Anda di halaman 1dari 16

KUIS 3

SI4112 – STRUKTUR BETON LANJUT


Dosen: Prof. Ir. R. Bambang Boediono ME, Ph.D.

disusun oleh:
Alif Muhammad Reza
15015151

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Soal 1: Analisis Garis Leleh


Diketahui pelat dua arah seperti pada gambar di bawah ini. Dua tumpuan AB dan AC pada
pinggir pelat adalah tumpuan jepit, sedangkan tumpuan BC adalah tumpuan bebas (tidak
ditumpu). Tulangan isotropik dengan momen ultimate sama untuk arah X dan arah Y serta
positif dan negatif.
−¿=m =20 kN−m /m ¿
u
−¿=m ¿
uy
+ ¿=mux ¿
+¿=muy ¿
m ux
Hitung beban ultimate (qu) minimum yang dapat menyebabkan pelat tersebut runtuh.

Gambar 1. 1 Ilustrasi Soal 1

Alif Muhammad Reza – 15015151 1


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Jawaban 1
Analisis yield line dilakukan dengan metoda kerja maya. Pada kasus ini, titik D pada pelat
diberi perpindahan maya sebesar δ. Dari perpindahan maya tersebut dapat dihitung kerja luar dan
kerja dalam pada pelat sehingga dari prinsip kerja maya (kerja luar = kerja dalam), beban
ultimate dapat dihitung.

Ld sin(β – α)
G β-α
Ld 3.6 m

4.8 m - x

Gambar 1. 2 Ilustrasi Garis Bantu

1. Perhitungan β
β adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi pelat yang tertumpu.
BC 4.8
Segitiga ABC → β=tan −1 =tan −1 =53.13 °
AC 3.6
2. Perhitungan α
α adalah sudut yang dibentuk oleh garis leleh positif dengan sisi pelat AC.
DC X
Segitiga ADC → α=tan −1 =tan −1
AC 3.6
3. Perhitungan panjang a dan b
a
Segitiga ADE →α =tan−1 atau a=Ld tan α
Ld
b
Segitiga AFD → ( β−α )=tan −1 atau b=Ld tan ( β−α )
Ld
4. Perhitungan panjang Ld

Alif Muhammad Reza – 15015151 2


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

AC 3.6 3.6
Segitiga ADC → α=cos−1 =cos−1 atau Ld =
Ld Ld cos α
5. Perhitungan panjang AB
´ 2+ BC
´ √ AC
AB= ´ 2=√ 3.62 +4.82 =6 m
6. Perhitungan sudut yang dibentuk oleh perpindahan maya
a. Akibat garis leleh negatif
Perpindahan maya ini diakibatkan oleh putaran sudut pada pelat yang tegak lurus
dengan garis leleh negatif pada sisi pelat AB dan AC, yaitu garis GDC pada gambar.
Berikut ilustrasi perpindahan maya yang dihasilkan oleh garis leleh negatif tersebut:

G C
θAB θAC

Ld sin(β – α) X

Gambar 1. 3 Perpindahan Maya Akibat Garis Leleh Negatif

Dari ilustrasi tersebut didapatkan:


δ
θ AC =
x
δ
θ AB =
Ld sin ( β−α )
b. Akibat garis leleh positif
Perpindahan maya ini diakibatkan oleh putaran sudut pada pelat yang tegak lurus
dengan garis leleh positif (Ld), yaitu garis FDE pada gambar. Berikut ilustrasi perpindahan
maya yang dihasilkan oleh garis leleh positif tersebut:

θ1 θ2
θ

Gambar 1. 4 Perpindahan Maya Akibat Garis Leleh Positif

Alif Muhammad Reza – 15015151 3


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Dari ilustrasi tersebut didapatkan:

δ
θ1 =
b
δ
θ2 =
a
δ δ 1 1
θ=θ1 +θ2= + =δ +
b a a b ( )
7. Perhitungan bending moment (mb)
Bending moment atau momen lentur dalam hal ini adalah momen lentur yang bekerja pada
garis leleh baik positif ataupun negatif. Momen lentur yang sejajar dengan sumbu x atau y
dapat langsung diambil sebesar momen yang arah vektornya sejajar dengan sumbu tersebut.
Sedangkan momen lentur pada garis leleh yang memiliki sudut terhadap sudut x dan y perlu
diproyeksikan ke sumbu x dan y sehingga dapat dihitung dengan menggunakan momen pada
kedua arah sumbu seperti yang diketahui pada soal.
2
2 +¿ sin α ¿
+ ¿cos α +m uy ¿

m b+¿=m ux ¿

−¿¿

m b , AC −¿=m ux ¿

2
2 −¿ sin β¿
−¿cos β+ muy ¿
−¿=mux ¿
m b , AB
−¿=m =20 kN−m /m ¿
u
−¿=m ¿
uy

Karena m ux+¿=m , didapatkan:


