Anda di halaman 1dari 5

HASIL

Kompetensi mahasiswa dalam braille ini meneliti tentang kemampuan mahasiswa dalam
pemahaman dan penggunaan braille yang dapat dilihat dari hasil tes braille dasar (angka dan
huruf) yang didukung dengan tiga aspek, yaitu : 1) aspek materi , 2) aspek pengajar, dan 3)
aspek motivasi diri.

Gambar 1. diagram persentase hasil tes


braille dasar

20%
30%

10%
40%

Tanpa catatan Dengan catatan


Hanya soal pilihan ganda Menolak mengerjakan

Tes braille dasar berupa 10 soal dengan 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian singkat dari
diagram diatas menunjukkan bahwa 30% responden mampu mengerjakan dengan benar tanpa
melihat catatan, 10% responden mampu mengerjakan dengan catatan, 40% responden mampu
mengerjakan 5 soal pilihan ganda saja, dan 20% responden menolak mengerjakan dengan
alasan sudah lupa. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mahasiswa dalam penggunaan
braille masih terbatas pada menghafal abjad dan angka saja, sementara untuk penggunaan
tanda baca dan menulis kalimat masih terbatas. Hal ini juga dapat terjadi karena mayoritas
responden sudah lupa dengan braille dasar yang sudah dipelajari sehingga faktor motivasi
diri dan kepentingan memang sangat berpengaruh dalam kompetensi mahasiswa dalam
braille.
Sebagai pendukung penyataan di atas maka untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam
braille dapat dilihat dari aspek – aspek berikut:
Gambar 2. Hasil Angket Kumulatif
Penguasaan Materi Braille Dasar
4.5
4
4 4 4
3.5 Ket :
3 1 : Sangat Kurang
3 3
2.5
2 : Kurang
2
3 : Cukup
1.5
1 4 : Baik
0.5 5 : Sangat Baik
0

rata rata pilihan angket 10 mahasiswa

1) Aspek materi, berdasarkan grafik di atas mahasiswa merasa 2 SKS sudah cukup untuk
mempelajari braille dasar, responden mampu memahami materi braille dasar berupa
pengenalan abjad dan angka dengan baik, penyampaian materi juga dirasa cukup jelas
dan menyeluruh. Responden mampu menggunakan reglet dan mesin ketik braille
dengan baik karena dosen memberikan pengantar dan intruksi yang jelas ketika
pembelajaran menulis braille diberikan, namun dalam praktiknya responden merasa
kesulitan ketika penggunaanya untuk menulis kalimat – kalimat beserta tanda
bacanya, selain itu responden juga sering melakukan kesalahan penulisan karena
belum menguasai braille dasar.
Gambar 3. Grafik Hasil Angket Kumulatif
Mengenai Kinerja Pengajar Braille Dasar
4.5
4 Ket :
3.5 1 : Sangat Kurang
3
2 : Kurang
2.5
3 : Cukup
2
1.5 4 : Baik
1 5 : Sangat Baik
0.5
0
Penyampaian Metode Media Penggunaan
materi secara pengajaran pembelajaran bahan ajar
runtut dosen

