Anda di halaman 1dari 3

fisiografi Sangiran

Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa Tengah Indonesia Sangiran memiliki area sekitar 48 km2
secara fisiografis Sangiran terletak pada zona Sentral depression koma yaitu berupa dataran yang
terletak antara gunung api aktif koma Merapi dan Merbabu di sebelah barat serta laut di sebelah timur
titik secara administratif koma Sangiran terletak di Kabupaten Sragen dalam kurung meliputi 4
Kecamatan yaitu Kecamatan Kalijambe Gemolong dan plupuh serta Kecamatan Gondangrejo tutup
kurung dan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah titik Sangiran terletak di desa Krikilan Kecamatan
Kalijambe koma situs ini menyimpan puluhan ribu fosil dari zaman pleistosen dalam kurung kurang lebih
2000000 tahun lalu tutup kurung titik fosil-fosil purba ini merupakan 65% fosil hominid purba di
Indonesia dan 50% di seluruh dunia titik daerah Sangiran memiliki sebuah sungai yang membelah
daerah tersebut menjadi dua yaitu adalah Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo titik Kali
Cemoro merupakan sungai purba yang masih terdapat pada daerah Sangiran titik

geomorfologi Sangiran

Sangiran adalah suatu kawasan yang dibentuk atau dikontrol oleh struktur geologi dalam kurung lipatan
miring segala arah tutup kurung yang bekerja secara bersamaan dengan proses eksogenik dalam kurung
curah hujan pelapukan erosi dan sedimentasi tutup kurung proses proses geomorfik ini akan bekerja
secara simultan karena didukung oleh faktor resistensi batuan yang ada yang sangat bervariasi

morfologi Sangiran merupakan kubah struktural dengan puncak telah tererosi kuat titik sebagai
akibatnya adalah pembentukan pada aliran yang spesifik yaitu annular yakni pada aliran trellis dominan
Sungai subsekuen nya melingkar dan sungai konsekuen nya berarah Radial

suatu struktur kubah seringkali memperlihatkan penampang penampang geologis yang baik dari
formasi muda di pinggir ke formasi yang tua di pusat kubahnya Di Kubah Sangiran juga menyingkap
suatu penampang sampai batuan tersiar detik Oleh karena itu proses berjalan pelan tapi terus-menerus
koma Sungai anteseden Kali Cemoro berhasil memotong struktur kubah Sangiran titik walaupun lapisan
di dalam kubah terdorong ke atas Kali Cemoro tetap berhasil memotong dengan erosi vertikal titik

menurut Van bemmelen 1949 struktur kubah mungkin berkaitan dengan menggelincirkan gravitasi
bahan vulkanik di lereng gunung api titik klostermann mempunyai pendapat bahwa struktur di Gunung
wijil adalah kunci untuk mengerti struktur kubah Sangiran titik walaupun dalam skala yang lebih besar
koma tetapi prinsipnya tetap sama yaitu lapisan plastis yang ditekan oleh beban dari lapisan atas apabila
tekanan dari atas tidak merata seperti tubuh gunung api gunung api lagu yang mempunyai pondasi dari
batuan tersier yang sangat lembek titik tekanan gravitasi tumbuh Gunung Lawu mungkin mampu
menekan material plastis yaitu mudstone dan lempung Marine keluar dari di air yang mengalir ke atas
dan membentuk lapisan di atas titik jadi menurut kloosterman struktur kubah Sangiran yang begitu
sempurna adalah hasil dari diapir bahan tersier yang mendorong ke atas sehingga lapisan di atas
terbentuk sebagai kubah titik keistimewaan Sangiran berdasarkan penelitian para ahli geologi pada
masa purba Sangiran merupakan hamparan lautan titik akibat proses geologi dan bencana alam letusan
Gunung Lawu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu menjadi daratan titik Hal tersebut dibuktikan
dengan lapisan lapisan batuan yang membentuk wilayah Sangiran sangat berbeda dengan lapisan tanah
di tempat lain tiap lapisan tanah ditemukan fosil menurut jenis dan zamannya titik misalnya fosil
binatang laut banyak ditemukan di lapisan tanah paling bawah koma yang dulu merupakan lautan titik

geologi Sangiran

daerah Sangiran merupakan daerah yang mempunyai bentuk morfologi seperti kubah atau Dome titik
sehingga oleh para ahli geologi wilayah ini dikenal dengan nama kubah Sangiran titik daerah ini terletak
di sebelah selatan Pegunungan Kendeng berbatasan dengan zona Solo Sensustricto dengan sub zona
Ngawi Berdasarkan sejarah geologi dan fase tektonik maka daerah ini merupakan tepi cekungan back
arc terhadap volcanic Arc di sebelah selatannya. secara struktural Sangiran merupakan daerah yang
mengalami pengangkatan dan perlipatan yang kemudian membentuk struktur kubah terbalik yang
Seiring berjalannya waktu mengalami erosi adanya pengangkatan ini terjadi karena proses penekanan
dari kiri dan kanan oleh tenaga eksogen dan dari bawah ke atas oleh tenaga endogen titik erosi
menyebabkan tersingkapnya lapisan-lapisan tanah secara alamiah dimana didalamnya terkandung
informasi tentang kehidupan sejarah manusia purba dengan segala yang ada di sekelilingnya titik
adapun lapisan yang tersingkap pada daerah ini yaitu formasi kalibeng koma formasi pucangan koma
formasi kabuh koma dan formasi Notopuro

Stratigrafi sangiran

pada daerah Sangiran terdapat empat lapisan stratigrafi bagian dari regional Salatiga 4 lapisan tersebut
yaitu 1 formasi kalibeng merupakan formasi tertua di lembah Sangiran Lapisan ini terdiri dari pasir yang
berwarna abu kehitaman dan batu pasir gampingan dengan kandungan fosil foraminifera dan mollusca
bertulang lunak yang melimpah di Lapisan ini Pulau terdapat kepiting dalam kurung fosil hal ini
menunjukkan bahwa Lapisan ini dulunya wilayah politik menurut para ahli perairan ini mengalami
regresi dalam kurung penyusutan air laut yang terjadi pada zaman pliosen titik Hal ini diperkuat dengan
Penemuan fosil gajah purba atau madtodon bumi juensis berumur 5000000 tahun sampai dengan 1,8
juta tahun lalu dengan lapisan 1 lapisan napal dalam kurung kali Bang bawah dua lapisan lempung biru
dalam kurung endapan laut dalam tiga lapisan foraminifera dalam kurung endapan Laut dangkal 4
lapisan balanus batu gamping 5 lapisan leher bawah dalam kurung endapan air payau dua formasi
pucangan dalam kurung Sangiran formasi ini terdiri dari dua bagian yaitu breksi dan lempung hitam titik
bagian berisi terdiri dari batu pasir konglomerat dan breksi lapisan ini berbatasan langsung dengan
formasi kalibeng titik pada bagian breksi ditemukan fosil hewan jenis vertebrata tulang belakang seperti
stegodon Sp dansus SP spesies ini disebut fauna Jetis titik sementara pada lapisan lempung hitam diduga
berasal dari daerah air tawar dan jenis spesies fauna nya serupa dengan bagian breksi titik pada formasi
ini struktur nya terdiri dari vulkanik dan air tawar titik berumur 1,8 juta tahun lalu sampai dengan 1 juta
tahun lalu dengan lapisan 1 lempung hitam 2 batuan konkresi 3 lempung vulkanik dalam kurung t u f f
empat batuan nodul lima batuan diatom warna kehijauan titik tiga formasi kabuh dalam kurung batang
formasi ini diduga berasal dari Danau plestosen yang telah mengering pada lapisan ini telah dilakukan
ekskavasi di teras Dayu yang merupakan grenzbank dalam kurung lapisan pembatas titik di sini
ditemukan Sangiran flake industry dalam kurung alat buatan khusus Sangiran dan fosil Pithecanthropus
erectus berumur satu juta sampai dengan 250000 tahun lalu dengan lapisan 1 konglomerat 2 batuan
grenzbank 3 Lampung vulkanik atau tempat pasir halus silang siur Lima Pasir Gravel 4 formasi Notopuro
merupakan formasi paling curam letaknya dan hanya terdapat fosil seperti di formasi kabuh Adapun
fosil manusia purba yang ditemukan di Sangiran yaitu 1 Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pada
lapisan pleistosen bawah oleh Van koeningswald 2 Homo Soloensis ditemukan di lapisan Pleistosen atas
oleh arkeolog Belanda berumur 250000 sampai dengan 15000 tahun lalu dengan lapisan pada formasi
ini 1 Lahar atas dua teras 3 pumice

Anda mungkin juga menyukai