lainnya. Dalam hal
perbankan teknologi yang berkembang dan digunakan adalah mesin ATM.
Dalam perbankan komunikasi antara nasabah bank dengan teller bank sangat
penting. Karena teller bank memberikan informasi penting seperti menjelaskan satu
persatu apa saja yang harus dilakukan agar bisa tarik tunai atau menjelaskan dan
memberikan bukti transaksi kepada nasabah bank. Tetapi, selain itu teller bank tidak hanya
menjelaskan tentang tarik tunai saja, teller bank juga bisa berkomunikasi tentang hal lain
seperti menanyakan kabar, keadaan, dan lain – lain kepada nasabah bank. Dan apabila
nasabah bank sering datang ke bank untuk melakukan transaksi seperti tarik tunai, maka
keterlekatan pun bisa terjadi. Karena seringnya nasabah bank bertemu dengan teller bank.
Distu lah komunikasi pun terjadi dan kemudian terjadi interaksi.
- Hubungan keterlekatan dengan Nyaman para nasabah
Ketiga adalah Pengaruh Nyaman Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank. Menurut Kasmir (2004) dalam Wardani26 nasabah
umumnya mempunyai perilaku bangga apabila dilayani secara baik oleh petugas bank,
untuk itu harus menjadikan pelayanan sebagai alat untuk menarik nasabah, sehingga tugas
bank adalah mempelajari apa yang diinginkan nasabah, bagaimana perilaku nasabah dan
bagaimana cara melayani nasabah dengan baik. Dalam melayani nasabah, pelayanan yang
diberikan harus sesuai dengan etiket perbankan yaitu tata cara melayani nasabah dengan
baik.
Bank juga harus memiliki fasilitas untuk menunjang kenyamanan nasabah dalam
menabung dan melaksanakan transaksi dengan bank tersebut. Setiap bank harus dapat
menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat memudahkan nasabahnya dalam
melakukan transaksi serta dapat memberikan tingkat kepuasan kepada mereka. Tersedianya
fasilitas-fasilitas yang menunjang kelancaran dalam transaksi, nasabah tentunya akan merasa
puas dan akan terus menggunakan jasa bank tersebut. Oleh karena itu tersedianya fasilitas
yang memudahkan nasabah akan dapat mempengaruhi nasabah dalam memilih bank sebagai
tempat menabung.
Nyaman disini adalah rasa suka dan rasa senang yang dirasakan oleh nasabah bank
dengan melakukan suatu transaksi tunai. Apabila nasabah bank melakukan transaksi tunai
26
Wardani, Aisya. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Pelayanan, dan Fasilitas Bank Terhadap Perilaku
Menabung (Studi Pada Nasabah Bank Purworejo). Manajemen. h.21

16
dan nasabah bank merasa nyaman dengan pelayanan teller bank yang memuaskan, maka
nasabah tersebut akan melakukan transaksi tunai lagi di teller bank tersebut.
Dalam hal ini nasabah bank merasa nyaman dalam melakukan transaksi tunai sangat
penting bagi bank tersebut. Karena dengan nasabah bank sudah merasa nyaman dengan
pelayanan bank, maka bank tersebut sudah berhasil dalam memberikan pelayanannya.
Sehingga akan banyak nasabah bank yang tertarik dan akan memiliki tabungan di bank
tersebut. Pelayanan bank disini adalah dengan ramahnya teller bank, tidak mengantri lama
atau cepat untuk melakukan transaksi tunai, dan lain – lain.
- Hubungan Keterlekatan dengan Pendapatan Para Nasabah
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield “pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Pendapatan memiliki banyak nama seperti sales, feess,
interest,dividens, and royalities.
Menurut Keynes konsumsi yang dilakukan oleh satu orang dalam perekonomian
akan menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian yang sama. Sehingga
apabila seorang memberika uangnya, ia membantu meningkatkan pendapatan orang lain.
Siklus ini terus berlanjut dan membuat perekonomian dapat berjalan secara normal.
Pengaruh Pendapatan Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank. Pendapatan adalah dimana adanya aliran dana (kas) yang terjadi dari satu
pihak ke pihak yang lain dalam satu bulannya. Dimana pendapatan tersebut akan
digunakan untuk konsumsi dan ditabung ke dalam bank.
Sehingga apabila pendapatan tiap bulan nasabah bank semakin tinggi maka
mobilitas hidup mereka semakin tinggi. Dimana mereka semakin sibuk dan hanya punya
sedikit waktu pergi ke bank untuk melakukan transaksi tunai. Sehingga mereka yang
memiliki pendapatan tinggi akan melakukan transaksi melalui mesin ATM untuk efisiensi
waktu dan tempat. Dan nasabah bank yang berpendapatan rendah melakukan transaksi
melalui teller bank karena apabila menggunakan kartu ATM maka akan menjadi boros
sehingga uang mereka di bank bisa cepat habis. Maka dari itu nasabah bank yang
berpendapatan rendah tidak melakukan transaksi tunai di mesin ATM.

