JUDUL INDIKATOR Persentase Pelaksanaan Prosedur Identifikasi Pada Pemberian Obat Injeksi Intravena
TIPE INDIKATOR Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya puskemas dalam menjaga keselamatan pasien khususnya dalam prosedur
pemberian obat injeksi secara intravena
DEFINISI OPERASIONAL Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2 (dua) identitas yaitu nama pasien
dan tanggal lahir pasien sebelum tindakan dilakukan seperti sebelum memberikan obat,
sebelum mengambil sampel darah, sebelum pemberian transfusi darah atau produk darah,
sebelum mengambil specimen yang lain, serta sebelum melakukan tindakan prosedur dan
asuhan keperawatan, kemudian mencocokkan dengan gelang pasien.
Pemberian obat injeksi adalah pemberian obat secara injeksi baik intravena
ALASAN/ IMPLIKASI/ Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar di dalam organisasi
RASIONALISASI kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling serius
terhadap keselamatan pasien.
FORMULA Jumlah pemberian obat intravenayang dilaksanakan prosedur identifikasi pasien dengan tepat
dan benar, menanyakan 2 (dua) identitas yaitu nama dan nama KK sebelum tindakan (hitung
per-sediaan obat injeksi) : Jumlah seluruh kegiatan pemberian injeksi obat intravena dalam satu
bulan (hitung per-sediaan obat injeksi) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pemberian obat injeksi intravena yang dilaksanakan prosedur identifikasi pasien dengan
tepat benar (hitung per-sediaan obat injeksi)
DENOMINATOR Jumlah seluruh kegiatan pemberian obat injeksi intravena selama satu bulan (hitung per-sediaan
obat injeksi)
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat/observasi seluruh
kegiatan pemberian injeksi obat intravena
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien yang dilaksanakan pemberian inejksi obat intravena (khususnya shift pagi)
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Ketua tim jaga dengan melaksanakan supervisi pemberian ineksi obatsecara
intravena
ANALISA & PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh ketua tim jaga sebagai informasi awal
untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap.
Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi
Rawat Inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien (KP) Puskesmas
Kerambitan II. Data tersebut akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien
(KP) Puskesmas KerambitanII setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada tim manajemen
mutu puskesmas setiap bulannya. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan
kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh tim manajemen
mutu puskesmas
AREA RuangUnit Gawat Daruratdan rawat inap
ALASAN/ IMPLIKASI/ Pelaksanaan konsultasi pasien via telepon merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam
RASIONALISASI pelayanan di ruang UGD dan VK Puskesmas Kerambitan II mengingat terbatasnya petugas medis
yang dimiliki saat ini. Konsultasi via telepon sendiri memiliki risiko tinggi untuk terjadinya
kekurangan penyampaian informasi pasien oleh paramedis kepada dokter yang dikonsultasikan,
IPSG 1
sehingga dapat membuat penegakan diagnosis dan rencana pelayanan yang kurang tepat. Oleh
Karenaitu perlu suatu pemberian informasi yang lengkap pada konsultasi via telepon kepada dokter
jaga.
FORMULA Jumlah pelaksanaan konsultasi pasien UGD/VK kepada dokter umum via telepon yang dilakukan
memenuhi cheklist penyampaian informasi efektif konsultasi pasien via telepon dibagi dengan
jumlah konsul yang dilakukan oleh subunit pelayanan Puskesmas KerambitanII dalam satu bulan
NUMERATOR Jumlah konsul yang dilakukan oleh suatu subunit pelayanan di puskesmas KerambitanII dalam
satu bulan
DENOMINATOR Jumlah keseluruhan pelaksanaan konsultasi pasien UGD/VK kepada dokter umum dalam satu
bulan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mengevaluasi kelengkapan
penyampaian informasi pasien via telepon pada pasien UGD oleh paramedic yang dikonfirmasi
oleh dokter jaga keesokan harinya
KRITERIA INKLUSI Seluruh prosedur konsultasi pasien via telepon di ruang UGD/ VK dalam satu bulan
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Dilaksanakan oleh setiap ketua tim jaga ruang UGD dan VK dalam hari yang bersamaan yang
dikonfirmasi oleh dokter jaga pada keesokan harinya
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggungjawab ruangan setiap harinya
PELAPORAN kemudian dilaporkan kepada tim Keselamatan Pasien (KP). Seluruh data puskesmas akan
dianalisis dan direkapitulasi oleh tim Keselamatan Pasien (KP) dan dilaporkan kepada tim
manajemen mutu puskemas. Secara umum data akan dievaluasi dan diseminasikan kepada seluruh
komponen puskesmas setiap tiga bulannya
AREA Unit Gawat Darurat dan VK
PIC Kepala Tim Keselamatan Pasien (KP)
ALASAN/ IMPLIKASI/ Obat yang memiliki sound alike dengan fungsi yang berbeda berpotensi menimbulkan
RASIONALISASI kesalahan pemberian obat oleh petugas kefarmasian mengingat terbatasnya sumber daya
manusia kesehatan baik di rawat inap maupun rawat jalan di Puskesmas KerambitanII, oleh
karena itu demi keamanan pasien risiko kesalahan pengambilan obat yang memiliki sound alike
perlu dikendalikan sehingga dapat mengurangi risiko yang dialami pasien
FORMULA Jumlah peresepan obat yang memiliki penggucapan yang mirip (sound alike) pada resep/
jumlah obat yang memiliki pengucapan yang mirip (sound alike) yang keluar pada kartu stok
NUMERATOR Jumlah peresepan obat yang memiliki pengucapan yang mirip (sound alike) pada resep
DENOMINATOR Jumlah obat yang memiliki pengucapan yang mirip (sound alike) yang keluar pada kartu stok
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan monitoring setiap menerima
resep untuk obat yang memiliki pengucapan yang mirip
KRITERIA INKLUSI Seluruh permintaan obat yang memiliki pengucapan mirip
KRITERIA EKSKLUSI -
IPSG 2
PENCATATAN Dilaksanakan oleh petugas apotek setiap menerima resep yang memiliki pengucapan yang mirip
(sound alike)
ANALISA & PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh koordinator apotek sebagai informasi
awal untuk unit nya mengenai jumlah permintaan obat yang memiliki pengucapan yang mirip
(sound alike) kemudian akan dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien (KP) Puskesmas
KerambitanII. Data Puskemas akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien
(KP) setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas Secara umum
data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan
yang dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu Puskesmas
AREA Unit Apotek
PIC Kepala Tim Keselamatan Pasien (KP)
STANDAR Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien yang akan diberi tindakan
JUDUL INDIKATOR Tidak terdapat Insiden rupture tendon yang terabaikan (Neglected Rupture Tendon)
pada pasien luka robek di regio ekstremitas atas dan ekstremitas bawah di ruang UGD
akibat kesalahan prosedur penjaritan luka
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses & Outcome
TUJUAN Mengurangi insiden kecacatan yang ditimbukan pada pasien luka robek (Vulnus Appertum)
disertai rupture tendon yang terabaikan (Neglected Rupture Tendon )
DEFINISI OPERASIONAL Ruptur Tendon Yang terabaikan merupakan suatu insiden yang terjadi apabila
diskontinyuitas tendon yang terjadi akibat luka tidak terevaluasi dan dilakukan penjaritan
luka tanpa dilakukan penjaritan tendon
ALASAN/ IMPLIKASI/ Puskesmas KerambitanII merupakan Puskesmas rawat inap yang berlokasi didaerah pedesaan
RASIONALISASI dimana mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan peternak, yang menyebabkan insiden
luka disertai ruptur tendon cukup sering ditemukan, sehingga risiko terjadinya ruptur tendon
yang terabaikan juga semakin besar
FORMULA Kasus pasien kontrol akibat luka robek (Vulnus Appertum)pada regio ekstremitas atas dan
ekstermitas bawah yang tidak mengalami keterbatasan gerak sendi akibat rupture tendon yang
terabaikan (Neglected rupture tendon) dalam satu bulan dibagi dengan jumlah keseluruhan
pasien yang luka pada regio ekstremitas dalam satu bulan
NUMERATOR Kasus pasien luka robek (Vulnus appertum) pada regio ekstremitas atas dan ekstermitas bawah
yang mengalami keterbatasan gerak sendi akibat rupture tendon yang terabaikan (Neglected
rupture tendon) dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah keseluruhan pasien yang luka robek (vulnus appertum) pada regio ekstremitas dalam
satu bulan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat kondisi pasien
kontrol luka dengan riwayat luka robek (Vulnus appertum) pada regio ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah
KRITERIA INKLUSI Seluruh kasus luka robek (vulnus Appertum) pada ekstremitas atas dan bawah
KRITERIA EKSKLUSI Pasien post vulnnus appertum yang tidak kontrol ke Puskesmas KerambitanII
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Penanggungjawab ruang UGD
ANALISA & PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan olehkepala UGD-RI mengenai jumlah tindakan
penjaritan luka pada lokasi ekstremitas bawah dan ekstremitas atas dengan dokumentasi
checklist pemeriksaan tendon yang lengkap kemudian data akan dilaporkan kepadan tim
keselamatan pasien (KP) dan dilakukan analisis setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada
Manajemen Mutu Puskesmas, secara umum data akan dievaluasi serta diseminasikan kepada
seluruh komponen puskesmas setiap 3 bulannya
IPSG 3
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses & Outcome
TUJUAN Tergambarnya tujuan program keselamatan pasien yaitu pencegahan infeksi nosokomial
DEFINISI Plebitis merupakan infeksi yang tejadi pada pembuluh darah yang dapat terjadi akibat pemasangan
OPERASIONAL IV kateter yang tidak sesuai standar.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Puskesmas KerambitanII merupakan puskesmas rawat inap, dimana porsedur pemasangan infus
RASIONALISASI (IV cateter) sehingga risiko terjadinya pelbitis pada prosedur pemasangan infus yang tidak sesuai
standar.
FORMULA Jumlah komulatif pasien yang dirawat di ruang rawat Inap dan nifas yang tidak mengalami
komplikasi flebitis selama perawatan dibagi dengan seluruh pasien yang dirawat di ruang
VK/Rawat Inap selama satu bulan
NUMERATOR Jumlah komulatif pasien yang dirawat di ruang rawat inap dan nifas yang tidak mengalami
komplikasi flebitis selama perawatan selama satu bulan
DENOMINATOR Jumlah komulatif seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat inap/nifas
TARGET ≥80%
SAMPLING Dilakukan dengan total sampling pada pasien yang tidak mengalami flebitis di ruang rawat
inap/nifas
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Pencatatan dilakukan setiap hari dengan mengidentigfikasi terjadinya kasus flebitis pada pasien
dengan pemasangan infus (IV cateter di ruang rawat inap/ nifas UPT Puskesmas KerambitanII)
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap, kemudian data
PELAPORAN akan kemudian akan dikoordinasikan kepada Tim Keselamatan pasien (KP) Puskesmas
KerambitanII akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien (KP) setiap
bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas , Secara umum data akan
dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang
dikoordinasikan oleh Unit Manajemen Mutu
AREA Semua Area Klinis
PIC Kepala Tim KESELAMATAN PASIEN (KP)
IPSG 4
akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien (KP) setiap bulannya yang akan
dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas , Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Unit
Manajemen Mutu
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Tim Keselamatan pasien (KP)
Sumber : Pedoman JCI’s Library Of Measures I-NSC-4 : All documented falls with or without injury, experienced by patients in
a calendar month
IPSG 5