Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

GETARAN GELOMBANG DAN OPTIKALAMAN


JUDUL

Judul Percobaan : Resonansi


Nama Lengkap : Dalma Delfira Hamul
Nomor Pokok Mahasiswa : 150401070068
Kelas / kelompok Praktikum : 2015 C / IV
Tanggal Percobaan : 08 Mei 2017
Tanggal Penyerahan : 16 Mei 2017
Dosen Pembimbing : Kurriawan Budi Pranata, S.Si., M.Si.
Asisten Praktikum : Krisantus Kaka

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2017
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum berjudul “ Resonansi” tujuan dari praktikum ini
adalah menentukan frekuensi resonansi untuk berbagai panjang tabung,
memeriksa hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung dan
menentuan deret harmonic frekuensi resonansi tabung tertutup dan tabung
terbuka.
Pertama yang kita lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan dan melakukan langkah percobaan sesuai dengar alur prosedur
percobaan. Dari hasil percobaan kita memperoleh nilai untuk tabung terbuka dan
tertutup dengan varian panjang tabung yaitu 10,20 dan 30cm.
Untuk tabung terbuka

Kata kunci:
ABSTRACT

Key words:
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
ABSTRACT...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK..............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Percobaan..................................................................................2
1.3. Tujuan Percobaan......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1. Dasar Teori................................................................................................3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN............................................................4
3.1. Variabel Percobaan....................................................................................4
3.2. Bahan Percobaan.......................................................................................4
3.3. Alat Percobaan..........................................................................................5
3.4. Prosedur Percobaan...................................................................................5
3.5. Diagram Alir Percobaan............................................................................5
3.5.1. Diagram Alir Prosedur.......................................................................5
3.5.2. Diagram Alir Perhitungan..................................................................5
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.....................................6
4.1. Hasil Percobaan.........................................................................................6
4.2. Pembahasan...............................................................................................7
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
DAFTAR NOTASI...............................................................................................10
APENDIKS...........................................................................................................11
LAMPIRAN..........................................................................................................12
1. Data Percobaan...........................................................................................12
2. Jawaban Tes Pertanyaan.............................................................................12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2.1. Tabung Resonansi……………………………….7
Gambar 3.2.2. Pembangkit Frekuensi Radio……………………7
Gambar 3.2.3. SLM……………………………………………..7
Gambar 3.2.4. Kabel Penghubng………………………………..7
DAFTAR TABEL
Table 4.1.1. Frekuensi Resonansi pada Tabung Terbuka dan
Tertutup………………………..10
Table 4.1.2. Frekuensi Resonansi pada Tabung
Tertutup…………………………..10
Table 4.1.3. Frekuensi Resonansi Pada Tabung
Terbuka……………………………..10
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1
2

1.2. Rumusan Percobaan


1.2.1. Bagaimana menentukan frekuensi resonansi untuk berbagai panjang
tabung?
1.2.2. Bagaimana memeriksa hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang
tabung?
1.2.3. Bagaimana menentukan deret harmonic frekuensi resonansi tabung tertutp
dan tabung terbuka?

1.3. Tujuan Percobaan


1.3.1. Menentukan frekuensi resonansi untuk berbagai panjang tabung
1.3.2. Memeriksa hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung.
1.3.3. Menentukan deret harmonic frekuensi resonansi tabung tertutp dan tabung
terbuka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Bunyi adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat gas.
Jadi, gelombang bunyi dapat merambat, misalnya di dalam air, batu bara atau
udara.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat berbagai
macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi
resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat
musik itu antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.
Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi sumber-sumber bunyi tersebut sama.
Akibat resonansi yaitu dapat memperkuat bunyi aslinya. Beberapa alat yang dapat
menunjukkan peristiwa resonansi antara lain sebagai berikut.
1. Resonansi Pada Beban Yang Digantung Dengan Tali

 Pada saat beban A diayun ternyata beban B ikut berayun, beban C diam.
 Pada saat beban B diayun ternyata beban A ikut berayun, beban C diam.
 Pada saat beban C diayun beban A diam dan beban B diam.

Maka pada beban yang digantung dengan tali dapat diambil kesimpulan agar
dapat terjadi resonansi panjang tali penggantung harus sama.