17
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis apakah adanya keterlekatan kuat
atau keterlekatan lemah dalam transaksi tunai nasabah bank studi kasus Bank BRI Cabang
Air Joman, Asahan. Penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif. , dengan format
penelitian Kuantitatif Deskriptif Studi Kasus Bidang pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu fakta nyata masyarakat, data statistik dan kuisioner. Penelitian ini
bertempat di Bank BRI Cabang Air Joman terletak di Psr XII Air Joman. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Novemver 2018.

a. Populasi dan Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2003) dalam Sentosa (2013: 44) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi penelitian ini adalah nasabah Bank BRI yang berperan sebagai pengguna produk
dan layanan perbankan dalam periode penelitian terdapat populasi sebesar 45 ribu nasabah.
Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 100 responden nasabah bank
BRI Cabang Air Joman. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah Conveniece sampling atau Accidental sampling. Atau dalam bahasa indonesia
disebut insidental Sampel. Menurut Sugiyono (2003) dalam Sentosa (2011: 46) menyatakan
bahwa Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

18
b. Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari hasil wawancara kepada produsen keripik tempe di Sentra Industri Keripik Tempe Air
Joman mengenai perubahan kuantitas keripik tempe yang ditawarkan akibat adanya
perubahan harga kedelai, harga tempe, dan upah pekerja. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan data sekunder mengenai data luas panen kedelai, produksi kedelai,
produktivitas kedelai, dan perkembangan ekspor impor kedelai yang diperoleh dari
berbagai sumber antara lain BPS.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan penyebaran kuisioner kepada 100 nasabah bank BRI Cabang Air Joman dan
kemudian data sekunder yaitu profil dan data dari bank BRI Cabang Air Joman.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Binary Logistic Regression. yaitu variabel dependen bersifat kualitatif dimana variabel
kualitatif ini bisa mempunyai dua kelas atau kategori (binary) (Widarjono 2010:133).
Mengkuantitatifkan variabel kualitatif di dalam regresi juga berlaku untuk variabel
dependen bersifat kualitatif. Setiap variabel kualitatif di dalam regresi baik variabel
independen maupun variabel dependen, akan mengambil nilai 1 jika variabel memiliki
atribut dan nilai 0 jika tidak mengandung atribut. Dengan demikian, akan memberi angka
1 untuk variabel dependen kualitatif yang mempunyai atribut dan angka 0 untuk variabel
dependen yang tidak mempunyai atribut.
Secara sistematika, model estimasi dalam penelitian ini dapat ditulis seperti pada
persamaan yaitu:

Dimana :
P : Keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai oleh nasabah bank atau tidak
Konstanta
X1 : Koefisein Komunikasi
X2 : Aman
X3 : Nyaman
X4 : Pendapatan
X5 : Usia

19
Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode menyeluruh
karena variabel independen akan dimasukan terlebih dahulu, kemudian baru dievaluasi.
Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan antara lain:

1. Metode Estimasi Maximum Likehood


2. Penilaian seberapa baik (goodness of fit) model regresi
3. Omnibus Test of Model Coefficients
4. Uji Hosmer dan Lemeshow
5. Uji Statistika Wald
6. Odds Ratio

20
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini merupakan bagian dimana akan menjelaskan mengenai
tabel responden, hasil uji statistik, dan analisis dari Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank.
Tabel 1: Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki – Laki 64
Perempuan 36

Sumber: Data primer

Dijelaskan pada tabel 2 bahwa:

Tabel 2: Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan


Jenis Pekerjaan Jumlah
Pegawai Swasta 40
Wirausaha 14
PNS 22
Pegawai BUMN 10
Mahasiswa 10
Ibu Rumah Tangga 4
Sumber: Data primer

Tabel 3: Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Perkawinan


Status Perkawinan Jumlah
Belum Menikah 15
Menikah 85
Sumber: Data primer

21
Tabel 4: Profil Responden Berdasarkan
Pendapatan
Pendapatan Frekuensi Persentase
(%)
<
Rp1.000.000,00 8 8

Rp1.000.000 – Rp
2.500.000 28 28

Rp 2.600.000 – Rp
4.000.000 36 36

Rp 4.100.000 – Rp
6.000.000 19 19

Rp 6.100.000 – Rp
8.000.000 5 5

>Rp 8.000.000 4 4

TOTAL 100 100

Sumber: Data primer

Tabel 5: Profil Responden Berdasarkan Usia


Frekuens
Usia (Tahun) i Persentase

19 – 25 25 33

26 – 32 32 27

22
33 – 39 16 13

40 – 46 14 14

47 – 53 10 10

54 - 60 3 3
Usia (umur) Frekuensi Persentase

Total 100 100

Sumber: Data primer

Tabel 6: Profil Responden Berdasarkan Transaksi Tunai Oleh Nasabah Bank


Transaksi Frekuensi Persentase
Melalui teller 30 30
Melalui Mesin 70 70
ATM
Total 100 100
Sumber: Data primer (diolah), 2014

Hasil Statistik
Tabel 7: Hasil Statistik Odds ratio
B S.E. Wald df Sig Exp (B)
Step 1 X1 .324 .686 .223 1 .637 1.383

X2 .690 .306 5.093 1 .024 1.994

X3 .962 .675 2.028 1 .154 2.616

X4 .356 .973 .134 1 .714 1.428

23
X5 .050 .109 .210 1 .647 1.051
Constant -43.826 14.106 9.652 1 .002 .000

Sumber: Data primer

Ln = -43,826 + 0,324X1 + 0,690X2 + 0,962X3 +


0,356X4 + 0,050X5 + e

- Pengaruh Komunikasi (X1) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi


Transaksi Tunai Nasabah Bank (Y)
Pertama adalah Pengaruh komunikasi (X1) terhadap Keterlekatan tindakan
ekonomi transaksi tunai nasabah bank (Y). Dalam perbankan komunikasi antara nasabah
bank dengan teller bank sangat penting. Karena teller bank memberikan informasi penting
seperti menjelaskan satu persatu apa saja yang harus dilakukan agar bisa tarik tunai atau
menjelaskan dan memberikan bukti transaksi kepada nasabah bank. Tetapi, selain itu teller
bank tidak hanya menjelaskan tentang tarik tunai saja, teller bank juga bisa berkomunikasi
tentang hal lain seperti menanyakan kabar, keadaan, dan lain – lain kepada nasabah bank.
Dan apabila nasabah bank sering datang ke bank untuk melakukan transaksi seperti tarik
tunai, maka keterlekatan pun bisa terjadi. Karena seringnya nasabah bank bertemu dengan
teller bank. Distu lah komunikasi pun terjadi dan kemudian terjadi interaksi.
Dengan sesuai penjelasan diatas maka hipotesis awal yang dapat diambil adalah
menerima H1. Karena dimana adanya komunikasi antara teller bank dan nasabah bank
maka terjadi interaksi.dan kemudian keterlekatan kuat pun bisa terjadi. Namun, hasil diatas
menunjukan bahwa dalam tabel signifikansi nya adalah 0,637. Dimana berarti hasil diatas
tidak signifikan. Tidak signifikan dikarenakan hasil pada tabel signifikansi sebesar 0,637.
Berarti hasil signifikansi lebih dari 0,05.

- Pengaruh Aman (X2) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi


Tunai Nasabah Bank (Y)
Melakukan transaksi melalui teller bank jauh lebih aman daripada melakukan
transaksi melalui mesin ATM. Karena melakukan transaksi melalui teller bank apabila ada

24
kesalahan, teller bank dapat langsung mengetahuinya dan akan langsung segera diurus.
Sehingga resiko yang dialami oleh nasabah pun sangat kecil.
Sedangkan melakukan transaksi melalui mesin ATM dengan keunggulannya
adalah dapat melakukan transaksi tunai dimana saja dan kapan saja, namun mesin ATM
juga memiliki resiko yang besar. Apabila terjadi pembobolan ATM atau kartu ATM
tertelan maka sangat merugikan nasabah bank. Karena itu sangat membutuhkan waktu
yang cukup panjang untuk memprosesnya
Dengan sesuai penjelasan diatas maka hipotesis awal yang dapat diambil adalah
menerima H1. Karena dimana adanya aman dalam transaksi tunai yang dilakukan nasabah
bank maka akan membuat mereka menjadi tenang akan uang yang mereka simpan di bank.
Namun, hasil diatas menunjukan bahwa dalam tabel signifikansi nya adalah 0,024. Dimana
berarti hasil diatas signifikan. Signifikan dikarenakan hasil pada tabel signifikansi sebesar
0,024. Berarti hasil signifikansi kurang dari 0,05.
- Pengaruh Nyaman (X3) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi
Tunai Nasabah Bank (Y)
Ketiga adalah Pengaruh Nyaman (X3) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank (Y). Dalam hal ini nasabah bank merasa nyaman dalam
melakukan transaksi tunai sangat penting bagi bank tersebut. Karena dengan nasabah bank
sudah merasa nyaman dengan pelayanan bank, maka bank tersebut sudah berhasil dalam
memberikan pelayanannya. Sehingga akan banyak nasabah bank yang tertarik dan akan
memiliki tabungan di bank tersebut. Pelayanan bank disini adalah dengan ramahnya teller
bank, tidak mengantri lama atau cepat untuk melakukan transaksi tunai, dan lain – lain.
Dengan sesuai penjelasan diatas maka hipotesis awal yang dapat diambil adalah
menerima H1. Karena dimana adanya nyaman dalam transaksi tunai yang dilakukan
nasabah bank maka akan membuat mereka akan melakukan transaksi tunai lagi sehingga
tidak merasa kapok. Namun, hasil diatas menunjukan bahwa dalam tabel signifikansi nya
adalah 0,154. Dimana berarti hasil diatas tidak signifikan. Tidak signifikan dikarenakan
hasil pada tabel signifikansi sebesar 0,154. Berarti hasil signifikansi kurang dari 0,05.
- Pengaruh Pendapatan (X4) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank (Y)
Keempat adalah Pengaruh Pendapatan(X4) Terhadap Keterlekatan Tindakan
Ekonomi Transaksi Tunai Nasabah Bank (Y). Pendapatan adalah dimana adanya aliran
dana (kas) yang terjadi dari satu pihak ke pihak yang lain dalam satu bulannya. Dimana
pendapatan tersebut akan digunakan untuk konsumsi dan ditabung ke dalam bank.

