Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

HIPERTENSI

DosenPengampuh :Indrayanti, M.Kep.,Sp.Kom

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4

Delia 1703012
Eltasia R. Laimeheriwa 1703013
Erna Budi Sulistyawati 1703014
Ni WayanSudari 1703025
Pablo YohanesNgadhi 1703029
Pranata 1703030
Riana YigiBalom 1703034
Sandiwan 1703036
YustantyRebechaSuni 1703044
OshinMarsella 1703048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BETHESDAYAKKUM
YOGYAKARTA
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kelompok dapat
menyusun makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi” ini
tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kelompok ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa juga pada
orang tua yang selalu memberikan dukungan serta doa dalam penyusunan
makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun


makalah ini. Oleh karenai tu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kelompok harapkan guna untuk kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian dan
waktunya, kelompok sampaikan terimakasih.

Yogjakarta, 08 November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A.Latar belakang .............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 4

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi ......................................................................................................... 4

2. Klasifikasi ................................................................................................... 5

3. Anatomi Fisiologi ........................................................................................ 7

4. Perubahan Kardiovaskular Pada Lansia………………………...……...…11

5. Patofisiologi .............................................................................................. 14

6. Manifestasi Klinis ...................................................................................... 17

7. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 18

8. Penatalaksanaan ........................................................................................ 18

9. Komplikasi ................................................................................................ 21

10. Pencegahan ............................................................................................. .22

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian .................................................................................................. 22

2. Diagnosa..................................................................................................... 35

3. Rencana Keperawatan ……………………………………………………36

4. Implementasi ……………………………………………………………..43

5. Evaluasi …………………………………………………………………..43

3
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 44

A.Kesimpulan ................................................................................................ 44

B. Saran ........................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Satuan Acara Penyuluhan………………………………………………......

B. Leaflet……………………………………………………………………….

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi

batas normal.Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkan.Pola hidup yang kurang sehat juga menjadi salah satu penyebab

terjadinya penyakit hipertensiyang juga menjadi salah salu penyebabnya.

Berdasarkanpenyebabnya, hipertensi dibagi dalam dua golongan, yaitu

hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer adalah suatu

kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi.Hipertensi ini

disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang efek-efek

kombinasinya menyebabkan hipertensi.Hipertensi sekunder, yang meliputi 5%

dari hipertensi. Disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu organ

atau sistem tubuh (Noviyanti,2015).

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular

yang menyebabkan kematian nomor tiga terbanyak didunia dan merupakan

penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke dan tuberkolosis,

yaitu mencapai 6,8% dari populasi kematian di Indonesia (KemenKes RI,

2014).

Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8% dari populasi pada usia 18

tahun keatas. Prevelansi kasus hipertensi di Provinsi Jawa Tengah sebesar

5
26,4%. Fenomena ini disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat

secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji

membuat konsumsi segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi garam,

lemak, gula, dan kalori, yang terus meningkat sehingga berperan besar dalam

meningkatkan angka kejadian hipertensi (DinKes Provinsi Jateng, 2014).

Menurut WHO, sekitar 40% dari orang yang berusia lebih dari 25 tahun

memiliki hipertensi pada tahun 2008. Dalam World Health Statistik tahun

2012, WHO melaporkan bahwa sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan

45% dari penyakit jantung koroner disebabkan oleh hipertensi. Faktor risiko

utama untuk hipertensi, termasuk riwayat keluarga, gaya hidup, pola makan

yang buruk, merokok, jenis kelamin, stres, ras, usia, dan tidur

(Bansil,Pooja.,Kuklina,E.V.,Merrit,R.K.,Yoon,P.W.,2011).

Paling sedikit, sepertiga orang dengan penyakit tekanan darah tinggi tidak

ditangani dengan benar. Itu berarti jutaan orang berisiko mengalami serangan

jantung dan stroke (Kowalksi,2007). Diperkirakan bahwa sekitar 25% dari

populasi orang dewasa di dunia mengalami hipertensi, dan akan cenderung

meningkat 29% pada tahun 2025. Di Eropa, diperkirakan 37% -55% dari

populasi orang dewasa mengalami hipertensi. Prevalensi hipertensi bahkan

lebih tinggi di beberapa negara berkembang. (Chen,Xiao.F., Li,Lezhi.,

Zhou,Tao.,Li,Zhanzh an. 2014)

6
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Memahami profil penderita hipertensi pada lansia di keperawatan

komunitas.

2. Tujuan Khusus

Memahami profil penderita hipertensi yang dinilai berdasarkan:

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Pekerjaan

d. Tingkat Pendidikan

e. Penyakit penyerta

f. Tekanan darah

g. Faktor risiko (rokok, alkohol, dan obesitas)

h. Hasil laboratorium (blood urea nitrogen, kreatinin serum,

albumin, asam urat, dan profil lemak)

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit.

1. Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat

melebihi batas normal.Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya

adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai

oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan

tubuh yang membutuhkan.Hipertensi sering kali disebut sebagai

pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang

mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai

peringatan bagi korbannya (Wijaya & Putri, 2013).

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai

oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh.Seseorang yang terjangkit

penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti

stroke, dan penyakit jantung (Nurarif, 2015).Dari definisi-definisi diatas

dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di

mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah

yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

8
2. Klasifikasi

Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a. Hipertensi Esensial (Primer).

