Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejak dahulu pengobatan dengan memanfaatkan aneka tanaman yang
terdapat di alam, yang dilakukan secara turun temurun diajarkan oleh generasi
yang terdahulu ke generasi selanjutnya. Di daerah pedesaan, tradisi itu sebagian
besar masih dipertahankan. Namun, masyarakat perkotaan umumnya sudah
melupakannya.
Tanaman obat tidak berarti tumbuhan yang ditanam hanya tanaman hias
yang berkhasiat obat. Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu
dapur, tanaman pagar, tanaman buah, tanaman sayur atau bahkan tanaman liar
pun dapat ditata di pekarangan sebagai tanaman obat, dapat dimanfaatkan untuk
mengobati dan aneka keperluan sesuai dengan kegunaan lainnya.
Tanaman obat menjadi alternatif obat yang paling mudah dicari. Tidak
perlu menghabiskan uang untuk membeli dan hanya cukup dengan memetik
tanaman di pekarangan, lalu meraciknya, tanaman tersebut dapat menjadi obat
yang mujarab.
Penemuan-penemuan kedokteran modern yang berkembang pesat
menyebabkan pengobatan tradisional berkesan kampungan atau ketinggalan
zaman. Banyak obat-obatan modern yang dibuat dari tanaman obat. Hanya saja
peracikannya dilakukan secara klinis laboratories sehingga terkesan modern.
Penemuan kedokteran modern pun ternyata mendukung penggunaan obat
tradisional.
Tren gaya hidup yang mengarah kembali ke alam (back to nature)
membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah hal yang kampungan atau
ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modern pun banyak kembali mempelajari
obat-obatan tradisional. Tanaman berkhasiat ditelaah dan dipelajari secara
ilmiah, hasilnya ternyata mendukung bah

1
wa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang
secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan.

Meskipun pemakaian obat tradisional sebagai tindakan pengobatan


penyakit, tidak berarti pengobatan medis atau kedokteran modern diabaikan.
Penderita tetap boleh dibawa ke rumah sakit, puskesmas atau dokter, terlebih lagi
jika penyakitnya parah.

1.2 Rumusan Masalah


Apa sajakah tanaman obat yang digunakan terutama pada Bagian Daun
(Folium) ?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui pemanfaatan tanaman obat terutama pada bagian Daun
(Folium).

2
BAB II
TANAMAN OBAT

Terutama Pada Bagian Daun (Folium)

KATUK
Sinonim : Sauropaus albicus Wight

1. Nama
Nama Ilmiah : Sauropaus androginus (L.) Merr.
Nama Daerah : memata, mata-mata, cekop manis, simasi (Sumatera); katu,
babing, katukan (Jawa); dan kerakur (Madura).
Nama Asing : -

3
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus (L.) Merr.

3. Uraian Tumbuhan
Sosok tanaman katuk berupa perdu yang tumbuh menahun karena
berkesan ramping, katuk sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai tanam
pagar. Tinggi tanaman sekitar 1 -2 m. Batangnya tumbuh tegak. Saat masih muda,
batang berwarna hijau. Setelah tua, warna batang menjadi kelabu keputihan.
Batang berkayu dengan percabangannya jarang. Daunnya merupakan daun
majemuk yang berjumlah genap. Bunganya berbentuk unik dan berwarna putih
semu kemerahan. Kelopaknya keras, buahnya berbentuk bulat, berukuran kecil,
seperti kancing dan berwarna putih. Bijinya beruang empat.
Tanaman tumbuh di dataran rendah hingga 1.200 m dpl. Katuk menyukai
tempat terbuka atau sedikit terlindung dengan struktur tanah yang ringan.
Tanaman ini banyak ditanam di kebun, ladang atau pekarangan.
(Hariana, Aref. 2008 Tumbuhan obat dan khasiatnya seri 2)

4
KEJI BELING
Sinonim : Sericocalyx crispus (L.) Bremek

1. Nama
Nama ilmiah : Strobilanthes crispus BI.
Nama daerah : daun picah beling (Jakarta); daun keji beling, enyoh kelo
(Jawa Tengah).
Nama asing : fenugreek.

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae

5
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes crispus BI.

3. Uraian Tumbuhan
Keji beling tumbuh liar di hutan, tepi sungai, tebing-tebing dan sering
ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan atau taman. Tanaman ini terdapat
dari Madagaskar sampai Indonesia, yang tumbuh pada ketinggian 50 m sampai
1.200 m dpl.
Tumbuhan semak ini memiliki tinggi 0,5 – 1 m. Batang beruas, berbentuk
bulat bercabang-cabang, berambut kasar dan berwarna hijau. Percabangan yang
menyentuh tanah akan keluar akar sehingga bisa dipisahkan dari tanaman induk.
Daun tunggal, bertangkai pendek dengan letak berhadapan. Helaian daun lanset
memanjang atau hampir jurung, tepi bergeligi atau beringgit, ujung meruncing,
pangkal runcing, kedua permukaan kasar, pertulangan menyirip, panjang 9 – 18
cm, lebar 3 – 8 cm dan berwarna hijau. Perbungaan majemuk, berkumpul dalam
bulir padat, mahkota bunga berbentuk corong, terbagi 5, panjang 1,5 – 2 cm,
berambut dan berwarna kuning. Buah berbentuk gelondong, berisi 2 – 4 biji. Biji
bulat, pipih, kecil-kecil berwarna coklat.
Perbanyakan dengan biji, stek batang atau cabang yang cukup Na.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Bahan kimia yang terkandung dalam keji beling di antaranya kalium
dengan kadar tinggi, natrium, kalsium, asam silikat, dan beberapa senyawa
ya. Efek farmakologis keji beling di antaranya peluruh kencing (diuretic)
pencahar. (

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan keji beling dapat dilakukan dengan setek batang.
Kejidirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya,
Lipupuk dengan pupuk organik.

6
6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan manfaatannya
Daun keji beling dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
sebagai berikut :
1. Batu ginjal
Cuci 50 g daun keji beling, 7 batang meniran segar, dan 7 lembar
daun sampai bersih, lalu rebus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2
gelas. Setelah dingin, saring air rebusan dan minum tiga kali sehari
masing-masing 2/3 gelas.
Cara lainnya, cuci 5 lembar daun keji beling, 5 lembar daun
tempuyung dan 6 buah tongkol jagung, lalu rebus dengan 5 gelas air
bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin, Baring air rebusan dan
minum tiga kali sehari masing-masing ¾ gelas. Lakukan setiap hari
sampai rasa sakit menghilang.
2. Batu kandung empedu
Cuci 5lembar daun keji beling segar, 7 lembar daun ungu segar
bersih, lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Air rebusan
diminum seperti teh.
3. Batu kandung kencing
Cuci segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda, lalu
rebus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin, saring
air rebusan dan minum pada pagi dan sore hari masing-masing ½ gelas.
4. Kencing kurang lancar
Cuci 25 g daun keji beling segar sampai bersih kemudian direbus
dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan lalu
minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.
5. Kencing manis
Rebus 40 g daun keji beling segar, dengan 6 gelas air sampai air
tersisa 3 gelas (untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan dan
minum tiga kali masing-masing 1 gelas sehari.

7
6. Sembelit
Cuci setengah genggam daun keji beling segar sampai bersih, lalu
rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air
rebusan dan minum dua kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
7. Wasir
Rebus 40 g daun keji beling segar dengan 6 gelas air sampai tersisa
3 gelas (untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan dan minum tiga
kali sehari masing-masing 1 gelas per hari. ( Hariana, Arief.2008
Tumbuhan obat dan khasiatnya seri 2 )

8
KETEPENG CINA
Sinonim : Smilax macrocarpa B1.

1. Nama
Nama ilmiah : Cassida alata L.
Nama daerah : daun kupang (Melayu), ki manila (Sunda), ketepeng cina
(Jawa Tengah), acong-acong (Madura), tabakum
(Tidore),kupang-kupang (Ternate).
Nama asing : seven golden candlestick (Inggris), dui ye dou (Cina) .

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

9
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata L.

3. Uraian Tumbuhan
Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan
banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat yang lembab. Kini tumbuhan ini
sering dipelihara sebagai perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina atau
sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar
dengan bentuk bulat telur yang letaknya berhadap-hadapan satu sama lain dan
terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina mempunyai
mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada
tandan berwarna coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan
pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur pada dataran rendah sampai
ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Ketepeng cina memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam tanaman ini diantaranya tannin, rein aloe-
emodina, rein aloe-emodina-diantron, rein aloe-emodina, dan asam
krisofanat.
Efek farmakologis yang dimiliki olehketepeng cina diantaranya sebagai
pencahar, obat cacing, penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang
disebabkan oleh parasit kulit. (Dalimartha, setiwan. 2009 Atlas tumbuhan
obat Indonesia jilid 6 )

10
5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan
Perbanyakan ketepeng cina dapat dilakukan dengan biji. Ketepeng cina
dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya d an
dipupuk dengan pupuk organik.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun ketepeng cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa
penyakit sebagai berikut :
1. Cacing kremi pada anak
Rebus 7 lembar daun ketepeng cina, asam secukupnya (untuk
menghilangkan bau), dan 2 sendok teh bubuk akar kelembak (Rheum
officinale Baill) dalam 2 gelas air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring
hasil rebusan, lalu minum saat masih hangat.
2. Panu, kurap dan eksim
Lumatkan satu genggam daun ketepeng cina segar, lalu tambahkan
sedikit tawas (atau 1 sendok makan kapur sirih). Gosokkan campuran ini
dengan kuat pada kulit yang sakit dua kali sehari.
3. Sariawan
Cuci bersih 4 lembar daun ketepeng cina, lalu kunyah dengan garam
secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit. Air daun
ketepeng cina ditelan, sedangkan ampasnya dibuang.
4. Sembelit
Rebus 7 lembar daun ketepeng cina muda segar dengan 2 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusan sekaligus.

( Dalimartha, setiawwan 2009 Atlas tumbuhan obat Indonesia jilid 6 )

11
Ki Tajam / Dandang Gendis
Sinonim : Clinacanthus burmani Nees

1. Nama
Nama ilmiah : Clinacanthus nutans Lindau.
Nama daerah : ki tajam (Sunda), dandang gendis (Jawa), gendis (Jawa
Tengah).
Nama asing : -

2. Klasifikasi
Famili : Achantaceae

12
3. Uraian Tumbuhan
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu,
tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset,
panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga
majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga
berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda. Buah kotak, bulat
memanjang berwarna coklat. Bagian yang digunakan daun.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam ki tajam diantaranya
saponin dan polifenol. Efek farmakologis yang dimiliki oleh ki tajam diantaranya
mengefektifkan fungsi kelenjar tubuh, meningkatkan sirkulasi diuretic,
antidemam dan antidiare.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan ki tajam dapat dilakukan dengan setek batang. Ki tajam
dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya dan dipupuk
dengan pupuk organik. Tumbuhan ini memerlukan cukup sinar matahari.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun segar ki tajam dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa
penyakit sebagai berikut :
1. Disentri
Rebus segenggam daun segar ki tajam dalam 5 gelas air sampai tersisa 3
gelas. Minum air rebusan tiga kali sehari masing-masing 1 gelas.
2. Kencing manis
Rebus 7 lembar (untuk sakit ringan/gejala awal) atau 21 lembar (untuk
sakit berat) daun segar ki tajam dalam 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, minum air rebusan dua kali sehari.

13
3. Susah kencing
Rebus 1,5 g daun ki tajam segar dalam air 1 gelas selama 15 menit.
Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.

(Hariana, Aref. 2008 Tumbuhan obat dan khasiatnya seri 2)

14
LAMPES
Sinonim : Acimi sancti Folium

1. Nama
Nama ilmiah : Ocimum sanctum L.
Nama daerah : lampes (Jawa Tengah), lampes (Sunda), kemanghi (Madura),
uku-uku (Bali), lufe-lufe (Ternate).
Nama asing : -

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

15
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum sanctum L.

3. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Lampes memiliki rasa agak pahit dan bersifat dingin. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam daun lampes diantaranya minyak asiri, saponin,
flavonoid dan tannin. Sementara bijinya mengandung saponin, flavonoid dan
polifenaol. Efek farmakologis lampes diantaranya untuk diaforetikum.

4. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan lampes dengan menggunakan biji. Biji dirawat
dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan
pupuk organik. Tumbuhan ini memerlukan tempat yang terbuka atau sedikit
terlindung.

5. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Lampes dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai
berikut.

1. Peluruh air susu ibu (ASI)


Cuci bersih 25 g daun lampes segar, lalu makan sebagai lalap setiap hari.
2. Rematik
Cuci 25 g daun lampes, lalu blender. Tambahkan sedikit cuka, lalu
saring air jusnya dan minum. Lakukan pengobatan dua kali sehari dengan
dosis sama.

16
3. Sariawan
Lumatkan daun lampes, lalu tempelkan atau peras airnya terlebih dahulu
sebelum ditempelkan di bagian yang sakit.

4. Tegang saraf
Cuci 25 g daun lampes, lalu blender. Tambahkan sedikit cuka, lalu
saring air jusnya dan minum. Lakukan pengobatan dua kali sehari dengan
dosis sama.

(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar


Swadaya)

17
LANDIK
Sinonim : Balreria lupulina Lind.

1. Nama
Nama ilmiah : Balreria lupulina Lindl.
Nama daerah : landak, sujen trus (Jawa)
Nama asing : hua ye jia du juan (Cina)

2. Klasifikasi
Bangsa : Solanales
Suku : Acanthaceae
Marga : Balreria
Jenis : Balreria lupulina Lindl.

18
3. Uraian Tumbuhan
Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai
ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan dan di ladang/di tanam di halaman
tanaman hias, tanaman pagi dan sebagai tumbuhan obat.
Perdu bercabang banyak, tinggi 1-2 m, berduri, batang berkayu, warna
coklat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, pada pangkal
tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai
daun lanset, panjang 4-8 cm, lebar 1-2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit,
tepi rata, berambut halus berwarna putih, warna daun hijau mengkilap,
pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna kuning. Bunga
berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkaian berbentuk bulir yang keluar
di ujung batang. Buahnya buah kotak bulat hijau. Biji bulat pipih, coklat
kehitaman. Perbanyakan dengan stek batang. Nama Simplisia : Barleriae
lupulinae Folium (daun landak).

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Landak memiliki rasa pedas, pahit dan bersifat hangat. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam batang dan akar landak diantaranya polifenol,
sapoin dan flavonoid. Sementara daunnya mengandung polifenol.
Efek farmakologis landak diantaranya untuk melancarkan aliran meridian.
Daun landak digunakan untuk mengobati gigitan ular berbisa dan anjing, bengkak
terpukul atau terjatuh, bisul, luka berdarah, koreng dan rematik.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan landik dengan menggunakan setek. Landik
dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk
dengan pupuk organik.

19
6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Daun landik dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai
berikut :
1. Bisul, luka berdarah, koreng, dan bengkak karena terpukul atau jatuh
Rebus 9 g daun landik dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring
air rebusan dan minum dua kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
2. Digigit ular berbisa
Rebus 9 g daun landik dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum
air rebusannya sekaligus saat hangat. Untuk pemakaian luar, lumatkan daun
landik, lalu tempelkan pada bagian yang terkena gigitan.
3. Rematik dan encok
Cuci bersih 15 g daun landik segar, lalu tumbuk halus dan tambalhkan
1/4 sendok teh kapur sirih. Aduk sampai menjadi adonan dan balurkan pada
bagian tubuh yang sakit.

(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar


Swadaya)

20
NONA MAKAN SIRIH
Sinonim : Clerodendrum thomsonae Balf.F

1. Nama
Nama ilmiah : Clerodendrum thomsonae Balf.F.
Nama daerah : nona makan sirih (Sunda)
Nama asing : glory bower (Inggris), long tu zhu (Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae

21
Genus : Cleorodendrum
Spesies : Clerodendrum thomsonae Balf.F.

3. Uraian Tumbuhan
Tanaman ini biasa di tanam sebagai tanaman hias di halaman atau di
taman-taman, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1,000 m dpl. Asalnya dari
Afrika tropis, dapat ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang sedikit
terlindung atau terkena matahari penuh untuk berbunga bagus. Perdu memanjat
atau merambat, tinggi 2-5 m. Tanaman ini mempunyai ranting muda yang
bentuknya persegi empat. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur
memanjang, ujung runcing, tepi rata. Bunga keluar dari ujung ranting atau ketiak
daun, dalam rangkaian yang bersifat rasemos, warnanya merah berseludang putih
kekuningan, buah bulat warnanya hijau dengan 2-4 biji, bila masak warnanya
coklat hitam. Perbanyakan dengan biji, stek atau pemecahan akar.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Bahan kimia yang terkandung dalam nona makan sirih masih belum
banyak diketahui. Sementara efek farmakologis nona makan sirih di antaranya
menghilangkan pangs dan racun (toksin).

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan nona makan sirih dengan menggunakan setek
batang. Nona makan sirih dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga
kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun nona makan sirih dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit berikut :
1. Radang kronis selaput gendang telinga (pada anak-anak)

22
Cuci bersih 10-15 g daun nona makan sirih, lalu rebus dengan 3 gelas air
hingga tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari
masing-masing 1/2 gelas.

2. Kencing batu dan pelancar air seni


Cuci bersih 15 g daun nona makan sirih segar, lalu rebus dengan 3 gelas
air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu bagi dug untuk
diminum 2 kali pada waktu pagi dan sore hari.
(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta :
Penebar Swadaya)

23
PANDAN WANGI
Sinonim : Pandanus amaryllifolius Roxb.

1. Nama
Nama ilmiah : Pandanus amaryllifolius Roxb
Nama daerah : pandan wangi (Jawa); seuke musan (Aceh); pandan musang
(Sumbar); pamdam jau (Batak); pandan bunga (Sumbar);
pandan rempai, pandan wangi (Jakarta); pandan rampe,
pandan seungit wangi (Sunda); pondang (Minahasa).
Nama asing : glory bower (Inggris), long tu zhu (Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (Berkeping satu / Monokotil)
24
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.

3. Uraian Tumbuhan
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak di tanam di halaman
atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-
tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan
ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m, batang bulat dengan bekas
duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang
dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun
berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung
runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri
tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna
hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu,
menggantung, bentuk bola, diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya
jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-
iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau
pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar,
melati, cempaka dan kenanga,, sering diselipkan di sanggul supaya rambut
menjadi harum, atau diletakkan diantara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang
diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh
rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh diantara
akar-akarnya.