25
Dengan sesuai penjelasan diatas maka hipotesis awal yang dapat diambil adalah
menerima H1. Karena dimana semakin tinggi pendapatan nasabah maka semakin tinggi
mobilitas hidup mereka sehingga tidak memiliki waktu untuk melakukan transaksi melalui
teller bank sehingga mereka lebih sering transaksi di mesin ATM. Namun, hasil diatas
menunjukan bahwa dalam tabel signifikansi nya adalah 0,714. Dimana berarti hasil diatas
tidak signifikan. Tidak signifikan dikarenakan hasil pada tabel signifikansi sebesar 0,714.
Berarti hasil signifikansi kurang dari 0,05.
- Pengaruh Usia (X5) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank (Y)
Kelima adalah Pengaruh Usia(X5) Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank (Y). Usia adalah lama waktu hidup atau ada sejak
dilahirkan di dunia. Usia diukur dalam satuan tahunan. Diamana usia ada yang muda,
dewasa, dan tua.
Karena mesin ATM zaman sekarang dapat digunakan dengan mudah maka nasabah
bank yang berusia muda saja yang mengerti cara menggunakan mesin ATM. Dan nasabah
bank yang berusia tua karena belum berpengalaman menggakan mesin ATM dan pada
zaman dahulu tidak ada mesin ATM maka nasabah bank yang berusia tua bertransaksi
tunai melalui teller ATM atau hanya menyimpan uang mereka di dalam rumah saja. Dan
ada juga nasabah bank dengan usia yang sudah tua juga takut untuk melakukan transaksi
tunai melalui mesin ATM karena takut salah tekan atau kartu tertelan.
Dengan sesuai penjelasan diatas maka hipotesis awal yang dapat diambil adalah
menerima H1. Karena dimana semakin tua usia yang dimiliki oleh nasabah bank maka
mereka akan melakukan transaksi tunai melalui teller bank. Mereka tidak berani
melakukan transaksi tunai d mesin ATM karena teknologi yang digunakan tidak pernah
digunakan sebelumnya. Namun, hasil diatas menunjukan bahwa dalam tabel signifikansi
nya adalah 0,647. Dimana berarti hasil diatas tidak signifikan. Tidak signifikan
dikarenakan hasil pada tabel signifikansi sebesar 0,647. Berarti hasil signifikansi kurang
dari 0,05.

c. Analisis

Setelah di dapat hasil seperti yang dijelaskan di atas, maka disini penulisdapat
menjelaskan satu persatu bagaimana pengaruh Keterlekatan tindakan ekonomi transaksi
tunai nasabah bank terhadap komunikasi, aman, Nyaman, Pendapatan, & usia.

26
Tabel 8 : Tabel Signifikansi Variabel
Variabel Koefisien Nilai Signifikansi Signifikansi
Komunikasi 0.324 .637 Tidak berpengaruh
secara signifikan
Aman 0.690 .024 Berpengaruh secara
signifikan
Nyaman 0.962 .154 Tidak berpengaruh
secara signifikan
Pendapatan 0.356 .714 Tidak berpengaruh
secara signifikan
Usia 0.050 .647 Tidak berpengaruh
secara signifikan
Sumber: Data primer (diolah), 2014
Pengaruh Komunikasi Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi
Tunai
Nasabah Bank

Pertama adalah Pengaruh komunikasi terhadap Keterlekatan tindakan ekonomi


transaksi tunai nasabah bank. Menurut Haryani (2002:6) dalam Dewi (2009:19)
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi kepada pihak lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Dan menurut Mulyana (2004:73) dalam Sasanti (2013:1) komunikasi antar
pribadi (interpersonal communication)adalah komunikasi antara orang – orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain atau
pasangan secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.
Dalam konteks tatap muka, komunikasi tidak saja diperlihatkan melalui
penggunaan bahasa semata – mata, tetapi menggunakan juga tanda – tanda tubuh yang
membutuhkan intrepretasi tentang apa yang dikatakan dan dibuaTidak berpengaruh secara
signifikant oleh orang lain. Dengan berkembangnya media tulisan dan elektronik,
komunikasi mengubah relasi tatap muka dengan cepat. Seperti radio, televisi, komputer,
atau teknologi yang lainnya. Dalam hal perbankan teknologi yang berkembang dan
digunakan adalah mesin ATM.
Dalam perbankan komunikasi antara nasabah bank dengan teller bank sangat
penting. Karena teller bank memberikan informasi penting seperti menjelaskan satu

27
persatu apa saja yang harus dilakukan agar bisa tarik tunai atau menjelaskan dan
memberikan bukti transaksi kepada nasabah bank. Tetapi, selain itu teller bank tidak hanya
menjelaskan tentang tarik tunai saja, teller bank juga bisa berkomunikasi tentang hal lain
seperti menanyakan kabar, keadaan, dan lain – lain kepada nasabah bank. Dan apabila
nasabah bank sering datang ke bank untuk melakukan transaksi
seperti tarik tunai, maka keterlekatan pun bisa terjadi. Karena seringnya nasabah bank
bertemu dengan teller bank. Distu lah komunikasi pun terjadi dan kemudian terjadi
interaksi.
Disini nasabah bank betul menyetujui bahwa komunikasi dengan teller bank dapat
terjadinya interaksi sehingga dapat saling kenal dan bisa menjadi dekat. Namun, itu
apabila nasabah bank melakukan transaksi tarik tunai melalui teller bank. Nasabah harus
datang ke bank, kemudian mengambil nomor antrian dan menunggu nomor antrian
dipanggil agar bisa melakukan transaksi. Membutuhkan waktu yang tidak singkat agar hal
tersebut terjadi. Namun tiap nasabah memiliki waktu yang berbeda – beda. Ada yang sibuk
sehingga melakukan transaksi tunai melalui teller bank sangat tidak mungkin bisa
dilakukan. Akan tetapi ada juga nasabah bank yang memiliki waktu dan menyempatkan
datang untuk melakukan transaksi tunai di teller bank atau bisa juga nasabah bank lebih
mempercayakan transaksi tunai kepada teller bank.
Disini para nasabah bank (responden) menjawab darri 100 responden ada 70
rensponden menjaab bahwa mereka ingin lebih cepat untuk melakukan transaksi tunai
untuk efisiensi waktu. Sehingga untuk melakukan transaksi melalui teller bank itu sangat
tidak mungkin terjadi. Karena butuh mengantri untuk melakukan transaksi tunai. Selain
itu, pada saat tanggal merah atau weekend bank akan tutup sehingga nasabah yang ingin
melakukan transaksii tarik tunai ke bank tidak bisa. Sehingga para nasabah lebih memilih
melakukan transaksi melalui mesin ATM. Karena dapat di jangkau dimana saja dan kapan
saja transaksi tunai dapat terjadi. Sehingga keterlekatan pun menjadi keterlekatan lemah.
Pengaruh Aman Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank
Kedua adalah Pengaruh Aman Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank. Menurut Rahardjo (2001:5) ada usaha pengamanan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keamanan dan pada saat yang sama
meningkatkan kepercayaan (trust) dari nasabah. Secara teknis sistem dapat diproteksi
dengan menggunakan firewall, Intrusion Detection System (IDS), dan produk
cryptography (untuk encryption dan decryption seperti penggunaan SSL). Selain hal teknis

28
yang tidak kalah pentingnya adalah usaha untuk meningkatkan awareness (baik dari pihak
management, operator, penyelenggara jasa, sampai ke nasabah), membuat policy
(procedure) yang baik dan mengevaluasi sistem secara berkala.
Pengamanan di atas pada prinsipnya merupakan usaha untuk memenuhi aspek
keamanan seperti authentication, confidentiality / privacy, non-repudiation, dan
availability. Adanya pengamanan ini tidak membuat sistem menjadi 100% aman akan
tetapi dapat membuat sistem dipercaya (trusted). Potensi lubang keamanan dapat dianggap
sebagai resiko. Maka masalah ini dapat diubah menjadi masalah risk management
Aman disini adalah tidak meragukan atau tidak mengandung resiko. Aman dalam
hal ini adalah keamanan nasabah dalam transaksi tunai. Dimana nasabah tidak perlu ragu
dan takut untuk melakukan transaksi tunai. Beberapa aspek juga sangat di pertimbangkan
dalam hal ini yaitu keamanan transaksi melalui teller dan transaksi melalui mesin ATM.
Melakukan transaksi melalui teller bank jauh lebih aman daripada melakukan
transaksi melalui mesin ATM. Karena melakukan transaksi melalui teller bank apabila ada
kesalahan, teller bank dapat langsung mengetahuinya dan akan langsung segera diurus.
Sehingga resiko yang dialami oleh nasabah pun sangat kecil. Sehingga dengan demikian
dapat terjadilah interaksi antara nasabah bank dengan teller bank dimana nasabah bank
mempercayakan transaksi tunai kepada teller bank, dan teller bank pun siap membantu
para nasabah untuk mengurusnya. Sehingga keterlekatan pun dapat terjadi.