2. Resonansi Kolom Udara
Jika garpu tala dengan frekuensi tertentu dibunyikan di atas kolom udara,
kemudian kolom udara digerakkan naik turun, maka suatu saat terdengar
bunyi yang lebih keras dari bunyi aslinya secara berulang-ulang. Pada saat

3
4

terdengar bunyi yang keras dari bunyi aslinya tersebut dikatakan dalam
kolom udara terjadi peristiwa resonansi.

 Pada saat terjadi perkerasan pertama dikatakan terjadi resonansi I.


 Pada saat terjadi perkerasan kedua dikatakan terjadi resonansi II.

Pada saat terjadi perkerasan ketiga dikatakan terjadi resonansi III dan seterusnya

 Resonansi I syaratnya jika L = 1/4 λ


 Resonansi IIsyaratnya jika L = 3/4 λ
 Resonansi III syaratnya jika L =5/4 λ
Keterangan :
L= panjang kolom udara diatas permukaan air.
λ=¿panjang gelombang.
Dengan percobaan resonansi pada kolom udara tersebut dapat ditentukan
kecepatan bunyi di udara pada saat itu dengan menggunakan persamaan :
V= 𝞴∙ f
Jika getaran yang didengar lebih kuat, ini menunjukkan adanya resonansi dari
udara di dalam tabung. Dengan demikian adanya resonansi bunyi, mengakibatkan
bunyi asli menjadi lebih keras. Pada alat-alat seperti gitar, biola, kentongan,
beduk, dan lain-lain diberi kotak yang berisi udara. Hal ini dimaksudkan karena
udara mudah beresonansi maka bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat tersebut
menjadi lebih keras.

3. Resonansi Selaput Tipis

Bagian yang sangat penting pada telinga kita dalah gendang pendengaran.
Bagaimana jika gendang pendengaran kita rusak? Selaput gendang sangat mudah
beresonansi. Jika ada bunyi dari luar yang masuk lewat lubang telinga maka
5

selaput gendang pendengaran akan bergetar. Dengan adanya getaran ini, terjadilah
resonansi.

Akibat resonansi, kita dapat mendengar bunyi-bunyi di sekitar kita. Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah :
a. frekuensinya sama;
b. ada selaput tipis;
c. ada ruang udara yang panjangnya sama dengan bilangan ganjil 1/4 kali
panjang gelombang.

4. Resonansi Dapat Memperkuat Bunyi Asli


Bunyi yang dihasilkan garpu tala sebenarnya tidak terlalu keras. Namun,
ketika terjadi resonansi dengan kolom udara, suara garpu tala menjadi
cukup nyaring terdengar. Di sekitar selaput suara manusia terdapat udara.
Ketika selaput suara bergetar, udara ini akan ikut bergetar. Getaran udara
ini akan mengakibatkan suara manusia terdengar nyaring.

Kerugian Akibat Resonansi

Tidak selamanya resonansi menguntungkan. Bunyi ledakan bom yang sangat


keras dapat menimbulkan getaran yang dapat meruntuhkan gedung-gedung.
Getaran kereta api yang lewat menyebabkan bagianbagian rumah yang ada di
pinggir rel ikut bergetar. Jika hal ini terjadi terus-menerus dan dalam waktu yang
lama maka rumah akan cepat rusak karena proses resonansi.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat
menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar
terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar
dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan
yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan
ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya
tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar
nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Reonansi juga dipahami untuk mengukur
kecepatan perambatan bunyi di udara.
6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Variabel Percobaan


Variable Bebas : frekuensi Resonansi
Variable Terikat : panjang tabung dan jenis tabung
Variabel Kontrol : pemutar pada frekuensi audio.

