Lapres PLP Kurang Biologi
Lapres PLP Kurang Biologi
PROSES KIMIA
I.3 Kesimpulan
Perlakuan secara kimia dapat diambil kesimpulan bahwa penambahan NaOH
hanya berpengaruh pada pH saja. Pada limbah tempe ini diperlukan koagulan cukup
sedikit. Sekitar 5 ml koagulan yang ditambahkan dalam 300 ml limbah cair tempe untuk
didapatkan pH yang sesuai dengan baku mutu. Yaitu pH antara 6 – 9. Pengolahan limbah
secara kimia dimaksudkan untuk memperoleh pH larutan limbah yang sesuai baku mutu
dan membentuk endapan agar selanjutnya dipisahkan menggunakan proses fisika.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa penambahan koagulan
alumunium sulfat sudah cukup untuk memperoleh pH larutan yang sesuai baku mutu dan
membentuk endapan. Maka hendaknya pada pengolahan proses kimia disesuaikan
dengan karakteristik awal limbah tersebut, jika pH awal asam cukup ditambahkan
koagulan basa dan sebaliknya.
BAB II
PROSES FISIKA
Karakteristik fisik limbah cair industri tekstil setelah pengolahan secara kimia :
Warna : Kuning dan terdapat endapan
Bau : berbau alcohol menyengat
Pada proses filtrasi pertama tersebut didapatkan bahwa warna dari limbah tersebut
sedikit pudar dan padatan terlarut sedikit berkurang, namun warna tersebut masih belum
lulus uji jika limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Maka dari itu, dilakukan kembali
proses filtrasi menggunakan karbon aktif.
II.3 Kesimpulan
Perlakuan secara fisika dapat diambil kesimpulan bahwa proses filtrasi yang
dilakukan berulang ulang dapat berpengaruh cukup besar pada limbah cair tempe. Proses
filtrasi baik menggunakan karbon aktif ataupun pasir akan berdampak pada warna dan
padatan terlarut yang ada pada limbah cair. Jadi proses filtrasi disarankan dalam proses
pengolahan limbah pabrik tempe ini.
BAB III
PROSES BIOLOGI
Pertama hal yang dilakukan ialah identifikasi limbah rumput laut yaitu di cek pH
awalnya serta diidentifikasi secara fisik. Diketahui bahwa pH awal dari limbah rumput
laut ialah 14. Selain itu, padatan terlarut dalam limbah tersebut cukup banyak, bau dari
limbah tersebut sangat menyengat dan amis serta berwarna hitam pekat.
Awal dari proses pengolahan limbah secara biologi ialah, limbah dimasukkan ke
dalam tangki aerasi. Dimana dalam perlakuan kami, limbah yang kami masukkan
sebanyak 1500 mL. Tangki di sambungkan dengan kompresor, dan udara diinjeksikan ke
dalam tangki sampai teramati gelembung – gelembung udara dalam limbah tersebut.
Dalam perlakuan ini, udara yang kami injeksikan sebesar 5 L/menit. Proses secara biologi
ini kami lakukan tanpa menggunakan penambahan lumpur aktif atau mikroorganisme.
Proses ini kami lakukan selama 18 jam.