Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kerja Praktek

Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Umum
Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi
merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta
pengawasan pekerjaan yang baik sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat
waktu, dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Mengingat bahwa
pelaksanaan proyek adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah dan terikat oleh
waktu, maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan ketrampilan
dan kecermatan dari pelaksana proyek untuk mengelola sumber daya yang ada
dengan mempertimbangkan mutu, biaya, dan waktu yang telah ditetapkan.
Pada kenyataan dilapangan dijumpai kondisi-kondisi khusus yang perlu
dicermati, untuk itu pihak pelaksana dan pengawas harus benarbenar mengerti
apakah segala sesuatu yang telah dikerjakan sudah sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya.Peralatan peralatan yang digunakan juga harus benar-benar siap
pakai termasuk suku cadangnya sehingga apabila terjadi kerusakan, penggantinya
dapat berjalan dengan cepat tanpa mempengaruhi jadwal pekerjaan. Namun yang
akan dibahas adalah pekerjaan struktur atas karena metode yang dibahas
disesuaikan berdasarkan waktu dan pekerjaan yang telah terjadi selama masa keja
praktek berlangsung.
Pekerjaan Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan yang dilakukan
selama 540 hari terhitung dari tanggal 26/30 Oktober 2016 hingga 16/17 April
2018 adalah Penggalian tanah, Pemadatan tanah, Pembuatan Bored Pile,
Pemasangan Girder pada Jembatan, Pembuatan Underpass,. Pembangunan
tersebut meliputi :Pondasi bore pile, pemasangan girder pada Jembatan, dan lantai
kerja pada Underpass

3.2 Tahap-Tahap Pekerjaan


Adapun urutan pekerjaan yang telah kami ikuti dalam Proyek Pembangunan
Underpass Brigjen Katamso Medan adalah sebagai berikut:
a. Perakitan tulangan

Page 15
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

b. Pemasangan tulangan besi di lapangan


c. Penggalian Tanah
d. Pengeboran Bored Pile
e. Pengecoran (lantai kerja, slab jembatan, bore pile)
f. Pembongkaran bekisting

3.3 Material dan Peralatan


Manajemen pengelolaan material dan peralatan konstruksi adalah suatu
sistem yang merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan untuk menjamin
agar material dan peralatan konstruksi dapat diperoleh pada waktu dan jumlah
yang tepat, sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, serta dengan harga
yang pantas.

Masing-masing material dan peralatan konstruksi mempunyai mutu yang


berbeda dimana pemilihan pemakaiannya harus sesuai dengan perencanaan.
Proyek Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan memakai persyaratan-
persyaratan dari standar dan spesifikasi contohnya seperti berikut :

 PBI - 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971


 PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan
Indonesia
 SKSNI - 1991 : Tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan
gedung

3.3.1 Material Konstruksi


Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa untuk membangun struktur atas Proyek
Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan diperlukan persiapan pekerjaan
seperti perakitan tulangan pondasi, pondasi bored pile, dan lantai kerja, dengan
memperhatikan material yang digunakan, seperti Ready Mix Beton, Kawat, Besi
dan Semen.

Page 16
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

a. Ready-Mix Beton
Beton adalah campuran antara semen Merah Putih atau semen hidraulik
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah
(admixtures) yang membentuk massa padat.
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi syarat
sebagai berikut:
a) Ekonomis
b) Keawetan
c) Kuat Tekan
d) Kekentalan; yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, pemadatan
dan perataan)
Pada Proyek Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan, dipakai
beton Ready-Mix dengan kekuatan Fc = 10 Mpa, K 120 pada lantai kerja, pada
pile cap dengan kekuatan beton Fc = 30 Mpa, K 361 , retaining Wall dengan
kekuatan beton Fc = 20 Mpa, K 240 dari PT. Merah Putih (lihat Gambar 3.1)

Gambar 3.1.Ready-Mix Concrete Truck PT. Merah putih


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
b. Tulangan Besi
Besi merupakan salah satu bahan konstruksi yang kuat terhadap tarik, oleh
sebab itu besi digunakan sebagai tulangan pada beton sehingga gaya tarik, tekan
dan lentur yang terjadi dapat dipikul oleh beton bertulang. Pengikat antara satu
tulangan dengan tulangan lainnya dilakukan dengan menggunakan kawat yang
berkualitas lunak dengan diameter jarak penyambungan sebesar 40D.

