Anda di halaman 1dari 88

Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Secara umum, lingkup pekerjaan studi AMDAL Rencana Pembangunan Transmission line (T/L)
275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut

1.1.1. Tahap Pra Konstruksi


Pada tahap pra konstruksi, kegiatan yang akan dilakukan meliputi: Penentuan Jalur ,
pembebasan lahan dan penerimaan tenaga kerja Konstruksi.
1. Survey Penentuan jalur Tower T/L 275 kV
Kegiatan suvei yang dilakukan mencakup survei topografi dan survei mekanika tanah.
Survei topografi bertujuan menentukan jalur yang akan dilalui oleh T/L 275 kV Enrekang -
Palopo. Kegiatan survei topografi meliputi:

- Pengukuran profil memanjang dan situasi jalur.


- Pematokan dan pengukuran situasi tower setelah pekerjaan perencanaan lokasi tower.
- Pengolahan data dan penggambaran.
- Perencanaan lokasi tower (tower spotting).
- Penggambaran plan section lokasi tower.
- Pembuatan laporan survei.
Survei mekanika tanah bertujuan untuk mengumpulkan data keadaan tanah
(permukaan dan bagian dalam) serta memberikan saran konstruksi tower yang sesuai.
Kegiatan ini meliputi:

- Pekerjaan sondir dengan kapasitas 2 ton hingga mencapai kedalaman tanah keras
atau cone resistance 150 kg/cm2
- Boring test dengan bor tangan (Hand-Auger ”A”) dengan kedalaman sampai 6 meter
dari permukaan tanah.
- Pengambilan contoh tanah
- Analisis Laboratorium: Lithologi soil description, Specific gravity test

Penentuan jalur T/L 275 kV ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis, ekonomis,


dampak lingkungan, dan aspek sosial. Survei penentuan jalur dilakukan untuk menyesuaikan
rencana jalur dengan tata ruang, kondisi topografi, karakteristik flora dan fauna, karakteristik
masyarakat, dan karakteristik kesesuaian tata guna lahan. Kegiatan survei topografi bertujuan
untuk mendapatkan gambaran kondisi lahan yang dilalui jalur transmisi beserta bentuk profil
tanahnya, jumlah menara dan kondisi lahan lokasi menara. Data dan informasi ini digunakan
untuk proses pembebasan lahan dan perencanaan pendirian menara dan sebagai bahan
perencanaan Jaringan ..

Di dalam penentuan jalur jaringan transmisi T/L 275 KV, memiliki beberapa
pertimbangan, seperti :

I-1
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

1. Meminimalkan panjang jaringan transmisi hal ini dilakukan untuk mengurangi daerah
yang terkena dampak dan meminimalkan biaya untuk pembangunan jaringan
transmisi T/L 275 kV serta mengurangi jumlah kehilangan energi (Energy Loss) di
jaringan;
2. Mengurangi dampak terhadap keandalan sistem transmisi yang ada selama
konstruksi;
3. Jaringan listrik dengan tegangan lebih rendah dari 275 kV yang dilewati akan
diposisikan di bawah jaringan transmisi T/L 275 kV yang direncanakan;
4. Menghindari permukiman padat;
5. Menghindari situs lingkungan yang sensitif, seperti kawasan hutan lindung, tempat
suci, situs arkeologis yang signifikan, daerah dengan spesies terancam atau hampir
punah atau spesies yang memerlukan perhatian khusus, tanah pemerintah dll;
6. Memiliki akses yang mudah pada saat pelaksanaan kegiatan konstruksi;
7. Lokasi tapak menara merupakan area yang tidak rawan terjadi banjir; dll.
Jalur tapak tower transmisi line (T/L) 275 kV dan Gitet terkait dapat dilihat Pada Gambar
1.1

I-2
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1.1 Jalur tapak tower transmisi line (T/L) 275 kV dan Gitet

2. Pembebasan Lahan

I-3
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Tanah yang dibebaskan adalah tanah tapak tower dengan luas yang sesuai dengan jenis
tower yang dipasang. Kegiatan pembebasan lahan dilakukan melalui tahap-tahap:
- sosialisasi,
- inventarisasi luas, status, dan kepemilikian tanah
- musyawarah ganti rugi tanah bersama masyarakat (pemilik tanah), pejabat BPN/Camat
setempat,
- pembayaran ganti rugi; pelaksanaan pembayaran ganti rugi akan dilakukan oleh pihak
PLN langsung ke pemilik lahan.
Kebutuhan tanah untuk keperluan tapak tower T/L 275 kV Enrekang - Palopo ditunjukkan pada
Tabel 1.1
Tabel 1.1 Luas Tapak Tower Sirkit Ganda Menurut Tipe

Sirkit Tipe Sudut (0) Jumlah Area (m) Luas Luas


Tower Daerah Lahan
(m2))

Ganda AA 0-5 114 20 X 20 400 45.600

BB 0-10 87 25 X 25 625 54.375

CC 10-30 29 25 X 25 625 18.125

DD 30-60 14 28 X 28 784 10.976

DRD 30-60 4 28 X 28 784 3.136

Sumber: PT. PLN (Persero), 2018.

Kegiatan pembebasan dilakukan untuk mendapatkan lahan sesuai dengan kegiatan


pembangunan T/L 275 kV seluas ± 13.2 Ha tersebar di 5 Kabupaten Kota , Gitet Enrekang &
lahan yang diperlukan seluas ± 2 Ha. Pembebasan lahan dilakukan terbatas hanya pada
lahan yang akan digunakan untuk keperluan kegiatan pembangunan dan lahan yang dilewati
T/L 275 kV. Sistem pembebasan lahan ini dengan sistem pembelian. Sistem dan mekanisme
dalam pembebasan lahan dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan partisipatif, dengan
mendayagunakan kelembagaan lokal pada masyarakat.

Lahan yang akan dibebaskan untuk tapak menara T/L 275 kV Enrekang - Palopo
masih dalam tahap inventarisasi pemilik lahan dan didalam pelaksanaan kegiatan
pembebasan lahan pihak Pemrakarsa akan melakukan kegiatan sosialisasi terhadap warga
masyarakat sebelum pelaksanaan pembebasan lahan untuk lokasi tapak menara agar tidak
terjadi konflik sosial.
Peraturan yang menjadi dasar dalam pembebasan lahan milik masyarakat untuk
kepentingan Umum termasuk dalam bidang ketenagalistrikan :

I-4
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

1. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
2. Undang-undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Um urn
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Urnum
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umurn
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
9. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2003, tentang Norma
dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
10. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.47/MENHUT•Il/2013,
tentang Pedoman, Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu pada
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
12. Peraturan Direksi PLN nomor : 0344.P/DIR/2016 tentang Pengadaan Lahan di
Lingkungan PT. PLN (persero ).

Kegiatan pengadaan lahan akan dilaksanakan oleh tim dalam Penilaian Harga
Tanah ini adalah melalui lembaga Penilai (Appraisal) Harga Tanah yang bersifat
independen sebagaimana diatur melalui Undang-undang No.2 Tahun 2012 dan Perpres
No.71 Tahun 2012. Penilaian tidak hanya terhadap tanah tapi juga terhadap tanaman dan
bangunan yang berada pada lahan yang akan dibebaskan.

Selain pembebasan lahan, pihak pemrakarsa (PT PLN (persero) UIP


Sulbagsel) juga akan memberikan kompensasi terhadap tanah, bangunan dan
tanaman yang berada di bawah ruang bebas dengan mengacu pada Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral RI nomor 38 Tahun 2013 tentang Kompensasi atas Tanah,
Bangunan dan Tanaman yang Berada di Bawah Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi
dan Salurann Udara Tegangan Ekstra Tinggi. Kebutuhan waktu dalam pengadaan lahan,

I-5
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Tahapan pengadaan lahan adalah maksimum 458 hari termasuk waktu keberatan hingga ke
MA.

a. Persiapan membutuhkan waktu sekitar 258 Hari antara lain kegiaatan Pemberitahuaan
rencana pembangunan kemasyarakata 20 hari, Pendataan awal maks 30 hari kerja,
Konsultasi Publik 60 Hari dan Ulang 30 Hari, Kajian Rekomendasi 14 hari ,Gugatan Penetapan
lokasi hingga ke MA 104 hari .

b. Pelaksanaan lapanagn membutuhkan 200 Hari antara lain kegiatan Inventarisasi 72 hari dan
Ganti rugi hingga kebaratan ke MA 128 Hari.

1.1.2 Tahap Konstruksi

1. penerimaan Tenaga kerja Konstruksi


Kegiatan ini meliputi rekrutmen tenaga kerja skill dan non skill. Tenaga kerja skill
direkrut berdasarkan keahlian yang dimiliki dan berkaitan dengan kegiatan konstruksi T/L 275
kV yaitu bidang civil engineering dan electrical engineering. Kebutuhan kualifikasi tenaga kerja
meliputi: tenaga ahli, tenaga administrasi, tenaga pengawas lapangan, tukang dan buruh.
Pemenuhan kebutuhan tenaga ahli dan pengawas akan dilakukan dengan mendatangkan
tenaga ahli dari luar lokasi sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Sementara tenaga
kerja tukang dan buruh akan dipenuhi dari tenaga lokal, yaitu berasal dari lokasi setempat.
Untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar lokasi pembangunan tower, diharapkan
agar pelaksana lapangan juga melakukan perekrutan tenaga kerja kasar dari penduduk sekitar.
Tenaga kerja dari warga sekitar dapat diperbantukan salah satunya sebagai helper untuk
melangsir material ke lokasi pembangunan tower ( site).
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan terlibat langsung dalam tahapan kegiatan
mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap kegiatan yang dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya
perekrutan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan pihak ketiga (Kontraktor Pelaksana)
yang ditunjuk oleh PT PLN (Persero) melalui prosedur yang telah berlaku. Perkiraan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2
Rencana jumlah tenaga kerja tahap konstruksi
Jumlah
No Jabatan Keterangan
(orang)
Administrasi/Kantor
1. Project Director 1 -
2. Project Control 2 -
3. Fabrication Manager 1 -
4. Engineering Manager 1 -
5. Construction Manager 1 -
6. Procruitment Manager 1 -
7. Finance Manager 1 -
8. Site Manager 4 -

I-6
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

9. Site Office 28 -
Pekerjaan Pondasi Tower
10. Satu Grup Kerja 15 1 tower, 14 hari
Pekerjaan Erection Tower
11. Satu Grup Kerja 20 1 tower, beban 4000 kg
Pendirian Tower dan Pemasangan Isolator dan Accessories
12. Satu Grup Kerja 14 1 tower, 6 hari
Penarikan kabel (stringing)
13. Satu Grup Kerja 43 10 km, 1 bulan
Pembangunan Gradu Induk dan Switcyard 275 Kv
14. Persiapan 10
15. Pekerjaan sipil 25 1 grup kerja
16. Pekerjaan mekanikal 20
Jumlah 187
Sumber : PT. PLN (Persero), 2018

Pemrakarsa dalam pelaksanaan tahap konstruksi akan bekerja sama dengan pihak ketiga atau
kontraktor. Oleh karena itu, rekruitmen tenaga kerja akan dilakukan oleh kontraktor yang
bersangkutan, namun demikian pemrakarsa membebankan kontraktor untuk memprioritaskan
tenaga kerja lokal untuk tenaga kerja tukang dan buruh. Untuk tenaga kerja tenaga ahli, operator
dan supervisor/mandor merupakan tenaga kerja kontraktor karena tenaga kerja tersebut
memerlukan keahlian dan ketrampilan khusus dalam pekerjaannya. Kebutuhan tenaga kerja lokal
yang dapat ditampung dari tenaga kerja lokal adalah sebagai tukang dan buruh dengan
persentase 50% sampai 75%. Jumlah tenaga kerja tersebut diprakirakan akan bertambah secara
bertahap sejalan dengan pelaksanaan kegiatan konstruksi dan akan berkurang dengan selesainya
pekerjaan. Pemrakarsa menyadari bahwa tenaga kerja ini perlu dikelola dengan ketat seperti
sebagai berikut ini :
1. Pedoman yang komprehensif bagi kesehatan, keselamatan dan perlindungan
lingkungan;
2. Pedoman yang komprehensif bagi hubungan masyarakat;
3. Orientasi lokasi pada saat kedatangan;
4. Kenyamanan camp, penetapan standar minimum yang dapat diterima;
5. Cek kesehatan pekerja, screening terhadap obat-obatan terlarang dan alkohol dan uji
petik;
6. Penyediaan fasilitas penunjang medis yang memadai, dan rencana tanggap darurat;
7. Transportasi yang memadai di lokasi;
8. Fasilitas ibadah;
9. Pengelolaan limbah camp dan konstruksi;
10. Keamanan dan perlindungan pekerja dengan masyarakat setempat;
11. Hubungan dengan masyarakat setempa.
2. Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp
Basecamp pekerja merupakan tempat tinggal staf dan tenaga kerja proyek. Masing-
masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur. Penempatan basecamp

I-7
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

pekerja dibuat terpisah, basecamp pekerja dibangun tidak jauh dari lokasi proyek.
Penempatan basecamp pekerja di luar lokasi proyek harus memperhatikan faktor lingkungan
sekitar, terutama dalam pembuatan sanitasi. Desain bangunan ini biasa bersifat
semipermanen dengan ukuran berkisar 200 m 2. Fasilitas ini bersifat sementara untuk
menunjang kegiatan pembangunan Gitek di Enrekang maupun Kota Palopo.
Di sekitar Basecamp juga ditempatkan Direksi Kit, Pos Keamanan dan Gudang.
Direksi keet adalah ruangan yang dibangun sebagai tempat pekerja bagi para staf dari
kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek dilapangan. Ruangan ini dilengkapi beberapa
fasilitas seperti ruang pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan toilet. Gudang
terdiri atas gudang material dan gudang peralatan. Gudang ini berfungsi untuk mengamankan
material dan peralatan dari kerusakan baik oleh alam maupun oleh manusia.Base camp dan
direksi keet yang digunakan, dibagun sekitar Gitet yang terletak pada bagian pinggiran tapak
proyek dan berdekatan dengan jalan akses masuk menuju lokasi kegiatan.

Gambar 1.2 Layout Basecamp


Operasional base camp dan gudang disini ditandai dengan mulai digunakannya base camp
sebagai tempat tinggal sementara untuk tenaga kerja kasar/pelaksana yang disesuaikan dengan
kebutuhan pada tahap konstruksi karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan terlibat langsung
dalam tahapan kegiatan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap kegiatan yang dilaksanakan.

3. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Transfortasi bahan Material


a. Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi alat dan bahan merupakan kegiatan pengangkutan bahan dan peralatan dari
gudang penyimpanan ke base camp didatangkan dari luar lokasi kegiatan melalui jalur darat.
Mobilisasi bahan dan peralatan akan diangkut menggunakan truck kapasitas 7 m3 untuk menuju
lokasi kegiatan khususnya lokasi menara T/L 275 kV dan mungkin kendaraan angkut yang lebih
kecil atau gerobak dorong, tegantung lokasi hantaran. Peralatan yang digunakan antara lain alat
pancang, stub setting, wire rope, winch puller, katrol, theodolit, dan lain sebagainya. Pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan peralatan yang digunakan, secara rinci disajikan pada Tabel 1.3
Tabel 1.3

I-8
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Penggunaan Peralatan Rencana Kegiatan Pembangunan Transmission line (T/L) 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet Terkait
No Jenis kegiatan konstruksi Peralatan
1. Pembersihan tanah dan Cangkul, sabit, sekop, linggis, palu, meteran,
pengukuran posisi pondasi bor ukur
2. Penggalian tanah untuk Mesin pancang, molen, sekop, timba, ember
pondasi
3. Pondasi tower Mesin pancang, tempelete, teodolit, molen,
sekop, timba
4. Pendirian tower Tool set, wing jimpole, katrol
5. Pemasangan isolator dan Tool set, wing jimpole, katrol
accessories
6. Stringing Mesin stringing, winc/puller, tensioner , kawat
pancingan, acuisner, pengukur tegangan
tarikan, spanners, pulling bonds, hidrolic
press
7. Pembangunan Gitet Buldozer, excavator dan vibrator engine
Mollen Kap 125 liter/proces, Vibrator 8-10 PK,
Pompa Lumpur 7,5 – 10 PK, Stamper 7 – 100
PK, Mixer (50 – 70 Liter/Proses), Hammer
Pile, Generator Listrik 350 kVA, Cangkul,
linggis, skop dan tembilang, Meahine pulleo
@ 7 ton, Tensior / braker Mesin press,
Kendaraan truck, Kendaraan Pick up, Prilot
Wire, Safety belt, helm pengaman, Backhoe,
Vibrator roller, Bulldozer, Trailer, Crane,
Kontainer

8. Mobilisasi peralatan dan Truk gandeng dan dump truck


material
Sumber : PT PLN (Persero), 2018

b. Mobilisasi Material
Mobilisasi material dalam tahap konstruksi yang dimaksud dalam Pembangunan
Transmission line (T/L) 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait adalah dengan
mendatangkan material ke lokasi proyek guna menunjang segala keperluan yang berhubungan
dengan proses konstruksi serta pembangunan sarana-prasarana yang dibutuhkan. Material
bangunan yang dibutuhkan dalam pembangunan jaringan dan gardu meliputi semen, batu, pasir,
semen, besi beton, besi baja, pipa, steel structure, kabel, kayu, genteng dan sebagainya.
Material tower dan kawat serta peralatan Gitet didatangkan dari luar lokasi kegiatan dan
didistribusikan ke setiap lokasi dan site. Batu dan pasir didatangkan dari daerah terdekat lokasi.
Pengangkutan peralatan dan material yang akan digunakan untuk pembangunan
pondasi dan tower akan dilakukan menggunakan kendaraan truk ke lokasi tertentu (main road)

I-9
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

yang kemudian diteruskan dengan pengangkutan menggunakan tenaga buruh ke lokasi tower
yang dituju.

Tabel 1.4
Jenis Material yang Digunakan
No Jenis Material Keterangan
1 Semen Didatangkan dari luar lokasi
2 Batu Didatangkan dari lokasi terdekat
3 Pasir Didatangkan dari lokasi terdekat
4 Besi Beton Didatangkan dari luar lokasi
5 Besi Baja Didatangkan dari luar lokasi
6 Pipa Didatangkan dari luar lokasi
7 Steel Structure Didatangkan dari luar lokasi
8 Kabel Didatangkan dari luar lokasi
9 Kayu Didatangkan dari luar lokasi
10 Genteng Didatangkan dari luar lokasi
Sumber : PT PLN (Persero), 2018

4. Pematangan Lahan Tower, gardu Induk dan Jalur Transmisi


Kegiatan penyiapan lahan tapak penyangga dilakukan setelah kegiatan pembebasan
lahan yang akan digunakan sebagai jalur T/L 275 kV dan Gitet terkait telah dilaksanakan oleh
pihak pemrakarsa. Kegiatan ini meliputi pekerjaan pembersihan dan perataan permukaan
lahan. Pembersihan dilakukan untuk menyingkirkan benda-benda keras (batu-batuan) dan
tumbuhan di lokasi rencana tapak pemasangan menara. Pembersihan dan perataan lahan
menggunakan peralatan sedang seperti backhoe dan truck untuk mengangkut tanah,
sedangkan untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau dengan peralatan tersebut akan
menggunakan manual.
Lahan yang akan digunakan untuk tapak menara 275 kV sebagian besar milik
masyarakat yang berupa sawah, ladan dan kebun. Lahan yang dibersihkan sesuai dengan
kebutuhan tipe menara yang akan didirikan. Pembersihan dan perataan lahan menggunakan
secara manual, yaitu dengan menyingkirkan benda - benda keras, pembersihan tanaman
semusim (sawah) maupun penebangan tanaman keras. Secara rinci luas lahan yang akan
disiapkan untuk tapak menara T/L 275 kV beserta penyangganya disajikan pada tabel 1.5.