25
4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Pandan wangi mempunyai bau yang harum (aromatik) dan bersifat sejuk.
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pandan wangi di antaranya
alkaloida, saponin, flavonoid, tanin, polifenol, dan zat warna.
Efek farmakologis pandan wangi di antaranya menguatkan saraf
(tonikum), menambah nafsu makan (stomachica) dan penenang (sedative), lemah
saraf (neurastenia), tidak nafsu makan, sakit disertai gelisah, tekanan darah tinggi
(hipertensi), rematik, pegal linu, menghitamkan rambut, rambut rontok, dan
ketombe.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan pandan wangi dengan menggunakan anakan atau
setek batang. Pandan wangi dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga
kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk dasar. Tumbuhan ini
memerlukan cukup sinar matahari.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun segar pandan wangi dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit berikut :

1. Ketombe
Cuci bersih 7 lembar daun pandan wangi segar, lalu tumbuk sampai
halus. Tambahkan 100 ml air, aduk rata, lalu saring. Oleskan campuran
tersebut pada kulit kepala sampai merata. Diamkan selama 30 menit, lalu bilas
rambut dengan air. Lakukan secara teratur.

2. Lemah saraf (neurastenia)


Cuci bersih 5 lembar daun pandan wangi segar, lalu potong kecil-kecil.
Rebus dengan 60o ml air sampai tersisa 400 ml. Setelah dingin, saring air
rebusannya lalu minum dua kali sehari (pagi dan sore hari) masing-masing
200 ml.
26
3. Menghitamkan rambut
Cuci bersih 7 lembar daun pandan wangi segar dan 5 lembar daun
mangkokan (Nothopanax scutellarium). Potong kecil-kecil semua bahan,
tambahkan 1 liter air, lalu rebus sampai air berwarna hijau. Dinginkan dan
embunkan air rebusan selama semalam. Gunakan air rebusan tersebut untuk
mencuci rambut. Lakukan 3 kali dalam seminggu sampai terlihat hasilnya.

4. Rambut rontok
Cuci bersih 2 lembar daun pandan wangi segar, 5 lembar daun
mangkokan (Nothopanax scutellarium), 10 lembar daun waru muda (Hibiscus
tiliaceus), 10 kuntum bunga melati (Jasminum sambac A.), 1 kuntum bunga
mawar (Rosa chinensis Jasq.), 60 g daun orang-aring (Eclipta alba L.), loo ml
minyak wijen (Sesanum indicum), 100 ml minyak kemiri (Aleurites
molumlana Willd.), dan loo ml minyak kelapa (Cocos nucifera). Campur
semua bahan, lalu rebus sampai mendidih dengan menggunakan panci email.
Setelah dingin, saring air rebusan, lalu oleskan pada kulit kepala sambil
dipijat-pijat.

5. Rematik dan pegal linu


Cuci bersih 5 lembar daun pandan wangi segar dan batang sereh
(Cymbopogon nardus L.) secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan iinyak
kayu putih (Mellaleuca leucadendron L.) dan minyak gandapura
(Abelmoschus moschatus Medik.) secukupnya. Aduk sampai merata, lalu
eskan atau gosokkan pada bagian tubuh yang sakit.

6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)


Cuci bersih daun pandan wangi segar, lalu potong kecil-kecil. Rebus
tongan daun pandan dengan 400 ml air sampai tersisa 200 ml. Setelah ton,
saring air rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.
27
7. Tidak nafsu makan
Cuci bersih lo g daun pandan wangi segar, lalu potong kecil-kecil.
Seduh Dngan daun pandan dengan 1/2 gelas air panas. Setelah dingin, saring,
minum dua kali sehari pada pagi dan sore masing-masing 1/4 gelas.
(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar
Swadaya)

28
POHON MANGKOK / MANGKOKAN
Sinonim : N. cochleatum, (Lamk.), Miq = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb.
= Panax cocheatum. DC.

1. Nama
Nama ilmiah : Nothopanax scutellarium Merr.
Nama daerah : godong mangkokan (Jawa); daunkoin, daun mangkok, daun
papeda (Melayu); puring (Madura); mamanukan (Sunda).
Nama asing : saucer leaf, shell leaf (Inggris)

2. Klasifikasi
Famili : Araliaceac

29
3. Uraian Tumbuhan
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar,
walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di
sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena
sinar matahari atau sedikit terlindung dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 200
m dpl. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang berkayu, bercabang,
bentuknya bulat,panjang dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal,
bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi
bergerigi, diameter 6-12 cm, pertualangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga
majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Bijih
kecil, keras dan berwarna coklat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunnya
digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga
dinamakan daun mangkok. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan
mentah, atau rebus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pohon mangkok di
antaranya alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, lemak, kalsium, fosfor, besi,
serta vitamin (A, B, dan C).
Efek farmakologis pohon mangkok di antaranya anti-inflamasi,
antiradang, peluruh air seni, dan antirambut rontok.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan pohon mangkok dengan menggunakan setek.
Setek dapat ditanam langsung atau disemaikan. Pohon mangkok dirawat dengan
disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk
dasar.

30
6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Daun segar pohon mangkok dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
berikut :

1. Bau keringat
Rebus 13 g daun mangkokan dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas.
Setelah dingin, minum air rebusannya dua kali pada pagi dan sore hari
masing-masing 1 gelas. Cara lainnya, makan daun mangkokan muda
secukupnya sebagai lalap.

2. Luka
Cuci bersih daun mangkokan segar secukupnya, lalu giling sampai halus.
Balurkan campuran ini pada bagian yang luka, lalu balut. Lakukan pengobatan
tiga kali sehari.

3. Rambut rontok
Cuci bersih 25 g daun mangkokan segar, potong kecil-kecil, lalu
tambahkan loo ml minyak kelapa. Remas-remas daun mangkokan dan peras
airnya. Oleskan air perasan pada kulit kepala seperti menggunakan minyak
rambut sambil dipijat-pijat.
(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar
Swadaya)

31
RANGGA DIPA
Sinonim : Clerodendron fortunatum B1

1. Nama
Nama ilmiah : Clerodendron indicum (L.) O. Ktje
Nama daerah : daun apium,s ekar petak (Jawa), biduyuk, mamadatan
(Jakarta), genje (Sunda)
Nama asing : cang guan jia mo li (Cina)

2. Klasifikasi
Bangsa : Verbenales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendron
Jenis : Clerondendron indicum (L.) O. the.

32
3. Uraian Tumbuhan
Rangga dipa tumbuh liar di hutan, ladang dan kadang ditanam di halaman
dekat pagar. Tanaman ini bisa ditemukan sampai ketinggian 1.200 m dpl.
Perdu, tegak, tinggi 1-3 m. Warna batang hijau, retak-retak membujur, dan
berongga di tengah, daun tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang, berbentuk
memanjang sampai lanset, ujung panjang, pangkal menyempit, tepi rata, tulang
daun menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 1,5-2 cm, berwarna hijau tua mengkilap.
Bunga majemuk, berkumpul dalam bentuk payung yang keluar dari ketiak daun
dan ujung tangkai, berwarna putih kekuningan, buah berbentuk bulat. Nama
simplisia : Clerodendrin indici Folium

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Kandungan kimia rangga dipa belum banyak diketahui. Namun, anggota
famili Verbenaceae itu memiliki sifat pahit, sejuk, dan deuretik alias peluruh
urine. Akarnya untuk mengatasi asma dan penyakit kulit. Sementara daunnya
untuk mengobati asma dan rematik.

5. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan biji dan setek. Pemeliharaan mudah, perlu
cukup air untuk menjaga kelembapan dan pemupukan, terutama pupuk dasar.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Hanya daun yang lazim dimanfaatkan sebagai obat untuk beragam
penyakit :

1. Radang saluran kencing dan radang kandung kemih


Rangga dipa digunakan untuk menyembuhkan radang saluran kencing
radang kandung kemih. Caranya dengan merebus rangga dipa dan rumput
lidah ular secukupnya dalam 3 gelas air hingga airnya tersisa 1 gelas. Hasil
rebusan itu kemudian diminum.

33
2. Keseleo dan rematik
Sekitar 10-15 gram daun rangga dipa yang telah dicuci bersih direbus
dengan 3 gelas air hingga mendidih. Biarkan ramuan hingga yang tersisa 1
gelas. Setelah dingin, Baring hasil rebusan dan minum. Untuk obat luar, cuci
bersih daun rangga dipa secukupnya. Lalu, lumatkan dengan cara menumbuk
dan tempelkan di bagian tubuh yang keseleo atau rematik.

3. Asma dan sesak napas


Ambil daun rangga dipa dan cucilah sampai bersih. Kemudian, daun
dijemur hingga kering. Setelah itu, gulung daun dan isap seperti rokok.

(Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID


6. Jakarta : Pustaka Bunda. )

34
SAMBANG COLOK
Sinonim : Aerva sanguinolenta B1

1. Nama
Nama ilmiah : Aerva sanguinolenta B1.
Nama daerah : ki sambang (Sunda), gondang kasih, sambang colok (Jawa)
Nama asing : -

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

35
Sub Kelas : Hamamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
Genus : Aerva
Spesies : Aerva sanguinolenta B1.

3. Uraian Tumbuhan
a. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Sambang colok kaya kandungan kimia seperti saponin, polifenol,
flavonoid, dan minyak asiri. Anggota famili Amaranthaceae itu memiliki sifat
diuretik, anti-inflamasi, dan antipiretik.

b. Cara Budi Daya


Perbanyakan sambang colok dengan setek batang. Pemeliharaan mudah,
perlu cukup air dengan penyiraman yang memadai, menjaga kelembapan, dan
pemupukan, terutama pupuk dasar. Sambang colok menghendaki tempat yang
cukup sinar matahari. Sebagai tanaman obat, hindari penggunaan pupuk dan
pestisida kimia.
c. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Bahan tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
adalah daun untuk mengatasi beragam penyakit seperti berikut ini :
1. Nyeri haid
Cuci bersih 10 gram daun segar. Rebus bahan dalam 1 gelas air
selama 15 menit. Setelah dingin, saring hasil rebusan dan minum
sekaligus.
2. Sulit berurine
Cuci bersih 10 gram daun segar. Rebus bahan dalam 1 gelas air
selama 15 menit Setelah dingin, saring hasil rebusan dan minum
sekaligus.

36
3. Radang rahim
Ambil 20 gram daun segar, lalu cuci bersih. Rebus dengan 3 gelas
air selama 15 menit. Saring hasil rebusan setelah dingin. Minum ramuan
sekaligus.

(Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA


JILID 6. Jakarta : Pustaka Bunda. )

37
SAMBUNG NYAWA
Sinonim : Gynura procumbens (Lour.) MErr.

1. Nama
Nama ilmiah : Gynura procumbens (Lour.) Back
Nama daerah : daun dewa, ngokilo (Jawa), daun dewa (Mekayu).
Nama asing : she juan jao atau fujung jao (Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae

38
Genus : Gynura
Spesies : Gynura procumbens (Lour.) Merr

3. Uraian Tumbuhan
Sambung nyawa umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat.
Tumbuhan asli Myanmar dan China. Di jawa bisa ditemukan dari 1-500 m dpl.
Terna, batang tegak/bagian pangkalnya rebah di atas tanah dan keluar
akar, berbatang basah, bercabang, berwarna keunguan, panjang sampai 6 m,
berbau harum. Daun tunggal, agak tebal, mudah dipatahkan, bertangkai, letak
berseling. Helaian daun berbatang bulat telur sampai memanjang, ujung dan
pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, berwarna hijau muda.
Sambung nyawa jarang berbunga, kalau pun ada, warna bunga jingga kuning,
berkelamin ganda.
Sambung nyawa biasa di makan sebagai lalap mentah. Mudah
diperbanyak dengan stek. Nama simplisia : Gynurae procumbens Folium (daun
sambung nyawa).

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Kandungan kimia daun dewa antara lain alkaloid, saponin, flavonoid dan
tannin. Tumbuhan ini bersifat dingin dan netral. Khasitanya antara lain
antineoplastik dan penurun tekanan darah.

5. Cara Budi Daya


Daun dewa diperbanyak dengan setek. Pemeliharaan tanaman mudah,
perlu cukup air dengan cara penyiraman yang memadai, menjaga kelembapan,
dan pemupukan, terutama pupuk dasar. Sambung nyawa menghendaki tempat
yang sedikit terlindung atau terbuka.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan adalah daun untuk
mengatasi berbagai penyakit seperti berikut ini :
39
1. Tekanan darah tinggi
Ambi14 daun segar (untuk anak-anak) atau 7 lembar (dewasa), lalu cuci
bersih. Konsumsi daun mentah sebagai lalap. Daun itu juga dapat dijus,
ditumis, atau dikukus sebentar sebelum dikonsumsi.

2. Kolesterol tinggi
Cuci bersih 3 daun segar, lalu konsumsi sebagai lalapan setiap hari
secara teratur setiap kali makan nasi. Daun juga dapat dijus untuk diminum.
Hindari makanan berlemak bagi penderita penyakit ini.
3. Tumor
Cuci bersih 3 daun segar, lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari
secara teratur setiap kali makan nasi. Daun juga dapat dijus untuk diminum.
Bagi penderita, hindari ikan asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,
durian, lengkong, nangka, es, alkohol, tapai, limun, dan penyedap masakan.
4. Diabetes melitus, lever, dan wasir
Cuci bersih 3 daun segar, lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari
secara teratur setiap kali makan nasi. Daun juga dapat dijus untuk diminum.
Bagi penderita, hindari makanan berlemak. Khusus untuk penderita wasir,
hindari daging kambing dan makanan pedas.

(Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID


6. Jakarta : Pustaka Bunda. )

40
SIRIH
Sinonim : Piper betle L.

1. Nama
Nama ilmiah : Piper betle L.
Nama daerah : sedah, suruh (Jawa), seureuh (Sunda)
Nama asing : betle vine (Inggris), ju jiang (Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperacea (suku sirih-sirihan)

41
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

3. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Sirih mengandung 1-4,2% minyak asiri; hidroksikavicol; 7,2-16,7%
kavicol; 2,7-6,2% kavibetol; 0-9,6% allylpyrokatekol; 2,2-5,6% karvakol; 26,8
42,5% eugenol; eugenol metil eter; 4,2-15,8% eugenol metil eter; 1,2-2,5% p-
cymene; 2,4-4,8% cyneole; 3-9,8% caryophyllene; dan 2,4-15,8% cadinene.
Selain itu, kerabat lada ini juga mengandung estragol, terpennena, seskuiterpena,
fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati.
Anggota famili Piperaceae itu bersifat rasa hangat dan pedas. Khasiatnya
antara lain sebagai peluruh kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan,
dan menghilangkan gatal. Efek zat aktif arecoline (seluruh tanaman) merangsang
saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, anti kejang, dan
meredakan dengkur. Sementara eugenol (daun) untuk mencegah ejakulasi dini,
mematikan cendawan Candida albicans yang merupakan penyebab keputihan,
antikejang, analgesik, anestetik, dan penekan pengendali gerak. Tanin (daun)
berfungsi sebagai astrigen (mengurangi sekresi cairan pada vagina), pelindung
hati, antidiare, dan antimutagenik.

4. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan setek. Pemeliharaannya mudah, perlu cukup
air dengan penyiraman yang cukup, menjaga kelembapan, dan pemupukan,
terutama pupuk dasar. Sirih bisa ditanam di tempat panas atau agak terlindung.

5. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun segar digunakan untuk mengatasi beragam penyakit sebagai
berikut :
1. Batuk
Cuci bersih 17 lembar daun sirih. Rebus bahan dengan 3 gelas air
hingga Hanya tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin, saring hasil rebusan. Minum
42
ramuan 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas, bersama 1 sendok makan
madu.
2. Bronkitis
Cuci bersih daun sirih sebanyak 7 lembar. Tambahkan 2 gelas air dan
1 potong gula batu. Rebus bahan hingga mendidih dan airnya tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, saring ramuan. Minum ramuan 3 kali sehari, masing-masing
13 gelas, bersama 1 sendok makan madu.
3. Bisul
Cuci bersih daun sirih secukupnya, lalu giling halus. Balurkan
ramuan pada bisul dan sekelilingnya, lalu balut dengan kain bersih. Ganti
ramuan sehari 2 kali.
4. Menghilangkan bau badan dan keringat berlebihan
Cuci bersih 17 daun sirih segar. Tambahkan 1 sendok teh garam dan
4 gelas air. Rebus bahan sampai airnya tersisa 2 gelas. Dinginkan, lalu saring
ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari bersama 1 sendok makan madu, pagi
sore hari.
5. Luka bakar
Cuci bersih daun sirih segar secukupnya,lalu tumbuk halus. Peras
hasil tumbukan hingga diperoleh airnya. Tambah sedikit madu pada air
perasan. Oleskan ramuan ke tempat luka bakar.
6. Mimisan
Cuci bersih daun sirih yang agak muda. Remas-remas, lalu gulung
daun. Gunakan daun untuk menyumbat hidung berdarah.
7. Mata gatal dan mata merah
Cuci bersih daun sirih muda segar sebanyak 7 lembar. Rebus daun
dalam 1 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, gunakan air hasil rebusan
untuk cuci mata dengan memakai gelas cuci mata. Lakukan pengobatan sehari
3 kali sampai sembuh.

(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar


Swadaya)

43
SIRIH MERAH
Sinonim : Piper crocatum Ruiz & Pav.

1. Nama
Nama ilmiah : Piper decumanum L.
Nama daerah : sirih talan (Maluku), jahe sunti (Jawa)
Nama asing : -

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperacea (suku sirih-sirihan)

44
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.

3. Uraian Tumbuhan
Sirih merah adalah tanaman merambat yang berbatang bulat berwarna
hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati
dan bagian ujung daun meruncing. Daun tumbuh berselang-seling dari batangnya,
dan daun berwarna merah keperakan dengan permukaan daun mengkilap dan
tidak merata. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya
berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta
aromanya lebih wangi.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Sirih merah mengandung saponin, flavonoid, polifenal, dan minyak asiri.
Anggota famili Piperaceae itu bersifat antipiretik dan anti-inflamasi.

5. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan setek batang. Pemeliharaannya mudah,
perlu cukup air dengan penyiraman yang cukup, menjaga kelembapan, dan
pemupukan, terutama pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun segar digunakan untuk mengatasi beragam penyakit sebagai berikut
:
1. Bengkak
Cuci bersih daun sirih merah secukupnya, lalu tumbuk halus.
Tambahkan sedikit air dan aduk hingga menjadi adonan. Balurkan ramuan
pada kulit yang bengkak.
2. Mimisan
Cuci bersih daun sebanyak 2 lembar. Gulung, lalu potong ujung daun.
Masukkan daun ke lubang hidung.
45
3. TBC
Cuci bersih 7 lembar daun, lalu potongkecil-kecil. Rebus bahan dengan
3 gelas air hingga airnya tersisa 1 ½ gelas. Minuman ramuan 3 kali sehari,
masing-masing ½ gelas, bersama 1 sendok makan madu.

(Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA).


Jakarta : Penebar Swadaya)

46
SISIK NAGA
Sinonim : Drymoglossum heterophyllum C. Chr.

1. Nama
Nama ilmiah : Drymoglossum pilosellloides (L.) Presl.
Nama daerah : picisan, sisik naga, sakat ribu-ribu (Sumatera), pakis duwitan
(Jawa), paku duduwitan (sunda)
Nama asing : dubbeltjesvaren, duiteblad, duitvaren (Belanda) bao shu lian
(Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

47
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum
Spesies : Drymoglossum pilosellloides (L.) Presl.