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi.Dimana sampai saat

ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa factor yang

berpengaruh dalam terjadinya hipertensi esensial, seperti : factor

genetic, stress dan psikologi, serta fakto lingkungan dan diet

(peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau

kalsium), sedangkan untuk faktor-faktor peningkat resikonya adalah

obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.

Menurut Udjianti (2010), beberapa factor diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi primer, yaitu:

a) Ginetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi beresiko tinggi untuk menyebabkan keturunannya

mengidap hipertensi juga.

b) Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita

pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

c) Diet : konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung

berhubungan dengan berkembangnya hipertensi.

d) Berat badan : obesitas (>25% di atas BB ideal) diakitkan dengan

berkembangnya hipertensi.

e) Gaya hidup : merokok dan konsumsi alcohol dapat meningkatkan

tekanan darah apabila gaya hidup tidak menetap.

9
b. Hipertensi Sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui

dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat-

obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya kelainan ginjal

seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelainan

endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme,

dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid.

Hipertensi pada usia lanjut dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu :

a) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140

mmHg atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

b) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar

dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Secara klinis, derajat hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :


Tabel 2.1 Derajat Hipertensi.

No Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120 – 129 80 – 84
3 High normal 130 – 139 85 – 89
4 Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
5 Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
6 Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
7 Grade 4 (sangat berat) > 210 >120

Sumber : Nurarif (2015)

10
3. Anatomi dan Fisiologi

Jantung merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia yang termasuk

dalam system siskulasi.Jantung berfungsi sebagai pompa sentral yang

memompa darah untuk menghantarkan bahan-bahan metabolism yang

diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa

metabolism untuk dikeluarkan dari tubuh (Wijaya & Putri, 2013). Adapun

dalam sirkulasi, terdapat 3 komponen penting, yaitu :

a. Jantung

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar

kepalan tangan.Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke

pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal

terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2

ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi

sebagai pompa(Wijaya & Putri, 2013). Batas - batas jantung terdiri

atas :

11
1) Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava

inferior (VCI).

2) Kiri : ujung ventrikel kiri

3) Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel

kiri.

4) Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis.

5) Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal

sepanjang diafragma sampai apeks jantung.

6) Superior : apendiks atrium kiri.

b. Pembuluh darah

Adalah saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua

bagian tubuh dan mengembalikannya ke jantung. Terdiri atas tiga tipe

pembuluh darah, yaitu :

12
1) Pembuluh arteri, berfungsi untuk mengangkut oksigen melalui

darah dari jantung ke seluruh tubuh, mengecil seiring perjalannya

menjauhi jantung.

2) Pembuluh kapiler yang merupakan penghubung antara pembuluh

ateri dan vena. Lapisan dindingnya yang tipis memudahkan

oksigen, nutrisi, karbon dioksida dan bahan sisa lainnya keluar atau

masuk ke organ sekitarnya.

3) Pembuluh vena, berfungsi untuk menyalurkan aliran darah yang

beisi bahan sisa kembali ke jantung untuk dipecahkan dan

dikeluarkan dari tubuh. Pembuluh vena semakin membesar ketika

mendekati jantung.

c. Darah

Medium transportasi dimana darah akan membawa oksigen dan

nutrisi. Darah bejalan melalui system sirkulasi ked an dari jantung

melalui 2 lengkungan vaskuler (pembuluh darah) yang terpisah.

Sirkulasi paru terdiri atas lengkungan tertutup pembuluh darah yang

mengangkut darah antara jantung dan paru-paru.Sirkulasi sistemik

terdiri atas pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan

system organ.

13
Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ, namun sisi kiri

dan kanan jantung memiliki fungsi yang terpisah.Jantung berfungsi

sebagai pemompa darah ganda.Darah yang kembali dari sirkulasi

sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena

besar yang dikenal sebagai vena kava.Darah yang masuk ke atrium

kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2nya dan ditambahi

CO2. Darah yang miskin akan oksigen akan mengalir ke atrium kanan

melalui katub ke ventrikel kanan yang memompanya keluar melalui

arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung

memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru,

darah akan kehilangan CO2nya dan menyerap O2 sebelum kembali ke

atrium kiri melalui vena pulmonalis (Wijaya & Putri, 2013).

14
4. Perubahan Kadiovaskuler Pada Lansia

Jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan, baik struktur maupun

fungsional.Penurunan yang terjadi berangsu-angsur sering terjadi ditandai

dengan penurunan tingkat aktivitas yang mngakibatkan penurunan

kebutuhan darah yang teroksigenasi.Pada lansia yang sehat, tidak ada

perubahan jumlah detak jantung saat istirahat, namun detak jantung

maksimum yang dicapai selama latihan berat berkurang (Sunaryo, 2016).

Pada fungsi fisiologis, factor gaya hidup berpengaruh secara signifikan

terhadap fungsi kardiovaskuler. Gaya hidup dan pengaruh lingkungan

merupakan faktor penting dalam menjelaskan berbagai keragaman fungsi

kardiovaskuler pada lansia, bahkan untuk perubahan tanpa penyakit

terkait. Secara singkat, beberapa perubahan dapat diidentifikasi pada otot

jantung, yang mungkin berkaitan dengan usia atau penyakit seperti

penimbunan amyloid, degenerasi basofilik, akumilasi lipofusin, penebalan

dan kekakuan pembuluh darah dan peningkatan jaringan fibrosis. Pada

lansia terjadi perubahan ukuan jantung, yaitu hipertrofi dan atrofi pada

usia 30-70 tahun (Sunaryo, 2016)

Berikut ini merupakan perubahan struktur yang terjadi pada system

kardiovaskuler akibat proses menua, yaitu :

a. Penebalan dinding ventrikel kiri karena peningkatan densitas kolagen

dan hilangnya fungsi serat-serat elastis. Implikasi dari hal ini adalah

ketidakmampuan jantung untuk distensi dan penurunan kekuatan

kontraktif.