Page 17
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Pada Proyek Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan, dipakai


tulangan besi dari PT Putra Baja Deli, yang terdiri dari tulangan besi D-19 ulir
pada slab beton sebagai tulangan bagi, dan D-32 ulir pada bore pile dan pile cap,
D-25 pada slab beton sebagai tulangan pokok, D-10 polos pada retaining wall.
(lihat Gambar 3.2)

Gambar 3.2 Tulangan Besi D-32, D-19, D-25, D-10.


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
c. Semen
Semen adalah bahan pengikat yang bersifat kohesif dan adhesif yang
memungkinkan melekatnya fragment mineral menjadi suatu massa yang padat.
Semen yang digunakan haruslah terlindung dari pengaruh cuaca karena dalam
keadaan lembab semen mudah mengeras yang mengakibatkan semen tidak dapat
lagi dipergunakan untuk pekerjaan.

Page 18
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Semen yang sering digunakan dalam suatu proyek pembangunan adalah


semen Portland, jenis-jenis semen Portland antara lain:

1. Semen Portland Type I


Semen Portland untuk penggunaan umum tanpa persyaratan khusus.
2. Semen Portland Type II
Semen Porland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat dan kalor hidrasi sedang.
3. Semen Portland Type III
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi
pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
4. Semen Portland Type V
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan yang
tinggi terhadap sulfat
5. Pada Proyek Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan, dipakai
semen Merah Putih 40 kg.

Gambar 3.4 Semen Merah Putih 40 kg


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
3.3.2 Peralatan Konstruksi
Alat-alat yang kita gunakan di lapangan harus mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a) Ekonomis; harga-harga yang kita gunakan haruslah seirit mungkin karena
harga tersebut akan mempengaruhi rencana anggaran biaya.

Page 19
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

b) Peletakan alat (khususnya alat-alat berat); dimana saat alat tersebut masuk
dan saat bekerja tidak mutar-mutar ataupun jika kondisi lapangan kita sempit
hal tersebut sangat mempengaruhi proses kerja.
c) Waktu; jika alat tersebut kita sewa maka waktu penyewaan harus ditentukan
karna sebagian besar penyewaan dihitung perhari.
d) Kondisi alat yang kita gunakan; jangan disebabkan harga sewa yang terlalu
murah kita menggunakannya karena terkadang kondisi alat rusak maka kita
akan mengeluarkan sejumlah uang untuk memperbaikinya.
e) Seefektif mungkin; alat yang kita gunakan,kita multi-fungsikan.
Berikut adalah peralatan utama beserta fungsinya, yang digunakan pada
Proyek Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan:

 Concrete pump adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer cairan
beton dengan dipompa.Biasa dipakai pada gedung bertingkat tinggi dan pada
area yang sulit untuk dilakukan pengecoran. Pada proyek Pembangunan
Underpass Brigjen Katamso Medan concrete pump digunakan pada saat
pengecoran slab jembatan. Dengan kecepatan 7 menit per Truck Mixer.

Gambar 3.1 concrete pump


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 20
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.2 Pengecoran slab jembatan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

 Truk berfungsi untuk mengangkut bahan maupun peralatan yang berat dan
jauh jaraknya

Gambar 3.3Truk
(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 21
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

 Ready Mix Concrete Truck / Truk Molen digunakan untuk mengaduk


campuran beton secara menerus untuk mencegah campuran kering selama
sebelum dicor. Volume per truck mixer adalah 7m3

Gambar 3.4 Ready-Mix Concrete Truck


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

 Kerucut Abram dan Rojokan digunakan untuk pengujian Slump Test di


lapangan pada campuran Ready Mix beton sebelum pengecoran, apakah
kadar airnya sesuai dengan spesifikasi pemesanan atau tidak. Setelah
dilakukan pengujian slump,maka didapatkan hasil sebesar 9 cm.

