Yield Line
Yield Line
disusun oleh:
Alif Muhammad Reza
15015151
Jawaban 1
Analisis yield line dilakukan dengan metoda kerja maya. Pada kasus ini, titik D pada pelat
diberi perpindahan maya sebesar δ. Dari perpindahan maya tersebut dapat dihitung kerja luar dan
kerja dalam pada pelat sehingga dari prinsip kerja maya (kerja luar = kerja dalam), beban
ultimate dapat dihitung.
Ld sin(β – α)
G β-α
Ld 3.6 m
4.8 m - x
1. Perhitungan β
β adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi pelat yang tertumpu.
BC 4.8
Segitiga ABC → β=tan −1 =tan −1 =53.13 °
AC 3.6
2. Perhitungan α
α adalah sudut yang dibentuk oleh garis leleh positif dengan sisi pelat AC.
DC X
Segitiga ADC → α=tan −1 =tan −1
AC 3.6
3. Perhitungan panjang a dan b
a
Segitiga ADE →α =tan−1 atau a=Ld tan α
Ld
b
Segitiga AFD → ( β−α )=tan −1 atau b=Ld tan ( β−α )
Ld
4. Perhitungan panjang Ld
AC 3.6 3.6
Segitiga ADC → α=cos−1 =cos−1 atau Ld =
Ld Ld cos α
5. Perhitungan panjang AB
´ 2+ BC
´ √ AC
AB= ´ 2=√ 3.62 +4.82 =6 m
6. Perhitungan sudut yang dibentuk oleh perpindahan maya
a. Akibat garis leleh negatif
Perpindahan maya ini diakibatkan oleh putaran sudut pada pelat yang tegak lurus
dengan garis leleh negatif pada sisi pelat AB dan AC, yaitu garis GDC pada gambar.
Berikut ilustrasi perpindahan maya yang dihasilkan oleh garis leleh negatif tersebut:
G C
θAB θAC
Ld sin(β – α) X
θ1 θ2
θ
δ
θ1 =
b
δ
θ2 =
a
δ δ 1 1
θ=θ1 +θ2= + =δ +
b a a b ( )
7. Perhitungan bending moment (mb)
Bending moment atau momen lentur dalam hal ini adalah momen lentur yang bekerja pada
garis leleh baik positif ataupun negatif. Momen lentur yang sejajar dengan sumbu x atau y
dapat langsung diambil sebesar momen yang arah vektornya sejajar dengan sumbu tersebut.
Sedangkan momen lentur pada garis leleh yang memiliki sudut terhadap sudut x dan y perlu
diproyeksikan ke sumbu x dan y sehingga dapat dihitung dengan menggunakan momen pada
kedua arah sumbu seperti yang diketahui pada soal.
2
2 +¿ sin α ¿
+ ¿cos α +m uy ¿
m b+¿=m ux ¿
−¿¿
m b , AC −¿=m ux ¿
2
2 −¿ sin β¿
−¿cos β+ muy ¿
−¿=mux ¿
m b , AB
−¿=m =20 kN−m /m ¿
u
−¿=m ¿
uy
2 2
IW + ¿+ IW AC ¿
Eliminasi δ.
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan qu dengan melakukan trial and error nilai X
dengan interval 0.1 m. Hasil perhitungannya kemudian ditabulasikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 1. 1 Perhitungan qu
A B
3m
D C
5.5 m
Akan digunakan beton dengan fc’ 28 MPa dan baja tulangan dengan fy 420 MPa.
Jawaban
1. Asumsi tebal pelat
Tebal pelat diasumsikan sebesar 200 mm.
2. Asumsi momen positif dan negatif
Baik momen negatif maupun momen positif, keduanya diasumsikan memiliki besar yang
sama pada arah sumbu x dan sumbu y, yaitu sebesar m- dan m+.
3. Perhitungan beban rencana
a. Perhitungan DL
DL=Berat Jenis Beton× Tebal Pelat=24 kN /m3 × 0.2m=4.8 kN /m 2
b. Perhitungan qu
Pada kasus ini akan digunakan dua kombinasi beban berikut:
q u ,1=1.4 ( DL+SIDL )
q u ,2=1.2 ( DL+ SIDL )+1.6 ≪¿
Sehingga didapatkan
q u ,1=1.4 ( 4.8+1.21 )=8.414 kN /m2
q u ,2=1.2 ( 4.8+1.21 ) +1.6 × 3.88=13.42 kN /m 2
Dari kedua kombinasi tersebut kemudian diambil nilai qu terbesar untuk dijadikan beban
rencana pada perencanaan pelat ini yaitu sebesar 13.42 kN/m2.
4. Menambahkan perpindahan maya
Sebagai asumsi awal, pelat diasumsikan akan memiliki garis leleh sebagai berikut:
E
A B
I F I
3m
βx3m
II
D C
5.5 m
Dengan β ≤ 1.
Sehingga didapatkan perpindahan maya untuk masing-masing panel ialah sebagai berikut:
2.75 m 2.75 m
A B
θ
1
δ
θ1 =
2.75
βx3m
θ2
δ
δ
θ2 =
β×3
5. Perhitungan kerja dalam
Kerja dalam merupakan perkalian antara momen lentur yang bekerja pada garis leleh
dikalikan dengan panjang dari garis leleh itu sendiri serta putaran sudut yang dibentuk oleh
perpindahan maya akibat momen lentur tersebut. Untuk garis leleh yang sejajar dengan sumbu
x atau y, momen lentur dapat diambil sebesar momen lentur dengan arah vektor sejajar garis
leleh tersebut. Sedangkan untuk garis leleh yang memiliki sudut terhadap sumbu x dan y,
momen lentur perlu diproyeksikan ke sumbu x atau y bergantung pada panel yang sedang
ditinjau.
a. Panel I
Pada panel I akan bekerja momen positif sepanjang garis leleh EF dan FD serta momen
negatif sepanjang sisi pelat AD dan BC. Panel I sisi kanan dan sisi kiri simetris, sehingga
perhitungan hanya perlu dilakukan satu kali kemudian hasilnya dikali dua. Kali ini
perhitungan akan dilakukan untuk sisi kiri.
Momen lentur negatif (m-) memiliki arah sejajar sumbu y di sepanjang sisi AD,
sehingga perhitungan kerja dalam akibat garis leleh negatif dapat dilakukan sebagai
berikut:
δ −¿ δ ¿
−¿ × 3× =1.091m ¿
2.75
−¿× AD
´ ×θ 1 =m ¿
−¿=m ¿
IW I
Sedangkan momen lentur positif (m+) memiliki segmen yang tidak sejajar sumbu x
ataupun y sehingga keseluruhannya akan diproyeksikan ke sisi AD, jadi perhitungan kerja
dalam akibat garis leleh positif dapat dilakukan sebagai berikut:
δ +¿ δ ¿
+¿ ×3 × =1.091m ¿
2.75
+ ¿× AD
´ ×θ 1 =m ¿
+¿=m ¿
IW I
IW II =IW II−¿+ IW II ¿
Sehingga didapatkan:
IW =IW I + IW II =2.182¿
1.833
(
IW = 2.182+
β
¿ )
6. Perhitungan kerja luar
Kerja luar yang bekerja pada pelat ini dihitung berdasarkan kerja luar yang bekerja pada
masing-masing panel. Kerja luar untuk masing-masing panel adalah sebesar gaya luar yang
bekerja (beban merata, qu, dikalikan dengan luas panel) dikalikan dengan defleksi pada titik
berat panel.
a. Panel I
Panel I berbentuk trapesium. Untuk memudahkan perhitungan, panel I dibagi menjadi
bagian segitiga dan segiempat. Terdapat dua bagian segitiga yang memiliki defleksi pada
titik berat panel sebesar δ/3 dan dua bagian segiempat yang memiliki defleksi pada titik
berat panel sebesar δ/2.
δ δ
(
EW I =2 q u × Luas Segitiga ×
3) (
+2 qu × Luas Segiempat ×
2 )
5.5
(
EW I =2 13.42 ×
2
×β×3
2
δ
× +2 13.42 ×
3 )5.5
2 (
× ( 3−β × 3 ) ×
δ
2 )
EW I =36.905 β δ +110.715 δ −110.715 β δ
EW I =110.715 δ−73.81 β δ
b. Panel II
Panel II berbentuk segitiga, sehingga defleksi pada titik berat panel akan memiliki besar
δ/3.
δ
EW II =q u × Luas Panel I ×
3
5.5× β × 3 δ
EW II =13.42 × ×
2 3
EW II =36.905 β δ
Sehingga didapatkan:
EW =EW I + EW II =110.715 δ−73.81 β δ+36.905 β δ=110.715 δ−36.905 β δ
EW =36.905 ( 3−β ) δ
7. Prinsip Kerja Maya
Berdasarkan prinsip kerja maya, sistem berada dalam keseimbangan jika kerja dalam =
kerja luar. Akan tetapi dalam desain, kerja dalam perlu dikalikan dengan faktor reduksi ϕ dan
nilainya harus sama dengan atau lebih besar dari kerja luar agar dapat dipastikan bahwa pelat
yang didesain memiliki kapasitas yang cukup untuk menerima beban luar yang ada. Dalam
hal ini diambil nilai ϕ sebesar 0.9. Sehingga didapatkan:
∅ IW ≥ EW
0.9 ¿
0.9 ¿
¿
8. Menentukan kebutuhan m+ dan m-
m+ dan m- yang dibutuhkan didapatkan dengan mengiterasi nilai β sehingga didapatkan
nilai (m+ + m-) maksimum.
β m+ + m- (kN-m/m)
0.5 17.526
0.55 18.213
0.6 18.788
0.65 19.261
0.7 19.642
0.75 19.940
0.8 20.163
0.85 20.317
0.9 20.408
0.95 20.441
1 20.422
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa (m+ + m-) maksimum adalah 20.441 (kN-
m/m) dengan β = 0.95. Karena β ≤ 1, maka asumsi bentuk yield line benar.
9. Menentukan konfigurasi tulangan
Dalam hal ini, nilai momen positif dan negatif akan diambil sama besar (m+ = m-),
sehingga konfigurasi tulangan positif dan negatif dapat disamakan dengan masing-masing
didesain untuk menerima momen lentur sebesar 20.441/2 = 10.22 kN – m/m.
Langkah berikutnya adalah menghitung nilai luas tulangan (As) yang dibutuhkan dengan
persamaan:
Mn
A s=
f y jd
Nilai jd diasumsikan 0.925 d. Nilai d terlebih dahulu dihitung dengan persamaan berikut:
Diameter Tulangan
d=Tebal Pelat−Selimut−
2
Selimut beton diambil 20 mm dan diameter tulangan yang akan digunakan adalah 10 mm.
Sehingga didapatkan:
10
d=200−20− =175 mm
2
j d=0.925 d =161.875 mm
10.22 ×106 2
A s= =150.33 mm /m
420 ×161.875
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan apakah nilai jd yang diasumsikan sudah benar (>
0.925d).
As f y 150.33 × 420
a= '
= =2.65 mm
0.85 f c b 0.85 × 28× 1000
Nilai b diambil 1000 mm karena perhitungan tulangan dilakukan untuk per meter lebar
pelat.
a 2.65
j d=d− =175− =173.67>161.875 → OK !
2 2
Kemudian hitung nilai As yang sebenarnya dibutuhkan dengan menggunakan jd yang baru
10.22 ×106 2
A s= =140.12 mm /m
420 ×173.67
Akan tetapi nilai As yang didapatkan perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan A s
minimum dan As maksimum yang perlu terpasang.
A s ,min 1=0.0018 bh=0.0018 × 1000× 200=360 mm2 /m
1.4 1.4
A s ,min 2= bd= ×1000 ×175=583.33 mm2 /m
fy 420
'
A s ,min 3 =
√f c
bd= √ 28 × 1000× 175=551.2 mm2 /m
4fy 4 × 420
0.85 f c ' bd 0.85× 28 ×1000 ×175 2
A s ,max =0.75 =0.75 =7437.5 mm /m
fy 420
Karena As minimum lebih besar dari As yang dibutuhkan, maka As yang akan digunakan
untuk perhitungan selanjutnya adalah As minimum = 583.33 mm2/mm.
Dari besar luas tulangan minimum yang perlu dipasang, hitung jumlah tulangan yang
memenuhi As tersebut:
583.33
n= =7.43 ≈ 8 buah
0.25× π ×10 2
Setelah mengetahui jumlah tulangan yang dibutuhkan, perlu dihitung spasi antar tulangan
yang akan dipasang sebagai berikut:
b 1000
s= = =125 mm
n 8
Setelah mengetahui spasi yang dibutuhkan, perlu dihitung batasan maksimum spasi antar
tulangan yang diizinkan sebagai berikut:
smax ,1=5 h=5 ×200=1000mm
smax ,2=450 mm
smax , pakai =450 mm> 125 mm→ OK !
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan pengecekan asumsi nilai pi yang
digunakan.
f c ' −28
β 1=0.85−0.05 =0.85
7
a 2.65
c= = =3.12mm
β 1 0.85
d−c 175−3.12
ε= × 0.003= ×0.003=0.165
c 3.12
Karena ε > 0.005, maka asumsi bahwa pi = 0.9 benar.
Dari seluruh langkah perhitungan di atas, didapatkan kesimpulan bahwa konfigurasi
tulangan yang akan dipasang untuk menerima momen lentur negatif ataupun positif adalah
D10 – 125.