15
b. Jumlah sel-sel peace maker mengalami penurunan dan berkas his

kehilangan serat konduksi yang membawa impuls ke ventrikel.

Implikasi dari hal ini adalah terjadinya distritmia.

c. System aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus karena

peningkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan

medial arteri, impilkasi dari hal ini adalah penumpulan respons

baroreseptor dan penumpulan respons terhadap panas dan dingin.

d. Vena meregang dan mengalami dilatasi. Implikasi dari hal ini adalah

vena menjadi tidak kompeten atau gagal dalam menutup secaa

sempurna sehingga mengakibatkan terjadinya edema pada ekstremitas

bawah dan penumpukan darah.

e. Katub jantung menjadi tebal dan kaku.

f. Kemampuan memompadaah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan penurunan kontraksi dan

volumenya.

(Sunaryo, 2016)

16
Selain itu, pada lansia juga akan mengalami perubahan pulmonal. Adapun

perubahan yang dialami pada system pulmonal akibat proses menua, yaitu:

a. Paru-paru kecil dan kendur , hilangnya recoil elastis dan pembesaran

alveoli. Implikasi dari hal ini adalah penurunan daerah permukaan

untuk difusi gas.

b. Penurunan kapasitas vital, penurunan PaO2 residu. Implikasi dari hal

ini adalah penurunan saturasi O2 dan peningkatan volume.

c. Pengerasan bronkus dengan peningkatan resistensi. Implikasi dalam

hal ini adalah dyspnea saat istirahat.

d. Klasifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi

pengembangan.implikasi dari hal ini adalah emfisema sinilis.

Pernafasan abnormal, hilangnya suaraparu pada bagian dasar.

e. Hilangnya tonus otot thoraks, kelemahan kenaikan dasar paru.

Implikasi dari hal ini adalah etelektasis.

f. Kelenjar mukus kurang produktif. Implikasi dari hal ini adalah

akumulasi cairan, secret kental dan sulitdikeluarkan.

g. Penurunan sensitivitas sfingter esophagus. Implikasi dari hal ini adalah

hilangnya sensasi haus dan silia kurang aktif.

h. Penurunan sensitivitas ke reseptor. Implikasi dari hal ini adalah tidak

ada perubahan dalam PaCO2.

(Sunaryo, 2016)

17
5. Patofisiologi Hipertensi

Tekanan darah merupakan hasil interaksi antara curah jantung dan derajat

dilatasi atau kontriksi arteriola (resistensi vaskular sistemik).Penderita

hipertensi dipastikan mengalami peningkatan salah satu atau kedua

komponen yakni curah jantung atau resistensi vaskular sistemik.Hipertensi

sedang yang tidak disertai pembesaran jantung memiliki curah jantung

normal.Namun terjadi peningkatan resistensi vasculer perifer dan

penurunan kecepatan ejeksi ventrikel kiri.

Saat hipertensi bertambah berat dan jantung mulai mengalami pembesaran,

curah jantung mengalami penurunan secara progresif meskipun belum

terdapat tanda-tanda gagal jantung.Hal ini disebabkan resistensi perifer

sistemik semakin tinggi dan kecepatan ejeksi ventrikel kiri semakin

menurun. Penurunan curah jantung ini akan meyebabkan gangguan perfusi

ke berbagai organ tubuh, terutama ginjal. Kondisi ini berdampak pada

penurunan volume ekstrasel dan perfusi ginjal yang berujung dengan

iskemik ginjal. Penurunan perfusi ginjal ini akan mengaktivasi sistem renin

angiotensin.

Renin yang dikeluarkan oleh ginjal akan merangsang angiotensinogen

untuk mengeluarkan angiotensinogen I (AI) yang bersifat vasikonstriktor

lemah. Adanya angitensin I pada peredaran darah memicu pengeluaran

angiotensin converting enzym (ACE) di endotelium pembuluh paru. ACE

akan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II (AII) yang merupakan

vasokonstriktor kuat sehingga berpengaruh pada siskulasi tubuh secara

18
keseluruhan. Angiotensi II juga memiliki efek lain yang pada akhirnya

akan meningkatkan tekanan darah. Dampak yang ditimbulkan AII antara

lain hipertropi jantung dan pembuluh darah, stimulasi rasa haus, memicu

produksi aldosteron dan anti deuretik hormon (ADH).

Dampak hipertensi ke jantung adalah semakin meningkatnya beban jantung

sehingga dapat menimbulkan hipertropi jantung.Kondisi hipertropi jantung

menyebabkan penyempitan ruang jantung sehingga menurunkan preload

dan curah jantung.Jika jantung tidak dapat mengkompensasi, maka

terjadilah gagal jantung. Sedangkan peningkatan tekanan intra kranial yang

berefek pada tekanan intraokuler akan mempengaruhi fungsi penglihatan,

jika penanganan tidak segera dilakukan dapat mengalami kebutaan.

