ABSTRAK
Fak to r d aya mo to r ind uk si yang rendah aka n sangat merugikan k onsu men terutama k alan ga n
ind ustri seb agai p en ggu na terb esar. Bagi industri ko nd isi fak to r d a ya rendah tak d ap at d ihindari karena
b eban mo to r yan g b ervariasi. Mo to r induk si d engan b eban p enuh d ap at memb erika n fak to r d a ya ting gi,
na mun p ad a saat mo to r b erb eb an rendah fak to r dayan ya akan turun h ing ga dap at men cap ai 0 ,3 . Kond isi
semacam in i dap at d iatasi d enga n p ena mba han kapasito r. Kapasito r yang d ipasang secara paralel d engan
mo tor d ap at d igu nak an untuk memp erbaik i fak to r daya. Besarnya nilai kapasito r tergantun g pada d a ya
reak tif ya n g d itarik o leh mo to r. Dengan memperbaiki faktor daya kita juga dapat memperbaiki efisiensi dan
torsi dari motor induksi tiga fasa tersebut, seb ab kap asito r yang n ilain ya terlalu ting gi dap a t mengak ib atka n
tin ggin ya tegangan k erja. Hasil p enelitian menu njukk an b ah wa d enga n p emasangan k ap asito r 16μF d ap at
p erb aikan fak to r daya hingga mencap ai 0 ,90 d an e fi sie nsi p un se ma ki n b ai k. Perb aikan fak to r d a ya han ya
efek tif p ad a b eban k ura ng dari 50 % dari b eban no rmal.
1. Pendahuluan
Motor induksi banyak diguna kan sebagai 2. Motor Induksi Tiga Fasa
pe nggerak utama pada se ba gian besar industri. Motor induksi tiga fasa rotor belitan
Pada umumn ya motor yang diguna kan untuk merupakan salah satu mesin ac yang berfungsi
keperluan industri adalah motor-motor kecil untuk mengubah energi listrik menjadi energi
yang efisiensinya tidak tinggi, sehi ngga ba nya k mekanis. Motor induksi terdiri atas bagian
kerugian pada ra ngkaian magnetisasi sa at stasioner (diam) dan bagian bergerak. Bagian
berbe ban ringan. Motor ya ng dibuat oleh stasioner yang disebut juga stator, terdiri dari
pabrik diranc ang untuk beroperasi mendekati inti-inti besi yang dipisah oleh celah udara dan
beba n penuh, sehingga jika beban turun membentuk rangkaian magnetik yang
dibawa h beba n terte ntu maka efisiensi turun menghasilkan fluksi oleh adanya arus yang
dengan cepat. Me ngoperasikan motor mengalir melalui kumparan-kumparan,
dibawa h laju be ban renda h memiliki sedangkan bagian bergerak yang disebut juga
da mpa k pa da fa ktor da yanya. Faktor da ya rotor terdiri dari pada konduktor yang dialiri
ya ng tinggi sa ngat diingi nka n, agar operasi arus, sehingga pada konduktor ini berinteraksi
mesin lebih efisien dan me njaga bia ya dengan fluksi yang dihasilkan stator yang akan
renda h untuk seluruh sistem kelistrika n pa brik. menyebabkan timbulnya gaya. Setiap bagian
Untuk mengatasi re nda hnya fa ktor da ya, stator dan rotor masing-masing memiliki
yang biasa dilakukan adalah denga n memasa ng terminal masukan. Masukan dari motor
ka pasitor parallel dengan beba n. Pemasa ngan induksi berupa tegangan ac yang dihubungkan
ka pasitor ya ng terlalu kecil tidak memberi kan di terminal stator.
dampa k ya ng berarti, sedangkan kapa sitor ya ng Rotor belitan terdiri atas beberapa
terlalu bes ar akan berdampa k naiknya te gangan lilitan kumparan tembaga. Prinsip kerja dari
kerja motor. Jika kenai kan tegangan kerja motor ini bersifat induksi. Penggunaan suatu
motor berlangsung la ma, maka suhu motor motor induksi oleh konsumen ditentukan dari
akan menjadi tinggi ya ng dapat mengakibat kan daya mekanis yang dihasilkan oleh motor
motor terbakar. Dengan pemasa ngan kapasitor induksi tersebut.
ya ng se suai diharapkan dapat memper baika n
faktor da ya dan tidak terjadi kenai kan
te ga nga n yang membaha ya kan.
a dalah:
P = V.I. .Cos (watt) .................. (4)
Dimana, P= da ya motor
Gambar 1 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa
Rotor Belitan V = tegangan kerja motor
Belitan stator yang dihubungkan I = arus motor (amper)
dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar Cos = faktor daya
dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada Untuk memperke cil sudut , maka
stator tersebut akan memotong konduktor diperluka n pena mba han kapasitor. Besarnya
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus sudut = 1 + 2, maka besarnya da ya
dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun r eaktif Q = Q1 + Q2, sehingga Q2 = Q –
akan ikut berputar mengikuti medan putar
Q1, yang ta k lain adalah daya ya ng tersimpan
stator. Perbedaan putaran relatif antara stator
dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, dalam ka pasitor[1].
akan memperbesar kopel motor, yang oleh Besarnya sudut dipengaruhi oleh
karenanya akan memperbesar pula arus bes arnya impeda nsi beba n, jika be ban
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan bersifat induktif (+) maka impeda nsi
putar stator dan putaran rotor pun akan me ngara h ke sumbu positif dan jika be ban
bertambah besar. Jadi, apabila beban motor bersifat kapasitif (-) mengarah ke sumbu
bertambah, putaran rotor cenderung negative[1].
menurun[1].
a. Torsi Rotor Motor Induksi Trs
3. Perbaikan Faktor Daya Adanya perbedaan kecepatan pada
Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak- rotor nr dan stator n s mengakibatkan slip
Balik ada tiga jenis daya yang dikenal,
khususnya untuk beban yang memiliki
s . Kecepatan rotor mengakibatkan adanya
impedansi (Z), yaitu: kecepatan putar rotor r dan kecepatan
1. Daya semu (S), VA (Volt Amper). putar rotor mengakibatkan adanya torsi rotor
2. Daya aktif (P), Watt. Trs . Maka dapat kita lihat pada persamaan
3. Daya reaktif (Q), VAR (Volt Amper
(5) dan persamaan (6) sebagai berikut[2]:
Reaktif).
r 2. .nr ......................... (5)
Pr in
Trs .......................... (6)
r
Jadi dari persamaan di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk menghasilkan torsi yang besar
Gambar 2 Segitiga Daya dibutuhkan daya yang besar[2].
ma ka dapat dilihat pada persamaan dibawah ini Pr in 3.Es .I r' . cos ............. (7)
: Bila persamaan (6) disubsitusikan ke
persamaan (7), maka diperoleh persamaan (8)
...........................................(1) sebagai berikut[2]:
Besarnya da ya s emu (S) motor induksi adalah : 3.E s .I r' . cos
S = V.I (vo lt-amper).............................(2) Trs ............... (8)
r
Besarnya da ya P motor induksi satu fase Bila persamaan (7) disubsitusikan ke
adala h : persamaan (8), maka didapat besar torsi pada
P = V.I Cos (watt)....................... (3) rotor motor induksi tiga fasa dilihat pada
persamaan (9) adalah[2] :
Besarnya da ya P motor induksi tiga fase
Ploss = Pin + Pi + Ptr + Pa & g + Pb....(12) Data Hasil Percobaan Tahanan Stator DC
Pin = . V1. I1. Cos………............(13) dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari persamaa n di atas dapat Tabel 1 Data Hasil Percobaan Tahanan Stator
dilihat ba hwa efisie nsi motor terga ntu ng DC
pada besarnya rugi – rugi. Pada dasarnya
metode ya ng digu naka n untuk mene ntukan Phasa V (volt) I (A)
efis ie nsi motor induksi be rgantu ng pada
dua hal apaka h motor itu da pa t dibe ba ni U-V 12,89 4,2
secara pe nuh atau pe mbe ba nan simula si
ya ng harus digu nakan[3].
RDC = = = 3,07 Ω
4. Perbaikan Torsi dan Efisiensi Motor
Induksi Tiga Fasa dengan Memperbaiki Karena hubungan pada stator adalah
Faktor Daya Motor Induksi hubungan Y, maka Rdc adalah
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
dalam dua tahap yaitu tahap pertama
kumparan stator motor dihubungkan bintang, RDC = = 1,535 Ω
dan tahap kedua kumparan stator motor
dihubungkan delta. Motor dikopel dengan RAC = 1,2 x 1,535 = 1,842 Ω
sebuah generator arus searah dan beban Data Hasil Percobaan Tahanan Rotor DC
elektrik (RL), selanjutnya dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.
pengukuran untuk berbagai parameter motor
berdasarkan pengaturan beban RL yaitu
Tabel 2 Data Hasil Percobaan Tahanan Rotor Hasil Percobaan Pembebanan Tanpa
DC menggunakan Kapasitor dengan tahanan luar
dapat dilihat pada Gambar 4
S1
T V1 GA
n
S A M G V2
K-M
RL
2,38 3,4 C
A1
T
HB
T 3F
J K
A4 If
W 3 phasa +- 5A 25A P2
P1 P3 S2
= 0,7 Ω
+ -
RDC = = P T D C1
AC
Karena hubungan pada stator adalah hubungan Gambar 4 Rangkaian Percobaan Pembebanan
Y, maka Rdc adalah Tanpa menggunakan kapasitor dengan tahanan
luar
RDC = = 0,35 Ω
Data Hasil Percobaan Pembebanan Tanpa
RAC = 1,2 x 0,35 = 0,42 Ω menggunakan kapasitor dengan tahanan luar
dapat dilihat pada Tabel 3.
2. Percobaan Pembebanan Tanpa Kapasitor
V(volt) IL(A) cos φ P1(W) Nr(rpm) P(W) Slip Beban I2 Eff(%) Torsi(Nm)
380 4,54 0,26 358,97 1400 1350 0,066 20 % 4,96 26,59 2,97
380 4,66 0,28 346,15 1350 1620 0,1 40 % 6,85 21,36 3,76
380 5,42 0,29 346,15 1350 2240 0,1 60 % 8,23 15,45 5,41
380 6,41 0,33 333,33 1200 2400 0,166 80 % 11,15 13,88 7,56
Pout
η = x 100% = = 26,59 % No R
Pin
(%) Efisiensi
Cosφ
(%)
1 20 0,26 26,59
= 2,97 Nm 2 40 0,28 21,36
3 60 0,29 15,45
Data Hasil Analisa Perbandingan Torsi dan 4 80 0,33 13,88
Efisiensi Motor Induksi Tanpa Kapasitor dapat
dilihat pada Tabel 4. Gambar (3) dan Gambar (4) ini menunjukkan
Tabel 4 Hasil Analisa Data Perbandingan kurva karakteristik perbandingan Efisiensi
Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi Tanpa Motor Induksi Tanpa Kapasitor dan kurva
Kapasitor karakteristik perbandingan Torsi Motor
Induksi Tanpa Kapasitor.
No R
(%)
Cosφ Torsi
1 20 0,26 2,97
2 40 0,28 3,76
3 60 0,29 5,41
4 80 0,33 7,56
Kapasitor
S1
S3
P K LM
R A3
T V1 A2 GA
n
S A M G V2 RL
C T
A1 HB
T 3F
A4 If
W 3 phasa +
Motor Induksi Tanpa Kapasitor - 5A 25A P2
P1 P3 S2
+ -
PTD C
AC
Data Hasil Percobaan Perbaikan Torsi dan Kapasitor dihubungkan ∆ 16 F dapat dilihat
Efisiensi Motor Induksi Tiga Fasa dengan pada Tabel 6.
Dari analisa perhitungan pada data hasil Rumus untuk Torsi pada saat berkembang
percobaan di atas dimana mencari Torsi Pada adalah :
saat berkembang dan Efisiensi dapat dilihat
pada persamaan dibawah : ……………….....…(14)
a. Torsi ………………………….(15)
a. Efisiensi