29
Sedangkan melakukan transaksi melalui mesin ATM dengan keunggulannya
adalah dapat melakukan transaksi tunai dimana saja dan kapan saja, namun mesin ATM
juga memiliki resiko yang besar. Apabila terjadi pembobolan ATM atau kartu ATM
tertelan maka sangat merugikan nasabah bank. Karena itu sangat membutuhkan waktu
yang cukup panjang untuk memprosesnya. Disini nasabah melakukan transaksi dengan
mesin. Tidak ada satu teller bank pun yang membantu mengurusnya apabila terjadi kartu
ATM yang tertelan.
Keamanan dalam melakukan transaksi tunai menurut nasabah bank itu adalah hal
yang terpenting. Dan satu – satunya cara adalah melakukan transaksi tunai melalui teller
bank. Terutama nasabah yang melakukan transaksi tunai dalam jumlah besar. Walaupun
sebagian besar mereka lebih memilih melakukan transaksi tunai melalui mesin ATM
karena lebih cepat dan dapat dijangkau dimana saja, namun apabila nasabah bank tersebut
melakukan transaksi tunai dalam jumlah besar, mereka melakukan transaksi melalui teller
bank karena jauh lebih aman. Mereka bersedia mengantri untuk melakukan transaksi tunai
dalam jumlah besar.
- Pengaruh Nyaman Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank

Ketiga adalah Pengaruh Nyaman Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi


Transaksi Tunai Nasabah Bank. Menurut Kasmir (2004) dalam Wardani (2013:2) nasabah
umumnya mempunyai perilaku bangga apabila dilayani secara baik oleh petugas bank,
untuk itu harus menjadikan pelayanan sebagai alat untuk menarik nasabah, sehingga tugas
bank adalah mempelajari apa yang diinginkan nasabah, bagaimana perilaku nasabah dan
bagaimana cara melayani nasabah dengan baik. Dalam melayani nasabah, pelayanan yang
diberikan harus sesuai dengan etiket perbankan yaitu tata cara melayani nasabah dengan
baik.
Bank juga harus memiliki fasilitas untuk menunjang kenyamanan nasabah dalam
menabung dan melaksanakan transaksi dengan bank tersebut. Setiap bank harus dapat
menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat memudahkan nasabahnya dalam
melakukan transaksi serta dapat memberikan tingkat kepuasan kepada mereka.
Tersedianya fasilitas-fasilitas yang menunjang kelancaran dalam transaksi, nasabah
tentunya akan merasa puas dan akan terus menggunakan jasa bank tersebut. Oleh karena
itu tersedianya fasilitas yang memudahkan nasabah akan dapat mempengaruhi nasabah
dalam memilih bank sebagai tempat menabung (Sugiarto, 1999:26).

30
Nyaman disini adalah rasa suka dan rasa senang yang dirasakan oleh nasabah bank
dengan melakukan suatu transaksi tunai. Apabila nasabah bank melakukan transaksi tunai
dan nasabah bank merasa nyaman dengan pelayanan teller bank yang memuaskan, maka
nasabah tersebut akan melakukan transaksi tunai lagi di teller bank tersebut.
Dalam hal ini nasabah bank merasa nyaman dalam melakukan transaksi tunai
sangat penting bagi bank tersebut. Karena dengan nasabah bank sudah merasa nyaman
dengan pelayanan bank, maka bank tersebut sudah berhasil dalam memberikan
pelayanannya. Sehingga akan banyak nasabah bank yang tertarik dan akan memiliki
tabungan di bank tersebut. Pelayanan bank disini adalah dengan ramahnya teller bank,
tidak mengantri lama atau cepat untuk melakukan transaksi tunai, dan lain – lain.

31
Ternyata menurut nasabah bank dalam responden bahwa mereka merasa nyaman
apabila tidak mengantri atau menunggu lama untuk melakukan transaksi tunai. Mereka
lebih nyaman apabila transaksi tunai lebih cepat / efisien waktu. Jadi tidak dengan datang
ke bank, mengambil nomor antrian menunggu sesuai nomor antri, dan kemudian dipanggil
untuk melakukan transaksi tunai. Sehingga melakukan transaksi tunai dengan nyaman
apabila melakukan transaksi tunai di mesin ATM. Karena bisa dijangkau kapan saja dan
dimana saja. Selain itu, tidak perlu membawa uang banyak didalam dompet. Hanya
secukupnya saja. Dan apabila mereka melakukan pembelanjaan dan uang yang dibutuhkan
lebih banyak maka mereka tidak perlu khawatir. Hanya mencari ATM terdekat di dalam
mall dan mereka dapat melakukan transaksi tunai saat itu juga. Sehingga tidak perlu
datang ke bank. Selain itu pada saat hari besar atau hari libur, mereka bisa melakukan
transaksi tunai melalui mesin ATM terdekat. Sehinga, nyaman yang dimaksud para
nasabah bank saat ini adalah dengan cepatnya proses transaksi dan terjangkau kapan saja
dan dimana saja ada.
Pengaruh Pendapatan Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank
Keempat adalah Pengaruh Pendapatan Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi
Transaksi Tunai Nasabah Bank. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: p955)
dalam Dewi (2009) “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan memiliki banyak nama seperti sales, feess, interest,dividens, and royalities.
Menurut Keynes dalam Dewi (2013), konsumsi yang dilakukan oleh satu orang
dalam perekonomian akan menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian yang
sama. Sehingga apabila seorang memberika uangnya, ia membantu meningkatkan
pendapatan orang lain. Siklus ini terus berlanjut dan membuat perekonomian dapat
berjalan secara normal.
Dalam hal ini pendapatan adalah dimana adanya aliran dana (kas) yang terjadi dari
satu pihak ke pihak yang lain dalam satu bulannya. Dimana pendapatan tersebut akan
Digunakan untuk konsumsi dan ditabung ke dalam bank Sehingga apabila pendapatan tiap
bulan nasabah bank semakin tinggi maka mobilitas hidup mereka semakin tinggi. Dimana
mereka semakin sibuk dan hanya punya sedikit waktu pergi ke bank untuk melakukan
transaksi tunai. Sehingga mereka yang memiliki pendapatan tinggi akan melakukan
transaksi melalui mesin ATM untuk efisiensi waktu dan tempat. Dan nasabah bank yang