Tebel 1.5 Luas Lahan Untuk Tapak Menara


No Wilayah administrasi Jumalah Tower Luas Lahan (m2))
1 Kabupaten Enrekang
  Kec. Enrekang 8 4.484
  Kec. Anggeraja 42 22.743
  Kec. Alla 16 8.518
  Kec. Curio 21 11.100
Total 87 46.845
2 kabupaten Tana Toraja
  Kec. Mengkendek 29 15.068

I-10
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

  Kec. Sangala Selatan 23 11.000


  Kec. Sangala Utara 10 4.384
62 30.452
3 Kabupaten Toraja Utara
  Kec. Buntao 14 6.884
  Kec. Rantaibua 12 6.084
totaln 26 12.968
4 Kabupaten Luwu
  Kec. Bastem Utara 47 27.245
47 27.245
  5 Kota Palopo
  Kec. Mangkajang 26 14.702
Total 26 14.702
Luas lahan dibutuhkan 248 132.212

Kegiatan pematangan lahan yang diperlukan antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut :
1. Pekerjaan pembersihan (clearing, grubbing dan stripping top soil ) meliputi pembersihan
lahan dari tumbuh-tumbuhan, batuan permukaan dan pengupasan permukaan tanah
lunak, termasuk pembuatan jalan sementara menuju area penempatan material
pembersihan itu sendiri. Khusus top soil akan ditempatkan di pinggiran lokasi yang
selanjutnya digunakan untuk keperluan landscaping.
2. Pekerjaan galian dan pengurugan yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi lahan
untuk daerah yang terlalu tinggi dari elevasi yang direncanakan perlu dilakukan pekerjaan
galian. Sedangkan untuk area yang lebih rendah akan diurug dengan material yang
memenuhi kriteria tanah urug untuk selanjutnya dipadatkan. Apabila tanah galian di lokasi
memenuhi kriteria tanah urug, maka hasil galian tersebut ditempatkan di lokasi
sementara untuk selanjutnya digunakan sebagai tanah urug. Tetapi apabila tidak memenuhi
syarat, maka hasil galian akan dibuang ke luar lokasi.
3. Pekerjaan stabilisasi lereng (rock slope stabilization) perlu dilakukan apabila lokasi yang
dipilih memiliki perbedaan tinggi yang cukup signifikan, sehingga diperlukan beda elevasi
antara bangunan utama pembangkit dengan bangunan penunjang seperti coal yard, ash
disposal area atau switchyard. Jenis stabilitas lereng sangat tergantung dari kondisi beda
tinggi, jenis tanah dan sudut kemiringan lereng.
4. Pekerjaan pagar, pintu pagar dan pos keamanan lokasi proyek yang diperlukan untuk
memberikan batas lokasi proyek yang akan digunakan dan mempermudah pengawasan dan
pengamanan lokasi proyek.
Untuk sumber material yang akan digunakan pada kegiatan pematangan lahan akan diambil
dari perusahaan yang bergerak di bidang penambangan bahan galian batuan untuk
menghindari penambangan liar.

5. Pembangunan Tower .
Pekerjaan konstruksi tower T/L 275 kV meliputi 3 tahapan yaitu pekerjaan pondasi, erection,
dan Stringing /Penarikan konduktor (kabel).Pondasi menara adalah suatu kontruksi beton
bertulang untuk mengikat kaki menara ( stub) dengan bumi. Jenis pondasi yang dipilih berdasarkan

I-11
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

spesifikasi menara dan daya dukung tanah. Prosesnya meliputi penggalian lubang, pemadatan
tanah dasar, dan pemasangan struktur pondasi menara di lokasi yang sudah ditentukan. Besi
grounding dan stub menara dipasang bersamaan dalam tahap ini. Secara umum pembangunan
tower ini akan mengacu pada Standar PLN (SPLN) T5.004:2010 Tentang Kriteria Desain Tower
Rangka Baja (Latticed Steel Tower) Untuk Jaringan Udara Tegangan Tinggi dan Jaringan Udara
Tegangan Ekstra Tinggi.
Jumlah tower yang akan dibangun sebanyak 248 TIP, rencana lokasi dan koordinat setiap
tower diperlihatkan seperti pada lampiran tower schedule. Jenis tower yang akan dibangun ini
adalah jenis lattice tower. Jenis tower ini dipilih karena mudah dirakit terutama untuk di daerah
pegunungan dan jauh dari jalan. Tower yang dibangun harus kuat terhadap beban yang bekerja
padanya yaitu:

- Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan)


- Gaya tarik akibat rentangan kawat
- Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.

Tower yang akan dibangun terdiri atas tower AA, BB, CC, DD, dan DRD. Tower-tower
tersebut sebagian difungsikan sebagai tower tension dan sebagian difungsikan sebagai tower
suspension. Bila span konduktor (kabel) antar tower lurus, maka digunakan tower suspension. Bila
membentuk sudut maka digunakan tower tension. Tower tension juga digunakan untuk
menegangkan konduktor (kabel) agar mengurangi nilai andongannya yang terjadi. Tower tension
yaitu tipe BB, CC, DD dan yang dibedakan berdasarkan sudut yang dibentuknya. Adapun tower
tipe AA merupakan tower jenis suspension.

Untuk menyesuaikan dengan kondisi topografi jalur transmisi maka dibutuhkan


penyesuaian kaki tower yaitu struktur yang menghubungkan antara stub dengan body tower.
Penyesuaian tersebut dapat berupa penambahan ataupun pengurangan dari tinggi standarnya.
Penambahan ataupun pengurangan tersebut lebih dikenal dengan nama ekstension.

Adapun bagian-bagian tower yang akan dibangun sebagai berikut:


a) Pondasi
Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower ( stub) dengan bumi. Jenis
pondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat tapak tower berada dan beban yang akan
ditanggung oleh tower.

b) Stub
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan
pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Bagian atas stub muncul di permukaan tanah sekitar
0,5 sampai 1 meter dan dilindungi semen serta dicat agar tidak mudah berkarat. Pemasangan stub
paling menentukan mutu pemasangan tower, karena harus memenuhi syarat:
- Jarak antar stub harus benar
- Sudut kemiringan stub harus sesuai dengan kemiringan kaki tower
- Level titik hubung stub dengan kaki tower tidak boleh beda 2 mm.

I-12
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

c) Leg
Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata
perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama
tinggi permukaannya.
Pengurangan leg ditandai: -1; -2; -3, dst
Penambahan leg ditandai: +1; +2; +3, dst
d) Common Body
Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower
bagian atas (super structure).
e) K frame
K frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross
arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetris.
f) Rambu tanda bahaya.
Rambu tanda bahaya berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT mempunyai
resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan
”AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”
Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter di atas tanah sebanyak dua buah di sisi
yang menghadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar.
g) Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur
Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur berfungsi untuk memberitahukan identitas tower:
- Nomor tower
- Urutan fasa
- Penghantar/Jalur
- Nilai tahanan pentanahan kaki tower
h) Super structure
Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross
arm kawat fasa maupun kawat petir.
i) Bridge
Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah
bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah.
j) Anti Climbing Device (ACD)
ACD disebut juga penghalang panjat berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak
berkepentingan untuk naik tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan
dipasang di setiap kaki tower di bawah rambu tanda bahaya.
k) Step bolt
Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super
structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari
tower.
l) Halaman Tower
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi ke atas tanah galian
pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower.

I-13
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Kegiatan pembangunan tower/menara terdiri atas berbagai sub kegiatan, yaitu pekerjaan
pondasi, pekerjaan pendirian tower, dan pekerjaan finishin

 Pekerjaan Pondasi Tower


Kegiatan ini lebih terkonsentrasi pada pekerjaan sipil dimana seluruh pekerjaannya mengacu
pada gambar kerja. Pemilihan konstruksi pondasi disesuaikan dengan karakteristik tanah tempat
pembangunan tower yang diperoleh dari hasil penyelidikan tanah ( soil test) dan kondisi geologi. Untuk
jenis pondasi normal dipilih untuk daerah yang dinilai cukup keras tanahnya. Untuk jenis pondasi
spesial: pancang (fabrication dan cassing), dipilih untuk daerah yang tidak keras sehingga harus
diupayakan mencapai tanah keras yang lebih dalam. Jenis pondasi Raft, dipilih untuk daerah
berawa/berair. Pondasi Auger, dipilih karena mudah pengerjaannya dengan mengebor dan mengisinya
dengan semen dan pondasi rock drilled, dipilih untuk daerah berbatuan.

Tabel 1.6 Jenis Pondasi yang digunakan pada Tower Transmisi


No Jenis Pondasi Keterangan

1 Pondasi - Pondasi kelas 1 (satu) diperuntukkan untuk kondisi tanah yang sangat
Kelas 1 bagus, tidak berbatu dan tidak mengandung air tanah. Pondasi tipe ini
berupa concrete pad & chimney dengan daya dukung yang diijinkan lebih
dari atau sama dengan 2.50 kg/cm² dan kurang dari 5 kg/cm², sudut
frustrum 200 dan berat tanah diperkirakan 1600 kg/m3.
2 Pondasi - Pondasi kelas 2 (dua) diperuntukkan untuk untuk kondisi tanah yang bagus,
Kelas 2 tidak berbatu dan tidak mengandung air tanah. Pondasi tipe ini berupa
concrete pad & chimney dengan daya dukung yang diijinkan lebih dari atau
sama dengan 1.20 kg/cm² dan kurang dari 2.50 kg/cm², sudut frustrum 150
dan berat tanah diperkirakan 1600 kg/m3.
3 Pondasi - Pondasi kelas 3 (tiga) diperuntukkan untuk kondisi tanah normal, tidak
Kelas 3 mengandung air tanah. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney
dengan daya dukung yang diijinkan lebih dari atau sama dengan 0.70
kg/cm² dan kurang dari 1.20 kg / cm², sudut frustrum 100 dan berat tanah
diperkirakan 1600 kg/m3.
4. Pondasi - Pondasi kelas 4a (empat “a”) diperuntukkan untuk kondisi tanah
Kelas 4a berbatuan lunak/soft rock (batu non homogen), tidak mengandung air
tanah. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney dengan daya
dukung yang diijinkan lebih dari 5 kg/cm² hingga 8 kg/cm², sudut
frustrum 00 dan berat tanah diperkirakan 2000 kg/m3.
5. Pondasi - Pondasi kelas 4b (empat “b”) diperuntukkan untuk kondisi tanah
Kelas 4b berbatuan massif/hard rock (batu homogen), tidak mengandung air
tanah. Pondasi tipe ini berupa konstruksi pondasi berbentuk block
atau pondasi dengan angkur dengan daya dukung yang diijinkan
lebih dari 8 kg/cm², sudut frustrum 300 dan berat tanah diperkirakan
2500 kg/m3
6. Pondasi - Pondasi kelas 5 (lima) diperuntukkan pada daerah berair dimana kondisi air
Kelas 5 permukaan tinggi seperti daerah yang curah hujan tinggi (high water level),
atau kondisi air tanah dangkal tetapi pondasi terendam air atau kondisi
tanah jelek dan berair. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney

I-14
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

No Jenis Pondasi Keterangan


yang diperlebar atau menggunakan Raft Foundation dengan daya dukung
yang diijinkan lebih dari atau sama dengan 0.50 kg/cm² dan kurang dari
0.70 kg / cm², sudut frustrum 00 dan berat tanah diperkirakan 1950 kg/m3
(basah) untuk kondisi compress dan 950 kg/m3 untuk kondisi Uplift.
7. Pondasi Pondasi kelas 6 (enam) diperuntukkan pada daerah tanah yang sangat
Kelas 6 lembek (berlumpur). Pondasi ini merupakan pondasi dalam (pile
foundation), dengan daya dukung yang diperbolehkan kurang dari 0.5
kg/cm2. Pondasi ini dapat menggunakan tiang pancang (precast concrete
pile) atau Bored Pile.

Concrete Pile harus didesain untuk dapat digunakan pada kondisi air tanah
dangkal sehingga pondasi terendam air atau kondisi tanah jelek dan berair.
Jenis Pondasi Pile dapat dibagi 2(dua) dalam penerapannya, yaitu :

- Pondasi Kelas 6a, dimana dari masing-masing kaki pondasi tidak


terhubung satu sama lain.
- Pondasi Kelas 6b, dimana dari masing-masing kaki pondasi
terhubung satu sama lain baik dengan Balok (Beam) atau dengan
penggabungan slab pondasi..
8 Pondasi - Pondasi kelas 7 (tujuh) diperuntukkan untuk kondisi tanah normal, tetapi
Kelas 7 mengandung air tanah. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney
dengan daya dukung yang diijinkan lebih dari atau sama dengan 0.70
kg/cm ² dan kurang dari 5.00 kg / cm², sudut frustrum 00 dan berat tanah
diperkirakan 950 kg/m3 baik untuk kondisi compress maupun kondisi Uplift.
Sumber; PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan, 2018

Adapun gambar jenis pondasi yang digunakan dalam pembangunan tower transmisi dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut,

I-15
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1.3 Jenis pondasi normal, yang digunakan pada daerah dengan tanah keras.

Gambar 1.4 Jenis pondasi spesial, yang digunakan pada daerah dengan tanah yang
lembek/berair/berlumpur

Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi keatas tanah
galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower.

Gambar 1.5 Ilustrasi Halaman Tower/Menara Jaringan Transmisi 275 kV

Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan tower body. Pada tanah yang tidak
rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Tower body harus tetap sama tinggi
permukaannya.

Pengurangan leg ditandai : -1; -2; -3

I-16
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Penambahan leg ditandai : +1; +2; +3

Gambar 1.6 Leg Extension Tower/Menara Jaringan Transmisi 275 kV

Adapun pekerjaan pondasi tower 275 kV secara umum dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut,

1) Setting tapak pondasi tower


2) Pekerjaan galian tanah, metode pekerjaan galian disesuaikan dengan keadaan/jenis tanah.
3) Pasir urug dan pembuatan lantai kerja ( lean concrete)
4) Setting stub dan cleats
5) Pembesian dan bekisting
6) Pengecoran, pelaksanaan pekerjaan ini umumnya ada dua, yaitu;
- Pengecoran dengan ready mix
- Pengecoran site mix
7) Urugan kembali galian pondasi

 Erection
Erection Tower dilaksanakan setelah pondasi tower dinyatakan benar-benar mengeras.
Usai pengecoran pondasi tower, maka erection tower dapat dilakukan minimal 28 hari
pengecoran untuk mencapai kuat tekan maksimal beton, namun dalam keadaan tertentu
dapat digunakan zat adiktif untuk mempercepat perkerasan beton dan erection dapat
dilakukan dalam waktu 7 hari setelah pengecoran. Erection tower dilakukan potong demi
potong perbagian tower dimulai dari bawah keatas, crossarm dimulai dari bagian atas ke
bawah, dirangkai dengan sistem baut dan dilakukan pengikatan dengan baut.

I-17
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1.7 Ilustrasi pekerjaan erection Tower T/L 275 kV

Pekerjaan Erection tower dalam pelaksanaannya dibagi atas beberapa item pekerjaan
yaitu :
 Sortir Material
Pekerjaan persiapan yang dilakukan sebelum men-sortir material tower ini adalah menyiapkan
gambar-gambar kerja, faking list dan daftar list materilper set tower. Material disortir dimulai
dari material yang paling bawah (Basic) tower, disortir sesuai dengan jumlah danjenis untuk
setiap set tower. Material tower disusun satu tumpuk, plate juga disusun dalam satu tumpukan
demikian juga halnya dengan baut, mur dan ring, sebagai pedoman dalam mensortir material
digunakan daftar (list) material per set tower yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Dikarenakan banyak dan ragamnya jenis material tower yang akan disortir, gunamemudahkan
dalam pelaksanaan penyortiran setiap tumpukan tower ditandai sesuai dengan nomor
material. Umumnya material digudang ditumpuk sesuai dengan daftar packing list (untuk
nomor dan jenis yang sama ditumpuk (dipak) dalam satu tumpukan. Inilah tujuan dari
menyortir, dari setiap tumpukan diambil sesuai jumlah untuk satu set tower dan dikumpulkan
sehingga membentuk tumpukan yang baru, yang isi nya satu set tower. Tumpukan set tower
ini akan di cek ulang kembali pada saat dinaikkan ke truk untuk dikirim kelapangan.
 Mobilisasi Material
Material yang telah disortir, diangkat ke truk, disusun sedemikian rupa sesuai pengalaman
material yang ukurannya besar disusun dibawah, Plate diikat sedang Baut, Mur d a n ring
dimasukkan kedalam goni. Setelah sampai ketitik yang diantar, materialpun diturunkan
(dibongkar) dengan cara material kecil-kecil, Baut, Mur dan Ring serta Plateditumpukkan
bagian bawah kemudian ditimpa dengan material yang besar. Ini dilakukan disampinguntuk
keamanan juga memudahkan pekerjaan pada saat pelangsiran material ketitik tower.
 Langsiran Material
Material yang telah ditumpuk dipinggir jalan kemudian dilangsir ketitik tower, banyak cara
yang dilakukan untuk melangsir material ketitik tower, tergantung medan yang akan dilalui,
pada umumnya metoda yang digunakan adalah melangsir material dengan menggunakan
tenaga manusia. Material diangkat (dipikul) sampai ketitik tower, perletakan material disebar
dan ditumpuk sesuai nomor dan jenisnya, untuk peletakan material ini diatur dan diawasi oleh
seorang mandor (tenaga ahli) yang mengerti mana material yang akan dipasang terlebih
dahulu, selama pelangsiran material terus di check sesuai daftar pengiriman (List Material).