Gambar 3.5Kerucut Abram Dan Rojokan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 22
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Cetakan digunakan untuk membuat sampel benda uji untuk setiap pengecoran
yang akan diuji kembali spesifikasinya di laboratorium.

Gambar 3.7 Cetakan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

 Pemotong Besi Listrik digunakan untuk memotong besi.

Gambar 3.8 Pemotong Besi Listrik


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 23
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.9 alat pemecah beton listrik


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Gambar 3.10 ekskavator


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

3.4 Deskripsi Kegiatan Proyek Yang Diikuti


Pelaksanaan struktur atas proyek pembangunan Underpass Brigjen
katamso Medan meliputi pekerjaan Pondasi bore pile, pemasangan girder
pada Jembatan, slab beton pada jembatan, dan lantai kerja pada Underpass.

Page 24
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

3.4.1 Pengerjaan Pondasi

Pondasi merupakan suatu jenis kontruksi yang menjadi dasar dan pondasi ini
berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuan untuk
diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah kontruksi
yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehing ga hal ini dapat menjamin
keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan
pada pondasi tersebut. Pada proyek Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen
Katamso Medan ini menggunakan pondasi Bored Pile. Bore pile pada proyek
pembangunan Underpass Brigjen katamso ini adalah secondary pile yaitu irisan
antar primary pile pada bore pile (menggunakan tulangan) dan primary pile ( tidak
menggunakan tulangan), dengan mutu beton fc 29 Mpa.Tulangan bore pile
disisakan setinggi 130 cm untukpile cap. Tinggi pile cap 130 cm dengan mutu
beton 30 Mpa.

DEFINISI

Secant pile atau bisa juga dikenal dengan istilah retai


n i n g w a l l p i l e beruntun adalah jenis dinding penahan tanah yang jarak antar
pilenya berdempetan dan saling bersinggungan satu sama lain yang berguna untuk
mendapatkan daya tanah terhadap tekanan tanah (gaya lateral). Dua jenis pile
yang digunakan memiliki karakteristik yang berbeda. Hal inidisebabkan karena
kedua fungsi pile tidak sama. Salah satu pile menggunakan tulangan
(secondary pile) dan yang satunya tanpa menggunakan tulangan
(primary pile). Secondary pile berfungsi sebagai elemen struktural yang memberik
an kapasitas lentur sistem secant pile.
Sedangkan primary pile berfungsi sebagai penutup galian dan
pengendap dalam
lapangan secant pile digunakan untuk menghindari agar tanah dan
material lainnya tidak longsor atau
runtuh, juga untuk menjaga kesetabiland an da ya duk un g t an ah. Unt uk
m em perkuat kes et ab i l an t an ah dan
memperkokoh secant pile maka dapat dilakukan pengangkuran Adapun

Page 25
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

angkuar adalah suatu alat yang mengikat pondasi secant pile dengan tana
h,dipasang dengan sudut kemiringan tertentu kedalam tanah.

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN SECANT PILE


1. Di titik yang telah ditetapkan, tanah di bor sedalam ukuran yang
telah ditentukan (berdasarkan gambar desain), kemudian di cor semen.
2. Disebelahnya, sesuai dengan arah line (diagram wall) yang
direncanakan,di bor lagi sedalam desain, dengan jarak as lebih kecil dari
diameter lubang, kemudian di cor semen bentonite. Begitu seterusnya
hingga seluruh line diaphragm wall di capai.