32
berpendapatan rendah melakukan transaksi melalui teller bank karena apabila
menggunakan kartu ATM maka akan menjadi boros sehingga uang mereka di bank bisa
cepat habis. Maka dari itu nasabah bank yang berpendapatan rendah tidak melakukan
transaksi tunai di mesin ATM.
Ternyata nasabah bank dalam responden yang berpenghasilan kecil maupun yang
berpenghasilan besar tetap melakukan transaksi tunai di mesin ATM. Sehingga nasabah
bank yang berpenghasilan kecil tetap lebih memilih melakukan transaksi tunai melalui
mesin ATM karena lebih efisien waktu dan dapat dijangkau dimana saja.
- Pengaruh Usia Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank

Kelima adalah Pengaruh Usia Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi


Tunai Nasabah Bank. Usia Terhadap Keterlekatan Tindakan Ekonomi Transaksi Tunai
Nasabah Bank. Menurut Putri (2012: 31) penduduk Indonesia termasuk dalam struktur
umur muda, ini dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk Indonesia. Meskipun
pertambahan penduduk dapat ditekan tetapi penawaran tenaga kerja semakin tinggi karena
semakin banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja, dengan demikian penawaran
tenaga kerja juga akan bertambah.
Usia produktif atau usia kerja adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja
dan menghasilkan sesuatu. Menurut Payaman Simanjuntak (1998) dalam Dewi (2012: 31),
umur mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga
kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya.
Sedangkan selama masih dalam usia produktif, semakin tinggi usia seseorang semakin
besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran
akan menurun seiring dengan usia yang bertambah tua.
Dalam hal ini usia adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan di dunia.
Usia diukur dalam satuan tahunan. Diamana usia ada yang muda, dewasa, dan tua.
Semakin bertambahnya tahun teknologi semakin modern. Dimana dahulu mesin

33
ATM peratma kali muncul sangat susah sekali digunakan. Tidak semudah sekarang. Dan
juga tidak tersebar dimana – mana.
Karena mesin ATM zaman sekarang dapat digunakan dengan mudah maka nasabah
bank yang berusia muda saja yang mengerti cara menggunakan mesin ATM. Dan nasabah
bank yang berusia tua karena belum berpengalaman menggakan mesin ATM dan pada
zaman dahulu tidak ada mesin ATM maka nasabah bank yang berusia tua bertransaksi
tunai melalui teller ATM atau hanya menyimpan uang mereka di dalam rumah saja. Dan
ada juga nasabah bank dengan usia yang sudah tua juga takut untuk melakukan transaksi
tunai melalui mesin ATM karena takut salah tekan atau kartu tertelan.
Ternyata saat ini teknologi dapat diterima oleh siapa saja dan oleh yang tua
maupun yang muda. Mesin ATM sudah ada sekitar 20 tahun lamanya, namun dahulu
mesin ATM sangat terbatas dan sangat susah untul digunakan oleh para nasabah bank.
Sehingga jarang atau bahkan tidak ada yang menggunakan mesin ATM tersebut. Namun
sekarang teknologi semakin canggih dan mesin ATM dibuat semudah mungkin dan
senyaman mungkin agar para nasabah bank yang muda maupun tua dapat mempelajari dan
menggunakannya.

