Anda di halaman 1dari 28

Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Dagadu

MINGGU, 25 MARET 2012 PERMULAAN (BELAJAR NGEBLOGG)


▼  2012 (2)
▼  Maret (2)
Kerangka Acuan Kerja Kerangka Acuan Kerja
Peta Kabupaten Mukomuko -
Bengkulu
KERANGKA ACUAN KERJA
PERENCANAAN TEKNIS JALAN

BAB I MENGENAI SAYA


UMUM

1.         Latar Belakang


Ghondez
Jalan merupakan prasarana vital transportasi yang menghubungkan antara Dagadu
daerah satu dengan yang lainnya. Dengan adanya kondisi jalan yang
memadai diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah-daerah Lihat profil
yang dilaluinya khususnya di wilayah kabupaten Mukomuko. lengkapku
Dalam hal ini, Instansi yang sangat berkepentingan yang mengelola masalah
prasarana jalan tersebut adalah Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga adalah institusi pemerintah yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan transportasi
jalan.

 
Direktorat Jenderal Bina Marga adalah institusi pemerintah yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan transportasi jalan. Kebutuhan
akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh
masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian 
Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik yang
diakibatkan oleh faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan
sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna memenuhi kebutuhan
traffic yang makin tinggi, didalam proses perencanaan sebagai dasar untuk
pelaksanaan perlu diperhatikan faktor-faktor diantaranya kenyamanan,
keamanan, lingkungan serta faktor lain yang yang mendukung perencanaan
yang matang dan terencana

2.         Tujuan

Tujuan pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan pembuatan rencana teknik


jalan sampai dengan penyiapan desain dan dokumen pelelangan dengan lokasi
:

Nama Ruas Panjang


NO
1. Perancanaan Teknis Jalan Wilayah Kabupaten ….   km
Mukomuko

3.        Lingkup Pekerjaan

a)   Melaksanakan perencanaan teknis lengkap (Full Design)  jalan  

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

        sebagaimana tersebut pada uraian proyek

b)    Tahapan kegiatan yang tercakup  dalam pekerjaan ini adalah :

                         i.    Tahap pengumpulan data 

Tahap analisa data lapangan, perencanaan dan penggambaran 

1.       Pelaporan

Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik kegiatan
serta Matrik Tenaga Ahli .

 
BAB  II
P  E R S I A P A N    D E S A I N.

1.   Tujuan

       Pekerjaan Persiapan desain bertujuan mempersiapkan bahan-dasar


perencanaan sebelum kelapangan melaksanaan survey Pendahuluan antara
lain ;

a.     Mempersiapkan data-data awal.


b.    Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai
panduan Survey Pendahuluan / Recon dilapangan.

2.    Lingkup pekerjaan.

Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang  Highway Engineer,
yang meliputi pekerjaan antara lain:

a.     Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan didesain.
b.    Mempersiapan peta-peta dasar berupa :
 -  Peta link
-      Peta tata guna lahan
c.     Menetapkan awal dan akhir rencana pekerjaan dengan berkoordinasi
dengan dinas PU. Setempat.
d.    Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan, box culvert
/ gorong – gorong  dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin
akan terdapat pada route jalan tersebut.
e.     Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik dipusat
maupun didaerah termasuk juga mengumpulkan informasi  harga satuan /
upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang
berjalan.
f.      Mengumpulkan dan mempelajari laporan – laporan yang berkaitan dengan
wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan/jembatan yang akan
direncanakan.

3.    Persyaratan

Hasil  Persiapan Desain harus dipresentasikan untuk mendapat  Persetujuan [


dari team asistensi ] dan bila perlu mengadakan perbaikan – perbaikan / saran
– saran yang nantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.

 
BAB  III
  SURVEY PENDAHULUAN

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

1. Tujuan

Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey adalah survey yang


dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk
memperoleh data awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis
dan untuk bahan pekerjaaan selanjutnya.

Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan


terhadap survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi
dan geoteknik, survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis
konstruksi serta metode pelaksanaan sehingga diperoleh suatu perencanaan
detail desain yang matang, semua kegiatan recon survey harus dibuatkan
laporan sebagai data awal perencanaan.

2.  Lingkup Pekerjaan


Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang
sudah disetujui  sebagai panduan pelaksanaan survey recon dilapangan yang meliputi
kegiatan.

2.1   Studi literatur


Pada tahapan ini  Team harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder

2.2    Koordinasi dengan instansi terkait


Team melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi / unsur-
unsur terkait didaerah sehubungan dengan dilaksanakanya survey
pendahuluan.

2.3    Diskusi perencanaan di lapangan


Team  bersama sama melaksanakan survey dan mendiskusikanya dan
membuat usul perencanaan  dilapangan bagian demi bagian sesuai
dengan bidang keahlianya masing-masing serta membuat sketsa
dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda dilapangan
berupa patok dan dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-
masing yang akan difinalkan dikantor sebagai bahan penyusunan 
laporan setelah kembali .

2.4.     Recon Survey / desain Geometrik


1.    Menentukan awal proyek  ( Sta. 0 + 000 ) dan akhir proyek yang
tepat untuk mendapatkan overlaping yang baik dan memenuhi
syarat geometrik.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan,  diwajibkan


mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah
titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut:

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

Gambar 1. Koridor Pengambilan Data


           
2.    Mengidentifikasi medan secara stationing / urutan jarak dengan
mengkelompokan kondisi :  medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan / bukit curam dalam bentuk tabelaris.