3.2. Alat Dan Bahan Percobaan


Alat Dan Bahan Gambar
Alat tabung Resonansi
Pembangkit Frekuensi Radio
SLM
Kabel Penghubung

7
8

3.3. Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Menghubungkan pengeras suara ke pembangkit audio menggunkan 2 buah
kabel penghubung.
3. Menghubungkan mikrofon ke terminal masukan sound level meter
4. Menempatkan piston pada ujung tabung tertutup. Gunakan batang
alumunium yang terdapat pada alat tabung resonansi untuk menggesernya.
5. Mengatur pembangkit frekuensi audio pada skala 100Hz, putar skala level
pada skala minimum atau skala nol dan kemudian hidupkan pembangkit
audio.
6. Mengatur amplitude gelombang bunyi dengan memutar tombol level
secara perlahan sampai menemukan bunyi yang cukup jelas pada pengeras
suara
7. Menaikan besar frekuensi secra perlahan dengan memutar frekuensi pada
pembangkit frekuensi audio sampai didengar bunyi yang relative keras.
Bunyi yang realtif keras inilah yang menunjukan terjadinya resonansi di
dalam tabung.
8. Mencatat hasil yang diperoleh.
9. Mengubah panjang tabung dengan menggeser piston pada posisi 10,20,
dan 30.
10. Mengulangi langkah percobaan tersebut untuk memperoleh frekuensi
resonansi tabung terbuka.

3.4. Diagram Alir Percobaan


3.5.1. Diagram Alir Prosedur

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan yang


dibutuhkan

Menghubungkan pengeras suara ke


pembangkit audio menggunkan 2 buah kabel
penghubung

Menghubungkan mikrofon ke terminal


masukan sound level meter
Menempatkan piston pada ujung tabung tertutup. 9
Gunakan batang alumunium yang terdapat pada alat
tabung resonansi untuk menggesernya.

Mengatur pembangkit frekuensi audio pada skala


100Hz, putar skala level pada skala minimum atau
skala nol dan kemudian hidupkan pembangkit audio.

Mengatur amplitude gelombang bunyi dengan memutar


tombol level secara perlahan sampai menemukan bunyi
yang cukup jelas pada pengeras suara

Menaikan besar frekuensi secra perlahan dengan memutar


frekuensi pada pembangkit frekuensi audio sampai didengar
bunyi yang relative keras. Bunyi yang realtif keras inilah yang
menunjukan terjadinya resonansi di dalam tabung.

Mengubah panjang tabung dengan menggeser piston pada


posisi 10,20, dan 30.

Mengulangi langkah percobaan tersebut untuk


memperoleh frekuensi resonansi tabung terbuka.

Selesai

3.5.2. Diagram Alir Perhitungan

Mulai

Mengetahui nilai f0,f1,f2,f3,f4 dan f5

f1 f2 f3 f4 f5
Mencari nilai , , , , dan .
f 0 f0 f 0 f0 f0

Memasukan nilai
Menemukan hasil

Selesai

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan


No Panjang Tabung Frekuensi Resonansi
Terbuka Tertutup
1 10cm 42Hz 40Hz
2 20cm 46Hz 44Hz
3 30cm 46Hz 45Hz
Tabel 4.1.1. Frekuensi Resonansi pada tabung terbuka dan tertutup.

No Frekuensi Frekuensi resonansi tabung tertutup fn/fo


1 Fo 20 Hz 1 Hz
2 F1 31 Hz 1,55 Hz
3 F2 42 Hz 2,1 Hz
4 F3 48 Hz 2,4 Hz
5 F4 66 Hz 3,3 Hz
6 F5 77 Hz 3,85 Hz
Tabel 4.1.2. frekuensi resonansi pada tabung tertutup

No Frekuensi Frekuensi resonansi tabung terbuka Fn/fo

1 Fo 20 Hz 1 Hz
2 F1 40 Hz 2 Hz
3 F2 43 Hz 2,15 Hz
4 F3 49 Hz 2,45 Hz
5 F4 65 Hz 3,25 Hz
6 F5 75 Hz 3,75 Hz
Tabel 4.1.3. frekuensi resonansi pada tabung terbuka

