Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan Gambar :
1.Upper Abdomen
2.Lower Abdomen
Keterangan Gambar :
1. Inferior ena Cava
2. Liver
3. Hepatic Duct
4. Cystle duct
5. Common Duct
6. Gall Blader
7. Duodenum
8. Pancreas
9. Portal Vein
10. Aorta
11. Stomach
12. Kidney
melalui saluran hepatika (duktus hepatikus) yang keluar dari lobus kanan dan kiri
yang kemudian menyatu membentuk hepatic common duct dan menuju duktus
cystikus kemudia masuk ke kandung empedu.(Pearce,1999)
11 1 8
7 6 10
Keterangan gambar:
1. Empedu
2. Hati
11. Arteri
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air dan
mineral.
b. Arteri hepatica cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Cabang-
cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan
darahnya ke sinusoid. Hepatosit menyerap nutrien, oksigen dan zat racun dari
darah sinusoid. Di dalam hepatosit zat racun akan di netralkan sedangkan
nutrien akan ditimbun atau di bentuk zat baru, dimana zat tersebut akan
disekresikan ke peradaran darah tubuh (Wibowo,2009).
Fungsi hati :
a. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu
b. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen
c. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terahir asam karbonat dan air
d. Hati merupakan pabrik terbesar dalam tubuh sebagai pengantar metabolisme
(Syaifuddin,1997).
2. Kandung Empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan
membrane berotot.Letaknya didalam sebuah lekukan disebelah permukaan bawah
hati, sampai dipinggiran depannya.Panjangnya delapan sampai dua belas centi
meter.Kandung empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan, dan leher.
3. Lambung
Lambung terletak disebelah atas kiri abdomen,sebagian terlindungi
dibelakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya.orificium cardia
terletak dibelakang tulang rawan iga ketujuh kiri. Fundus lambung,mencapai
ketinggian ruang interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus,bagian terbesar
letaknya ditengah.Pylorus,suatu canalis yang menghubungkan corpus dengan
duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut antrum pyloricum.
Fungsi lambung
b. Yayunum adalah menempati dua per lima proksimal dari usus halus.
c. Ileum adalah menempati tiga per lima bagian distal dari usus halus.
Fungsi ginjal:
Fungsi limpa:
a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit
7. Pancreas
Fungsi pancreas:
2.2 Patologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan perubahan yang
berkaitan dengan penyakit atau cedera (Sloane,2007).
Lesi atau tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang
terbentuk akibat pertumbuhan seltubuh yang tidak semestinya, yang mirip
dengan simtomabengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latinyang
berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan)
atau jinak (benign).
Sel-sel ini berinti besar yang memperlihat kan anak inti yang menonjol
dan hiperkromasi dan dapat mengandung empedu di dalam sitoplasmanya. Tumor
-tumor yang kurang berdiferensiasi baik mempunyai lembaran -lembaran sel-sel
anaplastik.Invasi pada radikulus vena hepatika merupakan gambaran khas yang m
embedakan dengan adenoma. Sulit membedakan karsinoma hepatoselular
berdiferensiasi buruk dengan karsinoma metastatik (Chandrasoma, 2005) .
10
a. Bahan kontras negatif terdiri dari (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida).
b. Bahan kontras positif yang terdiri dari turunan barium sulfat (BaSO4)
dan turunan iodium (I).
11
Keterangangambar:
12
Radiografi sinar-X adalah ilmu yang mempelajari citra suatu objek yang
diradiasi dengan sinar-X. Bila sinar-X dilewatkan pada suatu objek, maka
sebagian radiasi yang ada akan diteruskan sehingga citra objek dapat direkam
pada film. Satuan yang biasa digunakan untuk penyinaran radiografi adalah
Rontgen, disingkat R. Satu Rontgen dapat diartikan sebagai sejumlah sinar-X agar
menghasilkan ion-ion yang membawa muatan satu coulomb tiap centimeter
kubikdiudara dengan suhu nol derajat celsius pada tekanan 760 mhg.
1 stc
1𝑅𝑅 =
𝑐𝑐𝑐𝑐 2
Satu Rontgen dari radiasi foton mempunyai energi rata-rata antara 0.1 Mev
sampai 3.0 Mev yang mampu menghasilkan dosis serap sebesar 0.96 rad. Dengan
demikian dapat dikatakan imenghasilkan dosis sebesar 1 rad. Jadi,
1 R = 1 rad
Radiasi sinar-X dipancarkan dari fokus tabung sinar-X dalam arah garis
lurus.Pancaran itu kemudian didistribusikan dalam Jarak yang semakin besar.Hal
ini menyebabkan intensitas sinar-X itu menjadi berkurang dengan perbandingan
kuadrat jarak.Bila jarak yang diberikan diperbesar menjadi dua kalinya, maka
intensitasnya berkurang menjadi seperempatnya, dan bila jaraknya diperbesar tiga
kali lipat maka intensitasnya berkurang menjadi sepersembilan dari intensitas
semula.
13
Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton
dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan
kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap
satuan massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam
jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule
energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Interaksi radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi, Jika berkas sinar-
X melalui bahan akan terjadi proses utama yakni:
Dalam proses foto listrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga
elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar
dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi
radiasirendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar
14
Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka
tidak mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika
momentum dan ene rgi dibuat kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan
berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan.
Sebuah foton yang energinya lebih dari 1.02 MeV. Pada saat bergerak
dekat dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan
muncul kembali sebagai suatu positron dan elektron seperti yang digambarkan
berikut:
15
2.6Faktor-FaktorYangMenentukanIntensitasSinar-X
Tegangan tabung sinar-X atau beda potensial antara anoda dengan katoda
Selain menentukan energi maximum sinar-X yang dihasilkan, juga
menentukan paparan sinar-X (Sprawls,1987).
16
Jarak fokus ke film (FFD) adalah jarak antara titik tumbuk sinar-X (fokus)
dengan letak film radiograf. Perubahan pada FFD akan selalu berakibat
pada perubahan nilai paparan sinar-X yang mencapai film, karena intensitas sinar-
X berbanding terbalik dengan jarak (invers square law) (Chesney,1989).
17
Paparan adalah parameter dosis radiasi yang diatur pada pesawat Rontgen
.Satuannya adalah (Rontgen).Keluaran tabung sinar-X mempunyai nilai kV, mA
dan waktu eksposi yang bervariasi, untuk dapat membandigkan keluaran tabung
sinar-X biasanya dengan menentukan perbandingan antara paparan dengan hasil
kali arus dan waktu (mR/mAs).Keluaran hasil kali arus dengan waktu (mAs)
terhadap tabung dapat diukur pada dua lokasi, di udara dan di bawah phantom.
Pengukuran jauh lebih efektif dalam udara terhadap perubahan kecil pada
keluaran tabung sinar-X (phantom akan menyaring sejumlah keluaran sinar-
X). Namun perbandingan pengeluaran paparan dengan hasil kali kuat arus dengan
waktu (mR/mAs) tidak menyediakan informasi spesifik mengenai setiap
perubabahan keluaran yang mungkin terjadi seperti perubahan tegangan tabung
dan kuat arus tabumg (kV, mA), kalibrasi pewaktu meskipun kesimpulan
kesimpulan bisa dibuat. Perbandingan keluaran paparan dengan hasil kali kuat
arus dengan waktu (mR/mAs) merupakan cara cepat untuk evaluasi
linieritas/repetabilitas pembangkit arus sinar-X.
2.8 Densitas
2.9 CT-Scan
18
a. Gantry
19
c. Kolimator
d. Detektor
f. Sistem Konsul
20
1. Sistem Kontrol
Merupakan bagian penting yang lain dari CT-Scan. Data pasien yang telah
ada disimpan dan dapat dipanggil kembali dengan cepat.Biasanya sistem
perekaman ini berupa disket optik dengan kemampuan penyimpanan sampai
ribuan gambar. Ada pula yang menggunakan magnetic tape dengan kemampuan
penyimpanan data hanya sampai 200 gambar (Tortorici, 1995 ).
