Bab 1
Bab 1
BAB I
PENDAHULUAN
- Pekerjaan sondir dengan kapasitas 2 ton hingga mencapai kedalaman tanah keras
atau cone resistance 150 kg/cm2
- Boring test dengan bor tangan (Hand-Auger ”A”) dengan kedalaman sampai 6 meter
dari permukaan tanah.
- Pengambilan contoh tanah
- Analisis Laboratorium: Lithologi soil description, Specific gravity test
Di dalam penentuan jalur jaringan transmisi T/L 275 KV, memiliki beberapa
pertimbangan, seperti :
I-1
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
1. Meminimalkan panjang jaringan transmisi hal ini dilakukan untuk mengurangi daerah
yang terkena dampak dan meminimalkan biaya untuk pembangunan jaringan
transmisi T/L 275 kV serta mengurangi jumlah kehilangan energi (Energy Loss) di
jaringan;
2. Mengurangi dampak terhadap keandalan sistem transmisi yang ada selama
konstruksi;
3. Jaringan listrik dengan tegangan lebih rendah dari 275 kV yang dilewati akan
diposisikan di bawah jaringan transmisi T/L 275 kV yang direncanakan;
4. Menghindari permukiman padat;
5. Menghindari situs lingkungan yang sensitif, seperti kawasan hutan lindung, tempat
suci, situs arkeologis yang signifikan, daerah dengan spesies terancam atau hampir
punah atau spesies yang memerlukan perhatian khusus, tanah pemerintah dll;
6. Memiliki akses yang mudah pada saat pelaksanaan kegiatan konstruksi;
7. Lokasi tapak menara merupakan area yang tidak rawan terjadi banjir; dll.
Jalur tapak tower transmisi line (T/L) 275 kV dan Gitet terkait dapat dilihat Pada Gambar
1.1
I-2
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Gambar 1.1 Jalur tapak tower transmisi line (T/L) 275 kV dan Gitet
2. Pembebasan Lahan
I-3
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Tanah yang dibebaskan adalah tanah tapak tower dengan luas yang sesuai dengan jenis
tower yang dipasang. Kegiatan pembebasan lahan dilakukan melalui tahap-tahap:
- sosialisasi,
- inventarisasi luas, status, dan kepemilikian tanah
- musyawarah ganti rugi tanah bersama masyarakat (pemilik tanah), pejabat BPN/Camat
setempat,
- pembayaran ganti rugi; pelaksanaan pembayaran ganti rugi akan dilakukan oleh pihak
PLN langsung ke pemilik lahan.
Kebutuhan tanah untuk keperluan tapak tower T/L 275 kV Enrekang - Palopo ditunjukkan pada
Tabel 1.1
Tabel 1.1 Luas Tapak Tower Sirkit Ganda Menurut Tipe
Lahan yang akan dibebaskan untuk tapak menara T/L 275 kV Enrekang - Palopo
masih dalam tahap inventarisasi pemilik lahan dan didalam pelaksanaan kegiatan
pembebasan lahan pihak Pemrakarsa akan melakukan kegiatan sosialisasi terhadap warga
masyarakat sebelum pelaksanaan pembebasan lahan untuk lokasi tapak menara agar tidak
terjadi konflik sosial.
Peraturan yang menjadi dasar dalam pembebasan lahan milik masyarakat untuk
kepentingan Umum termasuk dalam bidang ketenagalistrikan :
I-4
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
1. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
2. Undang-undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Um urn
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Urnum
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umurn
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
9. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2003, tentang Norma
dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
10. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.47/MENHUT•Il/2013,
tentang Pedoman, Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu pada
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
12. Peraturan Direksi PLN nomor : 0344.P/DIR/2016 tentang Pengadaan Lahan di
Lingkungan PT. PLN (persero ).
Kegiatan pengadaan lahan akan dilaksanakan oleh tim dalam Penilaian Harga
Tanah ini adalah melalui lembaga Penilai (Appraisal) Harga Tanah yang bersifat
independen sebagaimana diatur melalui Undang-undang No.2 Tahun 2012 dan Perpres
No.71 Tahun 2012. Penilaian tidak hanya terhadap tanah tapi juga terhadap tanaman dan
bangunan yang berada pada lahan yang akan dibebaskan.
I-5
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Tahapan pengadaan lahan adalah maksimum 458 hari termasuk waktu keberatan hingga ke
MA.
a. Persiapan membutuhkan waktu sekitar 258 Hari antara lain kegiaatan Pemberitahuaan
rencana pembangunan kemasyarakata 20 hari, Pendataan awal maks 30 hari kerja,
Konsultasi Publik 60 Hari dan Ulang 30 Hari, Kajian Rekomendasi 14 hari ,Gugatan Penetapan
lokasi hingga ke MA 104 hari .
b. Pelaksanaan lapanagn membutuhkan 200 Hari antara lain kegiatan Inventarisasi 72 hari dan
Ganti rugi hingga kebaratan ke MA 128 Hari.
Tabel 1.2
Rencana jumlah tenaga kerja tahap konstruksi
Jumlah
No Jabatan Keterangan
(orang)
Administrasi/Kantor
1. Project Director 1 -
2. Project Control 2 -
3. Fabrication Manager 1 -
4. Engineering Manager 1 -
5. Construction Manager 1 -
6. Procruitment Manager 1 -
7. Finance Manager 1 -
8. Site Manager 4 -
I-6
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
9. Site Office 28 -
Pekerjaan Pondasi Tower
10. Satu Grup Kerja 15 1 tower, 14 hari
Pekerjaan Erection Tower
11. Satu Grup Kerja 20 1 tower, beban 4000 kg
Pendirian Tower dan Pemasangan Isolator dan Accessories
12. Satu Grup Kerja 14 1 tower, 6 hari
Penarikan kabel (stringing)
13. Satu Grup Kerja 43 10 km, 1 bulan
Pembangunan Gradu Induk dan Switcyard 275 Kv
14. Persiapan 10
15. Pekerjaan sipil 25 1 grup kerja
16. Pekerjaan mekanikal 20
Jumlah 187
Sumber : PT. PLN (Persero), 2018
Pemrakarsa dalam pelaksanaan tahap konstruksi akan bekerja sama dengan pihak ketiga atau
kontraktor. Oleh karena itu, rekruitmen tenaga kerja akan dilakukan oleh kontraktor yang
bersangkutan, namun demikian pemrakarsa membebankan kontraktor untuk memprioritaskan
tenaga kerja lokal untuk tenaga kerja tukang dan buruh. Untuk tenaga kerja tenaga ahli, operator
dan supervisor/mandor merupakan tenaga kerja kontraktor karena tenaga kerja tersebut
memerlukan keahlian dan ketrampilan khusus dalam pekerjaannya. Kebutuhan tenaga kerja lokal
yang dapat ditampung dari tenaga kerja lokal adalah sebagai tukang dan buruh dengan
persentase 50% sampai 75%. Jumlah tenaga kerja tersebut diprakirakan akan bertambah secara
bertahap sejalan dengan pelaksanaan kegiatan konstruksi dan akan berkurang dengan selesainya
pekerjaan. Pemrakarsa menyadari bahwa tenaga kerja ini perlu dikelola dengan ketat seperti
sebagai berikut ini :
1. Pedoman yang komprehensif bagi kesehatan, keselamatan dan perlindungan
lingkungan;
2. Pedoman yang komprehensif bagi hubungan masyarakat;
3. Orientasi lokasi pada saat kedatangan;
4. Kenyamanan camp, penetapan standar minimum yang dapat diterima;
5. Cek kesehatan pekerja, screening terhadap obat-obatan terlarang dan alkohol dan uji
petik;
6. Penyediaan fasilitas penunjang medis yang memadai, dan rencana tanggap darurat;
7. Transportasi yang memadai di lokasi;
8. Fasilitas ibadah;
9. Pengelolaan limbah camp dan konstruksi;
10. Keamanan dan perlindungan pekerja dengan masyarakat setempat;
11. Hubungan dengan masyarakat setempa.
2. Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp
Basecamp pekerja merupakan tempat tinggal staf dan tenaga kerja proyek. Masing-
masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur. Penempatan basecamp
I-7
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
pekerja dibuat terpisah, basecamp pekerja dibangun tidak jauh dari lokasi proyek.
Penempatan basecamp pekerja di luar lokasi proyek harus memperhatikan faktor lingkungan
sekitar, terutama dalam pembuatan sanitasi. Desain bangunan ini biasa bersifat
semipermanen dengan ukuran berkisar 200 m 2. Fasilitas ini bersifat sementara untuk
menunjang kegiatan pembangunan Gitek di Enrekang maupun Kota Palopo.
Di sekitar Basecamp juga ditempatkan Direksi Kit, Pos Keamanan dan Gudang.