3. Uraian Tumbuhan
Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia Tropik, merupakan
tumbuhan epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain) tetapi bukan
parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan
tumbuh lair di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah yang agak
lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl.
Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil,
merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan
yang lainnya tumbuh dengan jarak yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal
berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung tumpul atau
membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul dan berambut
jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau kecoklatan. Daunnya ada yang
mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk,
oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm.
Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan
uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan. Sisik naga dapat
diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.

4. Kandungan Kimia dan Efek farmakologis


Sisik naga mengandung saponin, polifenal, minyak asiri, triterpen/sterol,
fenol, plavonoid, gula dan tannin. Tanaman ini bersifat manis, tawar dan sejuk.
Khasiatnya sebagai antiphloogistik, antitoksik dan peluruh dahak.
48
5. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Seluruh tanaman sisik naga, baik segar maupun keringkan, dan digunakan
untuk mengatasi beragam penyakit sebagai berikut :

1. Radang gusi
Cuci bersih 5 lembar daun sisik naga, lalu kunyah. Biarkan sisi naga
yang dikunyah agak lama di atas gusi yang meradang, lalu buang ampasnya.
Ulangi pengobatan 3 kali sehari dengan dosis yang sama.
2. Sariawan
Ambil 15 gram daun segar. Cuci bersih, lalu rebus daun dengan 3 gelas
air hingga airnya tersisa 2 gelas. Gunakan air rebusan itu untuk kumur-kumur.

49
50
51
3. Pendarahan
Cuci hingga bersih 30 gram daun, kemudian giling hingga halus. Peras
daun lumat tersebut, lalu minum air perasan itu sekaligus. Lakukan
pengobatan 3 kali sehari dengan dosis yang sama sampai sembuh.
4. Rematik pada jaringan lunak
Cuci bersih 30 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas
air hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-
masing1/2 gelas.
5. TBC paru-paru disertai batuk darah
Cuci bersih 30 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas
air hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-
masing1/2 gelas.
6. Kanker payudara
Cuci bersih 50 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas
air hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-
masing1/2 gelas.

(Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID 6.


Jakarta : Pustaka Bunda

52
TARUM

1. Nama
Nama ilmiah : Indigofera tinctora Auct. atau Indigofera sumatrana Gaertn
Nama daerah : tom jawa, brendel (Jawa), tarum (Sunda)
Nama asing :-

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceace
Genus : Indigofera

53
Spesies : I. Tinctoria

3. Uraian Tumbuhan
Tarum dari bahasa Sunda, nila atau indigo (Indigofera, suku [olong-
polongan atau Fabaceae. Merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami.
Orang Jawa menyebutnya sebagai tom. Penggunaan zat pewarna pakaian ini
terutama dilakukan dalam pembuatan batik atau tenun ikat tradisional dari
Nusantara. Zat pewarna indigo, sebagai produk dari tumbuhan ini, juga
merupakan komoditi dagang yang penting.
Tarum digunakan untuk berbagai jenis tumbuhan penghasil warna biru,
kebanyakan dari marga Indigofera. Tarum yang sejati adalah I. tinctoria. Warna
biru indigo diperoleh dari rendaman daun (dalam jumlah banyak). Akar tarum
atau tarum areuy yang juga sering dipakai orang adalah Marsdenia tinctoria.
Warna biru dihasilkan dari perendaman daun selama semalaman. Setelah
semalaman akan terbentuk lapisan di atas yang berwarna hijau atau biru. Cairan
ini lalu direbus, lalu dijemur hingga kering.
Tumbuhan ini sangat baik karena menyuburkan tanah dan dapat manahan
erosi.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Tarum kaya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, polifenol dan
saponin pada daun. Senyawa saponin dan tanin terdapat pada bunga. Anggota
famili Fabaceae itu bersifat antisipilis dan antelmintik.

5. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan biji dan setek batang. Pemeliharaan
tanaman ini mudah antara lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau
menjaga kelembapan tanah dan pemupukan, terutama pupuk dasar.

54
6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Daun tanaman segar atau kering berkhasiat mengatasi beragam berikut ini
:
1. Rajasinga atau sipifis
Cuci bersih daun tarum secukupnya. Rebus daun dalam 3 gelas air
sampai mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum
ramuan sekaligus.
2. Cacingan, epilepsi, dan mengurangi depresi
Cuci bersih daun tarum secukupnya. Rebus daun dalam 3 gel,as air
sampai mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum
ramuan sekaligus.

(Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID 6.


Jakarta : Pustaka Bunda. )

55
TEH

1. Nama
Nama ilmiah : camellia sinensis (L.) O. Kuntze
Nama daerah : pokok teh (Melayu), enteh (Sunda)
Nama asing : pu erch cha (Cina), tea (Inggris)

2. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Teh kaya kandungan kimia seperti kafein 2-3%, theobromin, theofilin,
tanin, xantin, adenine, minyak asiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride.
Tanin mengandung zat epigallocatechin galat yang mampu mencegah kanker
lambung dan kerongkongan. Polifenol, protein, karbohidrat, kafein, serat, dan
pektin terdapat pada daun teh. Biji mengandung saponin yang beracun dan
mengandung minyak.

56
Anggota famili Theaceae itu bersifat dingin dan agak sepet. Khasiat daun
teh untuk sakit kepala, diare, penyubur dan penghitam rambut, kolesterol daun
trigliserida darah tinggi, kencing manis, penyamak, antitoksik, mengurangi
terbentuknya karang gigi, serta infeksi saluran cerna.

3. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman relatif mudah,
perlu cukup air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga kelembapan.
Berikan pupuk secara berkala. Teh menghendaki tempat terbuka atau sedikit
terlindungi.

4. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun segar atau
kering yang berkhasiat untuk mengatasi berbagai penyakit :
1. Keracunan logam berat atau alkaloida
Petik pucuk daun, lalu gulung dan fermentasikan. Minum teh hasil
fermentasi.
2. Beruban
Cuci rambut dengan air teh untuk menghambat tumbuhnya uban.
3. kanker lambung dan kerongkongan
minum seduhan daun teh secara teratur.

(Hariana, Arief. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasitanya Seri 3. Jakarta : Penebar
Swadaya. )

57
TEMBAKAU

1. Nama
Nama ilmiah : Nicotiana tabacum L.
Nama daerah : bako (Bali, Jawa, Sunda) debak (Madura), tembakau
(Melayu)
Nama asing : tobacco (Inggris)

2. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Tembakau kaya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
polifenol, dan minyak terbang. Alkaloid yang terkandung terutama berupa nikotin

58
yang berkhasiat mengobati luka. Anggota famili Solanaceae itu bersifat anti-
inflamasi dan mencegah pendarahan/mengobati luka.

3. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan anakan dan biji. Pemeliharaan tanaman
relatif mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga
kelembapan. Berikan pupuk secara berkala. Tembakau menghendaki tempat yang
cukup sinar matahari. Hindari memberikan pupuk dan pestisida kimia.

4. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun segar untuk
mengatasi berbagai penyakit :
1. Luka
Cuci bersih 25 gram daun segar, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan
25 ml minyak tanah ke dalam tumbuhan. Aduk rata, lalu peras. Oleskan air
perasan itu ke bagian yang luka.
2. Insektisida
Tanaman ini berguna sebagai insektisida. Hama yang diberantas di
antaranya beberapa jenis serangga, ulat dan lintah.

(Hariana, Arief. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasitanya Seri 3. Jakarta : Penebar
Swadaya. )

59
WIDOSARI
Sinonim : Ipomea digiitata L.

1. Nama
Nama ilmiah : Ipomoea digitata L.
Nama daerah : widosari (Jawa), akar laus (Melayu), kaledek hutan
(Sumatera)
Nama asing :-

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanaes

60
Famili : Convolaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea digitata L.

3. Uraian Tumbuhan
Merupakan tumbuhan liar di pinggir hutan atau dibudidayakan sebagai
tanaman pangan. Tumbuh baik pada berbagai jenis tanah mulai dari ketinggian
100 m sampai 800 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Mei –
Desember dan permanen dapat dilakukan sepanjang tahun.
Habitus terna, menahun, memanjat, panjang 3-6 m, bulat, berongga,
membelit, hijau. Daunnya tunggal, bersulur, berseling, tangkai silindris, berongga,
panjang 3-10 cm, hijau muda, helai daun bentuk bulat atau jantung, berbilang
ganjil, ujung runcing pangkal tumpul, panjang 6-20 cm, lebar 5-18 cm,
pertulangan menyirip, menjari, permukaan licin, hijau. Bunganya majemuk,
bentuk malai, diketiak daun, berumah satu, sempurna, kelopak lepas, ujung
runcing, panjang runcing 1-2 cm, hijau mahkota berlekatan, membentuk tabung,
ujung lepas membentuk corong, panjang 5-8 cm, warna ungu. Buahnya tunggal,
bentuk bulat telur, ujung runcing, panjang 0,5-2 cm, hijau. Bijinya bulat,
berlekuk, keras coklat kehitaman. Akarnya serabut, berumbi, putih kekuningan.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Widosari mengandung saponin, kardenolin, dan polifenol. Anggota famili
Convolvulaceae itu bersifat antiradang, antibengkak, dan diuretik.

5. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman relatif mudah,
perlu cukup air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga kelembapan.
selaain itu, tanaman diberikan pupuk secara berkala. Widosari menghendaki
tempat terbuka yang cukup sinar matahari.

61
6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Bagian tanaman bermanfaat sebagai obat adalah daun segar untuk
mengatasi berbagai penyakit :
1. Radang payudara
Sepuluh gram daun segar dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan
anggur secukupnya, lalu bungkus dengan daun pisang. Panaskan ramuan, lalu
tempelkan pada payudara selagi hangat.

2. Bengkak
Cuci bersih 15 gram daun segar, lalu rebus dalam 2 gelas air selama 15
menit. Saring dan minum ramuan sekaligus setelah dingin.

(Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID 6.


Jakarta : Pustaka Bunda. )

62
BAB III
ANALISIS

Obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang jauh
lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan kimia, selain murah dan
mudah diperoleh. Hal ini disebabkan efek dari tanaman obat bersifat alami, tidak
sekeras efek obat-obatan kimia,. Tubuh manusiapun relatif lebih mudah menerima
obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimiawi.
Pengobatan dengan ilmu kedokteran modern, memang tidak bisa
menyembuhkan semua penyakit. Perjalanan penyakit kronik degeneratif, seperti
kolesterol tinggi, darah tinggi, diabetes militus, dan rematik artikular cenderung
progresif dan tidak mempan lagi ditekan dengan obat-obat kimia konvensional.
Apalagi penderita kanker. Pengobatan dengan kemoterapi kadang tidak berhasil
menekan pertumbuhan dengan kemoterapi kadang tidak berhasil menekan
pertumbuhan sel kanker karena terjadi kekambuhan.

63
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
 Keberadaan tanaman obat sangatlah menolong masyarakat pedesaan karena
apotek, rumah sakit atau bahkan dokter belum ada atau jarang terdapat di
desa. Dengan demikian, tanaman obat penting untuk penyembuhan penyakit
yang ringan serta untuk pengobatan awal bagi penderita penyakit berat
sebelum dibawa ke dokter atau ke rumah sakit.
 Jenis tanaman obat yang ditanam di pekarangan dapat diberaneka ragam
karena alam Indonesia yang subur memungkinkan banyak sekali tanaman
yang berguna tumbuh di sekitar kita. Ada yang berupa tanamanliar tumbuh di
sembarang tempat tanpa ada yang diperhatikan.
 Dengan keanekeragaman tumbuhan berkhasiat obat yang ada, terdapat
tumbuhan yang mempunyai nama sama walaupun jenisnya berbeda. Hal ini
dikarenakan beberapa tumbuhan belum teridentifikasi secara lengkap dan
belum banyak ragam yang diketahui masyarakat. Oleh sebab itu,perlu
diperkenalkan jenis-jenis tumbuhan obat berikut cara pemakaiannya supaya
dapat digunakan sebagai bagian dari sistem pengobatan yang murah dan
aman. Selain itu, tumbuhan obat merupakan potensi kekayaan yang perlu
dilindungi karena dpaat dimanfaatkan sebagai pendukung dari perekonomian
rakyat Indonesia.

4.2 Saran
Alhamdulillah dengan mengucap rasa syukur pada ALLAH SWT .
saya telah menyelesaikan makalah ini dengan usaha yang maksimal, Semoga apa
yang disusun bermanfaat dan mencoba pembuktian khasiat nya bagi pembaca
guna meningkatkan kesehatannya.

64
DAFTAR PUSTAKA

Hariana, Arief. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasitanya Seri 3. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Hariana. Arif. 2008. Tumbuhan dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta : Penebar Swadaya.
Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar
Swadaya.
Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID 6.
Jakarta : Pustaka Bunda.

65

Anda mungkin juga menyukai