I-18
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Demikian hal ini dilakukan sampai semua material sampai ke titik tower dan bila pada hari
yang sama belum dapat dilakukan pekerjaan Erection tower, material tower yang telah
dilangsir dilapangan dijaga baik malam maupun siang hari.
 Erection Tower
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan Erection tower dengan
berat 4000 kg perharinya sebanyak 20 orang. Dengan perincian 8 orang dibagian atas, 4
orang turun naik dan 8 orang dibagian bawah. Langkah awal yang dilakukan memasang
Tiang Basis Pertama disambung ke stub dengan plat, kemudian diangkat sampai tegak
dengan menggunakan tali dan dibaut, dilakukan diempat stub, selanjutnya ke empat basis
dihubungkan dengan material penyokong baik arah sisi maupun arah diagonal. Untuk
menaikkan tiang basis ke dua, steling dibedirikan diujung salah satu tiang basis diikat kuat,
diujung steling diletakkan blok rol,basis kedua diangkat keatas sampai ujung bawahnya
ketemu dengan ujung atas basis pertama kemudian dihubungkan dengan plate, sementara
basis dinaikkan, material penyokong dipersiapkan dibawah, palte-plate sambung dipasang di
material penyokong, kemudian ke empat basis dihubungkan dengan material penyokong dan
dibaut, Untuk selanjutnya pekerjaan dilakukan sesuai dengan cara seperti pada basis kedua
sampai dengan ke pinggang, demikian juga halnya dengan pemasangan cros arm. Cros arm
dijalin dibawah kemudian diangkat disambung dengan plate dan dibaut, sampai dengan
seluruh komponen material terpasang seluruhnya.
 Final Chek
Pekerjaan Final Chek adalah pekerjaan yang dilakukan setelah Tower dierection, semua baut
dikencangkan sesuai dengan ukuran dari mulai basis pertama sampai dengan ke ujung tower,
semua material dibersihkan dan didata. Untuk keamanan material dari orang-orang yang tak
bertanggung jawab biasanya ujung baut dirusak sehingga mur tidak dapat dibuka, atau semua
baut dari basis pertama sampai dengan basis ke dua di lakukan proses pengelasan.
 Finishing
Yang termasuk finishing, meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Perataan tanah sesuai dengan luas tanah yang dimiliki PT. PLN (Persero) pada tapak
tower
- Pengerasan bolt dan nut tower, bila perlu sampai satu atau dua tingkat (seksi stub), bolt
dan nut di matikan (dilakukan pengelasan) terutama pada daerah rawan pencurian
- Pemasangan danger plate (tanda bahaya) dan nomor tower
- Pemasangan penghalang panjat tower
- Pemasangan patok batas tanah milik PT. PLN (Persero)
- Penyempurnaan mata intan (plesteran kaki tower).
6. Stringing /Penarikan konduktor (kabel)
Pekerjaan stringing, yang dimaksud disini adalah memasang konduktor (kabel), pada
transmisi tegangan tinggi yang meliputi pemasangan insulatorset, penarikan konduktor (kabel),
pemasangan peralatan bantu (accessories). Pekerjaan stringging dilakukan setelah erection
tower selesai dan isolator selesai dipasang, akan tetapi sebelum melakukan pekerjaan initerlebih
dahulu dilakukan pembersihan ruang bebas yang akan dilalui oleh konduktor (kabel).
Kegiatan penebangan/pembersihan ruang bebas akan dilaksanakan setelah lahan tapak
tower dibebaskan. Pembersihan tapak tower dari tanaman akan dilakukan dengan menggunakan

I-19
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

alat-alat manual. Khusus untuk areal persawahan, sebelum pembersihan rencana tapak tower
terlebih dahulu akan dilakukan pemadatan tanah. Luas areal yang akan dibersihkan sesuai
dengan luas lahan yang akan dibebaskan untuk rencana tapak tower, kecuali pada hal-hal yang
khusus seperti areal dengan tanaman yang cukup tinggi di bawah bentangan kabel.
Jarak bebas minimum vertikal dari konduktor (kabel) telah diatur dalam Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 tahun 2015 tentang ruang bebas dan jarak
bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
dan Saluran Udara Tegangan tinggi Arus Searah Untuk Penyaluran Tenaga Listrik. Untuk lebih
jelasnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.7
Jarak Bebas Minimum Penghantar T/L 275 kV
No. Lokasi Jarak (m)
1 Lapangan atau daerah terbuka 10.5
2 Daerah dengan keadaan tertentu 7
a. Bangunan, jembatan 7
b. Tanaman/tumbuhan, hutan, 7
perkebunan
c. Jalan/jalan raya/rel kereta api 11
d. Lapangan umum 15
e. SUTT lainnya, jaringan udara 5
tegangan rendah (SUTR), jaringan
udara tegangan menengah (SUTM),
jaringan udara komunikasi, antena
dan kereta gantung
f. Titik tertinggi tiang kapal pada 6
kedudukan air pasang/tertinggi pada
lalu lintas air.
Sumber : Permen ESDM No 18 tahun 2015

I-20
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1.8 Penampang Melintang Ruang Bebas pada Tengah Gawang (Menara yang
Ditinggikan).

Gambar 1.9 Penampang Memanjang Ruang Bebas

Proses stringing/penarikan konduktor (kabel) dilaksanakan melalui beberapa tahap,


penetapan lokasi untuk tower penegang atau tension tower harus dipilih pada daerah yang
cukup luas dan terbuka karena akan digunakan untuk tempat drum konduktor (kabel),
tensioner, dan peralatan lainnya. Penarikan dilakukan setelah ujung konduktor (kabel)
disambungkan keyork dan dikaitkan ke kawat pancingan dan kemudian ditarik oleh pelaksana

I-21
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

stringing ke tempat mesin penarik. Selanjutnya mesin penarik difungsikan paralel dengan mesin
penegang dirumpsite melalui koordinasi dirumpsite.
Secara garis besar tahapan pekerjaan terdiri dari :
 Pekerjaan persiapan
- Menyiapkan dokumen referensi
- Memeriksa/cek kondisi erection tower (ready for stringing)
- Menyiapkan material sesuai pada posisi kegiatan
- Mobilisasi peralatan dan personil (group stringing)
- Pemasangan stegger (scaffolding) pada lintasan T/L 275 yang bersilangan ( crossing)
dengan jalan, kabel telepone, rel KA, bangunan dan lain-lain.
 Mengangkut material ke lokasi pekerjaan
Bahan diangkut dari gudang keIokasi pekerjaan stringing dengan truk atau
kendaraan sejenis, Truk kecil bisa dipakai apabila jalan sangat sempit. Jika tidak terdapat
lintasan jalan masuk, bahan/material diangkut dari lokasi terdekat ke lokasi pekerjaan
menggunakan tenaga manusia (handling over). Lokasipekerjaan stringing terdiri dari :
- Lokasi material insulator set dimasing-masing tower
- Lokasi material konduktor (kabel) dilokasi tensioner
- Lokasi material aksesoris di lokasi tensioner dan atau di lokasi winch puller
Pembongkaran bahan terutama insulator harus dilakukan hati-hati untuk menghindari
benturan dengan benda lain sehingga mengakibatkan disc insulator pecah/retak,
(bahan/material yang kotor harus dibersihkan atau disikat yang tidak merusak lapisan
luar). Semua bahan/material harus dijaga dari kerusakan, cacat atau tergores, kerusakan
yang terjadi pada material yang bergalvanis harus segera dilaporkan dan diperbaiki. Bahan
dengan kerusakan yang berat harus diganti. Semua bahan akan dikeluarkan dari gudang
ke lokasi pekerjaan dikelompokkan per jenis material. Semua bahan harus diperiksa untuk
mencocokkan dengan spesifikasi sebelum keluar dari gudang.
 Memasang Insulator set dan montageroll
- Material siap dilokasi tower, yaitu insulator discdanfitting kemudian keduanya dirangkai
sehingga terbentuk insulator set
- Rangkaian insulator terdiri dari 2(dua) jenis, yaitu Suspensioninsulator set dan
tensioninsulator set
- Insulator set diangkat dengan bantuan derek untuk dipasang (dicantolkan) pada cross
arm paling atas (uppercrossarm), selanjutnya dilakukan halyang sama insulator set
dipasang pada middle cross arm dan lowercrossarm
- Pada saat pemasangan insulator set di upper, middle dan lower cross arm,masing-
masing diikuti pemasangan running out block/roll block/montage roll. Ditension tower,
running out block telah digantung langsung dibawah titik crossarm dari landing plate.
 Menarik konduktor dan earth wire
- Penarikan nylon rope, sebelum dilakukan penarikan nylon rope dipasang pada
running out block/roll block dengan 2 cara :
 Cara yang pertama, memasang secara manual, yaitu dengan tenaga manusia.
Pada tiap-tiap tower (posisi diatas) stand by 1orang pekerja dan dibawah 1orang
pekerja, orang yang diatas bertugas mengangkat nylon rope keatas kemudian

I-22
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

dipasang dikaitkan di montage roll, selanjutnya diturunkan kembali untuk ditarik


ketower berikutnya oleh orang yang bertugas dibawah.
 Cara yang kedua, dengan menggunakan pesawat helikopter dimana pada tiap-tiap
tower juga stand by l orang, yang bertugas menangkap nylon rope ketika ditarik
oleh helikopter yang kemudian nylon rope tersebut dikaitkan pada montage roll.
- Setelah nylon rope terpasang, dimana pangkalnya berada di tensioner dan ujungnya
terpasang pada posisi di winch puller, maka penarikan nylon rope sudah dapat
dilakukan dengan kecepatan rendah (± 5 s/d 10 km per jam).
- Pada dilakukan penarikan tersebut diatas, pangkal nylon rope sudah disambung
dengan pilot wire, sehingga pada saat berakhirnya penarikan nylon sekaligus
menjadi awal penarikan pilot wire.
- Begitu pula pada saat start penarikan pilot wire, pada pangkal pilot wire sudah
disambung dengan konduktor yang kita gunakan, Sehingga pada waktu berakhirnya
penarikan pilot wire posisi ujung konduktor sudah di lokasi winch puller, yang berarti
konduktor sudah terbentang sepanjang 1 (satu) section penarikan (± 10 s/d 15
tower).
- Pada penarikan awal dari konduktor yang sudah terbentang sepanjang 1 section
dalam kondisi kendor diperkirakan 4 meter diatas tanah.
- Dengan cara/metode yang sama seperti pada butir 1 s/d 5 diulang kembali pada
section berikutnya.

Gambar 1.10 Ilustrasi penarikan konduktor (kabel) earth wire

 Sagging dan clamping


Pekerjaan pada tahap ini adalah yang menentukan berhasil atau tidak pelaksanaan
stringing transmisi tegangan tinggi, pekerjaan ini m e m e r l u k a n ketelitian, kecermatan dan
kehati-hatian. Dokumen referensi yang digunakan adalah erection sag schedule dan alat

I-23
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

bantu pengukur elevasi (theodolit) serta alat pengukur suhu (thermometer). Pelaksanaan
sagging dan clamping dapat diuraikan seperti dibawah ini :
- Pertama kali diukur temeperatur udara dilokasi stringing dimana titik ukur minimal 2,5
meter diatas tanah kemudian dicatat, hal inidi ulang sampai minimal 3 kalipada posisi yang
berbeda kemudian dirata-rata.
- Dengan berpedoman pada sagging chart (erection sag schedule) dapat diketahui posisi
akhir ketinggian konduktor yang diperbolehkan, Pada bagian tower lainnya
pengikatan/pematian sementara hanya di satu sisi dari tower, maka diperlukan backstays.
Backstays akan dianchor dalam tanah menggunakan beban mati orang atau blok beton di
atas sledge.
- Tahap berikutnya konduktor ditarik untuk ditegangkan secara perlahan-lahan (kecepatan
dikoordinasikan antara winch puller dan tensioner) sampai mencapai ketinggian tertentu
sesuai tabel pada erection sag schedule. Hal ini dapat diketahui dengan mengukur
menggunakan theodolit yang telah disiapkan diatas tower berikut juru ukurnya.
- Stringing Engineer harus mengidentifikasi bahwa tower uplift perlu dipegang kebawah
olehblokatau peralatan khusus lainnya.
- Kalau ketinggian yang dikehendaki telah tercapai posisi regangan konduktor dalam satu
section dikunci (dipertahankan), untuk dilaksanakan clamping pada awal section dan akhir
section.
- Sebelum konduktor diclamp, terlebih dahulu dipegang/ditahan dengan menggunakan alat
yang disebut comealong, baru kemudian konduktor alumuniumnya dikupas sehingga
tersisa steel dimasukkan ke tension clamp kemudian dipress dengan hydrolic press
dengan kekuatan tertentu.
- Jika tension clamp telah terpasang dengan baik pada awal dan akhir section, selanjutnya
dilaksanakan pemasangan suspension clamp satu per satu dibantu dengan alat
comealong untuk memegang/menahan konduktor pada saat melepas running outblock.
- Apabila tahapan pekerjaan dari butir 1 s/d 6 tersebut diatas dapat dilaksanakan dengan
baik, maka sudah dapat dikatakan pekerjaan stringing berhasil 90 persen.
 Memasang peralatan/material aksesoris
Material accessories yang dipasang adalah Vibration damper dan linespacer, material ini
dipasang dicantolkan pada konduktor (kabel) dengan jarak tertentu sesuai atau berpedoman
pada material schedule (Vibration damper schedule, Line Spacer schedule- berupa tabel
jarak). Pemasangan dilakukan secara manual dengan tenaga manusia dibantu dengan
sepeda udara yang dicantolkan pada konduktor (kabel).
 Memeriksa kelengkapan dan finalisasi stringing
Pemeriksaan akhir mutlak harus dilakukan, karena kalau transmisi sudah diberi tegangan
akan mengalami kesulitan untuk memperbaiki jika terjadi kesalahan walaupun kecil, karena
untuk dilakukan pemadaman dibutuhkan koordinasi sistem dan manufer operasi system
yang tidak mudah. Pemeriksanaan meliputi kelengkapan dari material aksesoris,
kekencangan dan kelengkapan mur, baut dan ring atau pin pada fitting insulator.
Pembersihan dari grounding sementara pada konduktor (kabel) phasa dan pemotongan
pohon yang jaraknya dekat dengan konduktor (kabel).

I-24
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Untuk melindungi konduktor (kabel) fasa dari sambaran petir, dipasang kawat
pelindung diatas konduktor (kabel) yang disambungkan kebumi guna menyalurkan arus petir
atau sering disebut sebagai kawat tanah. Jaringan transmisi in imenggunakan kawat tanah
dari jenis kawat baja tanah (GSW) berkonfigurasi ganda. Agar tegangan balik petir yang
mungkin menimbulkan loncatan listrik pada penghantar dapat dibatasi, tahanan (resistansi)
kaki menara harus diusahakan sekecil mungkin, ± 5 ohm, maksimum 10 ohm. Pembumian
kaki menara dapat dilakukan dengan bantuan batang-batang pembumian, kawat
pembumian atau penyeimbang (counterpoise) pada tanah yang tahanan jenisnya tinggi
(tanah berbatu).

Gambar 1.11 Jenis Pembumian

Andongan diukur dengan transit dan target yang dipasang pada tower yang
dianggap sebagai sighting span. Sighting span pada suatu section dipilih bergantung pada
jarak span dalam 1 (satu) sagging section sebagai berikut :

Tabel 1.8
Kondisi pemilihan sigting span
Jumlah span/ sagging Jumlah sighting Pemilihan sighting
section span span
3 span atau kurang 1 Span panjang
6 span atau kurang 2 atau lebih Span terpanjang atau
span akhir
7 span atau kurang 3 atau lebih Span panjang diikat
dengan pusat section

I-25
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

dan span pendek


dengan kedua ujung
section
Sumber : PT. PLN (Persero), 2018

Jika terdapat beberapa span dengan perbedaan level yang cukup besar diantara
tower-tower pada keseluruhan section, maka sighting span harus dipilih span yang berdekatan
dengan kedua ujung.Target (sagging board) dan transit (pocket compass) dipasang pada tower
yang berada pacta kedua sisi sighting span dibawah titik penopang konduktor sesuai hasil
perhitungan sag.

Gambar 1.12. Bentuk andongan

6. Pembangunan Gitet (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi)


Gitet merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi)
merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik, berarti Gitet merupakan sub-sub sistem dari
sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), Gitet mempunyai
peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan.
Gitet yang akan dibangun merupakan jenis Gitet konvensional yang menggunakan
isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan
lainnya. Gitet jenis ini dalah Gitet yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar
gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu
lainnya, ada didalam gedung.

I-26
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1.13. Gitet Konvensional

Adapun komponen-komponen atau bagian-bagian sipil dan mekanikal dari sebuah


sistem Gitet dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.9 Komponen sipil dan mekanikal Gitet


No. Bagian Komponen sipil dan Mekanikal

I-27
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

1. Switchyard a. Pondasi (dudukan) peralatan


- Transformator daya
- Circuit Breaker (CB)
- Disconecting Switch 9DS)
- Capasitor Volatge Transformer (CVT)
- Current Transformer (CT0
- Lightning Arrester (LA)
- Potential device (PD)
b. Got kabel
- Adalah tempat peletakan kabel yang
menghubungkan antara peralatan di
switchyardmaupun anatara peralatan di
switchyard dengan peralatan di gedung
kontrol
- Jenis (dimensi) kabel duct, D 250, D-300,
D-400, D-600, D-900, D-1200 dan D-2750
tergantung kebutuhan
c. Komponen mekanikal
- Serandang, terdiri dari: serandang
peralatan, serandang post, serandang
beam.
- Rak kabel dan plat bordes untuk penutup
got kabel
- Pagar keliling GI
2 Gedung Kontrol a. Komponen sipil
- Ruang peralatan kontrol (kendali) & ruang
cubicle
- Ruang opeartor
- Ruang kantor GI
- Ruang Relay
- Ruang komunikasi
- Ruang battery
- Pondasi peralatan (panel relay, panel
kontrol, cubicle dll)
- Got kabel (cable duct)
b. Komponen mekanikal
- Air conditioning (AC)
- Rak kabel yang dijadikan sebagai
penempatan kabel, yang menghubungkan
antara peralatan yang ada di switchyard
dengan komponen yang ada digedung
kontrol, maupun yang menghubungkan

I-28
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

komponen yang ada di gedung kontrol


3 Sarana/prasarana a. Jalan di area switchyard, jalan masuk ke GI
jalan di sekeliling gedung kontrol
b. Pagar keliling GI
c. Tempat parkir kendaraan dan halaman
gedung kontrol
d. Jaringan air limbah dan jaringan air di area
switchyard
e. Gedung tempat penyimpanan material/
peralatan
f. Kamar mandi/ WC
g. Pos keamanan (pos satpam)
h. Taman di sekeliling gedung kontrol
i. Fasilitas air bersih
4 Sistem proteksi a. Proteksi transformator daya
b. Proteksi penghantar T/L 275
c. Proteksi busbar dan proteksi penyulang 20
kV
5 Komponen Listrik a. Konduktor tembaga atau plat tembaga untuk
Penunjang grounding peralatan
b. Cable schoon BC untuk grounding peralatan
c. Ground Rod untuk instalasi pembumian
peralatan
d. GSW atau ground wire (kawat pertanahan)
e. Klem-klem untuk GSW, terdiri dari: Tension
Clamp, Jumper Clamp, PG Clamp
f. Kabel kontrol, yang terdiri dari jenis kabel:
NYY, CVVS, NYM, NYMT, NYCY dan lain-
lain. Kable ini terdiri dari berbagai ukuran
g. Kabel daya 20 kV (XLPE atau jenis lainnya)
h. Termination kit dan sepatu kabel
i. Komponen pengatur beban
j. Komponen SCADA
k. Instalasi penerangan dalam gedung maupun
pada halaman (sekitar gedung kontrol) dan
pada switchyard
l. Instalasi air conditioning (AC) pada gedung
kontrol
Sumber : PT. PLN (Persero), 2018
Komponen peralatan Gitet selanjutnya dipasang sesuai dengan Kampung dan tata
letak yang ditentukan. Pemasangan tersebut meliputi komponen peralatan utama switchyard,
gedung kontrol, peralatan proteksi dan peralatan penunjang. Dalam pemasangan tersebut

I-29
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

skema hubungan antar peralatan harus diperhatikan secara teliti untuk menghindari kesalahan
pemasangan.
Adapun tahapan-tahapan dalam konstruksi pembangunan Gitet meliputi kegiatan
sebagai berikut :
a) Persiapan pekerjaan
Terdiri dari dua item pekerjaan yaitu persiapan administrasi dan persiapan teknis.
Informasi detail tentang pelaksanaan pembangunan Gitet ini penekanannya lebih difokuskan
pada pekerjaan kelistrikan. Pekerjaan sipil hanya akan disampaikan secara garis besar
b) Pelaksanaan pekerjaan sipil dan mekanikal
Pembangunan Gitet, didahului pelaksanaan pekerjaan sipil. Pekerjaan listrik
dilaksanakan setelah pekerjaan sipil selesai atau setidak tidaknya ada beberapa item pekerjaan
listrik yang bisa dikerjakan setelah pekerjaan sipil berjalan.
 Pekerjaan sipil prasarana dan sarana (umum) :
 Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank)
 Urugan dan pematangan tanah
 Pemasangan pagar keliling Gitet
 Pembuatan jaringan air pematusan
 Pembuatan jalan masuk ke switchyard dan ke gedung kontrol
 Pembuatan jalan sekeliling switchyard dan gedung kontrol
 Pekerjaan sipil switchyard :
 Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank)
 Pembuatan pondasi peralatan (Trafo, CB, DS, CVT, CT, LA, TPS, PT)
 Pembuatan pondasi serandang post
Pembuatan got kabel (cable duct) dengan berbagai ukuran pekerjaan sipil gedung kontrol
(control building) :
 Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank)
 Pembuatan gedung kontrol Gitet, beserta ruang operator, ruang kerja (kantor) GI dan ruang-
ruang lain yang diperlukan.
 Pembuatan pondasiperalatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain).
 Pembuatan got-got kabel yang ada dalam gedung kontrol, yang menghubungkan ke
switchyard.
 Pembuatan sarana parkir dan jalan di sekeliling gedung control
 Pembuatan kamar mandi dan WC
 Pembuatan jaringan buang air
 Pekerjaan mekanikal :
- Pembuatan dan pemasangan serandang peralatan (CB, DS, CVT, CT, LA, PT)
- Pembuatan dan pemasangan serandang post (support)
- Pembuatan dan pemasangan serandang beam (gantry)
- Pembuatan dan pemasangan rak-rak kabel dan plat bordes tutup got kabel
- Pemasangan air conditioner (AC) di gedung kontrol, ruang operator dan kantor Gitet
- Pemasangan trafo, neutral current transformer (NCT) dan neutral grouding resistance
(NGR)

I-30
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

- Pemasangan disconnecting switch (DS), circuit breaker (CB) & rel (busbar)
- Pemasangan lightning arrester (LA), current transformer (CT) & capasitor voltage
transformer (cvt)
- Pemasangan panel kontrol (control panel) & panel relay (relay panel)
- Pemasangan sel tegangan menengah (cubicle) 20 kV
- Pemasangan pentanahan (grounding) dan kawat tanah (ground wire)
- Pemasangan panel AC/DC dan battery
- Penggelaran (penarikan) kabel kontrol dan pengkabelan (wiring)
- Finishing

Pekerjaan finishing dilakukan setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan, sehingga


dapat diketahui apabila terdapat kekurangan atau kesalahan. Pekerjaan finishing ini termasuk
Pengencangan (pengerasan) bolt dan nut; sekrup-sekrup dan setting pada semua peralatan
maupun serandang yang telah terpasang serta membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa
dan potongan-potongan material, kupasan kabel dan kotoran (Limbah) lainnya.

7. Pemutusan Hubungan Kerja


Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga kerja konstruksi Pembangunan
Transmission line (T/L) 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait akan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan jenis pekerjaan konstruksi yang telah terselesaikan. Pelaksanaan
pemutusan hubungan kerja dilakukan setelah kegiatan pembangunan selesai dan dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mana diatur pada Undang –
Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

1.1.3 Tahap Operasional


1. Penyaluran Tenaga Listrik dan pengoperasian Gitet
Kegiatan penyaluran tenaga listrik merupakan kegiatan utama pada tahap operasional.
Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta
langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih
dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan, Untuk meyakini
bahwa instalasi listrik telah benar-benar aman dioperasikan, keberadaannya harus telah
memenuhi persyaratan dan ketentuan teknis yang berlaku.
Untuk mengetahui Apakah instalasi listrik telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
berlaku, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisioning test, yaitu dilakukan
pemeriksaan kelengkapan peralatan termasuk tata cara pemasangan peralatan tersebut. Ruang
lingkup kegiatan commisioninq test meliputi pemeriksaan,yaitu dengan cara melihat langsung
terhadap peralatan/materiaI maupun konstruksi instalasi Iistrik yang telah terpasang secara kasat
mata dan atau melalui bantuan alat tertentu, misal : teropong, tetapi tidak menggunakan bantuan
alat uji/alat ukur.
Ada beberapa jenis pemeriksaan, yaitu :
1. Pemeriksaan sifat tampak (visual check), Pemeriksaan item per item alat barang/material yang
telah terpasang dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat/barang/material yang
dipasangtelah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak, Item pemeriksaan meliputi :

I-31
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

- Memeriksa kondisi tower, apakah semuanya dalam keadaan baik dan tidak ada bagian
yang berkarat, termasuk bolt dan nut-nya.
- Memeriksa kondisi isolator, apakah semuanya dalam keadaan baik dan bersih, tidak ada
yang pecah atau retak dan tidak ada kotoran yang menempel
- Memeriksa kelengkapan isolator, apakah dalam keadaan baik dan tidak cacat.
- Memeriksa kondisi konduktor, ground wire dan joint sleeve,tidak boleh ada yang cacat
(rantas) dan pengepresan harus baik (tidak longgar dan tidak terlalu kuat).
- Memeriksa semua perlengkapan/material barang lainnya yang terpasang padaT/L 275 kV,
yang pada prinsipnya semua dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan, tidak
cacat fisik, tidak rusak dan tidak kotor.
2. Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi yang telah terpasang tujuannya
mengetahui alat/barang/material yang dipasang, apakah telah sesuai dengan gambar rencana
maupun peraturan yang berlaku (SNI, LMK, PUIL, SPLN dan lain sebagainya). Item
pemerikasaan meliputi :
- Memeriksa semua komponen T/L 275 sebagaimana disebutkan di atas, harus benar-benar
telah terpasang dengan baik, sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
- Jadi pada pemeriksaan konstruksi ini, yang diperiksa adalah rangkaiannya, yaitu rangkaian
semua komponen dalam satu kesatuan (sistem) T/L 275.
3. Untuk item pekerjaan tertentu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata (tidak bisa dilihat secara
kasat mata), maka dilakukan pengujian dengan menggunakan alat uji/alat ukur.
4. Pengujian transmisi relatif lebih sederhana dan tidak serumit pengujian instalasi pembangkit
tenaga listrik maupun Gitet.
5. Pada transmisi yang diujiantara lain.
- Tahanan isolasi isolator, tahanan isolasi antara phasa dengan phasa dan tahanan
isolasi antara phasa dengan kawat netral. Alat uji/alat ukur yang digunakan adalah
Mega Ohm Meter/Megger/insulation Resistance Tester.
- Tahanan pembumian, dengan menggunakan alat uji/alat ukur Earth Resistance Tester.
Apabila tahap Commissioning Test telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan sesuai
ketentuan yang berlaku, selanjutnya dilakukan energizing, yaitu percobaan pemberian tegangan
pada sisi pengirim sebagai beban percobaan. Setelah tahap-tahap tersebut dilalui dengan baik,
maka jaringan jaringan udara tegangan tinggi (T/L 275) 275 kV dinyatakan siap untuk dioperasikan.
Pembangunan Gitet yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta
langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih
dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan. Terlebih dahulu harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisioning test. Dengan commisioning test yang
baik, maka diyakini bahwa instalasi listrik aman pada saat dioperasikan, yaitu aman bagi manusia,
ternak, harta benda dan aman bagi Gitet itu sendiri.
Ruang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasi Gitet, tentu tidak sama dengan ruang lingkup
pemeriksaan pekerjaan instalasi pemanfaatan. Begitu pula antara instalasi pembangkitan dengan
Gitet, tentu ada beberapa bagian yang diperiksa, tidak mengalami kesamaan, dan seterusnya.
Pengujian tahanan pembumian pada Gitet, belum tentu sama dengan tahanan pembumian pada
instalasi pemanfaatan Untuk pengujian tahanan isolasi kabel, maka semua jenis kabel yang
dipasang di berbagai instalasi listrik, ketentuannya adalah sama.

I-32
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Commisioning test pada Gitet meliputi item pemerikasaan dan pengujian berupa :
1. Melaksanakan pengecekan masing-masing komponen/ material/ barang, apakah telah sesuai
dengan kontrak, telah terpasang dengan baik dan tidak terdapat kerusakan.
2. Melaksanakan pengetesan (uji kebenaran) dari komponen yang telah terpasang, apakah bisa
bekerja dengan baik atau tidak. Komponen tersebut antara lain : on off,CB dan DS, motor-motor
listrik, tap changer, fan trafo, rangkaian AC/DC, meter-meter, alat pengaman listrik, dan lain-lain.
3. Melaksanakan pengetesan terhadap kemampuan masing-masing peralatan pada saat beroperasi :
secara terpisah (individual test) maupun bersama sama atau terpadu (integrated) dan dalam satu
sub sistem serta secara sistem keseluruhan.
4. Melaksanakan pengetesan terhadap penampilan unjuk kerja ( iperfomance test) sesungguhnya dari
Gitet yang telah dibangun, apakah telah sesuai dengan sertifikasi dalam kontrak dan telah siap
untuk dioperasikan.

2. Pemeliharaan Jaringan T/L 275 kV dan Gitet.


Pemeliharaan jaringan T/L 275 kV berkaitan erat dengan kelangsungan penyaluran tenaga
listrik, kegiatan ini dilakukan sepanjang jaringan T/L 275 kV secara berkala, meliputi pemeliharaan
menara, penghantar termasuk kelengkapannya dan ruang bebas. Tujuan Pemeliharaan jaringan T/L
275, adalah sebagai berikut :
 Mempertahankan kemampuan kerja peralatan
 Memperpanjang livetime peralatan
 Menghilangkan, mengurangi resiko kerusakan
 Mengembalikan kemampuan kerja peralatan
 Mengurangi kerugian secara ekonomis
 Memberi keyakinan keandalan operasinya
Pemeliharaan jaringan transmisi memerlukan pengaturan khusus dan organisasi yang baik
karena daerah jangkauannya jauh. Pekerjaan ini meliputi tugas patroli, inspeksi, perbaikan, serta
tugas-tugas kantor yang menyangkut pendidikan pekerja, pengawasan administrasi atas peralatan
kerja, dan lain-lain. Adapun jenis-jenis pemeliharaan jaringan T/L 275 yang umumnya dilakukan
adalah sebagai berikut :
- Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan
cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan
listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala
kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik
pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil
khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi
(Condition Base Maintenance).
- Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk
mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini
dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik,
standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan.

I-33
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Pemeliharaan ini disebut Juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base
Maintenance)
- Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-
waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat
menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai
perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga curative maintenance,
yang bisa berupa trouble shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang
berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.
- Breakdown maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan secara periodik, dalam pelaksanaannya terdiri dari
pemeliharaan tahunan dan pemeliharaan lima tahun. Pemeliharaan ditujukan agar kinerja dan
kapasitas penyaluran daya tetap terjaga, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Standar jarak bebas sesuai dengan ketentuan
- Tetap memelihara peralatan khusus, yaitu : tongkat grounding, kawat pelindung petir, tanda-
tanda peringatan bahaya, peralatan anti panjat, helm berisolasi dan kendaraan inspeksi.
- Pemeliharaan lengkap pada peralatan kerja yang memenuhi standar untuk keselamatan kerja,
pengukuran tahanan kaki menara, pemeliharaan dan perbaikan jaringan yang meliputi : islator,
penghantar, pondasi. Serta pengawasan ruang bebas terhadap pohon dan tegakan, rumah di
bawah/sekitar jaringan.
Berbagai macam kegiatan pemeliharaan yang pernah dilakukan di jaringan T/L 275 antara lain :
- Penggantian isolator pecah atau rusak lapisan permukaannya
- Pembersihan isolator karena polusi
- Perbaikan kawat rantas
- Perbaikan kawat putus
- Pengencangan klem-klem jumper
- Pembersihan kawat danlayang-layang
- Groundpatrol
- Climbupinspection
- Pemeriksaan stabilatas pondasi tower (leveling,retak)
- Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda batas tanah PLN, urugan tanah tapak
tower)
- Pengecekan Tahanan Pembumian
- Pemeriksaan jarak bebas konduktor dengan benda disekitarnya
- Perbaikan tower yang mengalami deformasi/bengkok-bengkok akibat tanah sekeliling pondasi
longsor
- Pondasi turun/amblas karena tanah dasar pondasi mengalami sliding/gelincir oleh arus air
bawah tanah
- Pengelasan baut-baut tower untuk mencegah pencurian
- Perbaikan spacer yanglepas dari konduktor
- Penggantian pentanahan tower/grounding
- Penebangan pohon atau antena komunikasi yang tumbang ke arah konduktor (diIuar row)
- Penggantian besi tower karena pencurian

I-34
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

- Penggantian Tension clamp konduktor


- Pemasangan kembali/reposisi damper yang melorod ketengah gawang
- Penggantian lampu aviasi yang mati/rusak
- Penyambungan kembali kawat yang putus atau rusak berat
- Penggantian aksesoris/damp yang karatan
- Perbaikan klem kawat jumper yang putus
- Pemasangan pengaman halaman tower.

Deskripsi
Rencana Kegiatan

1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang ditelaah/dikaji


Deskripsi
1.2.1 Identifikasi Dampak Potensial
Rona Lingkungan
Rona Lingkungan
Awaldiprakirakan
Dampak yang timbul akibat rencana kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang -
Deskripsi
Deskripsi Dampak Penting
Palopo dan Gitet terkait, ditelusuri melaluiDampak
proses pelingkupan. Proses ini meliputi
Hipotetik (DPH)kegiatan
Potensial
Hasil Pelibatan
identifikasi dampak potensial (primer dan sekunder) yang secara potensial dapat timbul akibat
Masyarakat
kegiatan yang direncanakan, selanjutnya dampak potensil dievaluasi untuk memperoleh dampak
penting hipotetik. Secara rinci proses pelingkupan rencana kegiatan Pembangunan T/L 275 kV
Kegiatan disekitar
Enrekang-Palopodan
Lokasi
Gitet terkait diperlihatkan pada Gambar 1.14 .
Lokasi

I-35
Indentifikasi Evaluasi Dampak
Dampak Potensial Potensial
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1. 14 proses pelingkupan Dampak Penting Hipotetik.

Dampak potensial diperoleh melalui identifikasi dampak potensial sebagai hasil kajian interaksi
antar kegiatan yang akan dilaksanakan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.
Identifikasi dampak potensial diperoleh melalui konsultasi dan diskusi dengan berbagai pihak
antara lain pakar, instansi terkait, pemrakarsa, masyarakat yang terkait langsung dengan aktivitas
serta hasil pengamatan lapangan.

Identifikasi dampak potensial dalam studi ini dilakukan dengan menggunakan metode matriks.
Berdasarkan atas jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta komponen lingkungan di dalam dan
sekitar lokasi rencana kegiatan, maka dapat diidentifikasi jenis dampak potensial yang diprakirakan
timbul. Dampak yang diperkirakan muncul dari k kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet terkait dapat dilihat pada Tabel-1.4 serta Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial
dapat dilihat pada Tabel 1. 10.

I-36
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Tabel 1.10. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan
Tahapan Kegiatan
No Komponen Lingkungan A.Pra- B. Konstruksi C. Operasi Keterangan
Konstruksi
    1a 2a 1b 2b 3b 4b 5b 6b 7b 8b 1c 2c 1a: Penentuan jalur Tower T/L 275 kV
A. Fisik – Kima 2a: Pembebasan lahan
1 Kualitas udara 1b : Penerimaan tenaga kerja
2 Kebisingan 2b: Pembangunan dan pengoperasian
3 Air larian (run off) base camp
4 Longsoran X 3b: Mobilisasi dan demobilisasi peralatan &
5 Kualitas air permukaan (air sungai) X material
6 MedaN Magnet Dan Listrik 4b: Kegiatan Pematangan Lahan
7 Gejala Korona 5b: Pembangunan Tower.
6b: Penarikan Konduktor
8 Tower Roboh
7b: Pembangunan Gitet
9 Sambaran Petir
8b: pemutusan Hubungan Kerja
10 Potensi ledakan dan kebakaran
11 Limbah B3 X 1c: Penyaluran Listrik dan Pengoperasian
12 Limbah Domestik/padat X X Gitet
2c: Pemeliharaan T/L 275 kV dan Gitet
B. Biologi terkait.
1 Flora darat  
2 Fauna darat  
C. Sosial, Ekonomi dan Budaya X : ada interaksi antara komponen kegiatan
1 Kesempatan kerja X dengan komponen lingkungan
2 Kesempatan berusaha
3 Pendapatan masyarakat X X X
4 Gangguan aktifitas Petani X X
5 Sikap dan persepsi masyarakat X X
6 Keresahan X X
D. Kesehatan Masyarakat
1 Kesehatan Masyarakat
2 Ganguan K3 X X X
E. Transportasi
1 Kerusakan jalan
2 Kinerja lalu lintas

I-37
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

A. TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Kegiatan Penentuan Jalur T/L 275 kV
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Timbulnya keresahan Masyarakat; dampak ini akan timbul sebagai akibat lahannya atau tempat
tinggalnya akan dilalui jalur T/L 275 kV.
2. Kegiatan Pembebasan lahan
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Peningkatan Pendapatan; dampak ini akan timbul sebagai akibat dari adanya proses ganti untung
antara pemilik lahan dengan pemrakarsa sebagai proses pembebasan lahan rencana tapak
proyek.
 Gangguan aktifitas Petani ; dampak ini timbul karena luas tanah garapan para petani berkurang
 Timbulnya Keresahan masyarakat : keresahan terjadi jika lahan yang menjadi satu-satunya tanah
garapan yang menjadikan sebagai sumber kehidupan berkurang luasannya berubah fungsi
sebagai tapak proyek.

B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Peningkatan Kesempatan Kerja; Kebutuhan tenaga kerja konstruksi membuka peluang kerja bagi
masyarakat di wilayah studi. Terbukanya peluang kerja pada tahap konstruksi kegiatan ini
berpotensi untuk meningkatkan kesempatan kerja.
 Peningkatan Pendapatan; Dampak ini muncul sebagai akibat dari dampak peningkatan
kesempatan kerja, khususnya bagi masyarakat di wilayah studi yang menjadi tenaga kerja
konstruksi.
 Timbulnya Persepsi Masyarakat; Dampak ini dapat timbul sebagai akibat dari tidak transparannya
proses penerimaan tenaga kerja konstruksi, kurang dimaksimalkannya penggunaan tenaga kerja
yang berada di dalam wilayah studi, budaya dari tenaga kerja asing, dan nilai upah kerja yang
tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp.


Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Timbulan Limbah Padat; aktifitas tenaga kerja di basecamp berpotensi menimbulkan timbulan
limbah domestik (domestic waste). Timbulan limbah domestik ini jika tidak tertangani dengan baik
dapat menyebabkan gangguan estetika terutama di wilayah studi

3. Kegiatan Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan dan Material


Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Penurunan Kualitas Udara; Kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan menyebabkan
tumpahan dan ceceran material di jalan akses. Selain itu, sisa material yang terbawa pada roda
kendaraan akan menyebabkan peningkatan debu total (TSP) udara ambien di jalan akses yang
dilalui, khususnya masuk dan keluar tapak proyek. Sedangkan emisi kendaraan pengangkutan
peralatan dan material akan menyebabkan peningkatan SO 2, NO2 dan CO.

I-38
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

 Kebisingan; Peningkatan kebisingan bersumber dari suara truk yang digunakan untuk mobilisasi
peralatan dan material. Kebisingan kendaraan truk pada jarak 10 meter adalah 55 dBA.
Sedangkan jalur yang dilewati Terdapat pemukiman pada sebagian pinggir jalan yang dilalui
mobilisasi alat dan bahan,
 Gangguan Kesehatan Masyarakat; Dampak ini merupakan dampak turunan akibat penurunan
kualitas udara (terutama peningkatan TSP/debu total), peningkatan intensitas bising dan
kecelakaan lalu lintas. Penurunan kualitas udara terutama pada parameter debu, sangat
berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada bagian sistem pernapasan, seperti
penyakit ISPA dan batuk.
 Kinerja lalu Lintas: dampak ini terjadi dari aktivitas mobilsasi Peralatan dan Material yang akan
melalui jalan utama Enrekang-Tana Toraja, jalur Kecamatan Sangala Utara - Buntao dan jalur Kota
Palopo-Bastem Utara .
 Terjadinya Kerusakan Jalan; Mobilisasi peralatan dan material yang menggunakan kendaraan
dengan kapasitas yang besar dapat menyebabkan kerusakan jalan terutama jalur Kelurahan
Latuppa - jalur Kecamatan Bastem Utara.

4. Kegiatan Pematangan Lahan


Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Peningkatan air larian; Hilangnya vegetasi dan adanya kegiatan pematangan akan berpotensi
meningkatkan aliran permukaan (run off) sehingga menyebabkan terjadinya erosi
 Penurunan Kualitas Air; Kegiatan ini diprakirakan dapat meningkatkan nilai TSS dan kekeruhan
akibat adanya erosi tanah yang jatuh pada badan air sungai.
 Gangguan Flora Darat; Kegiatan pematangan lahan yang didahului dengan kegiatan pembersihan
lahan akan menyebabkan hilangnya vegetasi. Hilangnya vegetasi ini juga serta merta
menghilangkan satwa dari tapak proyek.
 Berkurangnya Fauna darat ; penurunan fauna seiring terjadi dengan hilangnya vegetasi yang
menjadi habitatnya terjadi .
 Kesempatan Berusaha; dengan adanya kegiaatan peamatangan lahan di tapak proyek, akan
membuka kesempatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan parapekerja.
 Gangguan K3; timbulnya kecelakaan kerja seperti luka robek ataupun terjatuh.

5. Pembangunan Tower
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah
 Longsoran : kegiatan pendirian menara berpotensi menimbulkan longsoran diarea tapak menara
yang berada pada daerah terjal khususnya wilayah kabupaten Enrekang, kec.Mungkajang Kota
Palopo dan kec.Bastem Utara Kab.Luwu dan Wilayah rawan longsor di kelurahan Tuarak,
Bambang Puang, Mandatte dan Kalosi di kabupaten Enrekang.
 Limbah Padat; volume timbulnya limbah padat yang dihasilkan dari sisa material tower .
 Gangguan aktifitas Petani : kegiaatan ini berpotensi menimbulkan ganngguan aktifitas petani
diladang.
 Gangguan K3 ; salah satu sumber kecelakaan kerja adalah bekerja pada ketinggian.

I-39
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

6. Penarikan Kawat Konduktor.


Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Kinerja lalu Lintas ; kegiaatan penarikan kabel khususnya areal yang memotong jalan (crossing)
diperkirakan akan mengganggu pengguna jalan.
 Limbah B3; volume timbulnya limbah B3 yang dihasilkan dari Kegiatan penarikan kabel/konduktor
berpotensi menimbulkan timbulan limbah yang bersumber dari sisa dan kemasan material yang
digunakan. Volume timbulan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan volume kecil namun
sebagian masih bersifat B3
 Gangguan Flora : kegiaatan ini berpotensi menimbulkan dampak pada flora sepanjang jalur
transmisi dengan adanya kegiaatan penebangan.
 Gangguan K3 : Kegiaatan Penarikan Kabel konduktor rawan terjadi kecelakan pada areal
ketinggian khususnya diatas tower.

7. Pembangunan Gitet
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah
 Gangguan K3 ; komponen kesehatan berupa kecelakaan kerja saat kegaiatan konstruksi
bangunan Gitet.
 Limbah Padat ; Kegiatan pembangunan GITET berpotensi menimbulkan timbulan limbah yang
bersumber dari sisi dan kemasan material yang digunakan. Limbah yang dihasilkan umumnya
limbah padat akan ditempatkan pada tempat sampah dan gudang dalam bentuk kontainer. Selain
itu potensi limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu banyak namun sebagian merupakan B3.

8. Pemutusan Tenaga Kerja


Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Penurunan Pendapatan; Dampak ini muncul sebagai akibat dari dampak Pemutusan Kontrak
Kerja, khususnya bagi masyarakat sebelumnya menjadi tenaga kerja konstruksi.
 Sikap dan Persepsi Masyarakat : Timbulnya persepsi negatif masyarakat ketika mereka kehilangan
pekerjaan mereka karena telah selesainya kegiatan konstruksi

C. TAHAP OPERASIONAL
1. Kegiatan penyaluran Listrik dan pengoperasian Gitet
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
 Kebisingan.Kegiatan pengoperasin transmisi maupun jaringan akan berpotensi menimbulkan
kebisingan, keberadaan kabel di udara menimbulkan kebisingan terutama pada s aat diterpa
angin..
 Medan Mangnet dan Listrik ; bertambahnya beban pemakaian pada Gitet akan meningkatkan
medan magnet sekitar gardu dan transmisi line. Bertambahnya pemakaian beban dan besarnya
tegangan yang sudah level eksra tinggi pada GI dan transmisi akan meningkatkan medan magnet
dan medan listrik di sekitar gardu dan transmisi Line.
 Gejala korona ; Gejala korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara, yaitu adanya
kehilangan elektron dari molekul udara. Apabila di sekitarnya terdapat medan listrik, maka
elektron-elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadilah

I-40
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

tabrakan dengan molekul lain. Proses ini berjalan terus menerus dan jumlah elektron dan ion
bebas menjadi berlipat ganda bila gradien tegangan cukup besar. Kondisi yang mempengaruhi
timbulnya korona adalah pergerakan udara, suhu udara, dan kelembapan udara. Proses ionisasi
akan berhenti jika medan listrik menurun. Efek yang ditimbulkan oleh korona adalah gangguan
bising, interferensi frekuensi, gangguan pada performa peralatan elektronik.
 Tower roboh : Ketinggian tower > 45 meter, akan membuat resah masyarakat dengan perasaan
tower tersebut akan roboh.
 Sambaran petir : Ketinggian tower > 45 meter menyebabkan tower tersebut paling tinggi di
lingkungannya dan juga konduktor bertegangan 275 kV yang akan menjadi obyek sambaran petir,
sehingga akan membuat resah masyaraka
 Potensi ledakan dan kebakaran ; dengan beroperasinya gitet dan transmisi berpotensi terjadi
kebakaran dan ledakan.
 Limbah B3 ; kegiatan pengoperasian GITET terkait berpotensi menimbulkan limbah padat dan cair.
Sebagian limbah mengandung limbah B3 yang dibuang/dihasilkan (PCBS) seperti trafo yang
terkontaminasi serta minyak trafo dan oli bekas
 Keresahan masyarakat ; beroperasinya gardu induk dan transmisi line , hal ini menimbulkan
keresahan masyarakat akan bahaya radiasi medan magnet.
 Kesehatan Masyarakat : Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dapat menimbul-
kan dampak berupa Gangguan Kesehatan berupa gangguan pendengaran
 Gangguan K3 ; Pada tahap operasi dikhawatirkan terjadi gangguan K3

2. Kegiaatan Pemeliharaan
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah
 Kualitas Air Permukaan ; kegiatan pemeliharaan GITET terkait berpotensi menimbulkan gangguan
kualitas air yang bersumber dari pemeliharaan mesin – mesin dan travo

 Gangguan K3; kegiaatan pemeliharaan meliputi beberapa kegiatan yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan bagi pekerja.

1.2.2 Hasil Proses Pelingkupan

Evaluasi dampak potensial dimaksutkan untuk menyaring kearah kemungkinan besar dampak-
dampak potensial hasil identifikasi, merupakan dampak yang secara hipotetik sebagai dampak
penting. Langkah ini menghasilkan daftar dampak penting hipotetik.

Proses evaluasi dampak potensial didasarkan atas diskusi antar pakar, studi literature yang
terkait dengan kegiatan, survey lapangan pendahuluan, konsultasi public untuk menjaring isu-isu
utama serta professional judgement pakar anggota tim sesuai bidangnya.

Prinsip dasar evaluasi dampak potensial adalah memberikan dugaan sementara (hipotetik)
secara lebih mendalam terhadap dampak-dampak potensial dengan menekankan pada

I-41
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

kemungkinan besar dampak tersebut secara hipotetik adalah dampak penting. Dengan demikian
penetapan mengenai besaran dampak hipotetik serta tingkat kepentingan dampak hipotetik tetap
berlandaskan pada kaidah penetapan besaran dampak dan kepentingan dampak.

Evaluasi dampak potensial dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria berupa pertayaan-
pertayaan, yaitu:

1. Apakah beban terhadap dampak potensial tersebut sudah tinggi?


2. Apakah dampak potensial tersebut memegang peranan penting sehingga dapat
memperngaruhi kehidupan sehari-hari warga masyarakat sekitar (nilai social-ekonomi-
budaya) dan dampak potensial lainnya (nilai ekologis-keutuhan ekosistem)?
3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang dampak potensial tersebut?
4. Apakah ada aturan Kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh dampak
tersebut?
Hasil evaluasi dampak potensil dari semua tahapan kegiatan Pembangunan T/L 275 kV
Enrekang - Palopo dan Gitet terkait diperlihatkan pada Tabel-1.11.

I-42
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Tabel 1.11 Matriks Evaluasi Dampak Potensial Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
A. Tahap Pra Prakontruksi
1. Penentuan Keresahan Ya Ya Ya Tidak Ya Kegiatan survei (topografi dan soil test) berpotensi
Jalur Masyarakat menimbulkan keresahan masyarakat terutama pemilik dari
lahan yang diperuntukkan bagi tower. Selain itu keresahan ini
timbul juga akibat rencana jalur akan melintas rumah dan
tanah tongkonan serta lokasi budaya dan Pariwisata. dampak
penting hipotetik dan akan di kaji dalam ANDAL
2 Pembebasan Pendapatan Ya Ya Ya Tidak Ya Kegiatan pembebasan lahan akan berdampak pada
Lahan Masyarakat terjadinya perubahan alih fungsi lahan, yaitu terjadinya pola
penggunaan sumberdaya lahan maupun sumber daya alam.
Kondisi ini dianggap bahwa lahan tersebut yang dulunya
sebagai lahan garapan pertanian akan beralih fungsi menjadi
lahan kegiatanPembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo
dan Gitet terkait. Proyek Pembangunan T/L 275 kV Enrekang
- Palopo dan Gitet terkait sebagian akan ada yang
bersinggungan dengan lahan milik masyarakat sehingga
perlu dilakukan pembebasan lahan. Pengadaan/
pembebasan lahan milik masyarakat ini akan berpengaruh
terhadap mata penceharian dan pendapatan masyarakat
khususnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
petani yang bergantung dari perkebunan atau pertanian.
Berkurangnya tingkat pendapatan masyarakat serta
perubahan mata pencaharian penduduk akibat pembebasan
lahan untuk pembangunan Pembangunan T/L 275 kV
Enrekang - Palopo dan Gitet terkait dianggap sebagai
dampak penting hipotetik dan akan di kaji dalam ANDAL
Gangguan aktifitas Tidak Ya Ya tidak Ya Kegiatan pembebasan dan kompensasi lahan berpotensi

I-43
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
Petani menimbulkan dampak Gangguan aktifitas Petani masyarakat
pada tapak proyek , hal ini terjadi dengan adanya
pembebasan lahan maka luas tanah garapan berkurang
sebagian besar lokasi yang menjadi tapak proyek merupakan
lahan perkebunan, pertanian dan ladan dampak penting
hipotetik dan akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL

Keresahan Tidak Ya Ya Tidak Ya Kegiatan pengadaan/pembebasan lahan diprakirakan akan


memunculkan Keresahan, terutama pemilik lahan yang
berada di lokasi rencana kegiatan. Faktor penyebab
munculnya keresahan bersumber dari Gangguan aktifitas
Petani dan kurang jelasnya proses pembebasan lahan dan
ruang dampak penting hipotetik dan akan dikaji lebih lanjut
dalam ANDAL
Tahap Konstruksi
1 Penerimaan Kesempatan Kerja Tidak Ya Ya Tidak Ya Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi akan
Tenaga Kerja menciptakan kesempatan kerja baru bagi masyarakat yang
bermukim di Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Toraja
Utara, Luwu dan Kota Palopo sehingga akan memberikan
kesempatan kerja dan berusaha bagi penduduk lokal, oleh
karena itu kegiatan penerimaan tenaga kerja dianggap
sebagai dampak penting hipotetik dan akan dikaji lebih dalam
dalam ANDAL.
Pendapatan Tidak Ya Ya Tidak Ya Tersedianya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
Masyarakat pada kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi akan
menimbulkan dampak terhadap peningkatan pendapatan
penduduk khususnya penduduk local di kabupaten Enrekang,
Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu dan Kota Palopo. sehingga
pendapatan masyarakat terhadap kegiatan penerimaan

I-44
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
tenaga kerja konstruki dianggap sebagai merupakan
dampak penting hipotetik dan akan dikaji lebih lanjut dalam
ANDAL.
Sikap dan Tidak Ya Ya Tidak Ya Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi dengan
Persepsi proporsi tenaga kerja yang diterima lebih banyak pada
Masyarakat masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi pembangunan
akan menimbulkan persepsi posistif masyarakat. Sebaliknya
penerimaan tenaga kerja konstruksi yang mayoritas berasal
dari luar daerah atau tidak memprioritaskan pada tenaga
kerja konstruksi lokal maka akan menimbulkan persepsi
negative masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja
konstruksi kegiatanPembangunan T/L 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet terkait. Oleh karena itu sikap dan persepsi
masyarakat akan menjadi dampak dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja konstruksi sehingga dianggap sebagai dampak
penting hipotetik dan akan dikaji lebih lanjut didalam ANDAL
2 Pembangunan Limbah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tenaga kerja yang beraktivitas di Besecamp dan site
dan padat/domestik terutama kegiatan pembangunan GITET berpotensi
Pengoperasia menimbulkan limbah padat dan limbah cair dari kegiatan
n Basecamp domestik. Jumlah kebutuhan air di Basecamp mencapai
13,75 m3/hari. Dengan asumsi limbah cair adalah 80 % dari
total penggunaan air maka volume limbah cair mencapai 11
m3/hari. Sementara limbah yang dihasilkan mencapai 19.25
kg/hari (asumsi produksi sampah 0,35 kg/org/hari,
Damanhuri E, 2010). Potensi limbah cair dan padat yang
dihasilkan masih tergolong kecil. Pihak kontraktor pelaksana
tower sebagian lokasi menyewa rumah permanen di sekitar
tapak dengan persyaratan dilengkapi dengan safety tank.
Sementara di tapak GITET bangunan basecamp akan

I-45
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
dilengkapi dengan septic tank. Selain itu, pihak kontraktor
juga menyediakan tempat penyimpanan sampah untuk
limbah padatnya. Olehnya itu maka kekhawatiran akan
timbulnya dampak ini tidak signifikan. bukan merupakan
dampak penting hipotetik. Meskipun demikian dampak ini
masih membutuhkan pengelolaan
3 Mobilisasi dan Kualitas udara Ya Ya Ya Tidak Ya Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan material berpotensi
Demobilisasi menimbulkan perubahan kualitas udara dengan
peralatan meningkatnya konsentrasi gas polutan disekitar jalur jalan
&material yang dilalui kendaraan pengangkut yang digunakan. Polutan
bersumber dari emisi gas buang kendaraan seperti Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida
(NO2), Timah Hitam (Pb) dan Hidrogen Sulfida (H 2S). Selain
emisi gas yang dihasilkan, konsentrasi partikel debu di
sekitar jalur jalan masuk lokasi kegiatan diperkirakan juga
akan meningkat akibat tekanan roda kendaraan yang
melintas terutama jalur menuju Kecamatan Buntao,
Kecamatan Rantai Bua di Kabupaten Toraja Utara beserta
kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Dianggap sebagai
dampak hipotetik dan akan dikaji di ANDAL
Kebisingan Tidak Tidak Ya Ya Ya Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan material berpotensi
menimbulkan kebisingan karena Kendaraan pengangkut
peralatan dan material yang akan di gunakan adalah
kendaraan dengan tonase yang besar sehingga pada saat
beroperasi akan menimbulkan suara bising. Kebisingan ini
tidak boleh terjadi sepanjang hari, karena akan mengganggu
penduduk sekitar. Oleh karena itu tingkat kebisingan pada
saat mobilisasi peralatan dan material dianggap sebagai
dampak penting hipotetik dan akan dikaji dalam ANDAL

