Anda di halaman 1dari 35

DOKUMEN AMDAL

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN


RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

KEGIATAN USAHA PENAMBANGAN


GOLONGAN GALIAN C (PASIR dan BATU)
PT. Puser Bumi Indonesia

Graduate School of Environment Science


Magister Program of Environmental Management

Oleh:

1. Lighar Dwinda Prisbitari NIM: 13/354980/PMU/7905


2. Syampadzi Nurroh NIM: 13/354980/PMU/7908
3. Anwar Saimu NIM: 13/354980/PMU/7987
4. Mia Muthiany NIM: 13/354980/PMU/7998
5. Kartini NIM: 13/354980/PMU/7946

GRADUATE OF SCHOOL
GADJAH MADA UNIVERSITY
YOGYAKARTA

2014
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii


PERNYATAAN ............................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. I-1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ I-2
1.3. Perundangan-undangan ................................................................................ I-3

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


2.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Andal .................................................... II-1
2.2. Uraian Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................................................... II-2
2.2. Alternatif-alternatif yang Dikaji dalam Andal ............................................... II-16

BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP


3.1. Komponen Abiotik ......................................................................................... III-1
3.2. Komponen Biotik ........................................................................................... III-9
3.3. Komponen Sosekbudkemas ........................................................................ III-14

BAB IV RUANG LINGKUP STUDI


4.1. Dampak Penting yang Ditelaah .................................................................... IV-1
4.2. Evaluasi Dampak Potensial .......................................................................... IV-8
4.3. Hasil Proses Pelingkupan........................................................................... IV-10
4.4. Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ...................................................... IV-13

BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING


5.1. Prakiraan Dampak Penting............................................................................ V-1
5.2. Prakiraan Sifat Penting Dampak.................................................................... V-3

BAB V EVALUASI DAMPAK PENTING


5.1. Pemilihan Alternatif Terbaik.......................................................................... VI-2
5.2. Telaah sebagai Dasar Pengelolaan.............................................................. VI-2
5.2. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan ......................................... VI-12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 132


LAMPIRAN ............................................................................................................................... 133
BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2.1 PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Pengelolaan lingkungan hidup disusun untuk menangani dampak penting yang telah
diprediksi dari kajian ANDAL dengan menggunakan pendekatan-pendekatan rasional yang
akan diterapkan melalui pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusi.

A. PENDEKATAN TEKNOLOGI

Pendekatan teknologi pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada teknologi yang


dapat digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan hidup dari suatu kegiatan.
Pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan melalui aplikasi teknologi yang dapat
diterapkan oleh PT. Paser Bumi dengan mempertimbangkan biaya dan kemampuan.

B. PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI

Pendekatan sosial ekonomi dilakukan dalam rangka menanggulangi dampak besar dan
penting melalui tindakan-tindakan yang bermotifkan sosial ekonomi, misalnya melakukan
sosialisasi rencana proyek kepada masyarakat sekitar, penanganan masalah kamtibmas
dan persepsi negatif masyarakat, memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat
(Kelurahan/Kecamatan masing-masing lokasi kegiatan) sesuai dengan keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki sepanjang dibutuhkan.

C. PENDEKATAN INSTITUSI

Pendekatan institusi adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh PT. Paser
Bumi dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan hidup. Pendekatan ini
mencakup pengelolaan lingkungan melalui koordinasi dengan instansi yang berwenang
dalam pengawasan dampak lingkungan dan kerjasama dengan instansi terkait dalam
pengendalian dampak lingkungan. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan secara
berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Instansi yang berwenang dalam
pengawasan dan instansi yang terkait dalam koordinasi pengelolaan lingkungan.

RENCANA PENGELOLAAN BAB II - 1


LINGKUNGAN HIDUP
DOKUMEN RKL-RP L
PT. Paser Bumi

2.1 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Prinsip dasar yang akan dilakukan pada Rencana Pengelolaan Lingkungan hidup
(RKL) yaitu untuk menghindari dampak negatif, meningkatkan dampak positif dan
mereduksi/mengeliminasi dampak negatif yang diprakirakan akan timbul akibat adanya
Penambangan Galian C. Sistematika perumusan upaya pengelolaan lingkungan untuk setiap
tahap kegiatan meliputi :

a. Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).


b. Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup.
e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup.
g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH).

Penjelasan rencana pengelolaan lingkungan hidup terhadap rencana Penambangan Galian


C secara rinci diuraikan kedalam Tabel 2.1 berikut :

RENCANA PENGELOLAAN BAB II - 2


LINGKUNGAN HIDUP
DOKUMEN
RKL-RP L
PT. Paser Bumi
Tabel 2.1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
A. PRAKONSTRUKSI
Periode
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Instansi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan
yang dikelola
Hidup
Kesempatan Kerja Rekruitmen  Dapat mengurangi pengangguran Pendekatan Sosial  Desa Cangkrigan Tiga bulan  Instansi pelaksana yaitu: PT. Paser Bumi
dan Peluang Tenaga Kerja diwilayah sekitar tambang Kecamatan Pakem sebelum dan aparat Cangkringan.
 Mengutamakan penduduk setempat dalam perekrutan
Berusaha pekerjaan  Instansi Pengawas yaitu Kepala Desa,
 Munculnya usaha-usaha mikro tenaga kerja  Secara lebih jelas dapat konstruksi dimulai Muspika, dan Disnakersos
masyarakat sekitar  Memberikan trainning calaon tenaga kerja dilihat pada titik lokasi
 pengelolaan di peta batas  Instansi penerima laporan yaitu
 Memberikan bantuan modal bagi usaha-usaha kecil sosial Disnakersos
secara bergilir
Pendapatan Pembebasan  Tidak terjadi penyimpangan pada saat Pendekatan Sosial  Desa Cangkrigan Tiga bulan  Instansi pelaksana yaitu: PT. Paser Bumi
Masyarakat dan lahan dan pembayaran kompensasi asset  Pembayaran kompensasi asset masyarakat harus Kecamatan Pakem sebelum proses  Instansi Pengawas yaitu Kantor
PAD Perizinan masyarakat dilakukan dan telah selesai terbayarkan sebelum  Secara lebih jelas dapat pembayaran Pelayanan Perizinan, Pemerintah Desa,
kompensasi asset Cangkringan Kecamatan Pakem
 Menurunnya kemungkinan tindakan pekerjaan konstruksi dilakukan dilihat pada titik lokasi
kriminalitas pada saat proses  Memasangan dilaksanakan
spanduk/pengumuman peringatan pengelolaan di peta batas  Instansi penerima laporan yaitu Pemda
pembayaran kompensasi asset kewaspadaan agar masyarakat menghindari praktek sosial sleman yakni Kantor Pelayanan
masyarakat percaloan Perizinan, Kantor LH, Inspektorat Daerah,
 Tidak terjadinya tindakan percaloan  Menempatkan Dinas Pengelola Keungan dan Asset
petugas keamanan pada loket Daerah, dan Dinas Sumberdaya Air,
pada proses pembebasan lahan pembayaran Energi dan Mineral
 Adanya edukasi kepada masyarakat  Memberikan pengarahan & sosialisasi mekanisme
dapat melakukan pengelolaan pembayaran baik secara langsung maupun melalui
keuangan secara bijaksana papan pengumuman
 Kesejahteraan masyarakat sekitar  Melakukan edukasi baik melalui sosialisasi dan atau
tambang meningkat pelatihan pengelolaan keuangan
 Biaya Perizinan dilakukan secara
transparan dan sesuai peraturan yang
berlaku

RENCANA PENGELOLAAN BAB II


LINGKUNGAN HIDUP -3
Periode
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Instansi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan
yang dikelola
Hidup
Sikap & Persepsi  Survei &  Tidak timbul sikap & persepsi negatif Pendekatan Sosial  Desa Cangkringan dan Enam bulan a) Instansi pelaksana yaitu: PT. Paser
Masyarakat sosialisasi masyarakat yang dapat memicu  Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga yang desa-desa lain sekitar sebelum Bumi
 Pembebasan timbulnya gangguan kamtibmas terkena dampak yang dilakukan secara transparan. penambangan pelaksanaan b) Instansi Pengawas yaitu Desa, Muspika
lahan penambangan Kecamatan Pakem)
 Pemberian hak pengganti aset  Pemberian kompensasi atas harga lahan yang  Secara lebih jelas dapat
masyarkat sesuai dengan proporsi dibebaskan berdasarkan kesepakatan dengan pemilik dilihat pada titik lokasi c) Instansi penerima laporan yaitu Pemda
kepemilikannya lahan dengan prinsip menguntungkan masyarakat pengelolaan di peta batas sleman yakni Kantor Kesbang,
secara wajar dengan tetap memperhatikan aspek sosial Disnakersos, Kantor LH, dan Dinas
kemampuan pendanaan PT. Paser Bumi Sumberdaya Air, Energi dan Mineral
 Pemilik lahan yang lahannya dibebaskan diprioritaskan
dapat terlibat dalam Penambangan Galian C misalnya
dengan menjadi tenaga kerja
Pendekatan Institusional
 Membentuk Panitia Pembebasan Tanah sesuai dengan
Peraturan Kepala BPN no 3 tahun 2007, atau
bekerjasama dengan BPN
B. KONSTRUKSI

Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Kualitas udara  Mobilisasi  tidak menimbulkan pencemaran partikel Pendekatan Teknologi  Lokasi tapak proyek Secara periodik sesuai  Instansi pelaksana yaitu: PT.
peralatan debu (TSP), timbal (pb) dan carbon 1 ) Penutupan bak kendaraan pengangkut material (dump  Sepanjang Rute dengan kebutuhan Paser Bumi
 Land cleraing dioksida (CO2) truck). mobilisasi peralatan  Instansi Pengawas yaitu
dan stripping Dinas Kesehatan Kab.
 Tidak menimbulkan resiko penyakit ISPA 2 ) Memasang plat penghalang pada ban kendaraan
Sleman, dan Kantor LH
 Pembuatan Jalan dan iritasi mata akibat partikel debu bagi pengangkut material
masyarakat dan pekerja  Instansi Penerima Laporan:
Masuk 3 ) Memasang alat penyaring udara pada knalpot setiap Kantor LH Kab.Sleman
 Tidak timbulnya sikap dan persepsi dump truck dan alat berat lainnya
negatif masyarakat akibat kegiatan 4 ) Penerapan standar K-3 bagi pekerja untuk
mempergunakan masker.
5 Pengaturan jadwal/waktu mobilisasi peralatan
)
6) Melakukan penyiraman khususnya pada lahan kering
yang menimbulkan debu
Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Kebisingan  Mobilasi  Menurunnya sikap dan persepsi negatif Pendekatan Teknologi  Lokasi tapak proyek Secara periodik sesuai  Instansi pelaksana yaitu: PT.
peralatan masyarakat akibat kebisingan  Sepanjang rute dengan kebutuhan Paser Bumi
 Pembuatan jalan
 Setiap pekerja lapang memakai earplug
 Menimbulkan kenyamanan warga  Membangun barrier alami Menanam pohon-pohon mobilisasi  Instansi Pengawas yaitu
masuk sekitar, warga yang dilalui sepanjang Dinas Kesehatan Kab.
 Land Clearing sepanjang jalan yang dapat meredam suara (bambu
rute jalan saat mobilisasi peralatan dan kuning, glodok, dll) Sleman, dan Kantor LH
dan stripping karyawan
 Setiap kendaraan proyek agar memakai alat peredam  Instansi Penerima Laporan:
suara di knolpot Kantor LH Kab.Sleman
Pendekatan Teknologi
Menyediakan kotak saran yang dipasang pada lokasi
strategis

Erosi dan  Land clearing  Permukaan tanah tidak mengalami Pendekatan Teknologi Sekitar areal 2 kali selama  Instansi pelaksana yaitu: PT.
Sedimentasi dan stripping kerusakan  Menyediakan drainase dan kolam penampungan air penambangan pelaksanaan Paser Bumi
pekerjaan konstruksi  Instansi Pengawas yaitu
 Penggalian  Air disungai tidak mengalami kekeruhan hujan sementara dilokasi penambangan
material sirtu dan tidak terjadi pengendapan lumpur  Menyediakan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) pada Kantor LH, Dinas
akibat penambangan Sumberdaya Air, Energi dan
lahan-lahan terbuka. Mineral
 Membuat kolam pengendapan (settling pond) sesuai  Instansi penerima laporan:
kebutuhan dengan menyesuaikan topografi setempat Kantor LH

Gangguan - Mobilisasi  Tidak terjadi kemacetan di jalan raya Pendekatan teknologi Sepanjang rute mobilisasi Pengelolaan  Instansi pelaksana yaitu: PT.
lalulintas peralatan  Pengaturan waktu dan rute mobilisasi dilakukan setiap Paser Bumi
 Saat mobilisasi alat berat agar memakai pengawal dari pelaksanaan  Instansi Pengawas yaitu
petugas polisi lalulintas mobilisasi polantas, Dinas
 Kendaraan depan saat mobilisai agar memakai turning berlangsung perhubkominfo dan Kantor
lights (lampu putar) LH
 Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Kerusakan jalan - Mobilisasi  Tidak terjadi kerusakan jalan Pendekatan teknologi Sepanjang rute mobilisasi Pengelolaan  Instansi pelaksana yaitu: PT.
peralatan  Pelarangan pengangkutan material dan peralatan dilakukan setiap Paser Bumi
melebihi tonase jalan pelaksanaan  Instansi Pengawas yaitu
 Melakukan perbaikan jalan apabila terjadi kerusakan mobilisasi Dinas perhubkominfo, Dinas
 Kecepatan kendaraan max 60 Km/jam berlangsung PU dan Perumahan, dan
Kantor LH
 Instansi penerima laporan
Bupati Sleman dan Kantor
LH
Penurunan - Land clearing  Air sungai tidak terjadi peningkatan Pendekatan teknologi Sekitar lokasi Pengelolaan  Instansi pelaksana yaitu: PT.
kualitas dan dan stripping kekeruhan (TSS dan TDS tidak melewati  Membuat kolam pengendapan lumpur (settling pond) pertambangan dilakukan setiap saat Paser Bumi
kuatitas air kualitas air pada rona awal dan tidak  Tidak melakukan land clearing pada kawasan buffer selama pelaksanaan  Instansi Pengawas
permukaan melebihi standar BM air bersih) zone sungai atau pada discharge area pekerjaan konstruksi yaituDinas Pertanian,
berlangsung Perikanan dan Kehuatanan,
dan Kantor LH
 Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
Penurunan - Land clearing  Air sumur maupun air tetis warga sekitar Pendekatan teknologi Sekitar lokasi Pengelolaan  Instansi pelaksana yaitu: PT.
kualitas dan dan stripping tidak melebihi standar BM air minum)  Menyediakan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) dan pertambangan dilakukan setiap saat Paser Bumi
kuantitas air membuat lubang-lubang biopori untuk meningkatkan selama pelaksanaan  Instansi Pengawas yaitu
tanah
 Tidak mengurangi debit air atau volume imbuhan air tanah khusus pada lahan-lahan terbuka. pekerjaan konstruksi
air sumur maupun tetis warga sekitarnya Dinas Kantor LH dan Dinas
 Mengelola area terbuka hijau berlangsung Kesehatan
 Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Perubahan - Land clearing  Tidak menimbulkan kerusakan lahan Pendekatan Teknologi Sekitar Areal Selama konstruksi  Instansi pelaksana yaitu: PT.
bentuk Lahan dan stripping seperti potensi longsor, banjir dan  Land clearing dan stripping dilakukan secara penambangan Desa berlangsung Paser Bumi
perubahan iklim mikro bertahap sesuai yang rencana tambang Cangkringan dan Desa-  Instansi Pengawas yaitu
Desa sekitarrnya. Kantor LH dan Dinas
 Menghindari semaksimal mungkin penebangan
sebagian pohon pelindung pertanian, perikanan dan
kehutanan
 Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
Gangguan - Land clearing  Tidak menimbulkan perubahan iklim Pendekatan Teknologi Sekitar Areal Selama masa  Instansi pelaksana yaitu: PT.
Vegeatsi dan stripping mikro  Melakukan penghijauan pasca tambang penambangan Desa konstruksi berlangsung Paser Bumi
Cangkringan dan Desa-  Instansi Pengawas yaitu
 Menghindari semaksimal mungkin penebangan Desa sekitarrnya.
sebagian pohon pelindung Kantor LH dan Dinas
pertanian, perikanan dan
kehutanan
 Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
Gangguan - Land clearing  Satwa atau hewan endemik tidak punah Pendekatan Teknologi Sekitar Areal Selama masa  Instansi pelaksana yaitu: PT.
fauna dan stripping  Melakukan penanaman ulang terutama tumbuhan penambangan Desa konstruksi, operasi Paser Bumi
alami sebagai tempat memija hewan atau satwa Cangkringan dan Desa- sampai pasca operasi  Instansi Pengawas yaitu
endemik Desa sekitarrnya BKSDA, Kantor LH dan
 Bekerjasama dengan Balai Konsevasi Sumberdaya Dinas pertanian, perikanan
Alam (BKSDA) untuk melindungi satwa endemik bila dan kehutanan
ada  Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup Lingkungan hidp Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Gangguan Biota - Land clearing  Biata air tidak mengalami kepunahan Pendekatan Teknologi Sekitar Areal Selama masa  Instansi pelaksana yaitu: PT.
Air dan stripping akibat aktivitas penambangan  Air dari limpasan tambang agar di treatmen terlebih penambangan konstruksi, operasi Paser Bumi
dahulu dengan cara membuat kolam-kolam sampai pasca operasi  Instansi Pengawas yaitu,
pengendapan dan melakukan proses aerasi setiap Kantor LH dan Dinas
kolam pertanian, perikanan dan
 Di dalam kolam perjernihan (kolam terakhir) di outlat kehutanan
agar di pelihara ikan sebagai wujud bahwa air  Instansi penerima laporan
limpasan tambang tidak berbahaya bagi ikan dan yaitu Kantor LH
biota air lainnya

Timbulan - aktivitas  Menurunnya resiko penyebaran penyakit Pendekatan Teknologi Area Base camp dan Pengelolaan  Instansi pelaksana yaitu: PT.
Sampah pekerja di Tapak Kegiatan dilakukan selama Paser Bumi
(Sanitasi  Tidak terjadi penurunan kualitas badan  Menyediakan fasilitas MCK secara memadai penambangan sirtu pelaksanaan
basecamp air akibat adanya kegiatan.  Instansi Pengawas yaitu,
lingkungan)  Memasang papan informasi di lingkungan base camp pekerjaan konstruksi Kantor LH
 Ketersediaan MCK di area basecamp untuk tidak melakukan aktifitas MCK di sungai Pembangunan
 Instansi penerima laporan
yang memadai fasilitas penunjang
yaitu Kantor LH
 Pengelolaan Sampah dan Limbah berlangsung
dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku

Gangguan Pembangunan  Berkurangya masyarakat yang sakit-sakit Pendekatan social Desa Cangkringan dan Tahap pasca operasi  Instansi pelaksana
kesehatan base camp dan (kesehatan masyarakat meningkat) Melakukan program pengelolaan sanitasi berbasis lokasi penambangan yaitu:Klinik PT. Paser Bumi
mobiliasi masyarakat dalam kerangka CSR  Instansi Pengawas yaitu
peralatan Puskesmas setempat
Pendekatan teknologi
 Instansi penerima laporan
Melakukan pengelolaan Kebisingan, air limbah, sampah
yaitu Dinkes Sleman dan
dan kualitas udara KLH Sleman
C. OPERASI
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Perubahan - Kegiatan  Tidak menimbulkan kerusakan lahan seperti potensi Pendekatan teknologi Area penambangan Selama penambangan  Instansi pelaksana yaitu:
Bentuk Lahan ekstraksi longsor, banjir dan perubahan iklim mikro  Penambangan/ekstraksi material sirtu dilakukan per desa cangkringan berlangsung PT. Paser Bumi
material sirtu blok, tidak dibolehkan penambangan secara sporadis  Instansi Pengawas yaitu
Kantor LH, dan Dinas
Sumberdaya Air, Energi
dan Mineral
 Instansi penerima laporan:
Kantor LH
Penurunan  Kegiatan  Tidak menimbulkan pencemaran partikel debu Pendekatan teknologi Di sekitar area Selama kegiatan  Instansi pelaksana yaitu:
Kualitas Udara penambangan (TSP), timbal (Pb), dan carbon dioksida (CO2)  Melakukan penyiraman rutin jalan-jalan yang berdebu penambangan dan penambangan dan PT. Paser Bumi
dan sepanjang rute jalan pengangkutan
pengangkutan
 Menurunnya resiko penyakit ISPA dan iritasi mata dampak dari pengangkutan material pengangkutan (hauling berlangsung
 Instansi Pengawas yaitu
akibat partikel debu bagi masyarakat dan pekerja  Menutup rapat dengan terpal bak kendaraan Kantor LH, Dinas
road) material Kesehatan, dan Dinas
 Tidak timbulnya sikap dan persepsi negatif  Kecepatan kendaraan dump truck max 60 km/jam Sumberdaya Air, Energi
masyarakat akibat kegiatan dan Mineral
 Menanam pohon-pohon yang dapat menyerap polutan
 Dapat memenuhi Keputusan Menteri Lingkungan atau karbon sepanjang rute pengangkutan  Instansi penerima laporan:
Hidup No. 02/MENLH/I/1998 tentang Pedoman Kantor LH
Penetapan Baku Mutu Lingkungan,  Setiap pekerja lapangan dibekali untuk memakai masker
Pendekatan sosial
 Masyarakat mendapatkan informasi mengenai
kemungkinan dampak yang terjadi karena rencana
kegiatan baik yang positif serta usaha-usaha untuk
memaksimalkannya maupun dampak negatif serta
usaha-usaha untuk meminimalisasinya
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Kebisingan Kegiatan  Tidak menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap Pendekatan Teknologi Diareal penambangan Selama kegiatan masa  Instansi pelaksana yaitu:
penambangan masyarakat sekitar kegiatan maupun rute  Setiap pekerja lapang memakai earplug dan sepanjang rute konstruksi berlangsung PT. Paser Bumi
dan pengangkutan material jalan pengangkutan  Instansi Pengawas yaitu
pengangkutan  Membangun barrier alami Menanam pohon-pohon (hauling road) material
 Tidak timbulnya sikap dan persepsi negatif sepanjang jalan yang dapat meredam suara (bambu Kantor LH, Dinas
masyarakat akibat kegiatan kuning, glodok, dll) Kesehatan, Dinas
Perhubungan Kominfo dan
 Tidak terlampauinya baku mutu kebisingan  Setiap kendaraan proyek agar memakai alat peredam Dinas Sumberdaya Air,
berdasarkan Kep Men LH nomor 48 tahun 1996 suara di knolpot
Energi dan Mineral
tentang Baku Tingkat Kebisingan  Kecepatan kendaraan pengangkut max 60 km/jam
Pendekatan Teknologi  Instansi penerima laporan:
Kantor LH
Menyediakan kotak saran yang dipasang pada lokasi
strategis

Gangguan  Kegiatan  Tidak terjadi kemacetan di jalan raya akibat Pendekatan teknologi Sepanjang rute Setiap kegiatan  Instansi pelaksana yaitu:
Lalulintas pengangkutan pengangkutan  Pengaturan waktu dan rute mobilisasi pengangkutan material operasional PT. Paser Bumi
material  Saat mobilisasi alat berat agar memakai pengawal dari sirtu pengangkutan  Instansi Pengawas yaitu
 Tidak menimbulkan persepsi negatif setiap berlangsung
pengguna jalan petugas polisi lalulintas polantas, Dinas
 Kendaraan depan saat mobilisai agar memakai turning perhubkominfo dan Kantor
lights (lampu putar) LH
 Menghindari jalan-jalan yang arus lalulintas cukup  Instansi penerima laporan:
padat Kantor LH dan Dinas
Pendekatan Sosial perhubkominfo
 Masyarakat mendapatkan informasi mengenai
kemungkinan dampak yang terjadi baik positif maupun
negatif serta usaha-usaha untuk meminimalisasi
dampak negatif

Pendekatan Sosial
Menyediakan kotak saran yang dipasang pada lokasi
strategis
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Sedimentasi dan  Kegiatan  Dapat mengendalikan kadar TSS perairan tidak Pendekatan teknologi Sekitar lokasi  Selama kegiatan  Instansi pelaksana yaitu:
erosi ekstraksi sirtu melebihi 80 mg/l (Kep Men 02/MENKLH/1988)  Membuat saluran drainase penambangan penambangan PT. Paser Bumi
 Pembuatan pepengambilan material sirtu yang menjadi berlangsung  Instansi Pengawas yaitu
 Material erosi tidak sampai kesungai atau ke badan
jalur lintasan sedimen, dengan cara mengendapkan Kantor LH
air lainnya
lumpur yang mengalir tersebut
 Pembuatan kolam settling pond, yang setiap saat  Instansi penerima laporan:
lumpurnya harus dikeruk/diangkut bila telah penuh Kantor LH
(terutama jika musim hujan)

Kerusakan Jalan  Kegiatan  Jalan yang dilewati tidak mengalami kerusakan


Pendekatan Teknologi Sepanjang jalan Pengelolaan  Instansi pelaksana yaitu:
pengangkutan kolektor dilakukan setiap PT. Paser Bumi
akibat kegiatan pengangkutan material sirtu  Tonase muatan setiap dump truk dapat menyesuaikan
material sirtu  Kecepatan kendaraan saat melewati rute pengangkutan pengangkutan  Instansi Pengawas yaitu
dengan kelas jalan yang akan dilewati material Dinas perhubkominfo,
pengangkutan dalam kondisi normal seperti sejak
awal saat memulai penambangan  Kecepatan kendaraan max 60 km/jam Dinas PU dan Perumahan,
dan Kantor LH
 Instansi penerima laporan
Bupati Sleman, Dinas PU
dan Perumahan, dan
Kantor LH
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Penurunan  Kegiatan  Terjaganya kualitas air lingkungan sekitar Pendekatan teknologi Desa Cangkringan  Secara berkala  Instansi pelaksana yaitu:
kuantitas dan ekstraksi penambangan sesuai dengan Kualitas air untuk  Membuat kolam pengendapan lumpur (settling pond) dan desa-desa lain Selama kegiatan PT. Paser Bumi
Kualitas air material sirtu kategori kelas II sesuai dengan PP No 82/2001  Buffer zone sungai agar dipertahankan vegetasi yang sekitar areal penambangan  Instansi Pengawas yaitu
permukaan ada penambangan berlangsung Kantor LH dan Dinas
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
Kesehatan
51/MENLH/I/2004, tentang Baku Mutu Air Sungai
Pendekatan sosial  Instansi penerima laporan
dan Laut untuk Biota Sungai
- Melakukan program pengelolaan sanitasi berbasis yaitu Kantor LH
 Tidak terjadinya eutropikasi masyarakat
 Terjaganya daya dukung lingkungan di sekitar
penambangan
 Kualitas air sungai maupun air permukaan lain yang
ada disekitar penambangan tidak mengalami
perubahan baik secara fisik maupun kimia
Penurunan - Kegiatan  Terjaganya kualitas air lingkungan sekitar Pendekatan teknologi Desa Cangkringan dan Secara berkala  Instansi pelaksana yaitu:
kualitas dan ekstraksi penambangan sesuai dengan Kualitas air untuk  Menyediakan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) dan desa-desa lain sekitar Selama kegiatan PT. Paser Bumi
kuantitas air tanah material sirtu kategori kelas II sesuai dengan PP No 82/2001 membuat lubang-lubang biopori untuk meningkatkan areal penambangan penambangan  Instansi Pengawas yaitu
imbuhan air tanah khusus pada lahan-lahan terbuka. berlangsung Dinas Kantor LH dan Dinas
 Air sumur maupun air tetis warga sekitar tidak
melebihi standar BM air minum)  Mengelola area terbuka hijau Kesehatan
 Instansi penerima laporan
 Tidak mengurangi debit air atau volume air sumur yaitu Kantor LH
maupun tetis warga sekitarnya
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Penurunan Kegiatan  Lahan garapan pertanian warga setempat tidak Pendekatan teknologi Desa Cangkringan dan Secara berkala  Instansi pelaksana yaitu:
kualitas Tanah ekstraksi mengurangi produksi panen akibat penambangan  Hasil pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup desa-desa lain sekitar Selama kegiatan PT. Paser Bumi
material sirtu agar disimpan untuk persiapan reklamasi pasca areal penambangan penambangan  Instansi Pengawas yaitu
tambang berlangsung Dinas pertanian, perikanan
 Seresah yang disimpan pada saat land cleraing agar dan kehutanan, dan Kantor
di lakukan pembusukan (dekomposisi) untuk pupuk LH
organik
Pendekatan sosial  Instansi Pengawas yaitu
 Memberdayakan warga setempat terutama petani Bupati Sleman, Dinas
untuk terlibat langsung dalam kegiatan pertanian, perikanan dan
penambangan kehutanan, dan Kantor LH
 Menjalin hubungan yang baik dengan warga
setempat dan memberikan batuan pupuk dan bibit
tanaman bila perlu

Timbulan Sampah Aktivitas  Menurunnya resiko penyebaran penyakit Pendekatan Teknologi Area Base camp dan Selama masa  Instansi pelaksana yaitu:
(Sanitasi pertambangan Tapak Kegiatan konstruksi PT. Paser Bumi
 Tidak terjadi penurunan kualitas badan air akibat  Menyediakan fasilitas MCK secara memadai
lingkungan) penambangan sirtu berlangsung  Instansi Pengawas yaitu,
adanya kegiatan.  Memasang papan informasi di lingkungan base camp Kantor LH
 Ketersediaan MCK di area basecamp yang untuk tidak melakukan aktifitas MCK di sungai
memadai  Instansi penerima laporan
yaitu Kantor LH
 Pengelolaan Sampah dan Limbah dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
Dampak
Sumber Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Gangguan Penambangan  Berkurangya masyarakat yang sakit-sakit Pendekatan social Desa Cangkringan dan Tahap pasca operasi  Instansi pelaksana
kesehatan dan (kesehatan masyarakat meningkat) Melakukan program pengelolaan sanitasi berbasis lokasi penambangan yaitu:Klinik PT. Paser Bumi
pengangkutan masyarakat dalam kerangka CSR  Instansi Pengawas yaitu
sirtu Puskesmas setempat
Pendekatan teknologi
 Instansi penerima laporan
Melakukan pengelolaan Kebisingan, air limbah, sampah
yaitu Dinkes Sleman dan
dan kualitas udara KLH Sleman
D. PASCA OPERASI
Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Penurunan Kegiatan  Tidak menimbulkan pencemaran partikel debu Pendekatan teknologi areal penambangan desa Selama tahap pasca  Instansi pelaksana yaitu:
Kualitas Udara Penataan Lahan (TSP), timbal (Pb), dan carbon dioksida (CO2)  para pekerja lapangan dibekali untuk memakai cankringan dan desa-desa operasi PT. Paser Bumi
(Rekalamasi dan lain disekitarnya
Revegetasi)  Menurunnya resiko penyakit ISPA dan iritasi mata masker  Instansi Pengawas yaitu
akibat partikel debu bagi masyarakat dan pekerja  kecepatan kendaraan pengangkut material Kantor LH, Dinas
Kesehatan, Dias
 Tidak timbulnya sikap dan persepsi negatif reklamasi agar dikurangi max 40 km/jam Pertanian Perikanan dan
masyarakat akibat kegiatan Pendekatan sosial
Kehutanan, Dinas
 Dapat memenuhi Keputusan Menteri Lingkungan  masyarakat lokal dapat dilibatkan langsung sebagai
pekerja dalam pengijauan areal pasca tambang
Sumberdaya Air, Energi
Hidup No. 02/MENLH/I/1998 tentang Pedoman dan Mineral
Penetapan Baku Mutu Lingkungan,  Menyediakan kotak saran yang dipasang pada  Instansi penerima
lokasi strategis laporan: Kantor LH

Kebisingan Kegiatan  Tidak menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap Pendekatan Teknologi  areal penambangan Selama tahap pasca  Instansi pelaksana yaitu:
Penataan Lahan masyarakat sekitar kegiatan maupun rute  Setiap pekerja lapang memakai earplug desa cankringan dan operasi PT. Paser Bumi
(Rekalamasi dan pengangkutan material
 Setiap kendaraan proyek agar memakai alat desa-desa lain  Instansi Pengawas yaitu
Revegetasi) disekitarnya Kantor LH, Dinas
 Tidak timbulnya sikap dan persepsi negatif peredam suara di knolpot
masyarakat akibat kegiatan Pendekatan sosial Kesehatan, Dias
Pertanian Perikanan dan
 Tidak terlampauinya baku mutu kebisingan  masyarakat lokal dapat dilibatkan langsung sebagai Kehutanan, Dinas
berdasarkan Kep Men LH nomor 48 tahun 1996 pekerja dalam pengijauan areal pasca tambang Sumberdaya Air, Energi
tentang Baku Tingkat Kebisingan  Menyediakan kotak saran yang dipasang pada dan Mineral
lokasi strategis  Instansi penerima
laporan: Kantor LH
Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Instansi Pengelolaan
Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola

Pendapatan Kegiatan  Masyarakat berpartisipasi dalam melakukan Pendekatan Sosial  Desa Cangkrigan Tahap revegetasi  Instansi pelaksana yaitu:
Masyarakat dan Penataan Lahan penghijauan pasca tambang Kecamatan Pakem berlangsung PT. Paser Bumi
 Masyarakat setempat dilibatkan dalam tahap
PAD (Rekalamasi dan  Instansi Pengawas yaitu
 Masyarakat dapat dilibatkan pembibitan dalam areal revegetasi atau reboisasi lahan pasca tambang
Revegetasi) Pemerintah Desa,
nursery  Melakukan sosialisasi tentang manfaat terhadap Cangkringan
kegiatan reboisasi atau penghijauan
Kecamatan Pakem
 Instansi penerima
laporan yaitu Kantor LH,
dan Dinas Sumberdaya
Air, Energi dan Mineral
Sikap & Kegiatan  Tidak timbul sikap & persepsi negatif masyarakat Pendekatan Sosial  Desa Cangkrigan Pasca operasi  Instansi pelaksana yaitu:
Persepsi Penataan Lahan yang dapat memicu timbulnya gangguan kamtibmas  Sosialisasi bahwa kegiatan penambangan akan Kecamatan Pakem penambangan PT. Paser Bumi
Masyarakat (Rekalamasi dan  Instansi Pengawas yaitu
Revegetasi)
 Pemberian hak pengganti aset masyarkat sesuai segera berakhir
dengan proporsi kepemilikannya Desa, Muspika
 Pembayaran jamsostek karyawan yang telah Kecamatan Pakem)
memenuhi peraturan tenaga kerja
 Instansi penerima
 Pihak pemrakarsa agar memenuhi kewajibannya laporan yaitu Pemda
terhadap hak-hak masyarakat setempat maupun sleman yakni Kantor
karyawan Kesbang, Kantor LH.
Pendekatan Institusional
 Melibatkan pemerintah Desa dan Kecamatan dalam
menyelesaikan hak-hak masyarakat

Gangguan Penataan lahan  Berkurangya masyarakat yang sakit-sakit Pendekatan social Desa Cangkringan dan Tahap pasca operasi  Instansi pelaksana
kesehatan (kesehatan masyarakat meningkat) Melakukan program pengelolaan sanitasi berbasis lokasi penambangan yaitu:Klinik PT. Paser
masyarakat dalam kerangka CSR Bumi
 Instansi Pengawas yaitu
Pendekatan teknologi Puskesmas setempat
Melakukan pengelolaan Kebisingan, air limbah,  Instansi penerima
sampah dan kualitas udara laporan yaitu Dinkes
Sleman dan KLH
Sleman
BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk memantau pelaksanaan pengelolaan
dampak penting akibat kegiatan Penambangan Batu dan Pasir. Rencana pemantauan
lingkungan hidup ini, dapat diketahui secara dini perubahan lingkungan yang terjadi dari hasil
pengelolaan yang telah dilakukan. Oleh karena itu, perlu disusun secara sistematik alur
pemantauan lingkungan hidup setiap Jenis Dampak yang bersumber dari suatu kegiatan tertentu,
sebagai hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Sistematika perumusan rencana
pemantauan lingkungan untuk setiap tahap kegiatan dijelaskan pada tabel 3.2 berikut:

RENCANA PEMANTAUAN BAB III -


LINGKUNGAN HIDUP 1
DOKUMEN
RKL-RPL
PT. PASER BUMI

Tabel 3.2. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Penambangan Batu dan Pasir
A. TAHAP PRAKONSTRUKSI
Dampak Lingkungan yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

No. Jenis Dampak Indikator/


Sumber Dampak Metode Pengumpulan & Lokasi
yang Timbul Parameter Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Analisis Data Pantau
Frekwensi
1 Kesempatan Kerja  Proporsi pekerja Sosialisasi, Survey Metode: Desa Satu kali Selama Pemrakarsa (PT. Dinas Nakersos dan
dan Peluang bagi tenaga lokal Pendahuluan, Cangkrinagn tahap prakonstruksi Paser Bumi ) Pemerintah desa  Dinas Tenaga Kerja dan
Metode observasi/pengamatan secara
Berusaha  Terbukanya rekrutmen tenaga Kec. Pakem dilakukan yang dibantu oleh Cangkringan dan Sosial Sleman
langsung dilakukan dengan wawancara/
lapangan kerja kerja dan aparat Desa dan kecamatan Pakem  Kantor LH Kab. Sleman
interview terhadap masyarakat terkena
 Kesempatan Perizinan dampak Muspika
berusaha bagi Alat:
masyarakat wawancara atau dengar pendapat dengan
setempat masyarakat.
Teknik Sampling:
Random sampling
Analisis Data:
Data dianalisis deskriptif dengan
membandingkan kondisi sebelum adanya
rencana kegiatan
2 Pendapatan  Peningkatan  Pembebasan Metode: Desa Dilakukan minimal 2 PT. Paser Bumi - Dinas Nakersos  Dinas Nakersos
Masyarakat dan kesejahteraan Lahan Metode observasi/pengamatan secara Cangkrinagn kali selama yang dibantu - Muspika  Inspektorat Daerah
PAD masyarakat langsung dilakukan dengan wawancara/ Kec. Pakem prakonstruksi dan oleh aparat  Dinas Pengelola Keungan
 Peningkatan PAD  Perizinan interview terhadap masyarakat terkena dapat dilanjutkan Desa dan dan Asset Daerah
dampak pada masa Muspika  Kantor LH Kab. Sleman
Alat: konstruksi
wawancara atau dengar pendapat dengan
masyarakat.
Teknik Sampling:
Random sampling
Analisis Data:
Data dianalisis deskriptif dengan
membandingkan kondisi sebelum adanya
rencana kegiatan