10
11

4.2. Pembahasan
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan bunyi.
Dari table 4.1.1. diatas kita melihat frekuensi resonansi pada masing-masing
panjang tabung yang dimulai dari 10cm, 20cm, dan 30cm adalah untuk tabung
terbuka nilai frekuensi resonansi yaitu 42 Hz, 46 Hz, 46 Hz dan tabung tertutup
nilai frekuensi resonansi yaitu 40 Hz, 44 Hz, dan 45 Hz.
Pada table 4.1.2. frekuensi resonansi pada tabung tertutup dengan panjang tabung
10 cm yaitu 1 Hz, 1,55 Hz, 2,1 Hz, 2,4 Hz, 3,3 Hz, 3,85 Hz dan pada table 4.1.3.
frekuensi resonansi pada tabung terbuka dengan panjang tabung 10 cm yaitu 1 Hz,
2 Hz, 2,15 Hz, 2,45 Hz, 3,25 Hz, 3,75 Hz.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan “Resonansi” dapat disimpulkan bahwa :
1. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena
ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama
atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, resonansi
bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat berbagai
macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang
agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut
menjadi nyaring.
2. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi sumber-sumber bunyi
tersebut sama. Akibat resonansi yaitu dapat memperkuat bunyi
aslinya
3. Frekuensi resonansi pada masing-masing panjang tabung yang
dimulai dari 10cm, 20cm, dan 30cm adalah untuk tabung terbuka
nilai frekuensi resonansi yaitu 42 Hz, 46 Hz, 46 Hz dan tabung
tertutup nilai frekuensi resonansi yaitu 40 Hz, 44 Hz, dan 45 Hz.
4. Frekuensi resonansi pada tabung tertutup dengan panjang tabung
10 cm yaitu 1 Hz, 1,55 Hz, 2,1 Hz, 2,4 Hz, 3,3 Hz, 3,85 Hz
frekuensi resonansi pada tabung terbuka dengan panjang tabung 10
cm yaitu 1 Hz, 2 Hz, 2,15 Hz, 2,45 Hz, 3,25 Hz, 3,75 Hz.

12
DAFTAR PUSTAKA
Buku penuntun Praktikum Fisika Dasar. (2011). Bogor.
Wikipedia. (2012). Retrieved from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Siswanto. (2009). Bimbingan Pemantapan Fisika . Surabaya: Pustaka Tanah Air.

DAFTAR NOTASI
No Simbol Keterangan Satuan
1 𝞴 Panjang gelombang Meter
2 f Frekuensi Hertz
3 V Cepat rambat gelombang m/s
4 l Panjang tabung Meter

13
APENDIKS
Tabung tertutup Tabung terbuka
fn 20 fn 20
 = = `1 Hz  = = `1 Hz
fo 20 fo 20
f 1 31 f 1 40
 = = 1,55 Hz  = = 2 Hz
fo 20 fo 20
f 2 42 f 2 43
 = = 2,1 Hz  = = 2,15 Hz
fo 20 fo 20
f 3 48 f 3 49
 = = 2,4 Hz  = = 2,45 Hz
fo 20 fo 20
f 4 66 f 4 65
 = = 3,3 Hz  = = 3,25 Hz
fo 20 fo 20
f 5 77 f 5 75
 = = 3,85 Hz  = = 3,75 Hz
fo 20 fo 20

14
LAMPIRAN

1. Data Percobaan

2. Jawaban Tes Pertanyaan


1. Apa yang dapat disimpulkan tentang hubungan panjang tabung dan
frekuensi resonansinya? Jelaskan jawaban anda
Jawab
Semakin panjang tabung, frekuensi resonansi yang dihasilkan semakin
kecil.
2. Berdasarkan data pada table 4.1.2, deret apakah yang dibentuk oleh
perbandingan antara frekuensi-frekuensi atad dan frekuensi dasar tabung?
Sesuaikn dengan deret tersebut dengan deret harmonic untuk resonansi
tabung tertutup? Jelaskan jawaban anda
Jawab
Deret yang dihasilkan pada table 4.1.2. adalah 1 : 1,55 : 2,1 : 2,4 : 3,3 :
3,85 hasil dari perbandingan tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada
dimana deret teori tersebut adalah 1 : 3 : 5 dengan selisih 2.
3. Berdasarlan table 4.1.3, deret apakah yang dibentuk oleh perbandingan
antara frekuensi-frekuensi atas dan frekuensi dasar tabung? Sesuaikan
deret tersebut dengan deret harmonic untuk resonansi tabung terbuka?
Jelaskan jawaban anda.
Jawab
Deret yang dihasilkan pada table 4.1.3 adalah 1: 2: 2,15: 2,45: 3,25: 3,75

15

Anda mungkin juga menyukai