TUGAS AKHIR Forensik
TUGAS AKHIR Forensik
Oleh :
1618012080
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
DAFTAR PENYAKIT
KLASIFIKASI LUKA
Secara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi
menurut penyebabnya yaitu, trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak.
Untuk kompetensi dokter umum 4A yaitu luka trauma tumpul dan luka trauma
tajam yang akan dijelaskan sebagai berikut
Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara lain adalah batu, besi,
sepatu, tinju, lantai, jalan dan lain-lain. Adapun definisi dari benda tumpul itu
sendiri adalah :
1. Tidak bermata tajam
2. Konsistensi keras / kenyal
3. Permukaan halus / kasar
Kekerasan tumpul dapat terjadi karena 2 sebab yaitu alat atau senjata yang
mengenai atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan yang lain orang
bergerak ke arah objek atau alat yang tidak bergerak. Dalam bidang
medikolegal kadang-kadang hal ini perlu dijelaskan, walaupun terkadang sulit
dipastikan.
Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau kombinasi dari
luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.
1. Luka Akibat Trauma Tumpul
Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul adalah:
a. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
b. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut
terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Derajat luka, perluasan
luka serta penampakan dari luka yang disebabkan oleh benda tumpul
bergantung kepada:
a. Kekuatan dari benda yang mengenai tubuh
b. Waktu dari benda yang mengenai tubuh
c. Bagian tubuh yang terkena
d. Perluasan terhadap bagian tubuh yang terkena
e. Jenis benda yang mengenai tubuh
Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan
yang disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai
tipe luka. Luka Akibat trauma tumpul dibagikan menurut beberapa kategori:
a. Abrasi
b. Laserasi
c. Kontusio
Pola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang
mengenainya. Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata
telanjang. Perkiraan kasar usia luka dapat ditentukan secara mikroskopik.
Kategori yang digunakan untuk menentukan usia luka adalah saat ini
(beberapa jam sebelum), baru terjadi (beberapa jam sebelum sampai
beberapa hari), beberapa hari lau, lebih dari benerapa hari. Efek lanjut dari
abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi pada abrasi yang luas.
Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada
daerah dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada
orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak seringkali tidaka
sebanding dengan kekerasan, dalam arti seringkali lebih luas; dan adanya
jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya “memar” ke daerah
yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi.
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai
bentuk dari benda tumpul, ialah apa yang dikenal dengan istilah
“perdarahan tepi” (marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban
terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat yang terdapat tekanan justru
tidak menunjukkan kelainan, kendaraan akan menepi sehingga terbentuk
perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua
kembang ban yang berdekatan.Perubahan warna pada memar berhubungan
dengan waktu lamanya luka, namun waktu tersebut bervariasi tergantung
jenis luka dan individu yang terkena. Tidak ada standar pasti untuk
menentukan lamanya luka dari warna yang terlihat secara pemeriksaan
fisik.
Luka memar dapat diklasifikasikan sebagai luka memar superficial
(Superficial), Luka memar dalam (Deep), dan luka memar berbekas (
Patterned/ imprint).
Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya
penurunan darah dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan
masif sehingga dapat menyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan
kematian. Yang kedua adalah terjadinya agregasi darah di bawah kulit
yang akan mengganggu aliran balik vena pada organ yang terkena
sehingga dapat menyebabkan ganggren dan kematian jaringan. Yang
ketiga, memar dapat menjadi tempat media berkembang biak kuman.
Kematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan aliran darah
sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga kuman
anaerob dapat hidup, kuman tersering adalah golongan clostridium yang
dapat memproduksi gas gangren.
Lebam mayat atau livor mortis sering salah diinterpretasikan dengan luka
memar. Livor mortis merupakan perubahan warna ungu kemerahan pada
area mengikuti posisi tubuh disebabkan oleh akumulasi darah oleh
pembuluh darah kecil secara gravitasi. Lebam mayat biasanya terjadi yang
terbentuk 30 menit sampai 2 jam setelah kematian dan perubahan warna
mencapai puncaknya pada 8 sampai 12 jam setelah kematian.( Dikutip dari
kepustakaan injury and death investigation pdf)
Jantung juga sangat rentan jika terjadi kontusio. Kontusio ringan dan
sempit pada daeran yang bertanggungjawab pada inisiasi dan hantaran
impuls dapat menyebabkan gannguan pada irama jantung atau henti
jantung. Kontusio luas yang mengenai kerja otot jantung dapat
menghambat pengosongan jantung dan menyebabkan gagal jantung.
Kontusio pada organ lain dapat menyebabkan ruptur organ yang
menyebabkan perdarahan pada rongga tubuh.
Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak
seperti luka atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera,
beberapa hari, dan lebih dari beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah
mati dapat dibedakan ddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak
adanya perdarahan.
Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada
saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat
menyebabkan disfungsi dari sendi tersebut. Benturan yang terjadi pada
jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan
emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik. Laserasi juga dapat terjadi
pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu pukulan seperi pada
organ jantung, aorta, hati dan limpa.Hal yang harus diwaspadai dari
laserasi organ yaitu robekan yang komplit yang dapat terjadi dalam jangka
waktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat.
Luka robek atau luka terbuka akibat kekerasan benda tumpul dapat
dibedakan dengan luka terbuka akibat kekerasan benda tajam, yaitu dari
sifat-sifatnya serta hubungan dengan jaringan sekitar luka. Luka robek
mempunyai tepi yang tidak teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan
yang menghubungkan kedua tepi luka, akar rambut tampak hancur atau
tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut, di sekitar luka robek
sering tampak adanya luka lecet atau luka memar. Oleh karena luka pada
umumnya mendatangkan rasa nyeri yang hebat dan lambat mendatangkan
kematian, maka jarang dijumpai kasus bunuh diri dengan membuat luka
terbuka dengan benda tumpul.mengenai tubuh korban
Deskripsi luka
Dalam mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah, lokasi, bentuk,
ukuran, dan sifat luka. Sedangkan untuk luka tertutup, sifat luka tidak perlu
dicantumkan dalam pendeskripsian luka. Untuk penulisan deskripsi luka jumlah,
lokasi, bentuk, ukuran tidak harus urut tetapi penulisan harus selalu ditulis diakhir
kalimat.
Deskripsi luka meliputi:
1. Jumlah luka
2. Lokasi luka, meliputi:
Lokasi berdasarkan region anatomiknya.
Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian
tertentu dari tubuh. Menentukan lokasi berdasarkan garis koordinat
dilakukan untuk luka pada regio yang luas seperti di dada, perut,
punggung. Koordinat tubuh dibagi dengan menggunakan garis khayal
yang membagi tubuh menjadi dua yaitu kanan dan kiri, garis khayal
mendatar yang melewati puting susu, garis khayal mendatar yang
melewati pusat, dan garis khayal mendatar yang melewati ujung tumit.
Pada kasus luka tembak harus selalu diukur jarak luka dari garis khayal
mendatar yang melewati kedua ujung tumit untuk kepentingan
rekonstruksi. Untuk luka di bagian punggung dapat dideskripsikan
lokasinya berdasarkan garis khayal yang menghubungkan ujung bawah
tulang belikat kanan dan kiri.
3. Bentuk luka, meliputi :
a. Bentuk sebelum dirapatkan
b. Bentuk setelah dirapatkan
4. Ukuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis dalam
bentuk panjang x lebar x tinggi dalam satuan sentimeter atau milimeter.
5. Sifat-sifat luka, meliputi :
a. Daerah pada garis batas luka, meliputi :
Batas (tegas atau tidak tegas)
Tepi (rata atau tidak rata)
Sudut luka (runcing atau tumpul)
Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:
Jembatan jaringan (ada atau tidak ada)
Tebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa)
Dasar luka
Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi :
- Memar (ada atau tidak)
- Lecet (ada atau tidak)
- Tatoase (ada atau tidak)
-
Pola Trauma Tumpul
Terdapat beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dapat dikenali, yang
mengarah kepada kepentingan medikolegal. Pola trauma banyak macamnya dan
dapat bercerita pada pemeriksa medikolegal. Kadangkala sukar dikenali, bukan
karena korban tidak diperiksa, namun karena pemeriksa cenderung memeriksa
area per area, dan gagal mengenali polanya. Foto korban dari depan maupun
belakang cukup berguna untuk menetukan pola trauma. Persiapan diagram tubuh
yang memperlihatkan grafik lokasi dan penyebab trauma adalah latihan yang yang
baik untuk mengungkapkan pola trauma.
Trauma Tumpul
a. Bentuk luka Tidak teratur
b. Tepi Luka Tidak rata
c. Jembatan Jaringan Ada
d. Rambut Tidak terpotong
e. Dasar Luka Tidak teratur
f. Sekitar Luka Ada luka lecet atau
memar
Tabel . pola trauma tumpul
Luka yang disebabkan oleh beda yang berujung runjing dan bermata tajam
dibagi menurut beberapa kategori:
1. Luka tusuk (stab wound)
2. Luka Iris (Incised wounds)
3. Luka Bacok (Chop wounds)
Ciri-ciri luka benda tajam sering dibandingkan dengan luka benda tumpul:
Trauma Tumpul Tajam
g. Bentuk luka Tidak teratur Teratur
l. Sekitar Luka Ada luka lecet atau Tak ada luka lain
memar
Cara mendeskripsi luka tajam hendaknya ditentukan :
1. Lokalisasi :
a. Kordinat
b. Absis
2. Ukuran
3. Jumlah luka
4. Bentuk luka
5. Benda asing
6. Terjadinya intravital/post mortal
7. Luka tersebut menyebabkan kematian/tidak
8. Cara kejadian luka:kecelakaan/bunuhdiri/pembunuhan
Cara menentukan luka tusuk disebabkan oleh pembunuhan atau bunuh diri:
Pembunuhan Bunuh Diri
Lokalisasi di sembarang tempat, juga di Lokalisasi pada daerah tubuh yang
daerah tubuh yang tak mungkin dicapai mudah dicapai tubuh korban (dada,
tangan korban perut)
Tepi dari luka iris cenderung memisahkan atau membuat celah pada
permukaan. Perluasan dari luka dan bentuk tersebut bergantung pada
paralel, melintang, atau miring ke arah serat yang elastis di kulit (garis
Langer). Dengan demikian, garis paralel dari luka iris ke arah serat
kontraktil celahnya kurang dari satu dibuat di sudut kanan atau miring ke
arah serat karena serat akan menarik dan memisahkan tepi kulit.
Visum et repertum adalah laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter
berdasarkan sumpah/janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter,
memuat berita tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti
berupa tubuh manusia/benda yang berasal dari tubuh manusia yang diperiksa
sesuai pengetahuan dengan sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk
kepentingan peradilan.
Seperti yang telah kita ketahui permintaan visum et repertum orang hidup lebih
banyak dari pada permintaan pada mayat, karena mayat masih banyak
diperdebatkan oleh karena pihak keluarga yang tidaka mengizinka
No Aktivitas
1 Periksa semua administrasi dan peralatan yang dibutuhkan:
a. Surat permohonan pemeriksaan eksternal(SPV)
b. Informed consent yang telah ditandatangani
c. Sketsa tubuh hasil pemeriksaan
d. Pena
e. Hasil foto yang berisi data pemeriksaan sebelumnya
2 Tuliskan kembali informasi yang diperlukan dari surat permohonan
pemeriksaan eksternal (SPV) pada laporan visum :
a. Nomor permintaan polisi
b. Nama Korban / usia
c. Nomor register kasus
d. Nama pemeriksa
e. Penguji nomor ID
f. Tanggal pemeriksaan
g. Waktu pemeriksaan
3 Menuliskan dalam laporan hasil deksripsi dari dokumentasi bahan
bukti (baju robek, tempat darah, dll)
4 Menuliskan dalam laporan hasil dokumentasi tubuh dengan cara fotografi
I. Whole body berisi dokumentasiada tidaknya kerusakan
II. Regionalberisi dokumentasi kerusakan dengan jaringan sekitarnya
III. Close Up berisi dokumentasi kerusakan
5 Menuliskan dalam laporan deksripsi luka berdasarkan daerah anatomi dan
absis dan ordinat dari luka