RENCANA PEMANTAUAN BAB III


LINGKUNGAN HIDUP -2
3 Sikap dan - Muncul  Survey & Metode: Desa Dilakukan 1 kali Pemrakarsa  Pemerintah Desa  Kantor Kesbang
persepsi kecemburuan dan Sosialisasi Metode observasi/pengamatan secara langsung Cangkrinagn sebelum konstruksi (PT. Paser Dan Muspika  Polsek Pakem
masyarakat atau gejolak sosial  Pembebasan dilakukan dengan wawancara/interview Kec. Pakem dilakukan Bumi ) yang  Dinas Nakersos
pada masyarakat Lahan terhadap masyarakat terkena dampak dibantu oleh  Kantor LH
yang direkrut  Perekrutan Alat: aparat Desa
sebagai tenaga Tenaga Kerja wawancara dan atau dengar pendapat dengan dan Kecamatan
kerja dan tidak masyarakat.
direkrut Analisis Data:
- Adanya protes
dan keluhan Data dianalisis secara deskriptif
warga terhadap
dampak pekerjaan
konstruksi sampai
tahap operasi
B. TAHAP KONSTRUKSI
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantauan
No
. Jenis Dampak Indikator/ Metode Pengumpulan &
Sumber Dampak Lokasi Pantau Waktu dan
yang Timbul Parameter Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
1 Kualitas Udara  Mobilisasi peralatan  Metode:  Lokasi tapak proyek Dilakukan 1 kali PT. Paser - Dinas Kesehatan - Kantor LH Kab.
Parameter udara yang
dipantau adalah NO2,  Land cleraing dan SNI 19-7119-3-2005 tentang cara Uji TSP  Rute mobilisasi dan selama masa Bumi Kab.Sleman Sleman
stripping menggunakan HVAS dengan metode gravimetri pengangkutan konstruksi - Dinas
SO2, CO, Ox dan TSP Perhubungan
 Pembuatan Jalan Masuk  Anaisis data: material
Komunikasi dan
deskriptif dengan membandingkan Baku Mutu Informatika Kab.
Udara Ambient sesuai PP No 41/1999 tentang Sleman
Baku Mutu Udara Ambien - KLH Kab. Sleman

2 Kebisingan Kebisingan (Leq)  Mobilisasi peralatan  Metode:  Lokasi Pemantauan PT. Paser - Dinas Kesehatan - Kantor LH
 Land cleraing dan Pengukuran langsung penambangan dilakukan 1 kali Bumi Kab.Sleman
stripping  Alat:  Rute mobilisasi dan selama masa - Dinas
 Pembuatan Jalan Masuk Sound level meter pengangkutan konstruksi. Perhubungan
 Analisis Data: material Komunikasi dan
Perhitungan matematis Leq Informatika Kab.
Sleman
- KLH Kab. Sleman
3 Perubahan  Lahan terbuka (tanpa  Land Clearing dan  Metode untuk pemantauan kondisi penutupan  Lokasi Pemantauan - Kantor LH - Kantor LH
Bentuk Lahan vegetasi) stripping lahan di dalam areal penambangan dilakukan penambangan dilakukan per PT. Paser
Bumi - Dinas pertanian,
 Perubahan struktur dengan pengukuran di atas peta dengan kuartal perikanan dan
tanah melihat realisasi penanaman dan luas lahan kehutanan
yang penambangan.
 Metode untuk pemantauan penutupan - Dinas Sumberdaya
lahan di atas akan didukung pula dengan Air, Energi dan
penggunaan citra landsat dan atau hasil Mineral
areal survey.
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantauan
No
. Jenis Dampak Indikator/ Metode Pengumpulan &
Sumber Dampak Lokasi Pantau Waktu dan
yang Timbul Parameter Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
4 Gangguan Lokasi, Jumlah dan jenis Mobilisasi peralatan dan Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pintu keluar – masuk Saat mobilisasi PT. Paser - Polantas - Kantor LH
lalulintas potensi konflik kendaraan material Survei pengamatan lapangan di pintu keluar - Lokasi Proyek dan peralatan dan Bumi - Dinas
pada pintu keluar -masuk masuk Proyek Kawasan untuk mempelajari rute sepanjang jalur material perhubkominfo
proyek dan jalan sekitar perilaku kendaraan pada saat manuver keluar – jalan mobilisasi berlangsung
- Kantor LH
proyek masuk lokasi proyek dan rute sepanjang jalur jalan
mobilisasi

5 Kerusakan jalan - Lokasi, Jumlah dan Mobilisasi peralatan dan Metode Pengumpulan dan Analisis Data Jalan sekitar lokasi Setiap PT. Paser - Dinas Pekerjaan - Bupati Sleman
jenis kerusakan jalan material Survei pengamatan lapangan di jalan sekitar kegiatan dan mobilisasi Bumi Umum dan - KLH Kab.
sepanjang rute proyek dan sepanjang rute jalur jalan yang di sepanjang rute jalur berlangsung Perumahan Kab. Sleman
mobilisasi lintasi jalan yang di lintasi Sleman
- Kecepatan kendaraan baik jalan provinsi, - Dinas
berubah menjadi max jalan kabupaten, dan Perhubungan
20 km/jam, karena jalan desa Komunikasi dan
rusaknya jalan Informatika Kab.
Sleman
- KLH Kab. Sleman
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantauan
No
. Jenis Dampak Indikator/ Metode Pengumpulan &
Sumber Dampak Lokasi Pantau Waktu dan
yang Timbul Parameter Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
7 Penurunan - Perubahan kualitas air Kegiatan land clearing dan Metode: Sungai, kolam, sumur Setiap bulan PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
kualitas dan permukaan baik fisik stripping Sampling dan analisis di laboratorium terhadap dan atau media air untuk parameter Bumi Sleman Sleman
kuamtitas air dan kimia sampel effluent pada settling pond, air sungai dan lainnya disekitar fisik dan setiap 6 - Dinas Pertanian,
permukaan - Keluhan warga sekitar air sumur warga sesuai dengan Pengukuran, pH, penambangan bulan untuk Perikanan dan
pengguna air baik suhu menggunakan termometer, BOD dan COD parameter kimia Kehutanan Kab.
pertanian, rumah dengan titrasi, DO dengan DO meter, minyak dan Sleman
tangga, dll TSS dengan alat timbangan elektronik

Analisis:
Hasil analisis laboratorium dibandingan dengan
baku mutu kualitas air kelas II

8 Penurunan - Keluhan warga sekitar  Kegiatan land clearing Metode: Sumur gali, sumur Setiap bulan PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
Kualitas dan penurunan muka air dan stripping - Survey kedalaman muka air tanah atau bor, dan sumber air untuk Bumi Sleman Sleman
Kuantitas air tanah kedalaman sumur gali warga yang dilakukan yang lain menjadi parameter fisik - Dinas
tanah - Keluhan Warga sekitar pada musim kemarau maupun hujan komsumsi warga dan setiap 6 sumberdaya dan
perubahan fisik sumber - Wawancara dengan penduduk sekitar lokasi sekiar bulan untuk Energi Kab.
air minum penambangan parameter Sleman
- Kedalaman muka air - Pemeriksaan sampel air dengan Pengukuran, debit air
tanah dan atau debit air pH, suhu menggunakan termometer, BOD dan
pada musim kemarau COD dengan titrasi, DO dengan DO meter,
dan musim hujan minyak dan TSS dengan alat timbangan
elektronik
Analisis:
Hasil analisis laboratorium dibandingan dengan
baku mutu kualitas air kelas II

9 Penurunan - Berkurangnya - Kegiatan land clearing Metode Lahan pertanian, Setiap 6 PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
kualitas tanah kandungan organik dan stripping persawahan, dan bulan selama Bumi Sleman Sleman
- Keluhan Produksi - Sampling tanah di beberapa tempat perkebunan warga - Dinas Pertanian,
masa
panen masyarakat - Pengumpulan sampel-sampel tanaman setempat Perikanan dan
konstruksi
setempat menurun Analisa Kehutanan Kab.
Analisa tanah dilaboratorium dilakukan terhadap Sleman
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantauan
No
. Jenis Dampak Indikator/ Metode Pengumpulan &
Sumber Dampak Lokasi Pantau Waktu dan
yang Timbul Parameter Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
variabel-variabel kimia dan fisik tanah : pH,
kapasitas tukar kation, Nitrogen, kalium, fosfor,
kalsium, magnesium (hara makro), hara mikro (Fe,
Cu, Zn, B, Mo, dll), bahan organik, dan tekstur
tanah
10 Timbulan - Jumlah sampah yang - Aktivitas pekerja di Metode: Di lokasi tapak, sekitar Dilakukan 1 kali PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
Sampah dan dihasilkan setiap harinya basecamp observasi/pengamatan secara langsung di area basecamp selama Bumi Sleman Sleman
Sanitasi - Ketersediaan sarana dan - Pekerjaan konstruksi lapangan operasional
Lingkungan prasarana dalam fisik bangunan Alat: Kamera basecamp
pengelolaan sampah Analisis Data:
Data dianalisis secara deskriptif