3.    Mengidentifikasi / memperkirakan secara tepat  penerapan desain


geometrik ( alinemen horizontaal dan vertikal ) berdasarkan
pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh
Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan
melakukan pengukuran-pengukuran secara sederhana  dan
benar       ( jarak , azimut, kemiringan dengan helling meter ) dan
membuat sketsa desain alinemen horizontal maupun vertikal secara
khusus untuk lokasi - lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan
trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang
rencana trase jalan.

4.    Didalam penarikan perkiraan desain alinemen horizontal dan vertikal


harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi-lokasi : galian / timbunan, bangunan
pelengkap jalan, gorong gorong dan jembatan (oprit jembatan ),
persimpangan  yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa sketsa
serta tabelaris dilapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara
stasioning dari awal s/d akhir proyek yang nantinya akan
diasistensikan dan mendapatkan persetujuan dari team asistensi
recon.

5.    Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil


keputusan dalam pemilihan trase dengan anggota team yang saling
terkait dalam pekerjaan ini.

6.    Dilapangan harus diberi / dibuat tanda tanda berupa patok dan tanda
anjir dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan
interval 50 m untuk memudahkan tim pengukuran,  serta pembuatan
foto foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan
survey detail selanjutnya.

7.    Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan yang akan  timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat
mendekati final desain.

2.5.  Recon Survey  Topografi.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan adalah :
1.  Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

beton Bench Mark di awal dan akhir Proyek


2.  Mengamati kondisi topografi
3.  Mencatat daerah - daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus
serta , morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan
koridor
4.  Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5.  Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/titik yang akan
dijadikan referensi.

2.6.     Recon Bangunan Pelengkap Jalan


1.    Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi / Sta…. ,
perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan geometrik dengan
rencana jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.
2.    Untuk lokasi yang sudah ada existing perlu dibuatkan
infentarisasinya dengan lengkap antara lain Sta…. , jenis konstruksi,
dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan yang diperlukan.
3.    Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air
normal, muka air banjir dan muka air banjir tertinggi pernah terjadi
serta adanya tanda-tanda / gejala gejala erosi yang dilengkapi
dengan sket lokasi , morfologi serta karakter aliran sungai dan di
lengkapi foto foto jika diperlukan.
4.    Mendiskusikan dengan anggota team yang menguasai bidang
geometrik, geologi, amdal dan hidrologi apakah data-data dan usul
penempatan lokasi serta usul perencanaan / penanganan sudah
sesuai secara teknis.
5.    Membuat sket dan kalau perlu foto-foto  beserta catatan-catatan
khusus serta saran - saran yang sangat berguna dijadikan  panduan
dalam pengambilan data untuk perencanaaan pada waktu
melakukan survey detail nanti dan pengaruhnya terhadap
keamanan / kestabilan.

2.7.     Recon Survey Lalu Lintas.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan lalu lintas adalah :
1.    Menentukan lokasi (tempat) yang akan diambil data kendaraan, baik
untuk 40 jam, 24 jam, 12 jam, 6 jam dan 3 jam.
2.    Mengamati kondisi jalan serta bangunan pelengkap lainnya.
3.    Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi yang penting
4.    Memperkirakan lebar perkerasan yang akan diterapkan dalam disain
berikutnya pada kondisi tertentu yang perlu untuk diadakan pelebran
5.    Membuat rencana kerja untuk tim survey.

2.8.     Recon Survey Geologi dan Geoteknik.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik
adalah :
1.    Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan
karakteristik dan sipat tanah dan batuan.
2.    Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang
lokasi pekerjaan
3.    Memberikan rekomendasi pada Higway Enggineer berkaitan dengan
rencana trase jalan yang akan dipilih.
4.    Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus.(rawan longsor,
gambut, dll)
5.    Mencatat lokasi yang akan dlakukan pengeboran maupun lokasi
untuk test pit.
6.    Membuat rencana kerja untuk tim survey detail

2.9.     Recon Survey Hidrologi/Hidraulik.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan hidrologi/Hidraulik 
adalah:

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

1.     Mengumpulkan data curah hujan.


2.     Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3.    Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan
dengan dengan bentuk dan kemirngan yang akan mempengaruhi
pola aliran.
4.     Mengamati tata guna lahan
5.     Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6.     Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7.     Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8.     Mengamati karakter aliran sungai / morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang diperlukan
untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan berikut

2.10. Recon Survey Upah dan Harga Satuan.


Mengumpulkan harga satuan dan upah, dengan cara koordinasi dengan
instansi terkait.

3     Persyaratan

Seluruh kegiatan survey pendahuluan dalam proses pengambilan data  harus


menggunakan format yang telah disediakan seperti yang tercantum dalam
data lampiran Survey Pendahuluan.
 
BAB  IV
PENGUKURAN TOPOGRAFI

1.        Tujuan

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data


koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan didalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1:1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik
jalan, serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan
longsoran.

1.            Lingkup Pekerjaan

2.1   Pemasangan patok-patok

-          Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm


atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan
diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang
aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada
setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1
(satu) pasang di setiap sisi sungai/alur dan 1 (buah) disekitar sungai
yang posisinya aman  dari gerusan air sungai.

-    Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang  tampak diatas


tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana
Wilayah, notasi dan nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang
sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

-    Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian
atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat,  bagian yang masih

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus,
perlu ditambahkan patok bantu.

-    Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar


patok diberi tanda-tanda khusus.

-    Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok,


misalnya diatas permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu,
maka titik-titik poligon dan sipat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

2.2.  Pengukuran titik kontrol horizontal

-    Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon,


dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
-    Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
-    Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit
jenis T2  atau yang setingkat.
-          Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dan untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase yang
diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan
menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System). Setiap
pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar
biasa).

2.3.     Pengukuran titik kontrol vertikal

-          Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri /


pembacaan pergi- pulang.
-          Pengukuran sipat datar harus mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sipat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
-          Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala
benar, jelas dan sama.
-          Pada setiap pengukuran sipat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan harus
dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
-          Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.

2.4.   Pengukuran situasi

-        Pengukuran situasi dilakukan  dengan sistem tachimetri, yang mencakup


semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan,
rumah, gedung dan sebagainya.
-      Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran
dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi
yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan
dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
-        Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

2.5.   Pengukuran Penampang Melintang.

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan


persyaratan:

Lebar Interval, Interval,


Kondisi koridor, (m) (m)
(m)  Jalan baru Jembatan/
Longsoran
-        Datar, landai, dan 75 + 75 50 25
lurus
-        Pegunungan 75 + 75 25 25
-        Tikungan 50 (luar) + 25 25
100 (dalam)
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit.

2.6.   Pengukuran Khusus (untuk Jembatan)

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya :


perpotongan rencana trase jalan dengan sungai, dan/atau jalan yang
sudah ada.

a.   Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai


                   
-        Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m
dari perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang
masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.

-        Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing


100 m dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

 b.  Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada .

-        Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-


masing 100 m dari perkiraan titik perpotongan dengan interval
pengukuran penampang melintang sebesar 25 meter.

-        Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang


-        dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

 
1.          Persyaratan

3.1.     Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.

       Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan
harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :

a.  Pemeriksaaan theodolit:


-            Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
-            Sumbu II tegak lurus sumbu I.
-            Garis bidik tegak lurus sumbu II
-            Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
-            Kesalahan indeks vertikal = 0.
b.  Pemeriksaan alat sipat datar:

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

-            Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
-            Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan
dalam laporan.

3.2.     Ketelitian dalam pengukuran.

Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :


a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik
poligon.
b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

3.3.     Perhitungan

-    Pengamatan matahari.
Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada tabel
almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD
untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.

-    Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara
pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya.
Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi
harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang
lebih pendek mendapatkan  koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.

 
-    Perhitungan sipat datar.
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian
0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.

-    Perhitungan Ketinggian detail.


Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang
dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.

-    Seluruh perhitungan harus menggunakan sistim komputerisasi

3.2.     Penggambaran .

-        Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk


jalan dan 1:500 untuk jembatan .
-        Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm
-        Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis
(x) dan ordinat (y)-nya.
-        Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
-        Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan
dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
-        Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi
tanda khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

melintang harus digambarkan pada gambar poligon, sehingga membentuk


gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.

 
BAB V
INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN

1.        Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum
mengenai kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada
ruas jalan yang ditinjau.

2.        Lingkup pekerjaan

2.1    Inventarisasi Kondisi Permukaan  Jalan


Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m
yang tercatat selama berkendaraan.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
1)  Lebar perkerasan yang ada dalam meter.
2)  Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag,
Penetrasi Macadam dll.
3)  Nilai Kekasaran Jalan  yang dapat diperoleh dari hasil survai NAASRA
Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan
ketentuan skala sebagai berikut : (hanya untuk peningkatan jalan)

RCI Kondisi Visual Tipe Permukaan Tipikal

8 – 10 Sangat rata Hotmix (AC dan HRS) yang halus,


baru dibuat/ditingkatkan dengan
beberapa lapisan aspal.

7–8 Sangat baik/rata Hotmix setelah dipakai beberapa


tahun atau lapisan tipis hotmix
diatas Penetrasi Macadam dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi disekitar ruas jalan
yang ditingkatkan.

6–7 Baik Hotmix lama, Nacas / Lasbutag


baru.
5–6 Cukup, sedikit/ tak
adalubang,permuka- Penetrasi Macadam, Nacas baru
an  rata. atau Lasbutag berumur beberapa
tahun.
3–4 Jelek, kadang-
kadang berlubang,
tidak rata. Penetrasi Macadam berumur 4-5
tahun,  jalan kerikil tak terawat.
2–3 Rusak berat

1–2 Tak dapat dilalui ke- Semua type perkerasan yang


cuali leh jeep 4 WD. sudah lama tidak terpelihara.

4)  Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti
saluran samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase
samping, jarak pagar/ bangunan pendudung / tebing kepinggi
perkerasan.
5)      Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.


6)      Data yang diperoleh dicatat di dalam format  Inventarisasi Jalan
(Highway Geometric Inventory), per 200 meter.
7)      Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1
(satu) buah foto per 200 meter.
8)      Foto ditempel pada format yang standar . dengan mencantumkan hal-
hal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah
pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.

2.2   Inventarisasi Jembatan


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
existing jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sbb :
1)   Nama, lokasi  dan kondisi jembatan.
2)   Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas dan jenis
lantai.
3)   Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan.
4)   Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar.
5)   Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan
yang diambil dari arah memanjang dan melintang. Foto ditempel pada
format yang standar

3.     Persyaratan

         Proses pengambilan data atau inventarisasi harus menggunakan format standar
seperti terlihat pada lampiran invebtarisasi jalan dan untuk jembatan mengacu
pada BMS.