Rata - rata 10 mahasiswa

2) Aspek pengajar, dosen yang memberikan perkuliahan braille akademik ini merupakan
dosen program studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) sehingga sudah relevan dan
memiliki kompetensi mengajar yang baik. Responden setuju ketika perkuliahan dosen
menyampaikan materi secara runtut, mudah dipahami, dan disertai dengan latihan
pada setiap materi yang diberikan sehingga memudahkan mahasiswa untuk lebih
cepat menghafal braille dasar, penggunaan media dalam pengenalan braille dasar
oleh dosen sudah baik, namun dalam penggunaan bahan ajar kurang bervariasi dan
mayoritas responden setuju bahan ajar sulit untuk dipahami Mayoritas responden
menyayangkan dosen yang sering tidak hadir dan hanya memberikan tugas tanpa
meriview kembali tugas yang diberikan sehingga perkuliahan menjadi tidak efektif.
3) Aspek motivasi diri. Responden merasa kesulitan ketika mempelajari braille dasar ini
karena kurangnya kemauan dan kemampuan untuk mempelajarinya, walaupun
mereka sadar akan pentinnya penguasaan kompetensi braille utnuk calon guru
pendidikan luar biasa. Responden terbiasa untuk menggunakan catatan dalam menulis
dan membaca braille tanpa mencari tahu bagaimana cara mudah untuk mempelajai
braille sehingga responden kesulitan untuk menghafal huruf – huruf braille dasar.
PEMBAHASAN
Kompetensi mahasiswa merupakan kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan wawasan
mahasiswa terhadap suatu aspek atau bidang yang di pelajarinya. Spencer (1993) dalam
Nurtanto (2016) mengemukakan, kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang
dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaan. Dalam penelitian ini
dibahas mengenai kompetensi mahasiswa dalam braille, sehingga dapat diketahui bagaimana
kesiapan mahasiswa dalam mengajarkan braille berdasarkan kemampuan yang dimiliki
mahasiswa.
Penguasaan konsep braille merupakan salah kemampuan kompensatoris yang harus dimiliki
siswa dengan hambatan pengelihatan, Pitt, dkk (2017) menjelaskan, kemampuan
kompensatoris dibutuhkan dalam kurikulum umum bagi siswa dengan hambatan pengelihatan
yang didalamya meliputi akses literasi (kemampuan membaca) dan matematika melalui
braille. Oleh karena itu mahasiswa sebagai calon guru harus memiliki kompetensi yang baik
dalam braille, terlebih lagi dalam pemahaman tentang braille dasar yaitu abjad dan angka.
Implementasinya mahasiswa memiliki kompetensi yang rendah dalam penguasaan konsep
braille dasar. Hal ini dibutkitkan dengan hanya 30% responden yang mampu mengerjakan tes
yang diberikan dengan jawaban yang benar. Rendahnya kompetensi mahasiswa dalam braille
ini disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar mahasiswa dalam pemahaman braille dasar
karena banyaknya materi yang harus dihafal dan dipelajari.
Pitt, dkk (2017) mengemukakan kode braille terus berkembang setiap saat secara
periodik. Revisi yang disebut sebagai Unifield English Braille (UEB) dikenalkan di
Amerika sebagai bahan literasi untuk sekolah pada 2015 – 2016. Revisi ini berupa
susunan kode braille yang digunakan di Amerika dengan negara-negara penutur
Bahasa Inggris di seluruh dunia yang didukung dengan format teknologi.
Perkembangan teknologi yang ada memang akan memudakan mahasiswa dalam mempelajari
braille, seperti dengan menggunakan aplikasi – aplikasi seperti Mibee braille, JAWS, dan
lain sebagainya. Namun ketika tidak ada motivasi untuk belajar, maka adanya assistive
teknologi juga tidak akan bermanfaat. Dengan demikian kompetensi mahasiswa dalam braille
akan terwujud ketika terdapat materi yang cukup dan mudah dipahami, pengajar yang mampu
memunculkan motivasi belajar mahasiswa, serta motivasi dari dalam diri mahasiswa sendiri
untuk belajar dan mengembangkan kemampuan braille dasar karena pentingnya penguasaan
kemampuan kompensatoris braille huruf dan angka dalam pendidikan bagi anak dengan
hambatan pengelihatan.
DAFTAR PUSTAKA
Pitt Brent. 2017. Guidelines and Standards for Educating Students with Visual Impairment in
Texas. Diakses dari http://tea.texas.gov/Academic/SpecialStudent Populations/Special
Education/Programs and Services/ Sensory Impairments/Sensory Impairments. Pada
11 Januari 2019
Nurtanto Muhammad. 2016. MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME
GURU DALAM MENYIAPKAN PEMBELAJARAN YANG BERMUTU. Prosiding
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai