EFEKIVITAS PENGOLAHAN
AIR LIMBAH BATIK DENGAN CARA
KIMIA DAN BIOLOGI
Istihanah Nurul Eskani,
Ivone De Carlo, Sulaeman
INTISARI
Kebanyakan industri batik membuang
dahulu dengan alasan keterbatasan tempat,
pengolahan air limbah telah dilakukan untuk mengatasi pent
Jahan air limbah batik secara kiraia, biologi aerob
dengan menambahkan koagulan tawas dan kapur
pembuangan limbah tersebut.
Telah dilakukan penelitian proses pengo!
daa biologi anaerob. Proses kimia dilaksanakan
ke dalam air limbah batik. Proses biologi aerob dijalankan dalam
sedang proses biologi anaerob dijalankan dalam reactor tertutup sel
air limbahnya ke lingkungan tanpa diolah terlebih,
dana dan penguasaan teknologi. Beberapa cara
urunan mutu lingkungan akibat
reactor terbuka selama 5 hari,
Jama 12 hari. Hasil proses
kemudian diukur parameter wana, COD dan alkalinitasnya.
Hasil penelitian pengolahan air limbah batik secara kimia dapat menurunkan parameter
wama yang berasal dari zat warna Naphtol sebesar 83,15%, COD sebesar 28,81% dan pH kasi
proses 7. Proses biologi anaerob menurunkan parameter W
59,89% dan pH hasil proses 5. Proses biolo}
berasal dari zat warna Naphtol sebesar 97,82 %,
ana sebesar 94,95%, COD sebesar
gi aerob dapat menurunkan parameter wama yang
COD sebesar 72,88 % dan pH hasil proses 6,5.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengolahan limbah cair batik secara biologi aerob lebih
efektif daripada pengolahan secara biologi anaerob maupun secara kimia.
Kata Kunci
I, PENDAHULUAN
Pada umumnya industri batik skala
kecil mempunyai keterbatasan tempat,
penguasaan teknologi dan manajemen yang
kurang bagus dan terutama kurangnya
kepedulian terhadap lingkungan. Air limbah
yang dihasilkan dibuang ke tempat yang
tidak selayaknya seperti assenering, saluran
air hujan, dan selokan. Sementara, perajin
yang sudah memiliki IPAL (Instalasi
Limbah)
Pengolahan Air bantuan
: Pengolahan air limbah batik, proses kimia, proses biologi
pemerintah, tidak dimanfaatkan fungsinys
karena dianggap membebani.
Beberapa perajin telah menggunakan
bak air dalam tanah, namun ditinjau dari se
konstruksinya belum sempuma. Dati
kenyataan di ats, kegiatan maupun hal
sampingnya yang berupa limbah sering
mengganggu masyarakat sekitar, terutam
dalam hal penurunan air terhadap ualits
lingkungan hidup.
Penelitian
menemukan cara yang paling
ini diss
epost
16mengolah limbah cair batik. Dalam
penelitian ini dilakukan pengolahan limbah
batik secara kimia, biologi aerob dan biologi
anaerob. Dengan membandingkan ketiga
cara tersebut maka dapat diketahui cara yang
paling efektif dalam mengolah limbah cair
batik.
a, Limbab Industri Kecil Batik
Potensi limbah batik ditentukan oleh
volume air limbah (pekat) yang dihasilkan
dalam proses pembuatan batik. Namun air
limbah sisa proses tidak tergantung pada
juinlah produksi. Sebagai contoh air limbah
sisa pencelupan 1 potong batik sama dengan
10 potong batik. Hal ini karena pencelupan
dalam proses batik mengikuti system aanzet
(permulaan) dan nazet (tambahan) atau jog-
jogan (Jawa). Prinsip pencelupan system
jog-jogan adalah dengan volume dan kadar
zat warna yang sama, pencelupan beberapa
potong kain batik (yang dikerjakan potong
per potong) hasilnya seragam, karena
variable pencelupannya selalu dibuat sama
(tetap). Untuk industri batik skala kecil
dengan kapasitas produksi 2 potong
diperhitungkan mempunyai potensi air
limbah sebanyak +- 60 1 yang bersumber
dari limbah sisa proses antara lain
pengetelan, pencelupan dan pencucian [5].