Penanganan hipertensi yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai

komplikasi anatara lain; retino hipertensif, penyakit jantung dan pembuluh

darah, hipertensi serebrovasculer, dan enselopati hipertensi.

19
Pathway Hipertensi

Faktor resiko/etiologi

Elastisitas Aterosklerosis Penurunan kemampuan


jaringanikat relaksasi otot polos
menurun

Peningkatan resistensi pembuluh


darah perifer sistemik

Penurunan cardiak
output

Iskemik ginjal Penurunan suplai Intoleransi


darah (O2 & Nutrisi) aktivitas

RENIN

Angiotensinogen Angiotensinogen I

ACE

Angiotensinogen II Peningkatan Hipertropi


beban jantung jantung

Aldosteron Resiko penurunan


curah jantung

Vasokonstriktor Retensi Na dan air Peningkatan tekanan


Peningkatan
kuatresiko/etiol intravasculer tekanan
ogi Intraokuler
Peningkatan volume
darah
Peningkatan tekanan
Gangguan
intra kranial
penglihatan
Peningkatan tekanan
darah

 Nyeri kepala (nyeri


akut)
 Perfusi jaringan
serebral tidak
efektif
20
6. Manifestasi Klinis

a. Bangun tidur dengan sakit kepala di daerah oksipital yang hilang dalam

beberapa jam

b. Pusing, letih, konfusi

c. Palpitasi, nyeri dada, dispnea

d. Epistaksis

e. Penglihatan kabur

f. Edema perifer pada tahap lanjut

g. Hipertensi yang meningkat dengan cepat dapat menimbulkan gejala

seperti somnolen, bingung, gangguan penglihatan, mual dan muntah.

h. Pada aldosteronism primer, pasien merasakan lemah otot, pliuria,

nocturia karena hypokalemia

i. Pada hipertensi kronik terdapat pembesaran jantung kiri yang dapat

menimbulkan gejala sesak nafas yang berhubungan dengan aktivitas

dan paroxymal nocturnal dyspnea

j. Pememrisaan jantung dapat ditemukan dari bunyi jantung S4 karena

penutupan dari katup aorta

(Yasmara, 2016)

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

1) Albuminuria pada hipertensi karna kelainan parenkim ginjal

2) Kreatin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karna parenkim

ginjal dengan gagal ginjal akut

3) Darah perifer lengkap

21
4) Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa)

b. EKG

1) Hipertrofi ventrikel kiri

2) Iskemia atau infark miokard

3) Peninggian gelombang P

4) Gangguan konduksi

c. Foto Rontgen

1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta

2) Pembendungan, lebarnya paru

3) Hipertrofi parenkim ginjal

4) Hipertrofi Vaskular ginjal

8. Penatalaksanaan

Penatalakksanaan faktor resiko dilakukan dengan cara pengobatan setara

non – farmakologi, antara lain:

a. Pengaturan diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan /atau

dengan obat – obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat

memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.Beberapa diet yang

dianjurkan:

1) Rendah Garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan

darah pada klien hipertensi. dengan pengurangan konsumsi garam

dapat mengurangi stimulasi system renin – angiotensin sehingga

sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium

22
yang di anjurkan 50 – 100 mmol atau setara dengan 3 – 6 gram

garam perhari

2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi

mekanismenya belum jelas.

3) Diet kaya buah dan sayur

4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner

b. Pada beberapa studi menujukkan bahwa obesitas berhubungan dengan

kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat

badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan

darah.

c. Olahraga

Olahraga teratur seperti berlari,berjalan,renang,bersepeda bermanfaat

untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.

Olahraga istonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi

perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. olahraga teratur selama

30 menit sebanyak 3 – 4 dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk

menurunkan tekanan darah.

d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol , penting untuk

menngurangi effek jangka panjang hipertensi karna asap rokok

diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung.

Penatalaksanaan medis yang diterapkan pada penderita hipertensi adalah

sebagai berikut:

23
1) Terapi Oksigen

2) Pemantauan Hemodinamik

3) Pemantauan Jantung

4) Obat - obatan

a) Diuretik: chlorthalidon, hydromax, Lasix, Aldacton, Dyrenium

Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi

curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi

garam dan airnya.

b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung

atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang

dbutuhkan untuk kontraksi.

c) Penghambat enzim mengubah angiotensin II atau inhibitor ACE

berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat

enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi

angiotensin II.

d) Antagonis (penyekat) reseptor betta , terutama penyekat selektf,

bekerja pada reseptor beta di jantung untuk menurunkan kecepatan

denyut dan curah jantung.

e) Antagonis reseptor alfa, menghambat reseptor alfa di otot polos

vaskular yang secara normal berespon terhadap rangsangan saraf

simpatis dengan vasokontriksi.

f) Vasodilator arteriol langsung dapat digunakkan untuk menurunkan

TPR.

24
g) Hipertensi gestasioanal dan preeklampsia - eklasmpsia membaik

setelah bayi lahir

9. Komplikasi

a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragik akibat tekanan darah tinggi di

otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak

yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi

kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi

dan penebalan,sehingga aliran darah ke otak yang diperdarahi

berkurang .

b. Infarkmiokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke iokardium atau apabila

terbentuk thrombus yang menghambat alirandarahmelewati pembuluh

darah.

c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler gllomerulus ginjal. dengan rusaknya glomerulus,

aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi

hipoksik dan kematian.

d. Ensefalopati (kerusakan otak)dapat terjadi,terutama pada hipertensi

malligna (hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya).

Tekananyang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan

peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang

interstial diseluruh susunan saraf pusat. neuron disekitarnya kolaps

dan terjadi koma serta kematian.

25
10. Pecegahan

a. Mencegah berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat

seseorang lebih beresiko terserang hipertensi

b. Berolahraga seecara rutin

c. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat

d. Kurangi garam

e. Kurangi konsumsi alkohol

f. Berhenti merokok

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

b. Keluhan Utama: kaji adanya keluhan pusing, nyeri kepala belakang,

kecemasan, gelisah, sulit tidur

c. Riwayat penyakit sekarang meliputi:

1) Kapan keluhan muncul?

2) Tindakan apa yang sudah dilakukan?

3) Obat apa yang sudah diminum?

d. Riwayat penyakit dahulu

1) Pernah menderita sakit apa?

2) Kapan?

3) Pengobatan yang didapatkan?

e. Riwayat penyakit keluarga

Kaji faktor resiko keluarga misalnya hipertensi, jantung, stroke dll.

f. Status nutrisi

26
1) Pola makan

2) Konsumsi kafein

g. Kebiasaan beresiko

1) Merokok

2) Alkoholisme

h. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum meliputi:

a) Tingkat kesadaran

b) Penilaian GCS

2) Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, Nadi, RR, suhu tubuh.

3) TB dan BB

4) Keluhan nyeri: lokasi, durasi, frekuensi, karakteristik nyeri, faktor

yang pencetus dan yang menghilangkan nyeri.

a) Inspeksi

(1) Wajah: sembab/ tidak

(2) Pembengkakan JVP

(3) Dada anterior, temukan lokasi denyut apeks.

(4) Bentuk dada

(5) Retraksi dada

(6) Pernafasan cuping hidung

(7) Warna kulit: sianosis atau tidak

b) Palpasi

(1) Kehangata kulit/akral

(2) Ada/ tidak nya oedem, jika ada derajat berapa

27
(3) Sirkulasi perifer

c) Perkusi

Batas jantung dan paru

d) Auskultasi

(1) Adakah suara nafas tambahan

(2) Bunyi jantung dan murmur

i. Pengkajian status fungsional

1. Indeks Katz

A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar


kecil, berpakaian, dan mandi.

B Kemandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi


tersebut.

C Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi


tambahan
D Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

28
2. Barthel Indeks

No Kriteria Dengan Mandiri


bantuan
1 Makan 5 10
2 Aktifitas ke toilet 5 10
3 Berpindah dari kursi roda atau sebaliknya, 5-10 15
termasuk duduk di tempat tidur
4 Kebersihan diri mencuci muka menyisir 0 5
rambut menggosok gigi
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar 10 25
7 Naik turun tangga 10 10
No Kriteria Dengan Mandiri
bantuan
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Total 100

Penilaian:

0-20 : ketergantungan

21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung

62-90 : ketergantungan berat

91-99 : ketergantungan ringan

100 : mandiri

29
3. Pengkajian posisi dan keseimbangan (Sulivan Indeks Katz)

No Tes Koordinasi Keterangan Nilai


1 Berdiri dengan postur normal
2 Berdiri dengan postur normal
menutup mata
3 Berdiri dengan kaki rapat
4 Berdiri dengan satu kaki
5 Berdiri fleksi trunk dan berdiri ke
posisi netral
6 Berdiri lateral dan fleksi trunk
7 Berjalan tempatkan tumit salah satu
kaki di depan jari kaki yang lain
No Tes Koordinasi Keterangan Nilai
8 Berjalan sepanjang garis lurus
9 Berjalan mengikuti tanda gambar
pada lantai
10 Berjalan menyamping
11 Berjalan mundur
12 Berjalan mengikuti lingkaran
13 Berjalan pada tumit
14 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah

Keterangan :

4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap

3 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan

2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal

1 : tidak mampu melakukan aktifitas

Nilai:

42-54: mampu melakukan aktifitas

28-4: mampu melakukan sedikit bantuan

30
14-27: mampu melakukan bantuan maksimal

14 : tidak mampu melakukan

j. Pengkajian status kognitif

Penilaian status kognitif dilakukan untuk memberikan gambaran

perilaku dan kemampuan mental dan fungsi intelektual pasien.

Pengkajian status mental ditekankan pada pengkajian tingkat

kesadaran, perhatian, ketrampilan bahasa, ingatan interpretasi bahasa,

ketrampilan menulis dan menghitung, serta kemampuan

konstruksional. Pengkajian status kognitif meliputi:

1. Short portable mental status questionnaire (SPMSQ).

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa anak anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapakah presiden Indonesia saat ini?
8 Siapakah presiden Indonesia
Sebelumnya?
9 Siapakah nama ibu anda?
10 Kurangi dari 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru
semua secara menurun.

Interpretasi:

Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh.

Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan.

31
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang.

Salah 9-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat.

2. Mini-Mental State Exam (MMSE)

Untuk mengkaji fungsi mental

No Aspek Nilai Nilai kriteria


Kognitif Maksimal klien
1 Orientasi 5 Menyebutkan
a. Tahun
b. Tanggal
c. Hari
d. bulan
2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada
a. Negara
b. Provinsi
c. Kabupaten
Registrasi 5 Sebutkan 3 nama obyek
(kursi, meja, kertas),
kemudian ditanyakan kepada
klien, menjawab:
a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
3 Perhatian 5 Meminta klien berhitung
dan mulai dari 100, kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 tingkat
a. 100
b. 93
c. Dst
4 Mengingat 3 Meminta klien untuk
menyebutkan obyek pada
point 3
a. Meja
b. Kursi

32
c. Kertas
5 bahasa 9 Menanyakan kepada klien
tentang benda (sambil
menunjuk benda tersebut)
a. Jendela
b. Jam dinding
c. Dst
Meminta klien untuk
mengulang kata berikut
‘tanpa, jika, atau, tetap”.
Klien menjawab....,dan, atau,
tetapi.

Meminta klien untuk


mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah.
Ambil pulpen ditangan anda,
ambil kertas, menulis “saya
mau tidur”
a. Ambil pulpen
b. Dst
Perintahkan klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point):
“tutup mata anda”
a. Klien menutup mata
Perintahkan pada klien untuk
menuliskan kalimat dan
menyalin gambar (2 buah
segi 5)
Total 30

33
Skor:

24-30 : Normal

17-33 : Probbale gangguan kognitif

0-16 : Definitif gangguan kognitif

3. Inventaris Depresi Beck (IDB)

Digunakan untuk membedakan jenis depresi yang mempengaruhi

suasana hati.

Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya
1 Saya merasa sedih ayau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak
dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang
kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal menjadi orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan dibelakang, semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya

34
2 Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
Skor Uraian
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak meras kecewa dengan diri saya sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti etntang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai
membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
tidak peduli pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang minat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha membuat keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

35
Skor Uraian

J. Perubahan gambaran diri


3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen
dalam penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan
sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lelah lebih adari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik yang sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya
Penilaian

0-4 Depresi tidak ada atau minimal


5-7 Depresi ringan
8-16 Depresi sedang
16> Depresi berat

36
4. Skala depresi geriatrik yesavage short version

No Pertanyaan Jawaban skor


1 Apakah anda sebenarny apuas dengan Ya/tidak
kehidupan anda?
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak Ya/tidak
kegiatan dan minat atau kesenangan anda?
3 Apakah nada merasa kehidupan anda kosong Ya/tidak
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya/tidak
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik Ya/tidak
setiap saat?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk Ya/tidak
akan terjadi pad anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian Ya/tidak
besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya/tidak
9 Apakah anda lebih senang tinggal dirumah dari Ya/tidak
ada keluar dan menegrjakan sesuatu yang
baru?
10 Apakah anda mempunyai banyak masalah Ya/tidak
dengan daya ingat anda dibandingkan
kebanyakan orang?
11 Apakah anda berfikir bahwa hidup anda Ya/tidak
sekarang ini menyenagkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti Ya/tidak
perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya/tidak
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda Ya/tidak
tidak ada harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik Ya/tidak
keadaannya dari pada anda?
Total

37
Interpretasi:

Skor 0-4 : Not depresed (tidak depresdi/normal)

Skor 5-9 : Mild depression (depresi ringan)

Skor 10-15 : Severe depression (depresi sedang/berat)

k. Pengkajian aspek spiritual

Kaji hubungan pasien dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan

orang lain dan lingkungan. Apakah selalu melaksanaan ibadah,

kegiatan keagamaan yang diikuti, bagaimana pasien usia lanjut

menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

l. Pengkajian sosial

Lakukan pengkajian bagaimana hubungan lansia dengan keluarganya

dan informasi tentang jaringan pendukung.Pengkajian aspek fungsi

sosial dapat dilakukan dengan menggunakan alat skrining APGAR

keluarga (Adaptation, Partnerhip, growth, affection, resolve).

Instrumen APGAR meliputi

1) Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada untuk

membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi).

2) Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan

mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan).

3) Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung

keinginan saya untuk melakukan aktifitas (pertumbuhan).

4) Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan afek dan

berespon terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai

(afek).

38
5) Saya puas dengan cara teman saya dan saya meyediakan waktu

bersama sama.

Penilaian: pertanyaan dijawab selalu (poin 2), kadang-kadang (poin

1), hampir tidak pernah (poin 0).

(Sunaryo, 2016; Bicley.2017)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

afterload:peningkatan afterload vasokonstriksi.

b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial.

c. Resiko perfusi jaringan cerebral tidak efektif dengan faktor resiko

penyakit hipertensi.

d. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

e. Gangguan persepsi sensori perseptual berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori.

(Nanda. 2015)

39
3. Rencana Keperawatan

Diagnosis Tujuan &


No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Penurunan curah Setelah dilakukan NIC
jantung berhubungan tindakan keperawatan 1. Monitor tekanan darah 1. Pada PJK dini, sedang dan
dengan perubahan selama .... x24 jam kronis tekanan dapat
afterload: peningkatan diharapkan curah jantung meningkat sehubungan
afterload mencukupi kebutuhan dengan SVR.
vasokonstriksi. individual. 2. Palpasi nadi perifer 2. Penurunan curah jantung
dapat menunjukan
NOC menurunnya nadi radial,
Caridac Pump popliteal, dorsalis pedis,
Effectiveness dan politeal.
Circulation Status 3. Auskultasi nadi apical: kaji 3. Biasanya terjadi takikardi,
Vital Sign Status frekuensi, irama jantung. Catat untuk mengkompensasi
Kriteria Hasil : bunyi jantung. penurunan kontraktilitas
- Tanda vital dalam ventrikel.
rentang normal 4. Pantau keluaran urin, catat 4. Ginjal berespon untuk
(tekanan darah, nadi, penurunannya dan kepekatnya. menurunkan curah jantung
respirasi). dengan menahan cairan
- Dapat mentoleransi dan natrium.
aktivitas, tidak ada 5. Beri istirahat semi rekumben pada 5. Istirahat fisik harus
kelelahan. tempat tidur atau kursi. Kaji dipertahankan selama
- Tidak ada edema dengan pemeriksaan fisik sesuai GJK akut atau refraktori
paru, perifer, dan indikasi. untuk memperbaiki
tidak ada asites. efisiensi kontraksi jantung

40
- Tidak ada dan menurunkan
penurunan kebutuhan oksigen
kesadaran. miokard dan kerja
berlebihan.
6. Berikan istrihat psikologi dengan 6. Stress emosi
lingkungan tenang, menjelaskan menghasilkan
prosedur, membantu pasien vasokontriksi yang
menghindari stress, mendegar/ meningkatkan TD dan
berespon terhadap ekspresi meningkatkan frekuensi
perasaan. jantung.
7. Tinggikan kaki, hindari tekanan 7. Menurunkan stasis vena
pada bawah lutut. dan dapat menurunkan
insiden pembentukan
trombus dan embolus.
8. Kolaborasi pemberian suplemen 8. Meningkatkan sediaan
O2sesuai indikasi. oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk melawan
hipoksia.
9. Kolaborasi pemberian obat sesuai 9. Untuk meningkatkan
indikasi volume sekuncup,
memperbaiki
kontraktilitas dan
menurunkan kongesti.

41
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan NIC
peningkatan tekanan tindakan keperaatan Pain Management
intrakranial selama ....x24 jam 1. Kaji secara komprehensif terhadap 1. Untuk mengetahui tingkat
diharapkan nyeri yang nyeri termasuk lokasi, nyeri pasien dan dalam
riakan klien berkurang. karakteristik, durasi, frekuensi, menentukan pemberian
NOC kualitas, intensitas nyeri dan faktor terapi selanjutnya.
Pain Control presipitasi.
- Klien melaporkan 2. Observasi reaksi ketidaknyamanan 2. Untuk mengetahui tingkat
nyeri berkurang secara nonverbal. ketidaknyamanan
- Skala nyeri 0-3. dirasakan oleh klien.
- Klien dapat 3. Gunakan strategi komunikasi 3. Untuk mengalihkan
mengenal lamanya terapeutik untuk mengungkapkan perhatian klien dari rasa
(onset) nyeri. pengalaman nyeri dan penerimaan nyeri.
- Klien dapat klien terhadap respon nyeri.
menggambarkan 4. Tentukan faktor yang dapat 4. Untuk mengetahui apakah
faktor penyebab. memperburuk nyeri. Lakukan nyeri yang dirasakan klien
- Klien dapat evaluasi dengan klien dan tim berpengaruh terhadap
menggunakan teknik kesehatan lain tentang ukuran yang lainnya.
non farmakologi. pengontrolan nyeri yang telah
- Klien menggunakan dilakukan.
analgetik sesuai 5. Berikan informasi tentang nyeri, 5. Untuk mengetahui apakah
instruksi. termasuk penyebab nyeri, berapa terjadi pengurangan rasa
Pain Level lama nyeri akan hilang, antisipasi nyeri atau nyeri yang
- Klien melaporkan terhadap ketidaknyamanan dari dirasakan klien
nyeri berkurang. prosedur. bertambah.
- Klien tidak tampak 6. Ajarkan cara penggunaan terapi 6. Terapi non farmakologi
mengeluh dan non farmakologi (distraksi, guide yang diberikan dapat
menangis. imagery, relaksasi). membantu dalam

42
- Ekspresi wajah klien mengurangi rasa nyeri
tidak menunjukkan dengan cara pengalihan
nyeri. pikiran untuk mengurangi
- Klien tidak gelisah rasa nyeri.
7. Kolaborasi pemberian analgetik. 7. Analgetik dapat membuat
vasokontriksi pembuluh
darah sehingga dapat
membantu mengurangi
nyeri.
3. Resiko perfusi jaringan Setelah dilakukan NIC
cerebral tidak efektif tindakan keperawatan 1. Tentukan faktor-faktor yang 1. Penurunan tanda/ gejala
dengan faktor resiko selama ....x24 jam menyebabkan koma/ penurunan neurologis atau kegagalan
penyakit hipertensi. diharapkan perfusi perfusi jaringan otak dan potensial dalam pemulihannya
jaringan serebral tidak peningkatan TIK. setelah serangan awal,
efektif tidak terjadi. menunjukkan perlunya
NOC pasien dirawat di
- Tanda-tanda vital perawatan intensif.
stabil dan tidak 2. Pantau/ catat status neurologis 2. Mengkaji tingkat
adanya tanda-tanda secara teratur dan bandinglan nilai kesadaran dan potensial
peningkatan TIK. standar GCS. peningkatan TIK dan
- Menujukkan tidak bermanfaat dalam
ada kelanjutan menuntukan lokasi,
deteriorasi/ perluasan dan
kekambuhan. perkembangan kerusakan
SSP.
3. Evaluasi keadaan pupil. Ukuran, 3. Reaksi pupil diatur oleh
kesamaan, antara kiri dan kanan, saraf kranial okulomotor
reaksi terhadap cahaya. (III) berguna untuk

43
menentukan apakah
batang otak masih baik.
Ukuran/ kesamaan
ditentukan oleh
keseimbangan antara
persarafan simpatis dan
parasimpatis. Respon
terhadap cahaya
mencerminkan fungsi
yang terkombinasi dari
saraf kranial optikus (II)
dan okulomotor (III).
4. Pantau TTV (TD, nadi, frekuensi 4. Peningkatan TD sistemik
nafas, suhu). yang diikuti oleh
penurunan TD diastolik
(nadi yang membesar)
merupakan tanda
terjadinya peningkatan
TIK, jika diikuti oleh
penurunan kesadaran.
5. Pantau intake dan output, turgor 5. Bermanfaat sebagai
kulit dan membran mukosa. indikator dari cairan total
tubuh yang terintegrasi
dengan perfusi jaringan.
Isekemia/ trauma serebral
dapat mengakibatkan
diabetes insipidus.
Gangguan ini dapat

44
mengarahkan pada
masalah hipotermia atau
pelebaran pembuluh darah
yang akhirnya akan
berpengaruh negatif
terhadap tekanan serebral.
6. Turunkan stimulasi eksternal dan 6. Memberikan efek
berikan kenyamanan, seperti ketenangan, menurunkan
lingkungan yang tenang. reaksi fisiologis tubuh dan
meningkatkan istirahat
untuk mempertahankan
atau menurunkan TIK.
7. Tinggikan kepala pasien 15-45 7. Meningkatkan aliran balik
derajad sesuai indikasi/ yang dapat vena dari kepala sehingga
ditoleransi. akan mengurangi kongesti
dan oedema atau resiko
terjadinya peningkatan
TIK.
8. Kolaborasi pemberian oksigen 8. Menurunkan hipoksemia,
tambahan sesuai indikasi. yang mana dapat
meningkatkan vasodilatasi
dan volume darah serebral
yang meningkatkan TIK.
9. Kolaborasi pemberian obat sesuai 9. Diuretik dapat digunakan
indikasi; diuretik, steroid, pada fase akut untuk
antikonvulsan, analgetik, sedatif, menurunkan air dari sel
analgetik, sedatif, antipireti. otak, menurunkan oedema
dan TIK. Steroid

45
menurunkan inflamasi,
yang selanjutnya
menurunkan edema
jaringan. Antikonvulsan
untuk mengatasi dan
mencegah terjadinya
aktifittas kejang.
Analgetik untuk
menghilangkan nyeri.
Sedatif digunakan untuk
mengendalikan
kegelisahan, agitasi.
Antipiretik menurunkan
atau mengendalikan
demam yang mempunyai
pengaruh meningkatkan
metabolisme serebral atau
peningkatan kebutuhan
terhadap oksigen.

46
4. Implementasi

Tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang keperawatan yang

telah disusun.Pelayanan kesehatan yang diberikan hendaknya mampu

memelihara kemampuan fungsional lansia dan mencegah komplikasi serta

meningkatkan ketidakmampuan.

(Sunaryo, dkk. 2016)

5. Evaluasi

Kegiatan evaluasi meliputi kegiatan mengkaji status kesehatan pasien,

membandingkan respon pasien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan

kemajuan klien terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang

telah ditetapkan.

(Sunaryo, dkk. 2016)

47
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan darah dalam tubuh.Seseorang yang terjangkit penyakit

ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan

penyakit jantung (Nurarif, 2015).

Hipertensi merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi dimasyarakat

terutama pada lansia, hipertensi sudah menjadi suatu penyakit bawaan akibat

dari pola hidup yang tidak sehat dan faktor lainnya.

Maka dari itu hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia yang sampai saat

ini masih sulit untuk di tangani dalam bidang kesehatan.Setiap upaya sudah

dilakukan tetapi angka kejadian kasus dengan hipertensi malah semakin

meningkat.

B. Saran

1. Diharapkan untuk penderita hipertensi melakukan olahraga secara teratur

minimal 3-4 menit kali per minggu selama 30-40 menit, sehingga dapat

mengurangi tekanan darah.

2. Pentingnya melakukan pemeriksaan darah secara teratur, khususnya

apabila mempunyai riwayat keturunan hipertensi.

3. Bagi penderita, untuk tetap mengendalikan berat badan, sehingga berat

badan tetap ideal dengan makan – makanan yang sehat.

48
4. Meningkatkan kesadaran untuk meningkatkan gaya hidup yang lebih baik

bagi penderita hipertensi.

49
DAFTAR PUSTAKA

Bickley S lynn. 2017. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan

Edisi 11. Jakarta: EGC.

Bulechek ,dkk (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Elsevier

Moorhead, dkk (2013).Nursing Outcomes Calssifications (NOC). Elsevier

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.

Singapura: Elsevier.

Reny Yuli Aspiani. 2017. Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan

kardiovaskuler : aplkasi NIC & NOC. Jakarta: EGC

Sunaryo, dkk. 2017. Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta: andi offset.

Udjianti, W. (2010).KeperawatanKardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Wijaya, AndraSaferi.,Putri, Yessie Marisa. (2013). Keperawatan Medikal Bedah

(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta :NuhaMedika.

Nurarif, Amin Huda.,Hardhi, Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta

:Mediaction Publishing.

50

Anda mungkin juga menyukai