11 Gangguan - Perubahan iklim mikro - Kegiatan land clearing Metode: Areal penambangan Setiap 6 PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
Vegetasi - dan stripping observasi/pengamatan secara langsung di bulan selama Bumi Sleman Sleman
lapangan masa - Dinas Pertanian, - Dinas
Alat: konstruksi Perikanan dan Pertanian,
Kamera, meter roll, GPS Kehutanan Kab. Perikanan dan
Analisis Data: Sleman Kehutanan Kab.
Landsat, citra satelit Sleman

12 Biota Air - Matinya puluhan ikan - Kegiatan land clearing Metode: Sungai, kolam ikan, Dilakukan 1 kali PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
dan stripping observasi/pengamatan secara langsung di dan atau media air selama kegiatan Bumi Sleman Sleman
lapangan lainnya land clearing - Dinas Pertanian,
Analisis Data: dan stripping Perikanan dan
Pemeriksaan laboratorium Kehutanan Kab.
Sleman
13 Gangguan Angka penyakit di Desa Moblisasi Peralatan, Land Metode: Di wilayah Pemantauan Klinik PT. - Dinas Kesehatan - Dinas
Kesehatan Cangkringan Kec Pakem Clearing dan stripping, dan Pengumpulan data penyakit dari puskesmas Cangkringan dilakukan Paser Bumi Kab. Sleman Kesehatan
Pembangunan Base camp Survey kuesioner tentang gangguan kesehatan setiap 6 bulan dan - Puskesmas Kab. Sleman
yang diderita warga selama PT. Puskesmas setempat - KLH Kab.
Paser Bumi Pakem - KLH Kab. Sleman Sleman
Alat: beroperasi
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantauan
No
. Jenis Dampak Indikator/ Metode Pengumpulan &
Sumber Dampak Lokasi Pantau Waktu dan
yang Timbul Parameter Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Kuesioner
Analisis data:
Data dari puskesmas dianalisis kemungkinan
penyakit yang timbul berkaitan dengan operasional
PT. Paser Bumi
Data kuesioner dianalisis secara deskriptif dan
disbandingkan dengan data tahun-tahun
sebelumnya.

C. TAHAP OPERASIONAL
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
1 Kualitas Udara  Kegiatan Penambangan  Metode:  Lokasi tapak proyek Dilakukan PT. Paser - Dinas Kesehatan - Kantor LH Kab.
Parameter udara yang dan Pengangkutan SNI 19-7119-3-2005 tentang cara Uji TSP  Rute pengangkutan setiap 6 bulan Bumi Kab.Sleman Sleman
dipantau adalah NO2, Material selama masa - Dinas
menggunakan HVAS dengan metode gravimetri material
SO2, CO, Ox dan TSP operasi Perhubungan
 Anaisis data:
Komunikasi dan
deskriptif dengan membandingkan Baku Mutu Informatika Kab.
Udara Ambient sesuai PP No 41/1999 tentang Sleman
Baku Mutu Udara Ambien - KLH Kab. Sleman
2 Kebisingan Kebisingan (Leq)  Kegiatan Penambangan  Metode:  Lokasi tapak proyek Dilakukan PT. Paser - Dinas Kesehatan - Kantor LH
dan Pengangkutan Pengukuran langsung  Rute pengangkutan setiap 6 bulan Bumi Kab.Sleman
Material material selama masa - Dinas
 Alat: operasi Perhubungan
Sound level meter Komunikasi dan
 Analisis Data: Informatika Kab.
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Perhitungan matematis Leq Sleman
- KLH Kab. Sleman
3 Perubahan  Pada lahan terjadi  Kegiatan Penambangan  Metode untuk pemantauan kondisi penutupan  Lokasi pemantauan Dilakukan - Kantor LH - Kantor LH
gubangan bekas dan Pengangkutan lahan di dalam areal penambangan dilakukan terletak pada areal setiap 6 bulan PT. Paser
Bentuk Lahan - Dinas pertanian,
pengambilan mateial Material dengan pengukuran di atas peta dengan penambangan selama masa Bumi
perikanan dan
sirtu melihat realisasi penanaman dan luas lahan operasi kehutanan Kab.
 Perubahan struktur yang penambangan. Sleman
tanah  Metode untuk pemantauan penambangan di
atas akan didukung pula dengan penggunaan - Dinas Sumberdaya
citra landsat dan atau hasil areal survey. Air, Energi dan
Mineral Kab.
Sleman

4 Erosi dan 1. laju erosi agar tidak Kegiatan Penambangan Pengukuran TSS (mg/l) diukur menggunakan Sekitar areal Dilakukan PT. Paser - Pemrakarsa - Kantor LH
Sedimentasi melebihi 60 metode analisis gravimetrik dengan peralatan pertambangan setiap 6 bulan Bumi - Kantor LH
ton/ha/tahun timbangan analitik. Sedangkan kekeruhan (NTU) selama masa - Dinas
2. kekeruhan dan kadar diukur dengan metode Nephelometrik operasi Sumberdaya Air,
TSS pada sungai atau menggunakan alat turbidimeter Energi dan
media air lainnya akibat Mineral
masuknya sedimen
hasil erosi
3. pengendapan pada
kolam atau dareah
dataran sekitarnya

5 Kerusakan jalan - Lokasi, Jumlah dan Kegiatan Pengangkutan Metode Pengumpulan dan Analisis Data Jalan sekitar lokasi Dilakukan PT. Paser - Dinas Pekerjaan - Bupati Sleman
jenis kerusakan jalan Material Survei pengamatan lapangan di jalan sekitar kegiatan dan setiap 6 bulan Bumi Umum dan - KLH Kab.
sepanjang rute proyek dan sepanjang rute jalur jalan yang di lintasi sepanjang rute jalur selama masa Perumahan Kab. Sleman
mobilisasi jalan yang di lintasi operasi Sleman
- Kecepatan kendaraan - Dinas
berubah menjadi Perhubungan
lambat, max 20 km/jam, Komunikasi dan
karena rusaknya jalan Informatika Kab.
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Sleman
- KLH Kab. Sleman

6 Penurunan - Perubahan kualitas air Kegiatan Penambangan Metode: Sungai, kolam, sumur Dilakukan PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
kualitas dan permukaan baik fisik Sampling dan analisis di laboratorium terhadap dan atau media air setiap 6 bulan Bumi Sleman Sleman
kuamtitas air dan kimia sampel effluent pada settling pond, air sungai dan lainnya di desa selama masa - Dinas Pertanian,
permukaan - Keluhan warga sekitar air sumur warga sesuai dengan Pengukuran, pH, cangkringan dan Desa- operasi Perikanan dan
pengguna air baik suhu menggunakan termometer, BOD dan COD desa sekitar Kehutanan Kab.
pertanian, rumah dengan titrasi, DO dengan DO meter, minyak dan penambangan Kec. Sleman
tangga, dll TSS dengan alat timbangan elektronik Pakem - Dinas Kesehatan
Analisis:
Hasil analisis laboratorium dibandingan dengan
baku mutu kualitas air kelas II