Keterangan :
21
a. Slice Thickness
Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek yang
diperiksa. Nilainya dapat dipilih antara 1 - 10 mm sesuai dengan keperluan klinis.
Pada umumnya ukuran yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail
yang rendah, sebaliknya yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan detail
yang tinggi.
b. Range
Range atau rentang adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice
thickness. Sebagai contoh untuk CT-Scan thorax, rangeyang digunakan adalah
sama yaitu 5-10 mm mulai dari apeks paru sampai diafragma. Pemanfaatan
dari range adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang sama pada satu
lapangan pemeriksaan.
c. Faktor Eksposi
22
e. Gantry tilt
f. Rekonstruksi Matriks
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom pada picture element
(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Pada umumnya matriks yang
digunakan berukuran 512 x 512 (5122) yaitu 512 baris dan 512 kolom.
Rekonstruksi matriks ini berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan
dihasilkan. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusi
yang akan dihasilkan.
g. Rekonstruksi Algorithma
h. Window Width
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU.Untuk tulang
mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai + 3000 HU.Sedangkan untuk kondisi
23
i. Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk
penampakan gambar. Nilainya dapat dipilih tergantung pada karakteristik
perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level ini menentukan
densitas gambar yang akan dihasilkan (Bontrager, 2001).
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal.Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan
setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar.Perbedaan antara
keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada
citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi,
informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap)
sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang
tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat
menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu,
citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
24
25
• Pemprosesan data
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi
dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini
dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT
Scanner :
26
seperti :
• Batu ginjal
• Inflamed appendix
Three phase CT-Scan adalah alat yang baik dan dapat digunakan sebagai
baris pertama modalitas pencitraan untuk membedakan lesi hati tidak ganas dan
ganas pada phase arteri, vena dan delay.
27
One phase CT-Scan adalah alat pencitraan untuk membedakan lesi hati
tidak ganas dan dan ganas salah satu diantara phase arteri, vena dan delay.
Lesi liver adalah benjolan abnormal yang ada didalam tubuh.Dan dapat
didefinisikan sebagai lesi di hati tanpa menyebabkan kelainan didalam tubuh.Lesi
ini bisa jinak atau ganas.
Lesi jinak adalah pertumbuhan sel tidak normal tetapi tidak menyerang
jaringan yang berdekatan, tumbuh lambat, dan tidak berbahaya. Lesi jinak
dikatakan berbahaya apabila pertumbuhannya semakin lama menekan jaringan
darah atau saraf.
Pasien tanpa kanker diketahui atau riwayat penyakit hati kronis, lesi ini
biasanya dapat dievaluasi dengan tes pencitraan tindak lanjut seri karena hampir
semua akan jinak. Pada pasien dengan kanker, namun, penentuan cepat dari
penyebab lesi tersebut mungkin penting untuk mendefinisikan prognosis dan
terapi. lesi hepatik kecil dianggap jinak di 51% dari 82% pasien dengan
malignancy.4 mendasari dikenal tumor hati jinak telahdilaporkan dalam hingga
28
Hal ini sering sulit untuk mengkarakterisasi lesi hepatik dengan berbagai
pencitraan.
Karena itu, lesi terlihat selama hanya fase arteri hepatik mungkin
memerlukan biopsi.Pada pasien dengan keganasan hypervascular seperti
hepatoma, deteksi lesi kecil terutama jika soliter penting karena lesi ini lebih
cenderung dioperasi atau menanggapi terapi.
Pembuluh nadi (arteri) memiliki dinding yang disusun dari tiga lapis yaitu
lapisan luar yang sifatnya elastis, lapisan tengah berupa sel-sel otot polos, dan
lapisan dalam yang disusun oleh selapis sel berdinding tipis.Pembuluh yang
mempunyai dinding tebal, kuat, dan juga elastis guna membantu tenaga dalam
memompa jantung untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh.Hal ini membuat
darah didorong untuk mengalir.Aktivitas tersebut memberi tekanan di sepanjang
dinding pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan.maka terjadi, darah
memancar keluar jika pembuluh nadi terluka.
29
30
31