+ ¿=mux ¿
uy
¿

2 2

mb+¿=20 ( cos α +sin α )=20 ×1=20 kN −m /m ¿


m b , AC −¿=20 kN −m / m ¿
2 2

mb , AB−¿=20 (cos β+sin β )=20 ×1=20 kN −m/ m ¿

8. Perhitungan kerja dalam (IW)


Kerja dalam didapatkan dengan mengalikan momen lentur yang bekerja sepanjang garis
leleh (momen lentur dikalikan dengan panjang garis leleh) dengan putaran sudut yang
menghasilkan perpindahan maya.
a. Akibat garis leleh positif (IW+)
IW + ¿=¿¿
IW + ¿=¿¿
+ ¿=20 × Ld × δ ( 1a + 1b )¿
IW

Alif Muhammad Reza – 15015151 4


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

b. Akibat garis leleh negatif pada sisi pelat AC (IWAC-)


IW AC −¿=¿¿
δ
−¿=20 ×3.6× ¿
X
IW AC
δ
−¿=72× ¿
X
IW AC
c. Akibat garis leleh negatif pada sisi pelat AB (IWAB-)
IW AB−¿=¿¿
δ
−¿=20 ×6 × ¿
L d sin ( β −α )
IW AB
δ
−¿=120 × ¿
L d sin ( β −α )
IW AB
9. Perhitungan kerja luar (EW)
Kerja luar yang bekerja pada pelat ini dihitung berdasarkan kerja luar yang bekerja pada
masing-masing segmen pelat (segmen ABD dan segmen ADC). Kerja luar untuk masing-
masing segmen adalah sebesar gaya luar yang bekerja (beban merata, qu, dikalikan dengan
luas segmen) dikalikan dengan defleksi pada titik berat segmen. Defleksi pada titik berat
untuk masing-masing segmen ialah sebesar δ/3 karena kedua segmen berbentuk segitiga.
EW =EW ABD + EW ADC
δ δ
EW =qu ×luas ABD × + qu ×luas ADC ×
3 3
δ
EW =qu × ( luas ABD + Luas ADC ) ×
3
δ
EW =qu × ( luas ABC ) ×
3
4.8 ×3.6 δ
EW =qu × ×
2 3
EW =2.88 × qu × δ
10. Prinsip Kerja Maya
Berdasarkan prinsip kerja maya, sistem berada dalam keseimbangan jika kerja dalam =
kerja luar. Sehingga didapatkan:
IW =EW
−¿ =EW¿
−¿+ IW AB ¿

IW + ¿+ IW AC ¿

Alif Muhammad Reza – 15015151 5


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

20 × Ld × δ ( 1a + 1b )+72 × Xδ +120 × L sinδ( β−α ) =2.88 × q ×δ


d
u

Eliminasi δ.

20 Ld ( 1a + 1b )+ 72X + L sin120( β−α ) =2.88 ×q


d
u

Bagi dengan 2.88.


20 L d 1 1 72 120
q u= (
+ + )
+
2.88 a b 2.88 X 2.88 Ld sin ( β−α )
11. Perhitungan beban ultimate
Beban ultimate minimum yang dapat menyebabkan pelat runtuh dapat dihitung dengan
mengiterasi nilai x sehingga didapatkan nilai qu minimum. Berikut contoh perhitungan untuk
percobaan pertama x = 1 m.
x=1 m
X 1
α =tan−1 =tan −1 =15.52°
3.6 3.6
( β−α )=53.13 °−15.52 °=37.61 °
3.6 3.6
Ld = = =3.74 m
cos α cos 15.52 °
a=Ld tan α =3.74 tan 15.52° =1.04 m
b=Ld tan ( β−α )=3.74 tan 37.61° =2.88 m
20 L d 1 1 72 120
q u= ( + + + )
2.88 a b 2.88 X 2.88 Ld sin ( β−α )
20× 3.74 1 1 72 120
q u=
2.88 (+ + )
+
1.04 2.88 2.88 × 1 2.88× 3.74 ×sin 37.61 °
=77.29 kN /m 2

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan qu dengan melakukan trial and error nilai X
dengan interval 0.1 m. Hasil perhitungannya kemudian ditabulasikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 1. 1 Perhitungan qu

x (m) α (o) β – α (o) Ld (m) a (m) b (m) qu (kN/m2)


1 15.52 37.61 3.74 1.04 2.88 77.29
1.1 16.99 36.14 3.76 1.15 2.75 73.73
1.2 18.43 34.70 3.79 1.26 2.63 70.99
1.3 19.86 33.27 3.83 1.38 2.51 68.88
1.4 21.25 31.88 3.86 1.50 2.40 67.30

Alif Muhammad Reza – 15015151 6


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

1.5 22.62 30.51 3.90 1.63 2.30 66.16


1.6 23.96 29.17 3.94 1.75 2.20 65.39
1.7 25.28 27.85 3.98 1.88 2.10 64.96
1.8 26.57 26.57 4.02 2.01 2.01 64.81
1.9 27.82 25.31 4.07 2.15 1.92 64.95
2 29.05 24.08 4.12 2.29 1.84 65.34
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai qu terkecil yang merupakan nilai qu
minimum yang dapat menyebabkan keruntuhan pelat ialah sebesar 64.81 kN/m2 pada x = 1.8
m.

Alif Muhammad Reza – 15015151 7


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Soal 1: Desain Pelat dengan Metoda Garis Leleh


Lakukan desain pelat di bawah ini dengan menggunakan metoda garis leleh. Pelat akan
menerima beban SIDL 1.21 kN/m2 dan LL 3.88 kN/m2.

A B

3m

D C

5.5 m
Akan digunakan beton dengan fc’ 28 MPa dan baja tulangan dengan fy 420 MPa.

Alif Muhammad Reza – 15015151 8


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Jawaban
1. Asumsi tebal pelat
Tebal pelat diasumsikan sebesar 200 mm.
2. Asumsi momen positif dan negatif
Baik momen negatif maupun momen positif, keduanya diasumsikan memiliki besar yang
sama pada arah sumbu x dan sumbu y, yaitu sebesar m- dan m+.
3. Perhitungan beban rencana
a. Perhitungan DL
DL=Berat Jenis Beton× Tebal Pelat=24 kN /m3 × 0.2m=4.8 kN /m 2
b. Perhitungan qu
Pada kasus ini akan digunakan dua kombinasi beban berikut:
q u ,1=1.4 ( DL+SIDL )
q u ,2=1.2 ( DL+ SIDL )+1.6 ≪¿
Sehingga didapatkan
q u ,1=1.4 ( 4.8+1.21 )=8.414 kN /m2
q u ,2=1.2 ( 4.8+1.21 ) +1.6 × 3.88=13.42 kN /m 2
Dari kedua kombinasi tersebut kemudian diambil nilai qu terbesar untuk dijadikan beban
rencana pada perencanaan pelat ini yaitu sebesar 13.42 kN/m2.
4. Menambahkan perpindahan maya
Sebagai asumsi awal, pelat diasumsikan akan memiliki garis leleh sebagai berikut:
E
A B
I F I
3m
βx3m
II
D C

5.5 m
Dengan β ≤ 1.
Sehingga didapatkan perpindahan maya untuk masing-masing panel ialah sebagai berikut:
2.75 m 2.75 m
A B
θ
1

Alif Muhammad Reza – 15015151 9


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

δ
θ1 =
2.75
βx3m
θ2
δ

δ
θ2 =
β×3
5. Perhitungan kerja dalam
Kerja dalam merupakan perkalian antara momen lentur yang bekerja pada garis leleh
dikalikan dengan panjang dari garis leleh itu sendiri serta putaran sudut yang dibentuk oleh
perpindahan maya akibat momen lentur tersebut. Untuk garis leleh yang sejajar dengan sumbu
x atau y, momen lentur dapat diambil sebesar momen lentur dengan arah vektor sejajar garis
leleh tersebut. Sedangkan untuk garis leleh yang memiliki sudut terhadap sumbu x dan y,
momen lentur perlu diproyeksikan ke sumbu x atau y bergantung pada panel yang sedang
ditinjau.
a. Panel I
Pada panel I akan bekerja momen positif sepanjang garis leleh EF dan FD serta momen
negatif sepanjang sisi pelat AD dan BC. Panel I sisi kanan dan sisi kiri simetris, sehingga
perhitungan hanya perlu dilakukan satu kali kemudian hasilnya dikali dua. Kali ini
perhitungan akan dilakukan untuk sisi kiri.
Momen lentur negatif (m-) memiliki arah sejajar sumbu y di sepanjang sisi AD,
sehingga perhitungan kerja dalam akibat garis leleh negatif dapat dilakukan sebagai
berikut:
δ −¿ δ ¿
−¿ × 3× =1.091m ¿
2.75
−¿× AD
´ ×θ 1 =m ¿
−¿=m ¿
IW I

Sedangkan momen lentur positif (m+) memiliki segmen yang tidak sejajar sumbu x
ataupun y sehingga keseluruhannya akan diproyeksikan ke sisi AD, jadi perhitungan kerja
dalam akibat garis leleh positif dapat dilakukan sebagai berikut:
δ +¿ δ ¿
+¿ ×3 × =1.091m ¿
2.75
+ ¿× AD
´ ×θ 1 =m ¿
+¿=m ¿
IW I

Alif Muhammad Reza – 15015151 10


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Dari kedua perhitungan di atas didapatkan:


IW I =2 ¿
b. Panel II
Pada panel II akan bekerja momen positif sepanjang garis leleh DF dan FC serta momen
negatif sepanjang sisi pelat CD.
Momen lentur negatif (m-) memiliki arah sejajar sumbu x di sepanjang sisi AC,
sehingga perhitungan kerja dalam akibat garis leleh negatif dapat dilakukan sebagai
berikut:
δ 1.833 −¿δ ¿
−¿× 5.5 × = m ¿
β× 3 β
−¿ × AC
´ ×θ 2=m ¿
−¿=m ¿
IW II
Sedangkan momen lentur positif (m+) tidak sejajar sumbu x ataupun y sehingga perlu
diproyeksikan ke sisi CD, jadi perhitungan kerja dalam akibat garis leleh positif dapat
dilakukan sebagai berikut:
δ 1.833 + ¿δ ¿
+¿× 5.5× = m ¿
β ×3 β
+¿ × AC
´ ×θ1 =m ¿
+¿=m ¿
IW II
Dari kedua perhitungan di atas didapatkan:
1.833
+¿ δ = ¿¿
1.833 β
1.833 −¿ δ + β
m ¿
+ ¿= m ¿
β

IW II =IW II−¿+ IW II ¿

Sehingga didapatkan:
IW =IW I + IW II =2.182¿
1.833
(
IW = 2.182+
β
¿ )
6. Perhitungan kerja luar
Kerja luar yang bekerja pada pelat ini dihitung berdasarkan kerja luar yang bekerja pada
masing-masing panel. Kerja luar untuk masing-masing panel adalah sebesar gaya luar yang
bekerja (beban merata, qu, dikalikan dengan luas panel) dikalikan dengan defleksi pada titik
berat panel.
a. Panel I
Panel I berbentuk trapesium. Untuk memudahkan perhitungan, panel I dibagi menjadi
bagian segitiga dan segiempat. Terdapat dua bagian segitiga yang memiliki defleksi pada
titik berat panel sebesar δ/3 dan dua bagian segiempat yang memiliki defleksi pada titik
berat panel sebesar δ/2.

Alif Muhammad Reza – 15015151 11


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

δ δ
(
EW I =2 q u × Luas Segitiga ×
3) (
+2 qu × Luas Segiempat ×
2 )
5.5

(
EW I =2 13.42 ×
2
×β×3
2
δ
× +2 13.42 ×
3 )5.5
2 (
× ( 3−β × 3 ) ×
δ
2 )
EW I =36.905 β δ +110.715 δ −110.715 β δ
EW I =110.715 δ−73.81 β δ
b. Panel II
Panel II berbentuk segitiga, sehingga defleksi pada titik berat panel akan memiliki besar
δ/3.
δ
EW II =q u × Luas Panel I ×
3
5.5× β × 3 δ
EW II =13.42 × ×
2 3
EW II =36.905 β δ
Sehingga didapatkan:
EW =EW I + EW II =110.715 δ−73.81 β δ+36.905 β δ=110.715 δ−36.905 β δ
EW =36.905 ( 3−β ) δ
7. Prinsip Kerja Maya
Berdasarkan prinsip kerja maya, sistem berada dalam keseimbangan jika kerja dalam =
kerja luar. Akan tetapi dalam desain, kerja dalam perlu dikalikan dengan faktor reduksi ϕ dan
nilainya harus sama dengan atau lebih besar dari kerja luar agar dapat dipastikan bahwa pelat
yang didesain memiliki kapasitas yang cukup untuk menerima beban luar yang ada. Dalam
hal ini diambil nilai ϕ sebesar 0.9. Sehingga didapatkan:
∅ IW ≥ EW
0.9 ¿
0.9 ¿
¿
8. Menentukan kebutuhan m+ dan m-
m+ dan m- yang dibutuhkan didapatkan dengan mengiterasi nilai β sehingga didapatkan
nilai (m+ + m-) maksimum.
β m+ + m- (kN-m/m)

Alif Muhammad Reza – 15015151 12


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

0.5 17.526
0.55 18.213
0.6 18.788
0.65 19.261
0.7 19.642
0.75 19.940
0.8 20.163
0.85 20.317
0.9 20.408
0.95 20.441
1 20.422
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa (m+ + m-) maksimum adalah 20.441 (kN-
m/m) dengan β = 0.95. Karena β ≤ 1, maka asumsi bentuk yield line benar.
9. Menentukan konfigurasi tulangan
Dalam hal ini, nilai momen positif dan negatif akan diambil sama besar (m+ = m-),
sehingga konfigurasi tulangan positif dan negatif dapat disamakan dengan masing-masing
didesain untuk menerima momen lentur sebesar 20.441/2 = 10.22 kN – m/m.
Langkah berikutnya adalah menghitung nilai luas tulangan (As) yang dibutuhkan dengan
persamaan:
Mn
A s=
f y jd
Nilai jd diasumsikan 0.925 d. Nilai d terlebih dahulu dihitung dengan persamaan berikut:
Diameter Tulangan
d=Tebal Pelat−Selimut−
2
Selimut beton diambil 20 mm dan diameter tulangan yang akan digunakan adalah 10 mm.
Sehingga didapatkan:
10
d=200−20− =175 mm
2
j d=0.925 d =161.875 mm

10.22 ×106 2
A s= =150.33 mm /m
420 ×161.875
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan apakah nilai jd yang diasumsikan sudah benar (>
0.925d).
As f y 150.33 × 420
a= '
= =2.65 mm
0.85 f c b 0.85 × 28× 1000

Alif Muhammad Reza – 15015151 13


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Nilai b diambil 1000 mm karena perhitungan tulangan dilakukan untuk per meter lebar
pelat.
a 2.65
j d=d− =175− =173.67>161.875 → OK !
2 2
Kemudian hitung nilai As yang sebenarnya dibutuhkan dengan menggunakan jd yang baru
10.22 ×106 2
A s= =140.12 mm /m
420 ×173.67
Akan tetapi nilai As yang didapatkan perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan A s
minimum dan As maksimum yang perlu terpasang.
A s ,min 1=0.0018 bh=0.0018 × 1000× 200=360 mm2 /m
1.4 1.4
A s ,min 2= bd= ×1000 ×175=583.33 mm2 /m
fy 420
'

A s ,min 3 =
√f c
bd= √ 28 × 1000× 175=551.2 mm2 /m
4fy 4 × 420
0.85 f c ' bd 0.85× 28 ×1000 ×175 2
A s ,max =0.75 =0.75 =7437.5 mm /m
fy 420
Karena As minimum lebih besar dari As yang dibutuhkan, maka As yang akan digunakan
untuk perhitungan selanjutnya adalah As minimum = 583.33 mm2/mm.
Dari besar luas tulangan minimum yang perlu dipasang, hitung jumlah tulangan yang
memenuhi As tersebut:
583.33
n= =7.43 ≈ 8 buah
0.25× π ×10 2
Setelah mengetahui jumlah tulangan yang dibutuhkan, perlu dihitung spasi antar tulangan
yang akan dipasang sebagai berikut:
b 1000
s= = =125 mm
n 8
Setelah mengetahui spasi yang dibutuhkan, perlu dihitung batasan maksimum spasi antar
tulangan yang diizinkan sebagai berikut:
smax ,1=5 h=5 ×200=1000mm
smax ,2=450 mm
smax , pakai =450 mm> 125 mm→ OK !

Alif Muhammad Reza – 15015151 14


Kuis 3 SI 4112 - Struktur Beton Lanjut

Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan pengecekan asumsi nilai pi yang
digunakan.
f c ' −28
β 1=0.85−0.05 =0.85
7
a 2.65
c= = =3.12mm
β 1 0.85
d−c 175−3.12
ε= × 0.003= ×0.003=0.165
c 3.12
Karena ε > 0.005, maka asumsi bahwa pi = 0.9 benar.
Dari seluruh langkah perhitungan di atas, didapatkan kesimpulan bahwa konfigurasi
tulangan yang akan dipasang untuk menerima momen lentur negatif ataupun positif adalah
D10 – 125.

Alif Muhammad Reza – 15015151 15

Anda mungkin juga menyukai