7 Penurunan - Keluhan warga sekitar  Kegiatan Penambangan Metode: Sumur gali, sumur Dilakukan PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
Kualitas dan penurunan muka air - Survey kedalaman muka air tanah atau bor, dan sumber air setiap 6 bulan Bumi Sleman Sleman
Kuantitas air tanah kedalaman sumur gali warga yang dilakukan yang lain menjadi selama masa - Dinas
tanah - Keluhan Warga sekitar pada musim kemarau maupun hujan komsumsi warga operasi sumberdaya dan
perubahan fisik sumber - Wawancara dengan penduduk sekitar lokasi sekiar Energi Kab.
air minum penambangan Sleman
- Kedalaman muka air - Pemeriksaan sampel air dengan Pengukuran, pH, - Dinas Kesehatan
tanah dan atau debit air suhu menggunakan termometer, BOD dan COD
pada musim kemarau
dan musim hujan dengan titrasi, DO dengan DO meter, minyak dan
TSS dengan alat timbangan elektronik
Analisis:
Hasil analisis laboratorium dibandingan dengan
baku mutu kualitas air kelas II

8 Penurunan - Berkurangnya - Kegiatan Penambangan Metode Lahan pertanian, Dilakukan PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
kualitas tanah kandungan organik persawahan, dan setiap 6 bulan Bumi Sleman Sleman
- Keluhan Produksi - Sampling tanah di beberapa tempat perkebunan warga selama masa - Dinas Pertanian,
panen masyarakat - Pengumpulan sampel-sampel tanaman setempat operasi Perikanan dan
Analisa
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
setempat menurun Analisa tanah dilaboratorium dilakukan terhadap Kehutanan Kab.
variabel-variabel kimia dan fisik tanah : pH, Sleman
kapasitas tukar kation, Nitrogen, kalium, fosfor,
kalsium, magnesium (hara makro), hara mikro (Fe,
Cu, Zn, B, Mo, dll), bahan organik, dan tekstur
tanah
9 Timbulan - Jumlah sampah yang - Kegiatan Penambangan Metode: Dilakukan PT. Paser - Kantor LH Kab. - Kantor LH Kab.
Sampah dan dihasilkan setiap harinya Di lokasi tapak, setiap 6 bulan Sleman Sleman
observasi/pengamatan secara langsung di Bumi
Sanitasi - Ketersediaan sarana dan sekitar area selama masa - Dinas Kesehatan - Dinas
lapangan
Lingkungan prasarana dalam basecamp operasi Kesehatan
pengelolaan sampah Alat:
- Munculnya limbah B3 Kamera
seperti ban bekas, accu,
kaleng-kaleng,dl Analisis Data:
Data dianalisis secara deskriptif

C. TAHAP PASCA OPERASI


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
1 Kualitas Udara  Penataan Lahan  Metode:  Lokasi tapak proyek Dilakukan PT. Paser - Dinas Kesehatan - Kantor LH Kab.
Parameter udara yang setiap saat Bumi Kab.Sleman Sleman
SNI 19-7119-3-2005 tentang cara Uji TSP  Rute jalan saat
dipantau adalah NO2, selama masa - Dinas
menggunakan HVAS dengan metode gravimetri demobilisasi
SO2, CO, Ox dan TSP pasca operasi Perhubungan
 Anaisis data:
Komunikasi dan
deskriptif dengan membandingkan Baku Mutu Informatika Kab.
Udara Ambient sesuai PP No 41/1999 tentang Sleman
Baku Mutu Udara Ambien - KLH Kab. Sleman
2 Kebisingan Kebisingan (Leq)  Penataan Lahan  Metode:  Lokasi tapak proyek Dilakukan PT. Paser - Dinas Kesehatan - Kantor LH
setiap saat Bumi Kab.Sleman
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengukuran langsung  Rute jalan saat selama masa - Dinas
 Alat: demobilisasi pasca operasi Perhubungan
Komunikasi dan
Sound level meter
Informatika Kab.
 Analisis Data: Sleman
Perhitungan matematis Leq - KLH Kab. Sleman

3 Pendapatan  Peningkatan  Penataan Lahan Metode: Desa Cangkringan Dilakukan Pemrakars - Dinas Nakersos - Dinas
Masyarakat dan kesejahteraan Metode observasi/pengamatan secara Kec. Pakem secara berkala a yang - Muspika Nakersos
PAD masyarakat langsung dilakukan dengan wawancara/ selama masa dibantu - Inspektorat
 Peningkatan PAD interview terhadap masyarakat terkena pasca operasi oleh aparat Daerah
dampak Desa dan - Dinas
Alat: Kecamatan Pengelola
wawancara atau dengar pendapat dengan Keungan dan
masyarakat. Asset Daerah
Teknik Sampling:
Random sampling
Analisis Data:
Data dianalisis deskriptif dengan membandingkan
kondisi sebelum adanya rencana kegiatan
4 Sikap dan - Muncul keresahan  Penataan Lahan Metode: Desa Cangkringan Dilakukan Pemrakars - Pemerintah Desa - Kantor Kesbang
persepsi masyarakat dengan Metode observasi/pengamatan secara langsung Kec. Pakem secara berkala a (PT. Cangkringan - Dinas Nakersos
masyarakat akan berakhirnya dilakukan dengan wawancara/interview terhadap selama masa Paser Bumi - Muspika Pakem - Kantor LH
tambang masyarakat terkena dampak pasca operasi ) yang
- Alat: dibantu
wawancara dan atau dengar pendapat dengan oleh aparat
masyarakat. Desa dan
Analisis Data: Kecamatan
Data dianalisis secara deskriptif

5 Gangguan Angka penyakit di Desa Penataan Lahan Metode: Desa Cangkringan Dilakukan Klinik PT. - Dinas Kesehatan - Dinas
Kesehatan Cangkringan Kec Pakem Pengumpulan data penyakit dari puskesmas Kec. Pakem secara berkala Paser Bumi Kab. Sleman Kesehatan
Survey kuesioner tentang gangguan kesehatan selama masa dan - KLH Kab. Sleman Kab. Sleman
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Waktu dan
Indikator/ Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau
yang Timbul Analisis Data Frekwensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
yang diderita warga pasca operasi Puskesmas - Puskesmas - KLH Kab.
Pakem setempat Sleman
Alat:
Kuesioner

Analisis data:
Data dari puskesmas dianalisis kemungkinan
penyakit yang timbul berkaitan dengan penataan
lahan PT. Paser Bumi
Data kuesioner dianalisis secara deskriptif dan
disbandingkan dengan data tahun-tahun
sebelumnya.
DOKUMEN
RKL-RPL
PT. Paser Bumi

DAFTAR PUSTAKA

---------------, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga Direktorat Bina Kota
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia

---------------, 2002, SNI 19-6878-2002 metode penetuan kebisingan jalan

----------------, 2003, Pedoman Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Dinas Pekerjaan
Umum, Jakarta

Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press), Bogor

Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Canter L.W and Loren G. Hill, 1979, Handbook of Variables for Environmental Impact
Assessment, Ann Arbor, Michigan

Canter L.W, 1996, Environmental Impact Assessment, 2nd Edition, McGraw-Hill, New York

Fandeli, Chafid, 2004, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar Dan
Penerapannya Dalam Pembangunan, Liberty Yogyakarta.

Krebs, C.J, 1989, Ecological Methodology, Harper & Row Inc. Publisher, New York.

Melati Ferianita Fachrul, 2007, Metode Sampling Bioekologi, PT Bumi Aksara, Jakarta

Needham, P.R., 1972. A Guide to the Study of Freshwater Biology. Needham and Needham.
Berkeley, California. USA

R. P. Stone and D. Hilborn, 2000, Universal Soil Loss Equation (USLE), Agriculture
Engineering

Shirota, A., 1966. The Freshwater Plankton of South VietNam, Overseas Technical
Cooperation Agency, Japan

Soekanto, Soerjono, 1969. Sosiologi Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit Universitas


Indonesia, Jakarta.

Soemarwoto, Otto, 1990. Analisis Dampak Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.

Soeratmo, F Gunawan, 1988 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

Ward, H.B. and G.C. WHipple., 1945. Freshwater Biology. John Wiley & Sons, Inc. New York

Daftar 1
Pustaka
Wischmeier, W.H., dan D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses - A Guide to
Conservation Planning. Agriculture Handbook No. 537. US. Departement of
Agriculture, Washington DC

Anda mungkin juga menyukai