34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
binary logistic regression dapat ditarik kesimpulan bahwa Keterlekatan tindakan ekonomi
transaksi tunai oleh nasabah bank (studi kasus Bank BRI Cabang Air Joman) adalah
keterlekatan lemah. keterlekatan lemah adalah lemahnya atau kecilnya interaksi yang
terjadi dalam individu saat melakukan tindakan ekonomi. Adapun alasannya adalah dalam
hal ini para nasabah ternyata lebih menyukai bertransaksi melalui mesin ATM daripada
melalui teller yaitu nasabah merasa lebih nyaman. Kemudian tetap merasa aman, lebih
cepat dan sangat efisien karena mudah di jangkau kapan saja dan dimana saja.
Dan yang terakhir adalah variabel aman berpengaruh secara signifikan terhadap
keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai oleh nasabah bank. Dan variabel
komunikasi, nyaman, pendapatan, dan usia tidak berpengaruh signifikan terhadap
keterlekatan tindakan ekonomi transaksi tunai oleh nasabah bank.

B. Saran
Dengan dapat diterimanya bahwa nasabah bank untuk zaman saat ini lebih memilih
melakukan transaksi tunai melalui mesin ATM dikarenakan dapat dijangkau dimana saja
dan kapan saja. Sehingga saran dari peneliti adalah bank harus menambah lebih banyak
fasilitas ATM dan kemudian disebar di mana saja agar nasabah bank dapat menjangkau
lebih dekat dan lebih cepat. Kemudian teknologi fitur ATM harus dipermudah. Karena
ternyata nasabah bukan dari kalangan muda saja namun kalangan tua pun juga lebih
memilih menggunakan transaksi tunai melalui mesin ATM.

35
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1980. Teori Moneter. Yogyakarta: BPFE.


Damsar. 2011.Pengantar Sosiologi Ekonomi. Edisi revisi. Jakarta: Prenada Media
Group.
Dewi, Mery Kusuma. 2009. Pengaruh Intensitas Komunikasi, Lama kerja, Dan
Pelatihan Terhadap Peningkatan Produktivitas Agen Asuransi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Brawijaya. Malang.
Fitri. 2010. Presepsi Masyarakat Penabung Dalam Menentukan
Pemilihan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional (Studi kasus pada Perum. Dosen
dan Karyawan POLTEKNES Surabaya Selatan). Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Fakultas Ekonomi & Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.
Kafi, Dliyauddin. 2013. Tindakan Ekonomi Dan Keterlekatan Pondok Pesantren
Dengan Santri Karyawan (Studi kasus Santri Karyawan yang Bekerja Pada Unit Usaha
AIDRAT, di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Banjaranyar, Paciran, Lamongan). Jurusan
Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Brawijaya. Malang.
Kasmir. 2002. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam.Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Masruhin. 2013. Kompetensi Kerja Calon Sarjana Menurut Kebutuhan Pasar
Tenaga Kerja (Studi kasus Mahasiswa Akuntansi UB T.A 2009). Jurusan Ilmu Ekonomi.
Universitas Brwaijaya. Malang.
Mulyani, Indah. 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan Terhadap
Kepuasan Nasabah (Studi pada Nasabah Bank X Cabang Malang). Jurusan Manajemen.
Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang.
Nanda, Ramadya Angan. 2013. Keterlekatan Tindakan Ekonomi Pelaku Usaha
Mikro Terhadap Rentenir (studi kasus pedagang Pasar Merjosari Kelurahan Merjosari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Brawijaya. Malang.
Nophirin. 1992. Ekonomi Moneter Buku 1. Edisi ke 4. Yogyakarta: BPFE.
Nazir, Moh Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Edisi kelima. Jakarta: Gahalia
Indonesia.

36
Putri, Nadia Maharani. 2012. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah
Dan Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kabupaten Brebes. Fakultas Ekonomika Dan
Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Rahardjo, Budi. 2001.Aspek Teknologi Dan Keamanan Dalam Internet Banking.
Version 1. PT INDOCISC.--
Rahmadhania, Citra. 2013. Analisis Pendapatan Para Migran Sektor Informal
Untuk Bertahan Hidup (studi kasus pedagang Berstatus Migran di Kota Malang). Jurusan
Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.
Rambat, Lupiyoadi. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi. Edisi 3.
Jakarta:Salemba Empat.
Salvatore, Dominick.1992. Teori Mikro Ekonomi. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sasanti, Yunita Titi. 2013. Adaptasi Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi pada
Individu Dewasa Muda Perempuan Yang Berpacaran Jarak Jauh Dengan Pria Eropa).
Jurusan Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Brawijaya.
Malang.
Sentosa, Karuniawati Putri. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan Menggunakan
Sistem On Line Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi pada Nasabah Bank BCA Cabang
Pembantu Batu Malang). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Malang.
Sudarman M.Ec, Drs. Ari. 1992. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Tri Ratnasari, S.E., M.Si, Ririn & H. Aksa, S.IP., Mastuti. 2011. Manajemen
Pemasaran Jasa.Bogor: Ghalia Indonesia.
Wardani, Aisya. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Pelayanan, dan Fasilitas Bank
Terhadap Perilaku Menabung (Studi Pada Nasabah Bank Purworejo). Manajemen.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Edisi Pertama.
Yogyakarta:STIM YKPN
Wiratha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : C.V
Andi Offset

37
38

Anda mungkin juga menyukai