I-46
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
Kesehatan Ya Tidak Ya Tidak Ya Terjadinya perpindahan material dan alat menyebabkan debu
Masyarakat dan kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan
masyarakat, dimungkinkan juga terjadinya persebaran
penyakit menular dari pekerja yang berasal dari luar daerah
pada saat konstruksi T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet
terkait. Sehingga Kesehatan Masyarakat dianggap
merupakan dampak penting hipotetik
Kerusakan jalan Ya Tidak Ya Tidak Ya Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan material
berpotensi menimbulkan gangguan lalu-lintas dan prasarana
jalan berupa terjadinyakerusakan badan jalan dilewati
kendaraan dengan tonase yang cukup besar saat
mengangkut barang dan peralatan, kendaraan yang
melewati jalan jika melebihi batas kemampuan jalan akan
mengakibatkan kerusakan jalan, jalanan yang berpotensi
rusak adalah jalur Kelurahan Latuppa-Kecamatan bastem
Utara dianggap Dampak Penting Hipotetik dan akan dikaji
dalam ANDAL.
Kinerja lalu lintas ya Ya Ya Tidak Ya Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan material
berpotensi menimbulkan gangguan lalu-lintas berupa
terjadinya kemacetan lalulintas akibat peningkatan jumlah
kendaraan yang melewati jalan disekitar lokasi kegiatan.
Kegiatan mobilisasi akan dilakukan sesuai dengan
rekomendasi rekayasa lalulintas dari dinas perhubungan
setempat. Sehingga dampak terhadap gangguan lalulintas
darat dari kegiatan Mobilisasi Merupakan Dampak Tidak
Penting Hipotetik namun perlu dilakukan pengelolaan.
4 Kegiaatan Air larian (run off) Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiatan pematangan lahan, diprakirakan akan menimbulkan
Pematangan adanya aliran air permukaan akibat hilangnya berbagai
Lahan vegetasi yang berfungsi dalam mengikat air hujan yang jatuh

I-47
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
pada lahan tersebut. Namun kondisi lahan yang disiapkan
untuk kegiatan konstruksi T/L 275kV Enrekang - Palopo dan
Gitet terkait merupakan lahan dengan kemiringan yang
landai meskipun sebagian di daerah kabupaten Enrekang
merupakan daerah kelerengan terjal akan tetapi tapak
proyek merupakan areal pertanian dan lading sehingga
peningkatan air larian (run off) tidak merubah secara
signifikan bukan merupakan dampak penting hipotetik
Kualiats air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiaatan pematangan lahan akan berdampak terhadap
permukaan penurunan kualitas air dan merupakan dampak lanjutan dari
air larian, penurunan kualitas perairan akan berdampak pada
aliran sungai sekitar tapak proyek yang berdekatan dengan
sungai akan tetapi kecil kemungkinan terjadi dan tidak
signifikan perubahannya. bukan merupakan dampak penting
hipotetik.
Flora Darat Tidak Ya Ya Tidak Ya Kegiatan Pematangan lahan diawali membersihkan lahan
dari vegetasi dan pepohonan yang ada di lokasi kegiatan,
sehingga hal ini akan mengurangi keragaman jenis flora
yang terdapat di sepanjang tapak proyek Pembangunan T/L
275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet terkait. Penurunan
keragaman jenis flora terjadi khususnya daerah Kecamatan
Rantai Bua Kabupaten Toraja Utara dan Kecamatan Bastem
Utara Kabupaten Luwu, kegiatan pematangan lahan sebagai
dampak penting hipotetik dan akan dikaji dalam ANDAL.
Fauna Darat Tidak Ya Ya Tidak Ya Penurunan keragaman jenis flora pada tahap penyiapan
lahan akan berpengaruh terhadap kehidupan fauna yang
berasosiasi dengan keberadaan vegetasi yang berada di
lokasi tapak proyek Pembangunan T/L 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet terkait, sehingga penurunan keragaman

I-48
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
flora akan diikuti dengan keragaman fauna. Mesin mesin
yang digunakan selama masa konstruksi memiliki bunyi yang
cukup keras, dimana fauna yang sensitive dengan hal
tersebut cenderung lari dan menjauh ke tempat yang lebih
tenang. Penurunan jenis fauna terhadap rencana
pembangunan dianggap sebagai dampak penting hipotetik
dan akan dikaji dalam ANDAL.
Limbah Padat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak menimbulkan timbulan limbah yang bersumber hasil
pemotongan/penebangan pohon. Kegiatan pembersihan
lahan yang di dalamnya termasuk
pemotongan/penembangan pohon menghasilkan limbah.
Limbah ini akan berakumulasi sehingga dapat mengganggu
lahan – lahan yang ada di sekitarnya termasuk lahan
pertanian masyarakat. bukan merupakan dampak penting
hipotetik.
Kesempatan Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Dengan adanya kegiatan pematangan lahan T/L 275 kV
Berusaha Enrekang - Palopo dan Gitet terkait, akan membuka
kesempatan masyarakat untuk berusaha dengan membuka
warung untuk memenuhi kebutuhan para pekerja , akan
tetapi berlangsung sesaat karena estimasi pekerjaan cukup
singkat dan tersebar dianggap sebagai bukan merupakan
dampak penting hipotetik.
Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pada tahap konstruksi dikhawatirkan terjadi gangguan K3,
Namun baik pemrakarsa maupun kontraktor telah memiliki
SOP mengenai hal tersebut sehingga tidak termasuk dalam
penting hipotetik namun perlu pengelolaan
5 Pembangunan Longsoran Ya Tidak Ya Tidak Ya Kegiatan pendirian menara berpotensi menimbulkan
Tower kelongsoran di area tapak menara yang berada di area terjal,
Data BPBD Kabupaten Enrekang 2017 umumnya lokasi yang

I-49
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
dilalui tapak proyek berpotensi terjadi longsoran Khusus
Wilayah rawan longsor di kelurahan Tuarak, Bambang
Puang, Mandatte dan Kalosi di kabupaten Enrekang Daerah
Kec. Bastem Utara Kab.Luwu dan Kec. Mungkajang Kota
Palopo merupakan dampak Penting Hipotetik.
Gangguan aktifitas Tidak Ya Ya Tidak Ya Kegiatan ini akan berpotensi mengganggu aktivitas petani
Petani caharian khususnya daerah kabupaten Enrekang dan garapan
pertanian terutama tanaman semusim dalam tapak proyek
tower. dampak penting hipotetik dan akan dikaji dalam
ANDAL.
Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Salah satu sumber kecelakaan kerja adalah bekerja pada
ketinggian. Pihak PT PLN telah memiliki SOP dalam kegiatan
pekerjaan tower yang dipersyaratkan untuk diikuti oleh
semua kontraktor sebagai bagian dari kontrak kerja. bukan
merupakan dampak penting hipotetik namun perlu dilakukan
pengelolaan dan Pemantauan.
6 Penarikan Kinerja lalu lintas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiatan penarikan kawat penghantar dapat menimbulkan
kawat gangguantransportasi terutama di jalur yang terjadi crossing
konduktor dengan jalan raya akan tetapi titik Crosing kurang dari 5 titik
dan hanya satu titik di jalan poros Enrekang-Tana Toraja.
bukan merupakan dampak penting hipotetik
Gangguan Flora Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Panjang jalur jaringan mencapai ±90 km dengan lebar ROW
20 meter. Di sepanjang ROW terdapat beberapa tanaman
baik yang budidaya dan bukan budidaya seperti yang
disajikan pada rona diduga akan mengalami kerusakan
terkhusus yang memiliki ketinggian lebih dari 20 meter akan
tetapi umumnya jalur yang dilewati merupakan ladan

I-50
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
pertanian. bukan merupakan dampak penting hipotetik.

Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiatan pemasangan kabel konduktor pada tiang tower
rawan dengan kecelakan ataupun terjatuhnya material, akan
tetapi setiap kontraktor mengikuti SOP yang telah disekapati.
bukan merupakan dampak penting hipotetik namun masih
perlu dikelola.
Limbah B3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiatan penarikan kabel/konduktor berpotensi menimbulkan
timbulan limbah yang bersumber dari sisa dan kemasan
material yang digunakan. Volume timbulan limbah padat
yang dihasilkan dari kegiatan volume kecil namun sebagian
masih bersifat B3. Berdasarkan uraian ini maka dampak ini
disimpulkan sebagai bukan merupakan dampak penting
hipotetik namun masih perlu dikelola
7 Pembangunan Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pihak PT PLN telah memiliki SOP dalam kegiatan pekerjaan
Gitet GITET yang dipersyaratkan untuk diikuti oleh semua
kontraktor sebagai bagian dari kontrak kerja. bukan
merupakan dampak penting hipotetik namun masih perlu
dikelola.
Limbah B3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Limbah yang dihasilkan umumnya limbah padat akan
ditempatkan pada tempat sampah dan gudang dalam bentuk
konteiner. Selain itu potensi limbah padat yang dihasilkan
tidak terlalu banyak namun sebagian merupakan B3. . bukan
merupakan dampak penting hipotetik. namun masih perlu
dikelola
8 Pemutusan Pendapatan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan setelah
hubungan masyarakat selesainya konstruksi akan menimbulkan dampak terhadap
kerja menurunnya pendapatan penduduk yang sebelumnya
bekerja, namun demikian pemutusan hubungan kerja
dilakukan sesuai dengan perundangan yang berlaku

I-51
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
Sehingga pendapatan masyarakat bukan merupakan
dampak penting hipotetik
Sikap dan Tidak Ya Ya Tidak Ya Timbulnya persepsi masyarakat ketika mereka kehilangan
persepsi pekerjaan mereka karena telah selesainya kegiatan
masyarakat konstruksi. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan merupakan dampak penting hipotetik
B. Tahap Operasional
1 Penyaluran Kebisingan Ya Tidak Ya Tidak Ya Kegiatan Penyaluran listrik dan pengoperasian Gitet
Listrik dan berpotensi menimbulkan kebisingan yang bersumber dari
pengoperasian kabel/konduktor yang tertiup angin. Data menunjukkan
Gitet kebisingan sekitar tapak proyek mencapai 55 dBA s/d 56
dBA (masih di bawah baku mutu). Keberadaan kabel di udara
cenderung menimbulkan kebisingan terutama saat diterpa
angin (kecepatan tinggi). Kebisingan yang ditimbulkan
dikhawatirkan akan melebihi baku mutu kebisingan seperti
yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor 69 Tahun 2010, Tentang Baku Mutu dan Kriteria
Kerusakan Lingkungan Hidup. dampak penting hipotetik dan
akan dikaji dalam ANDAL
Medan Magnet Ya Ya Ya Tidak Ya Bertambahnya pemakaian beban dan besarnya tegangan
dan Medan Listrik yang sudah level eksra tinggi 275 kV pada GI dan transmisi
akan meningkatkan medan magnet dan medan listrik di
sekitar gardu dan transmisi Line. Medan magnet dan medan
listrik yang dihasilkan akan berdampak besar pada penduduk
dan lingkungan sekitar karena akan mengganggu kesehatan
masyarakat sehingga dianggap dampak penting hipotetik dan
akan dikaji dalam ANDAL.
Gejala Korona Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Besarnya tegangan kerja pada T/L dan GI yaitu sebesar 275
kV akan melewati tegangan distrutif 30 kV/m akan dapat

I-52
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
mengionisasi lingkungan sekitar konduktor ditambah dengan
kondisi iklim (kerapatan dan suhu udara) sekitar akan
menyebabkan korona yaitu berupa cahaya putih keunguan
dan bau kebakaran akibat ozonisasi ditambah suara
mendesis sehingga akan membuat resah masyarakat berupa
ketakutan dan kebisingan. Kejadian ini akan berlangsung
fluktuatif yang tergantung keadaan alam sekitar. sehingga
dianggap tidak termasuk dalam penting hipotetik
Tower Roboh Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ketinggian tower > 45 meter, akan membuat resah
masyarakat dengan perasaan tower tersebut akan roboh.
Namun pihak pemrakarsa telah memiliki SOP berupa nilai
kekuatan struktur untuk tower sehingga dianggap dampak
tidak penting hipotetik Namun Masih Perlu pengelolaan
Sambaran Petir Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ketinggian tower > 45 meter menyebabkan tower tersebut
paling tinggi di lingkungannya dan juga konduktor
bertegangan 275 kV yang akan menjadi obyek sambaran
petir, sehingga akan membuat resah masyarakat. Namun
pihak pemrakarsa telah memiliki SOP berupa pemasangan
kawat tanah di tower transmisi yang berfungsi sebagai
penangkal petir sehingga tidak termasuk dalam penting
hipotetik
Potensi ledakan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pada tahap operasi dikhawatirkan terjadi potensi ledakan
dan Kebakran dan kebakaran, Frekuensi kebakaran pada GITET terbilang
rendah selain itu pihak pemrakarsa juga telah menyediakan
fasilitas pemadam kebakaran dan SOP penanganan
kebakaran/ledakan pada GITET sehingga tidak termasuk
dalam penting hipotetik.
Limbah B3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak kegiatan pengoperasian GITET terkait berpotensi
menimbulkan limbah padat dan cair. Sebagian limbah

I-53
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
mengandung limbah B3 yang dibuang/dihasilkan (PCBS)
seperti trafo yang terkontaminasi serta minyak trafo dan oli
bekas. Volume limbah yang dihasilkan mencapai 5.25
kg/hari (asumsi produksi sampah 0,35 kg/org/hari,
Damanhuri E, 2010). Pihak pemrakarsa juga telah
menyiapkan tempat pembuangan sampah. Untuk limbah B3
maka pihak pemrakarsa juga menyediakan penangannya
termasuk penmapungan minyak trafo dan oli bekas. Dapat
disimpulkan Bukan Dampak Penting Hipotetik tapi masih
membutuhkan pengelolaan.
Keresahan Tidak Ya Ya Tidak Ya Pengoperasian Gitet dapat menimbulkan dampak berupa
terjadinya keresahan masyarakat akibat adanya kebisingan
dan isu yang beredar dengan adanya radiasi medan magnet
dan listrik di lingkungan tempat tinggal mereka sehingga
dianggap sebagai dampak penting hipotetik dan akan dikaji
dalam ANDAL
Kesehatan Tidak Ya Ya Tidak Ya Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dapat
Masyarakat menimbulkan dampak berupa Gangguan Kesehatan
Masyarakat berupa penyakit gangguan pendengaran.
Potensi terjadinya dampak cukup tinggi sehingga dianggap
sebagai dampak penting hipotetik dan akan dikaji dalam
ANDAL
Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pada tahap operasi dikhawatirkan terjadi gangguan K3,
Namun pihak pemrakarsa telah memiliki SOP kegiatan
operasional sehingga tidak termasuk dalam penting hipotetik
2 Pemeliharaan Penurunana Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak kegiatan pemeliharaan GITET terkait berpotensi
T/L 275 kV Kualitas air menimbulkan gangguan kualitas air yang bersumber dari
dan Gitet Permukaan pemeliharaan mesin – mesin. Aktivitas pekerja di GITET
terkait berpotensi menimbulkan limbah cair yang dapat

I-54
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

NO. Sumber Jenis Dampak Kriteria Dikajidala Penjelasan


Dampak 1 2 3 4 m ANDAL
mengganggu kualitas air di sekitar GITET. Selain itu adanya
ceceran minyak dari kegiatan pemeliharaan fasilitas GITET.
Jumlah limbah cair yang dihasilkan mencapai 3 m3/hari
(asumsi 15 orang tenaga kerja) dan minyak pelumas 20
liter/bulan. Volume limbah cair yang dihasilkan relatif kecil.
Selain itu setiap bangunan di GITET diinstalasi dengan septic
tank. Selain itu telah disiapkan jergen/tong untuk
menampung minyak bekas. Berdasarkan uraian ini maka
dampak ini disimpulkan sebagai tidak termasuk dalam
penting hipotetik sehingga tidak dikaji dalam Andal namun
masih perlu dikelola
Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pada tahap pemeliharaan dikhawatirkan terjadi gangguan
K3, Namun pihak pemrakarsa telah memiliki SOP kegiatan
operasional sehingga tidak termasuk dalam penting hipotetik

I-55
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Tabel 1.12. Matrik Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan

Tahapan Kegiatan
Komponen Lingkungan A B C Keterangan
  1a 2a 1b 2b 3b 4b 5b 6b 7b 8b 1c 2c A : Tahap Pra-Konstruksi
A. Fisik – Kima B : tahap Konstruksi
Kualitas udara DPH C ; Tahap Operasional
Kebisingan DPH DPH 1a : Penentuan jalur T/L 275 kV
Air larian (run off) DTPH 2a. Pembebasan lahan
Longsoran DPH 1b. Penerimaan Tenaga Kerja
2b. Pembangunan &
Kualitas air permukaan DTPH DTPH
PengoperasianBase camp
Medan magnet dan Medan listrik DPH
3b.Mobilisasi & Demobilisasi
Gejala Korona DTPH
4b Pematangan Lahan
Tower Roboh DTPH 5b : pembangunan Tower
Sambaran Petir DTPH 6b : Penarikan Konduktor
10 Timbulnya Kebakaran DTPH 7b : pembangunan Gitet
11 Limbah B3 DTPH DTPH DTPH 8b : pemutusan Hubungan Kerja
12 Limbah Padat/Domestik DTPH DTPH 1c. Penyaluran Listrik dan
B. Biologi Pengoperasian Gitet
Flora darat DPH DTPH 2c. Pemeliharaan T/L 275 kV
Fauna darat DPH dan Gitet
C. Sosial, Ekonomi dan Budaya
Kesempatan kerja DPH
Kesempatan berusaha DTPH
Pendapatan masyarakat DPH DPH DTPH
Gangguan aktifitas Petani DPH DPH
Sikap dan persepsi masyarakat DPH DPH
Keresahan DPH DPH DPH
D. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat DPH DPH
Ganguan K3 DTPH DTPH DTPH DTPH DTPH DTPH
E. Transportasi
Kerusakan jalan DPH
Kinerja lalu lintas DTPH DTPH

I-56
Dampak potensial

TAHAP PRA KONSTRUKSI


Gangguan aktifitas Petani
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Keresahan
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait Pendapatan masyarakat
KONSTRUKSI
Gangguan mata pencaharian
Kualitas udara
Keresahan
Kebisingan
KONSTRUKSI
Air larian (run off)
Komponen rencana kegiaatan Kualitas udara
Tahapan prakonstruksi
Tahapan konstruksi Longsoran
Kebisingan
Tahapan operasi
Limbah padat
Longsoran
Flora darat
Komponen Lingkungan Hidup Flora darat
Geo-Fisik-Kimia
Fauna darat
Biologi Fauna darat
Sosekbud
kesmas Kesempatan bekerja
Kesempatan bekerja
Tahapan operasi
Kesempatan berusaha
Pendapatan masyarakata

Kegiatan sekitar lokasi Pendapatan masyarakata


Gangguan mata pencaharian
Gangguan aktifitas Petani
Sikap dan persepsi

Saran, pendapat dan Sikap dan persepsi


Identifikasi Kesehatan Masyarakat
tanggapan (SPT) masyarakat Evaluasi dampak
dampak Potensial Kesehatan masyarakat Potensial
Kerusakan jalan
Gangguan K3
Tahap Operasional
Kerusakan jalan
Kebisingan
Dikelola dan dipantau (RKL-RPl)
Kinerja lalu lintas Tahap Konstruksi
Medan magnet dan Listrik
Kualitas Air Permukaan
Tahap Operasional Limbah B3
Keresahan Masyarakat
Limbah Padat/Domestik
Kebisingan Penurunan Pendapatan masyarakat
Kesehatan masyarakat
Gangguan K3
Medan mangnet dan listrik Bukan dampak Kinerja Lalu lintas
Penting hipotetik Tahap Operasional
Gejala Korona Penurunan Kualitas Air
Korona
Tower Roboh Tower Roboh
Sambaran Petir
Sambaran Petir Timbulnya kebakaran
Limbah B3
Timbulnya kebakaran Gangguan K3

Longsoran
Gambar 1.15. Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana kegiatan Pembangunan
Keresahan
T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet
Kesehatan masyarakat

Gangguan K3

I-57
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

1.3 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


1.3.1 Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi diperoleh dengan cara menumpangsusunkan ( overlay) batas wilayah proyek,
batas sosial, batas administrasi, dan batas ekologis. Resultante batas terluar dari batas batas
tersebut merupakan batas wilayah studi. Batas wilayah studi disajikan pada peta batas wilayah
studi.
A. Batas Proyek

Batas wilayah proyek merupakan ruang dari suatu usaha rencana kegiatan untuk melakukan
kegiatan persiapan, konstruksi maupun operasi. Dari ruang inilah sumber dampak yang
dihasilkan terhadap komponen lingkungan ditelah. Batas proyek atau kegiatan yang di maksud
adalah batas areal kegiatan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait.
B. Batas Ekologis

Batas ekologis ditentukan berdasarkan pengaruh langsung rencana kegiatan terhadap


komponen-komponen lingkungan atau merupakan daerah yang secara ekologi akan terkena
dampak dari berbagai bentuk proses alam dengan memperhatikan persebaran dampak.
Persebaran dampak adalah ruang dari suatu rencana kegiatan menurut media trasportasi
limbah (air dan udara) dimana proses alami mengalami perubahan mendasar. Termasuk dalam
ruangan ini adalah lokasi di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang secara ekologis
memberikan dampak terhadap aktifitas usaha kegiatan.
Dampak lingkungan yang timbul pada dasarnya menyebar melalui air, tanah dan udara.
Dengan demikian dalam menentukan batas ekologis perlu mempertimbangkan ruang
persebaran dampak dari kegiatan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet terkait. Batas
ekologis dalam studi AMDAL mencakup ekologi daerah proyek/kegiatan baik sub ekosistem
teresterial maupun sub ekosistem aquatik/ perairan yang saling berhubungan (interaksi) dan
saling ketergantungan (interdependency).
Sub ekosistem teresterial yang dimaksud meliputi penyebaran dampak dari pencemaran udara
akibat kegiatan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait. Sedangkan sub ekosistem
aquatik/perairan meliputi perairan Sub-Daerah Aliran di sekitar kegiatan T/L 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet terkait. Wilayah ekologis ini merupakan suatu wilayah penerima dampak
terhadap kualitas air dari proses T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet terkait.
C. Batas Sosial
Batas Sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan atau kegiatan yang merupakan tempat
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan
(termasuk sistem dan struktur sosial) yang diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar
akibat suatu rencana usaha dan atau kegiatan. Batas sosial mencakup wilayah yang secara
langsung masyarakat akan terkena dampak sosial dari kegiatan T/L 275 kV Enrekang - Palopo
dan Gitet terkait yaitu: Kabupaten Enrekang ,kecamatan (Enrekang, Anggeraja, Alla dan Curio),
Kabupaten Tana Toraja ,Kecamatan (mengkendek, Sangala Selatan dan Sangala Utara),

I-58
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Kabupaten Toraja Utara, kecamatan (Buntao dan Rantaibua) , Kabupaten Luwu Kecamatan
Bastem Utara dan Kota Palopo kecamatang Mangkajang.
D. Batas Administrasi
Batas administratif dipertimbangkan berdasarkan ruang atau wilayah administratif tertentu
didalam lingkup tersebut terdapat aktifitas masyarakat dalam kehidupan sosial budaya dan
sosial ekonomi sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku di dalam ruang tersebut.
Pola persebaran dampak lingkungan juga dipengaruhi oleh kebijakan maupun aturan
pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu pengambilan batas wilayah studi juga
mempertimbangkan batas administrasi. Secara adimistrasi kegiatan proyek berada : Kabupaten
Enrekang ,kecamatan (Enrekang, Anggeraja, Alla dan Curio), Kabupaten Tana Toraja
,Kecamatan (mengkendek, Sangala Selatan dan Sangala Utara), Kabupaten Toraja Utara,
kecamatan (Buntao dan Rantaibua) , Kabupaten Luwu Kecamatan Bastem Utara dan Kota
Palopo kecamatang Mangkajang.
E. Batas Wilayah Studi
Batasan ruang lingkup wilayah studi ANDAL adalah ruang yang merupakan kesatuan dari
keempat wilayah di atas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana
yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknik, dan
metode telaahan. Peta Batas wilayah studi disajikan pada Gambar 1.14.

I-59
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Gambar 1.16. Peta Batas Wilayah Studi

I-60
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

1.3.2 Batas Waktu Kajian


Dalam proses pelingkupan, harus teridentifikasi secara jelas pula batas waktu kajian yang
akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian Andal. Setiap
Dampak Penting Hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri. Penentuan batas
waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona
lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana usaha
dan/atau kegiatan. Batas waktu kajian kegiatan prakonstruksi dan konstruksi sesuai dengan masa
kegiatan tersebut berlangsung, yakni awal tahun 2019, sedangkan masa waktu kajian tahap
operasional berlangsung diasumsikan 5 tahun setelah masa konstruksi selesai (diasumsikan pada
tahun ke 5 proses penyaluran daya listrik antar GITET melalui lintasan kabel/konduktor sudah
berjalan normal dan disesuaikan dengan RUPTL 2016 - 2025).. Batas waktu kajian dalam studi
AMDAL kegiatan T/L 275kV Enrekang - Palopo dan Gitet terkait disajikan dalam Tabel 1.12
Tabel 1.13 Batas Waktu Kajian Studi AMDAL
No Dampak lingkungan Tahun
2019 2020 2021 … 2037
A. Fisik – Kima
1 Kualitas udara
2 Kebisingan
4 Kelongsoran
6 Medan magnet dan Listrik
8 Limbah Padat
B. Biologi
1 Flora darat
2 Fauna darat
C. Sosial, Ekonomi dan Budaya
1 Kesempatan kerja
2 Kesempatan berusaha
3 Pendapatan masyarakat
4 Gangguan Aktifitas Petani
5 Sikap dan persepsi masyarakat
6 Keresahan
D. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat
E. Transportasi
1 Kerusakan jalan

I-61
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Tabel 1.14 Ringkasan Proses Plingkupan Studi AMDAL Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait
Deskripsi Pengelolaan Pelingkupan
Rencana Lingkungan yang
Komponen
Kegiatan yang Sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
yang Terkena Penting Kajian
Menimbulkan Awal Sebagai Potensial Potensial
Dampak Hipotetik
Dampak Bagian Dari
Lingkungan Rencana Kegiatan
Tahap Pra Konstruksi
1. Penentuan Sosialisasi rencana Sosial, Timbulnya Kegiatan penentuan Dampak Desa 3 (tiga) bulan
jalur kegiatan secara Ekonomi dan Keresahan jalur T/L 275 kV yang Penting (Lembang) / mengingat
rutin Budaya masyarakat berpotensi Hipotetik kelurahan yang kegiatan
menimbulkan dilalui di Kab. penentuan jalur
keresahan Enrekang, Tana akan
masyarakat terutama Toraja, Toraja membutuhkan
bagi warga yang Utara , Luwu waktu selama
lahannya atau tempat dan Kota 3(tiga) bulan
tinggalnya akan dilalui Palopo. sesuai dengan
jalur dan lahan yang pertimbangan
merupakan tanah adat. teknis dan
ekonomi
2 Pembebasan Sosial, Pendapatan Adanya kegiatan Dampak Wilayah dilaluli Selama
- UU No. 02 Tahun
Lahan 2012 Ekonomi dan Masyarakat pembebasan lahan Penting tapak proyek pelaksanaan
- Peraturan lain Budaya maka terjadi Hipotetik T/L 275 kV. pembebasan
terkait dengan peningkatan harga Desa
kegiatan lahan (dimulai
pembebasan tanah , bangunan dan (Lembang) /
tanaman akan memicu kelurahan yang Januari 2019,
lahan
pendapatan dilalui di berlangsung
- SOP pembebasan
lahan. masyarakat meningkat Kab.Enrekang, selama 6 bulan

I-62
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai Tana Toraja, hingga Juni
Toraja Utara , 2019)
Luwu dan Kota
Palopo
Pembebasan Sosialisasi Sosial, Gangguan Kegiatan pembebasan Dampak Wilayah dilaluli Selama
Lahan Dengan Ekonomi dan aktifitas Petani dan kompensasi lahan Penting tapak proyek pelaksanaan
Masyarakat, dan Budaya berpotensi Hipotetik. T/L 275 kV. pembebasan
Koordinasi menimbulkan dampak Desa
lahan (dimulai
dengan Gangguan aktifitas (Lembang) /
Pemerintah dan Petani masyarakat kelurahan yang Januari 2019,
Dinas-Dinas khususnya petani dilalui di berlangsung
terkait bawang merah di Kab.Enrekang, selama 6 bulan
kec.Alla Kabupaten Tana Toraja, hingga Juni
Enrekang, petani padi Toraja Utara , 2019.
di Kec.Mengkendek Luwu dan Kota
kab.Tana Toraja dan Palopo.
sekitarnya sangat
bergantung pada lahan
tersebut sebagai
sumber mata pencarian
utamanya.
Pembebasan Sosialisasi Sosial, Keresahan Kegiaatan Dampak Wilayah dilaluli Selama
Lahan Dengan Ekonomi dan masyarakat pembebasan lahan Penting tapak proyek pelaksanaan
Masyarakat Budaya tidak sesuai dengan Hipotetik. T/L 275 kV. pembebasan
secara rutin, dan kesepakatan bersama Desa
lahan (dimulai
Koordinasi dapat menimbulkan (Lembang) /
dengan keresahan bagi kelurahan yang Januari 2019,
berlangsung

I-63
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal
PemerintahSebagai
dan masyarakat yang dilalui di selama 6 bulan
Dinas-Dinas dilahannya dilalui jalur Kab.Enrekang, hingga Juni
terkait . T/L 275kV. Baik Tana Toraja, 2019.
terganggunya mata Toraja Utara ,
pencarian maupun Luwu dan Kota
kurang jelasnya proses Palopo
pembebasan lahan.
Tahap Konstruksi
1 Penerimaan  Memberi Sosial, Kesempatan Pelaksanaan kegiatan Dampak Desa 2 tahun selama
Tenaga Kerja kesempatan yang Ekonomi dan Kerja konstruksi T/L 275 kV Penting (Lembang) / kegiatan
Konstruksi luas kepada Budaya akan membutuhkan Hipotetik kelurahan yang konstruksi
penduduk yang tenaga kerja konstruksi dilalui di
berlangsung
bermukim yang cukup banyak. Kab.Enrekang,
Tenaga kerja ini akan Tana Toraja, (Bulan Juli
disekitar
lokasi,untuk disuplai oleh kontraktor Toraja Utara , 2019 – Juni
diterima sebagai yang melakukan Luwu dan Kota 2021)
tenaga kerja kegiatan konstruksi T/L Palopo
konstruksi. 275 kV dan terbukanya
 Penerimaan kesempatan kerja ini
dan penempatan akan diperebutkan oleh
tenaga kerja masyarakat di sekitar
disesuaikan lokasi kegiatan.
dengan
kebutuhan dan
keterampilan
yang dimiliki.
 Memberikan

I-64
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yangSudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai
upah tenaga kerja
minimum sesuai
Upah Minimum
Propinsi Sulawesi
Selatan
Penerimaan  Memberi Sosial, Pendapatan Dampak peningkatan Dampak Kampung yang 2 tahun selama
Tenaga Kerja kesempatan yang Ekonomi dan Masyarakat pendapatan Penting berada di kegiatan
Konstruksi luas kepada Budaya masyarakat merupakan Hipotetik sekitar lokasi konstruksi
penduduk yang dampak turunan dari kegiatan
berlangsung
bermukim terbukanya
peningkatan (Bulan Juli
disekitar
lokasi,untuk kesempatan kerja. Sifat 2019 – Juni
diterima sebagai dampak turunan adalah 2021)
tenaga kerja mengikuti sifat dampak
konstruksi. primernya
 Penerimaan
dan penempatan
tenaga kerja
disesuaikan
dengan
kebutuhan dan
keterampilan
yang dimiliki.
 Memberikan
upah tenaga kerja
minimum sesuai
Upah Minimum

I-65
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yangSudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai
Provinsi Sulawesi
Selatan
Penerimaan  Memberi Sosial, Sikap dan Timbulnya persepsi Dampak Kampung yang 2 tahun selama
Tenaga Kerja kesempatan yang Ekonomi dan Persepsi masyarakat akan Penting berada di kegiatan
Konstruksi luas kepada Budaya Masyarakat menjadi positif pada Hipotetik sekitar lokasi konstruksi
penduduk yang saat salah satu anggota kegiatan berlangsung
bermukim keluarganya diterima (Bulan Juli
disekitar sebagai tenaga kerja 2019 – Juni
lokasi,untuk sedangkan yang lain 2021)
diterima sebagai tidak. Namun sikap dan
tenaga kerja persepsi ini akan dapat
konstruksi. menjadi negative bagi
 Penerimaan penduduk yang tidak
dan penempatan dilibatkan dalam
tenaga kerja kegiatan proyek. Sikap
disesuaikan dan persepsi
dengan masyarakat terhadap
kebutuhan dan rencana kegiatan
keterampilan merupakan dampak
yang dimiliki. penting hipotetik
 Memberikan
upah tenaga kerja
minimum sesuai
Upah Minimum
Provinsi Sulawesi
Selatan
2 Pembangunan Penyediaan fasilitas Fisik-Kima Limbah Aktivitas tenaga kerja Dampak - -

I-66
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan
dan Awal
sanitasi, Sebagai
jamban, padat/domestik untuk kegiatan di Tidak
Pengoperasian tempat sampah basecamp akan Penting
Basecamp yang memadai menghasilkan limbah Hipotetik
Pembuatan domestic padat yang
dapat mencemari
lingkungan di sekitar
lokasi basecamp.
3 Mobilisasi & Tidak ada. Fisik-Kima Kualitas Udara Kegiatan mobilisasi Dampak Jalur 2 tahun selama
Demobilisasi peralatan dan bahan Penting pengangkutan kegiatan
peralatan dan material berpotensi Hipotetik Kec.Curio, konstruksi
material Kab.Enrekang, berlangsung
menimbulkan
Kec.sangala (Bulan Juli
perubahan kualitas Utara-Buntao. 2019 – Juni
udara dengan Kab.Toraja 2021)
meningkatnya Utara dan
konsentrasi gas polutan Kec.Bastem
disekitar jalur jalan Utara Kab.
yang dilalui kendaraan Luwu.
pengangkut yang
digunakan. Polutan
bersumber dari emisi
gas buang kendaraan
seperti Sulfur Dioksida
(SO2), Karbon
Monoksida (CO),
Nitrogen Dioksida

I-67
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai (NO2), Timah Hitam
(Pb) dan Hidrogen
Sulfida (H2S). Selain
emisi gas yang
dihasilkan, konsentrasi
partikel debu di sekitar
jalur jalan masuk lokasi
kegiatan diperkirakan
juga akan meningkat
akibat tekanan roda
kendaraan yang
melintas terutama jalur
menuju Kecamatan
Buntao, Kecamatan
Rantai Bua di
Kabupaten Toraja
Utara beserta
kecamatan Curio
Kabupaten Enrekang
Mobilisasi Tidak Fisik-Kima Kebisingan Kendaraan pengangkut Dampak Jalur 2 tahun selama
peralatan dan mengoperasikan peralatan dan material Penting pengangkutan kegiatan
material mesin yang memiliki akan menimbulkan Hipotetik Kec.Curio, konstruksi
tingkat kebisingan kebisingan sepanjang Kab.Enrekang, berlangsung
tinggi pada waktu perjalanannya dan Kec.sangala (Bulan Juli
malam hari pada saat melewati Utara-Buntao. 2019 – Juni

I-68
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai rumah penduduk akan Kab.Toraja 2021)
berdampak mengurangi Utara dan
kenyamanan penduduk Kec.Bastem
berupa kebisingan Utara Kab.
yang berada dekat Luwu.
lokasi proyek.
Kebisingan ini tidak
boleh terjadi sepanjang
hari, karena akan
mengganggu penduduk
sekitar. Tingkat
kebisingan terhadap
rencana kegiatan
merupakan dampak
penting hipotetik.
Mobilisasi - Kesehatan Kesehatan Terjadinya perpindahan Dampak Wilayah 2 tahun selama
peralatan dan Masyarakat Masyarakat material dan alat Penting pemukiman kegiatan
material menyebabkan debu Hipotetik yang konstruksi
dan kebisingan yang merupakan berlangsung
dapat mengganggu Jalur (Bulan Juli
kesehatan masyarakat, pengangkutan 2019 – Juni
dimungkinkan juga Kec.Curio, 2021)
terjadinya persebaran Kab.Enrekang,
penyakit menular dari Kec.sangala
pekerja yang berasal Utara-Buntao.
dari luar daerah. Kab.Toraja
Sehingga Kesehatan Utara dan

I-69
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai Masyarakat merupakan Kec.Bastem
dampak penting Utara Kab.
hipotetik Luwu
Mobilisasi Pemantauan dan Transportasi Kerusakan jalan Jalan di sekitar Dampak Jalur (2 tahun
peralatan dan perbaikan jalan kegiatan pasti dilewati Penting transfortasi selama
material secara berkala kendaraan berat yang Hipotetik kel.latuppa-Kec. kegiatan
mengangkut barang Bastem Utara konstruksi
dan peralatan, dan jalur berlangsung
kendaraan yang Kec.Rantai Bua. (Bulan Juli
melewati jalan jika 2019 – Juni
melebihi batas 2021)
kemampuan jalan
maka akan terjadi
kerusakan jalan,
namun melihat kondisi
di lapangan, yang
masih lengang dari
kendaraan dan kontur
jalan yang masih baik.
Kerusaan jalan
berpotensi di daerah
jalur kelurahan Latuppa
menuju Kec.Bastem
Utara dan jalur menuju
Kec. Rantaibua Kab.
Toraja Utara.
Mobilisasi - Melakukan Transportasi Kinerja lalu Terjadinya peningkatan Dampak Jalur 2 tahun selama

I-70
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan
peralatan dan Awal
kordinasiSebagai
dengan lintas kendaraan yang Tidak transfortasi kegiatan
material pihak Polsek melewati jalan disekitar Penting kel.latuppa-Kec. konstruksi
khusus jalur lokasi meningkatkan Hipotetik Bastem Utara berlangsung
kec.Rantai Bua keramaian lalu lintas namun perlu dan jalur (Bulan Juli
Kabupaten yang signifikan, Pengelolaan Kec.Rantai Bua. 2019 – Juni
Toraja Utara sehingga berpotensi 2021)
- Pemasangan menimbulkan
rambu-rambu kemacetan pada titik
lalulintas di keramain seperti objek
sekitar lokasi wisata Kete Kusu
kegiatan dan Toraja Utara, jalur
menempatkan menuju Kec. Bastem
petugas pada Utara dan Kec. Curio.
jalan keluar
masuk
kendaraan
proyek
4 Kegiatan Tidak ada Komponen Air larian (run Kegiatan pematangan Dampak - -
Pematangan fisika-kimia off) lahan, diprakirakan tidak penting
Lahan akan menimbulkan hipotetik
adanya aliran air
permukaan akibat
hilangnya berbagai
vegetasi yang berfungsi
dalam mengikat air
hujan yang jatuh pada
lahan tersebut. Namun