 
BAB  VI

SURVEY LALU LINTAS

1. TUJUAN

Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi jalan yang ada,
kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi  jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan
tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalulintas harian rata-
rata  sebagai dasar perencanaan jalan dan jembatan.

2. Lingkup pekerjaan

Survey lalulintas meliputi kegiatan:

2.1.Survey  volume kendaraan dilakukan ditiga tempat yaitu:


1.    Ruas jalan
2.    Simpang tiga jalan
3.    Simpang empat jalan

Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari
arah belakang harus dicatat  selama 24 jam pada daerah padat, serta 12

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

jam pada daerah yang tidak padat, dengan interval waktu 3 jam
Setiap lajur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1 orang 1
counter serta format survey yang telah ditentukan 

2.1.1.  Pos-pos  Perhitungan Lalu Lintas yang terbagi dalam beberapa tipe
pos :

a.     Pos Kelas A : yaitu pos perhitungan lalau lintas yang terletak
pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan
mempunyai LHR > 10.000 kendaraan.
b.    Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak
pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan
mempunyai 5.000 < LHR< 10.000 kendaaan.
c.     Pos Kelas C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak
padda ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan
mempunyai LHR < 5.000 kendaraan.

2.1.2.    Pemilihan Lokasi Pos

a.   Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata dari
ruas jalan tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang
tidak mewakili ruas (commuter traffic).
b.  Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk
kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan
dengan mudah dan jelas,
c.   Lokasi pos tidak dapat ditempatakan pada persilangan jalan.

2.1.3.    Tanda pengenal Pos

Setiap  pos perhitungan lalu lintas rutin mempunyai nomor


pengenal, terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit
angka. Huruf besar A,B,dan C memberikan identitas mengenai tipe
kelas pos perhitungan.

Tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas jalan


dimana pos-pos tersebut tergeletak.

Apabila pada suatu  ruas jalan mempunyai pos perhitungan lebih


dari satu, maka kode untuk pos kedua, digit pertama diganti
dengan 4 dan seterusnya. Urutan pos hendaknya dimulai dari
kilometer kecil kearah kilometer besar pada ruas jalan tersebut.

Contoh:

1.    Di ruas jalan 002 ada beberapa pos kelas A penulisan nomor
posnya : A002; A302; A402 sampai A902.

2.    Di ruas jalan 157 ada beberapa pos kelas B, penulisan nomor
posnya : B157; B357; B457; sampai dengan B957.

3.    Di ruas jalan 057 ada beberapa pos kelas C, penulisan nomor
posnya: C057; C357; C457 samapai dengan  C957.

2.1.4.    Periode Perhitungan

a.   Pos Kelas A


Untuk Pos Kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40
jam selama 2 hari, mul;ai pukul 06.00 pagi pada hari pertama
dan berakhir pada 22.00 pada hari kedua. Perhitungan ini

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

diulang empat kali selama satu tahun sesuai jadual yang telah
ditentukan

Pembina jalan akan menginformasikan jadual perhitungan pada


awal tahun anggaran. Apabila ada perubahan jadual, waktu
survei akan ditentukan lebih lanjut oleh pembina jalan yang
bersangkutan.

b.    Pos Kelas B


Untuk pos kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos
kelas A.  Pelaksanaan perhitungan pada pos-pos kelas B sesuai
jadual yang telah ditentukan.

c.     Pos Kelas C


Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul
06.00 pagi dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari yang sama
yang ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan. Perhitungan ini
diulang empat kali selama satu tahun sesuai jadual yang telah
ditentukan.

2.1.5.    Pengelompokan Kendaraan (RTC-Manual)


Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 8
kelompok mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor.

              Jenis Kendaraan yang masuk kelompok ini adalah


             
Golongan /
Kelompok
1 Sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan
kendaraan bermotor roda 3

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

2 Sedan, Jeep, dan Station Wagon.


3 Opelet, Pick-up opelet, Suburban, Combi, Minibus
4 Pick-up, Micro Truck dan Mobil hantaran atau
Pick-up Box
5a Bus Kecil
5b Bus Besar
6 Truk 2 sumbu
7a Truk 3 cumbu
              Jenis Kendaraan yang masuk kelompok ini adalah
             
Golongan /
Kelompok
7b Truk Gandengan
7c Truk Semi Trailer
8 Kendaraan tidak bermotor, sepeda, becak,
andong/dokar, gerobak sapi

      Pengenalan ciri kendaraan :

1.    Sepeda Kumbang: sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max)


2.    Kendaraan bermotor roda 3 antara lain: bemo dan bajaj.
3.    Kecuali Combi, umumnya sebagai kendaran penumpang umum
maximal 12 tempat duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-
up yang diberi penaung kanvas/pelat dengan rute dalam kota dan
sekitarnya atau angkutan pedesan.
4.    Umumnya sebagai kendaraan barang maximal beban sumbu
belakang 3,5 ton dengan bagian belakang sumbu tunggal roda
tunggal (STRT).
5a. Bus Kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum  dengan
tempat duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini,
elf dengan bagian belakang sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan
panjang kendaraan maximal 9 m dengan sebutan bus ¾ .
5b. Bus Besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan
tempat duduk antara 30 s/d 50 buah, sperti bus malam,bus kota,
bus antar kota yang berukuran 12 m (+) dan STRG.
6.  Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan beban
sumbu belakang antara 5-10 ton (MST 5,8,10 dan STRG)
7a.  Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan 3 sumbu
yang letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda).
7b. Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no. 6 dan 7 yang diberi
gandengan bak truk dan dihubungkan dengan batang segitiga.
Disebut juga Full Trailer Truck.
7c. Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan
yang terdiri dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang
dihubungkan secara sendi dengan pelat dan rangka bak yang
beroda belakang yang mempunyai 2 atau 3 sumbu pula.

3.        Persyaratan

       Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku   
Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

BAB VII

SURVEY KONDISI PERKERASAN JALAN

1.        Tujuan

       Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
perkerasan yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan,
daya dukung tanah dasar  dan susunan/lapisan perkerasan.

2.     Lingkup pekerjaan

2.1. Pemeriksaan Lendutan Balik dengan Benkelman Beam


  Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.  Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan
menggunakan jembatan timbang atau dengan alat lain yang telah
terbukti dapat dipakai untuk pengukuran beban gandar,dan hasil
pengukuran beban gandar harus dicatat dengan jelas.

b.  Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunyai ukuran yang
standar misalnya ,perbandingan batang 1:2.Dimensi geometrik dari
Benkelman Beam harus dicatat dengan jelas.

c.  Alat pembacaan (dial gauge) lendutan harus pada kondisi yang baik
dan skala ketelitian pembacaan jarum penunjuk harus dicatat.

d.  Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan


setiap 200 m sepanjang ruas jalan beraspal yang telah ditetapkan.

e. Hal-hal yang khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama


daerah yang dilalui, cuaca, waktu peninggian permukaan jalan dan
sebagainya harus di catat.

f.   Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas (Patok
Km/Sta).

2.2.     Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan  alat DCP (Dynamic Cone
Penetrometer)
  Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebaga
berikut :
a.  Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
ukuran yang ada.
b.  Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 m.
c.  Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan
tanah dasar.
d.  Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada
seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.

e.  Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan


lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat
keras (lapis batuan).
f.   Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase,
cuaca, waktu dan sebagainya.
g.  Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
    

2.3. Analisa data lapangan, disain dan gambar-gambar.


Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan harus

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

mengadakan analisa data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sbb :

a. Analisa lendutan balik atau CBR


    Perlu produk : ”Buku Laporan” hasil komputer (seluruh paket menjadi
satu buku laporan).
Lendutan balik rencana ataupun nilai CBR rencana, ditentukan dengan
menggunakan program komputer yang tersedia, dimana untuk :

Lendutan balik (D) ditentukan berdasarkan formula :

  D = x + 1,64 s

Dimana :
D = lendutan balik rata-rata pasa section tertentu.
s = standar deviasi pada section tertentu.

Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :


CBR (disain) = CBR (rata-rata) – 1,64 std. Deviasi.

b. Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai


karakteristik seragam dalam beberapa variabel desain seperti :

1.    Lebar perkerasan yang ada / rencana.


2.    Lendutan balik rencana atau
3.    Nilai CBR rencana
4.    Nilai beban lalu-lintas
5.    Perubahan gambar.

c. Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan yang


sesuai untuk suatu daerah tertentu.
Type perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah type yang
sekarang dipakai di Bina Marga.

d. Melakukan desain tebal perkeasan tambahan menurut metoda yang


telah ditetapkan .

3.     Persyaratan

         Untuk pelaksanaan kegiatan Benkelman Beam kendaraan Truk harus sesuai
dengan muatan gandar yang di syaratkan pada survey BB yaitu 8.2 ton dengan
tekanan angin ban sebesar 80 Psi (harus sesuai dengan SNI. 03-2416-1991),
sedangkan untuk kegiatan DCP (harus sesuai dengan SNI 03 – 1743 –1989),
proses pengambilan data harus mengacu pada format yang telah standar
seperti terlihat dalam data lampiran.

 
BAB  VIII

SURVEY HIDROLOGI  DAN HIDRAULIK

1.     T u j u a n

Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada  ( sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training


(pengarah arus) yang diperlukan.

2       Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:         

a.     Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan
(catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi
terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.

b.    Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong,


jembatan, selokan yang meliputi: lokasi , dimensi, kondisi, tinggi muka air
banjir.

c.     Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit
dan tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.

d.    Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan
dalam proses perencanaan yang aman.

e.     Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.

f.         Menentukan rencana elevasi aman untuk  jalan/jembatan  termasuk


pengaruhnya akibat adanya bangunan air ( aflux).

g.    Merencanakan bangunan pengaman jalan / jembatan terhadap gerusan


samping  atau horisontal dan vertikal.

1.        Persyaratan

Proses analisa perhitungan harus mengacu pada standar nasional Indonesia


(SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk
Bangunan di Sungai)

BAB IX
PERENCANAAN TEKNIS

1       Tujuan

Tujuan dari perencanan teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,
perkerasan, jembatan, struktur bangunan pelengkap,lansekap, sampai dengan
penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu perencanaan
yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.

2.     Lingkup pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan ini :


a.     Merencanakan geometrik jalan dan jembatan dengan memperhatikan
stabilitas lereng.
b.    Merencanakan jenis serta tebal perkerasan.
c.     Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan.
d.    Merencanakan lansekap jalan.
e.     Menyiapkan dokumen lelang.
         

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

3.     Persyaratan

3.1     Perencanaan Geometrik

1.  Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).

2.  Perencanaan Drainase


Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar
Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03 – 3424 – 1994.

3.  Keselamatan Lalu-lintas


Dalam perencanaan  harus dipertimbangkan aspek keselamatan
pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska
konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen  yang
direncanakan memenuhi persyaratan desain  yang ditetapkan dan
sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

4.  Perangkat Lunak Perencanaan.


Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan
menggunakan perangkat lunak yang kompatibel seperti perangkat
lunak MOSS atau AD-CAD.

Pada prinsipnya pekerjaan ini menggunakan metoda desain yang


disederhanakan dengan menggunakan program komputer yang sudah
dikembangkan oleh Prasarana Wilayah dalam Road Design System.
Untuk maksud tersebut diatas Perencana  terikat kepada metoda yang
telah ditetapkan yaitu :

a.     Petunjuk Pengambilan Data Lapangan untuk Program Peningkatan


Jalan diterbitkan oleh Subdit. Penyiapan Standar dan Pedoman, Dit.
BINTEK .
b.    ”Optimising of Overlay Design in Indonesia”, Corne, 1983.
c.     Bahan-bahan Overlay Design Course yang diselenggarakan oleh
Central Design Course yang diselenggarakan oleh Central Office –
BIPRAN pada bulan April 1987.

Untuk mendapat keseragaman metoda dan hasil desain, diwajibkan 


membuat desain dengan paket program komputer yang telah
disediakan oleh Prasarana Wilayah.

3.2.    Stabilitas Lereng


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi
tentang berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian
yang aman dari keruntuhan.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang


sifat fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung
(undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f


= sudut geser tanah dan gw = berat isi tanah .
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum
yang aman ) dilakukan dengan menggunakan rumus dan Grafik Taylor.

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

Dimana : Na  =   Angka Stabilitas Taylor


              C  =   Kohesi tanah (Ton/m2)
              H  =   Tinggi lapisan tanah (m)
    gw =  Berat isi tanah basah (Ton/m3)
    Fk =  Faktor keamanan ( FK > 1,251                  (lereng
aman )

Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam
tanah (f) dengan sudut lereng desain (a) kedalam grafik Taylor
(terlampir).

Faktor lereng (F) digunakan asumsi :


FK > 1,251                 lereng aman
FK = 1,251                 lereng dalam keseimbangan
FK < 1,251                 lereng tidak aman

3.3.    Stabilitas badan jalan


Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi
yang ada, jenis dan karekteristik batuan, dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu
gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan
longsoran yang mungkin terjadi  (hasil analisis) akibat jenis, arah dan
struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat
pembangunan jalan. Untuk ketiga hal diatas harus diidentifikasi jenis
gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.

Lampiran; Grafik Taylor

0.30

ANGKA 0.25
KESTABILAN
(No) 0.20

0.15

0.10

0.05

00 10 0 20 0 30 0 40 0 50 0 60 0 70 0 80 0 90 0

KEMIRINGAN LERENG ( alpha )

3.4.  Perencanaan Perkerasan

1.  Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan kontruksi perkerasan jalan

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

dalam pekerjaan ini adalah:

a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan


Metoda Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)),
b.  “A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in
tropical and sub-tropical countries”, Overseas Road Note 31,
Overseas Centre, TRL, 1993.
c . AASTHO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
d.  Ausroads Pavement Design 2000

2.         Analisis Lalu-lintas


Tim harus melakukan analisis data lalu-lintas  (LHR yang dikonversi
kedalam nilai ESA) untuk penetapan  konstruksi yang akan dipakai.

3.         Pemilihan Jenis Bahan Material


Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat
sesuai dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat
tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim
harus mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan
sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi .

3.5. Perencanaan Struktur (Jembatan)


Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik
bangunan atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah:
a.     Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No.
1.2.28, UDC: 624.042: 624.2,
b.    Bridge Design Code and Manual (BMS’92).

3.6. Perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan


Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan
pelengkap dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :
a.     Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang
– Undang Lalulintas No.14 Tahun 1992.
b.    Standar Box Culvert (Bipran 1992)
c.     Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002)

3.7.     Penggambaran


1.  Rancangan (Draft) Perencanaan Teknis
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap
detail perencanaan dan mengajukannya kepada Tim Asistensi untuk
diperiksa dan disetujui.

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep


perencanaannya antara lain :

a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala


1:1.000 untuk jalan dan 1: 500 untuk jembatan dengan interval
garis tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang
dibutuhkan.
b.    Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal
1:1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal
1:100 yang mencakup data yang dibutuhkan.
c.  Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik
STA (interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus
dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang
dibuat dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potongan melintang harus mencakup:
-    Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
-    Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

-    Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan


- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d.  Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus
digambar dengan skala yang pantas dan memuat semua
informasi yang diperlukan antara lain:
-    Gambar konstruksi existing yang ada.
-    Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada
ketinggian yang berbeda-beda.
-        Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.
-        Rincian konstruksi perkerasan
-        Penampang bangunan pelengkap
-        Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
-        Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)

e.  Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan


pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya.
f.   Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan
g.  Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

2.  Gambar Rencana Akhir (Final Design)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan
perencanaan disetujui oleh Tim Asistensi dengan memperhatikan
koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang
telah diperbaiki dan dilengkapi dengan :

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.


b. Daftar isi
c.   Peta lokasi proyek
c. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
d. Daftar simbol dan singkatan.
e. Daftar bangunan pelengkap dan volume
f.  Daftar rangkuman volume pekerjaan.

3.8.     Perhitungan kuantitas pekerjaan Pelaksanaan Fisik.

a.  Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai


dengan spesifikasi yang dipakai,
b.  Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan.
Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata
pembayaran (pay item)

3.9.     Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik .(Engineer’s Estimate)

1.  Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan
2.  Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk
semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa
Harga Satuan No. 028/T/BM/1995 yang diterbitkan Direktorat
Jenderal Bina Marga.
3.  Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan
konstruksi.

3.10. Spesifikasi.

1.  Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi yang berlaku di


lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah.
2.  Bila diperlukan, Tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.


3.  Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh
Proyek.

BAB X

KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN

1.      Tujuan

Tujuan dibuatnya ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah untuk


mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan sesuai dengan
standar yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah.
 
2.     Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli
         
2.1   Ketua Tim  (Team Leader)
       Tugas utama ketua tim  adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut:
-      Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan
dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan,
-        Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil
keseluruhan pekerjaan.

2.2     Ahli Teknik Jalan Raya (Highway Engineer)


         Tugas ahli teknik jalan raya adalah:

-  merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan


perencanaan teknis jalan yang mencakup pelaksanaan survey,
pemilihan trase, perencanaan geometrik, perkerasan jalan dan
bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa
rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah.

-  melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data lalu


lintas, analisis dan menyusun rencana mengenai hal-hal yang
menyangkut lalu lintas didalam perencanaan  konstruksi jalan dan
jembatan.

2.3     Ahli Teknik Pengukuran (Geodetic Engineer)

-  merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan


pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey pengukuran,
pengolahan data pengukuran, dan penggambaran data pengukuran,
serta harus menjamin bahwa gambar pengukuran yang dihasilkan
adalah benar, akurat, dan siap digunakan untuk tahap perencanaan
teknis jalan dan jembatan.

2.4       Ahli Teknik Tanah dan Bahan (Soil & Material Engineer) / Ahli Teknik
Hidrologi / Ahli Lingkungan

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

       Tugas ahli Teknik Tanah & Bahan/Ahli Teknik Hidrologi/Ahli Lingkungan 
adalah :

a.     merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup


pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium,
pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-perhitungan
mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan
perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang  rinci mengenai
kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan
teknis jalan dan jembatan.

b.    merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup


pelaksanaan pengumpulan data hidrologi, pengolahan dan analisis
data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi untuk
perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus
menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang  rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air
permukaan untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan.

c.     melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data,


analisis dan menyusun rekomendasi mengenai hal-hal yang
menyangkut aspek lingkungan akibat pekerjaan konstruksi jalan.

2.5     Ahli Kuantitas / Estimasi Biaya

        Tugas ahli kuantitas / estimasi biaya adalah:

-  melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data


harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan
pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan
jembatan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan
akurat.

3.     Peryaratan
       Persyaratan tenaga ahli S1 sesuai dengan bidang keahliannya dengan
pengalaman minimal 3 tahun, untuk D3 minimal 5 tahun. Persyaratan tenaga
asisten  jika S1 minimal berpengalaman minimal 3 tahun, jika D3  dengan
pengalaman di bidangnya minimal 5 tahun, mempunyai sertifikat serta pernah
menangani (ikut terlibat) dalam proses  perencanaan baik jalan maupun
jembatan.

Khusus untuk Ketua Tim (Team Leader) minimal S1, juga harus memiliki
pengalaman dibidangnya minimal 5 tahun.
Setiap tenaga ahli harus dibantu dengan seorang asisten.
Rangkuman kriteria tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Lama
Jabatan/ Jml yg
No Pendidikan Pengalaman Sertifikasi Ket
Penugasan dibutuhkan
Minimum

Profesional Staff
I. 1 S1 Teknik Ahli Perenc.
Team Leader 5 Tahun
Sipil Jbt./Trans.

S1 Teknik
3 Tahun Ahli Perenc.
Highway Engineer Sipil
1 Jbt./Trans.

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

D3 Teknik Ahli Perenc.


5 Tahun
Sipil Jbt./Trans

S1 Teknik
Geodetic/Geotechnical 3 Tahun Ahli Perenc.
Sipil
Engineer 1 Jbt./Trans.
D3 Teknik Ahli Perenc.
5 Tahun
Sipil Jbt./Trans

S1 Teknik
3 Tahun Ahli Perenc.
Sipil
Soil & mat Engineer 1 Jbt./Trans.
D3 Teknik Ahli Perenc.
5 Tahun
Sipil Jbt./Trans
S1 Teknik Ahli Perenc.
3 Tahun
Quantity dan Cost Sipil Jbt./Trans
1
Estimator D3 Teknik Ahli Perenc.
5 Tahun
Sipil Jbt./Trans
II Sub Profesional S1. Tek.Sipil 2 Tahun
Staff 1 S0/D3
Ass. Highway Engineer 4 Tahun
Tek.Sipil