6 Menuliskan dalam laporan deksripsi luka yang mencakup :
I. Jumlah luka
II. Jenis luka
III. Lokasi (wilayah anatomi)
IV. Pengukuran luka (panjang dan lebar)
V. Lokasi (absis and ordinat)
VI. Karakteristik luka
Batas Luka: bentuk luka, luka perbatasan - bahkan atau
bergerigi, ujung luka - runcing atau tumpul
Luas dalam batas luka: lereng interior - bahkan atau bergerigi,
jenis jaringan, jaringan bridging, basis od luka
Wilayah di sekitar perbatasan luka: memar, bekuan darah,
jelaga, tattoage; dll
C. Prosedur pemeriksaan luka pada korban mati
No Aktivitas
1 Periksa semua administrasi dan peralatan yang dibutuhkan:
a. Surat permohonan pemeriksaan eksternal (SPV)
b. Informed consent yang telah ditandatangani
c. Sketsa tubuh hasil pemeriksaan
d. Pena
e. Hasil foto yang berisi data pemeriksaan sebelumnya
2 Tuliskan kembali informasi yang diperlukan dari surat permohonan
pemeriksaan eksternal (SPV) pada laporan visum :
a. Nomor permintaan polisi
b. Nama Korban / usia
c. Nomor register kasus
d. nama pemeriksa
e. Penguji nomor ID
f. Tanggal pemeriksaan
g. Waktu pemeriksaan
3 Menuliskan dalam laporan hasil deksripsi dari dokumentasi bahan bukti (baju
robek, tempat darah, dll)
4 Menuliskan dalam laporan hasil dokumentasi tubuh dengan cara fotografi
I. Whole body berisi dokumentasiada tidaknya kerusakan
II. Regionalberisi dokumentasi kerusakan dengan jaringan sekitarnya
III. Close Up berisi dokumentasi kerusakan
Kematian adalah siklus kehidupan yang pasti dilalui oleh setiap manusia.
Peristiwa kematian akan memberikan dampak pada keluarga dan masyarakat
sekitarnya, Kematian akan mengakibatkan hilangnya berbagai hak dan kewajiban
sosial serta hukum yang tadinya dimiliki oleh yang bersangkutan semasa
hidupnya. Pada keluarga yang ditinggalkan, kematian akan menyebabkan
terjadinya perubahan status sosial dan hukum dalam kaitannya dengan
almarhum(ah), seperti dalam hal warisan, adanya klaim asuransi, timbulnya hak
untuk kawin lagi dan lain-lain.
Surat kematian atau surat keterangan kematian adalah surat yang menyatakan
tentang meninggalnya seseorang dengan identitas tertentu, tanpa menyebutkan
sebab kematiannya.
Format baku untuk membuat surat keterangan kematian telah dibuat oleh
Departemen Kesehatan dengan berdasarkan ketentuan dari World Health
Organization (WHO). Isi dari surat keterangan kematian adalah semua informasi
yang berhubungan dengan kematian dan adanya keterangan dokter secara
terperinci yaitu nama, umur, tempat dan tanggal kematian. Pada bagian penyebab
kematian, terdapat keterangan berupa sebab primer kematian, intermediate cause
of death/sebab kematian segera dan sebab kematian tambahan. Sebab kematian
primer adalah sebab utama yang menyebabkan kematian. Sebab kematian segera
adalah komplikasi fatal yang dapat membunuh penderita yang berasal dari sebab
utama. Sedangkan sebab kematian tambahan adalah proses yang tidak ada
hubungannya dengan sebab utama dan sebab segera dari kematian tetapi
mempunyai tambahan dalam menyebabkan kematian. Bagian terakhir dari surat
keterangan kematian berisi tentang kehadiran dokter saat melihat krisis penyakit
penderita dan penyebab kematian ditulis dengan benar berdasarkan keyakinan dan
keilmuannya.