Direksi keet adalah ruangan yang dibangun sebagai tempat pekerja bagi para staf dari
kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek dilapangan. Ruangan ini dilengkapi beberapa
fasilitas seperti ruang pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan toilet. Gudang
terdiri atas gudang material dan gudang peralatan. Gudang ini berfungsi untuk mengamankan
material dan peralatan dari kerusakan baik oleh alam maupun oleh manusia.Base camp dan
direksi keet yang digunakan, dibagun sekitar Gitet yang terletak pada bagian pinggiran tapak
proyek dan berdekatan dengan jalan akses masuk menuju lokasi kegiatan.
I-8
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Penggunaan Peralatan Rencana Kegiatan Pembangunan Transmission line (T/L) 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet Terkait
No Jenis kegiatan konstruksi Peralatan
1. Pembersihan tanah dan Cangkul, sabit, sekop, linggis, palu, meteran,
pengukuran posisi pondasi bor ukur
2. Penggalian tanah untuk Mesin pancang, molen, sekop, timba, ember
pondasi
3. Pondasi tower Mesin pancang, tempelete, teodolit, molen,
sekop, timba
4. Pendirian tower Tool set, wing jimpole, katrol
5. Pemasangan isolator dan Tool set, wing jimpole, katrol
accessories
6. Stringing Mesin stringing, winc/puller, tensioner , kawat
pancingan, acuisner, pengukur tegangan
tarikan, spanners, pulling bonds, hidrolic
press
7. Pembangunan Gitet Buldozer, excavator dan vibrator engine
Mollen Kap 125 liter/proces, Vibrator 8-10 PK,
Pompa Lumpur 7,5 – 10 PK, Stamper 7 – 100
PK, Mixer (50 – 70 Liter/Proses), Hammer
Pile, Generator Listrik 350 kVA, Cangkul,
linggis, skop dan tembilang, Meahine pulleo
@ 7 ton, Tensior / braker Mesin press,
Kendaraan truck, Kendaraan Pick up, Prilot
Wire, Safety belt, helm pengaman, Backhoe,
Vibrator roller, Bulldozer, Trailer, Crane,
Kontainer
b. Mobilisasi Material
Mobilisasi material dalam tahap konstruksi yang dimaksud dalam Pembangunan
Transmission line (T/L) 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait adalah dengan
mendatangkan material ke lokasi proyek guna menunjang segala keperluan yang berhubungan
dengan proses konstruksi serta pembangunan sarana-prasarana yang dibutuhkan. Material
bangunan yang dibutuhkan dalam pembangunan jaringan dan gardu meliputi semen, batu, pasir,
semen, besi beton, besi baja, pipa, steel structure, kabel, kayu, genteng dan sebagainya.
Material tower dan kawat serta peralatan Gitet didatangkan dari luar lokasi kegiatan dan
didistribusikan ke setiap lokasi dan site. Batu dan pasir didatangkan dari daerah terdekat lokasi.
Pengangkutan peralatan dan material yang akan digunakan untuk pembangunan
pondasi dan tower akan dilakukan menggunakan kendaraan truk ke lokasi tertentu (main road)
I-9
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
yang kemudian diteruskan dengan pengangkutan menggunakan tenaga buruh ke lokasi tower
yang dituju.
Tabel 1.4
Jenis Material yang Digunakan
No Jenis Material Keterangan
1 Semen Didatangkan dari luar lokasi
2 Batu Didatangkan dari lokasi terdekat
3 Pasir Didatangkan dari lokasi terdekat
4 Besi Beton Didatangkan dari luar lokasi
5 Besi Baja Didatangkan dari luar lokasi
6 Pipa Didatangkan dari luar lokasi
7 Steel Structure Didatangkan dari luar lokasi
8 Kabel Didatangkan dari luar lokasi
9 Kayu Didatangkan dari luar lokasi
10 Genteng Didatangkan dari luar lokasi
Sumber : PT PLN (Persero), 2018
I-10
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Kegiatan pematangan lahan yang diperlukan antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut :
1. Pekerjaan pembersihan (clearing, grubbing dan stripping top soil ) meliputi pembersihan
lahan dari tumbuh-tumbuhan, batuan permukaan dan pengupasan permukaan tanah
lunak, termasuk pembuatan jalan sementara menuju area penempatan material
pembersihan itu sendiri. Khusus top soil akan ditempatkan di pinggiran lokasi yang
selanjutnya digunakan untuk keperluan landscaping.
2. Pekerjaan galian dan pengurugan yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi lahan
untuk daerah yang terlalu tinggi dari elevasi yang direncanakan perlu dilakukan pekerjaan
galian. Sedangkan untuk area yang lebih rendah akan diurug dengan material yang
memenuhi kriteria tanah urug untuk selanjutnya dipadatkan. Apabila tanah galian di lokasi
memenuhi kriteria tanah urug, maka hasil galian tersebut ditempatkan di lokasi
sementara untuk selanjutnya digunakan sebagai tanah urug. Tetapi apabila tidak memenuhi
syarat, maka hasil galian akan dibuang ke luar lokasi.
3. Pekerjaan stabilisasi lereng (rock slope stabilization) perlu dilakukan apabila lokasi yang
dipilih memiliki perbedaan tinggi yang cukup signifikan, sehingga diperlukan beda elevasi
antara bangunan utama pembangkit dengan bangunan penunjang seperti coal yard, ash
disposal area atau switchyard. Jenis stabilitas lereng sangat tergantung dari kondisi beda
tinggi, jenis tanah dan sudut kemiringan lereng.
4. Pekerjaan pagar, pintu pagar dan pos keamanan lokasi proyek yang diperlukan untuk
memberikan batas lokasi proyek yang akan digunakan dan mempermudah pengawasan dan
pengamanan lokasi proyek.
Untuk sumber material yang akan digunakan pada kegiatan pematangan lahan akan diambil
dari perusahaan yang bergerak di bidang penambangan bahan galian batuan untuk
menghindari penambangan liar.
5. Pembangunan Tower .
Pekerjaan konstruksi tower T/L 275 kV meliputi 3 tahapan yaitu pekerjaan pondasi, erection,
dan Stringing /Penarikan konduktor (kabel).Pondasi menara adalah suatu kontruksi beton
bertulang untuk mengikat kaki menara ( stub) dengan bumi. Jenis pondasi yang dipilih berdasarkan
I-11
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
spesifikasi menara dan daya dukung tanah. Prosesnya meliputi penggalian lubang, pemadatan
tanah dasar, dan pemasangan struktur pondasi menara di lokasi yang sudah ditentukan. Besi
grounding dan stub menara dipasang bersamaan dalam tahap ini. Secara umum pembangunan
tower ini akan mengacu pada Standar PLN (SPLN) T5.004:2010 Tentang Kriteria Desain Tower
Rangka Baja (Latticed Steel Tower) Untuk Jaringan Udara Tegangan Tinggi dan Jaringan Udara
Tegangan Ekstra Tinggi.
Jumlah tower yang akan dibangun sebanyak 248 TIP, rencana lokasi dan koordinat setiap
tower diperlihatkan seperti pada lampiran tower schedule. Jenis tower yang akan dibangun ini
adalah jenis lattice tower. Jenis tower ini dipilih karena mudah dirakit terutama untuk di daerah
pegunungan dan jauh dari jalan. Tower yang dibangun harus kuat terhadap beban yang bekerja
padanya yaitu:
Tower yang akan dibangun terdiri atas tower AA, BB, CC, DD, dan DRD. Tower-tower
tersebut sebagian difungsikan sebagai tower tension dan sebagian difungsikan sebagai tower
suspension. Bila span konduktor (kabel) antar tower lurus, maka digunakan tower suspension. Bila
membentuk sudut maka digunakan tower tension. Tower tension juga digunakan untuk
menegangkan konduktor (kabel) agar mengurangi nilai andongannya yang terjadi. Tower tension
yaitu tipe BB, CC, DD dan yang dibedakan berdasarkan sudut yang dibentuknya. Adapun tower
tipe AA merupakan tower jenis suspension.
b) Stub
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan
pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Bagian atas stub muncul di permukaan tanah sekitar
0,5 sampai 1 meter dan dilindungi semen serta dicat agar tidak mudah berkarat. Pemasangan stub
paling menentukan mutu pemasangan tower, karena harus memenuhi syarat:
- Jarak antar stub harus benar
- Sudut kemiringan stub harus sesuai dengan kemiringan kaki tower
- Level titik hubung stub dengan kaki tower tidak boleh beda 2 mm.
I-12
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
c) Leg
Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata
perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama
tinggi permukaannya.
Pengurangan leg ditandai: -1; -2; -3, dst
Penambahan leg ditandai: +1; +2; +3, dst
d) Common Body
Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower
bagian atas (super structure).
e) K frame
K frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross
arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetris.
f) Rambu tanda bahaya.
Rambu tanda bahaya berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT mempunyai
resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan
”AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”
Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter di atas tanah sebanyak dua buah di sisi
yang menghadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar.
g) Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur
Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur berfungsi untuk memberitahukan identitas tower:
- Nomor tower
- Urutan fasa
- Penghantar/Jalur
- Nilai tahanan pentanahan kaki tower
h) Super structure
Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross
arm kawat fasa maupun kawat petir.
i) Bridge
Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah
bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah.
j) Anti Climbing Device (ACD)
ACD disebut juga penghalang panjat berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak
berkepentingan untuk naik tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan
dipasang di setiap kaki tower di bawah rambu tanda bahaya.
k) Step bolt
Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super
structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari
tower.
l) Halaman Tower
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi ke atas tanah galian
pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower.
I-13
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Kegiatan pembangunan tower/menara terdiri atas berbagai sub kegiatan, yaitu pekerjaan
pondasi, pekerjaan pendirian tower, dan pekerjaan finishin
1 Pondasi - Pondasi kelas 1 (satu) diperuntukkan untuk kondisi tanah yang sangat
Kelas 1 bagus, tidak berbatu dan tidak mengandung air tanah. Pondasi tipe ini
berupa concrete pad & chimney dengan daya dukung yang diijinkan lebih
dari atau sama dengan 2.50 kg/cm² dan kurang dari 5 kg/cm², sudut
frustrum 200 dan berat tanah diperkirakan 1600 kg/m3.
2 Pondasi - Pondasi kelas 2 (dua) diperuntukkan untuk untuk kondisi tanah yang bagus,
Kelas 2 tidak berbatu dan tidak mengandung air tanah. Pondasi tipe ini berupa
concrete pad & chimney dengan daya dukung yang diijinkan lebih dari atau
sama dengan 1.20 kg/cm² dan kurang dari 2.50 kg/cm², sudut frustrum 150
dan berat tanah diperkirakan 1600 kg/m3.
3 Pondasi - Pondasi kelas 3 (tiga) diperuntukkan untuk kondisi tanah normal, tidak
Kelas 3 mengandung air tanah. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney
dengan daya dukung yang diijinkan lebih dari atau sama dengan 0.70
kg/cm² dan kurang dari 1.20 kg / cm², sudut frustrum 100 dan berat tanah
diperkirakan 1600 kg/m3.
4. Pondasi - Pondasi kelas 4a (empat “a”) diperuntukkan untuk kondisi tanah
Kelas 4a berbatuan lunak/soft rock (batu non homogen), tidak mengandung air
tanah. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney dengan daya
dukung yang diijinkan lebih dari 5 kg/cm² hingga 8 kg/cm², sudut
frustrum 00 dan berat tanah diperkirakan 2000 kg/m3.
5. Pondasi - Pondasi kelas 4b (empat “b”) diperuntukkan untuk kondisi tanah
Kelas 4b berbatuan massif/hard rock (batu homogen), tidak mengandung air
tanah. Pondasi tipe ini berupa konstruksi pondasi berbentuk block
atau pondasi dengan angkur dengan daya dukung yang diijinkan
lebih dari 8 kg/cm², sudut frustrum 300 dan berat tanah diperkirakan
2500 kg/m3
6. Pondasi - Pondasi kelas 5 (lima) diperuntukkan pada daerah berair dimana kondisi air
Kelas 5 permukaan tinggi seperti daerah yang curah hujan tinggi (high water level),
atau kondisi air tanah dangkal tetapi pondasi terendam air atau kondisi
tanah jelek dan berair. Pondasi tipe ini berupa concrete pad & chimney
I-14
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Concrete Pile harus didesain untuk dapat digunakan pada kondisi air tanah
dangkal sehingga pondasi terendam air atau kondisi tanah jelek dan berair.
Jenis Pondasi Pile dapat dibagi 2(dua) dalam penerapannya, yaitu :
Adapun gambar jenis pondasi yang digunakan dalam pembangunan tower transmisi dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut,
I-15
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Gambar 1.3 Jenis pondasi normal, yang digunakan pada daerah dengan tanah keras.
Gambar 1.4 Jenis pondasi spesial, yang digunakan pada daerah dengan tanah yang
lembek/berair/berlumpur
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi keatas tanah
galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower.
Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan tower body. Pada tanah yang tidak
rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Tower body harus tetap sama tinggi
permukaannya.
I-16
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Adapun pekerjaan pondasi tower 275 kV secara umum dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut,
Erection
Erection Tower dilaksanakan setelah pondasi tower dinyatakan benar-benar mengeras.
Usai pengecoran pondasi tower, maka erection tower dapat dilakukan minimal 28 hari
pengecoran untuk mencapai kuat tekan maksimal beton, namun dalam keadaan tertentu
dapat digunakan zat adiktif untuk mempercepat perkerasan beton dan erection dapat
dilakukan dalam waktu 7 hari setelah pengecoran. Erection tower dilakukan potong demi
potong perbagian tower dimulai dari bawah keatas, crossarm dimulai dari bagian atas ke
bawah, dirangkai dengan sistem baut dan dilakukan pengikatan dengan baut.
I-17
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Pekerjaan Erection tower dalam pelaksanaannya dibagi atas beberapa item pekerjaan
yaitu :
Sortir Material
Pekerjaan persiapan yang dilakukan sebelum men-sortir material tower ini adalah menyiapkan
gambar-gambar kerja, faking list dan daftar list materilper set tower. Material disortir dimulai
dari material yang paling bawah (Basic) tower, disortir sesuai dengan jumlah danjenis untuk
setiap set tower. Material tower disusun satu tumpuk, plate juga disusun dalam satu tumpukan
demikian juga halnya dengan baut, mur dan ring, sebagai pedoman dalam mensortir material
digunakan daftar (list) material per set tower yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Dikarenakan banyak dan ragamnya jenis material tower yang akan disortir, gunamemudahkan
dalam pelaksanaan penyortiran setiap tumpukan tower ditandai sesuai dengan nomor
material. Umumnya material digudang ditumpuk sesuai dengan daftar packing list (untuk
nomor dan jenis yang sama ditumpuk (dipak) dalam satu tumpukan. Inilah tujuan dari
menyortir, dari setiap tumpukan diambil sesuai jumlah untuk satu set tower dan dikumpulkan
sehingga membentuk tumpukan yang baru, yang isi nya satu set tower. Tumpukan set tower
ini akan di cek ulang kembali pada saat dinaikkan ke truk untuk dikirim kelapangan.
Mobilisasi Material
Material yang telah disortir, diangkat ke truk, disusun sedemikian rupa sesuai pengalaman
material yang ukurannya besar disusun dibawah, Plate diikat sedang Baut, Mur d a n ring
dimasukkan kedalam goni. Setelah sampai ketitik yang diantar, materialpun diturunkan
(dibongkar) dengan cara material kecil-kecil, Baut, Mur dan Ring serta Plateditumpukkan
bagian bawah kemudian ditimpa dengan material yang besar. Ini dilakukan disampinguntuk
keamanan juga memudahkan pekerjaan pada saat pelangsiran material ketitik tower.
Langsiran Material
Material yang telah ditumpuk dipinggir jalan kemudian dilangsir ketitik tower, banyak cara
yang dilakukan untuk melangsir material ketitik tower, tergantung medan yang akan dilalui,
pada umumnya metoda yang digunakan adalah melangsir material dengan menggunakan
tenaga manusia. Material diangkat (dipikul) sampai ketitik tower, perletakan material disebar
dan ditumpuk sesuai nomor dan jenisnya, untuk peletakan material ini diatur dan diawasi oleh
seorang mandor (tenaga ahli) yang mengerti mana material yang akan dipasang terlebih
dahulu, selama pelangsiran material terus di check sesuai daftar pengiriman (List Material).
I-18
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Demikian hal ini dilakukan sampai semua material sampai ke titik tower dan bila pada hari
yang sama belum dapat dilakukan pekerjaan Erection tower, material tower yang telah
dilangsir dilapangan dijaga baik malam maupun siang hari.
Erection Tower
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan Erection tower dengan
berat 4000 kg perharinya sebanyak 20 orang. Dengan perincian 8 orang dibagian atas, 4
orang turun naik dan 8 orang dibagian bawah. Langkah awal yang dilakukan memasang
Tiang Basis Pertama disambung ke stub dengan plat, kemudian diangkat sampai tegak
dengan menggunakan tali dan dibaut, dilakukan diempat stub, selanjutnya ke empat basis
dihubungkan dengan material penyokong baik arah sisi maupun arah diagonal. Untuk
menaikkan tiang basis ke dua, steling dibedirikan diujung salah satu tiang basis diikat kuat,
diujung steling diletakkan blok rol,basis kedua diangkat keatas sampai ujung bawahnya
ketemu dengan ujung atas basis pertama kemudian dihubungkan dengan plate, sementara
basis dinaikkan, material penyokong dipersiapkan dibawah, palte-plate sambung dipasang di
material penyokong, kemudian ke empat basis dihubungkan dengan material penyokong dan
dibaut, Untuk selanjutnya pekerjaan dilakukan sesuai dengan cara seperti pada basis kedua
sampai dengan ke pinggang, demikian juga halnya dengan pemasangan cros arm. Cros arm
dijalin dibawah kemudian diangkat disambung dengan plate dan dibaut, sampai dengan
seluruh komponen material terpasang seluruhnya.
Final Chek
Pekerjaan Final Chek adalah pekerjaan yang dilakukan setelah Tower dierection, semua baut
dikencangkan sesuai dengan ukuran dari mulai basis pertama sampai dengan ke ujung tower,
semua material dibersihkan dan didata. Untuk keamanan material dari orang-orang yang tak
bertanggung jawab biasanya ujung baut dirusak sehingga mur tidak dapat dibuka, atau semua
baut dari basis pertama sampai dengan basis ke dua di lakukan proses pengelasan.
Finishing
Yang termasuk finishing, meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Perataan tanah sesuai dengan luas tanah yang dimiliki PT. PLN (Persero) pada tapak
tower
- Pengerasan bolt dan nut tower, bila perlu sampai satu atau dua tingkat (seksi stub), bolt
dan nut di matikan (dilakukan pengelasan) terutama pada daerah rawan pencurian
- Pemasangan danger plate (tanda bahaya) dan nomor tower
- Pemasangan penghalang panjat tower
- Pemasangan patok batas tanah milik PT. PLN (Persero)
- Penyempurnaan mata intan (plesteran kaki tower).
6. Stringing /Penarikan konduktor (kabel)
Pekerjaan stringing, yang dimaksud disini adalah memasang konduktor (kabel), pada
transmisi tegangan tinggi yang meliputi pemasangan insulatorset, penarikan konduktor (kabel),
pemasangan peralatan bantu (accessories). Pekerjaan stringging dilakukan setelah erection
tower selesai dan isolator selesai dipasang, akan tetapi sebelum melakukan pekerjaan initerlebih
dahulu dilakukan pembersihan ruang bebas yang akan dilalui oleh konduktor (kabel).
Kegiatan penebangan/pembersihan ruang bebas akan dilaksanakan setelah lahan tapak
tower dibebaskan. Pembersihan tapak tower dari tanaman akan dilakukan dengan menggunakan
I-19
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
alat-alat manual. Khusus untuk areal persawahan, sebelum pembersihan rencana tapak tower
terlebih dahulu akan dilakukan pemadatan tanah. Luas areal yang akan dibersihkan sesuai
dengan luas lahan yang akan dibebaskan untuk rencana tapak tower, kecuali pada hal-hal yang
khusus seperti areal dengan tanaman yang cukup tinggi di bawah bentangan kabel.
Jarak bebas minimum vertikal dari konduktor (kabel) telah diatur dalam Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 tahun 2015 tentang ruang bebas dan jarak
bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
dan Saluran Udara Tegangan tinggi Arus Searah Untuk Penyaluran Tenaga Listrik. Untuk lebih
jelasnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.7
Jarak Bebas Minimum Penghantar T/L 275 kV
No. Lokasi Jarak (m)
1 Lapangan atau daerah terbuka 10.5
2 Daerah dengan keadaan tertentu 7
a. Bangunan, jembatan 7
b. Tanaman/tumbuhan, hutan, 7
perkebunan
c. Jalan/jalan raya/rel kereta api 11
d. Lapangan umum 15
e. SUTT lainnya, jaringan udara 5
tegangan rendah (SUTR), jaringan
udara tegangan menengah (SUTM),
jaringan udara komunikasi, antena
dan kereta gantung
f. Titik tertinggi tiang kapal pada 6
kedudukan air pasang/tertinggi pada
lalu lintas air.
Sumber : Permen ESDM No 18 tahun 2015
I-20
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Gambar 1.8 Penampang Melintang Ruang Bebas pada Tengah Gawang (Menara yang
Ditinggikan).
I-21
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
stringing ke tempat mesin penarik. Selanjutnya mesin penarik difungsikan paralel dengan mesin
penegang dirumpsite melalui koordinasi dirumpsite.
Secara garis besar tahapan pekerjaan terdiri dari :
Pekerjaan persiapan
- Menyiapkan dokumen referensi
- Memeriksa/cek kondisi erection tower (ready for stringing)
- Menyiapkan material sesuai pada posisi kegiatan
- Mobilisasi peralatan dan personil (group stringing)
- Pemasangan stegger (scaffolding) pada lintasan T/L 275 yang bersilangan ( crossing)
dengan jalan, kabel telepone, rel KA, bangunan dan lain-lain.
Mengangkut material ke lokasi pekerjaan
Bahan diangkut dari gudang keIokasi pekerjaan stringing dengan truk atau
kendaraan sejenis, Truk kecil bisa dipakai apabila jalan sangat sempit. Jika tidak terdapat
lintasan jalan masuk, bahan/material diangkut dari lokasi terdekat ke lokasi pekerjaan
menggunakan tenaga manusia (handling over). Lokasipekerjaan stringing terdiri dari :
- Lokasi material insulator set dimasing-masing tower
- Lokasi material konduktor (kabel) dilokasi tensioner
- Lokasi material aksesoris di lokasi tensioner dan atau di lokasi winch puller
Pembongkaran bahan terutama insulator harus dilakukan hati-hati untuk menghindari
benturan dengan benda lain sehingga mengakibatkan disc insulator pecah/retak,
(bahan/material yang kotor harus dibersihkan atau disikat yang tidak merusak lapisan
luar). Semua bahan/material harus dijaga dari kerusakan, cacat atau tergores, kerusakan
yang terjadi pada material yang bergalvanis harus segera dilaporkan dan diperbaiki. Bahan
dengan kerusakan yang berat harus diganti. Semua bahan akan dikeluarkan dari gudang
ke lokasi pekerjaan dikelompokkan per jenis material. Semua bahan harus diperiksa untuk
mencocokkan dengan spesifikasi sebelum keluar dari gudang.
Memasang Insulator set dan montageroll
- Material siap dilokasi tower, yaitu insulator discdanfitting kemudian keduanya dirangkai
sehingga terbentuk insulator set
- Rangkaian insulator terdiri dari 2(dua) jenis, yaitu Suspensioninsulator set dan
tensioninsulator set
- Insulator set diangkat dengan bantuan derek untuk dipasang (dicantolkan) pada cross
arm paling atas (uppercrossarm), selanjutnya dilakukan halyang sama insulator set
dipasang pada middle cross arm dan lowercrossarm
- Pada saat pemasangan insulator set di upper, middle dan lower cross arm,masing-
masing diikuti pemasangan running out block/roll block/montage roll. Ditension tower,
running out block telah digantung langsung dibawah titik crossarm dari landing plate.
Menarik konduktor dan earth wire
- Penarikan nylon rope, sebelum dilakukan penarikan nylon rope dipasang pada
running out block/roll block dengan 2 cara :
Cara yang pertama, memasang secara manual, yaitu dengan tenaga manusia.
Pada tiap-tiap tower (posisi diatas) stand by 1orang pekerja dan dibawah 1orang
pekerja, orang yang diatas bertugas mengangkat nylon rope keatas kemudian
I-22
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-23
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
bantu pengukur elevasi (theodolit) serta alat pengukur suhu (thermometer). Pelaksanaan
sagging dan clamping dapat diuraikan seperti dibawah ini :
- Pertama kali diukur temeperatur udara dilokasi stringing dimana titik ukur minimal 2,5
meter diatas tanah kemudian dicatat, hal inidi ulang sampai minimal 3 kalipada posisi yang
berbeda kemudian dirata-rata.
- Dengan berpedoman pada sagging chart (erection sag schedule) dapat diketahui posisi
akhir ketinggian konduktor yang diperbolehkan, Pada bagian tower lainnya
pengikatan/pematian sementara hanya di satu sisi dari tower, maka diperlukan backstays.
Backstays akan dianchor dalam tanah menggunakan beban mati orang atau blok beton di
atas sledge.
- Tahap berikutnya konduktor ditarik untuk ditegangkan secara perlahan-lahan (kecepatan
dikoordinasikan antara winch puller dan tensioner) sampai mencapai ketinggian tertentu
sesuai tabel pada erection sag schedule. Hal ini dapat diketahui dengan mengukur
menggunakan theodolit yang telah disiapkan diatas tower berikut juru ukurnya.
- Stringing Engineer harus mengidentifikasi bahwa tower uplift perlu dipegang kebawah
olehblokatau peralatan khusus lainnya.
- Kalau ketinggian yang dikehendaki telah tercapai posisi regangan konduktor dalam satu
section dikunci (dipertahankan), untuk dilaksanakan clamping pada awal section dan akhir
section.
- Sebelum konduktor diclamp, terlebih dahulu dipegang/ditahan dengan menggunakan alat
yang disebut comealong, baru kemudian konduktor alumuniumnya dikupas sehingga
tersisa steel dimasukkan ke tension clamp kemudian dipress dengan hydrolic press
dengan kekuatan tertentu.
- Jika tension clamp telah terpasang dengan baik pada awal dan akhir section, selanjutnya
dilaksanakan pemasangan suspension clamp satu per satu dibantu dengan alat
comealong untuk memegang/menahan konduktor pada saat melepas running outblock.
- Apabila tahapan pekerjaan dari butir 1 s/d 6 tersebut diatas dapat dilaksanakan dengan
baik, maka sudah dapat dikatakan pekerjaan stringing berhasil 90 persen.
Memasang peralatan/material aksesoris
Material accessories yang dipasang adalah Vibration damper dan linespacer, material ini
dipasang dicantolkan pada konduktor (kabel) dengan jarak tertentu sesuai atau berpedoman
pada material schedule (Vibration damper schedule, Line Spacer schedule- berupa tabel
jarak). Pemasangan dilakukan secara manual dengan tenaga manusia dibantu dengan
sepeda udara yang dicantolkan pada konduktor (kabel).
Memeriksa kelengkapan dan finalisasi stringing
Pemeriksaan akhir mutlak harus dilakukan, karena kalau transmisi sudah diberi tegangan
akan mengalami kesulitan untuk memperbaiki jika terjadi kesalahan walaupun kecil, karena
untuk dilakukan pemadaman dibutuhkan koordinasi sistem dan manufer operasi system
yang tidak mudah. Pemeriksanaan meliputi kelengkapan dari material aksesoris,
kekencangan dan kelengkapan mur, baut dan ring atau pin pada fitting insulator.
Pembersihan dari grounding sementara pada konduktor (kabel) phasa dan pemotongan
pohon yang jaraknya dekat dengan konduktor (kabel).
I-24
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Untuk melindungi konduktor (kabel) fasa dari sambaran petir, dipasang kawat
pelindung diatas konduktor (kabel) yang disambungkan kebumi guna menyalurkan arus petir
atau sering disebut sebagai kawat tanah. Jaringan transmisi in imenggunakan kawat tanah
dari jenis kawat baja tanah (GSW) berkonfigurasi ganda. Agar tegangan balik petir yang
mungkin menimbulkan loncatan listrik pada penghantar dapat dibatasi, tahanan (resistansi)
kaki menara harus diusahakan sekecil mungkin, ± 5 ohm, maksimum 10 ohm. Pembumian
kaki menara dapat dilakukan dengan bantuan batang-batang pembumian, kawat
pembumian atau penyeimbang (counterpoise) pada tanah yang tahanan jenisnya tinggi
(tanah berbatu).
Andongan diukur dengan transit dan target yang dipasang pada tower yang
dianggap sebagai sighting span. Sighting span pada suatu section dipilih bergantung pada
jarak span dalam 1 (satu) sagging section sebagai berikut :
Tabel 1.8
Kondisi pemilihan sigting span
Jumlah span/ sagging Jumlah sighting Pemilihan sighting
section span span
3 span atau kurang 1 Span panjang
6 span atau kurang 2 atau lebih Span terpanjang atau
span akhir
7 span atau kurang 3 atau lebih Span panjang diikat
dengan pusat section
I-25
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Jika terdapat beberapa span dengan perbedaan level yang cukup besar diantara
tower-tower pada keseluruhan section, maka sighting span harus dipilih span yang berdekatan
dengan kedua ujung.Target (sagging board) dan transit (pocket compass) dipasang pada tower
yang berada pacta kedua sisi sighting span dibawah titik penopang konduktor sesuai hasil
perhitungan sag.
I-26
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-27
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-28
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-29
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
skema hubungan antar peralatan harus diperhatikan secara teliti untuk menghindari kesalahan
pemasangan.
Adapun tahapan-tahapan dalam konstruksi pembangunan Gitet meliputi kegiatan
sebagai berikut :
a) Persiapan pekerjaan
Terdiri dari dua item pekerjaan yaitu persiapan administrasi dan persiapan teknis.
Informasi detail tentang pelaksanaan pembangunan Gitet ini penekanannya lebih difokuskan
pada pekerjaan kelistrikan. Pekerjaan sipil hanya akan disampaikan secara garis besar
b) Pelaksanaan pekerjaan sipil dan mekanikal
Pembangunan Gitet, didahului pelaksanaan pekerjaan sipil. Pekerjaan listrik
dilaksanakan setelah pekerjaan sipil selesai atau setidak tidaknya ada beberapa item pekerjaan
listrik yang bisa dikerjakan setelah pekerjaan sipil berjalan.
Pekerjaan sipil prasarana dan sarana (umum) :
Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank)
Urugan dan pematangan tanah
Pemasangan pagar keliling Gitet
Pembuatan jaringan air pematusan
Pembuatan jalan masuk ke switchyard dan ke gedung kontrol
Pembuatan jalan sekeliling switchyard dan gedung kontrol
Pekerjaan sipil switchyard :
Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank)
Pembuatan pondasi peralatan (Trafo, CB, DS, CVT, CT, LA, TPS, PT)
Pembuatan pondasi serandang post
Pembuatan got kabel (cable duct) dengan berbagai ukuran pekerjaan sipil gedung kontrol
(control building) :
Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank)
Pembuatan gedung kontrol Gitet, beserta ruang operator, ruang kerja (kantor) GI dan ruang-
ruang lain yang diperlukan.
Pembuatan pondasiperalatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain).
Pembuatan got-got kabel yang ada dalam gedung kontrol, yang menghubungkan ke
switchyard.
Pembuatan sarana parkir dan jalan di sekeliling gedung control
Pembuatan kamar mandi dan WC
Pembuatan jaringan buang air
Pekerjaan mekanikal :
- Pembuatan dan pemasangan serandang peralatan (CB, DS, CVT, CT, LA, PT)
- Pembuatan dan pemasangan serandang post (support)
- Pembuatan dan pemasangan serandang beam (gantry)
- Pembuatan dan pemasangan rak-rak kabel dan plat bordes tutup got kabel
- Pemasangan air conditioner (AC) di gedung kontrol, ruang operator dan kantor Gitet
- Pemasangan trafo, neutral current transformer (NCT) dan neutral grouding resistance
(NGR)
I-30
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
- Pemasangan disconnecting switch (DS), circuit breaker (CB) & rel (busbar)
- Pemasangan lightning arrester (LA), current transformer (CT) & capasitor voltage
transformer (cvt)
- Pemasangan panel kontrol (control panel) & panel relay (relay panel)
- Pemasangan sel tegangan menengah (cubicle) 20 kV
- Pemasangan pentanahan (grounding) dan kawat tanah (ground wire)
- Pemasangan panel AC/DC dan battery
- Penggelaran (penarikan) kabel kontrol dan pengkabelan (wiring)
- Finishing
I-31
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
- Memeriksa kondisi tower, apakah semuanya dalam keadaan baik dan tidak ada bagian
yang berkarat, termasuk bolt dan nut-nya.
- Memeriksa kondisi isolator, apakah semuanya dalam keadaan baik dan bersih, tidak ada
yang pecah atau retak dan tidak ada kotoran yang menempel
- Memeriksa kelengkapan isolator, apakah dalam keadaan baik dan tidak cacat.
- Memeriksa kondisi konduktor, ground wire dan joint sleeve,tidak boleh ada yang cacat
(rantas) dan pengepresan harus baik (tidak longgar dan tidak terlalu kuat).
- Memeriksa semua perlengkapan/material barang lainnya yang terpasang padaT/L 275 kV,
yang pada prinsipnya semua dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan, tidak
cacat fisik, tidak rusak dan tidak kotor.
2. Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi yang telah terpasang tujuannya
mengetahui alat/barang/material yang dipasang, apakah telah sesuai dengan gambar rencana
maupun peraturan yang berlaku (SNI, LMK, PUIL, SPLN dan lain sebagainya). Item
pemerikasaan meliputi :
- Memeriksa semua komponen T/L 275 sebagaimana disebutkan di atas, harus benar-benar
telah terpasang dengan baik, sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
- Jadi pada pemeriksaan konstruksi ini, yang diperiksa adalah rangkaiannya, yaitu rangkaian
semua komponen dalam satu kesatuan (sistem) T/L 275.
3. Untuk item pekerjaan tertentu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata (tidak bisa dilihat secara
kasat mata), maka dilakukan pengujian dengan menggunakan alat uji/alat ukur.
4. Pengujian transmisi relatif lebih sederhana dan tidak serumit pengujian instalasi pembangkit
tenaga listrik maupun Gitet.
5. Pada transmisi yang diujiantara lain.
- Tahanan isolasi isolator, tahanan isolasi antara phasa dengan phasa dan tahanan
isolasi antara phasa dengan kawat netral. Alat uji/alat ukur yang digunakan adalah
Mega Ohm Meter/Megger/insulation Resistance Tester.
- Tahanan pembumian, dengan menggunakan alat uji/alat ukur Earth Resistance Tester.
Apabila tahap Commissioning Test telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan sesuai
ketentuan yang berlaku, selanjutnya dilakukan energizing, yaitu percobaan pemberian tegangan
pada sisi pengirim sebagai beban percobaan. Setelah tahap-tahap tersebut dilalui dengan baik,
maka jaringan jaringan udara tegangan tinggi (T/L 275) 275 kV dinyatakan siap untuk dioperasikan.
Pembangunan Gitet yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta
langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih
dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan. Terlebih dahulu harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisioning test. Dengan commisioning test yang
baik, maka diyakini bahwa instalasi listrik aman pada saat dioperasikan, yaitu aman bagi manusia,
ternak, harta benda dan aman bagi Gitet itu sendiri.
Ruang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasi Gitet, tentu tidak sama dengan ruang lingkup
pemeriksaan pekerjaan instalasi pemanfaatan. Begitu pula antara instalasi pembangkitan dengan
Gitet, tentu ada beberapa bagian yang diperiksa, tidak mengalami kesamaan, dan seterusnya.
Pengujian tahanan pembumian pada Gitet, belum tentu sama dengan tahanan pembumian pada
instalasi pemanfaatan Untuk pengujian tahanan isolasi kabel, maka semua jenis kabel yang
dipasang di berbagai instalasi listrik, ketentuannya adalah sama.
I-32
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Commisioning test pada Gitet meliputi item pemerikasaan dan pengujian berupa :
1. Melaksanakan pengecekan masing-masing komponen/ material/ barang, apakah telah sesuai
dengan kontrak, telah terpasang dengan baik dan tidak terdapat kerusakan.
2. Melaksanakan pengetesan (uji kebenaran) dari komponen yang telah terpasang, apakah bisa
bekerja dengan baik atau tidak. Komponen tersebut antara lain : on off,CB dan DS, motor-motor
listrik, tap changer, fan trafo, rangkaian AC/DC, meter-meter, alat pengaman listrik, dan lain-lain.
3. Melaksanakan pengetesan terhadap kemampuan masing-masing peralatan pada saat beroperasi :
secara terpisah (individual test) maupun bersama sama atau terpadu (integrated) dan dalam satu
sub sistem serta secara sistem keseluruhan.
4. Melaksanakan pengetesan terhadap penampilan unjuk kerja ( iperfomance test) sesungguhnya dari
Gitet yang telah dibangun, apakah telah sesuai dengan sertifikasi dalam kontrak dan telah siap
untuk dioperasikan.
I-33
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Pemeliharaan ini disebut Juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base
Maintenance)
- Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-
waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat
menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai
perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga curative maintenance,
yang bisa berupa trouble shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang
berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.
- Breakdown maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan secara periodik, dalam pelaksanaannya terdiri dari
pemeliharaan tahunan dan pemeliharaan lima tahun. Pemeliharaan ditujukan agar kinerja dan
kapasitas penyaluran daya tetap terjaga, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Standar jarak bebas sesuai dengan ketentuan
- Tetap memelihara peralatan khusus, yaitu : tongkat grounding, kawat pelindung petir, tanda-
tanda peringatan bahaya, peralatan anti panjat, helm berisolasi dan kendaraan inspeksi.
- Pemeliharaan lengkap pada peralatan kerja yang memenuhi standar untuk keselamatan kerja,
pengukuran tahanan kaki menara, pemeliharaan dan perbaikan jaringan yang meliputi : islator,
penghantar, pondasi. Serta pengawasan ruang bebas terhadap pohon dan tegakan, rumah di
bawah/sekitar jaringan.
Berbagai macam kegiatan pemeliharaan yang pernah dilakukan di jaringan T/L 275 antara lain :
- Penggantian isolator pecah atau rusak lapisan permukaannya
- Pembersihan isolator karena polusi
- Perbaikan kawat rantas
- Perbaikan kawat putus
- Pengencangan klem-klem jumper
- Pembersihan kawat danlayang-layang
- Groundpatrol
- Climbupinspection
- Pemeriksaan stabilatas pondasi tower (leveling,retak)
- Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda batas tanah PLN, urugan tanah tapak
tower)
- Pengecekan Tahanan Pembumian
- Pemeriksaan jarak bebas konduktor dengan benda disekitarnya
- Perbaikan tower yang mengalami deformasi/bengkok-bengkok akibat tanah sekeliling pondasi
longsor
- Pondasi turun/amblas karena tanah dasar pondasi mengalami sliding/gelincir oleh arus air
bawah tanah
- Pengelasan baut-baut tower untuk mencegah pencurian
- Perbaikan spacer yanglepas dari konduktor
- Penggantian pentanahan tower/grounding
- Penebangan pohon atau antena komunikasi yang tumbang ke arah konduktor (diIuar row)
- Penggantian besi tower karena pencurian
I-34
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Deskripsi
Rencana Kegiatan
I-35
Indentifikasi Evaluasi Dampak
Dampak Potensial Potensial
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Dampak potensial diperoleh melalui identifikasi dampak potensial sebagai hasil kajian interaksi
antar kegiatan yang akan dilaksanakan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.
Identifikasi dampak potensial diperoleh melalui konsultasi dan diskusi dengan berbagai pihak
antara lain pakar, instansi terkait, pemrakarsa, masyarakat yang terkait langsung dengan aktivitas
serta hasil pengamatan lapangan.
Identifikasi dampak potensial dalam studi ini dilakukan dengan menggunakan metode matriks.
Berdasarkan atas jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta komponen lingkungan di dalam dan
sekitar lokasi rencana kegiatan, maka dapat diidentifikasi jenis dampak potensial yang diprakirakan
timbul. Dampak yang diperkirakan muncul dari k kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang -
Palopo dan Gitet terkait dapat dilihat pada Tabel-1.4 serta Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial
dapat dilihat pada Tabel 1. 10.
I-36
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Tabel 1.10. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan
Tahapan Kegiatan
No Komponen Lingkungan A.Pra- B. Konstruksi C. Operasi Keterangan
Konstruksi
1a 2a 1b 2b 3b 4b 5b 6b 7b 8b 1c 2c 1a: Penentuan jalur Tower T/L 275 kV
A. Fisik – Kima 2a: Pembebasan lahan
1 Kualitas udara 1b : Penerimaan tenaga kerja
2 Kebisingan 2b: Pembangunan dan pengoperasian
3 Air larian (run off) base camp
4 Longsoran X 3b: Mobilisasi dan demobilisasi peralatan &
5 Kualitas air permukaan (air sungai) X material
6 MedaN Magnet Dan Listrik 4b: Kegiatan Pematangan Lahan
7 Gejala Korona 5b: Pembangunan Tower.
6b: Penarikan Konduktor
8 Tower Roboh
7b: Pembangunan Gitet
9 Sambaran Petir
8b: pemutusan Hubungan Kerja
10 Potensi ledakan dan kebakaran
11 Limbah B3 X 1c: Penyaluran Listrik dan Pengoperasian
12 Limbah Domestik/padat X X Gitet
2c: Pemeliharaan T/L 275 kV dan Gitet
B. Biologi terkait.
1 Flora darat
2 Fauna darat
C. Sosial, Ekonomi dan Budaya X : ada interaksi antara komponen kegiatan
1 Kesempatan kerja X dengan komponen lingkungan
2 Kesempatan berusaha
3 Pendapatan masyarakat X X X
4 Gangguan aktifitas Petani X X
5 Sikap dan persepsi masyarakat X X
6 Keresahan X X
D. Kesehatan Masyarakat
1 Kesehatan Masyarakat
2 Ganguan K3 X X X
E. Transportasi
1 Kerusakan jalan
2 Kinerja lalu lintas
I-37
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
A. TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Kegiatan Penentuan Jalur T/L 275 kV
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
Timbulnya keresahan Masyarakat; dampak ini akan timbul sebagai akibat lahannya atau tempat
tinggalnya akan dilalui jalur T/L 275 kV.
2. Kegiatan Pembebasan lahan
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
Peningkatan Pendapatan; dampak ini akan timbul sebagai akibat dari adanya proses ganti untung
antara pemilik lahan dengan pemrakarsa sebagai proses pembebasan lahan rencana tapak
proyek.
Gangguan aktifitas Petani ; dampak ini timbul karena luas tanah garapan para petani berkurang
Timbulnya Keresahan masyarakat : keresahan terjadi jika lahan yang menjadi satu-satunya tanah
garapan yang menjadikan sebagai sumber kehidupan berkurang luasannya berubah fungsi
sebagai tapak proyek.
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
Peningkatan Kesempatan Kerja; Kebutuhan tenaga kerja konstruksi membuka peluang kerja bagi
masyarakat di wilayah studi. Terbukanya peluang kerja pada tahap konstruksi kegiatan ini
berpotensi untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Peningkatan Pendapatan; Dampak ini muncul sebagai akibat dari dampak peningkatan
kesempatan kerja, khususnya bagi masyarakat di wilayah studi yang menjadi tenaga kerja
konstruksi.
Timbulnya Persepsi Masyarakat; Dampak ini dapat timbul sebagai akibat dari tidak transparannya
proses penerimaan tenaga kerja konstruksi, kurang dimaksimalkannya penggunaan tenaga kerja
yang berada di dalam wilayah studi, budaya dari tenaga kerja asing, dan nilai upah kerja yang
tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
I-38
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Kebisingan; Peningkatan kebisingan bersumber dari suara truk yang digunakan untuk mobilisasi
peralatan dan material. Kebisingan kendaraan truk pada jarak 10 meter adalah 55 dBA.
Sedangkan jalur yang dilewati Terdapat pemukiman pada sebagian pinggir jalan yang dilalui
mobilisasi alat dan bahan,
Gangguan Kesehatan Masyarakat; Dampak ini merupakan dampak turunan akibat penurunan
kualitas udara (terutama peningkatan TSP/debu total), peningkatan intensitas bising dan
kecelakaan lalu lintas. Penurunan kualitas udara terutama pada parameter debu, sangat
berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada bagian sistem pernapasan, seperti
penyakit ISPA dan batuk.
Kinerja lalu Lintas: dampak ini terjadi dari aktivitas mobilsasi Peralatan dan Material yang akan
melalui jalan utama Enrekang-Tana Toraja, jalur Kecamatan Sangala Utara - Buntao dan jalur Kota
Palopo-Bastem Utara .
Terjadinya Kerusakan Jalan; Mobilisasi peralatan dan material yang menggunakan kendaraan
dengan kapasitas yang besar dapat menyebabkan kerusakan jalan terutama jalur Kelurahan
Latuppa - jalur Kecamatan Bastem Utara.
5. Pembangunan Tower
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah
Longsoran : kegiatan pendirian menara berpotensi menimbulkan longsoran diarea tapak menara
yang berada pada daerah terjal khususnya wilayah kabupaten Enrekang, kec.Mungkajang Kota
Palopo dan kec.Bastem Utara Kab.Luwu dan Wilayah rawan longsor di kelurahan Tuarak,
Bambang Puang, Mandatte dan Kalosi di kabupaten Enrekang.
Limbah Padat; volume timbulnya limbah padat yang dihasilkan dari sisa material tower .
Gangguan aktifitas Petani : kegiaatan ini berpotensi menimbulkan ganngguan aktifitas petani
diladang.
Gangguan K3 ; salah satu sumber kecelakaan kerja adalah bekerja pada ketinggian.
I-39
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
7. Pembangunan Gitet
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah
Gangguan K3 ; komponen kesehatan berupa kecelakaan kerja saat kegaiatan konstruksi
bangunan Gitet.
Limbah Padat ; Kegiatan pembangunan GITET berpotensi menimbulkan timbulan limbah yang
bersumber dari sisi dan kemasan material yang digunakan. Limbah yang dihasilkan umumnya
limbah padat akan ditempatkan pada tempat sampah dan gudang dalam bentuk kontainer. Selain
itu potensi limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu banyak namun sebagian merupakan B3.
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Kegiatan penyaluran Listrik dan pengoperasian Gitet
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah :
Kebisingan.Kegiatan pengoperasin transmisi maupun jaringan akan berpotensi menimbulkan
kebisingan, keberadaan kabel di udara menimbulkan kebisingan terutama pada s aat diterpa
angin..
Medan Mangnet dan Listrik ; bertambahnya beban pemakaian pada Gitet akan meningkatkan
medan magnet sekitar gardu dan transmisi line. Bertambahnya pemakaian beban dan besarnya
tegangan yang sudah level eksra tinggi pada GI dan transmisi akan meningkatkan medan magnet
dan medan listrik di sekitar gardu dan transmisi Line.
Gejala korona ; Gejala korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara, yaitu adanya
kehilangan elektron dari molekul udara. Apabila di sekitarnya terdapat medan listrik, maka
elektron-elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadilah
I-40
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
tabrakan dengan molekul lain. Proses ini berjalan terus menerus dan jumlah elektron dan ion
bebas menjadi berlipat ganda bila gradien tegangan cukup besar. Kondisi yang mempengaruhi
timbulnya korona adalah pergerakan udara, suhu udara, dan kelembapan udara. Proses ionisasi
akan berhenti jika medan listrik menurun. Efek yang ditimbulkan oleh korona adalah gangguan
bising, interferensi frekuensi, gangguan pada performa peralatan elektronik.
Tower roboh : Ketinggian tower > 45 meter, akan membuat resah masyarakat dengan perasaan
tower tersebut akan roboh.
Sambaran petir : Ketinggian tower > 45 meter menyebabkan tower tersebut paling tinggi di
lingkungannya dan juga konduktor bertegangan 275 kV yang akan menjadi obyek sambaran petir,
sehingga akan membuat resah masyaraka
Potensi ledakan dan kebakaran ; dengan beroperasinya gitet dan transmisi berpotensi terjadi
kebakaran dan ledakan.
Limbah B3 ; kegiatan pengoperasian GITET terkait berpotensi menimbulkan limbah padat dan cair.
Sebagian limbah mengandung limbah B3 yang dibuang/dihasilkan (PCBS) seperti trafo yang
terkontaminasi serta minyak trafo dan oli bekas
Keresahan masyarakat ; beroperasinya gardu induk dan transmisi line , hal ini menimbulkan
keresahan masyarakat akan bahaya radiasi medan magnet.
Kesehatan Masyarakat : Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dapat menimbul-
kan dampak berupa Gangguan Kesehatan berupa gangguan pendengaran
Gangguan K3 ; Pada tahap operasi dikhawatirkan terjadi gangguan K3
2. Kegiaatan Pemeliharaan
Dampak yang diidentifikasi timbul akibat kegiatan ini adalah
Kualitas Air Permukaan ; kegiatan pemeliharaan GITET terkait berpotensi menimbulkan gangguan
kualitas air yang bersumber dari pemeliharaan mesin – mesin dan travo
Gangguan K3; kegiaatan pemeliharaan meliputi beberapa kegiatan yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan bagi pekerja.
Evaluasi dampak potensial dimaksutkan untuk menyaring kearah kemungkinan besar dampak-
dampak potensial hasil identifikasi, merupakan dampak yang secara hipotetik sebagai dampak
penting. Langkah ini menghasilkan daftar dampak penting hipotetik.
Proses evaluasi dampak potensial didasarkan atas diskusi antar pakar, studi literature yang
terkait dengan kegiatan, survey lapangan pendahuluan, konsultasi public untuk menjaring isu-isu
utama serta professional judgement pakar anggota tim sesuai bidangnya.
Prinsip dasar evaluasi dampak potensial adalah memberikan dugaan sementara (hipotetik)
secara lebih mendalam terhadap dampak-dampak potensial dengan menekankan pada
I-41
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
kemungkinan besar dampak tersebut secara hipotetik adalah dampak penting. Dengan demikian
penetapan mengenai besaran dampak hipotetik serta tingkat kepentingan dampak hipotetik tetap
berlandaskan pada kaidah penetapan besaran dampak dan kepentingan dampak.
Evaluasi dampak potensial dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria berupa pertayaan-
pertayaan, yaitu:
I-42
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Tabel 1.11 Matriks Evaluasi Dampak Potensial Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait
I-43
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-44
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-45
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-46
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-47
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-48
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-49
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-50
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiatan pemasangan kabel konduktor pada tiang tower
rawan dengan kecelakan ataupun terjatuhnya material, akan
tetapi setiap kontraktor mengikuti SOP yang telah disekapati.
bukan merupakan dampak penting hipotetik namun masih
perlu dikelola.
Limbah B3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kegiatan penarikan kabel/konduktor berpotensi menimbulkan
timbulan limbah yang bersumber dari sisa dan kemasan
material yang digunakan. Volume timbulan limbah padat
yang dihasilkan dari kegiatan volume kecil namun sebagian
masih bersifat B3. Berdasarkan uraian ini maka dampak ini
disimpulkan sebagai bukan merupakan dampak penting
hipotetik namun masih perlu dikelola
7 Pembangunan Gangguan K3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pihak PT PLN telah memiliki SOP dalam kegiatan pekerjaan
Gitet GITET yang dipersyaratkan untuk diikuti oleh semua
kontraktor sebagai bagian dari kontrak kerja. bukan
merupakan dampak penting hipotetik namun masih perlu
dikelola.
Limbah B3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Limbah yang dihasilkan umumnya limbah padat akan
ditempatkan pada tempat sampah dan gudang dalam bentuk
konteiner. Selain itu potensi limbah padat yang dihasilkan
tidak terlalu banyak namun sebagian merupakan B3. . bukan
merupakan dampak penting hipotetik. namun masih perlu
dikelola
8 Pemutusan Pendapatan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan setelah
hubungan masyarakat selesainya konstruksi akan menimbulkan dampak terhadap
kerja menurunnya pendapatan penduduk yang sebelumnya
bekerja, namun demikian pemutusan hubungan kerja
dilakukan sesuai dengan perundangan yang berlaku
I-51
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-52
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-53
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-54
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-55
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Tabel 1.12. Matrik Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan
Tahapan Kegiatan
Komponen Lingkungan A B C Keterangan
1a 2a 1b 2b 3b 4b 5b 6b 7b 8b 1c 2c A : Tahap Pra-Konstruksi
A. Fisik – Kima B : tahap Konstruksi
Kualitas udara DPH C ; Tahap Operasional
Kebisingan DPH DPH 1a : Penentuan jalur T/L 275 kV
Air larian (run off) DTPH 2a. Pembebasan lahan
Longsoran DPH 1b. Penerimaan Tenaga Kerja
2b. Pembangunan &
Kualitas air permukaan DTPH DTPH
PengoperasianBase camp
Medan magnet dan Medan listrik DPH
3b.Mobilisasi & Demobilisasi
Gejala Korona DTPH
4b Pematangan Lahan
Tower Roboh DTPH 5b : pembangunan Tower
Sambaran Petir DTPH 6b : Penarikan Konduktor
10 Timbulnya Kebakaran DTPH 7b : pembangunan Gitet
11 Limbah B3 DTPH DTPH DTPH 8b : pemutusan Hubungan Kerja
12 Limbah Padat/Domestik DTPH DTPH 1c. Penyaluran Listrik dan
B. Biologi Pengoperasian Gitet
Flora darat DPH DTPH 2c. Pemeliharaan T/L 275 kV
Fauna darat DPH dan Gitet
C. Sosial, Ekonomi dan Budaya
Kesempatan kerja DPH
Kesempatan berusaha DTPH
Pendapatan masyarakat DPH DPH DTPH
Gangguan aktifitas Petani DPH DPH
Sikap dan persepsi masyarakat DPH DPH
Keresahan DPH DPH DPH
D. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat DPH DPH
Ganguan K3 DTPH DTPH DTPH DTPH DTPH DTPH
E. Transportasi
Kerusakan jalan DPH
Kinerja lalu lintas DTPH DTPH
I-56
Dampak potensial
Longsoran
Gambar 1.15. Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana kegiatan Pembangunan
Keresahan
T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet
Kesehatan masyarakat
Gangguan K3
I-57
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Batas wilayah proyek merupakan ruang dari suatu usaha rencana kegiatan untuk melakukan
kegiatan persiapan, konstruksi maupun operasi. Dari ruang inilah sumber dampak yang
dihasilkan terhadap komponen lingkungan ditelah. Batas proyek atau kegiatan yang di maksud
adalah batas areal kegiatan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait.
B. Batas Ekologis
I-58
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Kabupaten Toraja Utara, kecamatan (Buntao dan Rantaibua) , Kabupaten Luwu Kecamatan
Bastem Utara dan Kota Palopo kecamatang Mangkajang.
D. Batas Administrasi
Batas administratif dipertimbangkan berdasarkan ruang atau wilayah administratif tertentu
didalam lingkup tersebut terdapat aktifitas masyarakat dalam kehidupan sosial budaya dan
sosial ekonomi sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku di dalam ruang tersebut.
Pola persebaran dampak lingkungan juga dipengaruhi oleh kebijakan maupun aturan
pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu pengambilan batas wilayah studi juga
mempertimbangkan batas administrasi. Secara adimistrasi kegiatan proyek berada : Kabupaten
Enrekang ,kecamatan (Enrekang, Anggeraja, Alla dan Curio), Kabupaten Tana Toraja
,Kecamatan (mengkendek, Sangala Selatan dan Sangala Utara), Kabupaten Toraja Utara,
kecamatan (Buntao dan Rantaibua) , Kabupaten Luwu Kecamatan Bastem Utara dan Kota
Palopo kecamatang Mangkajang.
E. Batas Wilayah Studi
Batasan ruang lingkup wilayah studi ANDAL adalah ruang yang merupakan kesatuan dari
keempat wilayah di atas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana
yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknik, dan
metode telaahan. Peta Batas wilayah studi disajikan pada Gambar 1.14.
I-59
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-60
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-61
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Tabel 1.14 Ringkasan Proses Plingkupan Studi AMDAL Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan Gitet Terkait
Deskripsi Pengelolaan Pelingkupan
Rencana Lingkungan yang
Komponen
Kegiatan yang Sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Evaluasi Dampak Wilayah Studi
yang Terkena Penting Kajian
Menimbulkan Awal Sebagai Potensial Potensial
Dampak Hipotetik
Dampak Bagian Dari
Lingkungan Rencana Kegiatan
Tahap Pra Konstruksi
1. Penentuan Sosialisasi rencana Sosial, Timbulnya Kegiatan penentuan Dampak Desa 3 (tiga) bulan
jalur kegiatan secara Ekonomi dan Keresahan jalur T/L 275 kV yang Penting (Lembang) / mengingat
rutin Budaya masyarakat berpotensi Hipotetik kelurahan yang kegiatan
menimbulkan dilalui di Kab. penentuan jalur
keresahan Enrekang, Tana akan
masyarakat terutama Toraja, Toraja membutuhkan
bagi warga yang Utara , Luwu waktu selama
lahannya atau tempat dan Kota 3(tiga) bulan
tinggalnya akan dilalui Palopo. sesuai dengan
jalur dan lahan yang pertimbangan
merupakan tanah adat. teknis dan
ekonomi
2 Pembebasan Sosial, Pendapatan Adanya kegiatan Dampak Wilayah dilaluli Selama
- UU No. 02 Tahun
Lahan 2012 Ekonomi dan Masyarakat pembebasan lahan Penting tapak proyek pelaksanaan
- Peraturan lain Budaya maka terjadi Hipotetik T/L 275 kV. pembebasan
terkait dengan peningkatan harga Desa
kegiatan lahan (dimulai
pembebasan tanah , bangunan dan (Lembang) /
tanaman akan memicu kelurahan yang Januari 2019,
lahan
pendapatan dilalui di berlangsung
- SOP pembebasan
lahan. masyarakat meningkat Kab.Enrekang, selama 6 bulan
I-62
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-63
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-64
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-65
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-66
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-67
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-68
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-69
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-70
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-71
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-72
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-73
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-74
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-75
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-76
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-77
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-78
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-79
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-80
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-81
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
Menjalin hubungan
baik dan komunikasi
dengan warga
masyarakat
Tahap Operasional
1 Penyaluran Tidak ada Fisik-Kimia Kebisingan Keberadaan kabel di Dampak Wilayah sekitar Selama
Listrik dan udara cenderung penting tapak proyek kegiaatan
Pengoperasian menimbulkan Hipotetik Operasional
Gitet kebisingan terutama berlangsung
saat diterpa angin
(kecepatan tinggi).
Kebisingan yang timbul
dikhawatirkan akan
melebihi baku mutu
Terdapat SOP Fisik-Kimia Medan magnet Bertambahnya Dampak Wilayah sekitar Selama
mengenai jarak dan medan pemakaian beban dan penting tapak dan kegiatan
aman dan jarak listrik besarnya tegangan Hipotetik ROW proyek Operasional
bebas dari jaringan yang sudah level eksra berlangsung
bertegangan tinggi 275 kV pada GI
dan transmisi akan
meningkatkan medan
magnet dan medan
listrik di sekitar gardu
dan transmisi Line.
I-82
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-83
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-84
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-85
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-86
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-87
Dokumen ANDAL Kegiatan Pembangunan T/L 275 kV Enrekang - Palopo dan GITET Terkait
I-88