I-71
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai kondisi lahan yang
disiapkan untuk
kegiatan konstruksi T/L
275kV Enrekang -
Palopo dan Gitet terkait
merupakan lahan
dengan kemiringan
yang landai meskipun
sebagian di daerah
kabupaten Enrekang
merupakan daerah
kelerengan terjal akan
tetapi tapak proyek
merupakan areal
pertanian dan ladang
sehingga peningkatan
air larian (run off) tidak
merubah secara
signifikan.
Pematangan Tidak ada Komponen Penurunan Dampak ini merupakan Dampak - -
lahan kimia, berupa kualitas air dampak lanjutan dari tidak penting
penurunan permukaan air larian, penurunan hipotetik,
kualitas perairan akan
kualitas air
berdampak pada aliran
sebagai akibat air sungai sekitar tapak
dari proyek yang
peningkatan berdekatan dengan

I-72
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai Run Off yang sungai, akan tetapi
menimbulkan kecil kemungkinan
erosi yang terjadi.
masuk ke
badan air di
sekitar tapak
GITET
Pematangan Tidak ada egiatan Limbah Padat Kegiatan pembersihan Dampak - -
lahan penyiapan lahan yang didalamnya tidak penting
lahan tower, termasuk hipotetik
pemotongan/penebang
GITET dan
an pohon menghasilkan
Jalur transmisi limbah. Limbah ini akan
berpotensi berakumulasi sehingga
menimbulkan dapat menganggu
timbulan lahan – lahan yang ada
limbah yang disekitarnya termasuk
bersumber lahan pertanian
masyarakat
hasil
pemotongan/
penebangan
pohon
Pematangan Tidak ada Komponen Penurunan Kegiatan Pematangan Dampak Lokasi tapak 2 tahun selama
lahan Biologi Flora darat lahan diawali penting tower kegiatan
membersihkan lahan Hipotetik konstruksi
dari vegetasi dan berlangsung

I-73
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai pepohonan yang ada di (Bulan Juli
lokasi kegiatan, 2019 – Juni
sehingga hal ini akan 2021)
mengurangi keragaman
jenis flora yang
terdapat di sepanjang
tapak proyek
Pembangunan T/L 275
kV Enrekang - Palopo
dan Gitet terkait.
Penurunan keragaman
jenis flora terjadi
khususnya daerah
Kecamatan Rantai Bua
Kabupaten Toraja
Utara dan Kecamatan
Bastem Utara
Kabupaten Luwu
Pematangan Tidak ada Komponen Penurunan Penurunan keragaman Dampak Lokasi tapak 2 tahun selama
lahan Biologi Fauna darat jenis flora pada tahap penting tower kegiatan
penyiapan lahan akan Hipotetik konstruksi
berpengaruh terhadap berlangsung
kehidupan fauna yang (Bulan Juli
berasosiasi dengan 2019 – Juni
keberadaan vegetasi 2021).
yang berada di lokasi
tapak proyek

I-74
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai Pembangunan T/L 275
kV Enrekang - Palopo
dan Gitet terkait,
sehingga penurunan
keragaman flora akan
diikuti dengan
keragaman fauna.
Mesin mesin yang
digunakan selama
masa konstruksi
memiliki bunyi yang
cukup keras, dimana
fauna yang sensitive
dengan hal tersebut
cenderung lari dan
menjauh ke tempat
yang lebih tenang
Pematangan Tidak ada Fisik-Kimia Limbah Padat menimbulkan timbulan Dampak - -
lahan limbah yang bersumber tidak penting
hasil Hipotetik
pemotongan/penebang
an pohon. Kegiatan
pembersihan lahan
yang di dalamnya
termasuk
pemotongan/penemban
gan pohon

I-75
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai menghasilkan limbah.
Limbah ini akan
berakumulasi sehingga
dapat mengganggu
lahan – lahan yang ada
di sekitarnya termasuk
lahan pertanian
masyarakat
Pematangan Tidak ada Sosial- Kesempatan Dengan adanya Bukan - -
lahan ekonomi berusaha kegiatan pematangan dampak
lahan T/L 275kV penting
Enrekang - Palopo dan hipotetik
Gitet terkait, akan
membuka kesempatan
masyarakat untuk
berusaha dengan
membuka warung
untuk memenuhi
kebutuhan para pekerja
, akan tetapi
berlangsung sesaat
karena estimasi
pekerjaan cukup
singkat dan tersebar
Pematangan Pelaksanaan Komponen Gangguan K3 Pada saat konstruksi Bukan Sekitar lokasi 2 tahun selama
kegiatan
lahan disesuaikan dengan Kesehatan dikhwatirkan terjadi dampak tapak proyek konstruksi
SOP yang ada Masyarakat gangguan K3 saat penting berlangsung
(Bulan Juli

I-76
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai kegiaatan pembersihan hipotetik tapi 2019 – Juni
2021)
lahan dan penebangan masih perlu
pohon. pengelolaan
5 Pembangunan Tidak ada Komponen Longsor Kegiatan pendirian dampak Lokasi tapak 2 tahun selama
Tower Geoifisik menara berpotensi penting tower yang kegiatan
menimbulkan hipotetik berada pada konstruksi
kelongsoran di area posisi yang berlangsung
tapak Menara saat terjal. (Bulan Juli
penggalian yang 2019 – Juni
berada di area 2021).
terjal.Khusus Wilayah
rawan longsor di
kelurahan Tuarak,
Bambang Puang,
Mandatte dan Kalosi di
kabupaten Enrekang
Tidak ada Komponen Limbah Padat Volume timbunan Bukan setiap Lokasi
Geoifisik limbah padat yang dampak tapak tower.
dihasilkan dari penting
kegiaatan konstruksi hipotetik tapi
tower masih dalam masih perlu
volume kecil dikelola.
Tidak adai Sosial Gangguan Kegiatan ini akan Dampak Lokasi 2 tahun selama
-ekonomi aktifitas Petani berpotensi Penting Pertanian pada kegiatan
mengganggu aktivitas Hipotetik tapak proyek konstruksi
petani dan garapan berlangsung
petani terutama (Bulan Juli

I-77
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai tanaman semusim 2019 – Juni
dalam beraktivitas. 2021)
Tapak tower yang
terletak di lahan
tanaman musiman
seperti tanaman
bawang merah.
Pekerjaan Kesehatan Gangguan K3 Salah satu sumber Bukan Wilayah tapak 2 tahun selama
Konstruksi sesuai Masyarakat kecelakaan kerja Dampak proyek kegiatan
SOP adalah bekerja pada Penting konstruksi
ketinggian. Pihak PT Hipotetik berlangsung
PLN telah memiliki tapi masih (Bulan Juli
SOP dalam kegiatan perlu 2019 – Juni
pekerjaan tower yang dikelola 2021)
dipersyaratkan untuk
diikuti oleh semua
kontraktor sebagai
bagian dari kontrak
kerja
6 Penarikan Tidak ada Kinerja lalu Gangguan atau Kegiatan penarikan Bukan - -
kabel lintas munculnya titik kawat penghantar dampak
Konduktor (kemacetan) kemacetan dapat menimbulkan penting
hipotetik
gangguan
transportasi terutama di
jalur yang terjadi
crossing dengan jalan

I-78
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai raya, akan tetapi titik
crosing kurang dari 5
titik dan hanya 1 titik
yang melintas di jalan
poros Enrekang-Tana
Toraja.
Pekerjaan Komponen Hilangnya Panjang jalur kabel Bukan - -
Konstruksi sesuai Biologi vegetasi darat. konduktor kurang lebih Dampak
SOP 90 Km dengan penting
Hipotetik.
melintasi 5 kabupaten
dan umumnya tapak
proyek dilalui adalah
lahan pertanian dan
ladang.
Kegiatan Limbah B3 Volume timbulan Bukan Tapak jalur Kegiaatan
penarikan limbah padat yang Dampak tower Proyek penarikan
kabel/kondukt dihasilkan dari kegiatan Penting Tabel
or berpotensi Hipotetik, Konduktor
volume kecil namun
menimbulkan tapi masih berlangsung 9
timbulan sebagian masih bersifat perlu bulan
limbah yang B3 dikelola.
bersumber
dari sisa dan
kemasan
material yang
digunakan

I-79
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal
Pekerjaan Sebagai Komponen Terjadinya Kegiatan pemasangan Bukan Tapak Tower Kegiaatan
Konstruksi sesuai Kesehatan Kecelakaan kabel konduktor pada dampak penarikan
SOP Masyarakat Kerja tiang tower rawan penting Tabel
dengan kecelakan Hipotetik Konduktor
ataupun terjatuhnya tapi masih berlangsung 9
material, akan tetapi perlu bulan
setiap kontraktor dikelola
mengikuti SOP yang
telah disekapati.
7 Pembangunan Pekerjaan Komponen Terjadinya Pihak PT PLN telah Bukan Tapak proyek Pembangunan
Gitet Konstruksi sesuai Kesehatan Kecelakaan memiliki SOP dalam dampak Pembangunan akan akan
SOP Masyarakat Kerja kegiatan pekerjaan penting Gitet membutuhkan
GITET yang Hipotetik waktu
dipersyaratkan untuk tapi masih konstruksi
diikuti oleh semua perlu selama 10
kontraktor sebagai dikelola bulan
bagian dari kontrak
kerja
Penyedian Tempat Kegiatan Limbah B3 Limbah yang dihasilkan Bukan Tapak proyek Pembangunan
penampungan pembangunan umumnya limbah padat Dampak Pembangunan akan
Sementara Gitet akan ditempatkan pada Penting Gitet membutuhkan
berpotensi tempat sampah dan Hipotetik, waktu
menimbulkan gudang dalam bentuk tapi masih konstruksi
timbulan konteiner. Selain itu perlu selama 10
limbah yang potensi limbah padat dikelola. bulan
bersumber yang dihasilkan tidak
dari sisa dan terlalu banyak namun

I-80
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai kemasan sebagian merupakan
material yang B3
digunakan
8 Pemutusan Pemutusan Sosial, Penurunan Pemutusan hubungan Dampak Para Pekerja 2 bulan setelah
Hubungan hubungan kerja Ekonomi dan Pendapatan kerja yang dilakukan Tidak Konstruksi. pekerjaan
Kerja harus sesuai Budaya masyarakat setelah selesainya Penting konstrksi
dengan Undang- konstruksi akan Hipotetik selesai
undang Republik menimbulkan dampak tapi masih
Indonesia No.13 terhadap menurunnya perlu
Tahun 2003 tentang pendapatan penduduk dikelola
Ketenagakerjaan yang sebelumnya
atau peraturan bekerja.
tentang
ketenagakerjaan
yang berlaku
setelahnya.
Pemutusan Sosial, Sikap dan Timbulnya persepsi Dampak Para Pekerja 2 bulan setelah
hubungan kerja Ekonomi dan persepsi masyarakat ketika Penting Konstruksi. pekerjaan
harus sesuai Budaya masyarakat mereka kehilangan Hipotetik konstrksi
dengan Undang- pekerjaan mereka selesai
undang Republik karena telah selesainya
Indonesia No.13 kegiatan konstruksi.
Tahun 2003 tentang Sikap dan persepsi
Ketenagakerjaan masyarakat terhadap
atau peraturan rencana kegiatan
tentang merupakan dampak
ketenagakerjaan penting hipotetik

I-81
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal
yang Sebagai
berlaku
setelahnya

Menjalin hubungan
baik dan komunikasi
dengan warga
masyarakat
Tahap Operasional
1 Penyaluran Tidak ada Fisik-Kimia Kebisingan Keberadaan kabel di Dampak Wilayah sekitar Selama
Listrik dan udara cenderung penting tapak proyek kegiaatan
Pengoperasian menimbulkan Hipotetik Operasional
Gitet kebisingan terutama berlangsung
saat diterpa angin
(kecepatan tinggi).
Kebisingan yang timbul
dikhawatirkan akan
melebihi baku mutu
Terdapat SOP Fisik-Kimia Medan magnet Bertambahnya Dampak Wilayah sekitar Selama
mengenai jarak dan medan pemakaian beban dan penting tapak dan kegiatan
aman dan jarak listrik besarnya tegangan Hipotetik ROW proyek Operasional
bebas dari jaringan yang sudah level eksra berlangsung
bertegangan tinggi 275 kV pada GI
dan transmisi akan
meningkatkan medan
magnet dan medan
listrik di sekitar gardu
dan transmisi Line.

I-82
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai Medan magnet dan
medan listrik yang
dihasilkan akan
berdampak besar pada
penduduk dan
lingkungan sekitar
karena akan
mengganggu
kesehatan masyarakat
Tidak Ada Fisik-Kimia Gejala korona Besarnya tegangan Dampak Wilayah sekitar Selama
kerja pada T/L dan GI tidak penting tapak dan kegiatan
yaitu sebesar 275 kV Hipotetik ROW proyek Operasional
akan melewati namun Perlu berlangsung
tegangan disruptif 30 dikelola
kV/m akan dapat
mengionisasi
lingkungan sekitar
konduktor ditambah
dengan kondisi iklim
(kerapatan dan suhu
udara) sekitar akan
menyebabkan korona
yaitu berupa cahaya
putih keunguan dan
bau kebakaran akibat
ozonnisasi ditambah
suara mendesis

I-83
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai sehingga akan
membuat resah
masyarakat berupa
ketakutan dan
kebisingan. Kejadian ini
akan berlangsung
fluktuatif yang
tergantung keadaan
alam sekitar,
Terdapat SOP Fisik Tower roboh Ketinggian tower > 45 Dampak Wilayah sekitar Selama
mengenai kekuatan meter, akan membuat Tidak tapak proyek kegiatan
struktur tower resah masyarakat Penting Operasional
dengan perasaan tower Hipotetik berlangsung
tersebut akan roboh. tapi masih
Namun pihak perlu
pemrakarsa telah dikelola
memiliki SOP berupa
nilai kekuatan struktur
untuk tower
Terdapat SOP Fisika – kimia Sambaran petir Ketinggian tower > 45 Dampak Wilayah sekitar Selama
mengenai proteksi meter menyebabkan Tidak tapak proyek kegiaatan
petir pada jaringan tower tersebut paling Penting Operasional
transmisi. tinggi di lingkungannya Hipotetik berlangsung
dan juga konduktor tapi masih
bertegangan 275 kV perlu
yang akan menjadi dikelola
obyek sambaran petir,

I-84
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai sehingga akan
membuat resah
masyarakat. Namun
pihak pemrakarsa telah
memiliki SOP berupa
pemasangan kawat
tanah di tower transmisi
yang berfungsi sebagai
penangkal petir
Terdapat SOP Fisik-Kima Potensi ledakan Pada tahap operasi Dampak Wilayah sekitar Selama
mengenai potensi dan kebakaran dikhawatirkan terjadi Tidak tapak proyek kegiaatan
ledakan dan potensi ledakan dan Penting Operasional
kebakaran kebakaran, Namun Hipotetik berlangsung
pihak pemrakarsa telah tapi masih
memiliki SOP apabila perlu
terjadi hal tersebut dikelola
sehingga tidak
termasuk dalam
penting hipotetik
Kegiatan Limbah B3 Volume limbah yang Dampak Wilayah sekitar Selama
pengoperasian dihasilkan mencapai Tidak tapak proyek kegiaatan
GITET terkait 5.25 kg/hari (asumsi Penting Operasional
berpotensi produksi sampah 0,35 Hipotetik berlangsung
menimbulkan kg/org/hari, Damanhuri tapi masih
limbah padat E, 2010). Pihak perlu
dan cair pemrakarsa juga telah dikelola
menyiapkan tempat

I-85
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai pembuangan sampah.
Disimpulkan
Terus menerus Sosial, Keresahan Pengoperasian Gitet Dampak Masyarakata Selama
menjalin hubungan Ekonomi dan dapat menimbulkan Penting yang berada kegiaatan
baik dan komunikasi Budaya dampak berupa Hipotetik sekitar tapak Operasional
dengan warga terjadinya keresahan proyek. berlangsung
masyarakat akibat
adanya kebisingan dan
isu yang beredar
dengan adanya radiasi
medan magnet dan
listrik di lingkungan
tempat tinggal mereka.
- Kesehatan Kesehatan Penurunan kualitas Dampak Kampung yang Selama
Masyarakat Masyarakat udara dan peningkatan Penting berada di lokasi kegiaatan
kebisingan dapat Hipotetik kegiatan Operasional
menimbul-kan dampak berlangsung
berupa peningkatan
gangguan
pendengaran. Potensi
terjadinya dampak
cukup tinggi.
Terdapat SOP Kesehatan Gangguan K3 Pada tahap operasi Dampak Masyarakat dan Selama
mengenai gangguan Masyarakat dikhawatirkan terjadi Tidak para pekerja kegiaatan
K3 gangguan K3, Namun Penting sekitar tapak Operasional
pihak pemrakarsa telah Hipotetik proyek berlangsung
memiliki SOP kegiatan tapi masih

I-86
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal Sebagai operasional sehingga perlu
tidak termasuk dalam dikelola
penting hipotetik
2 Kegiaatan Tidak ada Kegiaatan Penurunan Aktivitas pekerja di Dampak Di sekitar Gitet Selama
Pemeliharaan Pemeliharaan Kualitas Air Gitet berpotensi Tidak kegiatan
Pemeliharaan Gitet dan menimbulkan limbah Penting Operasional
Gitet dan Transmisi cair yang dapat Hipotetik Berlangsung
Transmisi Line Laine T/L 275 mengganggu kualitas tapi masih
T/L 275 KV kV air di sekitar Gitet. perlu
Selain itu adanya dikelola
ceceran minyak dari
kegiatan pemeliharaan
fasilitas Gitet. Jumlah
limbah cair yang
dihasilkan mencapai 3
m3/hari (asumsi 15
orang tenaga kerja) dan
minyak pelumas 20
liter/bulan. Volume
limbah cair yang
dihasilkan relatif kecil.
Selain itu setiap
bangunan di Gitet
diinstalasi dengan
safety tank
Terdapat SOP Kesehatan Gangguan K3 Pada tahap Dampak Masyarakat dan Selama
mengenai gangguan Masyarakat pemeliharaan Tidak para pekerja kegiaatan

I-87
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait

Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan


Rencana Lingkungan yang Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
Kegiatan yang Sudah yang Terkena Penting Kajian
Potensial Potensial
Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Hipotetik
Menimbulkan Awal
K3 Sebagai dikhawatirkan terjadi Penting sekitar tapak Operasional
gangguan K3, Namun Hipotetik proyek berlangsung
pihak pemrakarsa telah
memiliki SOP kegiatan
operasional sehingga
tidak termasuk dalam
penting hipotetik

I-88

Anda mungkin juga menyukai