Pada umumnya para perajin batik hampir
tidak pernah menginventarisir jumlah limbah
cair maupun padat yang dihasilkan
industrinya.
Karakteristik limbah cair dapat
digolongkan dalam sifat fisika, kimia dan
biologi, namun untuk industri kecil batik
biasanya hanya terdiri atas karakter fisika
dan kimia, Parameter yang digunakan untuk
menunjukkan karakter fisika dalam limbah
cair adalah zat padat, suhu, warna dan bau,
sedangkan untuk karakter kimia adalah zat-
zat kimia organik dan anorganik.
Kekeruhan disebabkan oleh sifat
menverap dan membaurkan sinar oleh
koloidal. Padatan
tersuspensi dapat mengendap sendiri tanpa
partikel-partikel
bantuan koagulan, dan endapan merupakan
sejumlah lumpur yang diperoleh dari proses
sedimentasi. Padatan total terdiri atas
padatan terlarut, koloidal dan tersuspensi.
Dalam industri batik beberapa zat
warna dan zat kimia merupakan padatan
terlarut misalnya : larutan zat warna reaktif,
kostik soda, asam zat pembasah. Sedang
yang merupakan padatan koloid dan
tersuspensi misalnya : gabungan zat warna
Naphtol dan garam Diazo, zat warna
Indigosol, Rapid, tapioca dan lilin batik.
Suhu air limbah ~—merupakan
parameter penting untuk kehidupan makhluk
17air, reaksi kimia, kecepatan reaksi dan
kegunaan dari air tersebut. Suhu limbah cair
batik sama dengan suhu kamar.
Wama air limbah industri batik
terutama ditimbulkan oleh sisa-sisa zat
wama yang masih ada dalam bekas Larutan
proses pencelupan. Selain mengganggu
keindahan, beberapa zat wama diduga
bersifat racun. Wama pada air limbah
industri batik umumnya sukar dihilangkan.
Cenangan air berwarna banyak menyerap
oksigen terlarut, sehingga lama kelamaan
membuat air berwarna hitam dan berbau.
Bau dari air limbah merupakan
indikasi adanya pelepasan gas yang berbau.
Beberapa zat kimia yang digunakan dalam
batik juga memberikan bau seperti
hidrosulfit, asam cuka, asam klorida, kanji
yang membusuk.
Parameter kimia yang menentukan
keberhasilan proses meliputi BOD, COD,
PH, dan komposisi logam berat.
Senyawa organik maupun anorganik
yang banyak terdapat dalam limbah yang
banyak terdapat dalam air limbah industri
batik berupa : karbohidrat, protein, lemak,
minyak, surfaktan, zat organik aromatik
seperti zat warna, zat pembantu Pencelupan,
alkali, asam dan garam.
BOD (Biologycal Oxygen Demang
merupakan salah satu paramenter Penenty
keberhasilan pengolahan. Zat-zat Organ
dalam limbah cair terutama tersusun ay
unsur-unsur: C, H, O dan sedikit unsyy Sy
yang berpotensi menyerap oksigen. Oksipey
tersebut Cgc Unk
menguraikan/membongkar senyawa organi,
Dengan demikian kadar oksigen dalam ai,
limbah lama kelamaan berkurang, dan ai
limbah bertambah keruh serta berbau.
Paremeter kedua berupa Cop
(Chemical Oxygen Demand). Ada beberap:
jenis zat organik dalam air limbah yang
tahan terhadap oksidasi secara_biologis,
tetapi dapat dibongkar dengan pereaksi yang
bersifat oksidator kuat dalam suasana asam
seperti : kalium bikromat atau permanganat.
COD dapat dipakai sebagai ukuran
derajat pencemaran yang ditimbulkan oltt
senyawa-senyawa yang sukar diuraikan oleh
mikroorganisme.
PH merupakan parameter pentité
untuk Kehidupan biota air, tanaman &
industri. Air limbah hasil dari pros®
Pencelupan batik ada yang bersifat asam ds!
ada pula yang bersifat basa.
Logam Berat merupakan parame
Yang sangat penting dalam pengolat##
limbah cair, Zat wama m erupakan seny™*