BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih
perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada
ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic,
kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah,
serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan
tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi
kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Salah satu ukuran untuk menggambarkan pencapaian hasil pembangunan suatu negara
termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Beberapa indikator IPM adalah kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Salah satu indikator
kesehatan adalah umur harapan hidup sebagai ukuran pencapaian derajat kesehatan
masyarakat. IPM negara Indonesia berada di peringkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih
rendah dari negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan
Thailand.
1.3. TUJUAN
1.4. MANFAAT
1. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan
logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan kesehatan awalnya adalah hasil pengembangan dari analisis kebijakan publik.
Akibat dari semakin majunya ilmu pengetahuan dan kebutuhan akan analisis kebijakan dalam
bidang kesehatan itulah akhirnya bidang kajian analisis kebijakan kesehatan muncul.
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan memiliki peran
dan fungsi dalam pelaksanaannya. Peran dan fungsi itu adalah:
a. Adanya analisis kebijakan kesehatan akan memberikan keputusan yang fokus
pada masalah yang akan diselesaikan.
b. Analisis kebijakan kesehatan mampu menganalisis multi disiplin ilmu. Satu disiplin
kebijakan dan kedua disiplinilmu kesehatan. Pada peran ini analisis kebijakan
kesehatan menggabungkan keduanya yang kemudian menjadi sub kajian baru dalam
khazanah keilmuan.
c. Adanya analisis kebijakan kesehatan, pemerintah mampu memberikan jenis tindakan
kebijakan apakah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.
d. Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/keputusan yang sesuai atas
suatu masalah yang awalnya tidak pasti.
e. Dan analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta yang muncul kemudian
akibat dari produk kebijakan yang telah diputuskan/diundangkan.
2.3 PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN
Masalah kebijakan, adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi,
tetapi dapat diindentifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Tingkat kepelikan masalah
tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang paling panting.
Staf puskesmas yang kuat orientasi materialnya (gaji tidak memenuhi kebutuhan),
cenderung memandang aspek imbalan dari puskesmas sebagai masalah mandasar dari pada
orang yang punya komitmen pada kualitas pelayanan kesehatan.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah kebijakan,
adalah:
1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali
mempengaruhi masalah kebijakan lainnya (pelayanan kesehatan). Kondisi ini
menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem masalah ini membutuhkan pendekatan
Holistik, satu masalah dengan yang lain tidak dapat di piahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi,
diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara secara objektif
dapat diukur (data). Data ini menimbulkan penafsiran yang beragam (a.l. gang-guan
kesehatan, lingkungan, iklim, dll). Muncul situasi problematis, bukan problem itu
sendiri.
3. Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis, sehingga dapat
menimbulkan masalah kebijakan.
4. Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan yang
terus menerus. Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah baru, yang
membutuhkan pemecahan masalah lanjutan.
5. Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem
masalah kebijakan.
Kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan menghasilkan informasi. Analisis
kebijakan juga harus memanfaatkan atau memindahkan informasi sebagai bagian dari argumen
yang bernalar mengenai kebijakan publik untuk mencari solusi masalah kebijakan publik.
Menurut Dunn (1988) struktur argumen kebijakan menggambarkan bagaimana analis kebijakan
dapat menggunakan alasan dan bukti yang menuntun kepada pemecahan masalah kebijakan.
Berdasarkan struktur argumen, dapat diketahui bahwa seorang analisis kebijakan dapat
menempuh langkah yang benar, dengan memanfaatkan informasi dan berbagai metode
menuju kepada pemecahan masalah kebijakan; dan tidak sekedar membenarkan alternatif
kebijakan yang disukai.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum
(Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepratatif, meskipun
kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan
dapat bersifat umum tetapi tanpa menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus
memberi peluang diintepretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah kebijakan,
adalah Interdepensi (saling tergantung), Subjektif, Artifisial, Dinamis dan Tidak terduga.
Upaya untuk menghasilkan informasi dan argumen, analis kebijakan dapat menggunakan
beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif, dan Normatif (Dunn, 1988).
Menurut Dunn (1988) struktur argumen kebijakan menggambarkan bagaimana analis
kebijakan dapat menggunakan alasan dan bukti yang menuntun kepada pemecahan masalah
kebijakan.
Kebijakan kesehatan di Indonesia, yaitu Kebijakan program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, Kebijakan program lingkungan sehat, Kebijakan program upaya
kesehatan dan pelayanan kesehatan, Kebijakan program upaya kesehatan perorangan,
Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit, Kebijakan program perbaikan gizi
masyarakat, Kebijakan program sumber daya kesehatan, Kebijakan program kebijakan dan
manajemen pembangunan kesehatan dan Kebijakan program penelitian dan pengembagan
kesehatan.
3.2. SARAN
Faslah, asrony. 2010 Kebijakan Dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan, http:// edukasi.
kompasiana.com 2010/12/09/ kebijakan-dalam-bidang-pendidikan-dan-
kesehatan/di akses 19 oktober 2012
Sofyan. 2012 Kebijakan Kesehatan,http://id. kebijakan-kesehatan.html di akses 19 Oktober
2012