Analisis Yang Memepngaruhi Impulse Buying Di Supermarket
Analisis Yang Memepngaruhi Impulse Buying Di Supermarket
PENDAHULUAN
yang dikemas dalam sebuah penyajian konsep pusat perbelanjaan. Semua itu
adalah usaha yang dilakukan oleh para pengelola pusat perbelanjaan untuk
berbelanja.
Konsumen saat ini lebih cerdas, karena mereka akan memilih pusat
berbelanja. Oleh karena itu perasaan senang yang dialami oleh konsumen ketika
gerai.
besar selalu berkompetisi satu sama lain untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
1
menginginkan pengalaman yang menyenangkan ketika berkunjung ke sebuah
gerai. Kondisi seperti itulah yang menunjang konsumen untuk tetap tinggal dan
berlama-lama dalam sebuah gerai. Hal ini menyebabkan adanya peluang bagi
dalam sebuah gerai akan dapat lebih leluasa dalam hal melihat, mencari, dan
(Chebat dan Michon, 2003). Lingkungan gerai yang efektif dapat meningkatkan
nilai pembelanjaan dan membuat konsumen akan tetap betah tinggal berlama-
kontribusi bagi kinerja pendapatan toko-toko ritel dewasa ini, menjadi topik
bahasan penting pada banyak penelitian selama beberapa dekade terakhir, sebagai
dan Brencic (2000); Beay dan Ferrell (1998); Rook dan Fisher (1995); Rook
(1987); Bellenger, Robertson dan Hirschman (1978); Cobb dan Hoyer (1986);
Stern (1962). Perilaku belanja impulsif adalah suatu perilaku konsumen yang
2
Sewaktu masuk ke dalam toko konsumen biasanya mengambil keputusan bersifat
mencapai 60 sampai 70 persen dari total penjualan toko ritel (Bell, Corsten, dan
Knox, 2007). Nilai belanja impulsif semakin meningkat searah dengan kemajuan
ekonomi dan gaya hidup masyarakat setempat. Sejalan dengan itu, maka banyak
(Herabadi, 2003).
Studi yang dilakukan Bellenger et al. dalam Mattila dan Wirtz (2008)
Sebagian besar keputusan konsumen dibuat saat berada di dalam gerai (Fam et al.,
2011).
3
sampai sekarang pertumbuhan hypermarket mencapai 30% per tahun, sedangkan
supermarket menurun dari 15% menjadi 10% pertahun (Kontan, Oktober 2009).
Pada tahun 2009 hypermart memiliki 44 gerai, Makro memiliki 19 gerai, Giant
memiliki 27 gerai, dan Carrefour, ritel dari Perancis, yang berkembang pesat satu
Dari sisi pangsa pasar, tahun 2005 saja hypermarket telah menguasai 38,5% dari
total pasar ritel Indonesia Rp.87,5 triliun (Business Intelligence Report - BIRO,
revolusi perubahan strategi bisnis ritel modern didukung oleh organisasi mutahir
(Bliss, 1988). Hypermarket adalah hasil evolusi alami dari toko ritel kecil
konsekuensi logis hasil kemajuan industri ritel modern (R.Kasali, 2007). Pada sisi
lain, kondisi ini juga disebabkan oleh tuntutan permintaan pasar yang meningkat
terhadap layanan terbaik, terlengkap dan paling efisien dari sisi harga dan waktu
4
Matahari Department Store merupakan perusahaan ritel tertua dan terbesar
di Indonesia. Pada tahun 2011 perusahan ritel ini menguasai pangsa pasar ritel
Department Store Simpang Lima untuk menciptakan atmosfer gerai yang nyaman
konsumen.
5
3. mengetahui pengaruh budaya kerja terhadap kepuasan kerja
6
BAB II
TELAAH PUSTAKA
pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan
pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada (Bayley dan
Nancarrow, 1998).