S1. Tek.Sipil 2 Tahun


Ass. Geodetic/ -
1
Geotechnical Engineer S0/D3
4 Tahun -
Tek.Sipil
S1. Tek.Sipil 2 Tahun -
Ass. Soil & mat
1 S0/D3
Engineer 4 Tahun -
Tek.Sipil
Ass. Quantity dan Cost S1. Tek.Sipil 2 Tahun -
Estimator 1 S0/D3
4 Tahun -
Tek.Sipil
III. Technician S1. Tek.Sipil 0 Tahun -
S0/D3
3 1,5 Tahun -
Surveyor Tek.Sipil
SLTA/D1/D2 4 Tahun
Lab. Technician S1. Tek.Sipil 0 Tahun -
1 S0/D3
1,5 Tahun
Tek.Sipil
SLTA/D1/D2 4 Tahun -

BAB  XI
PELAPORAN

1.        TUJUAN

Kegiatan ini bertujuan untuk  melengkapi data perencanaan serta sebagai


bahan  pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan
secara detail dan lengkap

2.        Laporan
Laporan  yang harus dibuat :

A.     Laporan Administrasi antara lain:

1.    Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan
rencana kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back
untuk perbaikan.

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

2.   Laporan Survey Pendahuluan


Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada
survey pendahuluan yang memuat :
a.      Foto dokumentasi
b.     Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya
c.       Analisa bahan perencanaan
d.     Laporan teknis

3.  Laporan Bulanan


Berupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap
bulan, total kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta
sebab-sebabnya. Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk
mengatasinya dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk
mengatasi  keadaan tersebut diatas. Juga termasuk semua  kajian ulang
yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.

4.  Laporan Akhir (Final Report)


Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian
pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan
perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

B.  Laporan Teknis yang dihasilkan


           
1.   Laporan perencanaan  
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan
masing-masing laporan berisi :
-      Daftar isi
-      Peta lokasi proyek
-      Daftar bangunan pelengkap
-      Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
bangunan bawah beserta   pondasinya, Drainase, jalan dan lain-lain.
-      Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A1, untuk
kemudian diperkecil menjadi    A3.

2.   Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap
item pekerjaan  yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan
perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan
sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
-   Daftar isi
-   Peta lokasi proyek
-   Daftar bangunan pelengkap/jembatan
-   Perhitungan perkiraan kuantitas
-    Analisa biaya
-   Perkiraan biaya
   
3.   Laporan penyelidikan tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-
kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
-   Data proyek.
-   Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
-   Kondisi morfologi sepanjang lokasi
-   Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan
-   Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta
penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan
diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi notasi
sesuai dengan Lampiran 1-D

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

-   Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan


hasil diskripsi secara visual.
-   Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran
tanah disiapkan dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai
dengan standar pewarnaan geologi dan diberi notasi.
-   Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
-   Analisis longsoran sepanjang trase jalan
-   Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume
cadangan).
-   Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dsb.) beserta
lokasinya.
-   Rekomendasi
 

4.   Laporan Topografi


Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai
hal-hal berikut:
-   Data proyek.
-      Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
-      Kegiatan perintisan untuk pengukuran
-      Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal
-      Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal
-      Kegiatan pengukuran situasi
-      Kegiatan pengukuran penampang melintang
-      Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)
-      Perhitungan dan penggambaran
-      Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya
-      Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk
keperluan perencanaan jalan
-      Deskripsi BM (sebagai lampiran)
-      Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan

5.   Laporan Hidrologi


Laporan  mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
-      Data proyek.
-      Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
-      Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil
-      Analisis/perhitungan
-      Penentuan dimensi dan jenis bangunan air
-      Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan

6.   Laporan Inventarisasi Jalan dan Jembatan


Hasil dari survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi
yang memuat:
1.  Foto dokumentasi
2.  Data lapangan
3.  Usulan penanganan
4.  Laporan teknis

7.   Laporan Survey Lalulintas


Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang
berisi:
1. Foto dokumentasi
2. Data lapangan
3. Perhitungan

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

4. Laporan teknis (hanya untuk peningkatan jalan)

8.   Laporan Survey Kondisi Perkerasan Jalan


Hasil penyelidikan dibuat dalam satu laporan lengkap yang memuat :
1.    Data lapangan
2.    Perhitungan
3.    Usulan penanganan sementara
4.    Laporan teknis

DASAR ACUAN PERATURAN PERENCANAAN

1. Undang-undang  No. 5 Tahun 1974, tentang pokok-pokok  Pemerintahan


Daerah.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1980, tentang Jalan.
3. Undang-undang No. 14  tahun 1992, tentang LLAJ.
4. Undang-undang No. 24  tahun 1992, tentang Penataan Ruang.
5. Undang-undang No. 23  tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985 tentang Jalan.
7. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
8. Keputusan Presiden No. 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi 
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
9. Keputusan Menteri KLH No. 02/MENKLH/6/1988 tentang Pedoman Penetapan
Baku Mutu Lingkungan.
10. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-12/MENLH/3/1994, tentang
Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
11. Peraturan Daerah terkait (PERDA)

 
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

.........., ....................20.....
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten .....

...........................
NIP.

Diposkan oleh Ghondez Dagadu di 03.16

Label: Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi

Tidak ada komentar:

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]


Dagadu: Kerangka Acuan Kerja

Poskan Komentar

Beri komentar sebagai:

Publikasikan Pratinjau

Beranda Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

http://ghondez-dagadu.blogspot.com/2012/03/kerangka-acuan-kerja.html[2/14/2013 5:49:48 PM]

Anda mungkin juga menyukai