Berikut ini proses pembuatan pondasi bore pile yang disertai dengan foto
kerjanya :

Gambar 3.11 bore pile


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018

Page 26
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

A. Persiapan lokasi
1. Persiapan lokasi sebelum alat bor pile masuk biasanya dikerjakan oleh
pemberi tugas yaitu berupa :
1. Menentukan titik As yang akan di bor pile.
2. Bila titik bor ada bekas pondasi lama maka harus di bobok / digali
terlebih dahulu.
3.Menyediakan air untuk sirkulasi pengeboran dan air bersih untuk
pekerja.
4. Membuat bedeng untuk pekerja.

Gambar 3.12 persiapan lokasi


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

B. Mobilisasi alat bore pile dan persiapan kerja


Pada umumnya mobilisasi didalam kota memakan waktu satu hari. Setelah alat
bor pilemasuk lokasi kerja, langkah awal yaitu merakit alat dan membuat bak
sirkulasi ( jika dibutuhkan)

Page 27
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.13 alat bor


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

C. Pengeboran
Ada 2 metode kerja yang dapat dikerjakan dengan alat minicrane salah satunya
dengan metode wet drilling (bor basah)
Bor pile dengan metode wet drilling :Tanah dikikis dengan menggunakan mata
bor cross bit pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor
yang dihasilkan pompa NS80, Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong
keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulas tetap
berlangsung terus sampai cutting atau seirpihan tanah betul-betul terangkat
seluruhnya.
Selama pembersihan ini berlangsung, besi tulangan dan pipa tremi sudah
disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari
lubang bor, dengan bersihnya lubang bor diharapkan pengecoran akan baik
hasilnya.

Gambar 3.14 pengeboran bore pile


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 28
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Tanah dibor dengan mata bor spiral, dengan cara memutar mata bor dan mata bor
diangkat setiap interval 50 cm. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang hingga
kedalaman yang diinginkan. (metode ini dapat dilaksanakan dengan kondisi
lapaisan tanah dan kedalaman tertentu)
D. Pemasangan besi tulangan
Besi tulangan yang sudah diinstal dimasukkan kelobang bor di bantu dengan
mesin dan panjang besi tulangan dilebihkan untuk stek ke pile cap.

Gambar 3.15 pemasangan tulangan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 29
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Pada proyek pembangunan Underpass Brigjen katamso Medan panjang dari


tulangan nya adalah 19 m, dengan menggunakan D 32 dan D 19.

E. PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI

Tahap selanjutnya adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran.
Kerangka besi tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel
dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan
diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan
dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja
tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat
dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm atau sesuai pada
gambar yang di sediakan.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan
kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada
waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di
dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang
head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam
stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada
besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

Fungsi pipa tremi yaitu mengantarkan cor kedasar lubang, sehingga lubang bor
terisi dari bawah dan air lumpur terdorong keluar dari luar pipa tremi. pengecoran
dengan pipa tremie yang benar diharapkan mutu beton tetap terjaga serta pondasi
yang dihasilkan berkualitas.

Page 30
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.16 pemasangan pipa tremi


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

F. Pengecoran

Gambar 3.17 pengecoran bore pile

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 31
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Tahap terakhir pekerjaan pondasi bor pile yaitu pengecoran. Proses pengecoran
lubang bor di bantu dengan pipa tremi yang bergerak naik turun perlahan saat
pengecoran berlangsung. Mutu beton yang digunakan adalah 30 Mpa.

3.4.2 Pekerjaan Girder

Girder merupakan sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier
ataupun abutment pada suatu jembatan atau flyover. Umumnya girder adalah
balok baja dengan profil I. pada proyek Konstruksi pembangunan Underpass
Brigjen Katamso Medan menggunakan Girder Baja dengan Profil I.

Gambar 3.18 girder

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 32
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

3.4.3 Pekerjaan Pembuatan Lantai Kerja

Lantai kerja meruapakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi


bangunan dengan lingkup dan kondisi lingkungan yang cukup kompleks. Fungsi
lantai kerja adalah supaya permukaannya menjadi rata, sehingga pada saat
pengecoran lebih mudah dan rata.

Ketebalan lantai krja biasanya setebal 10-15 cm. Adapun tebal lantai kerja
pada proyek pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan adalah 10 cm,
CBR tanahnya 10%, tetapi yang digunakan pada proyek ini adalah 6 %, fungsi
lantai kerja adalah sebagai lantai dasar untuk pekerjaan rigidnya.

Gambar 3.19 penggalian tanah

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)


Penggalian tanah dengan menggunakan ekskavator, pemadatan tanah ,
change material.

Uji slump dengan menggunakan kerucut dan rojokan, hasil uji slumpnya 7,5 cm,
dengan rumus 8 ± 2

Page 33
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.20 uji slump

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Pengecoran lantai kerja

Gambar 3.21 pengecoran Lantai kerja

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 34
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Bekisting pada lantai kerja digunakan kayu,dan alat untuk meratakannya


mengggunakan baja.

Gambar 3.22 meratakan lantai kerja

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 35
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.23 lantai kerja

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)


Masa curing lantai kerja selama 28 hari, lantai kerja disiram setiap hari minimal 3
x sehari supaya tetap lembab dan tidak terjadi retakan. Lantai kerja yang
mengalami retakan setelah masa curing akan dibongkar dan kemudian dibuat yang
baru.

3.4.4 Merakit Tulangan

Gambar 3.24 merakit tulangan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
Tulangan terlebih dahulu dirakit di tempat proyek, seperti pada gambar. Pertama
sekali dibuat rangka tulangan berbentuk lingkaran. Pekerja yang dibutuhkan untuk
merakit tulangan sekitar 4 orang. Gambar diatas adalah tulangan untuk bore pile,

Page 36
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

dengan diameter tulangan 32mm, dan diameter lingkaran tulangan setelah dirakit
adalah 80cm.
3.4.5 Pekerjaan Slab Beton Pada Jembatan
Slab adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi menyalurkan beban
mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu system
struktur.
Proses pekerjaan slab beton jembatan pada proyek Underpass Brigjen Katamso
adalah sebagai berikut :

Gambar 3.25 lantai kerja

(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)


1. Pembersihan lokasi SLAB yang akan di betonisasi

Page 37
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.26 pengecoran LC


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
2. Pembuatan rangkain tulangan, yang didatangkan dalam bentuk jadi dari
pabrik.

Gambar 3.27 pengecoran LC


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
3. Melakukan pengukuran lokasi yang akan dibangun SLAB.

Page 38
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.28 pembuatan bekisting LC


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
4. Pembuatan bekisting untuk LC, bekisting terbuat dari kayu, tinggi
bekisting 10 cm.
5. Batu yang digunakan pada LC adalah batu guli, tidak dibayar, tanpa
kekuatan beton.

Gambar 3.29 pengecoran LC


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
6. Pengecoran LC sampai merata.

Page 39
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

7. Pemasangan triplek diatas LC supaya permukaannya rata.

Gambar 3.30 penulangan SLAB beton jembatan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
8. Penulangan SLAB beton jembatan,dengan menggunakan tulangan pokok
(D-25), dan tulangan bagi (D19).

Gambar 3.31 sambungan tulangan


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)

Page 40
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

9. Dilakukan penyambungan tulangan dengan jarak penyambungan 40D.

10. Tinggi SLAB 80cm, panjang 22 ,lebar 10,5 m.

Gambar 3.32 pengecoran SLAB


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
11. Pengecoran SLAB menggunakan Concrete Pump

12. Ketika SLAB mulai kering pada saat pengecoran, diberikan Sika dan Food
Base supaya daya lekat antar beton semakin baik, kelembaban beton tetep
terjaga dan tidak terjadi retak rambut.

Page 41
Laporan Kerja Praktek
Paket Konstruksi Pembangunan Underpass Brigjen Katamso Medan

Gambar 3.33 meratakn SLAB


(sumber : Dokumentasi Proyek,2018)
13. Meratakan SLAB.

14. Dan masa curing.

Page 42

Anda mungkin juga menyukai