yang seketika, seringkali kuat dan teguh untuk membeli sesuatu dengan segera
objek. Perilaku seperti ini pada umumnya didorong oleh pemenuhan terhadap
kepuasan dengan segera. Oleh karena itu konsumen yang seperti ini pada
belanja setempat. Perilaku ini tidak hanya ditunjukkan oleh orang-orang yang
7
berbeda terhadap produkproduk yang sama, tetapi juga oleh orang-orang yang
sama pada situasi dan kondisi lingkungan yang berbeda. Suatu pembelian yang
direncanakan secara teliti, bijaksana dan melalui evaluasi matang pada umumnya
dari berbelanja terencana, maka belanja impulsif adalah spontanitas dan keputusan
mendadak dimana konsumen tidak secara aktif melihat lebih rinci produk-produk
yang dibeli dan tanpa rencana awal (Kollat dan Willet, 1967; Rook 1987; Rook
dan Fisher 1995; Verplanken dan Herabadi, 2001). Lebih jauh mengenai
sebagai anteseden dari tendensi belanja impulsif (Impulsive Buying Tendency) dan
Loyalty). Situasi dan kondisi dalam toko memegang peranan sangat penting dalam
spontan di tempat (Verplanken dan Herabadi 2001; Rook dan Fisher, 1995; Rook
1987; Kollat dan Willet, 1967). Penelitian ini ditujukan pada hal-hal yang
8
belanja impulsif banyak diteliti dan ditulis dalam semenjak awal tahun 1962an
Atmosfer gerai merupakan salah satu elemen bauran pemasaran ritel yang
terkait dalam hal penciptaan suasana belanja. Atmosfer merupakan kunci dalam
pelayanan yang ditawarkan oleh sebuah gerai ritel (Grayson dan McNeill, 2009).
Oleh karena itu, atmosfer gerai merupakan salah satu aspek yang penting yang
menjadi perhatian peritel dalam menyediakan atmosfer dalam gerai yang sesuai.
Pertama adalah kelompok yang berorientasi pada motif utilitarian yang lebih
9
2.3 Pelayanan Ritel
Pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen ini biasanya tidak berwujud, namun
tidak.
pembelian impulsif. Oleh karena itu Stimulus dalam lingkungan berbelanja dapat
Hasil penelitian dari Youn dan Faber (2000) yang menyebutkan bahwa
pembelian impulsif.
didesain sedemikian rupa dengan tujuan menimbulkan efek emosional dalam diri
Oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
10
2.4.2 Pelayanan ritel terhadap impulse buying
impulsif yang menandakan semakin baik atmosfer gerai yang diciptakan gerai
maka dapat mendorong terjadinya pembelian impulsif pelanggan pada gerai yang
dilakukan oleh Youn dan Faber (2000) yang menemukan bahwa atmosfer gerai
Soars (2009) yang menemukan adanya pengaruh positif atmosfer gerai terhadap
pembelian impulsif.
Store
Atmosfere
Impulsive
buying
Pelayanan
Ritel
2.7 Hipotesis
11
H2: pelayanan ritel berpengaruh positiif terhadap impulsive buying
12
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Variabel dependen
b. Variabel independen
agar dapat diteliti atau diukur melalui gejala-gejala yang ada. Definisi
13
operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur,
a. Tata cahaya
b. Musik
c. Lay out
antara lain:
a. Area parkir
14
mengacu pada penelitian dari Bayley & Nancarrow (1998)antara lain
adalah:
a. Pembelian spontan
b. Pembelin terburu-buru
sebagian dari populasi saja, yaitu hanya mencakup sampel yang diambil
15
Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan Metode
menggunakan rumus :
Z2
n=
4(moe)2
n = 1,962
4(0,1)2
n = 96
Dimana :
n = Jumlah Sampel
Semarang.
16
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui sumber perantara) dan data dikumpulkan secara
bagian utama. Bagian yang pertama adalah tentang data responden yang
adalah data yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melali perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan
17
3.4 Metode Pengumpulan Data
rentang penilaian 1-10 dipandang sebagai penilaian yang mudah dan umum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(Hasan, 2002):
18
1. Editing
terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk
2. Coding
yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang
dianalisis.responden.
3. Tabulasi
1. Analisis Kualitatif
19
Analisis kualitatif mempergunakan suatu kata-kata untuk
kalimat yang bisa mewakili kualitas dari sebuah obyek yang diteliti.
2. Analisis Kuantitatif
angka. Dalam penelitian ini data yang diperoleh salah satunya dengan
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu
2. Reliabilitas
20
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
2. Uji Heteroskedastisitas
data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Cara
plot dimana :
o Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak
21
satu) maka dapat disimpulkan tidak terjadi problem
Heteroskedastisitas.
3. Uji Normalitas
distribusi normal dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu
yang menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
Y = β1X1 + β2X2 + e
Dimana :
22
X1 = daya tarik selebriti
X2 = keterpercayaan selebriti
X3 = keahlian selebriti
e = Varians pengganggu
1. Uji statistik t
dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu
a. Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05 atau t hitung < t tabel,
maka H0 diterima.
b. Jika tingkat signifikansi t hitung < 0,05 atau t hitung > t tabel,
maka H0 ditolak.
Keterangan:
23
t hitung diperoleh dengan menggunakan = 0,05 (satu sisi) dengan dk
(Sugiyono, 2004).
2. Uji statistik F
diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol
(Kuncoro, 2001).
Kriteria pengujian :
maka H0 diterima.
maka H0 ditolak.
24
Keterangan: F hitung diperoleh dengan menggunakan dk1 = 3 (variabel
(Sugiyono, 2004).
3. Koefisien Determinasi
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
(Kuncoro, 2001).
25
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid II, Edisi Kesebelas. Jakarta: PT.
Indek Kelompok Gramedia.
Ballantine, P. W., Jack, R., and Parsons, A. G. 2010. Atmospheric cues and their
effect on the hedonic retail experience, International Journal of Retail
and Distribution Management Vol. 38 No. 8, pp. 641-653.
Beatty, S. E., and Ferrell, M. E. 1998. Impulse buying: modeling its precusors,
Journal of Retailing, Vol. 74 No. 2. Pp. 169-191.
Cottet, P., Lichtle, M. C., and Plichon, P. 2006. The role of value in services: a
study in retail environment. Journal of Consumer Marketing, Vol. 23,
No. 4, pp. 219-227.
Fam, K. S., Merrilees, B., Richard, J. E., Jozca, L., Li, Y., and Krisjanous, J.
2011. In-store marketing: a strategic perspective, Asia Pasific Journal of
Marketing and Logistics, Vol. 23 No.2, pp. 165-176.
26
Grayson, R. A. S. and McNeill, L. S. 2009. Using atmospheric elements in service
retailing: understanding the bar environment, Journal of Services
Marketing, Vol. 23, No. 7, pp. 517-527.
Harmancioglu, N., Finney, R. Z., and Joseph, M. 2009. Impulse purchases of new
product: an empirical analysis, Journal of Product and Brand
Management, Vol. 18, No. 1, pp. 27-37.
Kacen, J. J., and Lee, J. A. 2002. The influence of culture on consumer impulsive
buying behavior, Journal of Consumer Psychology, Vol. 12, No. 2, pp.
163-176.
Levy, M. . 1976, Deferred gratification and social class, The Journal of Social
Psychology,Vol. 100, pp. 123-35.
Mattila, A. S. and Wirtz, J. 2008. The role of store environmental stimulation and
social factors on impulse purchasing, Journal of Services Marketing, Vol.
22, No. 7, pp. 562-567.
Park, E. J., Kim, E. Y., and Forney, J. C. 2006. A structural model of fashion-
oriented impulse buying behavior, Journal of Fashion Marketing and
Management, Vol. 10 No. 4, pp. 433-446.
27
Rintamaki, T., Kanto, A., Kuusela, H., and Spencer, M. T. 2006. Decomposing
the value of department store shopping into utilitarian, hedonic and social
dimensions, International Journal of Retail & Distribution Management
Vol .34 No.1, pp. 6-21.
Rook, D.W. and Fisher, R.J. 1995, Trait and normative aspects of impulsive
buying behavior, Journal of Consumer Research, Vol. 22, No. 3, pp.
305-13.
Scarpi, D. 2006. Fashion stores between fun and usefulness, Journal of Fashion
Marketing and Management, Vol. 10, No. 1, pp. 7-24.
Silvera, D. H., Lavack, A. M., and Kropp, F. 2008. Impulse buying: the role of
affect, social influence, and subjective wellbeing, Journal of Consumer
Marketing, Vol. 25, No. 1, pp. 23–33.
Soars, B. 2009. Driving sales through shopper’s sense of sound, sight, smell, and
touch, International Journal of Retail and Distribution Management,
Vol. 37 No.3, pp. 286-298.
Solnick, J.V., Kannenberg, C.H., Eckerman, D.A. and Waller, M.B. 1980, An
experimental analysis of impulsivity and impulse control in humans,
Learning and Motivation, Vol. 11, pp. 61-77.
Thompson, M. 2011, Chinese hedonic values and the Chinese classical virtues:
managing the tension, Journal of Management Development, Vol. 30 Iss:
7 pp. 709 – 723
28
Yang, K. and Lee, H.J., 2010, Gender differences in using mobile data services:
utilitarian and hedonic value approaches, Journal of Research in
Interactive Marketing, Vol. 4 Iss: 2 pp. 142 – 156
Youn, S. and Faber, R. J. 2000. Impulse buying: its relation to personality traits
and cues, Advances in Consumer Research, Vol. 27, pp. 179-185.
Zhang, Y., Sirion, C., and Combs, H. 2011. The influence of the mall environment
on shopper’s values and consumer behavior in China, ASBBS Annual
Conference, Vol. 18 No. 1, pp. 214-224.
29