Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peraturan adat istiadat pada hakikatnya sudah terdapat pada jaman kuno Hukum adat
perekonomian adalah aturan-aturan adat yang mengatur tentang bagaimana hubungan-hubungan
hukum yang berlaku dalam masyarakat, dikalangan rakyat jelata terutama di pedesaan , dalam
usaha mereka memenuhii kebutuhan hidupny dalam perekonomian. Hal-Hal yang terdapat dalam
hukum adat perekonomian adalah Hak-Hak Kebendaan, Kerja sama dan tolong menolong, Usaha
Perseorangan dan lain-lain dalam masalah hukum adat banyak terjadi permasalahan
permasalahan salah satunya menenai transaksi tanah.

Berkenaan mengenai berbagai perihal di atas maka perlulah kita membahas masalah
Hukum Adat Perekonomian ini. Untuk bisa memahami berbagai problematika-problematika
yang di hadapi oleh ummat muslim berkenaan mengenai perekonomian tersebut. Sehingga dapat
terwujudnya suatu sumber penghasilan yang dapat digunakan untuk membina masyarakat
sejahtera baik dari segi ekonomi maupun ibadah kepada Sang Maha Pemberi.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti dari hukum adat perekonomian?
2. Bagaimana usaha perseorangan dalam hukum adat perekonomian?
3. Apa saja yang menjadi permasalahan dalam transaksi tanah?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui hukum Adat Perekonomian
2. Agar mengetahui bagaimana usaha perseorangan dalam hukum adat
3. Agar mengetahui permasalahan dalam transaksi tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN

HUKUM ADAT PEREKONOMIAN

A. Pengertian

Hukum adat perekonomian adalah aturan-aturan adat yang mengatur tentang bagaimana
hubungan-hubungan hukum yang berlaku dalam masyarakat, dikalangan rakyat jelata terutama
di pedesaan , dalam usaha mereka memenuhii kebutuhan hidupny dalam perekonomian.

B. Hak-Hak Kebendaan.

Jika seorang penduduk desa ditanyakan ini rumah siapa ia akan menjawab "rumah saya"
walaupun sebenarnanya itu adalah rumah orang tuanya atau keluarganya.jawabannya tidak
langsung menunjukan pengertian dari "hakmilik mutlak". Sehingga ia bebas melakukan
perbuatan hukum terhadap rumah itu . Jika ia akan berbuat atas hak miliknya itu ia harus
berbicara terlebih dulu dengan anggota keluarganya . Begitulah pengertian hak milik di
indonesia. Yang berfungsi sosial.

Di kalangan masyarakat melayu (diluar jawa ) disana-sini terdapat rumah yanh sifatnya
milik bersama ( rumah gadang, rumah kerabat, rumah keluarga) walaupun bangunan itu di buat
dengan biaya sendiri, milikmnya sendiri dan hasil jerih payah sendiri. Ia akan menganggap
rumah itu milik keluarganya( miliknya dengan anak istrinya). Sama halnua dengan memmiliki
sawah ia akan menganggap sawah itu milik bersama keluarganya. Sehinggajika ia akan
mentransaksikan rumah atau sawah tersebut qia harus bermusyawarah dengan anggota keluarga
dan sanak saudarannya.

Hak atas bangunan rumah atau juga tanam tumbuhan yang terletak diatas sebidang tanah
tidak selamanya merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu ada kemungkinan seseorang memiliki
bangunan rumah atau tanam tumbuhan yang terletas diatas tanah milik orang lain, atau milik
kerabay, atau milik desa. Jadi menyrut hukum adat hak atas tanah terpisah dengan hak atas
bangunan atau hak atas tanam tumbuhan.

3
Hukum ada t tidak membedakan antara barang yetap dan barang bergerak. Bagi masyarakat jawa
misalnyadapat terjadi adol ngebregi( jual tetap) atau adol bedol (jual angkat) terhadap bangunan .
adol ngebregi adalah menjual rumah tetap bersama tanahnya. sedangkan adol bedol adalah
menjual rumah lepas (diangkat) dengan tanahnya.

C. Kerja sama dan tolong menolong

Tolong menolong dengan dasar kerja sama untuk mencapai suatu maksud bersama -sama yang
bebas dari pikiran untuk menerima upah atau kemudian hari akan menerima pertolongan itulah
yang disebut gotong royong. Dalam perekonomian pertanian ladang, jika penduduk akan
membuka daerah perladangan, maka dalam melakukan pembukaan hutan, menebang pohon,
nebas semak belukar, kemudian membakarnya, dilakukan bersama dan tolong -menolong.
Setelah hutan dibersihkan maka tanah peladangandibagi-bagi bidang nya kepada masyarakat
yang telah bekerja sama. Begitu pula untuk menanam padi, mdmbdrsihkan rumput dan menuai
hasil panen yang biasanya silakukan oleh para wanitadan muda-mudi dilakukan bersama dan
tolong menolong.

Di Bali dalam sistem pertanian subak, para krama subak(anggota-anggota pemilik sawah)
bekerja sama dan tolong menolong dalam memperbaiki saluran air dan lainnya di bawah
pimpinan "pekaseh" ( petugas pengatur air)dan kalau di jawa disebut Ulu-ulu. Begitu pula untuk
menuai padi dilakukan oleh kumpulan kerja sama yang disebut "seka manyi".

Untuk di masa sekarang banyak terdapat kegiatan kumpulanberupa" arisan uang"," arisan
barang" dan ada yang meningkat dalam bentuk kerjasama "koperasi"yang teratur atau kerjasama
tolong menolong "kongzi modal "dalam usaha dalam usahaperdagangan kecil.

Kerjasama , tolong menolong bersifat dan dilaksanakanberkelompok, baik untuk waktu yang
sementara maupun untuk waktu yang lama

D. Usaha Perseorangan

Yang dimaksud dengan usaha perseorangn adalah individuele crediet haandelingen. Yang
memiliki arti perbuatan kredit perorangan, yaitu dengan perbuatan menyerahkan atau
mengerjakan sesuatu oleh orang yang satu dengan orang yang lain dan berlaju timbal - balik.

4
Misalnya yang disebut beri memberi, pakai memakai, jual-beli, titip-menitip, hutang piutang
kerja mengerjakan.

1. Beri memberi

Beri memberi atau kirim mengirim atau balas -membalas, berupa uang atau barang
bergerak. Yang terjadi di antara anggota keluarga , kaum kerabat, tetangga, teman
sejawat, misalnya antara anak dan orang tua, menantu dan mertua, murid dan guru dan
sebagainya. Beri memberi bertujuan sebagai tandabingat , tanda hormat, tanda penfikat,
tanda jadi, tanda pengakuan, tanda cinta, tansa turut berduka, tanda ikut bahagia, tanda
permintaan.dan sebagainya.

2. Pakai memakai

Pakai memakai atau pinjam meminjam ada yang berlaku tanpa balas jasa(pinjam pakai)
ada yang berlaku dengan balas jasa ( pinjam sewa). Ada yang dengan pertukaran
benda(pinjam tukar atau tukar pakai). Sedangkan tukar menukar adalaha jika pertukaran
barang tanpa tambahan nilai (tukar guling), jika barang dengan tambahan nilai (tukar
tambah.)

3. Jual beli

Jual beli terjadi apabila barang diserahkan dan harganya di bayar (jual tunai). Tetapi jika
pembayaranny dilakukan kemusian maka disebut(jual hutang) jika pembayarannya
dilakukan secara berangsur sisebut (jual kredit)jika barangnya sudah di bayarbarangnya
belum diterima( jual pesan) jika barangnya di jual tetapi pembayaranny diangsur setiap
wamtu tertentu sampai lunas ( jual sewa). Jika baranya dijual dengan perantara dan
perantara dan perantara nendapt komisi( jual komisi) jika perantara( pedagang keliling)
yang menjajakan barang-barangnya dan mana yang laku disetorkan pada pemiliknya
(dagang kepitan).

4. Titip menitip

titip menitip kebanyakan di lapangan jual beli hasil bumi. Apabila batangnya dititipkan
untuk dijual sambil menunggu harga yang baik.

5
5. Hutang piutang

Biasanya utang piutang berlaku untung peminjaman uang. Di yanah batak hutang uang
yang dibayar tanpa bunga disebut "manganahi" sedangkan untuk hutang yang dibayar
dengan tambahan bunga disebur morsali. Dalam hukum adat tidak mengenal bunga
kelalaian atau bunga pembayaran tidak baik.sebagaimana telah disebutkan pasal 1250
KUH Perdata, tetapi mengenal sistem bertanggungjWab . Misalnya seseorang ikut
menggung hutang orang lain.atau ikut menganggung dengan jaminan pribadi atau
jaminan benda.

6. Kerja mengerjaken

Hubungan kerja mensgerjakan sesuaty ada yang berdasarkan dengab persetujuan


pembayaran upah dan ada yang tanpa perjanjia terte ntu. Hubungan upah mengupah
dapat bersifat upah pekerjaan sampe selesai.

Kebanyakan usaha lerseorang tersebut terjadi denga kesepakatan tanpa pembuktian tertulis dan
menggunakan saksi-saksim melainkan betlaku atas dasr Saling pecaya memlercayai Saja.

E. Transaksi tanah

Dalam hukum adat mengenai hukum tanah ini mengenal adanya perpindahan hak milik
atau transaksi tanah. Terdapat dua macam yaitu perbuatan hukum sepihak dan perbuatan hukum
dua pihak.

1. Transaksi tanah yang bersifat perbuatan hukum sepihak

a. Pendirian suatu desa

Sekelompok orang-orang mendiami suatu tempat tertentu dan membuat perkampungan di


atas tanah yang telah dibukanya, sehingga lambat laun tempat itu menjadi desa, dengan
tanah tersebut tumbuh suatu hubungan hokum antara desa dan tanah yangdimaksud,
tumbuh suatu hak atas tanha itu bagi persekutuan yang disebut hak ulayat.

b. Pembukaan tanah oleh seorang warga persekutuan

6
Pembukaan lahan ini masih sering dilakukn di daerah pedalaman misalnya di desa Dayak
Kalimantan dilakukan oleh warga secara bersama-sama dibawah pimpinan kepala desa
atau kepala suku. Jika seseorang itu menemukan tanda larangan diatas tanah bahwa ada
seseorang yang telah mendahuluinya untuk membuka tanah itu maka pengolah tanah
meminta persetujuan pemerintah desanya, jika diperbolehkan melanjutkan pembukaan
tanah barulah ia memulai usahanya. Sejak ia mendapatkan persetujuan dari pemerintah
desa ia telah mendapatkan hak wenang pilih, setelah ia mengolah tanahnya maka
diperolehnya hak menarik hasil, jika sudah panen dan masih tetap digunakan kemudian ia
mendapatkan hak milik.

Perbuatan yang seperti ini juga dinamakan perbuatan hukum sepihak. Dimana hanya seorang
saja yang berhak atas tanah yang dimaksud.

2. Transaksi tanah yang bersifat perbuatan hukum dua pihak

Hukum tanah mengenal adanya perpindahan hak milik atas tanah. Disini akan dijelaskan
bagaimana tanah tersebut dapat berpindah tangan atau hak milik diantaranya melalui Jual lepas,
Jual gadai, dan Jual tahunan

a) Hak-hak atas tanah

Di beberapa daerah orang membuka tanah dimulai dengan memberi tanda yaitu tanah akan
membuka tanah.tanda itu biasanya berupa tanda silang, rotan.dll.dengan memberi hak untuk
mengusahakan sebidang tanah.
Untuk menjadikan tanah itu menjadi hak milik, maka tanah ladang itu harus dikerjakan terus
menerus. Apabila tanah tersebut ditinggalkan terbengkalai menjadi aemak belukar ata
menhutan kembali maka hak miliknya hilang dan yang masih ada ialah hak utama untuk
mengusahakan kembali.

Di kalangan masyarakat adat jarang terjadi pemilikan tanah menyewakan tanahnya kepada
orang lain di pedesaan, yang banyak berlaku ialah "hak numpang" atas tanah milik orang
lain, dengan membangun perumahan sebagai tempat kediaman. atau menumpanguntuk
bertanam tumbuhan palawija tanpa membayar tanah tersebut dengan palawija, perbuatan ini

7
disebut "tumpang sari". Hubungan antara pemilik tanah dan penumpang bersifat
kekeluargaan dengan beri -memberi , urus mengurus, bantu-membantu.

b) Jual lepas

Jual lepas adalah dimana terjadi transaksi antara pemilik tanah sebaga penjual kepada orang
lain sebagai pembeli dan tanah itu akan menjadi hak miliknya selamanya dengnan
pembayaran tunai atau cicilan. Di jawa : adol plas, runtumurun, pati bagor, Kalimantan :
menjual jaja, Jambi dan Riau : menjual lepas.

Dalam perjanjisn jual beli biasanya dilakukan ijab-kabul dan jual beli dilakukan atas
kesepakatan kedua belah pihak, pihak pembeli biasanya memberikan “panjer” atau
“persekot” sebagai tanda jadi. Jika perjanjian batal karena kesalahan penjual maka penjual
mangembalikan panjer dua kali lipat, sebaliknya jika perjanjian batal karena si pembeli
maka panjer tidak dikembalikan.

Di Aceh kebiasaan bahwa dalam akte dimuat ijab kabul . DiMinangkabau di serahkan tidak
ganya uang akan tetapi juga sebilah pisau atau sepotong kain (magis)

c) Jual gadai atau penggadaian tanah

Jual gadai adalah penyerahan tanah oleh penjual kepada pembeli dengan hargatertentu
dan dengan haka menebusnya kembali.istilah ini di berbagai daerah berbeda-beda contohnya
di Jawa : adol sende, Sunda : ngajual akad, gade. Di mandailing selatan disebut dondon
susut yaitu penyerahan tanah gadi dengan pembayaran yang disusuti dari sebagian hasil
tanah gadai itu secara berangsur. Di daerah pasundan : ngajual tutung atau ngajual paeh
duwit.

Dalam penjualan ini yang dijual bukanlah tanahnya melainkan hak penguasaan tanah,
dimana pembeli dapat menggunakan, mengolah tanah itu sesuai keinginannya selama belum
ditebus oleh penjual atau penggadai.

Menurut hukum adat pemegang gadai tidak dapat menuntut pemilik tanahh untuk menebus
tanah gadainya. Karena jika pemegang gadai membutuhkan uang ia dapat menempuh dua
jalan yaitu dengan mengalihkan gadai atau dengan menganakkan gadai.

8
Pemegang gadai tidak menjual lepas atau menjual tahunan tanah gadai tersebut sampai batas
waktu yang telah ditentukan menurut perjanjian kedua belah pihak. Sebab kemungkinan
tanah itu ditebus kembali oleh penjual gadai atau pemilik asli tanah tersebut. Sebaliknya jika
penjual tidak mampu menebus dalam waktu yang ditentukan maka tanah menjadi hak milik
pemegang gadai.

Tranakasi jual gadai ini terdapat diseluruh indoneaia. Hanya ada beberapa perbedaan
dibeberapa daerah misalnya di Aceh dalam akte harus memuat ijab kabul, di ;Bataktransaksi
harus dijalankan diatas nasi ngebul. Di Minangkabu ada kebiasaan bahwa yang membeli
gadai setiP tahunnya memberi kirimab nasi kepada yang menjual gadai, suatu tanda bahwa
yang belakangan ini mempunyai hak untuk menebus

d) Jual tahunan atau sewa

Transaksi jual tahunan ialah apabila pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain
untuk beberapa waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah uang tunai. Sesudah habis
waktu yang ditentukan tanah kembali menjadi hak milik pemilik tanah. Dibeberapa daerah
pedesaan orang jawa hal ini dikenal dengan sebutan adol taunan, oyodan, trowongan,
kemplongan atau sewa tahunan.

Dalam transaksi ini penyewa berhak mengolah tanah, dan mengambil hasil dari tanah
tersebut, akan tetapi dia tidak boleh menjualnya danmenyewakan selanjutnya kepada orang
lain tanpa seijin pemilik tanah.

Dikalangan masyarakat luar jawa jual tahunan ini disamakan dengan gadai tanah atau sewa
tanah dengan pembayaran dimuka. Di mandailing selatan disebut dondon susut yaitu
penyerahan tanah gadi dengan pembayaran yang disusuti dari sebagian hasil tanah gadai itu
secara berangsur. Di daerah pasundan : ngajual tutung atau ngajual paeh duwit.

F. Transaksi -transaksi yang menyangkut tanah

Transaksi-transaksi menyangkut tanah berbeda dengan transaksi tanah. Transaksi tanah


obyeknya adalah tanah itu sendiri sedangkan transaksi yang menyangkut tanah hanyalah hal-hal
yang menyangkut atau didalam transaksi tanah misalnya perjanjian, lampiran-lampiran dari

9
perjanjian pokok. Dalam hal ini akan dibahas yaitu perjanjian bagi hasil atau belah pinang atau
maro, perjanjian sewa tanah, prejanjian terpadu, perjanjian semu

a. Perjanjian bagi hasil

Perjanjian bagi hasil adalah apabila pemilik tanah memberi izin kepada orang lain untuk
mengerjakan tanahnya dengan perjanjian, bahwa yang mendapat izin itu harus
memberikan sebagian hasil tanahnya. Ada yang di bagi menjadi dua di jawa : maro,
Minagkabau : Memperduai, Periangan : Nengah, Sumatra : Perdua, Sulawesi selatan :
Tesang, Minahasa : Toyo. Jika hasilnya dibagi menjadi tiga maka disebut pertiga, di
Jawa : Mertelu, Periangan : jejuron.

Di jawa dalam suatu perjanjian bagi hasil berlaku ada kebiasaan dalam adat, bahwa
permulaan transaksi dibayar srama atau mesi. Srama adalah pemberian uang sekadarnya
oleh penggarap kepada pemilik tanah, sedangkan mesi adalah pemberian dari penggarap
yang berarti tanda pengakuan kepada pemilik tanah.

Di Bali dan Sulawesi Selatan transaksi ini kadang digabungkan dengan peminjaman uang
tanpa bunga dari pemilik tanah dan penggarap tanah namanya balango di Sulawesi
Selatan dan plais di Bali.

Perjanjian ini harus dilakukan dihadapan kepala desa dengan perjanjian tertulis dan
disahkanoleh camat.

b. Perjanjian sewa

Perjanjian sewa tanah adalah suatu perjanjian dimana pemilik tanah member izin orang
lain untuk menggunakan tanah sebagai tempat berusaha dengan menerima uang sebagai
sewa untuk waktu tertentu.

Dibebeapa daerah untuk transaksi demikian ini, dipergunakan istilah khusus seperti
mengasidi : Tapanuli Selatan, sewa bumi : Sumatra Selatan, cukai : Kalimantan,
ngupeteni : Bali.

c. Perjanjian terpadu atau perjanjian ganda

10
Transaksi demikian ini apabila terjadi perpaduan antara dua perjanjian yang berjalan
bersama. Misalnya A penerima tanah gadai member ijin kepada B (orang yang
menggadaikan tanahnya) untuk mengerjakan tananh itu dengan perjanjian memperduai
atau maro. Transaksi seperti ini terdapat dua perjanjian antara jual gadai dan memperduai.

d. Perjanjian semu

Perjanjian ini tidak sesuai dengan perjanjian yang ditulis atau terjadi misalnya perjanjian
jual-beli dengan sistem ijon namanya adalah melepas uang di Lampung namanya ngakuk
anduk. Misalnya seseorang menjual hasil bumi tetapi hasil bumi tersebut belum diketahui
yang uangnya dibayar dahulu sebelum panen dengan harga yang lebih rendah dari harga
pasaran.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum adat perekonomian adalah suatu aturan-aturan adat yang mengatur tentang
bagaimana hubungan-hubungan hukum yang berlaku dalam masyarakat, dikalangan rakyat
terutama di pedesaan , dalam usaha mereka memenuhii kebutuhan hidupny dalam perekonomian.
Dalam usasah perseorangan yang terdapat dalam hukum adat perekonomian membahas banyak
hal diantaranya : beri memberi, dal;am hal beri memberi atau kirim mengirim sering terjadi di

11
lingkungan keluarga. Jual beli,dalam jual beli terjadi apabila barang diserahkan dan harganya di
bayar disebut jual tunai. Dalam hal hutang piutang berkaotan dengan pinjam meminjam.
Dalam hal transaksi tanah terdapat 3 hal yakni jual lepas, jual gadai, dan jual tahunan. Jual lepas
Jual lepas adalah dimana terjadi transaksi antara pemilik tanah sebaga penjual kepada orang lain
sebagai pembeli dan tanah itu akan menjadi hak miliknya selamanya dengnan pembayaran tunai
atau cicilan. Jual gadai adalah penyerahan tanah oleh penjual kepada pembeli dengan harga
tertentu dan dengan haka menebusnya kembali.istilah ini di berbagai daerah berbeda-beda.
Sedangkan yang disebut jual tahunan ialah apabila pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada
orang lain untuk beberapa waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah uang tunai

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, soejono. 1985. Meninjau Hukum Adat Indonesia. Bandung: Rajawali

Soekanto, Soejono dan Soleman B.Taneko.2012. Hukum Adat Indonesia.Jakarta: Raja


Grafindo Persada

Hadi Kusuma, Hilman. 2013. Pengantar ilmu ahukum adat indonesia. Bandung : CV .
Mandar Maju

12

Anda mungkin juga menyukai