Di Cekungan Ombilin terdapat formasi batuan yang mengandung serpih minyak atau oil
shale dan formasi yang Mengandung batubara. Serpih minyak terdapat didalam Formasi
Sangkarewang yang menurut Koesoemadinata dan T. Matasak (1981) berumur Paleosen
sedangkan menurut P.H. Silitonga dan Kastowo (1995) berumur Eosen-Oligosen. Formasi
pembawa batubara di Cekungan Ombilin oleh Koesoemadinata dan T. Matasak (1981)
dinamakan Formasi Sawahlunto yang berumur Eosen sedangkan oleh P.H. Silitonga dan
Kastowo (1995) dinamakan Anggota Bawah Formasi Ombilin yang berumur Oligosen.
Penelitian serpih minyak maupun batubara di Cekungan Ombilin telah banyak dilakukan,
namun sampai saat ini serpih minyak atau bitumen padat di wilayah tersebut belum
dimanfaatkan, padahal serpih minyak apabila diproses dapat menjadi salah satu sumber
minyak. Batubara di Cekungan Ombilin termasuk kedalam klasifikasi Sub Bituminus yang
memiliki nilai kalori sekitar 6.300 cal/gr (adb) dengan tebal lapisan mencapai 8 m,
sebagian telah ditambang dengan cara tambang terbuka dan tambang dalam. Masih banyak
batubara di Cekungan Ombilin yang sulit dieksploitasi terutama yang terdapat dibagian
dalam, diharapkan batubara tersebut bisa dimanfaatkan kandungan gasnya sebagai coal bed
methane (CBM).
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=849:potensi-
gas-metan-batubara-coal-bed-methane-di-cekungan-ombilin-sumatera-
barat&catid=54:energi&Itemid=611
Batubara menurut waktu pembentukannya di Indonesia terdapat mulai skala waktu Tersier
sampai Recent. Pembagiannya dapat dijelaskan sebagai berkut:
1. Batubara paleogen, merupakan batubara yang terbentuk pada cekungan intranmontain,
contohnya yang terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara serta Sulawesi Selatan.
2. Batubara neogen, yakni batubara yang terbentuk pada cekungan foreland, contohnya
terdapat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
3. Batubara delta, yakni endapan batubara yang terdapat di hampir seluruh Kalimantan
Timur
http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2012/01/batubara.html
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi
kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya,
serta oleh derajat pembatubaraan. Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara
dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan
analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat
terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan
analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara
seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2012/01/batubara.html
Volatile Matter
Definisi volatile matter (VM) ialah banyaknya zat yang hilang bila sampel batubara
dipanaskan pada suhu dan waktu yang telah ditentukan (setelah dikoreksi oleh kadar
moisture). Suhunya adalah 900oC, dengan waktu pemanasan tujuh menit tepat.
Volatile yang menguap terdiri atas sebagian besar gas-gas yang mudah terbakar,
seperti hidrogen, karbon monoksida, dan metan, serta sebagian kecil uap yang dapat
mengembun seperti tar, hasil pemecahan termis seperti karbon dioksida dari karbonat,
sulfur dari pirit, dan air dari lempung.
Moisture berpengaruh pada hasil penentuan VM sehingga sampel yang
dikeringkan dengan oven akan memberikan hasil yang berbeda dengan sampel yang
dikering-udarakan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil penentuan VM ini adalah
suhu, waktu, kecepatan pemanasan, penyebaran butir, dan ukuran partikel.
VM yang ditentukan dapat digunakan untuk menentukan rank suatu
batubara, klasifikasi, dan proporsinya dalam blending. Volatile matter juga penting dalam
pemilihan peralatan pembakaran dan kondisi efisiensi pembakaran.
http://feriyuliansyah.blogspot.com/2012/10/analisa-proksimat-batubara.html
Analisis proksimat harus dilakukan dengan mengacu pada standar internasional, acuan
yang banyak dipakai adalah:
ISO 589 Hard coal - penentuan kadar lengas total
ISO 1171 Solid mineral fuels - penetuan kadar abu
http://mekanikatanahitm10306011.blogspot.com/2014/05/analisa-kualitas-batubara.html