Dosen Pengajar:
H. Iswantoro, S.Kp, MM
Kelompok 4:
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-nya dan karunia-
nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah
Supervisi”.
Penusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan petrsyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banayak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
kami harapkan, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini khususnya kepada:
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Sesungguhnya tujuan pokok dari
supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efisien,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bahtiar, 2009).
2.3 Unsur Pokok Dalam Supervisi
Menurut Suarli & Bahtiar (2009) Unsur-unsur pokok dalam supervise adalah
sebagai berikut.
2.3.1 Pelaksana
Yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah atasan
(supervisor) yang memiliki “kelebihan” dalam organisasi, karena
fungsi supervisi memang banyak terdapat pada tugas atasan. Namun,
untuk keberhasilan supervisi, yang lebih diutamakan adalah kelebihan
dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Bertitik tolak dari cirri
tersebut, sering dikatakan bahwa keberhasilan supervisi lebih
ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
atasan untuk pekerjaan yang tidak disupervisi, bukan oleh
wewenangnya.
2.3.2 Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika
supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka
disebut supervisi langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan
yang melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak langsung. Di sini
terlihat lebih jelas bahwa bawahan yang melaksanakan pekerjaan akan
disupervisi, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan.
2.3.3 Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi
yang dilakukan hanya sekali, bisa dikatakan bukan supervisi yang
baik, karena organisasi/lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu,
agar organisasi selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan
perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat
membantu penyesuaian tersebut, yang melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan. Tidak ada pedoman yang
pasti mengenai berapa kali supervisi harus dilakukan. Yang digunakan
sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat
kesulitan pekerjaan yang dilakukan, serta sifat penyesuaian mendasar,
maka supervisi harus lebih sering dilakukan.
2.3.4 Tujuan
Tujuan dari supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan
memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau
pekerjaan dengan hasil yang baik. Pemahaman seperti ini sangant
penting, karena tujuannya dari supervisi bukan semata-mata untuk
mencapaihasil yang baik. Oleh karena itu, atasan jangan sampai
mengambil alih tugas bawahan. Supervisi seharusnya memberikan
“bekal” kepada bawahan, sehingga dengan bekal tersebut bawahan
seterusnya dapat melaksanakan tugas dan pekerjaanya yang baik.
2.3.5 Teknik
Teknik pokok supervisi pada dasarnya mencakup empat hal, yaitu:
a. Menetapkan masalah dan prioritasnya
b. Menetapkan penyebab masalah, proritas, dan jalan keluarnya
c. Melaksanakan jalan keluar.
d. Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut
Agar komunikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelak
sana supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam
penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok
(team work) dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah, serta
upaya alternative penyelesaian masalah harus dibahas secara bersama-
sama. Kemudian, upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan
secara bersama-sama pula.
Kompetensi kedua adalah bahwa supervisor harus mampu meberikan saran, nasihat,
dan bantuan yang benar-benar dibutuhkan oleh staf dan pelaksana keperawatan.
Pemberian saran kadang terkesan menggurui bagi sebgaian orang, pimpinan yang
relative baru berada dilingkungannnya. Oleh karena itu, supervisor harus betul-betul
mampu melakukan pendekatan yang asertif terhadap seluruh anggotanya. Pada
kondisi ini, supervisor dapat memanfaatkan kesenioran anggotanya untuk ikut
berpartisipasi dalam pemberian saran atau balakan kritik tidak hanya bagi seluruh
anggota, namun juga bagi supervisor itu sendiri. Pemilihan waktu yang tepatdalam
pemberian saran, nasehat dan bantuan juga perlu dipertimbangkan supervisor.
3.1 Kesimpulan
Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan yang berperan untuk
mempertahankan segala kegiatan yang telah terprogram agar dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan kepala ruang menemukan berbagai hambatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dan bersama dengan staf
keperawatan mencari jalan pemecahannya. Supervisi dalam keperawatan
bukan hanya sekedar kontrol, kegiatan supervisi juga mencakup penentuan
kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan
untuk tercapainya tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya supervise dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kerja untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan bawahan, serta
makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dengan bawahan dan mengurangi kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaina sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia
akan dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Suarli, S., & Yanyan Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga